You are on page 1of 34

Pedoman Internal Manual Mutu Puskesmas Cibatu 2016

PEDOMAN INTERNAL MANUAL MUTU


UPT PUSKESMAS CIBATU
TAHUN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN CIREBON


DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS CIBATU
Jl. Otto Iskandar Dinata No. 40 Tegalsari Cibatu Kab. Cirebon

0
Pedoman Internal Manual Mutu Puskesmas Cibatu 2016

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1


A. Latar belakang ............................................................................... ....... 1
B. Tujuan Pedoman ....................................................................................1
C. Ruang Lingkup Pelayanan ..................................................................... 2
D. Batasan Operasional ..............................................................................2
E. Landasan Hukum ...................................................................................5
BAB II STANDAR KETENAGAAN ............................................................. 6
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia ......................................................... 6
B. Distribusi Ketenagaan ............................................................................ 7
C. Jadual Kegiatan .................................................................................... 8
BAB III STANDAR FASILITAS ..................................................................... 9
A. Denah Ruang ......................................................................................... 9
B. Standar Fasilitas .................................................................................... 9
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN .................................................... 12
BAB V LOGISTIK ..................................................................................... 13
BAB VI KESELAMATAN PASIEN ............................................................. 17
BAB VII KESELAMATAN KERJA .............................................................. 20
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU .............................................................. 22
BAB TANGGUNGJAWAB MANAJEMEN .............................................
A. Komitmen Manajemen ..........................................................................
B. Fokus pada Sasaran/Pasien .................................................................
C. Kebijakan Mutu .....................................................................................
D. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dan Pencapaian .....................
Kinerja mutu ..........................................................................................
E. Tanggungjawab dan Wewenang Personal Organisasi ..........................
F. Wakil Manajemen Mutu .........................................................................
G. Komunikasi Internal ...............................................................................
BAB TINJAUAN MANAJEMEN .............................................................
A. Umum ....................................................................................................
B. Masukan Tinjauan Manajemen .............................................................
C. Luaran Tinjauan ....................................................................................
BAB IX PENUTUP .................................................................................... 25

1
Pedoman Internal Manual Mutu Puskesmas Cibatu 2016

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan dasar yang amat penting di
Indonesia. Puskesmas merupakan unit yang strategis dalam mendukung terwujudnya
perubahan status kesehatan masyarakat menuju peningkatan derajat kesehatan yang
optimal. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal tentu diperlukan upaya
pembangunan sistem pelayanan kesehatan dasar yang mampu memenuhi kebutuhan
mayarakat.
Pelayanan kesehatan bermutu yang berorientasi pada kepuasan pelanggan
atau pasien menjadi strategi utama bagi organisasi kesehatan di Indonesia, agar tetap
eksis ditengah persaingan global yang semakin kuat. Salah satu strategi yang paling
tepat dalam mengantisipasi adanya persaingan terbuka melalui pendekatan mutu
paripurna yang berorientasi pada proses pelayanan bermutu, dan hasil pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan keinginan pelanggan atau pasien. Dimensi mutu
tersebut menyangkut mutu bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan, maupun
penyelenggara pelayanan kesehatan.
Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator kualitas pelayanan. Dan
banyaknya pengunjung pasien ke Puskesmas tidak lepas dari kebutuhan akan
pelayanan kesehatan dan kepuasan pelanggan yang diperoleh berdasar pengalaman
sebelumnya.
Penilaian keberhasilan Puskesmas dapat dilakukan oleh internal organisasi
Puskesmas yaitu berupa penilaian Kinerja Puskesmas mencakup Managemen Sumber
Daya Tenaga, alat, obat, keuangan dan sistem informasi managemen Puskesmas.
Untuk menjamin bahwa perbaikan mutu, peningkatan kinerja dan penerapan
managemen resiko dilaksanakan secara berkesinambungan, maka perlu dilaksanakan
penilaian oleh pihak eksternal dngan menggunakan standar yang telah ditetapkan
melalui mekanisme akreditasi.
Akreditasi Puskesmas adalah suatu pengakuan yang diberikan oleh pemerintah
pada Puskesmas, karena telah memenuhi standar yang ditetapkan. Adapun tujuan
akreditasi Puskesmas adalah meningkatkan mutu pelayanan kesehatan promotif,
preventif dan upaya pelayanan klinis dasar, sehingga kebutuhan masyarakat Indonesia
tentang kesehatan terpenuhi.

2
Pedoman Internal Manual Mutu Puskesmas Cibatu 2016

B. Tujuan Pedoman
Tersedianya pedoman bagi Kepala Puskesmas, penanggung jawab dan
pelaksana pelayanan Puskesmas, dalam melakukan pelayanan di Puskesmas.
Sehingga pelayanan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana serta memperolah
hasil sesuai dengan yang diharapkan.

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat, untuk menyelenggarakan
pelayanan kesehatan dasar, menyeluruh, dan terpadu bagi seluruh masyarakat di
wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok dan membina peran serta masyarakat.
Pengertian dari pelayanan kesehatan dasar, menyeluruh, dan terpadu disini,
adalah upaya pengobatan penyakit (kuratif), upaya pencegahan (preventif), upaya
peningkatan kesehatan (promotif), dan upaya pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang
ditujukan kepada semua penduduk.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa fungsi Puskesmas,
yaitu :
1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya,
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat,
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya.

Sedangkan unit pelaksana teknis fungsional Puskesmas dibagi menjadi :


1. Upaya kesehatan masyarakat,
2. Upaya kesehatan perorangan.

Dengan jaringan pelayanan puskesmas adalah :


1. Puskesmas pembantu,
2. Puskesmas keliiling,
3. Bidan di desa atau PKD.

D. Batasan Operasional Pelayanan Unit Kerja

Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas, yakni


terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat, puskesmas bertanggungjawab
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat.
3
Pedoman Internal Manual Mutu Puskesmas Cibatu 2016

Pelayanan kesehatan perseorangan adalah pelayanan yang ditujukan untuk


menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan dan keluarga.
Sedangkan Pelayanan kesehatan masyarakat ditujukan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit suatu kelompok dan masyarakat.

Batasan operasional untuk Pelayanan Kesehatan Perseorangan meliputi :


1. Pendaftaran Pasien
Pendaftaran pasien adalah pelayanan rutin untuk menertibkan urutan
pelayanan dan memudahkan mendapatkan informasi rekam medis bagi seluruh
fasilitas pelayanan yang tersedia di Puskesmas. Yang dimulai dari persiapan,
kedatangan pasien sampai dengan pengiriman kartu rekam medis ke masing
masing unit pemeriksaan, kemudian mengembalikan lagi kartu rekam medis
kedalam tempat semula.
2. Pelayanan Klinis
Pelayanan klinis adalah pelayanan perorangan yang dilakukan untuk pasien
dengan melibatkan seluruh tim kesehatan sesuai dengan masalah kesehatan klien.
Kegiatan pelayanan klinis dimulai dari anamnesa sampai dengan tindakan dan atau
pengobatan yang sesuai dengan diagnosanya.
Pelayanan klinis meliputi :
a. Pelayanan Umum
b. Pelayanan Gigi
c. Pelayanan KIA
d. Pelayanan MTBS
e. Pelayanan KB
f. Pelayanan UGD
3. Pelayanan Laboratorium
Pelayanan laboratorium adalah salah satu pelayanan penunjang yang
dilakukan untuk membantu penegakan diagnose suatu penyakit. Kegiatan
pelayanan laboratorium dilaksanakan dimulai dari permintaan pemeriksaan sampai
diperoleh hasil laboratorium. Permintaan pemeriksaan berasal dari rujukan internal
maupun eksternal.
Jenis jenis pemeriksaan laboratorium terdiri dari :
a. Pemeriksaan darah / Hematologi ( Hb, Leukosit, Trombosit, Golongan darah )
b. Pemeriksaan urin ( Reduksi, Protein, PH, Tes kehamilan )
c. Pemeriksaan Mikrobiologi ( Sputum BTA )
d. Pemeriksaan Serologi ( Anti HIV TP Test )
e. Pemeriksaan Kimia darah ( Glukosa, Asam urat, Kolesterol )
4
Pedoman Internal Manual Mutu Puskesmas Cibatu 2016

