You are on page 1of 252
T= TH PON ALN Psikologi Kepribagian 1 Teori-teori Psikodinamik (Klinis) 027343 © Kanisius 1993 PENERBIT KANISIUS (Anggota IKAPI) Jl. Cempaka 9, Deresan, Yogyakarta 55281 Kotak Pos 1125/Yk, Yogyakarta 55011 Telepon (0274) 588783, 565996; Fax (0274) 563349 Website : www.kanisiusmedia.com E-mail : office@kanisiusmedia.com Diterjemahkan dari buku THEORIES OF PERSONALITY, Bab 1, 2, 3, 4, 5, Calvin S. Hall & Gardner Lindzey, John Wiley & Sons, New York, Santa Barbara, Chichester Brisbane, Toronto, 1978, oleh Drs. Yustinus MSc. OFM; disunting dan dihantar oleh Dr. A. Supratiknya. Hak terjemahan ada pada penerbit. Cetakan ke- 18 W 16 15 14 Tahun 09 08 07 06 05 ISBN 979-497-000-X 979-497-001-8 Hak Cipta dilindungi Undang-undang. Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apa pun, termasuk fotokopi, tanpa izin tertulis dari penerbit. Dicetak oleh Percetakan Kanisius Yogyakarta DAFTAR ISI PENGANTAR.. DAPTAR [SDs ssscasisssssss Teori Kepribadian dan Sejarah Psikologi uu... 18 Apa itu Kepribadian ?. 26 Apa itu Teori ? i 29 Teori Kepribadian 2 37 Teori Kepribadian dan Turis eat Paikalogi Tai 41 Perbandingan Teori-teori Kepribadian.............. 43 Bibliografi ........ seteeeiteeeentneenenmnenniee OB 2 TEORI PSIKOANALISIS KLASIK FREUD.........cc0cc0. 59 Struktur Kepribadian.. Dinamika Kepribadian Perkembangan Kepribadian. Penelitian Khas dan Metode Penelitian Bibliogragi occ 3 TEORI PSIKOANALITIK KONTEMPORER . Psikologi Ego . Penggabungan Psikoanalisis ‘dan Psikologi Validasi Eksperimental atas Hipotesis-hipotesis Psikoanalitik... Erik H. Erikson. Teori Psikososial tentang Perkembangan Konsepsi Baru tentang Ego ...........0....0... 122 125 . 132 15 16 Psikologi Kepribadian 1 . 158 166 169 Penelitian Khas dan Metode Penelitian Status Sekarang dan Evaluasi Bibliografi 2... TEORI ANALITIK JUNG... 17 Sruktur Kepribadian 182 Dinamika Kepribadian .. 198 Penelitian Khas dan Metode Penelitian . 215 Status Sekarang dan Evaluasi 222 Bibliografi .... 228 TEORI PSIKOLOGI SOSIAL: ADLER, FROMM, HORNEY, DAN SULLIVAN .. Alfred Adler... Finalisme Fikti Perjuangan ke Arah Superiorita: Perasaan Inferioritas dan Kompensasi Minat Kemasyarakatan Gaya Hidup Diri Kreatif... coe Penelitian Khas dan Metode Penelitian .. Erich Fromm .. Karen Horne; Harry Stack Sullivan ..... Struktur Kepribadian. Dinamika Kepribadian Perkembangan Kepribadian..... Penelitian Khas dan Metode Penelitian . Status Sekarang dan Evaluasi... Bibliografi DAFTAR NAMA ..... DAFTAR POKOK BAHASAN .... 1 HAKIKAT TEORI KEPRIBADIAN Dalam buku ini, kami akan memaparkan suatu ringkasan tentang teori-teori kepribadian pokok masa kini. Di samping menyajikan intisaridari setiapteori, kamijuga akan membicarakan penelitian relevannya dan memberikan penilaian umum tentang teori tersebut. Akan tetapi sebelum memulai, harus dibahas ten- tang apa sebetulnya teori-teori kepribadian itu dan juga bagai- manakah berbagai teori kepribadian itu dapat dibedakan satu dengan yang lainnya. Selanjutnya kami akan menempatkan te- ori-teori ini dalam suatu konteks umum, menghubungkannya de- ngan apa yang telah terjadi dalam sejarah psikologi dan menem- patkannya dalam panorama masa kini. Dalam bab ini kami mulai dengan suatu bagan yang sangat umum dan agak informal tentang peranan teori kepribadian da- lam perkembangan psikologi, disusul dengan pembicaraan ten- tang apa yang dimaksudkan dengan istilah kepribadian dan teori. Dari pembahasan-pembahasan ini, mudah bagi kami melangkah ke pertanyaan: apakah yang membentuk suatu teori kepribadian? Kami juga akan membahas dengan sangat singkat hubungan antara teori kepribadian dan bentuk-bentuk lain teori psikologi dan menyajikan sejumlah dimensi dengan mana teori-teori kepri- badian tersebut dapat dibandingkan antara yang satu dengan yang lainnya. Dimensi-dimensi ini dapat dianggap sebagai per- soalan-persoalan teoretis pokok dalam bidang ini, sedangkan teori-teori itu sendiri dapat dianggap sebagai segi-segi pandangan ilmiah, sikap-sikap, atau gambaran-gambaran tentang manusia yang tersedia bagi orang yang ingin mempelajari dan memahami tingkah laku manusia secara luas. 17 18 Psikologi Kepribadian 1 Teori Kepribadian dan Sejarah Psikologi Tinjauan yang komprehensif tentang perkembangan teori kepribadian tentu saja harus mulai dengan konsepsi-konsepsi tentang manusia yang dikemukakan oleh sarjana-sarjana klasik termasyhur, seperti Hippokrates, Plato, dan Aristotales. Harus cukup diperhitungkan juga sumbangan-sumbangan dari banyak filsuf, seperti Aquinas, Bentham, Comte, Hobbes, Kierkegaard, Locke, Nietzche, dan Machiavelli yang hidup dalam abad-abad sesudahnya, yang ide-idenya masih bisa ditemukan dalam pe- rumusan kontemporer. Di sini kami tidak bermaksud untuk ber- usaha menyusun kembali sejarah yang begitu umum. Tujuan kami sangatjauh terbatas. Kamihanya akan mempertimbangkan secara kasar peranan umum yang dimainkan oleh teori kepriba- dian dalam perkembangan psikologi selama 60 atau 70 tahun ter- akhir. Untuk memulai, marilah kita periksa sejumlah sumber pe- ngaruh yang relatif baru terhadap teori kepribadian. Tradisi ob- servasi klinis, mulai dengan Charcot dan Janet, termasuk lebih- lebih Freud, Jung, dan McDougall, paling banyak menentukan hakikat teori kepribadian melebihi satu faktor tunggal lain mana- pun. Nanti kita akan memeriksa beberapa pengaruh dari gerakan ini. Pengaruh yang kedua berasal dari tradisi Gestalt dan William Stern. Para teoretikus ini sangat terkesan dengan ke- satuan tingkah laku, dan karena itu yakin bahwa penelitian yang bersifat segmental atau terpisah-pisah tentang unsur-unsur kecil tingkah laku sama sekali tidak akan dapat menjelaskan apa-apa. Seperti akan kita ketahui, segi pandangan ini sangat melekat dalam teori kepribadian dewasa ini. Terdapat juga pengaruh yang lebih baru dari psikologi eksperimental pada umumnya dan teori belajar pada khususnya. Dari gerakan ini, telah muncul perhatian yang lebih besar terhadap penelitian empiris yang dikontrol dengan teliti, pemahaman yang lebih baik terhadap hakikat penyusunan teori, serta pengetahuan yang lebih terinci tentang bagaimana mengubah tingkah laku. Faktor yangkeempat diwgakili oleh tradisi psikometrik yang berfokus pada pengukuran dan penelitian tentang perbedaan-perbedaan individu. Sumber aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Hakikat Teori Kepribadian 21 ijazah dalam ilmu kedokteran tetapi juga berpraktik sebagai ahli psikoterapi. Ikatan historis antara teori kepribadian dan aplikasi praktis ini tetap kelihatan sepanjang perkembangan psikologi danmerupakan salah satu perbedaan penting antara cabang teori ini dengan beberapa macam teori psikologi lainnya. Sesuai de- ngan apa yang telah kita bicarakan sampai sekarang ini maka bisa ditarik dua generalisasi tentang teori kepribadian. Pertama, jelas bahwa teori kepribadian telah memainkan peranan disiden atau pembangkang dalam perkembangan psikologi. Para teore- tikus kepribadian pada zamannya adalah para pemberontak. Pemberontak dalam ilmu kedokteran dan dalam ilmu pengetahu- an eksperimental, pemberontak melawan ide-ide konvensional dan praktik-praktik yang lazim, pemberontak melawan metode- metode khusus dan teknik-teknik penelitian yang diagungkan, dan terutama pemberontak melawan teori yang mapan dan ma- salah-masalah normatif. Fakta bahwa teori kepribadian tidak pernah tertanam mengakar dalam aliran utama psikologi aka- demik memiliki beberapa implikasi penting. Di satu pihak, halitu cenderung membebaskan teori kepribadian dari cengkeraman maut cara-cara berpikir dan prasangka-prasangka konvensional tentang tingkah laku manusia. Karena relatif tidak terlibat de- ngan lembaga psikologi yang ada, maka lebih mudah bagi para teoretikus kepribadian untuk mempersoalkan atau menolak asum- si-asumsi yang diterima secara luas oleh para psikolog. Di lain pihak, kurangnya keterlibatan ini juga membebaskan mereka dari sebagian dari keharusan dan tanggung jawab untuk mem- buat perumusan yang sungguh-sungguh sistematis dan teratur, yang merupakan warisan seorang ilmuwan yang baik. Generalisasi kedua ialah bahwa teort-ieori kepribadian me- miliki orientasi fungsional. Teori-teori kepribadian berbicara me- ngenai persoalan-persoalan yang menyebabkan perbedaan dalam penyesuaian diri organisme. Mereka memusatkan perhatian pada persoalan-persoalan yang sangat penting untuk kelangsungan hidup individu. Pada saat psikologi eksperimental asyik dengan persoalan-persoalan, seperti ada tidaknya pikiran yang tidak disertai bayangan, kecepatan gerak impuls-impuls saraf, menye- lidiki isi pikiran manusia sadar dan normal, menentukan apakah aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Hakikat Teori Kepribadian 25 kepribadian lebih tertarik pada rekonstruksi, atau integrasi de- ngan analisis atau penelitian segmental tentang tingkah laku. Berdasarkan semua ini muncullah gambaran yang agak romantis bahwa teoretikus kepribadian, adalah individu yang akan me- nyusun teka-teki potongan gambar