You are on page 1of 54

1. Perkembangan adalah proses perubahan seumur hidup.

Setiap periode rentang


kehidupan dipengaruhi oleh apa yang terjadi sebelumnya dan juga akan mempengaruhi
apa yang akan terjadi.

2. Terjadi bersama interaksi multidimensi, biologis, spikologis, dan sosial

3. Individu mendapatkan keuntungan di satu area, mereka mungkin kehilangan di area


lain, kadang-kadang di waktu yang sama. contoh: remaja umumnya mendapatkan
kemampuan fisik, tetapi kemampuan untuk mempelajari bahasa baru umumnya
menurun.

4. Proses perkembangan dipengaruhi oleh aspek biologis dan budaya. Namun


keseimbangan antara pengaruh-pengaruh tersebut berubah.

5. Sumber daya mungkin digunakan untuk tumbuh (belajar untuk bermain ostrumen atau
meningkatkan keterampilan lainnya).

6. Banyak kemampuan, memori, kekuatan, dan ketahanan meningkat secara signifikan


dengan pelatihan dan praktik, bahkan di awal kehidupan.

7. Manusia tidak hanya dipengaruhi, tetapi juga memngaruhi melalui historis dan konteks
budaya mereka.

Paket 5

PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN PADA MANUSIA

Pendahuluan

Psikologi perkembangan merupakan pengetahuan yang mempelajari persamaan dan


perbedaan fungsi-

fungsi psikologis sepanjang hidup, misalnya bagaimana kepribadian seseorang berubah dan

berkembang dari masa anak-anak, remaja, dewasa dan lansia. Pengenalan dan pemahaman
terhadap

tugas-tugas perkembangan ini menjadi sangat penting dalam rangka memahami diri sendiri
maupun

orang lain.

Dalam paket ini, mahasiswa diajak untuk mendiskusikan tentang prinsip-prinsip perkembangan
pada
manusia.Pendekatan perkuliahan pada Paket ini menggunakan pendekatan active learning
dengan

strategi reading guide. Strategi ini digunakan agar mahasiswa memiliki ruang untuk
menemukan

sendiri beberapa konsep penting berkaitan tentang konsep perkembangan dalam psikologi
Kesehatan.

Media perkuliahan yang digunakan berupa lembar uraian materi, LCD, laptop, klipping Koran,
spidol

dan kertas plano.

Rencana Pelaksanaan Perkuliahan

Kompetensi Dasar

Memahami konsep perkembangan dan pertumbuhan manusia dari bayi hingga lanjut usia.

Indikator Kompetensi

Menjelaskan prinsip-prinsip perkembangan pada manusia

Waktu

2x50 menit

Materi Pokok

Kegiatan Perkuliahan

Kegiatan Awal (10 menit)

1. Memberikan penjelasan kepada mahasiswa tentang kegiatan perkuliahan model kooperatif

dengan metode inquiry yang akan dilaksanakan pada pertemuan ini.

2. Melalui tayangan beberapa gambar atau video tentang prinsip-prinsip perkembangan pada

manusia untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai prinsip-prinsip

perkembangan.

Kegiatan Inti (70 menit)

1. Mahasiswa dibagi menjadi 3 kelompok kecil dengan kemampuan heterogen.


2. Masing-masing kelompok mencari tahu sendiri dan mendiskusikan beberapa konsep penting

tentang prinsip-prinsip perkembangan manusia melalui metode readingguide dengan dipandu

lembar kegiatan mahasiswa (LKM 1.1).

Masing-masing kelompok mendiskusikan hasil tugas baca bersama anggota kelompoknya dan

menuangkan hasil diskusinya pada kertas plano yang telah disediakan atau dalam bentuk

power point.

Prinsip-prinsip perkembangan pada manusia

3. Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya dan

kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi.

4. Setelah semua kelompok mendapat giliran presentasi, dosen memberikan penguatan


terhadap

presentasi yang dilakukan mahasiswa.

Kegiatan Penutup (10 menit)

1. Pada bagain akhir perkuliahan mahasiswa diberi kesempatan melakukan refleksi terhadap

materi dan proses perkuliahan yang telah dilakukan.

2. Dosen bersama mahasiswa menyimpulkan hal-hal penting yang berkaitan dengan materi

perkuliahan Prinsip-prinsip perkembangan pada manusia

Kegiatan Tindak lanjut (10 menit)

1. Memberi tugas kepada mahasiswa melalui reading guide mengenai materi tentang peran

psikologi dalam promosi kesehatan kegiatan dipandu oleh LKM 1.2.

2. Memberikan penjelasan kepada mahasiswa tentang keharusan untuk mendiskusikan dan

mempresentasikannya pada pertemuan yang akan datang

Lembar Kegiatan Mahasiswa (LKM 1.1)

Eksplorasi pemahaman mahasiswa melalui metode readingguide terhadap materi tentang


prinsip-prinsip perkembangan secara berkelompok.

Tujuan

Mahasiswa dapat memahami prinsip-prinsip perkembangan manusia

Bahan dan Alat Perkuliahan

Laptop, LCD, Kertas Plano, spidol dan Kliping Koran

Langkah Kegiatan Tugas Baca

1. Baca dengan cermat dan tuntas, materi yang telah dibagikan kepada masing-masing
kelompok

sesuai tugas kelompok masing-masing.

2. Diskusikan hasil bacaan anda dengan teman sekelompoknya.

3. Salah satu wakil kelompok yang telah disepakati mempresentasikan hasil diskusi di depan

kelas secara bergiliran dan kelompok lain menangggapi.

Lembar Kegiatan Mahasiswa (LKM 1.2)

Eksplorasi pemahaman mahasiswa melalui metode readingguide terhadap materi peran


psikologi

dalam promosi kesehatan.

1. Baca dengan cermat dan tuntas, materi yang telah dibagikan kepada masing-masing
kelompok

sesuai tugas kelompok masing-masing.

2. Diskusikan hasil bacaan anda dengan teman sekelompoknya.

3. Salah satu wakil kelompok yang telah disepakati mempresentasikan hasil diskusi di depan

kelas secara bergiliran dan kelompok lain menangggapi.

Uraian Materi

PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN MANUSIA

Pengertian perkembangan berbeda dengan pertumbuhan, meskipun keduanya tidak berdiri


sendiri. pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yaitu peningkatan ukuran dan
struktur.

Tidak saja anak menjadi lebih besar secara fisik, tetapi ukuran dan struktur rgandalam otak
meningkat.

Akibat adanya pertumbuhan otak anak memiliki kemampuan yang lebih besar untuk belajar,

mengingat, dan berpikir. Sedangkan perkembangan berkaitan dengan perubahan kualitatif dan

kuantitatif yang merupakan deretan progresif dari perubahan yang teratur dan koheren.
Progresif

menandai bahwa perubahannya terarah, membimbing mereka maju dan bukan mundur.
Teratur dan

koheren menunjukkan adanya hubungan nyata antara perubahan yang sebelumnya dan
sesudahnya.

Pada pembahasan ini akan diterangkan prinsip perkembangan menurut Hurlock (1991).

Prinsip-prinsip ini merupakan ciri mutlak dari pertumbuhan dan perkembangan yang dialami
oleh

seorang anak, prinsip tersebut adalah :

a. Adanya perubahan.

Manusia tidak pernah dalam keadaan statis dia akan selalu berubah dan mengalami perubahan

mulai pertama pembuahan hingga kematian tiba. Perbuhan tersebut bisa menanjak, kemudian
berada

di titik puncak kemudian mengalami kemunduran.

Selama proses perkembangan seorang anak ada beberapa ciri perubahan yang mencolok, yaitu

Perubahan ukuran, Perubahan fisik yang meliputi : tinggi, berat, organ dalam tubuh,

perubahan mental. Perubahan mental meliputi : memori, penalaran, persepsi, dan imajinasi.

Perubahan proporsi, Misalnya perubahan perbandingan antara kepala dan tubuh pada
seorang
anak.

Hilangnya ciri lama, Misalnya ciri egosentrisme yang hilang dengan sendirinya berganti

dengan sikap prososial.

Mendapatkan ciri baru, Hilangnya sikap egosentrisme anak akan mendapatkan ciri yang baru

yaitu sikap prososial.

b. Perkembangan awal lebih kritis daripada perkembangan selanjutnya.

Lingkungan tempat anak menghaiskan masa kecilnya akan sangat berpengaruh kuat terhadap

kemampuan bawaan mereka. Bukti-bukti ilmiaih telah menunjukkan bahwa dasar awal
cenderung

bertahan dan mempengaruhi sikap dari perilaku anak sepanjang hidupnya, terdapat 4 bukti
yang

membenarkan pendapat ini.

1. Hasil belajar dan pengalaman merupakan hal yang dominan dalam perkembanga anak

2. Dasar awal cepat menjadi pola kebiasaan, hal ihi tentunya akan berpengaruh sepanjang
hidup

dalam penyesuaian sosial dan pribadi anak

3. Dasar awal sangat sulit berubah meskipun hal tersebut salah

4. Semakin dini sebuah perubahan dilakukan maka semakin mudah bagi seorng anak untuk

mengadakan perubahan bagi dirinya.

c. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar

Perkembangan seorang anak akan sangat diperngaruhi oleh proses kematangan yaitu

terbukanya karateristik yang secara potensial sudah ada pada individu yang berasal dari
warisan

genetik individu. Seperti misalnya dalam fungsi filogentik yaitu mmerangkak, duduk kemudian
berjalan. Sedangkan arti belajar adalah perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha.
Melalui
belajar ini anak anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan.
Hubugan

antara kematangan dan hasil belajar ini bisa dicontohkan pada saat terjadinya masa peka pada
seorang

anak, bila pembelajaran itu diberikan pada saat masa pekanya maka hasil dari pembelajaran
tersebut

akan cepat dikuasai oleh anak, demikian pula sebaliknya.

d. Pola perkembangan dapat diramalkan

Dalam perkembangan motorik akan mengikuti hukum chepalocaudal yaitu perkembangan

yang menyebar keseluruh tubuh dari kepala ke kaki ini berarti bahwa kemajuan dalam struktur
dan

fungsi pertama-tama terjadi di bagian kepala kemudian badan dan terakhir kaki. Hukuk yang
kedua

yaitu proxmodistal perkembangan dari yang dekat ke yang jauh. Kemampuan jari-jemari
seorang anak

akan didahului oleh ketrampilan lengan terlebih dahulu.

e. Pola perkembangan mempunyai karateristik yang dapat diramalkan

Karateristik tertentu dalam perkembangan juga dapat diramalkan, ini berlaku baik untuk

perkembangan fisik maupun mental. Semua anak mengikuti pola perkembangan yang sama
dari saatu

tahap menuju tahap berikutnya. Bayi berdiri sebelum dapat berjalan. Menggambar lingkaran
sebelum

dapat menggambar segi empat. Pola perkembangan ini tidak akan berubah sekalipun terdapat
variasi

individu dalam kecepatan perkembangan.

Pada anak yang pandai dan tidak pandai akan mengikuti urutan perkembangan yang sama
seperti anak
yang memiliki kecerdasan rata-rata. Namun ada perbedaan mereka yang pandai akan lebih
cepat

dalam perkembangannya dibandingkan dengan yg memiliki kecerdasan rata-rata, sedangkan


anak

yang bodoh akan berkembanga lebih lambat.

Perkembangan bergerak dari tanggapan yang umum menuju tanggapan yang lebih khusus.

