Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wilayah kerja Puskesmas Benteng meliputi 2 Kelurahan dan 10 desa, yang terletak di
wilayah daratan dan kepulauan, dengan jangkauan terjauh di tempuh dalam waktu 4 6 jam
menggunakan perahu motor. Luas Wilayah 33,945 H dengan jumlah penduduk sebanyak
39426 jiwa.
Puskesmas Benteng merupakan Puskesmas Rawat Inap dengan jumlah tempat tidur
sebanyak 30 buah, UGD 24 jam, dan merupakan Puskesmas Poned. Rata- rata kunjungan RJ
perbulan sebanyak 1500 2000 pasien dan RI sebanyak 150 - 200 pasien.
Ketenagaan Puskesmas Benteng berjumlah 204 orang, terdiri dari dokter umum 3
orang, dokter gigi 1 orang, Ns 12 org, SKM 1 org, Apt 1 org, STTL 1 org, D III Keperawatan 89
org, SPK 7 org, DIV kebidanan 2 org, D III Kebidanan 44, D1 kebidanan 6 org, D III gizi, 7, DIII
Kesling 4, D III Farmasi 5, Perawat Gigi 3 org, Analis 3,Tenaga kesehatan lain 15 orang,
dengan status kepegawaian PNS, PTT, Honor Daerah dan Sukarela.
A. 2 . Visi Misi, Kebijakan Mutu
1. Kerjasama
Setiap Kegiatan / pekerjaan dilakukan bersama - sama untuk mencapai tujuan
bersama.
2. Disiplin
Bekerja sesuai tata tertib yang berlaku
3. Komitmen
Tekad bersama untuk mencapai tujuan dan sasaran bersama.
4. Profesional
Melakukan tugas dan fungsi sesuai kompetensi
5. Ramah
Selalu menerapkan 4S ( senyum, sapa, salam, sopan ) dalam pelayanan
6. Responsif
Cepat tanggap terhadap permasalahan yang ada
7. Adil
Tidak berpihak atau berat sebelah pada kepentingan tertentu
8. Interaktif
Mampu memberikan informasi yang jelas dan benar
9. Malu
Malu karena datang terlambat dan pulang lebih awal
Malu karena melihat teman sibuk bekerja
Malu karena bekerja tidak berprestasi
10. Jujur
Mengedepankan kejujuran dalam melaksanakan tugas pelayanan
11. Dinamis
Selalu berupaya mengikuti perkembangan melalui peningkatan kualitas SDM, Sarana
dan Prasarana.
STRUKTUR ORGANISASI UPTD PUSKESMAS BENTENG
DINAS KESEHATAN KAB.MANGGARAI BARAT
B. RUANG LINGKUP
Pedoman Manajemen Mutu ini disusun berdasarkan akreditasi Puskesmas dan
persyaratan ISO 9001 :2008 yang meliputi : persyaratan umum, sistem menejemen mutu,
tanggung jawab manajemen , manajemen sumber daya , digunakan pada seluruh
pelayanan yang meliputi Upaya kesehatan Perorangan serta upaya kesehatan masyarakat
dan diimplementasikan dengan pengecualian pada klausul 7.3 persyaratan ISO 9001 :2008
tentang desain dan pengembangan. Hal ini dilakukan karena berdasarkan pada Peraturan
Menteri Kesehatan RI No: 75 Tahun 2014 bahwa Puskesmas, dalam hal ini adalah Puskesmas
Benteng merupan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten Mangarai
Barat. Oleh karenanya, UPTD Puskesmas Benteng tidak melakukan proses Desain dan
Pengembangan Pelayanan mandiri.
Ruang Lingkup penerapan Sistim Manajemen Mutu di UPTD Puskesmas Benteng mencakup:
a. Jenis Layanan Upaya Kesehatan Perorangan:
1. Rawat Jalan : Poli umum, Poli Gigi, Pelayanan KIA/KB, Pelayanan IVA, Pelayanan
TB, Pelayanan Imunisasi, Pelayanan Kusta, Pelayanan VAR, MTBS/MTBM, PKPR,
Klinik Sanitasi, Klinik VCT, Pelayanan Farmasi, Pelayanan Laboratorium.
