Professional Documents
Culture Documents
1. Pengertian
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi yang negative terhadap diri sendiri atau kemampuan diri. Adanya
perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang
Seseorang yang dikatakan mempunyai konsep diri negatif jika ia meyakini dan memandang bahwa
dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak
menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Orang dengan konsep diri negatif akan
cenderung bersikap pesimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Akan ada dua
pihak yang bisa disalahkannya, entah itu menyalahkan diri sendiri (secara negatif) atau menyalahkan
tubuhnya. Termasuk persepsi masa lalu dan sekarang, serta perasaan tentang ukuran, fungsi,
penampilan, dan potensi. Yang secara berkesinambungan dimodifikasi dengan persepsi dan pengalaman
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku sesuai dengan standar,
aspirasi, tujuan atau nilai personal tertentu (Stuart & Sundeen, 1998). Sering juga disebut bahwa ideal
diri sama dengan cita cita, keinginan, harapan tentang diri sendiri.
Identitas adalah pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang bertanggung jawab terhadap kesatuan,
kesinambungan, konsistensi, dan keunikkan individu (Stuart & Sundeen, 1998). Pembentukan identitas
dimulai pada masa bayi dan terus berlangsung sepanjang kehidupan tapi merupakan tugas utama pada
masa remaja
Serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu
di berbagai kelompok sosial. Peran yang diterapkan adalah peran dimana seseorang tidak mempunyai
pilihan. Peran yang diterima adalah peran yang terpilih atau dipilih oleh individu (Stuart & Sundeen,
1998).
Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisa seberapa
baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar
dalam penerimaan diri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan, kekalahan, tetap merasa sebagai
2. Etiologi
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang tidak efektif akibat adanya
kurang umpan balik positif, kurangnya system pendukung kemunduran perkembangan ego,
pengulangan umpan balik yang negatif, difungsi system keluarga serta terfiksasi pada tahap
Menurut Carpenito, L.J (1998 : 82) koping individu tidak efektif adalah keadaan dimana seorang
individu mengalami atau beresiko mengalami suatu ketidakmampuan dalam mengalami stessor internal
atau lingkungan dengan adekuat karena ketidakkuatan sumber-sumber (fisik, psikologi, perilaku atau
kognitif).
Sedangkan menurut Townsend, M.C (1998 : 312) koping individu tidak efektif merupakan kelainan
perilaku adaptif dan kemampuan memecahkan masalah seseorang dalam memenuhi tuntutan
kehidupan dan peran. Adapun Penyebab Gangguan Konsep Diri Harga Diri Rendah, yaitu :
a. Factor Presdisposisi
Factor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan orangtua, penolakan orangtua yang
tidak realistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
b. Factor Presipitasi
Factor Presipitasi Terjadinya harga diri rendah biasanya adalah kehillangan bagian tubuh, perubahan
Harga diri rendah merupakan penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan
menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah
perasaan yang berakar dalam penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan
kesalahan,kekalahan, dan kegagalan, tetapi merasa sebagai seorang yang penting dan berharga.
Gangguan harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak orang dan diekspresikan melalui
tingkat kecemasan yang sedang sampai berat.Umumnya disertai oleh evalauasi diri yang negative
membenci diri sendiri dan menolak diri sendiri. Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi
secara :
a. Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, missal harus dioperasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah,
putus hubungan kerja, dll. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena prifasi yang
kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan, harapan
akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/sakit/penyakit, perlakuan
b. Kronik
Yaitu perasaan negative terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum sakit/dirawat. Pasien
mempunyai cara berpikir yang negative. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negative
terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang maladaptive, kondisi ini dapat ditemukan
pada pasien gangguan fisik yang kronis atau pada pasien gangguan jiwa.