Misalnya seorang bayi akan mengacak-acak mainan sebelum dia mampu melakukan permainan
itu

dengan jari-jarinya. Demikian juga dengan perkembangan emosi, anak akan merespon
ketekutan

secara umum pada suatu hal yang baru namun selanjutnya akan merepon ketakutan secara
khusus pada

hal yang baru tersebut.

Perkembangan berlangsung secara berkesinambungan sejak dari pembuahan hingga kematian,

namun hal ini terjadi dalam berbagai kecepatan, kadang lambat tapi kadang cepat. Perbedaan

kecepatan perkembangan ini terjadi pada setiap bidang perkembangan dan akan mencapai
puncaknya

pada usia tertentu. Seperti imajinasi kreatif akan menonjol di masa kanak-kanak dan mencapai

puncaknya pada masa remaja. Berkesinambungan memiliki arti bahwa setiap periode
perkembangan

akan berpengaruh terhadap perkembangan selanjutnya.

f. Terdapat perbedaan individu dalam perkembangan

Walaupun pola perkembangan sama bagi semua anak, setiap anak akan megikuti pola yang

dapat diramalkan dengan cara dan kecepatanya sendiri. Beberapa anak berkembang dengan
lancar,

bertahap langkah demi langkah, sedangkan lain bergerak dengan kecepatan yang melonjak, dan
pada
anak lain terjadi penyimpangan. Perbedaan ini disebabkan karena setiap orang memiliki unsur
biologis

dan genetik yang berbeda. Kemudian juga faktor lingkungan yang turut memberikan kontribusi

terhadap perkembangan seorang anak. Misalnya perkembangan kecerdasan dipengaruhi oleh


sejumlah

faktor seperti kemampuan bawaan, suasana emosional, apakah seorang anak didorong untuk

melakukan kegiatan intelektual atau tidak. Dan apakah dia diberi kesempatan untuk belajar
atau tidak.

Selain itu meskipun kecepatan perkembangan anak berbeda tapi pola perkembangan tersebut

memiliki konsistensi perkembangan tertentu. Pada anak yang memiliki kecerdasan rata-rata
akan

cenderung memiliki kecerdasan yang rata-rata pula ketika menginjak tahap perkembangan
berikutnya.

Perbedaan perkembangan pada tiap individu mengindikasikan pada guru, orang tua, atau
pengasuh

untuk menyadari perbedaan tiap anak yang diasuhnya sehingga kemampuan yang diharapkan
dari tiap

anak seharusnya juga berbeda. Demikian pula pendidikan yang diberikan harus bersifat
perseorangan.

g. Setiap tahap perkembangan memiliki bahaya yang potensial

Pola perkembangan tidak selamanya berjalan mulus, pada setiap usia mengandung bahaya
yang dapat

mengganggu pola normal yang berlaku. Beberapa hal yang dapat menyebabkan antara lain dari

lingkungan dari dari anak itu sendiri. Bahaya ini dapat mengakibatkan terganggunya
penyesuaian

fisik, psikologis dan sosial. Sehingga pola perkembangan anak tidak menaik tapi datar artinya
tidak

ada peningkatan perkembangan. Dan dapat dikatakan bahwa anak sedang mengalami
gangguan
penyesuaian yang buruk atau ketidakmatangan.

Peringatan awal adanya hambatan atau berhentinya perkembangan tersebut merupakan hal
yang

penting karena memungkinkan pengasuh (Orangtua, guru dll) untuk segera mencari penyebab
dan

memberikan stimulasi yang sesuai.

19

Pendapat lain menyatakan bahwa prinip- prinsip perkembangan individu, yaitu :

1. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti.

2. Semua aspek perkembangan saling berhubungan.

3. Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan.

4. Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas.

5. Setiap individu normal akan mengalami tahapan perkembangan.

6. Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu.

7. Bagaimana pola atau arah perkembangan inidividu

Menurut Paul Baltes ada enam prinsip perkembangan yakni :

a. Perkembangan berlangsung sepanjang hayat.

Manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan sepanjang hayatnya, dimulai sejak masa

pranatal, bayi anak usia dini, anak pra sekolah, anak tengah dewasa muda, dewasa madya,
dewasa

akhir dan kematian.

b. Perkembangan ditandai dengan kesempatan untuk memilih suatu penga-laman tertentu dan

mengabaikan kesempatan pengalaman yang lain.

Prinsip ini mengindikasikan bahwa perkembangan manusia selalu disertai oleh dua hal yaitu
prinsip
memperoleh sesuatu dan prinsip kehilangan sesuatu. Prinsip memperoleh sesuatu adalah
bahwa

perkembangan manusia ditandai dengan peningkatan kompetensi, keterampilan dan


pengalaman.

Sedangkan prinsip kehilangan sesuatu adalah setiap individu dihadapkan pada berbagai pilihan
yang

harus dipilih. Pilihan yang menjadi prioritas merupakan pilihan yang sesuai dengan potensi,
minat,

kemampuan dan bakatnya. Oleh karena itu seorang individu hanya akan mengembangkan satu

19

Muhammad Syamsussabri, Konsep Dasar Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik,


Jurnal

Perkembangan Peserta Didik ISSN : xxxx-xxxx Volume 1, Nomor 1, Mei 2013: 1-9 hal. 8

keterampilan tertentu sesuai dengan minat dan bakatnya.Jadi pilihan yang lain tidak mungkin
dapat

ditekuni dengan maksimal.

c. Pengaruh faktor biologi dan sosio-budaya bersifat relatif terhadap perkembangan.

Maksudnya adalah bahwa faktor biologi dan sosio-budaya memiliki pengaruh terhadap
perkembangan

psikologis manusia, namun faktor mana yang paling berpengaruh terhadap perkembangan

psikologisnya tidak dapat ditentukan secara pasti.

d. Perkembangan manusia melibatkan berbagai stimulus internal maupun eksternal.

Stimulus internal yaitu rangsangan yang berasal dari dalam diri individu, seperti motif, minat,
bakat,

kecerdasan, kreativitas, kepribadian, sifat-sifat dan sebagainya. Sedangkan stimulus eksternal


yaitu

rangsangan yang berasal dari luar individu, seperti hadiah, contoh atau teladan, buku, media
cetak dan
sebagainya. Kedua sumber stimulus tersebut mempengaruhi individu untuk mengembangkan
diri

sesuai pilihan minat dan bakatnya.

e. Perkembangan manusia bersifat fleksibel dan berubah-ubah.

Manusia dapat berkembang sesuai dengan keinginan, motif maupun dorongan dari dalam diri
dan juga

dapat berkembang setelah menerima pengaruh dari luar dirinya. Oleh karena itu
perkembangan

manusia dapat diarahkan, direncanakan dan dimodifikasi untuk memperoleh perubahan-


perubahan

yang semakin baik demi optimalisasi potensi individu.

f. Perkembangan manusia sangat dipengaruhi oleh konteks sejarah dan sosial budaya.

Perkembangan manusia tidak terlepas dari pengaruh masa lalu. Setiap individu dilahirkan dan

dipelihara oleh orang tuanya. Mereka mendidik, mengajar dan membina anak-anaknya sesuai
dengan

latar belakang pendidikan, kemampuan dan pengalaman masa lalunya. Bangsa Indonesia
memiliki

pengalaman penjajahan bangsa asing, tentu saja berpengaruh pada perkembangan kepribadian
anak-

anak, remaja maupun orang dewasa. (Dariyo, 2007:21-23).

Sementara menurut Jean Piaget ada empat prinsip perkembangan yang

dialami oleh manusia, yaitu:

a. Setiap tahap perkembangan manusia ditandai dengan upaya mencapai keseimbangan hidup.

Setiap manusia memiliki tugas perkembangan sesuai dengan tahap perkembangannya. Tugas

perkembangan dari setiap tahap perkembangan akan berbeda dengan tahap perkembangan
berikutnya.
Untuk mencapai keseimbangan hidupnya masing-masing tugas perkembangan harus
dilaksanakan

dengan baik. Bila seorang individu belum melaksanakan tugas perkembangan dengan baik,
maka ia

tidak akan merasa bahagia dalam menjalani kehidupannya.

b. Setiap tahap perkembangan dipengaruhi oleh tahap perkembangan sebelumnya dan

mempengaruhi tahap perkembangan berikutnya.

Setiap tahap perkembangan dipengaruhi oleh tahap perkembangan sebelumnya, yakni masa
anak usia

tiga tahun dipengaruhi oleh masa masa bayi, demikian pula masa bayi dipengaruhi masa
pranatal.

c. Tahap-tahap perkembangan manusia itu bersifat universal.

Bahwa setiap tahap perkembangan yang dialami oleh manusia adalah sama atau tidak
adaperbedaan

antara bangsa yang satu dengan bangsa yang lain. Masing-masing individu akan mengalami
tahap-

tahap yang sama dari sejak masa pranatal, bayi, anak, remaja dewasa dan kematian.

d. Setiap tahap perkembangan sebagai proses menjadi secara integratif (being process).

Setiap tahap perkembangan individu berupaya untuk mengoptimalkan potensi-potensinya


dengan

sebaik-baiknya. Jadi setiap tahap perkembangan kognitif individu harus dicapai dengan baik
sehingga

dapat menopang atau mendukung tahap perkembangan kognitif berikutnya. (Dariyo, 2007:24-
25).

Sedangkan menurut Miller prinsip perkembangan manusia itu ada lima prinsip, yaitu :

a. Nature

Perkembangan bukan hanya dipengaruhi oleh faktor internal (nature) tetapi juga dipengaruhi
oleh
faktor eksternal (nurture).

b. Kuantitatif

Istilah kuantitatif mengandung pengertian sebagai perubahan fisik yang cenderung semakin
meningkat

atau menurun kapasitas ukurannya. Sementara istilah kualitatif adalah konsep perubahan yang

menyatakan sebagai perubahan kemampuan, keterampilan, keahlian, dan kompetensi dari


individu.

c. Normatif

Yang dimaksud asas normatif adalah suatu tahap perkembangan individu yang cenderung
mengikuti

pola-pola yang sudah umum sesuai dengan konsep perkembangan secara normal dan
formalistik,

aturan-aturan, adat istiadat, sosial budaya yang berlaku dalam kehidupan masyarakat,
misalnya, anak

masuk SD umur 6 tahun, masuk SMP 12 tahun, dan seterusnya. Prinsip non normatif adalah
suatu

perkembangan individu yang tidak mampu mengikuti asas norma-norma tersebut yang
disebabkan

oleh faktor-faktor status sosial ekonomi, kemiskinan, kesehatan, adat istiadat yang kuno dan

sebagainya, sehingga menyimpang dari norma tersebut. Misalnya, setelah tamat SMP seorang
remaja

laki-laki atau wanita terpaksa harus menikah dan mempunyai anak.

d. Kesinambungan

Pola perkembangan manusia dapat dipandang secara kontinyu (berkesinambungan) tanpa ada
tahapan

yang jelas, tetapi seperti garis lurus, bersifat terus menerus, tanpa jeda, dan tidak terputus,
linier dan
berkelanjutan. Disamping itu, juga dapat dipandang secara diskontinyu, yaitu, tahap
perkembangan itu

harus melewati tahap-tahap tertentu untuk dapat memasuki tahap berikutnya, karena tahap
tertentu

mempengaruhi tahapan berikutnya. Berada pada lima tahapan, yaitu oral (0-1,5 th), anal (1,5-3
th),

phallic (3-5 th), latensi (5-12 th), genital (13 th ke atas).

e. Progresif

Perkembangan progresif adalah suatu konsep perubahan secara fisiologis yang sangat cepat
dan

meningkat secara tajam yang dialami pada usia pranatal, bayi, anak, remaja, dan dewasa muda,
akibat

makanan bergizi. Perkembangan regresif cenderung ditandai dengan penurunan ukuran fisik,
makin

kurus, makin ringan, dan sebagainya. (Agoes Dariyo, 2007: 26-32).

