You are on page 1of 11

LAPORAN PRAKTIKUM MOTOR DC

MOTOR DC SHUNT

Drianto Darmawan

Teknik Konversi Energi

1215020032

Tanggal Praktikum : 9 Oktober 2017


Tanggal Penyerahan : 16 Oktober 2017

Pembimbing : Ir. Benhur Naninggolan, MT


POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

DEPOK

2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pendahuluan

Motor arus searah (motor DC) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan
motor DC telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan motor induksi, atau
terkadang disebut AC Shunt Motor. Motor DC telah memunculkan kembali Silicon
Controller Rectifier yang digunakan untuk memfasilitasi kontrol kecepatan pada
motor. Mesin listrik dapat berfungsi sebagai motor listrik apabila didalam motor listrik
tersebut terjadi proses konversi dari energi listrik menjadi energi mekanik. Motor listrik
merupakan perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya
memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor dan mengangkat
bahan. Motor listrik digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan angin) dan di industri.
Motor listrik terkadang disebut kuda kerja nya industri sebab diperkirakan bahwa
motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri. Sedangkan untuk
motor DC itu sendiri memerlukan suplai tegangan yang searah pada kumparan jangkar
dan kumparan medan untuk diubah menjadi energi mekanik. Pada motor DC kumparan
medan disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor
(bagian yang berputar). Motor DC sering dimanfaatkan sebagai penggerak pintu geser
otomatis dan dalam rangkaian robot sederhana. Motor DC memiliki manfaat yang sangat
banyak dalam kehidupan sehari-hari dan dalam dunia industri. Motor DC memudahkan
pekerjaan sehingga proses industri dapat berjalan efisien. Semakin banyak industri yang
berkembang, maka akan semakin banyak mesin yang digunakan. Semakin banyak mesin
yang digunakan, maka semakin banyak penggunaan motor DC.

B. Tujuan Praktikum
Dalam percobaan ini, diharapkan praktikan dapat :
1. Mengoperasikan motor DC shunt
2. Menjelaskan prinsip kerja motor DC shunt
3. Menjelaskan pengamatan tentang karakteristik motor arus searah secara umum
dan motor DC shunt secara khusus
BAB II
DASAR TEORI

Motor DC adalah motor listrik yang memerlukan suplai tegangan arus searah pada kumparan
medan untuk diubah menjadi energi gerak mekanik. Kumparan medan pada motor dc disebut
stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar).
Motor arus searah, sebagaimana namanya, menggunakan arus langsung yang tidak
langsung/direct-unidirectional. Motor DC memiliki 3 bagian atau komponen utama untuk dapat
berputar sebagai berikut.

Bagian Atau Komponen Utama MOtor DC


Kutub medan. Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan: kutub utara dan kutub
selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi ruang terbuka diantara kutub-kutub
dari utara ke selatan. Untuk motor yang lebih besar atau lebih komplek terdapat satu atau
lebih elektromagnet.
Current Elektromagnet atau Dinamo. Dinamo yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as
penggerak untuk menggerakan beban. Untuk kasus motor DC yang kecil, dinamo berputar
dalam medan magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara dan selatan
magnet berganti lokasi.
Commutator. Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah
untuk transmisi arus antara dinamo dan sumber daya.

Keuntungan utama motor DC adalah sebagai pengendali kecepatan, yang tidak mempengaruhi
kualitas pasokan daya. Motor ini dapat dikendalikan dengan mengatur:

Tegangan dinamo meningkatkan tegangan dinamo akan meningkatkan kecepatan


Arus medan menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan.
Hubungan antara kecepatan, flux medan dan tegangan dinamo ditunjukkan dalam persamaan
berikut:

Gaya Elektromagnetik (E) :

E = KN

Torque (T) :

Dimana:

E = gaya elektromagnetik yang dikembangkan pada terminal dinamo (volt)


= flux medan yang berbanding lurus dengan arus medan
N = kecepatan dalam RPM (putaran per menit)
T = torque electromagnetik
Ia = arus dinamo
K = konstanta persamaan

Jenis-Jenis Motor DC
Motor DC sumber daya terpisah/ Separately Excited, Jika arus medan dipasok dari sumber
terpisah maka disebut motor DC sumber daya terpisah/separately excited.
Motor DC sumber daya sendiri/ Self Excited, Pada jenis motor DC sumber daya sendiri di bagi
menjadi 3 tipe sebagi berikut :

Motor DC Tipe Shunt


Pada motor shunt, gulungan medan (medan shunt) disambungkan secara paralel dengan
gulungan dinamo (A). Oleh karena itu total arus dalam jalur merupakan penjumlahan arus medan
dan arus dinamo.

Karakter kecepatan motor DC tipe shunt adalah :

Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga torque tertentu
setelah kecepatannya berkurang) dan oleh karena itu cocok untuk penggunaan komersial
dengan beban awal yang rendah, seperti peralatan mesin.
Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam susunan seri dengan
dinamo (kecepatan berkurang) atau dengan memasang tahanan pada arus medan
(kecepatan bertambah).
Motor DC Tipe Seri
Dalam motor seri, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara seri dengan gulungan
dinamo (A). Oleh karena itu, arus medan sama dengan arus dinamo.