d. Menunda keputusan
e. Sulit bergaul
h. Merusak diri : harga diri rendah menyokong pasien untuk mengakhirinya hidup
i. Merusak/melukai orang lain
m. Penurunan produktivitas
5. Pohon Masalah
Isolasi Sosial
Pohon masalah pada gangguan konsep diri harga diri rendah adalah sebagai berikut :
Akibat
Masalah utama
Defisit Perawatan Diri
Penyebab
6. Penatalaksanaan
Menurut hawari (2001), terapi pada gangguan jiwa skizofrenia dewasa ini sudah dikembangkan
sehingga penderita tidak mengalami diskriminasi bahkan metodenya lebih manusiawi daripada masa
a. Psikofarmaka
Adapun obat psikofarmaka yang ideal yaitu yang memenuhi syarat sebagai berikut:
1) Dosis rendah dengan efektifitas terapi dalam waktu yang cukup singkat
3) Dapat menghilangkan dalam waktu yang relative singkat, baik untuk gejala positif maupun gejala
negative skizofrenia
dapat dibagi dalan 2 golongan yaitu golongan generasi pertama (typical) dan golongan kedua
(atypical).Obat yang termasuk golongan generasi pertama misalnya chlorpromazine HCL, Thoridazine
HCL, dan Haloperidol. Obat yang termasuk generasi kedua misalnya : Risperidone, Olozapine,
b. Psikoterapi
Therapy kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi dengan orang lain, penderita lain,
perawat dan dokter. Maksudnya supaya ia tidak mengasingkan diri lagi karena bila ia menarik diri ia
dapat membentuk kebiasaan yang kurang baik. Dianjurkan untuk mengadakan permainan atau latihan
bersama. (Maramis,2005,hal.231).
ECT adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang granmall secara artificial dengan melewatkan aliran
listrik melalui elektrode yang dipasang satu atau dua temples. Therapi kejang listrik diberikan pada
skizofrenia yang tidak mempan denga terapi neuroleptika oral atau injeksi, dosis terapi kejang listrik 4-5
d. Keperawatan
Biasanya yang dilakukan yaitu Therapi modalitas/perilaku merupakan rencana pengobatan untuk
skizofrrenia yang ditujukan pada kemampuan dan kekurangan klien.Teknik perilaku menggunakan
latihan keterampilan sosial untuk meningkatkan kemampuan sosial.Kemampuan memenuhi diri sendiri
dan latihan praktis dalam komunikasi interpersonal.Therapi kelompok bagi skizofrenia biasanya
memusatkan pada rencana dan masalah dalam hubungan kehidupan yang nyata. (Kaplan dan
Sadock,1998).
Therapy aktivitas kelompok dibagi empat, yaitu therapy aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi,
theerapy aktivitas kelompok stimulasi sensori, therapi aktivitas kelompok stimulasi realita dan therapy
aktivitas kelompok sosialisasi (Keliat dan Akemat,2005,hal.13). Dari empat jenis therapy aktivitas
kelompok diatas yang paling relevan dilakukan pada individu dengan gangguan konsep diri harga diri
rendah adalah therapyaktivitas kelompok stimulasi persepsi. Therapy aktivitas kelompok (TAK) stimulasi
persepsi adalah therapy yang mengunakan aktivitas sebagai stimulasi dan terkait dengan pengalaman
atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok, hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan
a. Identitas klien meliputi Nama, umur, jenis kelamin, tanggal dirawat, tanggal pengkajian, nomor rekam
medic
b. Faktor predisposisi merupakan factor pendukung yang meliputi factor biologis, factor psikologis, social
c. Factor presipitasi merupakan factor pencetus yang meliputi sikap persepsi merasa tidak mampu, putus
asa, tidak percaya diri, merasa gagal, merasa malang, kehilangan, rendah diri, perilaku agresif,
kekerasan, ketidak adekuatan pengobatan dan penanganan gejala stress pencetus pada umunya
mencakup kejadian kehidupan yang penuh dengan stress seperti kehilangan yang mempengaruhi
kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan menyebabkan ansietas.
d. Psikososial yang terdiri dari genogram, konsep diri, hubungan social dan spiritual
e. Status mental yang terdiri dari penampilan, pembicaraan, aktifitas motorik, alam perasaan, afek pasien,
interaksi selama wawancara, persepsi, proses pikir, isi pikir, tingkat kesadaran, memori, tingkat
f. Mekanisme koping: koping yang dimiliki klien baik adaptif maupun maladaptive
g. Aspek medic yang terdiri dari diagnose medis dan terapi medis
Pada proses pengkajian, data penting yang perlu diketahui saudara dapatkan adalah:
1 Masalah utama : gangguan Mengungkapkan ingin diakui Merusak diri sendiri, Merusak
konsep diri : harga diri rendah jati dirinya. Mengungkapkan orang lain, Ekspresi malu,
tidak ada lagi yang peduli.
Mengungkapkan tidak bisa Menarik diri dari hubungan
apa-apa. Mengungkapkan social, Tampak mudah
dirinya tidak berguna. tersinggung, Tidak mau
Mengkritik diri sendiri. makan dan tidak tidur
Perasaan tidak mampu.