Lebih jauh lagi, dalam bukunya Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (2003) Syamsu Yusuf

merinci beberapa prinsip perkembangan individu sebagai berikut, yaitu :

a. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti.

b. Semua aspek perkembangan saling berhubungan.

c. Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan.

d. Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas.

e. Setiap individu normal akan mengalami tahapan/fase perkembangan.

f. Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu.

Dimana pola perkembangan yang dimaksud sebagaimana dikutip dari Yelon dan Winstein yakni

sebagai berikut :

1. Cephalocaudal & proximal-distal (perkembangan manusia itu mulai dari kepala ke kaki dan
dari tengah (jantung, paru dan sebagainya) ke samping (tangan).

2. Struktur mendahului fungsi.

3. Diferensiasi ke integrasi.

4. Dari konkret ke abstrak.

5. Dari egosentris ke perspektivisme.

6. Dari outer control ke inner control. (Yusuf, 2003:17-20).

20

http://www.anakluarbiasa.com/ArtikelAnakLuarBiasa/Detail/86/Prinsip-prinsip-Perkembangan-
Individu.html,

Rangkuman

Perkembangan berkaitan dengan perubahan kualitatif dan kuantitatif yang merupakan deretan

progresif dari perubahan yang teratur dan koheren. Progresif menandai bahwa perubahannya
terarah,

membimbing mereka maju dan bukan mundur. Teratur dan koheren menunjukkan adanya
hubungan

nyata antara perubahan yang sebelumnya dan sesudahnya.

Latihan

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

1. Berikan penjelasan tentang prinsip-prinsip perkembangan yang anda pahami!

2. Bandingkan 2 diantara pendapat para ahli tentang prinsip-prinsip perkembangan dan berikan

analisisnya!KONSEP ASUHAN

KEPERAWATAN & UMUMLealet, Galeri Foto d


KONSEP PEMERIKSAAN LABORATORIUM DASAR

KONSEP PEMERIKSAAN LABORATORIUM DASAR

A. PENGERTIAN

Pemeriksaan Laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus dengan
mengambil bahan atau sampel dari penderita, dapat berupa urine (air kencing), darah, sputum
(dahak), dan sebagainya untuk menentukan diagnosis atau membantu menentukan diagnosis
penyakit bersama dengan tes penunjang lainya, anamnesis, dan pemeriksaan lainya.
Tes atau pemeriksaan dapat secara kimia klinik, hematologi, imunologi, serologi, mikrobiologi
klinik, dan parasitologi klinik. Metode pemeriksaan pemeriksaan terus berkembang dari
kualitatif, semi kuantitatif dan dilaksanakan dengan cara manual, semiotomatik, otomatik,
sampai robotik. Hal ini berarti peralatanpun berkembang dari yang sederhana sampai yang
canggih dan mahal hingga biaya tes pun dapat meningkat. Oleh karena itu hasil suatu
pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau perjalanan
penyakit serta menentukan prognosa dari suatu penyakit atau keluhan pasien.
Pemeriksaan dasar yang juga merupakan proses General medical Check Up (GMC) meliputi:
Hematologi Rutin, Urine Rutin, Faeces Rutin, Bilirubin Total, Bilirubin Direk, GOT, GPT,
Fosfatase Alkali, Gamma GT, Protein Elektroforesis, Glukosa Puasa, Urea N, HBsAg, Kreatinin,
Asam Urat, Cholesterol Total, Trigliserida, Cholesterol HDL, Cholesterol LDL-Direk.

B. TUJUAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Adapun beberapa tujuan dari pemeriksaan laboratorium antara lain sebagai berikut:
1. Mendeteksi penyakit
2. Menentukan risiko
3. Skrining/uji saring adanya penyakit subklinis
4. Konfirmasi pasti diagnosis
5. Menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat menyamarkan gejala klinis
6. Membantu pemantauan pengobatan
7. Menyediakan informasi prognostic/perjalanan penyakit
8. Memantau perkembangan penyakit
9. Mengetahui ada tidaknya kelainan/penyakit yang banyak dijumpai danpotensial
membahayakan
10. Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisi karena tidak didapati penyakit.

C. JENIS-JENIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM

1. Mikrobiologi menerima usapan, tinja, air seni, darah, dahak, perlatan medis, begitupun
jaringan yang mungkin terinfeksi. Spesimen tadi dikultur untuk memeriksa mikroba patogen
2. Parasitologi, untuk mengamati parasit
3. Hematologi, menerima keseluruhan darah dan plasma. Mereka melakukan perhitungan darah
dan selaput darah.
4. Kimia klinik, biasanya menerima serum, mereka menguji serum untuk komponen-komponen
yang berbeda.
5. Toksikologi, menguji obat farmasi, obat yang disalahgunakan dan toksin lain.
6. Imunologi, menguji antibodi.
7. Serologi, menerima sampel serum untuk mencari bukti penyakit seperti Hepatitis atau HIV
8. Urinalisis, menguji air seni untuk sejumlah analit.
9. Patologi, bedah menguji organ, ekstremitas, tumor, janin, dan jaringan lain yang dibiopsi pada
bedah seperti masektomi payudara.
10. Sitologi, menguji usapan sel (seperti dari mulut rahim) untuk membuktikan kanker dan lain-lain.

D. EFEKTIVITAS TES LABORATORIUM

Idealnya pemeriksaan laboratorium harus teliti, tepat, sensitif, spesifik cepat dan tidak mahal.
Namun karena keterbatasan pengetahuan, teknologi dan biaya, keadaan ideal tidak selalu
terpenuhi. Adapun penjelasaan syarat-syarat keadaan tersebut adalah:

1. Teliti berarti kemampuan untuk mendapatkan nilai yang hampir sama pada pemeriksaan
berulang-ulang dengan metode yang sama.
2. Akurat atau tapat berati kemampuan untuk mendapatkan nilai benar yang di inginkan, tatapi
untuk mencapai mungkin membutuhkan waktu yang lama dan mahal.
3. Cepat berati tidak memerlukan waktu lama
4. Spesifik berarti kemampuan mendeteksi substansi yang ada pada penyakit yang diperiksa dan
tidak menentukan substansi yang lain.
5. Ketepatan pemanfaatan tes laboratorium untuk mendapatkan diagnosis akurat dan cepat akan
menghemat pembiayaan.

E. 3 FAKTOR UTAMA YANG DAPAT MENGAKIBATKAN KESALAHAN HASIL


LABORATORIUM:

1. Faktor Pra instrumentasi: sebelum dilakukan pemeriksaan


2. Faktor Instrumentasi: saat pemeriksaan (analisa) sample
3. Faktor Pasca Instrumentasi: saat penulisan hasil pemeriksaan

1. Pra Instrumentasi
Pada tahap ini sangat penting diperlukan kerjasama antara petugas, pasien dan dokter. Hal ini
karena tanpa kerjasama yang baik akan mengganggu/mempengaruhi hasil pemeriksaan
laboratorium.
Yang termasuk dalam tahapan pra instrumentasi meliputi:
a. Pemahaman Instruksi dan Pengisian Formulir

Pada tahap ini perlu diperhatikan benar, apa yang diperintahkan oleh dokter dan dipindahkan ke
dalam formulir. Hal ini penting untuk menghindari pengulangan pemeriksaan yang tidak penting,
membantu persiapan pasien sehingga tidak merugikan pasien dan menyakiti pasien. Pengisian
formulir dilakukan secara lengkap meliputi identitas pasien: nama, alamat/ruangan, umur, jenis
kelamin, data klinis/diagnosa, dokter pengirim, tanggal dan kalau diperlukan pengobatan yang
sedang diberikan. Hal ini penting untuk menghindari tertukarnya hasil ataupun dapat membantu
intepretasi hasil terutama pada pasien yang mendapat pengobatan khusus dan jangka panjang.

b. Persiapan Penderita

1. Puasa

Dua jam setelah makan sebanyak kira-kira 800 kalori akan mengakibatkan peningkatan volume
plasma, sebaliknya setelah berolahraga volume plasma akan berkurang. Perubahan volume
plasma akan mengakibatkan perubahan susunan kandungan bahan dalam plasma dan jumlah sel
darah.

2. Obat

Penggunaan obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hematologi misalnya: asam folat, Fe,
vitamin B12 dll. Pada pemberian kortikosteroid akan menurunkan jumlah eosinofil, sedang
adrenalin akan meningkatkan jumlah leukosit dan trombosit. Pemberian transfusi darah akan
mempengaruhi komposisi darah sehingga menyulitkan pembacaan morfologi sediaan apus darah
tepi maupun penilaian hemostasis. Antikoagulan oral atau heparin mempengaruhi hasil
pemeriksaan hemostasis.

3. Waktu Pengambilan

Umumnya bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi hari terutama pada pasien rawat
inap. Kadar beberapa zat terlarut dalam urin akan menjadi lebih pekat pada pagi hari sehingga
lebih mudah diperiksa bila kadarnya rendah. Kecuali ada instruksi dan indikasi khusus atas
perintah dokter.

Selain itu juga ada pemeriksaan yang tidak melihat waktu berhubung dengan tingkat kegawatan
pasien dan memerlukan penanganan segera disebut pemeriksaan cito. Beberapa parameter
hematologi seperti jumlah eosinofil dan kadar besi serum menunjukkan variasi diurnal, hasil
yang dapat dipengaruhi oleh waktu pengambilan. Kadar besi serum lebih tinggi pada pagi hari
dan lebih rendah pada sore hari dengan selisih 40-100 g/dl. Jumlah eosinofil akan lebih tinggi
antara jam 10 pagi sampai malam hari dan lebih rendah dari tengah malam sampai pagi.

4. Posisi pengambilan

Posisi berbaring kemudian berdiri mengurangi volume plasma 10 % demikian pula sebaliknya.
Hal lain yang penting pada persiapan penderita adalah menenangkan dan memberitahu apa yang
akan dikerjakan sebagai sopan santun atau etika sehingga membuat penderita atau keluarganya
tidak merasa asing atau menjadi obyek.

c. Persiapan Alat yang Akan Dipakai

1. Persiapan Alat
Dalam mempersiapkan alat yang akan digunakan selalu diperhatikan instruksi dokter sehingga
tidak salah persiapan dan berkesan profesional dalam bekerja.

a) Pengambilan Darah

Yang harus dipersiapkan antara lain, kapas alkohol 70 %, karet pembendung (torniket), spuit
sekali pakai umumnya 2.5 ml atau 5 ml, penampung kering bertutup dan berlabel. Penampung
dapat tanpa anti koagulan atau mengandung anti koagulan tergantung pemeriksaan yang diminta
oleh dokter. Kadang-kadang diperlukan pula tabung kapiler polos atau mengandung
antikoagulan.

b) Penampungan Urin

Digunakan botol penampung urin yang bermulut lebar, berlabel, kering, bersih, bertutup rapat
dapat steril ( untuk biakan ) atau tidak steril. Untuk urin kumpulan dipakai botol besar kira-kira 2
liter dengan memakai pengawet urin.

c) Penampung khusus

Biasanya diperlukan pada pemeriksaan mikrobiologi atau pemeriksaan khusus yang lain. Yang
penting diingat adalah label harus ditulis lengkap identitas penderita seperti pada formulir
termasuk jenis pemeriksaan sehingga tidak tertukar.