Karakter kecepatan dari motor DC tipe seri adalah :

Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM


Harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa ada beban sebab motor akan
mempercepat tanpa terkendali.

Motor DC Tipe Kompon/Gabungan


Motor Kompon DC merupakan gabungan motor seri dan shunt. Pada motor kompon, gulungan
medan (medan shunt) dihubungkan secara paralel dan seri dengan gulungan dinamo (A).
Sehingga, motor kompon memiliki torque penyalaan awal yang bagus dan kecepatan yang stabil.

Karakter dari motor DC tipe kompon/gabungan ini adalah, makin tinggi persentase
penggabungan (yakni persentase gulungan medan yang dihubungkan secara seri), makin tinggi
pula torque penyalaan awal yang dapat ditangani oleh motor ini.
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 ALAT DAN BAHAN

NO Peralatan Gambar Fungsi

1 Multimeter Analog Menghitung Besar Arus,


(1 buah) Tegangan & Tahanan

2 Multimeter Digital Menghitung Besar Arus,


(1 buah) Tegangan & Tahanan

3 Amperemeter Menghitung Besar Arus


(2 buah)

4 Voltmeter Menghitung Besar Tegangan


(2 buah)

5 Kabel Penghubung Menghubungkan alat yang


(20) satu dengan yang lain
6 Tachometer Menghitung rpm motor listrik
(2 buah)

7 Regulator Alat untuk pengontrol


(1 buah) tegangan

8 Motor Asinkron Sebagai penggerak

9 Main Panel Sumber Listrik


GAMBAR RANGKAIAN PERCOBAAN

E1
A1

E1 Ia
V

E2

V E2

B2
A A

A
BAB IV
ANALISA DATA

4.1 Tabel If dan n (Pengaturan kecepatan dengan mengubah fluksi)

If (A) n (rpm)
0.5 2540
0.45 2580
0.4 2650
0.35 2730
0.3 2850
0.28 2890

4.2 Grafik If Terhadap n

Grafik If Terhadap n
2950
2900
2850
2800
n (rpm)

2750
2700
2650
2600
2550
2500
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
If (A)

Hubungan antara If dan n adalah berbanding terbalik. Secara persamaan matematik,


fluksi (If) dan putaran (n) ditulis dengan persamaan E = n x c x If x v. Berdasarkan rangkaian,
percobaan dilakukan dengan membuat tegangan (V) tetap konstan, sehingga pengaturan
kecepatan dilakukan dengan cara pengaturan fluksi. Pada awal mula percobaan, fluksi diset 0.5
ampere dan rpm mengikuti fluksi yakni 2540 rpm. Fluksi diturunkan untuk mengetahui
perubahan nilai n putaran. Semakin fluksi diturunkan, putaran malah semakin meningkat.
Percobaan ini dilakukan sampai putaran yang dihasilkan motor mendekati nilai maksimumnya,
yakni 3000 rom. Dalam rumus di atas juga sudah dibuktikan bahwa dengan V dan C konstan,
penurunan nilai fluksi akan membuat nilai putaran meningkat.
4.3 Tabel Ia dan n (Pengaturan kecepatan dengan mengubah Ia)

Ia (A) n (rpm)
0.945 2650
0.756 2340
0.7 1730
0.65 1560

4.4 Grafik Ia terhadap n

Grafik Ia terhadap n
3000

2500

2000
n (rpm)

1500

1000

500

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
Ia (A)

Hubungan antara Ia dengan n adalah berbanding lurus. Hubungan ini didapatkan dari

persamaan : Ia = (penggabungan rumus pada dasar teori)

Pada percobaan selanjutnya, berdasarkan persamaan di atas. Pengaturan selanjutnya dilakukan


dengan mengubah nilai arus jangkar (Ia). Awal mula Ia diatur semaksimal mungkin yang bisa
dihasilkan oleh motor. Dalam kasus ini, Ia max = 0.945, lalu nilai kecepatan motor secara
otomatis akan mengikuti nilai Ia, yakni 2650. Kemudian percobaan dilakukan dengan
menurunkan nilai Ia perlahan-lahan. Sesuai dengan grafik dan rumus di atas, nilai kecepatan
akan berkurang ketika nilai arus jangkar (Ia) diturunkan.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pengaturan kecepatan motor shunt dapat dilakukan dengan 2 cara, yakni pengaturan
fluksi dan pengaturan arus jangkar. Fluksi mempunyai hubungan terbalik dengan putaran motor,
bila fluksi diturunkan, putaran motor malah bertambah, dan sebaliknya. Arus jangkar mempunyai
hubungan yang berbanding lurus dengan putaran motor. Bila nilai arus jangkar diturunkan, nilai
putaran akan menurun, hal ini juga berlaku sebaliknya.

5.2 Saran

1. Pastikan telah mengkalibrasi alat dengan benar


2. Selalu bekerja sesuai SOP
3. Bagilah tugas dengan teman-teman sekelompok untuk meringankan pekerjaan
4. Tanyakan pada dosen yang bersangkutan jika mengalami masalah

You might also like