3 Mk : Akibat isolasi sosial Mengungkapkan enggan bicara Ekspresi wajah kosong tidak
menarik diri dengan orang lain Klien ada kontak mata ketika diajak
mengatakan malu bertemu bicara Suara pelan dan tidak
dan berhadapan dengan orang jelas Hanya
lain. memberi jawaban singkat
(ya/tidak) Menghindar
ketika didekati
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data diatas, yang didapat melalui observasi, wawancara atau pemeriksaan fisik bahkan
melalui sumber sekunder, maka perawat dapat menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien sebagai
berikut:
Untuk mengatasi masalah Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah Tindakan keperawatan pada
pasien :
a. Tujuan :
5) Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih
Tindakan keperawatan :
Untuk membantu pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang masih dimilikinya ,
perawat dapat :
a. Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien seperti kegiatan
pasien di rumah sakit, di rumah, dalam keluarga dan lingkungan adanya keluarga dan lingkungan
terdekat pasien.
b. Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu dengan pasien penilaian yang negatif.
a. Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat digunakan saat ini
b. Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap kemampuan diri yang diungkapkan
pasien
c. Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif
3) Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih Tindakan keperawatan yang
a. Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang
b. Bantu pasien menetapkan kegiatan mana yang dapat pasien lakukan secara mandiri, mana kegiatan
yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga dan kegiatan apa saja yang perlu batuan penuh dari
keluarga atau lingkungan terdekat pasien. Berikan contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat
dilakukan pasien. Susun bersama pasien dan buat daftar kegiatan sehari-hari pasien.
c. Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat dilakukan pasien
Untuk mencapai tujuan tindakan keperawatan tersebut, saudara dapat melakukan hal-hal berikut :
a. Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatihkan
b. Beri pujian atas kegiatan/kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari
c. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap kegiatan
kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun jadwal
Orientasi :
Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah T
lakukan?Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat T dilakukna di rumah sakit. Setelah
kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih
Dimana kita duduk ? bagaimana kalau di ruang tamu ? Berapa lama ? Bagaimana kalau 20 menit ?
Kerja :
T, apa saja kemampuan yang T dimiliki? Bagus, apa lagi? Saya buat daftarnya ya! Apa pula kegiatan
rumah tangga yang biasa T lakukan? Bagaimana dengan merapihkan kamar? Menyapu ? Mencuci
piring..............dst.. Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang T miliki .
T, dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di rumah sakit ? Coba
kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua.......sampai 5 (misalnya ada 3 yang masih bisa dilakukan).
Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini.
Sekarang, coba T pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini. O yang nomor
satu, merapihkan tempat tidur?Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita latihan merapihkan
tempat tidur T. Mari kita lihat tempat tidur T. Coba lihat, sudah rapihkah tempat tidurnya?
Nah kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan selimutnya. Bagus !
Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. Nah, sekarang kita pasang lagi spreinya, kita
mulai dari arah atas, ya bagus !. Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir
masukkan. Sekarang ambil bantal, rapihkan, dan letakkan di sebelah atas/kepala. Mari kita lipat
T sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan bedakah dengan sebelum
dirapikan? Bagus
Coba T lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau T lakukan tanpa disuruh, tulis B
Terminasi :
Bagaimana perasaan T setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapihkan tempat tidur ? Yach, T
ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di rumah sakit ini. Salah satunya,
merapihkan tempat tidur, yang sudah T praktekkan dengan baik sekali. Nah kemampuan ini dapat
Sekarang, mari kita masukkan pada jadual harian. T. Mau berapa kali sehari merapihkan tempat tidur.
Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa ? Lalu sehabis istirahat, jam 16.00
Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. T masih ingat kegiatan apa lagi yang mampu
dilakukan di rumah sakit selain merapihkan tempat tidur? Ya bagus, cuci piring.. kalu begitu kita akan
latihan mencuci piring besok jam 8 pagi di dapur ruangan ini sehabis makan pagi Sampai jumpa ya
SP 2 Pasien: Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan pasien.
Orientasi :
Bagaimana T, sudah dicoba merapikan tempat tidur sore kemarin/ Tadi pag? Bagus (kalau sudah
dilakukan, kalau belum bantu lagi, sekarang kita akan latihan kemampuan kedua. Masih ingat apa
kegiatan itu T?
Kerja :
T, sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapannya, yaitu sabut/tapes untuk
membersihkan piring, sabun khusus untuk mencuci piring, dan air untuk membilas., T bisa
menggunakan air yang mengalir dari kran ini. Oh ya jangan lupa sediakan tempat sampah untuk
membuang sisa-makanan.