2. Cara pengambilan sample

Pada tahap ini perhatikan ulang apa yang harus dikerjakan, lakukan pendekatan dengan pasien
atau keluarganya sebagai etika dan sopan santun, beritahukan apa yang akan dikerjakan. Selalu
tanyakan identitas pasien sebelum bekerja sehingga tidak tertukar pasien yang akan diambil
bahan dengan pasien lain. Karena kepanikan pasien akan mempersulit pengambilan darah karena
vena akan konstriksi. Darah dapat diambil dari vena, arteri atau kapiler.

Syarat mutlak lokasi pengambilan darah adalah tidak ada kelainan kulit di daerah tersebut, tidak
pucat dan tidak sianosis. Lokasi pengambilan darah vena umumnya di daerah fossa cubiti yaitu
vena cubiti atau di daerah dekat pergelangan tangan. Selain itu salah satu yang harus
diperhatikan adalah vena yang dipilih tidak di daerah infus yang terpasang/sepihak harus kontra
lateral.

Darah arteri dilakukan di daerah lipat paha (arteri femoralis) atau daerah pergelangan tangan
(arteri radialis). Untuk kapiler umumnya diambil pada ujung jari tangan yaitu telunjuk, jari
tengah atau jari manis dan anak daun telinga. Khusus pada bayi dapat diambil pada ibu jari kaki
atau sisi lateral tumit kaki.

3. Penanganan Awal Sampel dan Transportasi

Pada tahap ini sangat penting diperhatikan karena sering terjadi sumber kesalahan ada disini.
Yang harus dilakukan :

a. Catat dalam buku ekspedisi dan cocokan sampel dengan label dan formulir. Kalau sistemnya
memungkinkan dapat dilihat apakah sudah terhitung biayanya (lunas).

b. Jangan lupa melakukan homogenisasi pada bahan yang mengandung antikoagulan

c. Segera tutup penampung yang ada sehingga tidak tumpah

d. Segera dikirim ke laboratorium karena tidak baik melakukan penundaan

e. Perhatikan persyaratan khusus untuk bahan tertentu seperti darah arteri untuk analisa gas darah,
harus menggunakan suhu 4-8 C dalam air es bukan es batu sehingga tidak terjadi hemolisis.

Harus segera sampai ke laboratorium dalam waktu sekitar 15-30 menit. Perubahan akibat
tertundanya pengiriman sampel sangat mempengaruhi hasil laboratorium. Sebagai contoh
penundaan pengiriman darah akan mengakibatkan penurunan kadar glukosa, peningkatan kadar
kalium. Hal ini dapat mengakibatkan salah pengobatan pasien.

Pada urin yang ditunda akan terjadi pembusukan akibat bakteri yang berkembang biak serta
penguapan bahan terlarut misalnya keton. Selain itu nilai pemeriksaan hematologi juga berubah
sesuai dengan waktu.
2. Faktor Instrumentasi
Tahap ini harus ekstra teliti dalam memulai pemeriksaan laboratorium, yang termasuk dalam
tahapan analitik antara lain:
a. Pemeriksaan specimen

b. Pemeliharaan dan Kalibrasi alat

c. Uji kualitas Reagen

d. Uji Ketelitian

e. Uji Ketepatan

3. Pasca Instrumentasi
Penulisan hasil
F. PERSIAPAN DAN PENGAMBILAN SPESIMEN

1. Pemeriksaan Darah
a. Tempat Pengambilan Darah

1) Perifer (pembuluh darah tepi)


2) Vena
3) Arteri
4) Orang dewasa di ambil pada ujung jari atau daun telinga bagian bawah
5) Bayi dan anak kecil dapat diambil pada ibu jari kaki, tumit, atau daerah kepala

b. Persiapan Alat

1) Lanset darah atau jarum khusus


2) Kapas alkohol
3) Kapas kering
4) Alat pengukur Hb/kaca objek/botol pemeriksaan, tergantung macam pemeriksaan
5) Bengkok
6) Hand scoon
7) Perlak dan pengalas
c. Prosedur Kerja

1) Mendekatkan alat
2) Memberi tahu klien dan menyampaikan tujuan serta langkah prosedur
3) Memasang perlak dan pengalas
4) Memasang hand scoon
5) Mempersiapkan bagian yang akan ditusuk, tergantung jenis pemeriksaan
6) Kulit di hapushamakan dengan kapas alkohol
7) Lakukan penusukan pada daerah yang telah dipilih
8) Bekas tusukan ditekan dengan kapas alkohol
9) Merapikan alat
10) Melepaskan hand scoon

Hindari hemolisis saat pengambilan darah dengan memberi cairan sitrat pada tabung.
Macammacam pemeriksaan menggunakan spesimen darah:
a) Serum glutamik piruvik transaminase ( SGPT )

Di lakukan untuk mendeteksi adanya kerusakan hepatoseluler jumlah darah yang di ambil
sekitar 5-10 ml dari vena.

b) Albumin

Mendeteksi kemampuan albumin yang disentesis oleh hepar seperti pada kasus sirosis, luka
bakar, gangguan ginjal, atau kehilangan protein dalam jumlah banyak, jumlah darah yang di
ambil 5-10 ml dari vena.

c) Golongan Darah

Dilakukan untuk mendeteksi golongan darah yang terdiri dari golongan darah A, B, AB, dan O.
Bahan yang diperlukan : darah, reagen anti A, B, dan AB.
d) Asam urat

Mendeteksi penyakit ginjal, anemia, asam folat, luka bakar dan kehamilan, peningkatan pada
asam urat dapat di indikasikan penyakit seperti leukimia, kanker, eklampsia berat, gagal ginjal,
malnutrisi, jumlah darah yang di ambil 5-7 ml dari vena.

e) Bilirubin (total, direct, dan indirect)

Mendeteksi kadar bilirubin, pada bilirubin direct mendeteksi adanya ikterik obstruktif, hepatitis
dan sirosis sedangkan bilirubin indirect mendeteksi adanya anemia, malaria dan lain-lain, jumlah
darah yang diambil 5-10 ml dari darah vena.

f) Estrogen

Mendeteksi disfungsi ovarium, gejala menopause, serta stress pisikogenik, peningkatan pola
estrogen dapat mengindekasi adanya tumor ovarium atau kehamilan, jumlah darah yang di ambil
5-10 ml dari darah vena.

g) Gas darah arteri

Mendeteksi keseimbangan asam dan basa yang disebabkan oleh gangguan respiratorik atau
dengan metabolik. Jumlah darah yang diambil sekitar 1 ml dari estrogen.

h) Gula darah puasa

Mendeteksi adanya diabetes atau reaksi hipoklikemik, jumlah darah yang diperlukan sekitar 5-10
ml dari vena.

i) Gula darah postprandal

Mendeteksi adanya diabetes atau reaksi hipoklimemik, pemeriksaan dilakukan setelah makan.
Jumlah darah yang di perlukan sekitar 5-10 ml dari vena, 2 jam setelah makan pagi atau siang.

j) Human Chorionic Gonadotropi ( HCG )

Mendeteksi adanya kehamilan karena HCG adalah hormon yang diproduksi oleh plasenta,
jumlah darah yang diperlukan sekitar 5-10 ml dari vena.
k) Hematokrik

Mendeteksi adanya anemia, kehilangan darah, ginjal kronik serta defisiensi vit B, peningkatan
hematokrik adanya dehidrasi, asidosis, trauma dan lain-lain, jumlah darah yang diperlukan
sekitar 5-10 ml dari vena

l) Hemoglobin ( Hb )

Mendeteksi adanya anemia dan penyakit ginjal, peningkatan Hb. Mengindikasikan adanya
dehidrasi, PPOK dan CHF dan lain-lain. Jumlah darah yang diperlukan sekitar 5-10 ml dari vena.

m) Trombosit

Mendeteksi adanya trombositopenia yang berhubungan dengan perdarahan dan trombositosis


menyebabkan penigkatan pembekuan jumlah darah yang diambil sekitar 5 ml dari vena.

n) Partlal Tromboplastin Time ( PPT )

Mendeteksi variasi trombosit, monitor terapi heparia defesiensi faktor pembekuan, jalan darah
yang diperlukan sekitar 7-10 ml dari vena, pengambilan 1 jam sebelum pemberian dosis
heparin.Pemeriksaan lainnya yang menggunakan spesimen darah antara lain kadar elektrolit
dalam darah, masa protombin, progesteron, prolaktin, serum krolaktin, kortisol, kolesterol, dan
lain-lain.

2. Pemeriksaan Urine
a. Kegunaan

1) Menafsirkan proses-proses metabolisme


2) Mengetahui kadar gula pada tiap-tiap waktu makan ( padapasien DM )
b. Jenis Pemeriksaan

1) Urine Sewaktu

Dikeluarkan sewaktu-waktu bilamana diperlukan pemeriksaan.

2) Urine Pagi
Dikeluarkan sewaktu pasien bangun tidur.

3) Urine Pasca Prandial

Dikeluarkan setelah pasien makan (1,5 3 jam sesudah makan).

4) Urine 24 jam

Urine yang dikumpul dalam waktu 24 jam.

c. Persiapan Alat.

1) Formulir khusus untuk pemeriksaan urine


2) Wadahi urine dengan tutupnya
3) Hand scoon
4) Kertas etiket
5) Bengkok
6) Buku ekspedisi untuk pemeriksaan laboratorium.
d. Beberapa pemeriksaan menggunakan spesimen urin

1) Asam Urat

Mendeteksi penyakit ginjal, eklampsia, keracunan timah hitam, leukimia dengan diet tinggi
purin, ulseratif kolitis dan lain-lain, urin yang dibutuhkan tampungan urin 24 jam.

2) Bilirubin

Mendeteksi penyakit obstruktif saluran empedu, hepar, kanker hepar. urine yang dibutukan
sekitar 5 tetes.

3) Human Chorionic Gonatropin

Mendeteksi adanya kehamilan karena HCG adalah hormon yang diproduksi oleh plasenta, dalam
pengambilan urine dianjurkan klien untuk puasa cairan 8-12 jam, urine 24 jam yang diperlukan
sekitar 60 ml.

4) Pemeriksaan lainnya yang mengunakan spesimen urine


a) Urobilinogen menentukan kerusakan hepar, hemolisis, dan infeksi berat.
b) Urinealisis menentukan berat jenis kadar glukosa, keton,dll.
c) Kadar protein menentukan kadar kerusakan glomerulus
d) Pregnadion menentukan adanya gangguan dalam menstruasi dan penilai adanya ovulasi.

