You are on page 1of 7

III.

PANDANGAN AGAMA KATOLIK TERHADAP TINDAKAN KESEHATAN

TIK: Menghubungkan agama dengan nilai moral dan etika kebidanan

1. Nilai Moral dan Etika Kesehatan


Bonum faciendum, malum vitandum (tindakan yang baik harus dilakukan, sedangkan yang jahat harus
dihindari). Kepentingan bagian harus berada dibawah kepentingan keseluruhan. Berhadapan dengan dua
nilai, maka dipilih nilai yang lebih penting. Berhadapan dengan dua masalah yang jelek maka yang lebih
jelek harus ditolak. Hak pasien harus dihormati. Supaya pasien turut serta dalam pengambilan keputusan,
informasi harus diberikan kepada pasien. Sementara itu, eksperimen terhadap manusia perlu
dipertimbangkan dengan seksama. Pengambilan keputusan dari dokter atau perawat harus berdasarkan
pertimbangan, moral dan suara hati terlebih pertimbangan yang bertalian dengan awal kehidupan,
pemelihara kehidupan dan akhir kehidupan (kematian). Dewasa ini etika kedokteran atau kebidanan
berkembang sangat pesat.
2. Pandangan Agama Katolik terhadap beberapa kasus di bawah ini:
Sejak awal dalam sejarahnya, manusia sangat menghargai dan menghormati kehidupan. Kebanyakan
agama dan budaya selalu berusaha untuk melindungi kehidupan manusia. Sebagai citra Allah, manusia
dipanggil untuk memelihara dan mengembangkan kehidupan di dunia ini agar nanti dapat menikmati
kebahagiaan abadi bersama Allah di surge. Allah adalah asal mula dan sumber kehidupan maka orang
yang berpegang teguh pada Sabda Allah akan memperoleh kehidupan juga.
Hak untuk hidup merupakan hak asasi manusia yang paling mendasar. Melebihi segala makluk hidup
yang lain, manusia memiliki akal budi, kebebasan, bahasa dan suara hati. Manusia dapat menentukan
dirinya sendiri dan bertanggungjawab. Manusia menerima hak untuk hidup dari Allah sendiri dan tidak
dari masyarakat atau Negara.
Namun, dewasa ini kehidupan semakin terancam akan bahaya kerusakan dan kematian terlebih oleh
perbuatan manusia sendiri. Kita menyaksikan, kerusakan lingkungan, kesulitan mendapatkan air bersih,
bencana banjir, kemarau panjang, polusi udara, munculnya banyak penyakit baru, semakin punah
binatang dan tumbuhan langka.
Zaman modern ditandai oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Tak dapat disangkal sumbangan ilmu
kedokteran bagi peningkatan kesehatan dan hidup manusia. Luar biasa dan sangat mengagumkan! Namun
disisi lain, dalam kemajuan itu membonceng juga kecenderungan negative diantaranya sbb:
a. Aborsi
Pengertian aborsi dikalangan kedokteran berbeda dengan pengertian di kalangan Gereja Katolik.
Di kalangan kedokteran, kehamilan dianggap mulai saat nidasi, jadi seminggu setelah pembuahan,
sedangkan menurut ajaran agama Katolik, sejak pembuahan sudah ada kehidupan yang harus
dilindungi. Jadi kehidupan manusia sejak saat pembuahan adalah suci, maka tak seorangpun apalagi
ibunya berhak meniadakannya. (Pedoman Pastoral tentang menghormati hidup, Allah Penyayang
Kehidupan, oleh KWI tahun 1991).
Keguguran spontan secara etis tidak ada masalah. Tetapi abortus provocatus (pengguguran
sengaja) merupakan tindakan criminal. Pengguguran sengaja adalah kejahatan keji. Karena
bagaimanapun juga, hak hidup manusia harus dilindungi sejak awal yaitu sejak pembuahan, saat
bergabungnya sel telur (wanita) dan sperma (pria). Dengan membuahkan sel telur, mulailah hidup
baru, seorang manusia yang tumbuh karena dirinya sendiri. Sejak pembuahan, kehidupan manusia
adalah suci. Tak seorangpun berhak meniadakannya. Abortus provocatus adalah tindakan membunuh
janin, membunuh suara batin dan sikap keibuan. Agama Katolik menolak abortus provocatus dan
menilainya sebagai dosa berat. Alasan apapun tidak cukup kuat untuk mematikan janin yang tak
bersalah Pelaku abortus provocatus dikenai hukuman gerejawi ekskomunikasi. Ekskomunikasi
membatasi hak-hak partisipasi dalam hidup menggereja khususnya dalam penerimaan sakramen-
sakramen. Mereka yang tekena ekskomunikasi dilarang menerima sakramen-sakramen, tidak boleh
mengambil bagian dalam perayaan Ekaristi dan tidak memegang jabatan Gerejawi.
Tanpa kecuali, abortus provocatus pun dilarang oleh hukum pidana pasal 346,347,348 dan 349.
Ancaman hukumannyapun cukup tinggi untuk semua pihak yang terlibat dalam abortus provocatus
(antara lain ibu, wanita yang hamil, bidan, dokter, dukun beranak dan tukang obat).
Namun, hukuman pidana belum mengatur secara jelas abortus provocatus therapentis atau
abortus provocatus medicinalis. Kecenderungan kalangan kedokteran ialah membenarkan
pengguguran atas indikasi medis untuk mencegah bahaya kesehatan ibu. Kalangan moralis Katolik
rupanya agak ragu-ragu.
Dengan peralatan yang memadai, dokter melakukan abortus therapeutic demi kesehatan dan
menyelamatkan nyawa ibu. Keputusan untuk melakukan abortus therapeutis diambil oleh sekurang-
kurangya dua dokter dengan persetujuan tertulis dari perempuan yang hamil dan suaminya atau

