You are on page 1of 2

Penambahan Limbah Tapioka Edible Foam as Cleaning agent handsanitizer from belimbing

waluh and limbah bijih papaya untuk menjaga kesehatan anak anak dari penyakit blabla
Ardita Rizky Putri Arcanggi 1 , Vina Damayanti 1 , Nadia Huda Aprilliani 1, Zainah Alattas 1 ,
Nida Fathia 1
Departement of Chemical Engineering, University of Indonesia, Depok
Indonesia memiliki masalah kesehatan yang terus meningkat. 80% penularan penyakit pada anak-
anak bisa terjadi lewat tangan. Diare merupakan salah satu penyakit yang paling sering menular
pada anak-anak dan umum terjadi pada negara berkembang seperti Indonesia. Di samping itu,
pemerintah sedang mencanangkan program Sustainable Development Goals Indonesia (SDGs)
hingga tahun 2030. Untuk mendukung pemerintah dalam mewujudkan program SDGs di sektor
kesehatan serta mengatasi permasalahan diare pada anak-anak maka kami mengusulkan sebuah
produk handsanitizer ___.
Produk kami berbahan baku alami yaitu daun belimbing wuluh dan biji pepaya. Daun belimbing
wuluh memiliki zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri (antiseptic). Zat aktif yang
terdapat pada daun belimbing wuluh adalah tanin, sulfur, asam format, dan flavonoid. Sedangkan,
biji buah pepaya hitam yang dapat digunakan sebagai antibakteri adalah fenol, alkaloid, flavonoid
dan saponin. Sebelumnya daun belimbing wuluh digunakan sebagai obat tradisional sedangkan
biji buah pepaya hanya sebagai limbah yang masih belum maksimal pemanfaatnnya. Oleh karena
itu, penggunaan kedua bahan tersebut dapat meningkatkan nilai guna. Selain berbahan baku yang
berbeda dengan produk handsanitizer lainnya, produk ini juga memiliki packaging yang berbeda
yaitu dengan bulatan kecil yang disalut oleh edible film. Edible film merupakan kemasan lapisan
ramah lingkungan. Bahan dasar edible film yang digunakan yaitu dengan serat onggok yang
merupakan limbah dari industri tapioca berbentuk padatan. Sehinga selain bentuk kemasan yang
simple dan inovatif, bentuk kemasan ini dapat menurunkan jumlah limbah industri tapioka dan
meningkatkan nilai gunanya.
Produk ini bisa didapatkan dengan melewati 3 langkah mudah yakni tahapan proses ekstraksi biji
pepaya dan belimbing wuluh yang dilanjutkan dengan mixing penambahan bahan lainnya. Untuk
selanjutnya masuk ke tahapan pengemasan dengan packaging berbentuk bulatan kecil yang disalut
oleh edible film. Penggunaannya hanya dengan mengambil satu buah kapsul dan ditekan oleh
tangan, selanjutnya kapsul tersebut akan pecah dan diratakan ke seluruh telapak tangan.
Keunggulan dari produk hand sanitizer berbentuk kapsul berisi gel cair ini terletak pada
pengemasannya yang unik dan praktis karena menggunakan bahan edible film yang ramah
lingkungan sehingga cocok digunakan untuk anak-anak. Bentuk kapsul ini akan menghindari
pemborosan pada penggunaan hand sanitizer. Selain itu, keunggulan utama produk ini adalah
dapat membunuh bakteri, berbahan alami dan dapat bertahan lebih lama dibanding hand sanitizer
pada umumnya yang hanya bertahan menangkal kuman selama 2 menit. Penilaian ekonomi pada
perancangan produk HABIBI ini menunjukkan bahwa dengan kapasitas produksi 420 botol per
hari mendapatkan tingkat pengembalian internal (IRR) dan nilai payback period (PBP) adalah
18,53% dengan lama waktu 4,175 tahun. Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa biaya bahan
baku dan harga jual produk adalah faktor yang paling sensitif.
Keywords: Cleaning, Agent, Hand, Sanitizer, Edible, Belimbing, limbah biji papaya, onggok

You might also like