3. Pemeriksaan Feces
a. Pengertian

Menyiapkan faeses untuk pemeriksaan laboratorium dengan cara pengambilan yang tertentu.

b. Tujuan

Untuk menegakan diagnosa dengan cara mendeteksi adanya kuman Salmonella, Shigella,
Scherichia Coli, Staphylococcus.

c. Pemeriksaan Faeces (Tinja) untuk Pasien yang Dewasa

Untuk pemeriksaan lengkap meliputi warna, bau, konsistensi, lendir, darah, dan telur cacing.
Tinja yang diambil adalah tinja segar.

d. Persiapan alat

1) Hand scoon bersih


2) Vasseline
3) Botol bersih dengan tutup
4) Lidi dengan kapas lembab dalam tempatnya
5) Bengkok
6) Perlak pengalas
7) Tissue
8) Tempat bahan pemeriksaan
9) Sampiran
e. Prosedur Tindakan

1) Mendekatkan alat
2) Memberi tahu pasien
3) Mencuci tangan
4) Memasang perlak pengalas dan sampiran
5) Melepas pakaian bawah pasien
6) Mengatur posisi dorsal recumbent
7) Memakai Hand scoon
8) Telunjuk diberi vaselin lalu dimasukkan kedalam anus dengan arah ke atas kemudian diputar
ke kiri dan ke kanan sampai teraba tinja
9) Setelah dapat, dikeluarkan perlahan-lahan lalu dimasukkan kedalam tempatnya
10) Anus dibersihkan dengan kapas lembab dan keringkan dengan tissue
11) Melepas hand scoon
12) Merapikan pasien
13) Mencuci tangan. Untuk pemeriksaan kultur (pembiakan) pengambilan tinja dengan cara steril.
Caranya sama dengan cara thoucer, tetapi alat-alat yang digunakan dalam keadaan steril.

4. Pengambilan Sputum atau Sekret


a. Pengertian

Sputum adalah bahan yang keluar dari bronchi atau trakea, bukan ludah atau lendir yang keluar
dari mulut, hidung atau tenggorokan.

b. Tujuan

Mengetahui basil tahan asam dan mikroorganisme yang ada dalam tubuh pasien sehingga
diagnosa dapat ditentukan serta mendeteksi adanya kuman seperti Tubercolosis Pulmonal,
Pneumonia Bakteri, Bronkhitis Kronis, Bronkhietaksis.

c. Indikasi

Pasien yang mengalami infeksi atau peradangan saluran pernafasan (apabila diperlukan).

d. Persiapan Alat

1) Sputum pot (tempat ludah) yang bertutup


2) Botol bersih dengan penutup
3) Hand scoon
4) Formulir dan etiket
5) Perlak pengalas
6) Bengkok dan tissue
e. Prosedur Tindakan

1) Menyiapkan alat
2) Memberitahu pasien
3) Mencuci tangan
4) Mengatur posisi duduk
5) Memasang perlak pengalas dibawah dagu dan menyiapkan bengkok
6) Memakai hand scoon
7) Meminta pasien membatukkan dahaknya ke dalam tempat yang sudah disiapkan (sputum pot)
8) Mengambil 5 cc bahan, lalu masukkan ke dalam botol
9) Membersihkan mulut pasien
10) Merapikan pasien dan alat
11) Melepas hand scoon
12) Mencuci tangan

G. NILAI NORMAL HASIL LABORATORIUM PEMERIKSAAN DARAH

1. HB (HEMOGLOBIN)
Hemoglobin adalah molekul di dalam eritrosit (sel darah merah) dan bertugas untuk mengangkut
oksigen. Kualitas darah dan warna merah pada darah ditentukan oleh kadar Hemoglobin.
Nilai normal Hb :

Wanita 12-16 gr/dL


Pria 14-18 gr/dL
Anak 10-16 gr/dL
Bayi baru lahir 12-24gr/dL
Penurunan Hb terjadi pada penderita: anemia penyakit ginjal, dan pemberian cairan intra-vena
(misalnya infus) yang berlebihan. Selain itu dapat pula disebabkan oleh obat-obatan tertentu
seperti antibiotika, aspirin, antineoplastik (obat kanker), indometasin (obat anti radang).
Peningkatan Hb terjadi pada pasien dehidrasi, penyakit paru obstruktif menahun (COPD), gagal
jantung kongestif, dan luka bakar. Obat yang dapat meningkatkan Hb yaitu metildopa (salah
satu jenis obat darah tinggi) dan gentamicin (Obat untuk infeksi pada kulit
2. TROMBOSIT (PLATELET)
Trombosit adalah komponen sel darah yang berfungsi dalam proses menghentikan perdarahan
dengan membentuk gumpalan.
Penurunan sampai di bawah 100.000 permikroliter (Mel) berpotensi terjadi perdarahan dan
hambatan pembekuan darah. Jumlah normal pada tubuh manusia adalah 200.000-400.000/Mel
darah. Biasanya dikaitkan dengan penyakit demam berdarah.
3. HEMATOKRIT (HMT)
Hematokrit menunjukkan persentase zat padat (kadar sel darah merah, dll) dengan jumlah cairan
darah. Semakin tinggi persentase HMT berarti konsentrasi darah makin kental. Hal ini terjadi
karena adanya perembesan (kebocoran) cairan ke luar dari pembuluh darah sementara jumlah zat
padat tetap, maka darah menjadi lebih kental.Diagnosa DBD (Demam Berdarah Dengue)
diperkuat dengan nilai HMT > 20%.
Nilai normal HMT:

Anak 33 -38%
Pria dewasa 40 48 %
Wanita dewasa 37 43 %
Penurunan HMT terjadi pada pasien yang mengalami kehilangan darah akut (kehilangan darah
secara mendadak, misal pada kecelakaan), anemia, leukemia, gagalginjal kronik, mainutrisi,
kekurangan vitamin B dan C, kehamilan, ulkus peptikum (penyakit tukak lambung).
Peningkatan HMT terjadi pada dehidrasi, diare berat, eklampsia (komplikasi pada kehamilan),
efek pembedahan dan luka bakar, dll

4. LEUKOSIT (SEL DARAH PUTIH)


Leukosit adalah sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik yang berfungsi untuk
membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh.
Nilai normal:

Bayi baru lahir 9000 -30.000 /mm3


Bayi/anak 9000 12.000/mm3
Dewasa 4000-10.000/mm3
Peningkatan jumlah leukosit (disebut Leukositosis) menunjukkan adanya proses infeksi atau
radang akut,misalnya pneumonia (radang paru-paru), meningitis (radang selaput otak),
apendiksitis (radang usus buntu), tuberculosis, tonsilitis, dll. Selain itu juga dapat disebabkan
oleh obat-obatan misalnya aspirin, prokainamid, alopurinol, antibiotika terutama ampicilin,
eritromycin, kanamycin, streptomycin, dll.
Penurunan jumlah Leukosit (disebut Leukopeni) dapat terjadi pada infeksi tertentu terutama
virus, malaria, alkoholik, dll. Selain itu juga dapat disebabkan obat-obatan, terutama
asetaminofen (parasetamol),kemoterapi kanker, antidiabetika oral, antibiotika (penicillin,
cephalosporin, kloramfenikol), sulfonamide (obat anti infeksi terutama yang disebabkan oleh
bakter).
5. Hitung Jenis Leukosit (Diferential Count)
Hitung jenis leukosit adalah penghitungan jenis leukosit yang ada dalam darah berdasarkan
proporsi (%) tiap jenis leukosit dari seluruh jumlah leukosit.
Hasil pemeriksaan ini dapat menggambarkan secara spesifik kejadian dan proses penyakit dalam
tubuh, terutama penyakit infeksi. Tipe leukosit yang dihitung ada 5 yaitu neutrofil, eosinofil,
basofil, monosit, dan limfosit. Salah satu jenis leukosit yang cukup besar, yaitu 2x besarnya
eritrosit (sel darah merah) dan mampu bergerak aktif dalam pembuluh darah maupun di luar
pembuluh darah. Neutrofil paling cepat bereaksi terhadap radang dan luka dibanding leukosit
yang lain dan merupakan pertahanan selama fase infeksi akut.
Peningkatan jumlah neutrofil biasanya pada kasus infeksi akut, radang, kerusakan jaringan,
apendiksitis akut (radang usus buntu), dll.
Penurunan jumlah neutrofil terdapat pada infeksi virus, leukimia, anemia defisiensi besi, dll.
a. Eosinofil
Eosinofil merupakan salah satu jenis leukosit yang terlibatdalam alergi dan infeksi (terutama
parasit) dalam tubuh, dan jumlahnya 1 2% dari seluruh jumlah leukosit. Nilai normal dalam
tubuh: 1 4%

Peningkatan eosinofil terdapat pada kejadian alergi, infeksi parasit, kankertulang, otak, testis,
dan ovarium. Penurunan eosinofil terdapat pada kejadian shock, stres, dan luka bakar.

b. Basofil

Basofil adalah salah satu jenis leukosit yang jumlahnya 0,5 -1% dari seluruh jumlah leukosit, dan
terlibat dalam reaksi alergi jangka panjang seperti asma, alergi kulit, dan lain-lain.Nilai normal
dalam tubuh: 0 -1%

Peningkatan basofil terdapat pada proses inflamasi (radang), leukemia dan fase penyembuhan
infeksi.

Penurunan basofil terjadi pada penderita stres, reaksi hipersensitivitas (alergi) dan kehamilan

c. Limposit

Salah satu leukosit yang berperan dalam proses kekebalan dan pembentukan antibodi. Nilai
normal: 20 35% dari seluruh leukosit.

Peningkatan limposit terdapat pada leukemia limpositik, infeksi virus, infeksi kronik, dll.

Penurunan limposit terjadi pada penderita kanker, anemia aplastik, gagal ginjal, dll.

d. Monosit

Monosit merupakan salah satu leukosit yang berinti besar dengan ukuran 2x lebih besar dari
eritrosit sel darah merah), terbesar dalam sirkulasi darah dan diproduksi di jaringan limpatik.
Nilai normal dalam tubuh: 2 8% dari jumlah seluruh leukosit.

Peningkatan monosit terdapat pada infeksi virus, parasit (misalnya cacing), kanker, dll.

Penurunan monosit terdapat pada leukemia limposit dan anemia aplastik.

e. Eritrosit
Sel darah merah atau eritrosit berasal dari Bahasa Yunani yaitu erythros berarti merah dan kytos
yang berarti selubung. Eritrosit adalah jenis se) darah yang paling banyak dan berfungsi
membawa oksigen ke jaringan tubuh. Sel darah merah aktif selama 120 hari sebelum akhirnya
dihancurkan. Pada orang yang tinggal di dataran tinggi yang memiliki kadar oksigen rendah
maka cenderung memiliki sel darah merah lebih banyak.

Nilai normal eritrosit:

Pria 4,6 6,2 jt/mm3


Wanita 4,2 5,4 jt/mm3

Masa Perdarahan
Pemeriksaan masa perdarahan ini ditujukan pada kadar trombosit, dilakukan dengan adanya
indikasi (tanda-tanda) riwayat mudahnya perdarahan dalam keluarga.
Nilai normal:

Dengan Metode Ivy 3-7 menit


Dengan Metode Duke 1-3 menit
Waktu perdarahan memanjang terjadi pada penderita trombositopeni (rendahnya kadar trombosit
hingga 50.000 mg/dl), ketidaknormalan fungsi trombosit, ketidaknormalan pembuluh darah,
penyakit hati tingkat berat, anemia aplastik, kekurangan faktor pembekuan darah, dan leukemia.
Selain itu perpanjangan waktu perdarahan juga dapat disebabkan oleh obat misalnya salisilat
(obat kulit untuk anti jamur), obat antikoagulan warfarin (anti penggumpalan darah), dextran, dll.