2. UGD 24 Jam
3. Rawat Inap Umum
4. Kebidanan ( PONED, Persalinan Normal, Nifas )
5. Pelayanan Administrasi
6. Pelayanan Rujukan
7. Pelayanan Mobil Jenaza
8. Pemulasaran Jenaza
9. Pengelolaan Limbah Kering
10. Pengolahan Limbah Basah
b. Upaya Kesehatan Masyarakat
1. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, KIA/KB, Gzi, Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit.
C. TUJUAN
Pedoman ini disusun sebagai acuan bagi Puskesmas dalam membangun sistem
manajemen mutu baik untuk penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan maupun Upaya
Kesehatan Masyarakat.
Landasan hukum yang digunakan dalam menyusus pedoman mutu Ini adalah :
A. Persyaratan Umum
B. Pengendalian Dokumen;
Secara Umum dokumen dokumen dalam sistem manajemen mutu disusun meliputi;
1. Kebijakan / SK
2. Pedoman / Manual Mutu
3. Standar Operasional Prosedur / SOP
4. Rekaman Rekaman
5. Dokumen Pendukung / dokumen eksternal
Dokumen sistem manajemen mutu dipastikan terkendali
a. Dokumen sistem manajemen mutu adalah dokumen dokumen yang
memuat informasi yang digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan
sistem manajemen mutu.
b. Pengendalian dokumen dimaksudkan agar dokumen agar dokumen sistem
manajemen mutu yang dipergunakan adalah dokumen yang tepat yang tepat
dan yang benar.
c. Cara pengendalian dokumen diatur dalam prosedur dan dipahami oleh
semua pihak terkait.
d. Prosedur pengendalian dokumen mengatur hal hal sebagai berikut:
1. Penetapan jenis dokumen
2. Pembuatan Dokumen
3. Pemeriksaan Dokumen
4. Pengesahan Dokumen
5. Penerbitan Dokumen
6. Pendistribusian dan penerimaan Dokumen
7. Revisi dan penerbitan ulang dokumen
8. Penarikan dan pemusnahan Dokumen yan sudah tidak berlaku
9. Peninjauan ulang Dokumen
e. Kebijakan, Manual Mutu dan Dokumen asli dikendalikan di sekertariat
akreditasi sedangkan fotocopy dari kebijakan, manual mutu, pedoman, SOP
dan dokumen pendukung lainnya dikendalikan oleh masing masing unit /
poli.
1. Pengendalian dokumen Puskesmas Benteng dengan sistem pengelolaan dokumen / surat
menyurat, yang meliputi sistem penomoran maupun penyimpanan dokumen Puskesmas, baik
dokumen perkantoran maupun dokumen akreditasi Puskesmas.
2. Dokumen ekternal adalah: buku, peraturan, standar, surat keputusan, kebijakan yang
merupakan acuan / referensi di dalam penyusunan dokumen akreditasi Puskesmas,
3. Dokumen / arsip aktif dokumen yang frekuensi pemakaian masih tinggi / masih dipakai didalam
kegiatan, dan masih disimpan di unit- unit pelayanan,
4. Dokumen / arsip inaktif dokumen yang frekuensi pemakaiannya sudah rendah / sudah tidak
dipakai, untuk dokumen rekam medik apabila pasien yang sudah mati atau sudah pindah.
5. Master dokumen akreditasi yang telah lengkap / telah dinomori, disyahkan dan ditanda-tangani
namun belum dibubuhi cap Puskesmas.