1
anggota keluarga terdekat. Sejumlah moralis tak berani secara tegas mempersalahkan pengguguran
therapeutic dalam keadaan darurat. Namun demikian harus dipuji usaha para dokter yang
bertanggungjawab dan berpengalaman untuk menyelamatkan kedua hidup itu, ibu dan anak.
Pada dasarnya, tak seorangpun ingin membunuh anak dalam kandungan. Namun, ketika
menghadapi situasi konflik (terjepit), orang tentunya kebingungan orientasi etis. Dalam hal ini
dibutuhkan tindakan praktis konkrit yaitu mendampingi mereka yang mengalami situasi terjepit.
Dengan begitu, siapapun tetap selalu menghargai kehidupan, karena Allah Penyayang Kehidupan.
b. Euthanasia
Sama seperti abortus, masalah euthanasia pun mengundang pertimbangan etis-moral. Kemajuan
teknologi kedokteran dapat menunda atau mempercepat kematian manusia. Alangkah baik sekali
mendampingi pasien yang akan meninggal dengan perawatan manusiawi penuh kasih sayang.
Demikian juga wajarlah memberi pengobatan kepada pasien untuk mengurangi rasa sakitnya.
Tetapi,tidak diperbolehkan mempercepat kematian seseorang secara aktif dan terencana jika secara
medis tidak lagi dapat disembuhkan dan juga kalau euthanasia dilakukan atas permintaan pasien
sendiri.
Jelaslah, sungguh dilarang euthanasia aktif sebagai tindakan menghentikan hidup sebelum saatnya
secara langsung karena merupakan pembunuhan yang bertentangan dengan hak asasi atas kehidupan.
Manusia dihadapan Penciptanya, tidak berhak mengakhiri hidup yang dikurniakan kepadanya.
Namun, dengan alasan yang mendasar, diperbolehkan euthanasia pasif, sebagai tidak berbuat sesuatu
untuk memperpanjang hidup. Alasan-alasan itu antara lain karena memang sudah saatnya pasien
harus meninggal; adalah tidak manusiawi memperpanjang hidup karena pasien terlalu menderita;
perawatan yang terlalu mahal dan tidak proporsional. Tetapi harus diingat bahwa kadangkala sulit
sekali dan kurang jelas batas antara euthanasia aktif dan pasif misalnya dengan menghentikan
pernafasan buatan. Oleh karena itu harus disadari bahwa penderitaan diringankan bukan dengan
pembunuhan (mercy killing) tetapi dengan mendampingi pasien. Kita percaya bahwa Allah tidak
meninggalkan orang yang menderita.
c. Inseminasi, Bayi tabung dan ibu sewaan/Ibu Pengganti
Berdasarkan Instruksi Donum Vitae oleh Konggergasi untuk ajaran iman (22 Pebruari 1987) teknik-
teknik baru dalam prokreasi tidak dapat diterima karena proses biologis tidak boleh (secara fisik)