Masa Pembekuan
Merupakan pemeriksaan untuk melihat berapa lama diperlukan waktu untuk proses pembekuan
darah. Hal ini untuk memonitor penggunaan antikoagulan oral (obat-obatan anti pembekuan
darah). Jika masa pembekuan >2,5 kali nilai normal, maka potensial terjadi perdarahan.
Normalnya darah membeku dalam 4 8 menit (Metode Lee White).
Penurunan masa pembekuan terjadi pada penyakit infark miokard (serangan jantung), emboli
pulmonal (penyakit paru-paru), penggunaan pil KB, vitamin K, digitalis (obat jantung), diuretik
(obat yang berfungsi mengeluarkan air, misal jika ada pembengkakan).
Perpanjangan masa pembekuan terjadi pada penderita penyakit hati, kekurangan faktor
pembekuan darah, leukemia, gagal jantung kongestif.
6. Laju Endap Darah (Led)
LED untuk mengukur kecepatan endap eritrosit (sel darah merah) dan menggambarkan
komposisi plasma serta perbandingannya antara eritrosit (sel darah merah) dan plasma. LED
dapat digunakan sebagai sarana pemantauan keberhasilan terapi, perjalanan penyakit, terutama
pada penyakit kronis seperti Arthritis Rheumatoid (rematik) dan TBC.
Peningkatan LED terjadi pada infeksi akut lokal atau sistemik (menyeluruh), trauma, kehamilan
trimester II dan III, infeksi kronis, kanker, operasi, luka bakar.Penurunan LED terjadi pada gagal
jantung kongestif, anemia sel sabit, kekurangan faktor pembekuan, dan angina pektoris (serangan
jantung). Selain itu penurunan LED juga dapat disebabkan oleh penggunaan obat seperti aspirin,
kortison, quinine, etambutol.
Nilai normal laju endap darah: pada laki-laki (< 15 mm/jam) dan pada perempuan (< 10
mm/jam).
7. G6PD (Glukosa 6 Phosfat Dehidrogenase)
Merupakan pemeriksaan sejenis enzim dalam sel darah merah untuk melihat kerentanan
seseorang terhadap anemia hemolitika. Kekurangan G6PD merupakan kelainan genetik terkait
gen X yang dibawa kromosom wanita.
Nilai normal dalam darah yaitu G6PD negatif
Penurunan G6PD terdapat pada anemia hemolitik, infeksi bakteri, infeksi virus, diabetes
asidosis.
Peningkatan G6PD dapat juga terjadi karena obat-obatan seperti aspirin, asam askorbat (vitamin
C) vitamin K, asetanilid.

8. BMP (Bone Marrow Punction)


Pemeriksaan mikroskopis sumsum tulang untuk menilai sifat dan aktivitas hemopoetiknya
(pembentukan sel darah). Pemeriksaan ini biasanya dilakukan pada penderita yang dicurigai
menderita leukemia.
Nilai normal rasio M-E (myeloid-eritrosit) atau perbandingan antara leukosit berinti dengan
eritrosit berinti yaitu 3 :1 atau 4 :1
9. Pemeriksaan Alkohol Dalam Plasma
Pemeriksaan untuk mendeteksi adanya intoksikasi alkohol (keracunan alkohol) dan dilakukan
untuk kepentingan medis dan hukum. Peningkatan alkohol darah melebihi 100 mg/dl tergolong
dalam intoksikasi alkohol sedang berat dan dapat terjadi pada peminum alkohol kronis, sirosis
hati, malnutrisi, kekurangan asam folat, pankreatitis akut (radang pankreas), gastritis (radang
lambung), dan hipo-glikemia (rendahnya kadar gula dalam darah).
10. Pemeriksaan Toleransi Laktosa
Laktosa adalah gula sakarida yang banyak ditemukan dalam produk susu dan olahannya. Laktosa
oleh enzim usus akan diubah menjadi glukosa dan galaktosa. Penumpukan laktosa dalam usus
dapat terjadi karena kekurangan enzim laktase, sehingga menimbulkan diare, kejang abdomen
(kejang perut) dan flatus (kentut) terus-menerus, hal ini disebut intoleransi laktosa. dalam
jumlah besar kemudian diperiksa kadar gula darah. Apabila nilai glukosa darah sewaktu >20
mg/dl dari nilai gula darah puasa berarti laktosa diubah menjadi glukosa atau toleransi laktosa
dan apabila glukosa sewaktu <20 mg/dl dari kadar gula darah puasa, berarti terjadi intoleransi
glukosa. Sebaiknya menghindari konsumsi produk susu. Hal ini dapat diatasi dengan sedikit
demi sedikit membiasakan konsumsi produk susu.
Nilai normal:

Dalam plasma < 0,5 mg/dl


Dalam urin 12-40 mg/dl

11. LDH (Laktat Dehidrogenase)


Merupakan salah satu enzim yang melepas hidrogen, dan tersebar luas pada jaringan terutama
ginjal, rangka, hati, dan otot jantung.
Peningkatan LDH menandakan adanya kerusakan jaringan. LDH akan meningkat sampai
puncaknya 24-48 jam setelah infark miokard (serangan jantung) dan tetap normal 1-3 minggu
kemudian. Nilai normal: 80 240 U/L.
12. SGOT (Serum Glutamik Oksoloasetik Transaminase)
Merupakan enzim transaminase, yang berada pada serum dan jaringan terutama hati dan jantung.
Pelepasan SGOT yang tinggi dalam serum menunjukkan adanya kerusakan pada jaringan
jantung dan hati.
Nilai normal:
Pria s.d.37 U/L
Wanita s.d. 31 U/L
Pemeriksan ini bertujuan untuk mendeteksi adanya intoleransi laktosa dengan cara memberi
minum laktosa
Peningkatan SGOT <3x normal = terjadi karena radang otot jantung, sirosis hepatis, infark paru,
dll.
Peningkatan SGOT 3-5X normal = terjadi karena sumbatan saluran empedu, gagal jantung
kongestif, tumor hati, dll.
Peningkatan SGOT >5x normal = kerusakan sel-sel hati, infark miokard (serangan jantung),
pankreatitis akut (radang pankreas), dll.
13. SGPT (Serum Glutamik Pyruvik Transaminase)
Merupakan enzim transaminase yang dalam keadaan normal berada dalam jaringan tubuh
terutama hati. Peningkatan dalam serum darah menunjukkan adanya trauma atau kerusakan hati.
Nilai normal:

Pria sampai dengan 42 U/L


Wanita sampai dengan 32 U/L
Peningkatan >20x normal terjadi pada hepatitis virus, hepatitis toksis. Peningkatan 3 10 x
normal terjadi pada infeksi mond nuklear, hepatitis kronik aktif, infark miokard (serangan
jantung).
Peningkatan 1 3X normal terjadi pada pankreatitis, sirosis empedu.
14. ASAM URAT
Asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin (bagian penting dari asam nukleat pada
DNA dan RNA).Purin terdapat dalam makanan antara lain: daging, jeroan, kacang-kacangan,
ragi, melinjo dan hasil olahannya. Pergantian purin dalam tubuh berlangsung terus-menerus dan
menghasilkan banyak asam urat walaupun tidak ada input makanan yang mengandung asam
urat.
Asam urat sebagian besar diproduksi di hati dan diangkut ke ginjal. Asupan purin normal melalui
makanan akan menghasilkan 0,5 -1 gr/hari. Peningkatan asam urat dalam serum dan urin
bergantung pada fungsi ginjal, metabolisme purin, serta asupan dari makanan. Asam urat dalam
urin akan membentuk kristal/batu dalam saluran kencing. Beberapa individu dengan kadar asam
urat > 8 mg/dl sudah ada keluhan dan memerlukan pengobatan.
Nilai normal:

Pria 3,4 8,5 mg/dl (darah)


Wanita 2,8 7,3 mg/dl (darah)
Anak 2,5 5,5 mg/dl (darah)
Lansia 3,5 8,5 mg/dl (darah)
Dewasa 250 750 mg/24 jam (urin)
Peningkatan kadar asam urat terjadi pada alkoholik, leukemia, penyebaran kanker, diabetes
mellitus berat, gagal ginjal, gagal jantung kongestif, keracunan timah hitam, malnutrisi, latihan
yang berat. Selain itu juga dapat disebabkan oleh obat-obatan misalnya asetaminofen, vitamin C,
aspirin jangka panjang, diuretik.
Penurunan asam urat terjadi pada anemia kekurangan asam folat, luka bakar, kehamilan, dll.
Obat-obat yang dapat menurunkan asam urat adalah allopurinol, probenesid, dll.
15. Kreatinin
Merupakan produk akhir metabolisme kreatin otot dan kreatin fosfat (protein) diproduksi dalam
hati. Ditemukan dalam otot rangka dan darah, dibuang melalui urin. Peningkatan dalam serum
tidak dipengaruhi oleh asupan makanan dan cairan.
Nilai normal dalam darah:

Pria 0,6 1,3 mg/dl


Wanita 0,5 0,9 mg/dl
Anak 0,4 -1,2 mg/dl
Bayi 0,7 -1,7 mg/dl
Bayi baru lahir 0,8 -1,4 mg/dl
Peningkatan kreatinin dalam darah menunjukkan adanya penurunan fungsi ginjal dan penyusutan
massa otot rangka. Hal ini dapat terjadi pada penderita gagal ginjal, kanker, konsumsi daging
sapi tinggi, serangan jantung. Obat-obatan yang dapat meningkatkan kadar kreatinin nyaitu
vitamin C, antibiotik golongan sefalosporin, aminoglikosid, dll.
16. Pemeriksaan Trigliserida
Merupakan senyawa asam lemak yang diproduksi dari karbohidrat dan disimpan dalam bentuk
lemak hewani. Trigliserida ini merupakan penyebab utama penyakit penyumbatan arteri
dibanding kolesterol.
Nilai normal:

Bayi 5-4o mg/dl


Anak 10-135 mg/dl
Dewasa muda s/dl50 mg/dl
Tua (>50 tahun) s/d 190 mg/dl
Penurunan kadartrigliserid serum dapatterjadi karena malnutrisi protein, kongenital (kelainan
sejak lahir). Obat-obatan yang dapat menurunkan trigliserida yaitu asam askorbat (vitamin C),
metformin (obata anti diabetik oral).
Peningkatan kadar trigliserida terjadi pada hipertensi (penyakit darah tinggi), sumbatan
pembuluh darah otak,diabetes mellitus tak terkontrol, diet tinggi karbohidrat, kehamilan. Dari
golongan obat, yang dapat meningkatkan trigliserida yakni pil KB terutama estrogen.
17. HDL (High Density Lipoprotein)
Merupakan salah satu dari 3 komponen lipoprotein (kombinasi protein dan lemak), mengandung
kadar protein tinggi, sedikit trigliserida dan fosfolipid, mempunyai sifat umum protein dan
terdapat dalam plasma darah. HDL sering disebut juga lemak baik, yang dapat membantu
mengurangi penimbunan plak pada pembuluh darah.
Nilai normal:

Pria >55 mg/dl


Wanita >65 mg/dl
Nilai yang berisiko terhadap Penyakit Jantung Koroner (PJK) yaitu

Risiko tinggi <35 mg/dl


Risiko sedang 35 45 mg/dl
Risiko rendah >6o mg/dl
Peningkatan lipoprotein dapat dipengaruhi oleh obat aspirin, kontrasepsi, sulfonamide.
18. LDL (Low Density Lipoprotein)
Merupakan lipoprotein plasma yang mengandung sedikit trigliserida, fosfolipid sedang, protein
sedang, dan kolesterol tinggi. LDL mempunyai peran utama sebagai pencetus terjadinya
penyakit sumbatan pembuluh darah yang mengarah ke serangan jantung, stroke, dll.
Nilai normal: <150 mg/dl