4. Pelayanan Kefarmasian
Pelayanan Kefarmasian meliputi pengelolaan sumber daya (SDM, Sarana
Prasarana, sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan serta administrasi) dan
pelayanan farmasi klinis (penerimaan resep, peracikan obat, penyerahan obat,
informasi obat, dan pencatatan /penyimpanan resep) dengan memanfaatkan
tenaga, dana, prasarana, sarana dan metode tata laksana yang sesuai dalam upaya
mencapai tujuan yang ditetapkan.

Pelayanan Kesehatan Masyarakat adalah pelayanan kesehatan yg


dilaksanakan diluar gedung berupa pendekatan promotif, preventif. Kegiatan upaya
meliputi :
1. Upaya KIA
Upaya KIA adalah upaya dibidang kesehatan yang menyangkut pelayanan
dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu meneteki, bayi dan anak balita serta
anak prasekolah.
Upaya kesehatan ibu ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu sehingga
mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi angka
kematian ibu.
2. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular yaitu
upaya pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan
penular penyakit menular/infeksi. untuk melindungi masyarakat dari tertularnya
penyakit, menurunkan jumlah yang sakit, cacat dan/atau meninggal dunia, serta
untuk mengurangi dampak sosial dan ekonomi akibat penyakit menular.
Prioritas penyakit menular yang akan ditanggulangi adalah Malaria, demam
berdarah dengue, diare, polio, kusta, tuberkulosis paru, HIV/AIDS, pneumonia, dan
penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Prioritas penyakit tidak menular yang ditanggulangi adalah penyakit jantung
dan gangguan sirkulasi, diabetes mellitus, dan hipertensi.
3. Upaya Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan yaitu upaya pelayanan kesehatan lingkungan
puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya
sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk
pengendalian pencemaran lingkungan dengan peningkatan peran serta masyarakat.
Untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun

5
Pedoman Internal Manual Mutu Puskesmas Cibatu 2016

sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.
4. Upaya Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan adalah salah satu program puskesmas yang berfokus
pada pelayanan preventif dan promotif kepada masyarakat. Kegiatannya meliputi
penyuluhan kesehatan dan pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Diantara kegiatannya juga meliputi pembinaan desa siaga kesehatan, kerjasama
lintas sektor dan upaya dalam merumuskan kebijakan bersama dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
5. Upaya Perbaikan Gizi
Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat adalah salah satu upaya pokok
Puskesmas yaitu kegiatan yang meliputi peningkatan pendidikan gizi,
penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat
Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih,
Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga/Masyarakat.
Upaya perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk peningkatan mutu gizi
perseorangan dan masyarakat.
Kegiatan Upaya dilaksanakan mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi (Plan: rencana; Do: Melaksanakan; Chek/Study: Analisa hasil; Action:
Perubahan/perbaikan).
E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan,
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1277/Menkes/SK/XI/2001 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan,
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 374/Menkes/SK/V/2009 tentang Sistem
Kesehatan Nasional,
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128/ Menkes/SK/11/2004 tentang
Kebijakan Dasar Puskesmas.

6
Pedoman Internal Manual Mutu Puskesmas Cibatu 2016

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia kesehatan (SDM Kesehatan) merupakan tatanan yang
menghimpun berbagai upaya perencanaan. pendidikan, dan pelatihan, serta
pendayagunaan tenaga kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna
mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Yang dimaksud dengan
kualifikasi SDM, sama halnya dengan job spesifikasi, yaitu minimal golongan/jabatan,
masa kerja minimal, pendidikan minimal, pengalaman kerja, nilai performance
(kinerjanya), dan standar kompetensi.
Secara umum kebijakan tentang tenaga kesehatan, khususnya yang berkaitan
dengan kualitas atau mutu, antara lain dapat dilihat pada Peraturan Pemerintah (PP)
No.32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan. Dalam PP ini antara lain dinyatakan :
1) Tenaga kesehatan wajib memiliki pengetahuan dan ketrampilan di bidang
kesehatan yang dinyatakan dengan ijazah dari lembaga pendidikan (Pasal 3);
dan
2) Setiap tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk
mematuhi standar profesi tenaga kesehatan (Pasal 21).
Kualitas pelayanan publik sangat ditentukan oleh sistem dan tenaga pelayanan.
Ketenagaan pelayanan seringkali menghadapi kendala dalam hal jumlah, sebaran, mutu
dan kualifikasi Sumber Daya Manusianya.
Untuk Puskesmas Cibatu, Kualifikasi Sumber Daya Manusia sudah sesuai,
walaupun masih ada beberapa tenaga yg belum melanjutkan ke jenjang yang
diharapkan. Namun masih akan terus diupayakan agar semua tenaga mencapai
kualitas seperti yg diharapkan.

DATA KETENAGAAN PUSKESMAS CIBATU

KEPEG
PANGKAT AWAIA MASA KERJA
N
N PENDIDIKAN TAHUN TAHUN
NAMA NIP/NR.PTT STATU
O TERAKHIR LULUS DIKLAT
TMT S
GOL TAHUN BULAN
GOL KEPEG
.