Kelompok dokumen kelompok jenis- jenis dokumen / rekaman (contoh kelompok SPO),
Pengendalian dokumen dengan menerapkan hal- hal sebagai Berikut:
A. Pengkodean dokumen kelompok pelayanan:
1. Administrasi Manajemen dengan kode: A.,
a. Bab I, (A/I),
b. Bab II, (A/II),
c. Bab III, (A/ III),
2. Pelayanan Upaya kode : B,
a. Bab IV, (B/ IV),
b. Bab V, (B/ V),
c. Bab VI, (B/ VI),
d. Apabila dari upaya Puskesmas dengan ditambahkan upaya (contoh upaya KIA= B / KIA,
upaya promkes = B / Promkes, dan lain- lain),
3. Pelayanan Klinis kode : C,
a. Bab VII, (C/ VII),
b. Bab VIII, (C/ VIII),
c. Bab IX, (C/ IX),
4. Standar Operasional Prosedur, disingkat: SOP,
5. Daftar tilik disingkat: Dt,
6. Kerangka Acuan disingkat: KA,
7. Surat Keputusan disingkat: SK,
8. Kebijakan disingkat: Kb,
9. Dokumen ekternal disingkat: Dek,
10. Manual Mutu disingkat MM.
11. Pedoman Mutu disingkat PM,
12. Audit Internal disingkat AI.
Penyimpanan Dokumen / arsip.
1. Dokumen rekam klinik / medik inaktif wajib disimpan sekurang- kurangnya dua tahun,
terhitung dari tanggal terakhir pasien meninggal, atau pindah tempat, setelah batas waktu
sebagaimana dimaksud diatas dilampaui, rekam klinis dapat dimusnahkan, kecuali
persetujuan tindakan dan persetujuan lain harus disimpan jangka waktu 10 tahun, terhitung
dari tanggal dibuatnya,
2. Sistem penyimpanan resep yang telah dilayani di Puskesmas harus dipelihara dan disimpan
minimal dua tahun dan pada setiap resep harus diberi tanda:
a. Umum: resep umum,
b. Askes: untuk resep yang diterima oleh peserta asuransi kesehatan,
c. KIS, BPJS , untuk resep yang diterima oleh peserta Jaminan Kesehatan Nasional.
d. Gratis / untuk resep yang diberikan kepada pasien yang dibebaskan dari pembiayaan
retribusi,
e. Jamkesda, untuk resep yang diterima oleh peserta Jaminan Pemerintah Daerah.
3. Penyimpanan dokumen akreditasi disimpan dimasing- masing kelompok pelayanan,
sedangkan di administrasi dan manajemen (admen) menyimpan master dokumen semua
kelompok pelayanan dan program,
B. Sistem penomoran:
1. Surat masuk dan keluar sesuai dengan aturan Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai
Barat
2. Penomoran kelompok pelayanan dilakukan oleh kelompok pelayanan masing- masing
disesuaikan dengan sistem pengkodean yang telah ditentukan,
3. Penomoran dokumen diurutkan sesuai dengan pengkodean,
4. Urutan penomoran meliputi: Kode pelayanan, Kode dokumen, Bulan, Tahun dan nomor urut
dokumen:
Contoh: B/ IV/SOP/ 1/ 15/ 005 (B: Kode pelayanan upaya, IV: Bab IV, SOP: Standar
Operasionalprosedur,1: bulan 1/ Januari, 15 tahun 2015, 005: nomor urut SOP)
C. Pengendalian Rekaman
Semua rekaman / arsip dikelola dengan baik
a. Arsip adalah dokumen berisi informasi historis yang timbul dari kegiatan yang
telah dilaksanakan
b. Tujuan pengedalian arsip adalah untuk memastikan semua data kegiatan
dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk perbaikan.
c. Arsip dipastikan aman, teridentifikasi dengan jelas, dan ditata dengan rapi
sehingga mudah dan cepat ditemukan bila diperlukan.
d. Arsip yang ada di unit / poli dikendalikan oleh sekretariat akreditasi
BAB III
A. KOMITMEN MANAJEMEN
D. Perencanaan
1. Sasaran Mutu
a) Setiap Unit menetapkan sasaran-sasaran dengan kaidah SMART, Specific ( spesifik ),
Measurable ( terukur ), Achievable ( dapat tercapai ), Relevant ( realistis / wajar ),
Time Frame ( berjangka waktu).
b) Koordinator Unit memastikan Unit yang dipimpinnya membuat perencanaan kerja
untuk mencapai sasaran-sasaran unit kerjanya.
c) Sasaran mutu sesuai dengan kebijakan mutu dan mendukung tercapainya visi dan
Misi Puskesmas
d) Sasaransasaran setiap Unit dipastikan terdokumentasi.