dipisahkan dari kesatuan kasih demi hormat akan hidup manusia pada awal kejadiannya dan
keluhuran membuat keturunan. Janganlah, karena ilmu dan usaha kedokteran modern, hidup manusia
dijadikan hasil rekayasa.
d. Keluarga Berencana
Keluarga Berencana adalah satu cara untuk mewujudkan keluarga yang bertanggungjawab yang dapat
dilakukan dengan atau tanpa memakai alat kontrasepsi.
Berkaitan dengan soal pengaturan kelahiran anak dalam istilah Keluarga Berencana, Gereja Katolik
menyadari kesulitan-kesulitan yang dihadapi suami isteri dalam usaha mengatur kelahiran. Dalam
Ensiklik dijelaskan bahwa untuk mengatur keluarga, mengatur kelahiran, jumlah dan waktu kelahiran
anak diserahkan tanggungjawab sepenuhnya kepada suami isteri.
Banyak orang mencari jalan keluar dengan memakai alat atau obat yang mencegah kehamilan.
Konsili Vatikan II yakin bahwa dalam penggunaan alat atau kontrasepsi (pencegah kehamilan) masih
diperlukan pemikiran dan pengarahan yang baru. Ensiklik Paus Paulus VI, HUmanae Vitae dari tahun
1968 mengajarkan bahwa setiap tindakan perkawinan (maksudnya terutama sanggama) harus terbuka
untuk penurunan hidup. Berpangkal dari situ, ditolak sterilisasi dan semua alat dan obat yang
mencegah kehamilan. Diusulkan dan dianjurkan cara Keluarga Berencana Alamiah. Banyak warga
umat mengalami konflik batin dengan metode ini. Maka dalam penjelasan pastoral tahun 1972,
Majelis Agung Wali Gereja Indonesia memberi nasehat kepadasuami isteri yang bingung karena
merasa dari satu pihak harus mengatur kelahiran tetapi dari pihak lain tidak dapat melaksanakannya
dengan cara pantang mutlak atau pantang bekala. Dalam keadaan demikian, mereka bertindak secara
bertanggungjawab dan karena itu tak perlu merasa berdosa apabila mereka menggunakan cara lain
(dari cara yang oleh Humanae Vitae disebut halal) asal cara itu tidak merendahkan martabat isteri atau
suami, tidak berlawanan dengan hidup manusiawi (misalnya pengguguran dan pemandulan tetap) dan
dapat dipertanggungjawabkan secara medis.
Dalam rangka mengadakan, menjarangkan atau membatasi kehamilan dan kelahiran baru, Gereja
Katolik telah memberikan ketetapan yang jelas yakni dengan membolehkan suami isteri melakukan
pantang berkala yakni tidak melakukan persetubuhan pada saat masa subur, inilah yang disebut
Keluarga Berencana Alamiah.
KB Alamiah merupakan metode perencanaan kehamilan melalui pengamatan beberapa tanda dan
gejala yang secara alamiah terjadi pada fase subur dan tidak subur dalam siklus haid. Untuk