1 2 4 6 7 10 11 13 16 17

Dr.Dewi Waskito 19770706 200604 2 01-04-


1 III / d S1 Kedokteran 2003 PNS 9 9
Ningtiyas 031 2013

2 Popi Kusumawati 19690516 199003 2 III / d 01-10- DIII Kebidanan 2003 PNS 25 11

7
Pedoman Internal Manual Mutu Puskesmas Cibatu 2016

002 2011

19731004 200501 2 01-10-


3 Drg.Savitri Zudhi I. III / d S1 Kedok.gigi 2000 PNS 14 0
006 2014

19670424 198803 2 01-10-


4 Hj. Sumiati III / d DIII Kebidanan 2009 PNS 27 11
006 2011

19650329 198602 2 01-10-


5 Hj. Suryati III / d DIII Kebidanan 2003 PNS 29 11
003 2009

19690826 199103 2 01-04-


6 Titin Haryati III / c DIII Kebidanan 2011 PNS 19 9
007 2009

19660814 198803 1 01-04-


7 Agus Supratman III / c SMF 1985 PNS 27 10
007 2011

19720501 199403 2 01-10-


8 Mety Hastuty,SKM III / c S1 Kesmas 2013 PNS 22 11
005 2014

19760315 200003 2 01-04- DIII


9 Sopiyah III / c 1997 PNS 13 11
004 2015 Keperawatan

19740923 199703 2 01-04-


10 Neneng Rusmiayati III / c SPK 1994 PNS 19 11
004 2015

19750113 199503 2 01-04-


11 Esti Janarti Asih III / b SPRG 1993 PNS 20 11
001 2013

19760904 200312 1 01-10-


12 Mohamad Yusup III / b S1 keperawatan 2011 PNS 12 1
002 2013

19820118 200312 2 01-10-


13 Intan Kania Dewi III/ b DIII Kesling 2002 PNS 12 1
003 2014

19780102 200501 2 01-04-


14 Musrifah III/ b DIII Gizi 1999 PNS 14 0
012 2015

19870401 201412 2 01-12-


15 dr.Citra Setanggi III/ b S1 Kedokteran 2011 CPNS 1 1
002 2014

19830216 201412 1 01-12-


16 dr.Gunawan III/ b S1 Kedokteran 2009 CPNS 1 1
002 2014

19790603 200801 2 01-04-


17 Tumi Arsih III / a S1 keperawatan 2012 PNS 16 0
008 2014

19790325 200112 2 01-10-


18 Nani Sumarni III / a SPK 1998 PNS 14 1
001 2014

19810724 200801 2 01-04- DIII


19 Siti Jamilah III / a 2003 PNS 17 0
007 2015 Keperawatan

19820813 200801 2 01-04- DIII


20 Varina III / a 2003 PNS 17 7
006 2015 Keperawatan

19810207 200801 2 01-04- DIII


21 Ati Ningsih III / a 2002 PNS 13 0
007 2015 Keperawatan

19770322 200801 1 01-04- DIII


22 Rojito III / a 2000 PNS 13 7
006 2015 Keperawatan

19760229 200801 2 01-04- DIII


23 Helmi Bayuni III / a 2001 PNS 16 7
002 2015 Keperawatan

19830719 200801 2 01-04- DIII Analis


24 Fitri Amaliyah III / a 2004 PNS 13 0
003 2015 Keseh.

19801206 200501 2 01-10-


25 Nurhayati Fatahudin III / a SPK 2000 PNS 10 0
015 2015

19780122 200501 2 01-04-


26 Titin Suhartini II / d DIII Kebidanan 2009 PNS 6 0
006 2012

19821223 201001 2 01-04- DIII


27 Ratnasari II / d 2003 PNS 6 0
008 2013 Keperawatan

19870323 201001 2 01-04-


28 Retno Eka Deviyanti II / d DIII Kebidanan 2007 PNS 6 0
005 2013

8
Pedoman Internal Manual Mutu Puskesmas Cibatu 2016

19720708 200604 2 01-10-


29 Nuryamah II / c DIII Kebidanan 2004 PNS 21 4
018 2012

19720316 200604 2 01-10-


30 Siti Rohmayati II / c DIII Kebidanan 2011 PNS 20 5
012 2012

19751017 200701 2 01-04-


31 Dewi Suciati II / c DIII Kebidanan 2004 PNS 20 5
006 2013

19670906 199011 1 01-04-


32 Tadi II / c SMA 2007 PNS 26 3
001 2015

19630920 199103 1 01-04-


33 Delap II / c SMP 2007 PNS 25 3
004 2015

19871003 200701 2 01-04-


34 Iin Indriyani II / c SPK 1999 PNS 9 3
007 2014

PTT
35 Supinah 10.4.047.12200 DIII Kebidanan 2005 5 7
Pusat

PTT
36 Armala Sobari 873.32.08.11.0580 DIII Kebidanan 2009 4 8
Prov.

PTT
37 Rahmadiyani 873.32.08.11.0607 DIII Kebidanan 2008 4 8
Prov.

PTT
38 Ratnawati 873.32.08.11.0608 DIII Kebidanan 2009 4 8
Prov.

PTT
39 Eka Pratiwi 873.32.08.11.0588 DIII Kebidanan 2009 4 8
Prov.

Dewi Lailiyah PTT


40 873,32,08,09,0074 DIII Kebidanan 2008 2 9
Badriyah Prov.

PTT.Pr
41 Gema Anisa 873,32,08,09,0379 DIII Kebidanan 2008 2 7
ov.

42 Sukalim SMP 1990 PKD 11 1

Sukwa
43 Kartiyah SD 1979 18 1
n

Sukwa
44 Ani Sumarni SMEA 1995 9 1
n

Yuni Wahyu Sukwa


45 DIII Kebidanan 2009 4 11
Ningrum n

Sukwa
46 Evi Indah Lestari DIII Kebidanan 2008 4 3
n

Sukwa
47 Windi Pratama N. DIII Farmasi 2011 4 3
n

DIII Sukwa
48 Maunah 2011 2 5
Keperawatan n

Sukwa
49 Lina Rosdiana W. DIII Kebidanan 2012 2 1
n

Sukwa
50 Masrinah DIII Kebidanan 2010 1 9
n

DIII Analis Sukwa


51 Devi Amalia 2014 1 4
Keseh. n

DIII Sukwa
52 Neni , 2014 1 3
Keperawatan n

Sukwa
53 Nevi Septiyanti DIII Kebidanan 2014 1 0
n

Sukwa
54 Masrifah DIII Kebidanan 2012 0 10
n

Sukwa
55 Nur Azijah DIII Kepe.Gigi 2014 0 10
n

9
Pedoman Internal Manual Mutu Puskesmas Cibatu 2016

Sukwa
56 Mohamad Maulana S1 Farmasi 2010 0 10
n

Dita Indah Sukwa


57 S1 Kesmas 2011 0 4
Kurniawati n

Sukwa
58 Frisca Anggita S D III Kebidanan 2014 n 0 0

Sukwa
59 Bd. Asih Kurniasih DIII Kebidanan 2014 n 0 0

B. Distribusi Ketenagaan Puskesmas Cibatu

No Jenis Tenaga Jumlah


1 Kepala Puskesmas 1

2 Dokter Umum 2

3 Dokter Gigi 1

4 Perawat 15

5 Perawat Gigi 2

6 Bidan 24

7 Nutrisionis 1

8 Sanitarian 1

9 Sarjana Kesehatan Masyarakat 3

10 Apoteker 1

11 Asisten Apoteker 2

12 Analis Kesehatan 2

13 Pelaksana 5

Jumlah 60

C. Jadual Kegiatan Puskesmas Cibatu


Puskesmas Cibatu buka pelayanan setiap hari kerja, yaitu Senin sampai Sabtu.

No. Jenis pelayanan Waktu Keterangan

1. Pelayanan Umum dan 07.30 12.00 1. Jam 12.00


Pelayanan Tindakan WIB sampai jam

10
Pedoman Internal Manual Mutu Puskesmas Cibatu 2016

2. Pelayanan Gigi 07.30 12.00 13.00 istirahat,


WIB dilanjutkan
kegiatan
3. Pelayanan MTBS dan 07.30 12.00
administrasi jam
Tumbuh Kembang WIB
13.00 sampai
4. Pelayanan KIA / KB 07.30 12.00 dengan 14.15
WIB WIB

5. Pelayanan Konsultasi 07.30 12.00 2. Selama jam


(Gizi, Kesehatan WIB istirahat
Lingkungan, Berhenti pelayanan UGD
Merokok, Lansia) tetap buka.
6. Pelayanan 07.30 12.00
Laboratorium WIB
3. Jadwal
7. Pelayanan Obat 07.30 12.00 pelayanan
WIB rawat jalan
8. Pelayanan Persalinan 24 Jam khusus hari
(PONED) Jumat sampai
jam 11.15 WIB