Risiko ringgi terjadi jantung koroner >16o mg/dl


Risiko sedang terjadi jantung koroner 130 -159 mg/dl
Risiko rendah terjadi jantung koroner <130 mg/dl
19. Albumin
Albumin adalah protein yang larut air, membentuk lebih dari 50% protein plasma, ditemukan
hampir di setiap jaringan tubuh. Albumin diproduksi di hati dan berfungsi untuk
mempertahankan tekanan koloid osmotik darah sehingga tekanan cairan vaskular (cairan di
dalam pembuluh darah) dapat dipertahankan.
Nilai normal:

Dewasa 3,8 5,1 gr/dl


Anak 4,0 5,8 gr/dl
Bayi 4,4 5,4 gr/dl
Bayi baru lahir 2,9 5,4 gr/dl
Penurunan albumin mengakibatkan keluarnya cairan vascular (cairan pembuluh darah) menuju
jaringan sehingga terjadi oedema (bengkak). Penurunan albumin bisa juga disebabkan oleh:

1. Berkurangnya sintesis (produksi) karena malnutrisi, radang menahun, sindrom


malabsorpsi, penyakit hati menahun, kelainan genetik.
2. Peningkatan ekskresi (pengeluaran), karena luka bakar luas, penyakit usus, nefrotik
sindrom (penyakit ginjal).
20. Natrium (Na)
Natrium adaiah salah satu mineral yang banyak terdapat pada cairan elektrolit ekstraseluler (di
luar sel), mempunyai efek menahan air, berfungsi untuk mempertahankan cairan dalam tubuh,
mengaktifkan enzim, sebagai konduksi impuls saraf.
Nilai normal dalam serum:
Dewasa 135-145 mEq/L
Anak 135-145 mEq/L
Bayi 134-150 mEq/L
Nilai normal dalam urin: 40 220 mEq/L/24 jam
Penurunan Na terjadi pada diare, muntah, cedera jaringan, bilas lambung, diet rendah garam,
gagal ginjal, luka bakar, penggunaan obat diuretik (obat untuk darah tinggi yang fungsinya
mengeluarkan air dalam tubuh).
Peningkatan Na terjadi pada pasien diare, gangguan jantung krohis, dehidrasi, asupan Na dari
makanan tinggi, gagal hepatik (kegagalan fungsi hati), dan penggunaan obat antibiotika, obat
batuk, obat golongan laksansia (obat pencahar).
Sumber garam Na yaitu: garam dapur, produk awetan (cornedbeef, ikan kaleng, terasi, dll.), keju,
buah ceri, saus tomat, acar, dll.
21. Kalium (K)
Kalium merupakan elektrolit tubuh yang terdapat pada cairan vaskuler (pembuluh darah), 90%
dikeluankan melalui urin, rata-rata 40 mEq/L atau 25 -120 mEq/24 jam wa laupun masukan
kalium rendah.
Nilai normal:

Dewasa 3,5 5,0 mEq/L


Anak 3,6 5,8 mEq/L
Bayi 3,6 5,8 mEq/L
Peningkatan kalium (hiperkalemia) terjadi jika terdapat gangguan ginjal, penggunaan obat
terutama golongan sefalosporin, histamine, epinefrin, dll.
Penurunan kalium (hipokalemia) terjadi jika masukan kalium dari makanan rendah, pengeluaran
lewat urin meningkat, diare, muntah, dehidrasi, luka pembedahan.
Makanan yang mengandung kalium yaitu buah-buahan, sari buah, kacang-kacangan, dll.
22. Klorida (Cl)
Merupakan elektrolit bermuatan negatif, banyak terdapat pada cairan ekstraseluler (di luar sel),
tidak berada dalam serum, berperan penting dalam keseimbangan cairan tubuh, keseimbangan
asam-basa dalam tubuh. Klorida sebagian besar terikat dengan natrium membentuk NaCI
(natrium klorida).
Nilai normal:

Dewasa 95-105 mEq/L


Anak 98-110 mEq/L
Bayi 95 -110 mEq/L
Bayi baru lahir 94-112 mEq/L
Penurunan klorida dapat terjadi pada penderita muntah, bilas lambung, diare, diet rendah garam,
infeksi akut, luka bakar, terlalu banyak keringat, gagal jantung kronis, penggunaan obatThiazid,
diuretik, dll.
Peningkatan klorida terjadi pada penderita dehidrasi,cedera kepala, peningkatan natrium,
gangguan ginjal,penggunaan obat kortison, asetazolamid, dll.
23. Kalsium (Ca)
Merupakan elektrolit dalam serum, berperan dalam keseimbangan elektrolit, pencegahan tetani
dan dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi gangguan hormon tiroid dan paratiroid.
Nilai normal:

Dewasa 9-11 mg/dl (di serum) ; <150 mg/24 jam (di urin & diet rendah
Ca); 200 300 mg/24 jam (di urin & diet tinggi Ca)
Anak 9 -11,5 mg/dl
Bayi 10 -12 mg/dl
Bayi baru lahir 7,4 -14 mg/dl.
Penurunan kalsium dapat terjadi pada kondisi malabsorpsi saluran cerna, kekurangan asupan
kalsium dan vitamin D, gagal ginjal kronis, infeksi yang luas, luka bakar, radang pankreas, diare,
pecandu alkohol, kehamilan. Selain itu penurunan kalsium juga dapat dipicu oleh penggunaan
obat pencahar, obat maag, insulin, dll.
Peningkatan kalsium terjadi karena adanya keganasan (kanker) pada tulang, paru, payudara,
kandung kemih, dan ginjal. Selain itu, kelebihan vitamin D, adanya batu ginjal, olah raga
berlebihan, dll, juga dapat memacu peningkatan kadar kalsium dalam tubuh.

24. PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH


Pemeriksaan terhadap kadar gula dalam darah vena pada saat pasien puasa 12 jam sebelum
pemeriksaan (gula darah puasal nuchter) atau 2 jam setelah makan (gula darah post prandial).
Nilai normal gula darah puasa:

Dewasa 70 -110 mg/dl


Anak 60-100 mg/dl
Bayi baru lahir 30-80 mg/dl

25. Tes Widal


Merupakan pemeriksaan untuk membantu menegakkan diagnosa thypus. Tes ini menggunakan
antigen Salmonella jenis O (somat/k) dan H (flagel) untuk menentukan tinggi rendahnya
titerantibodi. Titer antibodi pada penderita thypus akan meningkat pada minggu ke II. Kemudian
titer antibodi O akan menurun setelah beberapa bulan, dan titer antibodi H akan menetap sampai
beberapa tahun.
Jika titer antibodi O meningkat segera setelah adanya demam, menunjukkan adanya infeksi
Salmonella strain O dan demikian pula untuk strain H.

26. PEMERIKSAAN TORCH


Pemeriksaan untuk identifikasi adanya virus Toksoplasma Rubella, Cytomegalovirus (CMV) dan
herpes simplek pada ibu dan bayi baru lahir, melalui sampel darah ibu. Pemeriksaan ini perlu
dilakukan jika ada riwayat sebelumnya atau dugaan infeksi kongenital (bawaan) pada bayi baru
lahir yang ditandai dengan hasil pemeriksaan imunoglobulin G pada janin lebih tinggi dibanding
pada ibu.
Toksoplasma gondii merupakan parasit yang hidup dalam usus hewan piaraan rumah terutama
anjing dan kucing. Selain itu, diduga parasit ini juga terdapat pada tikus, merpati, ayam, sapi,
kambing, dan kerbau, sehingga mudah menular pada manusia. Jika parasit ini menginfeksi ibu
hamil, maka dapat menyebabkan infeksi pada janin.
Nilai normal pemeriksaan TORCH pada lgG ibu hamil dan janin adalah negatif.
27. PROSTAT SPESIFIK ANTIGEN (PSA)
PSA adalah glikoprotein dari jaringan prostat yang meningkat jika terjadi hipertropi
(pembesaran) dan meningkat lebih tinggi lagi pada penderita kanker prostat.
Pemeriksaan PSA pada pasien kanker prostat ini berfungsi untuk memonitor perkembangan sel
kanker. Pemeriksaan ini lebih sensitif dari pada fosfatase prostat, namun pemeriksaan kombinasi
keduanya akan lebih akurat.
Nilai rujukan:

Tidak ada kelainan prostat 0-4 ng/ml


Pembesaran prostat jinak 4 -19 ng/ml
Kanker prostat 10-20 ng/ml

PEMERIKSAAN REDUKSI
Pemeriksaan untuk mendeteksi adanya glukosa dalam urin dengan menggunakan reagen
Benedict, Fehling, dll. Hasil dinyatakan dengan:

Negatif jika warna tetap (tidak ada glukosa)


Positif 1 (+) jika warna hijau kekuningan dan keruh (terdapat 0,5 -1% glukosa)
Positif 2 (++) jika warna kuning keruh (terdapat 1 -1,5% glukosa)
Positif 3 (+++) jika warna jingga seperti lumpur keruh (terdapat 2 3,5% glukosa)
Positif 4 (++++) jika warna merah keruh (terdapat > 3,5% glukosa)
Janin dan kecacatan fisik setelah lahir, dengan gejala retinitis, hydrocephalus, microcephalus,
dll.Reduksi (+) dalam unn menunjukkan adanya hiperglikemia (tingginya kadar gula dalam
darah) di atas 170mg%, karena nilai ambang batas ginjal untuk absorpsi glukosa adalah 170
mg%. Jika hasii pemeriksaan reduksi (+) disertai hiperglikemia maka menandakan adanya
penyakit Diabetes Mellitus.

BUN (BLOOD UREA NITROGEN)


BUN adalah produk akhir dari metabolisme protein, dibuat oleh hati. Pada orang normal, ureum
dikeluarkan melalui urin.
Nilai normal:
Dewasa 5-25 mg/dl
Anak 5-20 mg/dl
Bayi 5-15 mg/dl
Rasio nitrogen urea dan kreatinin = 12:1 20:1

H. ANALISA SPERMA

Merupakan pemeriksaan dengan bahan sperma untuk melihat jumlah, volume cairan, persentase
sperma matang, pergerakan, dll. Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan penyebab
kemandulan pada pria.

Nilai normal pada pria dewasa:

Jumlah 50-150 juta/ml


Volume 1,5-5,0 ml
Bentuk 75 % matang
Mobilitas 60 % bergerak aktif
Penyimpangan dari nilai normaf di atas, biasanya terjadi pada pasien vasektomi, kemandulan,
pengobatan kanker dan pengobatan yang mengandung estrogen (hormon wanita).