yang berasal dari temuan- temuan lepas dari penelitian-penelitian terpisah dalam berbagai bidang khusus yang bersama-sama membentuk psikologi. Maka secara garis besar, apakah yang membedakan para teoretikus kepribadian dari para teoretikus psikologi tradisional? Mereka lebih spekulatif dan kurang terikat pada langkah-langkah eksperimen atau pengukuran. Gelombang kuat positivisme ber- pengaruh jauh lebih kecil di kalangan psikolog kepribadian dari- pada dikalangan psikolog eksperimental. Mereka mengembangkan teori-teori yang beraneka dimensi dan lebih kompleks daripada yang lazim terdapat dalam psikologi umum dan, karenanya teori mereka cenderung sedikit lebih kabur dan kurang terinci diban- dingkan teori-teori para eksperimentalis. Mereka mau menerima setiap aspek tingkah laku yang memiliki arti fungsional sebagai data sah untuk dapur teori mereka, sedangkan kebanyakan psi- kolog eksperimental lebih suka memusatkan perhatian mereka pada serangkaian terbatas observasi atau catatan rekaman. Me- reka bersikeras bahwa pemahaman yang memadai tentang tingkah lJaku individu dapat dicapai hanya jika tingkah laku itu dipelajari dalam konteks luas yang mencakup seluruh pribadi yang berfung- si. Teoretikus kepribadian melihat motivasi, ”asal-usul”, atau penggerak yang mendasari tingkah laku, sebagai masalah em- piris dan teoretis pokok, sedangkan para eksperimentalis meli- hatnya sebagai salah satu dari sekian banyak masalah dan men- jelaskannya dengan sejumlah kecil konsep yang erat kaitannya dengan proses-proses fisiologis. Sampai di sini kita telah membiarkan diri seolah-olah pem- baca dan para penulis sepakat tentang apa yang dimaksudkan dengan kepribadian. Meski mungkin demikian, namun tidak ada kepastian. Maka, sebelum melangkah lebih lanjut, kiranya bijak- sana untuk terlebih dulu memeriksa arti istilah ini. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Hakikat Teori Kepribadian 29 badian tanpa bersepakat tentang kerangka acuan teoretis dengan mana kepribadian akan ditinjau. Apabila kita memutuskan memakai salah satu definisi substantif sekarang, maka secara implisit kita menetapkan jawab atas banyak persoalan teoretis yang justru ingin kita jelajahi. Apa itu Teori? Sebagaimana setiap orang tahu apa itu kepribadian, demi- kian juga setiap orang tahu apa itu teori. Pengertian yang paling umum ialah bahwa teori berlawanan dengan fakta. Teori adalah hipotesis yang belum terbukti atau spekulasi tentang kenyataan yang belum diketahui secara pasti. Apabila teori itu terbukti benar maka menjadi fakta. Ada sedikit kesesuaian antara pan- dangan ini dengan cara pikir yang akan kami kemukakan di sini, karena disetujui bahwa teori-teori tidak pernah diterima sebagai benar. Ada juga unsur ketidaksesuaian pendapat sebab pandang- an umum menyatakan bahwa suatu teori akan menjadi benar atau faktual jika data yang mendukungnya telah dikumpulkan dan data ini terbukti benar. Menurut pandangan kami, teori-teori tidak pernah benar atau salah meskipunimplikasi-implikasi atau derivasi-derivasinya bisa benar atau salah. Uraian-uraian berikut merupakan ikhtisar yang relatif kon- vensional tentang pemikiran para ahli metodologi atau para ahli logika ilmu pengetahuan. Sama sekali tidak ada kesepakatan bulat tentang semua persoalan yang akan dibahas namun segi pandangan yang akan dikemukakan di sini tidak ditampilkan dalam bentuk semula yang asli, melainkan dalam bentuk polesan yang diolah berdasarkan suasana hati penulis. Mahasiswa pemula mungkin merasa sedikit sulit untuk benar-benar memahami se- bagian dari ide-ide ini, namun kiranya adil jika dikemukakan bahwa pemahaman terhadap ide-ide tersebut tidaklah esensial untuk bisa membaca dan menikmati isi sisa buku ini. Di lain pihak, apabila pembaca benar-benar tertarik pada bidang ini dan merasa belum akrab dengan bidang olah ilmu ini, alangkah baik- nya kalau mempelajari metodologi secara jauh lebih mendalam daripada yang bisa diharapkan dari bagian yang pendek ini. Ada aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Hakikat Teori Kepribadian 33 banyak jalan penelitian yang produktif. Mendefinisikan kecer- dasan semata-mata sebagai "apa yang diukur oleh tes-tes intele- gensi”, atau menyamakan kecemasan semata-mata dengan per- ubahan-perubahan fisiologis tertentu sebagaimana diukur dengan galvanometer mungkin eksak, tetapi kiranya tak satu pun dari kedua definisi itu akan mengarah pada banyak pemikiran atau penelitian yang produktif. Pemahaman yang tepat tentang de- finisi-definisi empiris ialah bahwa definisi-definisi tersebut harus eksak sejauh dimungkinkan oleh kondisi-kondisi yang ada dalam disiplin yang bersangkutan. Sekarang kita telah melihat secara garis besar, terdiri dari apakah teori itu. Pertanyaan yang berikut ialah apakah yang di- Jakukan oleh sebuah teori? Pertama dan yang paling penting, teori membimbing ke arah pengumpulan atau observasi atas hubungan- hubungan empiris relevan yang belum diamati. Teori harus meng- arah ke perluasan pengetahuan secara sistematis tentang gejala- gejala yang sedang menjadi perhatian, dan secara ideal perluasan ini harus bersumber atau dirangsang oleh derivasi dari teori tentang dalil-dalil empiris spesifik (pernyataan-pernyataan, hipo- tesis-hipotesis, prediksi-prediksi) yang harus bisa diuji secara empiris. Pada pokoknya, hakikat setiap ilmu pengetahuan terle- tak pada penemuan hubungan-hubungan empiris stabil antara peristiwa-peristiwa atau variabel-variabel. Fungsi teori ialah me- majukan proses ini secara sistematis. Teori dapat diibaratkan se- bagai suatu dapur penggilingan proposisi, mengasah pernyataan- pernyataan empiris yang saling berhubungan yang selanjutnya dapat dikonfirmasikan atau ditolak berdasarkan data empiris yang dikontrol dengan semestinya. Hanya derivasi-derivasi atau dalil-dalil atau ide-ide yang diturunkan dari teori terbuka untuk diuji secara empiris. Teori itu sendiri merupakan asumsi, sedang- kan penerimaan atau penolakannya ditentukan oleh kegunaan- nya bukan oleh kebenaran atau kepalsuannya. Dalam hal ini, kegunaan mengandung dua komponen, yaitu verifiabilitas dan ketuntasan (comprehensiveness). Verifiabilitas adalah kapasitas suatu teori untuk menghasilkan prediksi-prediksi yang terbukti benar jika data empirisnya yang relevan berhasil dikumpulkan. Ketuntasan atau comprehensiveness adalah jangkauan atau ke- aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 36 Psikologi Kepribadian 1 aneka macam cara yang tak terbilang jumlahnya untuk meng- analisis atau menggambarkan peristiwa tersebut-dan memang demikian. Teori memungkinkan pengamat membuat abstraksi dari kompleksitas alam secara sistematis dan efisien. Entah menggunakan teori atau tidak, orang akan membuat abstraksi dan menyederhanakan, tetapi jika orang tidak mengikuti garis- garis petunjuk sebuah teori eksplisit maka prinsip-prinsip yang menentukan pandangannya akan tersembunyi dalam asumsi- asumsi dan sikap-sikap implisit yang tidak disadarinya. Bagi pemakainya, teori menspesifikasikan sejumlah terbatas dimensi- dimensi, variabel-variabel, atau parameter-parameter yang ku- rang lebih pasti dan yang sangat penting. Aspek-aspek lain dari situasi sampai batas tertentu dapat disingkirkan dari sudut pandangan atas masalah ini. Teori yang berguna akan mem- berikan petunjuk-petunjuk yang agak eksplisit mengenaimacam- macam data yang harus dikumpulkan tentang suatu masalah tertentu. Maka dari itu, sebagaimana mungkin diharapkan, indi- vidu-individu yang menganut pendirian-pendirian teoretis yang berbeda secara drastis bisa meneliti peristiwa empiris yang sama dengan cara-cara observasi yang berbeda. Dalam tahun-tahun terakhir — makin banyak psikolog yang menggunakan pemikiran teoretis dan terminologi Thomas Kuhn (1962), yang dalam bukunya yang menarik mengemukakan bahwa kemajuan ilmiah paling tepat digambarkan sebagai terdiri dari serangkaian tahap revolusi, masing-masing tahap memiliki paradigma sendiri yang khas dandominan. Menurut Kuhn, setiap bidang ilmu timbul secara serampangan tanpa koordinasi, ber- bagai arah penelitian dan ide teoretis yang berlainan berkembang dan mempertahankan pendirian otonom dan kompetitif masing- masing, sampai serangkaian ide tertentu mencapai status para- digma. Ia mengemukakan bahwa paradigma-paradigma ini ber- fungsi untuk: .. menetapkan masalah-masalah dan metode-metode yang dianggap sah untuk suatu bidang penelitian bagi generasi-generasi pencliti berikutnya. Paradigma-paradigma tersebut mampu berfungsi de- mikian karena dua sifathakiki yangdimilikinya. Mereka itu sungguh- sungguhcukup baru sehinggamampu menarik sekelompok pengikut Hakikat Teori Kepribadian 37 setia dari cara-cara berolah ilmu tandingannya. Pada saat yang sama (mereka itu) ... cukup bersifat terbuka untuk menyerahkan segala macam masalah agar dipecahkan sendiri oleh kelompok peneliti baru tersebut .... Inilah tradisi-tradisi yang digambarkan oleh ahli sejarah dalam rubrik-rubrik, seperti ’astronomi Ptolomeus’ (atau Copernican’), ‘dinamika