11
Pedoman Internal Manual Mutu Puskesmas Cibatu 2016

BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah Gedung dan Ruang

12
Pedoman Internal Manual Mutu Puskesmas Cibatu 2016

B. Standar Fasilitas
Surat keputusan Menkes Nomor Nomor 128/2004 tentang Kebijakan Dasar
Pusat Kesehatan Masyarakat, menyatakan bahwa Puskesmas adalah unit pelaksana
teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas memiliki fungsi sebagai
pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama meliputi pelayanan kesehatan
perorangan (private goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public goods).
Terlihat bahwa puskesmas dan jaringannya merupakan ujung tombak dinas kesehatan
dalam upaya mewujudkan target SPM kesehatan di kabupaten/kota. Upaya kesehatan
tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni :
1. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi
untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini
harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia.
Upaya kesehatan wajib tersebut adalah:
a. Upaya Promosi Kesehatan
b. Upaya Kesehatan Lingkungan
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
d. Upaya Perbaikan Gizi
e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
f. Upaya Pengobatan.
2. Upaya Kesehatan Pengembangan

13
Pedoman Internal Manual Mutu Puskesmas Cibatu 2016

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan


berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang
disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan
dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yakni :
a. Upaya Kesehatan Sekolah
b. Upaya Kesehatan Olah Raga
c. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
d. Upaya Kesehatan Kerja
e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
f. Upaya Kesehatan Jiwa
g. Upaya Kesehatan Mata
h. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
i. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

Fasilitas pelayanan yang ada di Puskesmas Cibatu meliputi :


1. Upaya kesehatan wajib adalah:
a. Upaya Promosi Kesehatan
b. Upaya Kesehatan Lingkungan
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
d. Upaya Perbaikan Gizi
e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
f. Upaya Pengobatan
2. Upaya kesehatan pengembangan adalah :
a. Upaya Kesehatan Sekolah
b. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
c. Upaya Kesehatan Kerja
d. Upaya Kesehatan Usila
e. Upaya Kesehatan Indra
f. Upaya Kesehatan Jiwa
g. Upaya Kesehatan Pengobatan tradisional ( BATRA )
h. Upaya Kesehatan Olah Raga
i. Upaya perawatan kesehatan masyarakat
3. Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat serta upaya
pencatatan dan pelaporan merupakan pelayanan penunjang dari setiap upaya
wajib dan upaya pengembangan Puskesmas Cibatu.

14
Pedoman Internal Manual Mutu Puskesmas Cibatu 2016

BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

Tata laksana pelayanan di Puskesmas Cibatu diawali di loket pendaftaran,


dimana pasien mengambil nomor urut pendaftaran.
Bagi pasien lama (pasien yang sudah pernah berobat ke Puskesmas),
pendaftaran dilakukan dengan menunjukkan Kartu berobat Puskesmas Cibatu.
Bagi pasien baru (pasien yang belum pernah berobat ke Puskesmas)
pendaftaran dilakukan dengan menunjukkan kartu Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) atau kartu identitas lainnya (KTP/SIM).
Bagi pasien dengan kasus kegawatdaruratan langsung dibawa ke ruang tindakan
untuk mendapatkan penanganan. Salah satu anggota keluarga atau yang
mengantarkan pasien dapat mengurus pendaftaran.
Bagi pasien JKN harus menunjukkan kartu JKN sebagai bukti kepesertaan.

Petugas pendaftaran mengambil Rekam medis berdasarkan identitas pasien.


Bagi pasien umum (tidak memiliki kartu JKN) setelah mendapatkan Rekam medis,
pasien diminta untuk membayar retribusi. Kemudian pasien diminta menunggu di depan
ruang pelayanan yang dituju (BP Umum, BP Gigi, KIA/KB, MTBS, Imunisasi, Klinik IMS,
Pemeriksaan IVA). Bagi pasien umum dengan tindakan, maka wajib membayar retribusi
tindakan sesuai Perda.
Pemeriksaan kesehatan pasien dilakukan di unit pelayanan masing-masing.
Bila dari pemeriksaan awal diperlukan pemeriksaan penunjang diagnostik, maka
pasien diberikan rujukan internal ke Laboratorium. Setelah dilakukan

15
Pedoman Internal Manual Mutu Puskesmas Cibatu 2016

pemeriksaan penunjang, pasien kembali ke unit pelayanan sebelumnya untuk


mendapatkan resep sesuai dengan diagnosis penyakit.
Bila diperlukan konsultasi ke unit pelayanan terkait, maka pasien diberikan
rujukan internal ke unit pelayanan terkait ( missal: pasien dari BP Gigi dengan
Hipertensi, maka dikonsultasikan ke BP Umum).
Bila dari pemeriksaan awal diperlukan untuk pemeriksaan lanjutan ke Rumah
Sakit, maka pasien diberikan rujukan eksternal ke Rumah Sakit yang dituju.
Bila pasien tidak mendapatkan rujukan internal maupun eksternal, maka pasien
mendapatkan resep untuk mengambil obat di ruang obat.

BAB V
LOGISTIK

Manajemen Logistik alat kesehatan adalah suatu pengetahuan atau seni serta
proses mengenai perencanaan, penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan,
pemeliharaan serta penghapusan material atau alat-alat kesehatan. Tujuan dari
manajemen logistik adalah tersedianya bahan setiap saat dibutuhkan, baik mengenai
jenis, jumlah maupun kualitas yang dibutuhkan secara efisien. Dengan demikian
manajemen logistik dapat dipahami sebagai proses penggerakkan dan pemberdayaan
semua sumber daya yang dimiliki dan atau potensial untuk dimanfaatkan,untuk
operasional, secara efektif dan efisien. Oleh karena itu untuk menilai apakah
pengelolaan logistik sudah memadai adalah dengan menilai apakah sering terjadi
keterlambatan dan atau bahan yang dibutuhkan tidak tersedia, berapa kali frekuensinya,
berapa banyak persediaan yang menganggur (idle stock) dan berapa lama hal itu
terjadi. Berapa banyak bahan yang kadaluarsa atau rusak atau tidak dapat dipakai lagi.

Manajemen logistik sebagai suatu fungsi mempunyai kegiatan-kegiatan :


A. Perencanaan Kebutuhan
Fungsi perencanaan ini pada dasarnya adalah menghitung berapa besar kebutuhan
bahan logistik yang diperlukan untuk periode waktu tertentu, biasanya untuk satu
tahun. Ada dua cara pendekatan yang digunakan dalam perencanaan kebutuhan
obat, yaitu :
1. Dengan mengetahui atau menghitung kebutuhan yang telah dengan nyata
dipergunakan dalam periode waktu yang lalu :
b. Jumlah sisa/persediaan pada awal periode
c. jumlah pembelian pada periode waktu

16
Pedoman Internal Manual Mutu Puskesmas Cibatu 2016

d. jumlah bahan logistik yang terpakai selama periode


e. membuat analisis efisiensi penggunaan bahan logistik, dikaitkan dengan
kinerja yang dicapai
f. membuat analisis kelancaran penyediaan bahan logistik, misalnya frekuensi
barang yang diminta habis atau tidak ada persediaan,jumlah barang yang
menumpuk, serta penyebab terjadinya keadaan tersebut.

2. Dengan melihat program kerja yang akan datang:


a. membuat analisa kebutuhan untuk dapat menunjang pelaksana kegiatan
pada periode waktu yang akan datang, yang berorientasi kepada program
pelayanan, pola penyakit, target kinerja pelayanan
b. memperhatikan kebijakan pimpinan mengenai standarisai bahan, ataupun
kebijakan dalam pengadaan. (Untuk obat misalnya ada Formularium, untuk
pengadaan di Puskesmas)
c. menyesuaikan perhitungan dengan memperhatikan persediaan awal, baik
meliputi jenis, jumlah maupun spesifikasi logistic
d. memperhatikan kemampuan gudang tempat penyimpanan barang.