2. Perencanaan sistem manajemen mutu
Puskesmas beserta setiap Unit berkewajiban membuat perencanaan kerja (Renja)
termasuk :
a) Merencanakan sistem manajemen mutu
b) Memastikan sistem manajemen mutu yang telah dibuat dijalankan secara efektif
c) Memastikan semua sasaran dan persyaratan yang telah ditetapkan tercapai .
e) Melakukan perbaikan /penyempurnaan sistem manajemen mutu
f) Merencanakan peningkatan hasil kerja
a. Kepala Puskesmas
Wewenang
o Menetapkan Visi Misi puskesmas yang telah disusun bersama
o Menetapkan kebijakan dan prosedur pelaksanaan program kesehatan di
puskesmas berdasarkan peraturan, Petunjuk Tehnis Dinas Ksehatan
Kabupaten Manggarai Barat.
o Menetapkan aturan dan kebijakan internal Puskesmas yang tidak
bertentangan dengan aturan di atasnya untuk mendukung pelaksanaan
fungsi Puskesmas.
Tanggung Jawab
o Bertanggung jawab terhadap terselenggaranya pelayanan kesehatan di
Puskesmas sesuai protap dan profesionalisme.
o Bertanggung jawab dalam pengembangan organisasi Puskesmas
o Bertanggung jawab pada kegiatan manajerial : perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, pengendalian, pembinaan dan penilaian program kerja
Puskesmas.
Tugas
o Membuat keputusan operasional untuk implementasi sistem manajemen
mutu.
o Membuat perencanaan terpadu kegiatan maupun program kerja Puskesmas
serta menyususnrencana evauasi.
o Melakukan pembagian tugas pada staf disesuaikan dengan jenis dan jumlah
tenaga yang diperlukan ( menetapkan pelaksanaan program berdasarkan
kompetensinya dan tugas tambahannya )
o Menjalankan semua kegiatan manajerial Puskesmas dan kerja sama dengan
lintas sektor terkait.
Tugas Tambahan
o Melaksanakan tugas tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan.
Wakil Manajemen mendapat otoritas yang cukup untuk menjalankan tugas da tanggung
Jawabnya sbb :
a. Mengembangkan sistem manajemen mutu sesuai persyaratan standar.
b. Menjamin sistem dilaksanakan secara efektif pada semua fungsi.
e. Melaporkan hasil atau kinerja sistem manajemen mutu kepada Kepala Puskesmas
manajemen mutu.
h. Membina hubungan dengan pihak eksternal untuk hal-hal yang berkaitan dengan
sistem manajemen mutu.
Tugas Tambahan
Melaksanakan semua Tugas tambahan yang diberikan oleh Kepala
Puskesmas, Ketua Tim Akreditasi / wakil manajemen.
g. Uraian Tugas Auditor Internal
Wewenang
o Memiliki wewenang dalam proses pengukuran dan penilaian secara
sistimatik, obyektif dan terdokumentasi untuk memastikan bahwa kegiatan
manajemaen mutu telah sesuai dengan pengaturan.
Tanggung jawab
o Bertanggung jawap kepad kepala Puskesmas atas hasil audit
internalnyauntuk menyeesaiakan permasalaha n organisasi , terutama
ditinjau dari perspektif mutu dan kepuasan pelanggan dalam rangka
meningkatkan kinerja organisasisecara umum.