2
mencegah kehamilan, hubungan seksual tidak dilakukan pada masa subur dari tiap siklus haid. Dasar
filosofi KB Alamiah adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam siklus haid mencakup
perubahan indung telur dan selaput lender rahim. Perubahan ini terjadi karena pengaruh kerja timbale
balik kelenjar hipofise, hipotalamus dan hormone-hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan
LH (Luteinizing Hormone).
Macam-macam metode KB Alamiah:
a. Metode Kalender
Metode kalender adalah metode yang digunakan untuk menentukan kemungkinan masa subur.
Misalnya pada siklus haid normal 28 hari, perhitungan masa subur adalah:
Siklus terpendek: 28-18 = 10
Siklus terpanjang: 28-11=17
Dengan perhitungan diatas, masa subur diperkirakan sekitar 7 hari
Metode ini kini sudah jarang dipakai dalam KB Alamiah dan tidak dianjurkan untuk dipakai
karena hanya sesuai bagi wanita yang siklus haidnya teratur.
b. Metode Suhu Basal
Metode suhu basal adalah metode perencanaan kehamilan dengan mengukur suhu basal tubuh
untuk menentukan ovulasi. Suhu basal sesudah ovulasi lebih tinggi dibandingkan suhu basal
sebelum ovulasi. Suhu basal merupakan suhu badan asli sebelum seseorang mulai melaukan
kegiatan.
c. Metode Ovulasi Billings/Metode Pengamatan Lendir
Metode Ovulasi Billings adalah metode perencanaan kehamilan berdasarkan pada penentuan
masa subur dan tidak subur melalui pengamatan gejala-gejala sifat lender leher rahim. Beberapa
kaidah yang perlu diperhatikan dalam metode Billings adalah:
Kaidah Pola Dasar ketidak suburan
Jika seorang wanita mengalami hari-hari kering setelah haid, maka dalam pola dasar ini,
saat timbul rasa basah dan keluarnya lendir merupakan tanda untuk mulai berpantang.
Jika seorang wanita mulai mengeluarkan lender terus menerus, maka terdapatnya lender
yang tidak berubah-ubah selama berhari-hari, itu merupakan pola dasar
ketidaksuburannya yang berlendir. Jika terjadi perubahan seperti banyaknya lender
meningkat sedikit, berubah warna menjadi keruh, merasa lebih basah, hilangnya
kepekatan menjadi berserabut dan lainnya maka wanita tersebut sebaiknya pantang
bersenggama.
Kaidah Puncak
Awal masa tak subur pasca ovulasi adalah hari ke 4 setelah puncak. Pada kebanyakan
wanita ovulasi terjadi sekitar puncak tetapi ada kemungkinan ovulasi terjadi pada hari
kedua atau ketiga setelah puncak. Bila tidak menghendaki kehamilan, sanggama
hendaknya tidak dilakukan pada waktu itu.
Kaidah hari-hari awal
- Setelah haid berakhir perlu diperhatikan timbulnya tanda lender
- Sebelum ovulasi, hari-hari dengan pola dasar ketidaksuburan merupakan masa
tidak subur
- Jika terjadi berulangkali munculnya kesuburan pada awal masa subur tak
didahului lender yang keruh, kental lengket, maka pada pola yang demikian
diperlukan pengamatan yang sangat cermat.
- Kadang-kadang terjadi sedikit pendarahan diantara dua masa haid, perhatikan
munculnya tanda lender pada hari-hari tersebut, jika menginginkan sanggama
menunggu sampai 3 hari sesudah kembalinya hari dengan pola ketidaksuburan.
- Tiap perubahan dari pola ketidaksuburan menjadi petunjuk supaya menunggu
dan mengamati dengan cermat munculnya rasa basah dan lender.
- Cairan sperma setelah sanggama mempunyai kecenderungan mengaburkan
pengamatan gejala lender, jika menginginkan sanggama berikutnya sebaiknya
sanggama dilakukan setelah selang satu hari.

Dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan, ternyata hampir semua wanita dapat
dididik untuk menyadari dan menghayati gejala perubahan lender, tetapi memerlukan
kecermatan dan disiplin yang tinggi untuk dapat menentukan masa subur dan masa
tidak subur sehingga dapat melakukan senggama dengan aman.

Aspek-aspek yang menguntungkan dari KBA:


Dapat meningkatkan relasi dan komunikasi pasangan suami isteri

3
Mandiri artinya pasangan suami isteri sudah mengenali pola kesuburan
dirinya maka tidak perlu lagi campur tangan orang ketiga
Pengambilan keputusan oleh pasangan suami isteri
Tidak memakai alat/menggunakan obat yang dimasukkan ke tubuh sehingga
ada efek samping
Dapat dipakai untuk menjarangkan kehamilan atau menghendaki kehamilan
Sesuai ajaran Gereja Katolik.
Meskipun gereja menolak penggunaan alat kontrasepsi namun dibawah ini ada beberapa
pengetahuan tentang KB Buatan atau alat kontrasepsi (upaya untuk mencegah
kehamilan) yang perlu diketahui pasangan suami isteri antara lain:

a. Pantang berkala
Pantang berkala merupakan cara pencegahan kehamilan dengan tidak melakukan
senggama pada saat isteri dalam masa subur. Cara ini dapat digunakan bila
perempuan mempunyai siklus menstruasi yang teratur. Amati selama beberapa bulan
kemudian catat siklus terpendek dan terpanjang, lihat siklus yang rata-rata atau paling
sering dialami. Jika masa ini perlu hubungan seksual dianjurkan untuk menggunakan
kondom.
Kelebihan pantang berkala:
Aman tidak ada resiko/efek samping
Tidak mengeluarkan biaya/ekonomis
Kekurangan/kerugian pantang berkala:
Tidak semua perempuan mengetahui masa suburnya
Tidak semua perempuan mempunyai siklus menstruasi/haid yang teratur
Tidak semua pasangan mentaati untuk tidak berhubungan seksual selama
masa subur
Dapat terjadi kegagalan jika salah menghitung
b. Senggama terputus
Pasangan akan bersanggama seperti biasa namun zakar segera ditarik keluar sebelum
terjadi ejakulasi atau pengeluaran air mani/sperma.
Kelebihan sanggama terputus:
Tidak memerlukan obat atau alat
Kekurangan sanggama terputus:
Angka kegagalan tinggi
Pasangan kecewa kalau belum mencapai kepuasan
c. Kondom
Kondom adalah sarung karet tipis yang dipakai oleh laki-laki saat berhubungan
seksual.

Kelebihan kondom:
Murah dan mudah didapat
Mudah dipakai sendiri
Mencegah penularan infeksi menula seksual (IMS) dan HIV/AIDS
Membantu menghindarkan diri dari ejakulasi dini, kanker rahim.
Kekurangan kondom:
Harus selalu tersedia karena harus memakai yang baru setiap kali
bersenggama
Kadang menimbulkan alergi sehingga terasa panas dan gatal atau lecet
Sering terjadi kegagalan karena bocor
d. Pil KB
Pil yang akan mempengaruhi hormone perempuan yang dapat mencegah terjadinya
kehamilan dan harus diminum setiap hari (usahakan pada waktu yang sama) dan
dimulai pada hari pertama haid. Sebelum pemakaian harus diperiksa dulu oleh dokter
atau bidan.
Kelebihan Pil KB:
Murah dan mudah didapat
Mudah digunakan asal disiplin dan teratur untuk meminum setiap hari
Haid lebih teratur dan mengurani pendarahan saat haid
Melindungi dari kanker payudara, kista indung telur dan kanker rahim