B. Penganggaran
Fungsi berikutnya adalah menghitung kebutuhan diatas dengan harga satuan
(dapat berdasarkan harga pembeli waktu yang lalu atau menurut informasi yang
terbaru), sehingga akan diketahui kebutuhan anggaran untuk pengadaaan bahan
logistik tersebut.

C. Pengadaan
Fungsi berikutnya adalah pengadaan, yaitu semua kegiatan yang dilakukan
untuk mengadakan bahan logistik yang telah direncanakan, baik melalui prosedur :
1. Pembelian
2. Produksi sendiri, maupun dengan
3. Sumbangan dari pihak lain yang tidak mengikat
Untuk pengadaan obat di Puskesmas dilakukan oleh Gudang Farmasi
Kabupaten berdasarkan usulan kebutuhan obat dari Puskesmas.

D. Penyimpanan
Fungsi penyimpanan ini sebenarnya termasuk juga fungsi penerimaan barang,
yang sebenarnya juga mempunyai peran strategi. Secara garis besar yang harus dicek
kebenarannya adalah :
1. Kesesuaian dengan jenis, jumlah dan spesifikasi bahan serta waktu
penyerahan barang terhadap surat pesan (SP), surat perintah kerja
(SPK)atau purchase order (PO).

17
Pedoman Internal Manual Mutu Puskesmas Cibatu 2016

2. Kondisi fisik bahan, apakah tidak ada perubahan warna, kemasan, bau, noda
dan sebagainya yang menindikasikan tingkat kualitas bahan.
3. Kesesuian waktu penerimaan bahan terhadap batas waktu SP/PO

Barang yang diterima tersebut kemudian dibuatkan berita acara penerimaan


(BAP) barang. Berdasarkan sifat dan kepentingan barang/bahan logistik ada
beberapajenis barang logistik, yang biasanya tidak langsung disimpan digudang, akan
tetapi diterimakan langsung kepada pengguna. Yang penting adalah bahwa mekanisme
ini harus diatur sedemikian rupa sehingga tercipta internal check (saling uji secara
otomatis) yang memadai, yang ditetapkan oleh yang berwenang (Pimpinan).

Fungsi penyimpanan ini sangat menentukan kelancaran distribusi.Beberapa


keuntungan melakukan fungsi penyimpanan ini adalah :

1. Untuk mengantisipasi keadaan yang fluktuatif, karena sering terjadi kesulitan


memperkirakan kebutuhan secara akurat
2. Untuk menghindari kekosongan bahan (out of stock)
3. Untuk menghemat biaya, serta mengantisipasi fluktuasi kenaikan harga
bahan
4. Untuk menjaga agar kualitas bahan dalam keadaan siap dipakai
5. Untuk mempercepat pendistribusian

Ada beberapa teori tentang pengendalian persediaan logistik, namun dalam


penerapannya harus hati-hati. Misalnya saja untuk menerapkan teori pengendalian
persediaan ada beberapa syarat, antara lain :

1. Kebutuhan bahan dapat diperkirakan dan dihitung dengan pasti.


2. Kesinambungan pemasok dapat dijamin
3. System informasi logistik yang terintegrasi dalam system informasi manajemen ,
memadai
4. Pengawasan internal (internal auditor) berjalan dengan baik dan konsekuen
5. Membudayakan pelaksanaan kerja yang tertib dan sehat
6. Reward dan punishment system yang konsisten dan konsekuen
7. Tersedia gudang dan pengelolaan yang memadai
8. Anggaran yang cukup.

Metode yang sering digunakan dalam pengendalian persediaan di Puskesmas


adalah dengan memperhatikan sifat barang/obat, apakah termasuk barang vital,
esensial atau normal (VEN system), digabungkan dengan apakah barang tersebut
termasuk fast atau slow moving. Kombinasi kedua metode ini selama periode tertentu
kemudian dihitung kebutuhan atau penggunaannya akan diketahui rata-rata
penggunaan perbulan, dan juga fluktuasi permintaannya. Dari perhitungan itu secara
empiris, dapat ditentukan berapa besar jumlah :
18
Pedoman Internal Manual Mutu Puskesmas Cibatu 2016

1. Persediaan minimal/jenis barang per bulan


2. Persediaan maksimal/jenis barang per bulan
3. Persediaan pengaman (iron stock/idle stock)

Untuk menghitung ini, yang perlu diperhatikan adalah berapa lama (durasi)
waktu penyediaan sejak pesanan diterima rekanan/supplier sampai barang diterima
oleh Puskesmas (ini disebut Lead Time) dan berapa kebutuhan barang selama periode
tersebut.

Dalam penyimpanan dikenal ada system FIFO (first in first out). Khusus di
puskesmas seharusnya FIFO juga dibaca sebagai first expired first out (FEFO), manan
yang mempunyai mempunyai masa kadaluarsa pendek/singkat harus dikeluarkan
terlebih dahulu, tidak tergantung kapan diterimanya digudang.

E. Pendistribusian

Efisiensi pelaksanaan fungsi pendistribusian ini juga secara tidak langsung akan
mempengaruhi kecermatan dan kecepatan penyediaan oleh karena itu harus ditetapkan
prosedur yang baku pendistribusian bahan logistik, meliputi :

1. Siapa yang berwenang dan bertanggungjawab mengenai kebenaran dan


kewajaran permintaan bahan, baik mengenai jumlah, spesifikasi maupun
penyerahannya. Hal ini sangat penting agar tidak terjadi pemborosan atau
pengeluaran yang tidak perlu.
2. Siapa yang berwenang dan bertanggungjawab menyetujui permintaan dan
pengeluaran barang dari gudang.

F. Penghapusan

Penghapusan adalah proses penghapusan tanggungjawab bendahara barang


atas bahan atau barang tertentu sekaligus mengeluarkan dari catatan/pembukuan yang
berlaku, penghapusan barang diperlukan karena :

1. Bahan/barang rusak tidak dapat dipakai kembali


2. Bahan/barang tidak dapat didaur ulang atau tidak ekonomis untuk didaur ulang.
3. Bahan/barang sudah melewati masa kadaluarsa (expired date)
4. Bahan/barang hilang karena pencurian atau sebab lain

Penghapusan barang dapat dilakukan dengan :

1. Pemusnahan, yaitu dibakar atau dipendam/ditanam


2. Dijual/dilelang. Untuk instansi pemerintah, hasil penjualan dan pelelangan harus
disetor ke kas Negara.

19
Pedoman Internal Manual Mutu Puskesmas Cibatu 2016

Setelah penghapusan dilaksanakan, maka dibuat berita acara Penghapusan,


yang tembusannya dikirim ke instansi yang berkompeten.

20
Pedoman Internal Manual Mutu Puskesmas Cibatu 2016

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien (patient safety) adalah reduksi dan meminimalkan tindakan


yang tidak aman dalam sistem pelayanan kesehatan sebisa mungkin melalui pratik yang
terbaik untuk mencapai luaran klinis yang optimum. (The Canadian Patient Safety
Dictionary, October 2003). Keselamatan pasien menghindarkan pasien dari
cedera/cedera potensial dalam pelayanan yang bertujuan untuk membantu pasien.

Tujuan Patient Safety terciptanya budaya keselamatan pasien di Puskesmas.,


meningkatnya akuntabilitas (tanggung jawab) Puskesmas terhadap pasien dan
masyarakat,menurunnya KTD (kejadian tidak diharapkan) di Puskesmas, terlaksananya
program - program pencegahan, sehingga tidak terjadi pengulangan KTD (kejadian
tidak diharapkan).