Tugas
o Merencanakan pelaksanaan audit internal Puskesmas, meliputi : pembagian
audite dan auditor, jadwal pelaksanaan, pemuatan surat kepada wakil
manajemen, menyiapkan semua sarana untuk malakukan audit internal.
o Melakukan tugas audit internal terhadap seluruh poli / unit yang ada di
Puskesmas: mengamati proses, meminta penjelasan, meminta peragaan,
menelaah dokumen, memeriksa dengan daftar periksa, mencari bukti
bukti, memeriksa dengan daftar periksa, mencari bukti bukti, memeriksa
silang, mewawancarai auditee, melakukan survei, mencari informasi dari
sumber luar, menganalisis data dan inforamsi dan menyimpulkan hasil
temuan.
o Melaporkan semua hasil temuan audit kepada ketua tim akreditasi / wakil
manajemen.
o Merencanakan audit internal yang akan dilakukan periode selanjutnya.
Tugas Tambahan
o Melaksanakan Tugas tambahan yang diberikan Kepala Puskesmas.
BAB IV
TINJAUAN MANAJEMEN
A. Umum
Evaluasi merupakan kegiatan manajemen yang sangat penting dalam rangka
pengendalian suatu proses dan kinerja termasuk evaluasi dalam implementasi Sistem
Manajemen Mutu.
PENGELOLAAN SUMBERDAYA
2.1. Umum
Kompetensi yang diperlukan oleh setiap karyawan agar dapat melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya secara tepat dan benar sesuai dengan sasaran dan
persyaratan yang telah direncanakan harus dipastikan dipenuhi.
c. Sarana kerja baru yang diperlukan secepatnya diidentifikasi dan ditindak lanjuti
sesuai prosedur yang berlaku.
3. Pembelian
Pembelian yang dilaksanakan di Puskesmas Benteng di kecualikan karena
hanya berkisar pada pembelian perlengkapan dalam skala kecil
menggunakan dana Non Kapitasi dari BPJS.
4. Penyelenggaraan UKM
a. Pengendalian Proses penyelenggaraan upaya
o Proses penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dipastikan dijlankan secara
terkendali.
o Kegiatan UKM dilakukan sesuai dengan POA masing masing program.
o Pengendalian penyelenggaraan upya kesehatan masyarakat dilaksanakan
berdasarkan SOP dan dimonitor oleh Pengella program dan koordinator UKM.
o Tiap penanggung jawab program membuat SOP untuk setiap tindakan yang
dikerjaka.
o SOP dibuat untuk membibmbing petugas pelaksana agar dapat melaksanakan
kegiatan sesuai prosedur.
o Peralatanyang dilakukan untuk proses penyelenggaraan upaya kesehatan
masyarakat dipastikan tersedia dan memenuhi persyaratan.
b. Validasi proses penyelenggaraan upaya
Barang milik sasaran program adalah barang barang yang bukan milik
Puskesmas yang berada di wilayah tanggungjawab Puskesmas.
Barang milik sasaran program harus ditangani dengan hati hati untuk
mencegah hal- hal yang tidak di inginkan.
Semua fungsi / pihak yang secara lansung maupaun tidak lansung terlibat
dengan penggunaan, penyimpanan, pemeriksaan barang milik sasaran
program harus melakukan identifikasi, verivikasi melindungi dan
mengamankan barang barang milik pelanggan sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan.
Yang termasuk barang milik pelanggan dalam upaya kesehatan
masyarakat antara lain : KMS, pembukuan kader, register UKS, lembar
penilaian hasil skrining dan pemeriksaan berkala.
2. Audit Internal
d. Analisis Data
o Data - data proses atau implementasi sisem mutu harus dikelola dengan
baik .
o Data analisa dengan menggunakan tehnik tehnik yang sesuai, misalkan
menggunakan tehnik statistik .
o Analisa data dilakukan oleh Tim Survey Kepuasan Pelanggan / Penanggung
jawab program untuk mengetahui tanggapan pelanggan terhadap kualitas
pelayanan Puskesmas.
o Analisa data harus mengarah pada pengidentifikasian ketidaksesuaian,
ketidakefektifan dan tindakan tindakan perbaikan yang diperlukan.
o Data dianlisa untuk memantau kepuasan pelanggan.