4
Mengandung zat exluton yang tidak menggangu produksi ASI
Kekurangan PIL KB:
Harus diminum tiap hari dan tidak boleh lupa
Kadang terjadi mual, pusing atau pendarahan di luar masa haid
Bila lupa minum pil KB satu hari saja maka selama satu siklus haid itu tidak
ada manfaatnya/gagal
Sebagai catatan: harus segera ke dokter/bidan bila terjadi sakit kepala terus
menerus, nyeri perut, sesak napas, sakit dada, penglihatan kabur atau kulit
menguning. Pil KB tidak cocok bagi ibu yang menderita sakit kuning,
kelainan jantung, varices, tekanan darah tinggi, kencing manis, pendarahan
dari vagina, kanker payudara/alat reproduksi, migren, perokok berat, sedang
hamil.
e. Suntik KB
Suntik KB adalah cairan yang mengandung zat yang dapat mencegah kehamilan
selama jangka waktu tertentu (1 atau 3 bulan).
Kelebihan suntik KB:
Tidak mengganggu produksi ASI
Dapat dihentikan sewaktu-waktu jika ingin hamil
Dapat mencegah terjadinya anemia
Kekurangan suntik KB:
Kadang terjadi pusing, pendarahan sedikit-sedikit atau terhentinya haid
Pemakai berusia 40 tahun harus diawasi dokter
Harus segera ke dokter atau bidan jika tejadi pendarahan banyak, pusing atau
mual hebat, penurunan atau penambahan berat badan berlebihan, terlambat haid
dengan rasa mual, muntah dan pusing. Pemakaian suntikan KB mempunyai
persyaratan sama dengan pemakai pil termasuk juga anjuran penggunaan KB
hormonal selama maksimal 15 tahun.

f. Susuk KB/Implant
Alat kontrasepsi yang dimasukan dibawah kulit pada lengan bagian atas, tidak
terlihat dari luar tetapi dapat diraba. Tersedia dua macam pilihan susuk KB atau
implant yaitu 1 batang dan 2 batang. Memberikan perlindungan terhadap kehamilan
selama 3-5 tahun.
Kelebihan Susuk KB:
Tidak mengganggu produksi ASI
Aman untuk jangka panjang 3-5 tahun
Kekurangan Susuk KB:
Harus dipasang dan diangkat oleh petugas terlatih
Kadang terjadi haid yang tak teratur, pendarahan, perubahan berat badan,
berkurangnya nafsu makan dan pusing.
Catatan: Harus ke dokter atau bidan jika luka bekas pemasangan berdarah atau
bengkak karena infeksi, pendarahan hebat, sakit kepala hebat, mata berkunang-
kunang, terlambat haid disertai rasa mual dan muntah.
g. IUD/Spiral/AKDR
Alat kontrasepsi yang dimasukan ke dalam rahim, terbuat dari plastic kecil fleksibel
yang dililit kawat tembaga halus dan waktu penggunaannya 10 tahun.
Kelebihan IUD/Spiral/AKDR:
Menghambat kemampuan spermatozoa untuk masuk ke dalam saluran tuba
Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
Mencegah sperma dan ovum bertemu
Memungkinkan untuk mencegah implantasi ovum ke uterus
Kekurangan IUD/Spiral/AKDR:
Keluar bercak-bercak darah setelah 1-2 hari pemasangan
Perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak serta nyeri
Merasakan sakit/kejang setelah 3-5 hari pemasanagan dan pendarahan berat
waktu haid yang memungkinkan anemia
h. Tubektomi/MOW (Metode operasi Wanita)

5
Prosedur bedah secara sukarela atau alasan medis untuk menghentikan kesuburan
(fertilitas) seorang wanita. Cara kerjanya untuk menghambat perjalanan sel telur
wanita sehingga tidak dapat dibuahi oleh sperma.
i. Vasektomi/MOP (Metode Operasi Pria)
Tindakan operasi kecil pemotongan dan pengikatan saluran sperma kanan dan kiri
sehingga pada saat ejakulasi, cairan mani yang dikeluarkan tidak lagi mengandung
sperna sehingga tidak menyebabkan kehamilan. Cara kerjanya untuk menghalangi
jalanya sel sperma sehingga tidak dapat membuahi sel telur.