Aristoteles’ (atau Newtonian’), optika korpuskular (atau ‘optika gelombang’), dan sebagainya (hm. 10). Adalah menarik untuk mendiskusikan status paradigmatik dari teori dan penelitian kepribadian. Bagi mereka yang memakai idiom ini, kiranya paling mudah melihat bidang ini masih dalam status praparadigmatik. Artinya, walaupun terdapat banyak gu- gusan ide sistematik, atau agak sistematik namun tidak satu pun di antaranya telah mencapai posisi yang benar-benar dominan. Tidak ada satu teori pun yang mampu berfungsi sebagai suatu *paradigma” untuk menata aneka temuan yang ada, menentukan relevansi, membentuk suatu pendirian terhadap mana para pem- berontak-pembangkang bisa menggugat, serta menetapkan arah pokok bagi penelitian di masa mendatang. Jika analisis sejarah Kuhn tepat, maka masih merupakan tantangan masa depan untuk mengembangkan suatu pendirian sistematik yang mampu memayungi seluruh atau sebagian terbesar bidang ini sekurang- kurangnya untuk satu generasi akademik. ' Teori Kepribadian Kita telah sepakat bahwa kepribadian didefinisikan berdasar konsep-konsep khusus yang terkandung dalam teori tertentu yang dianggap memadai untuk mendeskripsikan atau memahami tingkah laku manusia secara lengkap atau utuh. Kita juga telah sepakat bahwa suatu teori terdiri dari segugusan asumsi yang saling berhubungan tentang gejala-gejala empiris tertentu, dan definisi-definisi empiris yang memungkinkan si pemakai ber- anjak dariteori abstrak ke observasi empiris. Jadi, dapat kita sim- pulkan bahwa teori kepribadian harus merupakan segugusan. asumsi tentang tingkah laku manusia beserta definisi-definisi ompirisnya. Syarat berikutialah bahwa tcori harus relatifkompre- hensif. Teori harus siap untuk menangani, atau membuat predik- 38 Psikologi Kepribadian 1 si-prediksi tentang berbagai macam tingkah laku manusia. Se- sungguhnya, teori harus siap untuk menangani setiap gejala ting- kah laku yang memiliki arti bagi individu. Apa yang telah dikatakan sampai di sini ternyata tidak memiliki validitas formal kalau kita teliti secara cermat teori- teori kepribadian yang ada. Pembicaraan kita lebih bernilaidalam menunjukkan kualitas-kualitas yang hendak dicapai oleh semua teoretikus dan akhirnya juga memberikan suatu ide tentang bagaimana seharusnya teori-teori kepribadian tersebut. Namun. demikian, jelas bahwa pada saat sekarang teori-teori kepribadian kiranya belum seperti itu. Kiranya perlu dibahas mengenaibagai- mana teori-teori tersebut belum mencapai seperti apa yang dicita- citakan baik dalam segi struktur maupun fungsinya. Pertama-tama, seperti akan kita lihat, kebanyakan teori kepribadian kurang eksplisit. Umumnya sangat sulit menemu- kan asumsi-asumsi atau dasar aksiomatik dari teori-teori ini. Teori-teori kepribadian seringkali dikemas dalam sejumlah besar imaji-imaji kata yang hidup yang dapat berfungsi sangat baik untuk membujuk pembaca yang ragu, tetapi seringkali berakibat. menyelubungi dan menyembunyikan asumsi-asumsi spesifik yang mendasari teori itu. Dengan kata lain, kebanyakan teori kepri- badian tidak disajikan secara lugas dan teratur serta banyak di antaranya terkesan lebih berorientasi membujuk daripada memberi penjelasan. Berkaitan dengan kurangnya kelugasan ini adalah sering tercampur-aduknya antara apa yang dianggap terberi atau diasumsikan dengan apa yang dinyatakan secara empiris dan terbuka untuk diuji. Sebagaimana telah kitasepakati, hanya derivasi-derivasi atau prediksi-prediksi yang dihasilkan oleh teorilah yang terbuka untuk diuji secara empiris. Bagian lain dari teori diasumsikan atau terberi dan tidak boleh dinilai atas dasar terbukti benar-tidaknya, melainkan atas dasar kemampu- annya menurunkan proposisi-proposisi yang diverifikasikan. Jadi, umumnya perbedaan antara teori kepribadian itu sendiri dan implikasi-implikasi atau derivasi-derivasinya tidak berhasil di- tunjukkan secara jelas. Konsekuensi yang tidak dapat dielakkan dari kurang ekspli- sitnya asumsi-asumsi yangmendasari teoriialah terjadinya keka- Hakikat Teori Kepribadian 39 cauan serius dalam proses merumuskan pernyataan-pernyataan empiris dari teori tersebut. Jadi, ada kemungkinan bahwa indi- vidu-individu berbeda yang menggunakan teori yang sama akan sampai pada derivasi-derivasi yang saling bertentangan. Pada kenyataannya, proses penarikan derivasi pada kebanyakan teori kepribadian serampangan, tidak jelas, dan tidak efisien. Ini tidak hanya mencerminkan kurang eksplisitnya teori-teori ini tetapi juga merupakan fakta bahwa kebanyakan teoretikus kepribadian lebih berorientasi pada memberikan penjelasan sesudah fakta daripada membuat prediksi-prediksi baru tentang tingkah laku. Akhirnyajelas meskipun teori-teori kepribadian berlainan dalam hal seberapa teliti mereka merumuskan definisi-definisi empiris, namun tidak satu pun dari teori-teori ini mencapai standar yang sangat tinggi dalam arti absolut. ‘Apa yang baru saja kami kemukakan tentang status formal teori-teori kepribadian mungkin terasa cukup mengecilkan hati sebagai isyarat untuk tidak berusaha menyusun teori-teori se- macam itu pada saat sekarang. Pada saat ini tidakkah lebih baik melupakan teori-teori dan berfokus pada alat-alat empiris dan temuan-temuan empiris spesifik? Tentu saja tidak! Keputusan semacam itu bukan menyangkut soal menggantikan teori yang tidak memadai dengan tidak berteori melainkan menggantikan teori yang implisit dengan teori yang eksplisit. Tidak mungkin “tidak ada teori”; akibatnya, pada saat kita berusaha melupakan teori, "untuk saat ini” sesungguhnya kita menggunakan asumsi- asumsi implisit, yang ditetapkan secara pribadi dan mungkin tidak konsisten tentang tingkah laku asumsi-asumsi yang tidak jelas ini akan menentukan apa yang akan diteliti dan bagaimana menelitinya. Observasi terhadap setiap peristiwa empiris konkret dilaksanakan berdasarkan ketentuan-ketentuan suatu "teori” - artinya hal-hal tertentu diperhatikan sedangkan hal-hal tertentu diabaikan — dan salah satu tujuan berteori ialah membuat ekspli- sit aturan-aturan yang menentukan proses abstraksi ini. Ke- mungkinan untuk memperbaiki asumsi-asumsi yang mengen- dalikan penelitian akan lenyap begitu orang memutuskan untuk tidak berusaha merumuskan dasar teoretis dari mana ia bertolak. 40 Psikologi Kepribadian 1 Meskipun teori-teori kepribadian masih kurang baik jika dibandingkan dengan apa yang dicita-citakan, namun teori-teori kepribadian tersebut telah suatu langkah maju yang berarti jika dibandingkan dengan pemikiran pengamat naifyang yakin bahwa ia memeluk atau melihat kenyataan dengan satu-satunya cara dengan mana kenyataan itu dapat dipandang. Meskipun teori- teori kepribadian tidak memiliki tingkat ke-eksplisit-an yang mungkin diharapkan, namun adanya teori-teori kepribadian itu telah memberi kemungkinan untuk bekerja ke arah tujuan ini secara sistematis. Kenyataannya, jelas bahwa teori kepribadian dalam sosoknya saat ini merupakan penyempurnaan besar atas status formalnya duapuluh tahun yang lampau. Andaikata teori-teori kepribadian tidak memungkinkan proses derivasi se-eksplisit seperti mungkin kita inginkan, lantasapakah fungsinya bagi orang yang menggunakannya? Setidak-tidaknya teori-teori kepribadian tersebut mencerminkansekumpulan sikap (asumsi) tentang tingkah laku yang secara garis besar membatasi macam-macam penelitian yang dianggap menentukan atau pen- ting. Disamping merangsangjenis-jenispenelitian umum tertentu, teori-teori kepribadian juga menyajikan parameter-parameter atau dimensi-dimensi khusus yang dianggap penting dalam me- neliti masalah-masalah ini. Jadi meskipun teori tidak menyajikan suatu proposisi eksak untuk diuji, namun ia membimbing sang teoretikus ke arah bidang-bidang masalah tertentu dan menun- jukkan bahwa variabel-variabel tertentu sangat penting dalam meneliti masalah-masalah ini. Tambahan lagi, terdapat nilai heuristik dari teori-teori ini yang harus dipertimbangkan. Seba- gai suatu kelompok, teori-teori kepribadian sangat provokatif, dan seperti akan kita ketahui, mereka telah menghasilkan sejum- lah besar penelitian, meskipun relatif sedikit dari penelitian ini merupakan hasil proses derivasi formal. Dengan kata lain, kapa- sitas teori-teori ini untuk menghasilkan ide-ide, mendorong perasaan ingin tahu, menimbulkan keragu-raguan, atau menim- bulkan keyakinan, telah membuahkan suatu penelitian yang berkembang secara sehat meskipun teori-teori tersebut kurang memiliki kecanggihan formal. Hakikat Teori Kepribadian 41 Teori Kepribadian dan Teori-teori Psikologi Lain Pembicaraan kita sampai sekarang telah membawa kita pada kesimpulan bahwa suatu teori kepribadian harus terdiri dari sekumpulan asumsi tentang tingkah lakumanusia beserta aturan- aturan untuk menghubungkan asumsi-asumsi dan definisi-defi- nisiinisupaya menjadi jelasinteraksinya dengan peristiwa-peris- tiwa empiris atau peristiwa-peristiwa yang bisa diamati. Di sini pertanyaan yang kiranya pantas dikemukakan ialah apakah de- finisi ini membedakan teori-teori kepribadian dari teori-teori