e. Peningkatan berkelanjutan
o Seluruh karyawan dan pimpinan Puskesmas wajib melakukan perbaikan
secara terus menerus terhadap efektifitas sistem mutu sesuai dengan
tugas, tangung jawab dan wewenangnya.
o Semua perbaikan mengacu pada komitmen yang tertuang dalam
kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisa data survey kepuasan
pelanggan serta Rapat Tinjauan Managemen.
f. Tindakan Korektif
o Tindakan perbaikan harus sesuai dengan penyebab ketidak sesuaian yang
ditemukan .
o Puskesmas mengambil tindakan perbaikan untuk mengurangi penyebab
ketidaksesuaian terulang lagi.
o Prosedur perbaikan harus mencakup :
Meninjau ketidak sesuaian termasuk keluhan pelanggan .
Menentukan penyebab ketidak sesuaian.
Menentukan dan menerapkan tindakan yang dibutuhkan.
Merekam hasil tindakan yang diambil.
Meninjau tindakan perbaikan yang diambil.
g. Tindakan Preventif
1. Puskesmas menetukan tindakan untuk mengurangi penyebab potensial
ketidaksesuaian untuk mencegah peristiwa tersebut. Tindakan
pencegahan harus sesuai dengan penyebab masalah yang potensial.
2. Prosedur pencegahan harus mencakup:
o Menetukan potensi ketidak sesuaian dan penyebabnya.
o Mengevaluasi tindakan yang dibutuhkan untuk mencegah
peristiwa ketidaksesuaian.
o Menentukan dan menerapkan tindakan yang dibutuhkan.
o Merekam hasil tindakan yang diambil.
o Meninjau tindakan pencegahan yang diambil.
a. Proses Pembelian .
Pembelian yang dilakukan Puskesmas Benteng dilakukan secara lansung
di bawah pengawasan Dinas Kesehatan. Pembelian yang dilakukan terkait
dengan operasional Puskesmas, pembelian perlengkapan dari dana
kapitasi dan non kapitasi BPJS. Proses Pembelian diawali dengan
mengajukan perencanaan ke Dinas Kesehatan untuk diverifikasi , setelah
disetujui baru melakukan pemesanan . Untuk dana non kapitasi, APBD
menggunakan sistim klaim, setelah SPJ masuk ke Dinas Kesehatan baru
dilakukan pencairan dana.
Proses Pembelian yang terkait dana operasional Kapitasi BPJS diawali
pengajuan perencanaan ke Dinas Kesehatan untuk diverifilasi jika sudah
disetujui dilanjutkan pengajuan Nota pencairan dana baru puskesmas
melakukan pembelian. Untuk pembelian obat , BHP, Alkes yang didanai
BPJS dilakukan oleh Dinas Kesehatan, Puskesmas hanya mengajukan
permintaan.
A. Umum
Semua poli / Unit pelayanan melakukan pengukuran dan pemantauan
terhadap kegiatannya.
Pemantauan dan pengukuran direncankan sebelum pelaksanaan.
Data kegiatan dikumpulkan untuk dianalisa .
Hsil pengukuran / pemantauan / analisa dipakai untuk :
Membuktikan keseuaian pelayanan
Memastikan kesesuaian sistem mutu.
Melakukan perbaikan secara terus menerus
Memastikan tercapainya sasaran Mutu
Metoda pemantauan / pengukuran / analisa / perbaikan dipastikan sesuai
dengan tujuan.
1. Kepuasan Pelanggan
2. Audit Internal
Tujuan audit adalah untuk memastikan sistem mutu diimplementasikan
secara efektif dan hasilnya sesuai dengan yang telah direncanakan.
Rencana audit direncanakan oleh tim audit dengan mempertimbangkan
tingkat kepentingan dan kekritisan bagian yang akan diaudit.
Audit harus dilakukan secara sistimatis, objektif, terencana dan
terdokumentasi.
Audit harus dilakukan sesuai dengan prosedur audit yang telah ditetapkan
setiap 6 bulan sekali.
Dlam setiap pelaksanaan audit, auditor harus memperhatikan hasil audit
yang terdahulu untuk mengevaluasi evektifitasnya.