e. HIV/AIDS
HIV (Human Immunodeficiiency Virus) yaitu virus yang merusak dan melumpuhkan sel darah putih
yang akhirnya merusak system kekebalan tubuh kita.
AIDs (Acquired Immunodeficiency Syndrome) yairu kumpulan berbagai penyakit yang terjadi akibat
runtuh dan rusaknya system kekebalan tubuh yang disebabkan virus HIV.
Cara penularan HIV/AIDs yaitu:
Melalui hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan yang tidak terlindung (tidak
memakai kondom), melalui vagina (alat kelamin perempuan) atau anus (dubur)
Melalui transfuse darah yang mengandung virus HIV
Menggunakan satu jarum suntik secara bergantian atau alat tusuk lainnya (tusuk jarum,
tindik, tattoo), pisau cukur, sikat gigi yang telah terkena darah pengidap HIV/Aids
Melalui ibu kepada anak yang dikandungnya (janin yang dikandungnya) melalui kelahiran
Dari ibu ke anak melalui putting susu yang lecet

Cara Pencegahan dan Penanggunglangan HIV/AIDs yaitu:

Dalam mengatasi HIV/AIDS, orangtua perlu menyadari betapa pentingnya pendidikan


agama bagi setiap keluarga khususnya bagi anak-anak dan remaja. Pendidikan anak yang
ditanamkan sedini mungkin akan sangat berpengaruh positif terhadap pertumbuhan dan
perkembangan kepribadian anak-anak, oleh sebab itu orangtua wajib memberikan pengetahuan
seperti bahaya HIV dan AIDs ini kepada anak-anaknya sejak dini serta memberikan contoh konkrit
dan teladan bagaimana seharusnya melaksanakan ajaran agama dalam kehidupan keluarga dan
masyarakat sehingga terhindar dari bahaya HIV dan AIDs.

Ditempat-tempat umum, seperti bioskop, mall serta tempat keramaian lainnya, para remaja harus
waspada terhadap sekelilingnya, ada kemungkinan para pengidap HIV/AIDs yang ingin mencari
teman dengan cara menyuntikkan darahnya pada siapa saja yang ditemui di tempat-tempat
keramaian.

Untuk remaja yang terkena HIV dan AIDs, dukungan keluarga sangat diperlukan, baik dukungan
social, psikologis dan pengobatan. Keluarga harus member perawatan utama pada orang yang
terkena HIV dan AIDs, dan memberikan kesempatan untuk bicara dan mengungkapkan perasaannya,
memberikan dukungan psikologis meliputi perhatian, sikap dan pandangan positif dan tidak
mengucilkan atau diskriminatif terhadap orang terkena HIV; pengobatan dengan Anti Retro Viral
(ARV) sebagai obat yang berfungsi menekan jumlah virus yang ada dalam darah.

HIV dan AIDS secara medis belum ditemukan obatnya dan belum ada vaksin yang mencegah
virusnya. Untuk menghindari terjangkitnya penyakit yang berbahaya ini seluruh anggota keluarga,
ayah, ibu dan anak-anak yang termasuk dalam generasi muda perlu diperkenalkan bahaya tertularnya
HIV dan AIDS sejak dini baik secara medis maupun dengan pendekatan agama. Setiap individu
bertanggungjawab pada diri dan keluarganya.

Fungsi kasih dan saling menghormati pada kehidupan keluarga tercermin pada Efesus 5:22-33 juga
6:1-9 yang intinya kehidupan keluarga akan bahagia jika terjadi saling mengasihi antar suami dan
isteri dan menghormati antar anak terhadap orangtua, serta orangtua terhadap anak. Dalam Efesus
5:22-33 ..hai isteri, tunduklah kepada suamimu hai suami kasihilah isterimuDemikian juga
suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri. Dalam Efesus 6:1-9 Hai anak-
anak taatilah orangtuamuhormatilah ayahmu dan ibumu.

Ketahanan dan keharmonisan keluarga juga tercermin pada 1 Petrus 3:1-7.