psi- kologi lainnya. Untuk menjawab pertanyaan ini akan bermanfaat kalau kita mulai dengan membedakan dua macam teori psikologi Jelas bahwa teori-teori psikologi tertentu lebih siap me- nangani setiap peristiwa tingkah laku yang bisa dibuktikan berperanan penting dalam penyesuaian diri organisme manusia. Teori-teori lain secara khusus membatasi diri pada tingkah laku yang terjadi dalam kondisi-kondisi tertentu yang diatur secara teliti. Teori-teori ini hanya memperhatikan aspek-aspek tingkah laku manusia yang terbatas. Suatu teori yang berusaha menjelas- kan semua gejala tingkah laku yang dianggap penting bisa dise- but sebagai teori umum tentang tinghah aku sedangkan teori-teori yang membatasi perhatiannya pada golongan tertentu peristiwa- peristiwa tingkah laku disebut teori-teori ranah tunggal (single- domain theories). Jelas, teori-teori kepribadian termasuk pada kategori per- tama; teori-teori kepribadian adalah teori-teori umum tentang tingkah laku. Pembagian sederhana ini berguna untuk memisah- kan teori kepribadian dari rumpun teori-teori psikologi lainnya. Teori-teori tentang persepsi, pendengaran, ingatan luar kepala (rote memory), belajar di bidang gerak, diskriminasi, dan banyak teori khusus lain dalam psikologi adalah teori-teori ranah tunggal dan berbeda dari teori kepribadian dalam hal jangkauan atau kecakupannya. Teori-teori ini tidak berpretensi menjadi teori umum tentang tingkah laku dan puas mengembangkan konsep- konsep yangcocok untuk membuat deskripsi dan prediksi tentang serangkaian terbatas peristiwa-peristiwa tingkah laku. Seba- liknya, teori-teori kepribadian umumnya menerima tantangan 42 Psikologi Kepribadian 1 untuk menjelaskan atau mempersatukan peristiwa-peristiwayang sifatnya sangat beraneka-ragam sejauh peristiwa-peristiwa itu memiliki arti fungsional yang nyata bagi individu. Masih ada pertanyaan yakni apakah ada teori-teori unum tentang tingkah laku yang biasanya tidak disebut teori-teori kepribadian. Salah satu kemungkinan ialah bahwa apa yang biasanya disebut teori motivasi mungkin merupakan teori unum tentang tingkah laku sekalipun demikian berbeda dari teori ke- pribadian. Sesungguhnya, sejauh teori itu hanya membahas proses motivasi, maka itu bukan suatu teori umum, meskipun pada kenyataannya, apa yang biasanya disebut sebagai teori-teori mo- tivasi adalah juga teori-teori kepribadian, misalnya, psikoanali- sis, psikologi hormik, teori Murray. Sebagaimana akan kita lihat, bagian motivasi dalam teori-teori kepribadian menempati posisi sentral bagi teori-teori ini. Jadi, jika suatu teori hanya membahas motivasi maka teori itu merupakan teori ranah tunggal; jikajang- kauannya lebih luas maka teori itu merupakan sejenis teori ke- pribadian. Kemungkinan kedua ialah bahwa ada kalanya suatu teori belajar bersifat cukup umum sehingga menjadi suatu teori umum tentang tingkah laku. Begitulah yang terjadi dan, sebagaimana akan kita lihat secara terinci nanti, sejumlah teoretikus telah ber- usaha menggeneralisasikan teori-teori belajar sehingga kecakup- annya setara dengan teori-teori umum lain tentang tingkah laku. Dalam kasus-kasus semacam itu, suatu teori belajar tidak lagi semata-mata teori belajar tetapi menjadi teori kepribadian atau, jika Anda suka, suatu teori umum tentang tingkah laku. Benar bahwa model-model umum semacam itu memilikiciri-ciri khusus tertentu yang mengingatkan pada sumbernya, tetapi dalam hal tujuan dan sifat-sifat logisnya, mereka tidak berbeda dari teori- teori kepribadian lainnya. Penyatuan atau peleburan antara teori-teori yang berasal dari laboratorium binatang dengan teori-teori yang lahir di ka- mar-kamar kerja ahli terapi ini mungkin terasa dipaksakan bagi banyak pengamat. Akan tetapi, jika kita memperhatikan teori- teori itu dari segi apa yang ingin mereka lakukan dan struktur umumnya, bukan dari segi dari manakah asalnya atau asumsi- aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Hakikat Teori Kepribadian 53 menentukan cara individu akan memberikan respon. Sebaliknya, ada pendirian-pendirian teoretis yang berasumsi bahwa suatu teori tentang tingkah laku yang kokoh tidak akan pernah dapat dibangun di atas pasir laporan subjektif atau inferensi-inferensi rumit yang diperlukan untuk menyimpulkan “arti” dari peristi- wa-peristiwa fisik. Teori-teori semacam itu menyatakan bahwa kemajuan yang lebih besar dapat dicapai dengan mengabaikan perbedaan individu dengan cara mana peristiwa objektif yang sama dialami dan dengan berfokus pada hubungan-hubungan yang melibatkan peristiwa-peristiwa eksternal yang bisa diamati. Pembedaan lain di antara para teoretikus kepribadian adalah sekitar apakah mereka merasa perlu membahas konsep-diri. Bagi para teoretikus tertentu satu-satunya atribut manusiawi yang terpenting ialah pandangan atau persepsi individu tentang diri- nya sendiri dan proses memandang diri sendiri ini kerapkali dili- hat sebagai kunci untuk memahami peristiwa tingkah laku penuh teka-teki yang diperlihatkan oleh seorang pribadi. Ada teori-teori lain yang tidak menguraikan konsep tersebut dan menganggap persepsi subjek tentang dirinya sendiri ini kurang penting. Para teoretikus kepribadian sangat berlainann dalam hal sejauh mana secara eksplisit mereka menekankan faktor-faktor kultural atau faktor-faktor keanggotaan kelompok dalam men- jelaskan tingkah laku. Dalam beberapa teori, faktor-faktor ini diberi peranan utama dalam membentuk dan mengontrol tingkah laku; dalam teori-teori lain, tekanan hampir semata-mata diberikan pada faktor-faktor tingkah laku yang beroperasi secara terpisah dari masyarakat atau kelompok-kelompok kultural yang dihadapi individu. Umumnya, para teoretikus yang sangat menekankan pandangan organismik cenderung mengecilkan peranan faktor- faktor keanggotaan kelompok, sedangkan mereka yang mene- kankan medan tempat terjadinya tingkah laku bersikap lebih simpatik terhadap peranan faktor-faktor sosio-kultural atau ke- anggotaan kelompok. Contoh-contoh ekstrem pendirian ini, biasa- nya disebut contoh-contoh determinisme kultural, ditemukan di antara para teoretikus antropologi dan para teoretikus sosiologi meskipun para tcoretikus psikologi juga memperlihatkan banyak variasi pada isu ini. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Hakikat Teori Kepribadian 57 Dahlstrom, W.G. Personality. In P.H. Mussen and M_.R. Rosenzweig (Eds.) Annual review of psychology, Vol. 21. Stanford, Calif.,: Annual Reviews, 1970, him. 1-48. Edward, A.L., ‘and Abbott, R.D. Measurement of personality traits: theory and technique. In P.H. Mussen and M.R. Rosenzweig (Eds.), Annual review of psychology, Vol. 24. Stanford, Calif.: Annual Reviews, 1973, him. 241-278. Feigl, H., and Brodbeck, May. Readings in the philosophy of science. New York: Appleton-Century-Crofts, 1953. Feigh, H., andSellars, W. Readings in philosophical analysis. New York: Appleton-Century-Crofts, 1949. Frank P. Modern science and its philosophy. Cambridge, Mass.: Harvard Univ. Press, 1949. Geen, G. Personality: the skein of behavior. St. Louis, Mo.: Mosby, 1976. Hanson, N.R. Patterns of discovery. Cambridge, Eng.: Cambridge Univ. Press, 1958. Hempel, C.G. Fundamentals of concept formation in empirical science. Chicago: Univ. of Chicago Press, 1952. Holzman, P.S. Personality. In M.R. Rozenzweig and L.W. Porter (Eds.}, Annual review of psychology, Vol.25. Stanford, Calif.: Annual Reviews, 1974. Kuhn. TS. The structure of scientific revolutions. Chicago: Univ. of Chicago Press, 1962. Lakatos, I., and Musgrave, A.E. (Eds.). Criticism and the growth of knowledge. Cambridge: Cambridge Univ. Press, 1970. McDougall, W. An introduction to social psychology. Boston: Luce, 1908. Maddi. R. Personality theories: a comparative analysis, 3rd ed. Homewood, III.: Dorsey Press, 1976. Mischel, W. Introduction to personality. 2ed ed. New York: Holt, Rinehart & Winston, 1976. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Teori Psikoanalisis Klasik Freud 61 Sigmund Freud lahir di Moravia, 6 Mei 1856, dan wafat di London, 23 September 1939. Akan tetapi hampir selama 80 tahun ia tinggal di Wina dan meninggalkan kota itu hanya ketika Nazi menyerang Austria. Sebagai seorang pemuda ia memutuskan ingin menjadi seorang ilmuwan dan dengan tujuan ini di benak- nya, ia memasuki sekolah kedokteran di Universitas Wina tahun 1873 dan ia tamat 8 tahun kemudian. Freud tidak pernah berniat untuk membuka praktik dokter tetapi karena imbalan yang kecil untuk seorang ilmuwan, kesempatan yang terbatas untuk maju secara akademik bagi seorang Yahudi dan kebutuhan-kebutuhan keluarganya yang bertambah telah memaksanya terjun membu- ka praktik privat. Di sela-sela praktiknya, ia menyempatkan diri meneliti dan menulis, dan prestasi-prestasinya sebagai seorang peneliti kedokteran, menyebabkan ia mendapat reputasi yang kokoh. Minat Freud pada neurologi menyebabkan ia menspesiali- sasikan diri di bidang perawatan gangguan-gangguan saraf, sebuah cabang ilmu kedokteran yang ketinggalan di tengah gerak maju di kalangan seni penyembuhan selama abad XIX. Untuk mening- katkan keterampilan-keterampilan teknisnya, Freud belajar selama satu tahun pada psikiater Perancis yang terkenal, Jean Charcot, yang menggunakan hipnosis untuk menyembuhkan his- teria. Meskipun Freud mencoba hipnosis dengan pasien-pasien- nya, namun ia tidak yakin dengan kemanjurannya. Karena itu, ketikaia mendengar metodebaru yang dikembangkan oleh seorang dokter Wina, Joseph Breuer, suatu metode di mana pasien disem- buhkan dari simtom-simtom dengan cara mengungkapkannya, ia mencobanya dan melihat bahwa cara itu efektif. Breuer dan Freud bekerjasama menulis beberapa dari kasus-kasus histeria mereka yang berhasil disembuhkan dengan teknik pengungkapan (1895). Akan tetapi kedua orang tersebut segera berbeda pandangan mengenai peranan faktor seksual dalam histeria. Freud berpen- dapat bahwa konflik-konflik seksual adalah penyebab dari his- teria sedangkan Breuer berpandangan lebih hati-hati. Sejak itu Freud praktis bekerja sendirian mengembangkan ide-ide yang menjadi dasar teori psikoanalitik dan yang mencapai puncaknya dalam penerbitan hasil karya besar pertamanya, The interpreta- aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Teori Psikoanalisis Klasik Freud 65 reaksi psikologis yang sedikit lebih rumit. la berusaha menghenti- kan tegangan dengan membentuk khayalan tentang objek yang dapat menghilangkan tegangan tersebut. Misalnya, proses primer menyediakan khayalan tentang makanan kepada orang yang lapar. Pengalaman halusinatorik di mana objek-objek yang di- inginkan ini hadir dalam bentuk gambaran ingatan disebut pe- menuhan hasrat (wish-fulfillment). Contoh proses primer yang paling baik pada orang normal ialah mimpi di malam hari, yang diyakini oleh Freud selalu mengungkapkan pemenuhan atau usa- ha pemenuhan suatu hasrat. Halusinasi dan penglihatan pasien- pasien psikotik juga merupakan contoh proses primer. Pikiran autistik atau angan-angan sangat diwarnai oleh pengaruh proses primer ini. Gambaran-gambaran mentah yang bersifat memenuhi hasrat ini merupakan satu-satunya kenyataan yang dikenal id. Jelas, proses primer sendiritidak akan mampu mereduksikan tegangan. Orang yang lapar tidak dapat memakan khayalan tentang makanan. Karena itu, suatu proses psikologis baru atau sekunder berkembang, dan apabila hal ini terjadi maka struktur sistem kedua kepribadian, yaitu ego, mulai terbentuk. Ego Ego timbul karena kebutuhan-kebutuhan organisme me- merlukan transaksi-transaksi yang sesuai dengan dunia kenya- taan objektif. Orang yang lapar harus mencari, menemukan dan memakan makanan sampai tegangan karena rasa lapar dapat dihilangkan. Ini berarti orang harus belajar membedakan antara gambaran ingatan tentang makanan dan persepsi aktual ter- hadap makanan seperti yang ada di dunia luar. Setelah melaku- kan pembedaan yang sangat penting ini, maka perlu mengubah gambaran ke dalam persepsi, yang terlaksana dengan menghadir- kan makanan di lingkungan. Dengan kata lain, orang mencocok- kan gambaran ingatan tentang makanan dengan penglihatan atau penciuman terhadap makanan yang dialaminya melalui pancaindera. Perbedaan pokok antara id dan ego ialah bahwa id hanya mengenal kenyataan subjektif-jiwa, sedangkan ego mem- bedakan antara hal-hal yang terdapat dalam batin dan hal-hal yang terdapat dalam dunia luar. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Teori Psikoanalisis Klasik Freud 69 berpikir, maka Freud yakin bahwa adalah sangat sah menyebut bentuk energi ini energi psikis. Menurut doktrin penyimpanan energi, energi dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain, tetapi tidak dapat hilang dari seluruh sistem kosmis; berdasarkan pemikiran ini maka energi psikis dapat diubah menjadi energi fisiologis dan demikian sebaliknya. Titik hubungan atau jembat- an antara energi tubuh dan energi kepribadian adalah id beserta insting-instingnya. Insting Insting didefinisikan sebagai perwujudan psikologis dari suatu sumber rangsangan somatik dalam yang dibawa sejak lahir. Per- wujudan psikologisnya disebut hasrat sedangkan rangsangan jasmaniahnya dari mana hasrat itu muncu! disebut kebutuhan. dadi, keadaan lapar dapat digambarkan secara fisiologis sebagai keadaan kekurangan makanan pada jaringan-jaringan tubuh, sedangkan secara psikologis diwujudkan dalam bentuk hasrat akan makanan. Hasrat itu berfungsi sebagai motif bagi (motif) tingkah leku. Orang yang lapar mencari makanan. Karena itu insting-insting dilihat sebagai faktor-faktor pendorong ke- pribadian. Mereka tidak hanya mendorong tingkah laku tetapi juga menentukan arah yang akan ditempuh tingkah laku. Dengan kata lain, insting menjalankan kontrol selektif terhadap tingkah laku dengan meningkatkan kepekaan orang terhadap jenis-jenis stimulasi tertentu. Orang yang lapar lebih peka terhadap stimu- lus-stimulus makanan. Orang yang terangsang secara seksual memiliki kemungkinan lebih besar untuk merespon stimulus- stimulus erotis. Dalam pada itu, dapat diamati bahwa organisme juga dapat digerakkan oleh stimulus-stimulus dari dunia luar. Akan tetapi Freud beranggapan bahwa sumber-sumber perangsang dari lingkungan ini memainkan peranan yang kurang penting dalam dinamika kepribadian dibandingkan dengan insting-insting yang dibawa sejak lahir. Umumnya, stimulus-stimulus dari luar lebih sedikit tuntutannya terhadap individu dan memerlukan bentuk- bentuk penyesuaian yang kurang kompleks dibandingkan dengan kebutuhan-kebutuhan. Orang selalu dapat melarikan diri dari aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Teori Psikoanalisis Klasik Freud 73 Insting-insting hidup menjamin tujuan mempertahankan hidup individu dan perkembangbiakan ras. Rasa lapar, haus, dan seks termasuk dalam kategori ini. Bentuk energi yang dipakai oleh insting-insting hidup untuk menjalankan tugasnya disebut libido. Insting hidup yang paling ditekankan oleh Freud adalah seks, dan selama tahun-tahun awal psikoanalisis, hampir segala sesuatu yang dilakukan orang dipandang bersumber pada maha dorongan ini (Freud, 1905a). Sebenarnya, insting seks bukan tunggal melainkan banyak. Artinya, ada sejumlah kebutuhan jasmaniah berlainan yang membangkitkan hasrat-hasrat erotik. Masing- masing hasrat ini bersumber pada bagian tubuh tertentu yang secara kolektif disebut daerah-daerah erogen. Suatu daerah ero- gen adalah bagian kulit atau selaput mukus yang sangat peka terhadap perangsangan dan yang bisa dimanipulasikan dengan cara tertentu akan menghilangkan perangsangan serta mengha- silkan perasaanyangmenyenangkan. Daerah-daerah erogen yang dimaksud adalah bibir dan rongga mulut, dubur, dan organ-organ seks. Mengisap menghasilkan kenikmatan pada mulut (oral pleas- ure), eliminasi menghasilkan kenikmatan pada dubur (anal pleas- ure), dan memijit atau menggosok menghasilkan kenikmatan genital (genital pleasure). Pada masa kanak-kanak, insting- insting seksual itu relatif berdiri sendiri namun manakala orang mencapai pubertas, mereka cenderung menyatu dan bersama- sama menjalankan fungsi untuk tujuan reproduksi. Insting-insting mati, atau, sebagaimana kadang-kadang oleh Freud disebut insting-insting merusak (destruktif), melaksanakan tugasnya secara lebih sembunyi-sembunyi dibandingkan insting- insting hidup, karenanya tidak begitu dikenal, kecuali bahwa secara tak terelakkan mereka ini akan melaksanakan tugasnya. Setiap orang pada akhirnya mati, suatu fakta yang menyebabkan Freud mengeluarkan fatwa terkenal "tujuan semua kehidupan adalah kematian” (1920a, hlm. 38). Secara spesifik Freud meng- asumsikan bahwa orang mempunyai hasrat, yang tentu saja biasanya tidak disadari, untuk mati. Ia tidak berusaha mengiden- tifikasikan sumber-sumber somatik insting mati meskipun orang mungkin ingin berspekulasi bahwa sumber itu terdapat dalam aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Teori Psikoanalisis Klasik Freud 7 monopoli ini hanya bersifat relatif, karena apabila ego gagal me- muaskan insting-insting, maka id akan kembali unjuk kuasa. Begitu ego telah menguasai cukup energi, ia dapat menggu- nakannya untuk maksud-maksud lain selain memuaskan insting- insting melalui proses sekunder. Sebagian energi digunakan untuk meningkatkan perkembangan aneka proses psikologis seperti mempersepsikan, mengingat, membuat penilaian, mendiskrimi- nasikan, mengabstraksikan, menggeneralisasikan, dan berpikir. Sebagian lagi harus digunakan untuk mengekang id agar tidak bertindak secara impulsif dan irasional. Daya kekang ini disebut antikateksis yang berlawanan dengan daya dorong atau kateksis. Apabila id menjadi terlalu mengancam, maka ego membentuk pertahanan-pertahanan terhadapnya. Mekanisme-mekanisme pertahanan ini yang akan dibicarakan dalam bagian selanjutnya, bisa juga digunakan untuk menanggulangi tekanan-tekanan super- ego terhadap ego. Tentu saja, dibutuhkan energi untuk menjaga kelangsungan pertahanan-pertahanan ini. Energi ego dapat juga dipindahkan untuk membentuk katek- sis-kateksis objek yang baru, schingga terbentuklah jaringan minat, sikap, dan preferensiturunan dalam ego. Kateksis-kateksis ego ini bisa tidak langsung memuaskan kebutuhan-kebutuhan da- sar organisme tetapi mereka ini secara asosiatif dihubungkan de- ngan objek-objek yang secara langsung dapat memuaskan kebu- tuhan-kebutuhan tersebut. Energi dorongan lapar, misalnya, dapat meliputi kateksis-kateksis seperti minat mengumpulkan resep- resep makanan, mengunjungi restoran-restoran yang istimewa, dan menjual pecah-belah antik. Meluasnya kateksis ke saluran- saluran yang jauh hubunganya dengan objek aslisuatu insting ini dimungkinkan oleh makin efisiennya ego dalam melaksanakan tugas pokoknya memuaskan insting-insting. Ego memiliki kele- bihan energi yang bisa digunakan untuk maksud-maksud lain. Akhirnya ego sebagai eksekutif organisasi kepribadian meng- gunakan energi untuk menciptakan-integrasi di antara ketiga sistem. Tujuan dari fungsi integratif ego ini adalah untuk men- ciptakan kesclarasan batin dalam kepribadian sehingga tran- saksi-transaksi ego dengan lingkungan dapat berjalan lancar dan efektif. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Teori Psikoanalisis Klasik Freud 81 Freud membedakan tiga macam kecemasan, yakni kecemasan realitas, kecemasan neurotik,dan kecemasan moral atau perasaan- perasaan bersalah (1926b). Tipe pokoknya adalah kecemasan realitas atau rasa takut akan bahaya-bahaya nyata di dunia luar; kedua tipe kecemasan lain berasal dari kecemasan realitas ini. Kecemasan neurotik adalah rasa takut jangan-jangan insting- insting akan lepas dari kendali dan menyebabkan sang pribadi berbuat sesuatu yang bisa membuatnya dihukum. Kecemasan neurotik bukanlah ketakutan terhadap insting-insting itu sendiri melainkan ketakutan terhadap hukuman yang mungkin terjadi jika suatu insting dipuaskan. Kecemasan neurotik mempunyai dasar dalam kenyataan, sebab dunia sebagaimana diwakili oleh orangtua dan berbagai autoritas lain akan menghukum anak bila ia melakukan tindakan-tindakan impulsif. Keeemasan moral adalah rasa takut terhadap suara hati. Orang-orang yang super- egonya berkembang dengan baik cenderung merasa bersalah jika mereka melakukan atau bahkan berpikir untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan norma moral dengan mana mereka dibesarkan. Mereka disebut mendengarkan bisikan suara hati. Kecemasan moral juga mempunyai dasar dalam realitas; di masa lampau sang pribadi perhah mendapat hukuman karena melanggar norma moral dan bisa dihukum lagi. Fungsi kecemasan adalah memperingatkan sang pribadiakan adanya bahaya; ia merupakan isyarat bagi ego bahwa kalau tidak dilakukan tindakan-tindakan tepat, maka bahaya itu akan me- ningkat sampaiego dikalahkan. Kecemasan adalah suatu keadaan tegangan; ia merupakan suatu dorongan seperti lapar dan seks, hanya saja ia tidak timbul dari kondisi-kondisi jaringan di dalam tubuh melainkan aslinya ditimbulkan oleh sebab-sebab dari luar. Apabila timbul kecemasan maka ia akan memotivasikan sang pribadi untuk melakukan sesuatu. Sang pribadi bisa lari dari daerah yang mengancam, menghalangiimpuls yang membahaya- kan atau menuruti suara hati. Kecemasan yang tidak dapat ditanggulangi dengan tindakan- tindakan yang efektif disebut traumatik. la akan menjadikan sang pribadi dalam keadaan tak berdaya, serba kekanak-kanak- an. Pada kenyataannya, prototipe dari semua bentuk kecemasan aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Teori Psikoanalisis Klasik Freud 85 -kan, perkembangan kepribadian itu, sumber dan tujuan insting tetap, hanya objeknya yang berubah-ubah. Suatu objek pengganti jarang dapat memberikan kepuasan atau mereduksikan tegangan seperti objek aslinya, dan semakin objek pengganti itu berbeda dari yang asli, maka semakin sedikit tegangan direduksikan. Sebagai akibat dari berulangkali pemin- dahan itu, maka terjadilah penumpukan tegangan tak tersalur- kan yang bertindak sebagai daya motivasi tingkah laku yang ber- sifat permanen. Sang pribadi terus-menerus mencari cara-cara baru dan yang lebih baik untuk mereduksikan tegangan. Inilah yang menyebabkan variabilitas dan keanekaragaman tingkah laku, serta keresahan manusia. Di pihak Jain kepribadian men- jadi kurang lebih stabil dengan bertambahnya usia berkat kom- promi antara daya daya dorong insting dan daya perlawanan ego dan superego. Sebagaimana pernah kami tulis (Hall, 1954): ”Minat-minat, keterikatan-keterikatan dan semua bentuk lain mo- tif-motif yang diperoleh tetap bertahan karena dalam batas tertentu mereka itu membuat frustasi sekaligus memuaskan. Mereka tetap bertahan karena gagal memberikan kepuasan yang sempurna .. Setiap kompromi sekaligus adalah penolakan. Seseorang melepas- kan sesuatu yang sesungguhnya diinginkannya tetapi tidak dapat dimilikinya, dan menerima sesuatu yang kedua atau ketiga terbaik yang dapat dimilikinya” (him. 104). Freud mengemukakan bahwa perkembangan peradaban di- mungkinkan oleh pengekangan terhadap pemilihan-pemilihan objek primitif serta pengalihan energi insting ke saluran-saluran yang dapat diterima oleh masyarakat dan secara kultural kreatif (1930). Suatu pemindahan yang menghasilkan prestasi kebuda- yaan yang lebih tinggi disebut sublimasi. Sehubungan dengan ini Freud mengamati bahwa kegemaran Leonardo da Vinci melukis gambar-gambar Madonna merupakan ungkapan sublimasi kerin- duannya akan kasih sayang ibunya yang telah meninggalkannya pada usianya yang masih muda (1910a). Karena sublimasi tidak memberikan kepuasan yang sempurna, seperti halnyasetiap ben- tuk pemindahan yang lain, maka selalu terdapat sisa tegangan. Tegangan ini bisa muncul dalam bentuk sikap nervous atau kege- aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Teori Psikoanalisis Klasik Freud 89 cinta sejati? Biasanya, pembentukan reaksi ditandai oleh sifat serba berlebihan — orang protes terlalu banyak — dan serba kom- pulsif. Bentuk-bentuk ekstrem tingkah laku macam manapun biasanya menandakan pembentukan reaksi. Kadang-kadang pem- bentukan reaksi itu berhasil memuaskan impuls asli yang dilin- dunginya, seperti seorang ibu membelai-belai anaknya dengan penuh kasih sayang dan perhatian. FIKSASI DAN REGRESI. Pada perkembangan normal, seperti akan kita lihat dalam bagian berikut, kepribadian akan melewati serangkaian tahap yang cukup jelas sampai mencapai kematang- an. Akan tetapi, setiap langkah baru yang ditempuh, mengan- dung frustrasi dan kecemasan dalam taraf tertentu dan apabila frustasi dan kecemasan ini terlalu besar, maka perkembangan yang normal bisa terhenti untuk sementara atau untuk seterusnya. Dengan kata lain, sang pribadi menjadi terfiksasikan pada salah satu tahap awal perkembangan karena tahap berikutnya penuh dengan kecemasan. Anak yang tergantung secara berlebihan me- rupakan contoh pertahanan lewat fiksasi; kecemasan menghalangi- nya untuk belajar mandiri. Suatu tipe pertahanan yang berhubungan erat dengan fiksasi adalah regresi. Di sini, seseorang yang mendapatkan pengalam- an-pengalaman traumatik kembali ke suatu tahap perkembang- an yang lebih awal. Misalnya, anak yang takut pada hari pertama masuk sekolah bisa melakukan tingkah laku infanti!, seperti mi- salnya menangis, mengisap ibu jarinya, terus berpegangan pada guru atau bersembunyi di sudut. Seorang wanita muda yang telah menikah dan mendapatkan kesukaran-kesukaran dengan suami- nya bisa mencari keamanan dengan kembali ke rumah orangtua- nya, atau seoranglaki-laki yang kehilangan pekerjaan bisamencari hiburan dengan minum. Arah regresi biasanya ditentukan oleh fiksasi-fiksasi yang pernah dilakukan oleh orang yang bersangkut- ansebelumnya. Artinya, orang-orang cenderung mundur ke tahap di mana mereka telah terfiksasikan sebelumnya. Apabila mereka terlalu bergantung seperti waktu masih kanak-kanak, maka me- reka akan menjadi tergantung lagi manakala kecemasan mereka meningkat sampai ke taraf yang tak tertanggungkan. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. ‘Teori Psikoanalisis Klasik Freud 93 permusuhan terhadap orangtua sejenis. Anak laki-laki ingin me- miliki ibunya dan menyingkirkan ayahnya, anak perempuan ingin memiliki ayahnya dan mengenyahkan ibunya. Perasaan- perasaan ini menyatakan diri dalam khayalan pada waktu anak melakukan masturbasi dan dalam bentuk pergantian antara sikap cinta dan sikap melawan terhadap kedua orangtuanya. Tingkah laku anak berusia tiga sampai lima tahun banyak ditan- dai oleh bekerjanya kompleks Oedipus, dan meskipun gejala ini dimodifikasikan dan direpresikan setelah anak berusia lima tahun, namun tetap merupakan daya vital kepribadian selama hidup. Sikap-sikap terhadap lawan jenis dan terhadap tokoh-tokoh pe- megang autoritas, misalnya, banyak ditentukan oleh kompleks Oedipus ini. Riwayat dan akhir kompleks Oedipus berbeda untuk anak laki-laki dan perempuan. Mula-mula, keduanya mencintai ibu karena ibu memenuhi kebutuhan mereka dan membenci ayah karena ayah dipandang sebagai saingan dalam merebut kasih sayang ibu. Perasaan-perasaan ini menetap pada anak laki-laki, tetapi berubah pada anak perempuan. Marilah kita tinjau dulu urutan peristiwa yang menjadi ciri perkembangan kompleks Oedi- pus pada laki-laki. Kerinduan yang bersifat incest terhadap ibu dan kebencian yang semakin besar terhadap ayah pada anak laki-laki menyebab- kannya mengalami konflik dengan orangtuanya, terutama de- ngan ayahnya. Ia membayangkan bahwa saingan kuatnya akan melukainya dan ketakutan-ketakutan ini dapat benar-benar diper- kuat oleh ancaman-ancaman dari seorang ayah yang pembenci dan senang menghukum. Ketakutan-ketakutan mengenai apa yang dapat dilakukan ayah terhadapnya berkisar pada bencana atas organ-organ genitalnya karena organ-organ itu merupakan sumber dari perasaasn-perasaan nikmatnya. Ia takut bahwa ayahnya yang cemburu akan memusnahkan organ-organnya yang durhaka. Ketakutan akan kastrasi atau, sebagaimana Freud me- nyebutnya, kecemasan kastrasi (castration anxiety) menyebabkan. ia merepresikan keinginan seksualnya terhadap ibu dan rasa per- musuhannya terhadap ayah. Kecemasan ini juga membuat anak laki-laki mengidentifikasikan diri dengan ayahnya. Dengan meng- aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Teori Psikoanalisis Klasik Freud 97 para psikolog abad XIX lainnya. Orang sia-sia mencari tabel atau grafik dalam tulisan-tulisannya yang sangat banyak. Freud juga tidak pernah menggunakan test diagnostik atau bentuk-bentuk lain metode objektif pengukuran kepribadian. Teori-teorinya berkembang pada saat ia mendengarkan fakta dan khayalan yang diungkapkan oleh kepribadian-kepribadian yang mengalami gangguan. Namun sangatkeliru kalau mengatakan bahwa pengungkap- an-pengungkapan verbal orang-orang yang menjalani perawatan merupakan satu-satunya bahan atas dasar mana Freud meru- muskan teori-teorinya. Sudah barang tentu, sama pentingnya dengan data kasar ini adalah sikap sangat kritis Freud dalam menganalisis asosiasi bebas pasien-pasiennya. Kini kita akan berkata bahwa ia menganalisis bahan mentahnya dengan metode konsistensi internal (internal consistency). Kesimpulan-kesim- pulan yang ditarik dari salah satu bagian bahan dicek dengan evi- densi yang muncul pada bagian-bagian lain, sehingga kesimpul- an-kesimpulan terakhir yang ditarik dari suatu kasusdidasarkan pada sejenis jaringan fakta dan kesimpulan-kesimpulan yang saling berkaitan. Freud bekerja dengan cara yang sangat mirip dengan cara seorang detektif mengumpulkan bukti atau cara seorang pengacara menyimpulkan suatu kasus di hadapan juri. Segalanya harus cocok secara koheren satu sama lain, sebelum Freud merasa puas bahwa ia telah melakukan interpretasi yang tepat. Selanjutnya, harus diingat bahwa bahan yang dihasilkan oleh satu kasus yang ditemui selama lima jam seminggu dalam jangka waktu dua atau tiga tahun jelas banyak sekalijumlahnya, dan bahwa Freud memiliki banyak kesempatan untuk berkali- kali mencek dugaan-dugaannya sebelum memutuskan interpre- tasi finalnya. Sebaliknya, subjek dalam eksperimen psikologi yang dilakukan dalam kondisi terkontrol, rata-rata hanya di- observasi atau diuji selama satu atau dua jam. Tentu, dua dari sumbangan-sumbangan terpenting Freud di bidang strategi penelitian adalah penyelidikan intensif terhadap satu kasus dan penggunaan metode konsistensi interval untuk menguji hipotesis. Berkali-kali Freud terpaksa memperbaiki teori-teorinya karena penemuan-penemuan baru tidak berhasil dijelaskan se- aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Teori Psikoanalisis Klasik Freud 101 Freud mengamati bahwa apabila syarat-syarat ini dipenuhi, maka akhirnya pasien mulai menceritakan ingatan-ingatan ten- tang pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak awalnya. Ingatan-ingatan ini memberikan kepada Freud pemahaman real tangan pertama tentang pembentukan struktur kepribadian dan perkembangannya selanjutnya. Metode merekonstruksi masa lampau berdasarkan ucapan-ucapan sekarang ini bisa diperla- wankan dengan metode perkembangan berupa mengobservasi pertumbuhan kepribadian dari masa bayi sampai masa dewasa. Mungkin pemahaman Freud paling asli tentang ucapan- ucapan pasien yang serba tidak teratur ini adalah bahwa setiap pernyataan memiliki hubungan dinamik dan penuh arti dengan pernyataan sebelumnya, sehingga terbentuklah suatu rangkaian asosiasi yang kontinyu dari awal hingga akhir. Segala sesuatu yang dikatakan pasien tanpa kecuali memilih hubungan dengan apa yang dikatakan sebelumnya. Mungkin terdapat banyak ucap- an yang menyesatkan maupun hambatan-hambatan, tetapi akhir- nya sejarah kejiwaan pasien dan susunannya sekarang akan sampai kepada pendengar dengan mengikuti rangkaian asosiasi melalui liku-liku ungkapan verbal. Analisis tentang mimpi-mimpi bukanlah suatu metode yang terpisah dari metode asosiasi bebas; analisis itu merupakan kon- sekuensi wajar dari instruksi kepada para pasien agar mereka berbicara tentang segala sesuatu yang muncul dalam kesadaran- nya. Pasien-pasien awal Freud secara spontan teringat akan mim- pi-mimpi mereka dan selanjutnya melakukan asosiasi bebas tentang mimpi-mimpi tersebut. Freud segera menyadari bahwa mimpi-mimpi yang dilaporkan dan asosiasi-asosiasi bebas yang mengiringinya ini, merupakan sumber informasi yang kaya ten- tang dinamika kepribadian manusia. Akibat dari pemahamannya ini, yang kemudian diujinya pada mimpi-mimpinya sendiri, Freud merumuskan teori terkenal yangmenyatakan bahwa mimpi meng- ungkapkan kegiatan dan isi paling primitif dari jiwa manusia (1900). Proses primitif yang menghasilkan mimpi oleh Freud dise- but proses primer. Seperti telah kita lihat, proses primer berusaha memenuhi hasrat atau menghilangkan tegangan dengan mencip- takan suatu gambaran tentang tujuan yang diinginkan. Dengan aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Teori Psikoanalisis Klasik Freud 105 Analisis Freud mengenai kasus Schreber didasarkan pada cerita Schreber sendiri mengenai sakit jiwanya yang didiagnosis sebagai paranoia. Freud membenarkan penggunaan buku oto- biografi ini dengan alasan bahwa paranoia adalah jenis gangguan di mana sejarah kasus tertulis sama memuaskannya seperti per- kenalan langsung dengan kasus yang bersangkutan. Simtom khas paranoia berupa sistem delusi berliku-liku yang diciptakan pasien. Delusi-delusi Schreber berupa pikiran bahwa ia adalah Juru Selamat dan bahwa ia berubah menjadi wanita. Dalam suatu analisis rumit terhadap kedua delusi ini, Freud memperlihatkan bahwa keduanya berhubungan dan bahwa daya pendorong untuk kedua delusi itu maupun aspek-aspek lain dari kasus tersebut adalah motif homoseksualitas yang laten. Dalam studi kasus ini, Freud mengemukakan hipotesisnya yang terkenal tentang hu- bungan kausal antara homoseksualitas dan paranoia. Kecen- deriingan Freud untuk membuat generalisasi dengan dayajangkau sangat luas dari sejumlah besar fakta khusus secara elok terlukis dalam kasus Schreber. ' ‘The Wolf Man adalah ulasan tentang neurosis infantil yang berhasil diungkap selama menganalisis seorang laki-laki muda, dan yang berhasil ditunjukkan memiliki hubungan dinamis de- ngan keadaan kini si pasien. Freud mengamati bahwa analisis _ terhadap suatu pengalaman yang terjadi kira-kira 15 tahun sebe- lumnya mempunyai kelebihan dan kelemahan bila dibandingkan dengan analisis terhadap suatu peristiwa yang baru terjadi. Kele- mahan utamanya ialah kurang bisa diandalkannya ingatan akan pengalaman-pengalaman di masa lampau. Di pihak lain, apabila kita mencoba menganalisis anak-anak yang terlalu kecil maka kelemahannya adalah mereka tidak cakap mengungkapkan diri dengan kata-kata. The Wolf Man adalah padanan dewasa Little Hans, dan kedua pendekatan ini, yang bersifat rekonstruktif dan genetik, terbukti merupakan sumber bukti empiris yang berharga bagi teori-teori psikoanalisis. Ciri utama sejarah kasus ini adalah analisis panjang-lebar atas sebuah mimpi tentang serigala-seri- gala yang diingat pasien dari masa kanak-kanak awalnya, dan yang diinterpretasikan disebabkan reaksi anak terhadap peris- tiwa adegan primal (primal scene), istilah Freud untuk pengalam- aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Teori Psikoanalisis Klasik Freud 109 Salah satu macam kritik menyatakan bahwa terdapat keku- rangan-kekurangan besar dalam prosedur-prosedur empiris yang digunakan Freud untuk mengukuhkan hipotesis-hipotesisnya. Dikemukakan bahwa Freud melakukan observasi-observasinya dalam keadaan-keadaan yang tidak terkontrol. Freud mengakui bahwa ia tidak menyimpan catatan harafiah (verbatim) tentang apa yang dikatakan dan dilakukannya sendiri dan pasiennya selama masa perawatan, tetapi ia bekerja menurut catatan-catat- an yang dibuatnya beberapa jam kemudian. Tidak mungkin me- ngatakan betapa tepat catatan-catatan ini menggambarkan pe- ristiwa-peristiwa yang sebenarnya terjadi, tetapi kalau dinilai dari eksperimen-eksperimen tentang reliabilitas pernyataan-per- nyataan maka bukan tidak mungkin bahwa catatan-catatan itu mengandung berbagai bentuk distorsi dan omisi. Asumsi Freud bahwa bahan yang penting akan diingat sedangkan yang tidak penting akan