Setelah semuanya perlengkapan tersedia, T ambil satu piring kotor, lalu buang dulu sisa kotoran yang
ada di piring tersebut ke tempat sampah. Kemudian T bersihkan piring tersebut dengan menggunakan
sabut/tapes yang sudah diberikan sabun pencuci piring. Setelah selesai disabuni, bilas dengan air bersih
sampai tidak ada busa sabun sedikitpun di piring tersebut. Setelah itu T bisa mengeringkan piring yang
sudah bersih tadi di rak yang sudah tersedia di dapur. Nah selesai
Sekarang coba T yang melakukan
Bagus sekali, T dapat mempraktekkan cuci pring dengan baik. Sekarang dilap tangannya
Terminasi :
Bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukkan menjadi kegiatan sehari-hari
T. Mau berapa kali T mencuci piring? Bagus sekali T mencuci piring tiga kali setelah makan.
Besok kita akan latihan untuk kemampuan ketiga, setelah merapihkan tempat tidur dan cuci piring.
Masih ingat kegiatan apakah itu? Ya benar kita akan latihan mengepel
Latihan dapat dilanjutkan untuk kemampuan lain sampai semua kemampuan dilatih. Setiap
Kriteria evaluasi: Setelah dilakukan dua kali interaksi, pasien menunjukkan tanda-tanda percaya kepada
perawat, seperti: wajah cerah, tersenyum, mau berkenalan, ada kontak mata, bersedia menceritakan
Intervensi keperawatan:
1) Bina hubungan saling percaya
Kriteria evaluasi: Setelah dua kali interaksi pasien dapat menyebutkan minimal satu penyebab isolasi
sosial, yang berasal dari: diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.
Intervensi keperawatan:
d) Orang yang tidak dekat dengan pasien di rumah atau di ruang perawatan
2) Diskusikan dengan pasien penyebab isolasi sosial atau tidak mau bergaul dengan orang lain
c. Tujuan khusus III: Pasien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial, dan kerugian dari
isolasi sosial.
Kriteria evaluasi: Setelah dua kali interaksi, pasien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan sosial
(misalnya: banyak teman, tidak kesepian, bisa diskusi, saling menolong), dan kerugian tidak
berhubungan sosial dengan orang lain (misalnya: sendiri, kesepian, tidak bisa berdiskusi, tidak memiliki
teman).
Intervensi keperawatan:
2) Diskusikan dengan pasien tentang manfaat berhubungan sosial, dan kerugian tidak berhubungan sosial
(menarik diri)
Kriteria evaluasi: Setelah dua kali interaksi, pasien dapat melaksanakan hubungan sosial secara
Intervensi keperawatan:
2) Beri motivasi dan bantu pasien untuk berkenalan atau berkomunikasi dengan perawat, perawat lain,
4) Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan pasien bersosialisasi
5) Beri motivasi pada pasien untuk melakukan kegiatan sesuai jadwal yang telah dibuat
6) Beri pujian terhadap kemampuan pasien memperluas pergaulannya melalui aktivitas yang dilaksanakan.
e. Tujuan khusus V: Pasien dapat menjelaskan perasaannya setelah melakukan hubungan social
Kriteria evaluasi: Setelah dua kali interaksi, pasien dapat menjelaskan perasaan setelah berhubungan
Intervensi keperawatan:
1) Diskusikan dengan pasien tentang perasaan setelah berhubungan sosial, dengan: orang lain dan
kelompok
Kriteria evaluasi: Setelah dua kali interaksi, pasien dapat menyebutkan: manfaat minum obat, kerugian
tidak minum obat, nama obat, warna, dosis, cara pemakaian, waktu pemakaian, efek terapi dan efek
samping obat. Pasien mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar, dan pasien dapat
Intervensi keperawatan:
1) Diskusikan dengan pasien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama obat, warna, dosis,
cara pemakaian, waktu pemakaian, efek terapi dan efek samping obat
5) Anjurkan pasien berkonsultasi dengan dokter atau perawat, jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
g. Strategi pelaksanaan I pasien (SP I pasien): Membina hubungan saling percaya, membantu pasien
mengenal penyebab isolasi sosial, membantu pasien mengenal keuntungan berhubungan dengan orang
lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain, serta mengajarkan pasien berkenalan.
h. Strategi pelaksanaan II pasien (SP II pasien): Mengajarkan pasien berinteraksi secara bertahap