I. NILAI NORMAL HASIL LABORATORIUM PEMERIKSAAN URINE

1. Pemeriksaan Makroskopik urine


Yang dinilai adalah:
Volume
Normal : 1200 -1800 mL/ 24 jam (dewasa)
Anak 1-6 tahun : orang dewasa

Anak 6-12 tahun : orang dewasa

Volume urine dipengaruhi oleh umur, intake, aktifitas, perspirasi, fungsi ginjal.
a. Poliuria (peningkatan volume urine, > 2000 mL/24 jam)
Ditemukan pada Diabetes melitus, diabetes inpidus, glomerulo nefritis kronik, saat keadaan
edema menghilang, masa penyembuhan febris akut.
b. Oligouria (penurunan volume urine, 300-700 mL/24 jam)
Ditemukan pada glomerulo nefritis akut (GNA), aklamsia, diare berat, muntah-muntah hebat,
terlalu banyak Demam, Dekompensasi kardis.
c. Anuria (tidak ditemukan urin, <300 mL/24 jam )
Warna
Normal: kuning muda, disebabkan oleh pigmen urine urochrom dan urobili, dipengaruhi oleh
makanan, obat, penyakit tertentu. Faktor yang mempengaruhi warna urine:
a. Konsentrasi urin: makin pekat makin gelap warnanya
b. Keasaman urin: makin alkalis warna urin makin gelap
c. Pigmen-pigmen abnormal dalam urin dan obat-obatan
Merah: ada darah, porfobilin, obat.
Hijau : ada kuman
Coklat :bilirubin (seperti air teh), hematin
Hitam : darah, obat
Seperti air susu : pus, getah prostat, chylus (lemak), bakteri.
Kejernihan / kekeruhan
Normal: jernih
Bila keruh, mungkin desebabkan oleh bakteri, kristal, posfat, urat, eritrosit, epitel.
Nubecula: urine jernih jika dibiarkan/didinginkan menjadi keruh ringan, kerena ada endapan
lendir, urat, fospat, epitel, leukosit, bakteri.
Berat jenis
Bj urine normal: 1.003 1.03
Bj urine dipengaruhi oleh jumlah urine, komposisi urine,fengsi pemekatan ginjal.
Bj urine tingggi : Diabetes Melitus, nefrotis akut, demam.
Bj urine rendah :stadium terminal nefritis.
Pengukuran Bj urine dengan menggunakan Urinometer
Hasil pemeriksaan BJ urin harus selalu dikoreksi dengan:
1. Suhu ruang:
Tiap 30C di atas suhu tera, maka hasil pembacaan ditambah 1
Tiap 30C di bawah suhu tera, maka hasil pembacaan dikurang1
2. Kadar glukosa urin:
Tiap 1% glukosa maka hasil pembacaan di kurang 4
3. Kadar protein urin:
Tiap 1% protein maka hasil pembacaan dikurang 3

Arti klinis pemeriksaan BJ urin:


Membantu mendiagnose glukosuri pada penderita koma (koma diabetikum urinnya jernih tapi BJ
nya tinggi.
Untuk mengetahui faal ginjal menurut percobaan konsentrasi menurut Fishberg

Bau
Normal: aromatis
Bau amoniak:perombakan ureum oleh bakteri pada infeksi ureter.
Bunga layu: ketonuria
Busuk: perombakan protein pada ureter.
Bau yang berasal dari makanan dan minumam (Normal)

pH
Normal; 4,5 8,0 atau rata-rata 6,4 -7
Pengukuran pH urine dengan kertas lakmus, kertas nitrazin, pH meter
Jika pH alkalis :retensi urine pada kandung kemih, sistitis kronis, anemia, muntah yang hebat.
Jika pH asam : assidosis, demam, diet protein, pielonefritis.

2. Pemeriksaan Mikroskopis Urine


Guna pemeriksaan mikroskopis urine adalah untuk melihat kelainan ginjal dan salurannya (
stadium, berat ringannya penyakit, follow up).
Sampel yang digunkan untuk pemeriksaan mikroskopik urine adalah:
Urine sewaktu yang segar
Urine pagi yang segar (terbaik)

Urine dengan pengawet (formalin)

Sediaan pemeriksaan mikroskopik urine:


Tanpa pewarnaan (sediaan natif)

Dengan pewarnaan seperti: Sudan III/IV = oval fat bodies


Prussian Blue = butir hemosiderin

Cara pemeriksaan:
a. 5 ml urin masukkan dalam tabung centrifuge
b. Pusingkan 1500 rpm selama 5 menit,
c. Supernatan dipisahkan ke tabung lain,
d. Sedimen diteteskan diatas obyek gelas, tutup dengan deck gelas
e. Sediaan diperiksa dengan mikroskop dengan perbesaran obyektif 10 dan 40 kali
Yang dapat dilihat:
a. Unsur Organik

1. Sel darah

Eritrosit: ditemukan pada pasien hematuria pada trauma ginjal, tumor ginjal, TBC ginjal
Bentuk bundar
Batas jelas
Warna kuning muda
Ukuran 7m
Normal 0-1 /lpb
Leukosit: ditemukan padda pasien leukosituria, pada sistitis, pielonefritis.
Bentuk bundar
Batas tidak jelas
Sitoplasma banyak berbutir
ukuran 11m
Normal <6/lpb
2. Silinder
Yaitu cetakan protein yang terjadi di tubuli. Syarat terbentuknya: adanya proteinuria, suassana
asam, oligouria anuria

Yang ditemukan = silinder hialin, silinder granuler, silinder eritrosit, silinder leukosit. (nama
sesuai dengan sel/strukturyang menempel)

3. Epitel

Berasal dari ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra. Normal selalu terdapat dalam urin.
Bertambah banyak pada penderita glomerulonefritis . Positif pada radang selaput lendir pada
traktus urinarium.

4. Benang lendir

Terdapat pada iritasi selaput lendir traktus urogenital

5. Oval bat bodies

Yaitu epitel yang mengandung lemak, berasal dari sindroma nefrotik (SN)

6. Bakteri

S. Tiphy, E.Colli, M.TBC

b. Unsur anorganik

Kristal yang dijumpai pada keadaan normal.

Dalam urine asam: Ca Oksalat, asam urat, urat amorf.

Dalam urin alkalis : fosfat, Ca. Karbonat, ammonium urat, fosfat amorf

Kristal yang dijumpai dalam urin abnormal:

1. Kristal sistein dijumpai pada kelainan kongenital,

2. Kristal tirosin dan leusin pada penyakit hepar yang berat


3. Pemeriksaan Kimia Urine
a. Pemeriksaan glukosa

Normal : 1 -25 mg/ dL

Pada keadaan normal tidak ditemukan glukosa didalam urine. Karena molekul glukosa besar dan
ginjal akan menyerap kembali hasil filtrasi dari glumerulus.

Glukosuria yaitu adanya ditemukan glukosa didalam urine yang melebihi kadar normalny/ekresi
glukosa kedalam urine.

Penyebab Glukosuria adalah

1. Tanpa hiperglikemia

Terjadi pada:

Glukosa renal yaitu, glukosa dibuang ke air kemih meskipun kadar glukosa didalam darah
normal. Hal ini terjadi karena adanya kelainan fungsi di tubuluss renalis.

Alkalimentasi

Kehamilan

2. Dengan hiperglikemia

Terjadi pada :

Diabetes melitus Karena kadar glukkosa didalam darah meningkat, karena kekurangan insulin.
Sehingga nefron diginjal tidak bisa menyerap kembali kelebihan glukosa karena melewati nilai
ambang ginjal (ambang glikosa di ginjal : > 170 mg/dL). Makanya kelebihan glukosa dibuang ke
urine.

Hipertiroid

Tekanan udara cranial


Sesudah anestesi dengan eter

Hiperglikemia: suatu keadaan dimana kadar glukosa didarah meningkat dari normal (N : 60 -120
g/dL).

Hipoglikemia: suatu keadaan dimana kadar glukosa didarah rendah dari normah.

Pada hipoglikemia disebabkan oleh:

Pelepasan insulin yang berlebihan oleh pankreas

Dosis insulin/ obat lain yang terlalu tinggi

Kelainan padakelenjer hipofise/ kelenjer adrenal

Kelainan pada penyimpanan karbohidrat/ pembentukan glukosa dihati

Mekanisme terjadinya glukosuria:

1. Apabila GFR meningkat, reabsorbsi normal.

2. Apabila reabsorbsi meningkat, GFR normal.

3. Jika kadar gula darah normal, GFR menurun.

Pemeriksaan glukosa urine dilaboratorium :

Ada dua cara yaitu:

1. Berdasarkan reduksi ion Cu. Prinsip: dalam suasan alkali kuat panas gula- gula (reduktor)
dalam urine akan mereduksi ion cupri (Cu++) menjadi cupro (Cu+), bisa dalam bentuk CuOH
(kuning ) atau Cu2O (merah) tergantung jumlah reduktor dalam urine.

2. Berdasarkan enzimatik (carik celup). Prinsip: glukosa dan O2 dengan bantuan enzim glukosa
oksidase dirubah menjadi gluconic acid dan H2O2, H2O2 dengan adanya peroksidase sdirubah
menjadi H2O dan On. On akan mengoksidasi indikator warna pada kertas tes. Intensitas warna
yang timbul sesuai dengan konsentrasi glukosa dalam sampel.

Pemeriksaan kualitatif: Untuk melihat ada / tidaknya glukosa didalam sampel urine.

Metoda yang digunakan:

Tes enzimatik (Carik celup)

Metode fehling (reduksi ion Cu)

Metode fehling

Bila warna tetap biru hasil pemeriksaan negatif.

Bila warna kuning atau merah bata hasil positif.

Keuntungan metoda Fehling: sangant sensitif

Kerugian metoda Fehling : kurang spesifik, karena reagen fehling mengnadung basa kuat (KOH)
akibatnya semua reduktor terdeteksi sebagai glukosa.

Pemeriksaan semi kuantitatif: Untuk memprediksi kadar glukosa yang terkandung didalam
sampel urine.

Metoda:

Tes enzimatik

Reduksi ion Cu ( metoda benedict, metoda clinistes)

b. Pemeriksaan protein urine

Normal : 10 mg/dL

Protein berfungsi untu pertumbuhan.


Protein terdiri dari :

Albumin: untuk mengatur cairan koloid osmotik didalam tubuh.

Globulin: untuk imunoglobulin / anti bodi tubuh / pertahanan.

Proteinuria adalah adanya protein yang ditemukan didalam urine yang melebihi kadar
normalnya. Proteinuria disebut juga dengan albuminuria.

Tingkatan Proteinuria:

Ringan : 0,5 g/L per 24 jam

Sedang : 0,5 3 g /L per 24 jam

Berat : > 3 g /L per 24 jam

Proteinuria disebabkan oleh:

1. Proteinuria fisiologis

Ditemukan protein dalam urine tetapi kelainan yang terjadi tidak menandakan adanya indikasi
penyakit. Normalnya tidak boleh sampai + 1.

Proteinuria fisiologis dapat ditemukan pada:

a. Wanita hamil (karena pada ssaat hamil assupan gizi bertambah/meningkat, termasuk protein
dan dalam darah kadar protein meningkat sehingga ginjal tidak dapat menyaring kelebihan
karena melewati ambang ginjal.)

b. Demam

c. Hipertensi

d. Stres

e. Kerja berat

f. Bayi yang baru lahir (usia 1 minggu)


g. Berdiri yang terlalu lama

h. Kedinginan ( karena adanya penekanan vena renali diginjal. )

2. Proteinuria patologis

Ditemukan protein diddalam urine yang menandakan adanya indikasi penyakit.

Proteinuria patologis dapat ditemukan pada:

a. Pre renal: proteinuria yang disebabkan oleh kerusakan organorgan sebelum ginjal misalnya
hati. Ditemukan pada penyakit:

Sirosis hepatic

Meningnitis

Ascites

Febris

b. Renal: proteinuria yang disebabkan oleh kerusakan organ ginjal. Ditemukan pada penyakit:

GNA ( Glomerulo Nefritis Akut )

GNK ( Glomerulo Nefritis Kronis )

PNA ( Pyelo Nefritis Akut)

PNK ( Pyelo Nefritis Kronis )

c. Post renal: proteinuria yang disebabkan oleh kerusakan organ- organ setelah ginjal, misalnya
saluran fesikaurinaria, ureter. Ditemukan pada penyakit :

Urethritis

Sistitis
Diposting oleh Rikard 'Antala' Baek di 07.13

You might also like