Sistem Patient Safety

Assesment Resiko

Identifikasi dan Pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien

Pelaporan dan analisa insiden

Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya

Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko


Solusi: Mencegah terjadinya CEDERA akibat kesalahan suatu tindakan atau tidak
melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.

Adverse Event /KTD (Kejadian Tidak Diharapkan)

Suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien
karena suatu tindakan (commission) atau karena tidak bertindak (ommission) ketimbang
daripada underlying dessease atau kondisi pasien (KPP-RS). KTD yang tidak dapat
dicegah (unprevetable adverse event) yaitu suatu KTD akibat komplikasi yang tidak
dapat dicegah dengan pengetahuan yang mutakhir.

21
Pedoman Internal Manual Mutu Puskesmas Cibatu 2016

Near miss/ KNC (Kejadian Nyaris Cedera)

Suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak


mengambil tindakan yang seharusnya diambil (ommission), yang dpt mencederai pasien
tetapi cedera serius tidak terjadi karena keberuntungan*), karena pencegahan**), atau
karena peringanan***).

Misal :
*) Pasien menerima obat yang sebenarnya kontra indikasi tetapi tdk timbul reakasi.
**) Obat dengan lethal overdosis akan diberikan tetapi diketahui staf lain
dan membatalkannya sebelum obat dikonsumsi pasien.
***) Obat dengan lethal overdosis diberikan tetapi diketahui secara dini dan diberikan
antidotum-nya

Tujuh standar keselamatan pasien

1. Hak pasien: Pasien dan keluarga mempunyai hak untuk mendapat informasi ttg
rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan KTD,
2. Mendidik pasien dan keluarga: Puskesmas harus mendidik pasien dan
keluarganya tentang kewajiban dan tangung jawab pasien dalam asuhan pasien,
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan: Puskesmas menjamin
keseinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antar tenaga dan antar
unit pelayanan,
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien:Puskesmas harus mendisain proses
baru atau memperbaiki prosed yang ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja
melalui pengumpulan data, menganalisis secara intensif KTD, dan melakukan
perubahan untuk meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien,
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien:Pimpinan
mendorong dan menjamin implementasi program keselamatan pasien secara
terintegrasi melalui penerapan tujuh langkah menuju KPRS. Pimpinan menjamim
berlangsungnya program proaktif untuk identifikasi risiko keselatan pasien dan
program menekan atau mengurangi KTD. Pimpinan mendorong dan
menumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar unit dan individu berkaitan
dengan pengambilan keputusan tentang keselamatan pasien. Pimpinan
mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur, mengkaji dan
meningkatkan kinerja Puskesmas serta meningkatkan keselamatan

22
Pedoman Internal Manual Mutu Puskesmas Cibatu 2016

pasien. Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam


meningkatkan kinerja Puskesmas dan keselamatan pasien,
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien Puskesmas memiliki proses
pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk setiap jabatan mencakup keterkaitan
jabatan dengan keselamatan pasien secara jelasPuskesmas menyelenggarakan
pendidikan dan pelatihan berkelanjutan untuk meningkatkan dan ememlihara
kompetensi staf serta mendukung pendekatan interdisiplin dalam pelayanan
pasien,
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien:
Puskesmas merencanakan dan mendesain proses manajemen informasi
keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan
eksternal. Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat.

Tujuh langkah menuju keselamatan pasien


1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien: Ciptakan kepemimpinan
dan budaya yang terbuka dan adil,
2. Pimpin dan dukung staf anda: Bangun komitmen dan fokus yang kuat dan
jelas tentang keselamatan pasien,
3. Integrasikan aktivitas pengelolaan risiko: Kembangkan sistem dan proses
pengelolaan risiko serta lakukan identifikasi dan kajian hal yang potensial
bermasalah,
4. Kembangkan sistem pelaporan: Pastikan staf agar dengan mudah dapat
melaporkan kejadian/insiden, serta Puskesmas mengatur pelaoran kepada
KKPRS,
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien: Kembangkan cara-cara
komunikasi yang terbuka dengan pasien,
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien: dorong staf
untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana dan
mengapa kejadian itu timbul,
7. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien: Gunakan
infromasi yang ada tentang kejadian/masalah untuk melakukan perubahan
sistem pelayanan.

23
Pedoman Internal Manual Mutu Puskesmas Cibatu 2016

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, Pasal 23


dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus dilaksanakan di
semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya
kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan sedikitnya 10 orang.
Jika memperhatikan dari isi pasal diatas, maka jelaslah bahwa Puskesmas termasuk
dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan
dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di
Puskesmas, tetapi juga terhadap pasien maupun pengunjung Puskesmas.
Potensi bahaya di Puskesmas, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi
bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di Puskesmas, yaitu
kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi
listrik, dan sumber-sumber cidera lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya,
gangguan psikososial dan ergonomi. Semua potensi bahaya tersebut di atas, jelas
mengancam jiwa dan kehidupan bagi para karyawan diPuskesmas, para pasien
maupun para pengunjung yang ada di lingkungan Puskesmas.
Dalam pekerjaan sehari-hari petugas keshatan selalu dihadapkan pada bahaya-
bahaya tertentu, misalnya bahaya infeksius, reagensia yang toksik , peralatan listrik
maupun peralatan kesehatan. Secara garis besar bahaya yang dihadapi dalam
Puskesmas atau instansi kesehatan dapat digolongkan dalam :
1. Bahaya kebakaran dan ledakan dari zat/bahan yang mudah terbakar atau
meledak (obat obatan);
2. Bahan beracun, korosif dan kaustik;
3. Bahaya radiasi;
4. Luka bakar;
5. Syok akibat aliran listrik;
6. Luka sayat akibat alat gelas yang pecah dan benda tajam;
7. Bahaya infeksi dari kuman, virus atau parasit. Pada umumnya bahaya tersebut
dapat dihindari dengan usaha-usaha pengamanan, antara lain dengan
penjelasan, peraturan serta penerapan disiplin kerja. Pada kesempatan ini akan
dikemukakan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di Puskesmas /
instansi kesehatan.
Dari berbagai potensi bahaya tersebut, maka perlu upaya untuk mengendalikan,
meminimalisasi dan bila mungkin meniadakannya, oleh karena itu K3 Puskesmas perlu

24
Pedoman Internal Manual Mutu Puskesmas Cibatu 2016

dikelola dengan baik. Agar penyelenggaraan K3 Puskesmas lebih efektif, efisien dan
terpadu, diperlukan sebuah pedoman manajemen K3 di Puskesmas, baik bagi
pengelola maupun karyawan Puskesmas.
Manajemen adalah pencapaian tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya,
dengan mempergunakan bantuan orang lain. Hal tersebut diharapkan dapat
mengurangi dampak kelalaian atau kesalahan ( malpraktek) serta
mengurangi penyebaran langsung dampak dari kesalahan kerja. Proses manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja laboratorium seperti proses manajemen umumnya
adalah penerapan berbagai fungsi manajemen, yaitu perencanaan, organisasi,
pelaksanaan dan pengawasan. Fungsi perencanaan meliputi perkiraan / peramalan,
dilanjutkan dengan penetapan tujuan dan sasaran yang akan dicapai, menganalisa
data, fakta dan informasi, merumuskan masalah serta menyusun program. Fungsi
berikutnya adalah fungsi pelaksanaan yang mencakup pengorganisasian penempatan
staf, pendanaan serta implemen- tasi program. Fungsi terakhir ialah fungsi pengawasan
yang meliputi penataan dan evaluasi hasil kegiatan serta pengendalian.