dilupakan tidak pernah dibuktikan dan tampaknya memang susah dibuktikan. Pengritik-pengritik terhadap metode-metode Freud juga berkeberatan karena ia menerima begitusaja apa yang dikatakan pasien tanpa berusaha membuktikannya dengan suatu bukti dari luar. Mereka berpendapat bahwa semestinya ia mengumpulkan evidensi dari sanak saudara dan kenalan-kenalan, dokumen-do- kumen data tes, dan informasi medis. Akan tetapi Freud bersi- keras bahwa hal yang penting untuk memahami tingkah laku manusia adalah pengetahuan yang menyeluruh tentang ketidak- sadaran yang hanya dapat dicapai dengan asosiasi bebas dan analisis mimpi. Berdasarkan catatan yang jelas tidak lengkap apalagi sem- purna, Freud lantas menarik inferensi-inferensi dan mencapai kesimpulan-kesimpulan lewat suatu proses penalaran yang ja- rang dikemukakan secara eksplisit. Untuk sebagian terbesar apa yang kita temukan dalam tulisan-tulisan Freud adalah hasil akhir dari pemikirannya — kesimpulan-kesimpulan tanpa data asli yang menjadi dasar dari kesimpulan-kesimpulan itu, tanpa menjelaskan metode-metode analisisnya, tanpa pemaparan sis- tematik baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif, atas temuan-temuan empirisnya. Pembaca diminta supaya percaya aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Teori Psikoanalisis Klasik Freud 113 masih perlu dibuktikan secara ilmiah. Psikologi masih harus me- nempuh perjalanan panjang sebelum bisa disebut ilmu pengeta- huan eksakta. Oleh sebab itu, psikolog harus memilih teori yang hendak dianutnya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan selain menyangkut kecukupan formal dan evidensi faktual. Apa yang ditawarkan oleh teori psikoanalitik? Beberapa orang menyukai bahasa indah yang digunakan Freud untuk me- ngemukakan ide-idenya. Mereka terpesona oleh kepiawaian Freud dalam menggunakan kiasan-kiasan sastra dan mitologi untuk menjelaskan pengertian-pengertian yang sangat sulit serta bakat- nya dalam menemukan ungkapan atau menciptakan gaya bahasa untuk menerangkan suatu pokok sulit kepada pembaca. Gaya tulisannya memiliki nilai sastra mengagumkan yang langka di kalangan ilmuwan. Gaya tersebut serasi dengan ide-idenya yang merangsang. Banyak orang berpendapat bahwa gagasan-gagasan Freud sangat menarik dan sensasional. Tentu saja, seks merupa- kan topik menarik dan mengandung nilai sensasi termasuk jika dibicarakan dalam karya-karya ilmiah. Agresi dan sifat destruktif hampir sama menariknya seperti seks. Maka wajarlah kalau orang-orang tertarik kepada tulisan-tulisan Freud. Akan tetapi gaya sastra yang indah dan pokok persoalan yang menarik bukan merupakan alasan utama mengapa Freud sangat dihargai. Alasannya adalah karena ide-idenya menantang, kon- sepsinya tentang individu adalah luas sekaligus mendalam, dan karena teorinya relevan dengan zaman kita. Freud mungkin bu- kan merupakan seorang ilmuwan ketat atau seorang teoretikus yangulung, tetapiia adalah seorang pengamat yang sabar, sangat teliti, dan tajam serta seorang pemikir yang ulet, berdisiplin, berani, dan orisinal. Mengatasi semua kebajikan lain yang ter- kandung dalam teorinya adalah hal berikut satu ini — teorinya berusaha menggambarkan individu-individu sepenuhnya yang hidup sebagian dalam dunia kenyataan dan sebagian lagi dalam dunia khayalan, yang dikelilingi oleh konflik-konflik dan perten- tangan-pertentangan batin, namun mampu berpikir danbertindak secara rasional, digerakkan oleh daya-daya yang kurang mereka kenal dan oleh aspirasi-aspirasi yang tidak terjangkau, yang seca- ra silih berganti mengalami kebingungan dan pencerahan, frus- aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Daftar Nama 309 Nacht, $.124, 174 Napoleon 251 Neumann, E. 222, 235 Newmann, L.M. 126, 173 Newton, H. 168 Nietzche, F.W. 18 Nordby, V.J. 226 Orgler, H. 240, 304 Park, RE. 272 Pavlov, LP. 20 Perry, H.S. 272 Peterfreund, E. 132 Peters, R.S. 225 Phares, B.J. 19, 58 Piaget, J. 126, 138, 166-167 Plato 18 Porter, L.W. 57, 58 Progoff, I. 208, 223, 235 Pumpian-Midlin, E. 127, 173, 174 Radin, P. 223 Rank, O. 62 Rapaport, D. 123-126, 174 Read, H.E. 222-223, 228, 233, 235 Reich, W. 120 Reyher, J. 133, 136 Richfield, J. 127,171 Roazen, P. 137, 138, 174 Rogers, C.R. 225-227 Roosevelt, E. 247 Rosenzweig, M.R. 56, 57, 58 Rotter, J.B. 224, 235 Ruesch, J. 293, 304 Sachs, H. 263 Sanford, R.N. 19,58 Sapir, E. 272 Sarason, I.G. 19, 58 Sarnoff, 1.19, 58 Saturday Review 223, 235 Schaar, J.H. 262, 304 Schachter, S. 253, 304 Schafer, R. 132, 174 Schopenhaver, A. 181 Schreber, D. 102, 105, 162 Schur, M. 64, 118, 126, 174 Schwartz 293, 304 Sears, R.R. 126, 132, 174 Sechrest, L. 19, 58 Selesnick, S.T. 224, 235 Sellars, W. 30, 57 Serrano, M. 223, 235 Shakespeare, W. 107 Shakow, D. 125, 174 Shaw, G.B. 162 Shopokles 107 Silverman, L.H. 133-135, 170, 175 Simonson, N.R. 224, 230 Singer, D.G. 19, 58 Singer, J.L. 19, 58 Skinner, B.F. 127, 138, 166, 171 Smith, H. 19, 58 Solnit, A.J. 126, 174 Spearman, C. 288 Spence D.P. 172 Sperber, M. 240, 304 Stanton, A.H. 293, 304 Stekel, W. 62 Stepansky, P. 74, 118 Stern, PJ. 179, 235 Stern, W. 18, 20, 242 Sullivan, HS. 138, 238-239, 269-298, 300-301, 304, 305 _ Suppe, F. 30, 58 Thomas, W.I. 272 Thompson, C. 271 Thorndike, E.L. 20 Titchener, E.B. 22 Tolstoy, L. 183 Toynbee, A. 223 Turiell, E. 68, 119 Turner, M. 30,58 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Daftar Pokok Bahasan 313 Mekanisme-mekanisme pertahan- an ego 86 Metapsikologi versus teori klinis 131 Metode rangkaian mimpi 221 Mimpi 220-222 Minat kemasyarakatan 248-249 Nilai-nilai psikis 199-200 Organ yang cacat 246-247 Otonomi ego 122-124 Pembentukan reaksi 88-89 Pemenuhan hasrat 65 Pemilihan-objek 75 Pemindahan 84-86 Penajam-penajam (sharpener) versus penumpul-penumpul (levelers) 129-130 Penelitian tentang skizofrenia 292-294 Pengalaman masa kanak-kanak 254-255 Pengamat partisipan (participant observer) 289 Perasaan inferioritas 246-248 Perjuangan ke arah superioritas 245-246 Perkembangan kepribadian psikoanalisis 82-96 teori analitik 205-206 teori antarpribadi 282-288 Perlambangan 213-215 Persona 188-189 Personifikasi 277-278 Pertahanan-pertahanan ego 123 Preoccupations 284 Prinsip ekuivalens 202-203 Prinsip entropi 203-204 Prinsip epigenetik 142 Prinsip kenikmatan 64 Prinsip kenyataan 65 Progresi 209-210 Proses kognitif 278-280 parataksik 279 prototaksik 278-279 sintaksik 279 Proses primer 64 Proses sekunder 65 Proyeksi 88 Psikoanalisis dan psikologi 125-132 Psikologi ego 122-125 Psikosejarah 161 metodologi 164-166 Regresi 89-90 Regresi 209-210 Represi 87-88 Represi 212-218 Ritualisesi-ritualisasi 142-156 Sejarah-sejarah kasus dan sejarah kehidupan 162-164 Sikap-sikap 192 Sinkronisitas 207-208 Sistem diri 276-277 Situasi-situasi bermain anak laki-laki versus anak perem- puan 159-162 Sosialisme Komunitarian Huma- nistik 261 Stimulasi di bawah ambang ke- sadaran 133-135 Struktur kepribadian psikoanalisis 63-68 teori antarpribadi 273-280 teori analitik 182-198 Suara hati 67 Sublimasi 85, 212-213, 284 Sullivan, H.S. biografi 271-273 Superego 67-68 Tahap anal 91-92 Tahap genital 95-96 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. TEORI-TEORI PSIKODINAMIK (KLINIS) Dalam kehidupan sehari-hari, pengetahuan yang kita peroleh dari pengalaman kita dengan diri kita sendiri seringkali tidak memadai untuk memahamitingkah laku orang lain. Yang lazim terjadi adalah bahwa seorang suami bersalah paham dengan isterinya, seorang manajer perusahaan merasa terpojok menghadapi tuntutan akan perlakuan adil yang terus meningkat dari para karyawannya, para pendidik dan aparat keamanan merasa kewalahan menghadapi peristiwa-peristiwa perkelahian antar kelompok siswa sekolah menengah, dan sebagainya. Memang, dalam banyak segi setiap orang adalah tidak seperti seorang|ainpun. Setiap orang adalah unik, khas. Untukmemahami dan menjelaskan tingkah laku orang lain, termasuk diri kita sendiri, kita butuh mengenal teori-teori kepribadian sebagai kerangka acuan. Seri buku Psikologi Kepribadian (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 1978) yang terdiri dari tiga jilid ini menyajikan secara komprehensif sejumiah teori kepribadian yang bersifat global atau menyeluruh. Dalam tingkat kelengkapan yang berlainan, teori-teori itu menguraikan pandangannya tentang apa itu kepribadian, faktor-faktor yang menentukan kepribadian seseorang, apa yang menentukan dinamikanya, pertumbuhan dan perkembangan yang dialami setiap orang sejak masa bayi sampai mencapai kemasakan, apa itu psikopatologi, bagaimana aneka bentuk psikopatologi berkembang, dan bagaimana membantu seseorang mengubah atau menghilangkan bentuk- bentuk tingkah lakunya yang mengganggu atau menyimpang. Pandangan Freud, Maslow, Rogers, B.F. Skinner dan para tokoh lain tentang soal-soal di atas yang mungkin baru sedikit kita ketahui, dipaparkan secara cukup utuh dalam seri buku ini, termasuk sekedar riwayat hidup mereka dan penelitian- penelitian khas yang mereka lakukan. ISBN 979-497-000-X 979-497-001-8

You might also like