6
Keluarga sangat besar perannya dalam pemeliharaan kesehatan terutama bagi anak-anak yang
sedang tumbuh berkembang. Pemeliharaan kesehatan harus dimulai sejak dini, sejak anak berada
dalam kandungan. Begitu juga pengenalan bahaya HIV dan AIDs, orangtua dalam hal ini yang
pertama bertanggungjawab. Dalam Efesus 6:1-9..dan kamu bapa-bapa janganlah bangkitkan
amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.

Dalam upaya membentuk keluarga yang terbebas dari HIV dan AIDS peranan agama sangat penting,
masing-masing anggota mempunyai tanggungjawab sesuai dengan fungsi dan kedudukannya untuk
melindungi diri dan keluarganya dari segala kerusakan dan kebinasaan termasuk dalam penyebaran
HIV dan AIDS kepada orang-orang yang tidak berdosa.

Menjaga diri dan keluarga dari HIV dan AIDS berarti juga menjauhkan segala perbuatan yang men
yebabkan tertularnya penyakit itu seperti Zina, penyimpangan prilaku seksual, sodomi, homoseksual,
lesbian dsb. Dalam 1 Korintus 5:18 .jauhkanlah dirimu dari pencabulan!......Kemudian
ditekankan lagi tidak boleh berzinah dengan yang bukan isterinya.Ulangan 5:18 : Jangan berzinah.

Pencegahan dan pengobatan HIV dan AIDS serta penyakit lainnya, dijanjikan Tuhan melalui
Ulangan 7:15 Tuhan akan menjauhkan segala penyakit dari padamu.

Jadi, Tuhan Allah melalui sabdaNya, menghendaki kita selalu memenuhi kewajiban kita termasuk
dengan keluarga dan istri sebagai pasangan hidup. Dengan agama yang baik akan mewujudkan
suasana saling percaya antara suami isteri. Prinsip yang lain dalam membangun keluarga bahagia
adalah tabiat suami isteri, jika baik maka keluarga akan penuh cinta, tidak akan terjadi
perselingkuhan, penyelewengan, pelecehan atau lainnya yang memungkinakan terjangkitnya HIV
dan AIDS.

A : Abstinence (memilih untuk tidak melakukan hubungan seks beresiko tinggi, termasuk seks
pranikah)

- Meningkatkan ketahanan dan keharmonisan keluarga dengan bersikap saling setia


pada pasangan sah tercermin pada 1 Petrus 3; 1-7
- Menjaga diri dan keluarga dari HIV dan AIDs berarti juga menjauhkan segala
perbuatan yang menyebabkan tertularnya penyakit itu seperti Zina, penyimpangan
perilaku seksual, sodomi, homoseksual, lesbian dsbnya
- Seperti Sabda Tuhan dalam 1 Korintus 5:18jauhkanlah dirimu dari pencabulan!
Kemudian ditekankan lagi tidak boleh berzinah dengan yang bukan isterinya.
- Kehidupan keluarga akan berbahagia jika terjadi saling mengasihi antar suami dan
isteri, dan menghormati antar anak terhadap orangtua, serta kasih orangtua terhadap
anak yang tercermin pada Efesus 5:22-33 dan 6:1-9. Dalam Efesus 5:22-33 ..hai
isteri, tunduklah kepada suamimu hai suami kasihilah isterimuDemikian juga
suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri. Dalam Efesus
6:1-9 Hai anak-anak taatilah orangtuamuhormatilah ayahmu dan ibumu.
B : Be faithful (saling setia kepada pasangannya)
C : Condom (menggunakan kondom secara konsisten dan benar)
D : Drugs (tolak penggunaan NAPZA suntik (narkotika, alcohol, psikotropika dan zat adiktif
lainnya)
E : Equipment (jangan pakai jarum suntik/peralatan tajam lainnya bersama-sama dengan
orang yang telah terinfeksi HIV/AIDS

Good Luck

You might also like