BAB VIII
25
Pedoman Internal Manual Mutu Puskesmas Cibatu 2016

PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu (quality control) dalam manajemen mutu merupakan suatu


sistem kegiatan teknis yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan menilai
mutu produk atau jasa yang diberikan kepada pelanggan. Pengendalian mutu pada
pelayanan kesehatan diperlukan agar produk layanan kesehatan terjaga kualitasnya
sehingga memuaskan masyarakat sebagai pelanggan. Penjaminan mutu pelayanan
kesehatan dapat diselenggarakan melalui pelbagai model manajemen kendali mutu.
Salah satu model manajemen yang dapat digunakan adalah model PDCA (Plan, Do,
Check, Action) yang akan menghasilkan pengembangan berkelanjutan (continuous
improvement) atau kaizen mutu pelayanan kesehatan.
Yoseph M. Juran terkenal dengan konsep "Trilogy" mutu dan
mengidentifikasikannya dalam tiga kegiatan:
1. Perencanaan mutu meliputi: siapa pelanggan, apa kebutuhannya, meningkatkan
produk sesuai kebutuhan, dan merencanakan proses untuk suatu produksi,
2. Pengendalian mutu: mengevaluasi kinerja untuk mengidentifikasi perbedaan
antara kinerja aktual dan tujuan,
3. Peningkatan mutu: membentuk infrastruktur dan team untuk melaksanakan
peningkatan mutu.
Setiap kegiatan dijabarkan dalam langkah-Iangkah yang semuanya mengacu
pada upaya peningkatan mutu.

Peluang untuk memecahkan masalah harus digunakan pada saat yang tepat
oleh mereka yang bertanggungjawab melalui langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah 1 : Mengidentifikasi, memilih, dan mendefinisikan masalah. Kenali hal-hal yang
berpotensi menjadi masalah dan kaji situasi dimana staf mungkin dapat
mempebaikinya.
Tentukan kriteria untuk memilih masalah yang paling penting. Definisikan
secara operasional masalah yang dipilih, misalnya,bagaimana staf
mengetahui bahwa hal yang diidentifikasi merupakan masalah?Bagaimana
staf mengetahui bahwa masalah sudah terpecahkan, dengan cara
menentukan kriteria keberhasilan pemecahan masalah.
Langkah 2 : Pelajari dengan seksama proses yang terjadi dari segala aspek.
Tentukan di mana dan kapan masalah muncul. Pahami proses terjadinya
masalah.

Langkah 3 : Tentukan sebab masalah yang pokok


26
Pedoman Internal Manual Mutu Puskesmas Cibatu 2016

Tentukan faktor-faktor yang menimbulkan masalah dan keterkaitannya


dengan masalah. Gunakan metode untuk mengetes hipotesis tentang
sebab-sebab yang mungkin menimbulkan masalah tersebut. Kumpulkan
data untuk mengetes hipotesis dan untuk menentukan faktor penyebab
yang paling dominan.
Langkah 4 : Identifikasi semua solusi yang mungkin. Berfikirlah secara kreatif untuk
menangani sebab-sebab masalah yang mungkin dapat diatasi.
Langkah 5 : Pilih solusi yang dapat dilaksanakan.
Analisalah cara-cara pemecahan masalah yang mungkin dilaksanakan,
dikaji dari aspek kriteria keberhasilan memecahkan masalah, biaya yang
diperlukan, kemungkinan solusi dapat dilaksanakannya, atau kriteria
lainnya.
Langkah 6 : Melaksanakan pemecahan masalah yang berkualitas dengan PDCA

Ada empat langkah menuju pelaksanaan solusi yang efektif, yaitu:


a. Merencanakan (PLANN) : Sebelum dilaksanakan solusi, perlu ditentukan tujuan
dan apa kriteria keberhasilan. Pimpinan harus memutuskan siapa, apa, dimana,
dan bagaimana solusi akan dilaksanakan. Pada tahap ini, diperlukan penjelasan
tentang berbagai asumsi, dan dipikirkan tentang kemungkinan adanya penolakan
dari pihak yang dijadikan sasaran. Di sini harus sudah diputuskan tentang data
yang harus dikumulkan untuk memantau keberhasilan pelaksanaan solusi
masalah.
b. Pelaksanaan (DO) : Melaksanakan solusi sering melibatkan pelatihan, termasuk
proses pengumpulan data/informasi untuk memantau perubahan yang terjadi,
dan mengamati tingkat kemudahan atau kesulitan pelaksanaan solusi. Amati
bagamana solusi tersebut dilaksanakan. Buat catatan tentang segala sesuatu
yang dianggap menyimpang dari kesepakatan. Setiap masalah atau kesalahan
yang muncul dalamproses ini harus diartikan sebagai kesempatan untuk
membuat perbaikan.
c. Cek (CHECK) : Amati efek pelaksanaan solusi dan simpulkan pelajaran apa yang
diperoleh dari tindakan yang sudah dilakukan.
d. Bertindak (ACTION) : Ambil langkah-langkah praktis sesuai dengan pelajaran
yang diperoleh dari tindakan yang sudah diambil : Lanjutkan proses solusi, atau
hentikan, atau ulang kembali tindakan dari awal dengan tujuan melakukan
modifikasi.

27
Pedoman Internal Manual Mutu Puskesmas Cibatu 2016

Di Puskesmas Cibatu kegiatan akreditasi dimulai dari penyusunan dokumen


berupa Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Kebijakan, implemenasi dokumen
sampai dilaksanakan audit internal, audit eksternal, tinjauan manajemen dan self
assessment untuk pengendalian mutu pelayanan.

BAB
TANGGUNGJAWAB MANAJEMEN

A. Komitmen Manajemen

28
Pedoman Internal Manual Mutu Puskesmas Cibatu 2016

Kepala Puskesmas, penanggung jawab manajemen mutu, penanggung jawab upaya


kesehatan masyarakat, penanggung jawab pelayanan klinis, dan seluruh karyawan
Puskesmas bertanggung jawab untuk menerapkan seluruh persyaratan yang ada
pada manual mutu ini.

B. Fokus pada Sasaran/Pasien


Pelayanan yang disediakan oleh Puskesmas dilakukan dengan berfokus pada
pelanggan. Pelanggan dilibatkan mulai dari identifikasi kebutuhan dan harapan
pelanggan, perencanaan penyelenggaraan upaya Puskesmas dan pelayanan Klinis,
pelaksanaan pelayanan, monitoring dan evaluasi serta tindak lanjut pelayanan.

C. Kebijakan mutu
Seluruh karyawan berkomitmen untuk menyelenggarakan pelayanan yang berfokus
pada pelanggan, memperhatikan keselamatan pelanggan, dan melakukan
penyempurnaan yang berkelanjutan. Kebijakan mutu dituangkan dalam surat
keputusan Kepala Puskesmas yang meliputi kebijakan mutu pelayan klinis dan
kebijakan mutu pelayanan UKM.

D. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dan Pencapaian Sasaran Kinerja/Mutu


Sasaran mutu ditetapkan berdasarkan standar kinerja/standar pelayanan minimal
yang meliputi indikator-indikator pelayanan klinis, indikator penyelenggaraan upaya
puskesmas. Perencanaan disusun dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan
pelanggan, hak dan kewajiban pelanggan, serta upaya untuk mencapai sasaran
kinerja yang ditetapkan.