Kriteria audit, lingkup, frekfensi, dan metode metode yang akan digunakan
dipastikan ditentukan dalam prosedur internal audit.
Pelaksanaan audit dilakuakn secara secara obyektif dan mengikuti ketentuan
persyaratan audit.
Koordinator poli / unit yang diaudit bertanggung jawab untuk
menindaklanjuti temuan audit pada bagiannya.
Tindak lanjut audit harus mencakup verifikasi terhadap tindakan tindakan
yang telah diambil.
Tim audit bertanggun jawab terhadap hasil audit dan melapor kepad Wakil
Manajemen dengan tembusan kepada Kepala Puskesmas.
D. Analisa Data
Data data proses atau implementasi sistem mutu harus dikelola dengan
baik dan menggunakan tehnik tehnik yang sesuai, misalkan menggunakan
tehnik statistik.
Data dianalisa dengan menggunakan tehnik tehnik yang sesuai, misalkan
mengguankan tehnik statistik.
Analisa data dilakukan oleh Tim Survey Kepuasan Pelanggan / koordinator
unit untuk mengetahui tanggapan pelanggan terhadap kualitas pelayanan
Puskesmas.
Analisa data harus mengarah pada pengidentifikasian ketidaksesuaian,
ketidakefektifan dan tindakan tindakan perbaikan yang diperlukan.
Data dianalisa untuk memantau kepuasan pelanggan.
E. Peningkatan Keberlanjutan
Seluruh karyawan dan pimpinan Puskesmas wajib melakukan perbaikan
secara terus menerus terhadap evektifitas sistem mutu sesuai dengan tugas,
tanggung jawab dan wewenangnya.
Semua Perbaikan mengacu pada komitmen yang tertuang dalam kebijakan
mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisa data survey kepuasan pelanggan,
tindakan perbaikan pencegahan serta Rapat Tinjauan Manajemen.
Menetapkan hal-hal berikut secara tepat dalam perencanaan proses untuk realisasi
pelayanan:
Dokumen Terkait
Dokumen Terkait :
Inform concern
meliputi :
a. Informasi pelayanan
No Kode :
Terbitan :
No Revisi :
Halaman :
Puskesmas sebagai UPT Dinas Kesehatan Kab Manggarai Barat tidak mempunyai
7.4. Pembelian
pengelolaan Barang
Menentukan pengadaan barang yang sesuai dan memenuhi kebutuhan yang diperlukan
Alat Medis
Obat-obatan
jelas.
e. Bila kegiatan pengadaan barang melibatkan unit-unit yang lain, maka harus dipastikan
Dokumen Terkait :
Tim pengadaan dan pengolahan barang menjamin persyaratan yang tepat sebelum
dikomunikasikan
penerimaan untuk menjamin barang atau material yang dibeli sesuai dengan
persyaratannya.
7.5 PELAYANAN
d. Validasi ulang
persyaratan standar ISO-9001:2008.
4.2.1 Umum
b) Prosedur kerja
c) Sasaran mutu
d) Formulir
e) Rekaman/Arsip Mutu
9001:2008.
Mutu ini akan ditinjau ulang 1 (satu) tahun sekali untuk penyesuaian /
perbaikan.
DOKUMEN TERKAIT
2. SK Wakil Manajemen/MR
c) Cara pengendalian dokumen diatur dalam prosedur dan dipahami oleh semua
karyawan..
Puskesmas.
DOKUMEN TERKAIT
dilaksanakan.
b) Tujuan pengendalian rekaman adalah untuk memastikan semua data kegiatan dapat
c) Rekaman dipastikan teridentifikasi dengan jelas dan ditata dengan rapi sehingga
mudah dan
d) Rekaman yang ada pada unit dikendalikan oleh masing-masing koordinator unit
pelayanan/
program.
DOKUMEN TERKAIT
No revisi :
MANUAL MUTU
P
U
S
K
E
S
M
A
S
BENTENG
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN MANGGARAI BARAT