Perencanaan mutu Puskesmas dan keselamatan pasien berisi program-program


kegiatan peningkatan mutu yang meliputi :

1) Penilaian dan peningkatan kinerja baik UKM maupun UKP


2) Upaya pencapaian enam sasaran keselamatan pasien
3) Penerapan manajemen risiko pada area prioritas
4) Penilaian kontrak/kerjasama pihak ketiga
5) Pelaporan dan tindak lanjut insiden keselamatan pasien
6) Peningkatan mutu pelayanan laboratorium
7) Peningkatan mutu pelayanan obat
8) Pendidikan dan pelatihan karyawan tentang mutu dan keselamatan pasien

E. Tanggung jawab dan Wewenang Personal Organisasi


Tanggung jawab dan wewenang dari personal yang melaksanakan Sistem
Manajemen Mutu dijelaskan dalam Uraian Tugas masing-masing dan fungsi yang
ada dan didukung dalam dokumentasi yang ada.

29
Pedoman Internal Manual Mutu Puskesmas Cibatu 2016

Hubungan antar personal dan fungsi yang ada pada Puskesmas Beber ditunjukkan
dalam suatu Diagram Struktur Organisasi Mutu yang terdapat pada Lampiran dari
Manual Mutu ini.

F. Wakil Manajemen Mutu


Kepala Puskesmas menunjuk seorang wakil manajemen mutu yang bertanggung
jawab untuk mengkoordinir seluruh kegiatan mutu di Puskesmas, dan dibantu oleh
Pokja , tim audit internal dan sekretariat yang dituangkan dalam Surat Keputusan
Kepala Puskesmas Beber dengan bagan struktur organisasi manajemen mutu
ditunjukkan pada lampiran dokumen ini, adapun tugas dan fungsi Wakil Manajemen
Mutu di Puskesmas Beber ini sebagai berikut :

1. Memastikan bahwa Sistem Manajemen Mutu Puskesmas Beber ditetapkan,


diimplementasikan/dijalankan dan dipelihara sesuai dengan kebijakan dan
tujuannya serta sesuai dengan persyaratan Standar.
2. Melaporkan hasil pelaksanaan mutu kinerja dari sistem manajemen mutu
dan kinerja pelayanan yang diterapkan tersebut kepada Pimpinan
Manajemen Puskesmas Beber untuk dilakukan peninjauan dan
penyempumaan.
3. Memastikan kepedulian dan kesadaran atas persyaratan kebutuhan dan
harapan pelanggan kepada seluruh karyawan.
4. Membina dan melakukan hubungan dengan pihak luar dalam
hubungannya dengan Sistem Manajemen Mutu dan Standar.

Wewenang wakil manajemen mutu, sebagai berikut;

1. Mengkoordinir semua kegiatan organisasi untuk menjamin sistem


manajemen mutu ditetapkan dan dipelihara
2. Memastikan proses yang diperlukan untuk sistem manajemen mutu
ditetapkan dan dipelihara
3. Memastikan persyaratan yang diajukan pelanggan tersosialisasikan kepada
seluruh petugas puskesmas
4. Menganalisis kinerja mutu unit kerja
5. Merekomendasikan promosi pelatihan staf/unit kerja
6. Pembimbingan berkelanjutan kepada unit kerja untuk persiapan sertifikasi
7. Menetapkan jadwal internal audit dan eksternal audit secara periodik dan
berkelanjutan
8. Merekomendasikan tenaga kesehatan yang dibutuhkan
9. Mewajibkan Koordinator Tata Usaha Puskesmas untuk memiliki dokumen
kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya
10. Mengkoordinir proses analisis kebutuhan pelanggan dan
mendeskripsikannya dalam program kerja yang harus dilaksanakan oleh tim
kerja/unit kerja terkait
30
Pedoman Internal Manual Mutu Puskesmas Cibatu 2016

11. Membuat dokumen manual mutu bersama-sama dengan Koordinator Tata


Usaha Puskesmas dan Koordinator Unit Kerja lainnya.

G. Komunikasi Internal
Komunikasi antar fungsi yang ada dalam Puskesmas Beber telah ditetapkan menjadi
suatu bagian dalam Sistem Manajemen Mutu, yang dijelaskan dalam dokumentasi
yang ada, dengan tujuan untuk menjembatani komunikasi antar fungsi dan
meningkatkan efektifitas pelaksanaan sistem manajemen mutu.

Komunikasi internal ini dilakukan dengan cara workshop (minilokakarya/lokakarya


bulanan), pertemuan mingguan, pembinaan/pengarahan/pengumuman di apel pagi,
diskusi, email, sms hp pribadi, memo, papan informasi puskesmas/ruang sekretariat
manajemen mutu dan media lain yang tepat untuk melakukan komunikasi.

BAB
TINJAUAN MANAJEMEN

A. Umum : Rapat tinjauan manajemen di Puskesmas Cibatu ditetapkan untuk dilakukan


minimal dua kali dalam setahun, yaitu pada bulan akhir tahun (Desember) dan tengah
tahun (Juni).

B. Masukan tinjauan manajemen meliputi :


1) Hasil Audit internal/eksternal
2) Umpan Balik Pelanggan
3) Kinerja Proses
4) Pencapaian sasaran Mutu
5) Status Tindakan Koreksi dan pencegahan yang dilakukan
6) Tindak lanjut terhadap hasil tinjauan manajemen yang lalu
7) Perubahan terhadap kebijakan mutu
8) Perubahan yang perlu dilakukan terhadap sistem manajemen mutu/system
pelayanan.

C. Luaran Tinjauan:

31
Pedoman Internal Manual Mutu Puskesmas Cibatu 2016

Hasil yang diharapkan dari tinjauan manajemen adalah peningkatan efektivitas


sistem manajemen mutu, peningkatan pelayanan terkait dengan persyaratan
pelanggan, dan identifikasi perubahanperubahan, penyediaan sumber daya yang
perlu dilakukan, termasuk antara lain; sumber daya tenaga, sarana alat kesehatan
dan sarana pendukung pelayanan, pengembangan mapun perbaikan prasarana dan
tata letak tempat pelayanan yang berkaitan dengan aksesibiltas, kenyamanan,
harapan dan keselamatan pelanggan.

BAB IX
PENUTUP

Pelayanan kesehatan bermutu berorientasi pada kepuasan pelanggan atau


pasien. Dimensi mutu tersebut menyangkut mutu bagi pemakai jasa pelayanan
kesehatan,maupun penyelenggara pelayanan kesehatan.
Kepuasan pasien merupakan salah satu indiktor kualitas pelayanan. Dan banyaknya
kunjungan pasien ke Puskesmas tidak lepas dari kebutuhan akan pelayanan kesehatan.
Kualitas pelayanan publik sangat ditentukan oleh sistem dan tenaga pelayanan.
Namun ketenagaan pelayanan seringkali menghadapi kendala dalam hal jumlah,
sebaran, mutu dan kualifikasi, sistem pengembangan karir, dan kesejahteraan tenaga
pelaksana pelayanan. Permasalahan yang muncul menimbulkan persepsi rendahnya
kualitas pelayanan, yang berawal dari kesenjangan antara aturan dan standar yang ada
dengan pelaksanaan pelayanan yg tidak bisa menyesuaikan.
Masyarakat menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu,
managemen resiko dan keselamatan pasien perlu diterapkan dalam pengelolaan
Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Pedoman internal ini menyampaikan hasil kajian ketenagaan sarana dan
pengendalian mutu pelayanan puskesmas, agar Puskesmas dapat menjalankan

32
Pedoman Internal Manual Mutu Puskesmas Cibatu 2016

fungsinya secara optimal perlu dikelola dengan baik, baik kinerja pelayanan proses
pelayanan maupun sumberdaya yg digunakan.

33

You might also like