You are on page 1of 10

MAKALAH EFEK EROSI GENETIK PADA POPULASI

PLASMA NUTFAH

Mata Kuliah Metode Pemuliaan Tanaman

Disusun Oleh Kelompok 3 :

M. Ganjar Nugraha 150510160111

M. Ali Rachman 150510160164

Puspa Radityo P. 150510160178

Ayu Sholihat 150510160183

Santa Monica 150510160191

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2017
DAFTAR ISI
Bab 1 .......................................................................................................................................... 3
Pendahuluan ............................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 3
1.2 Peran dan Kepentingan Kgiatan Pre breeding............................................................. 3
BAB II........................................................................................................................................ 4
PERMASALAHAN ................................................................................................................... 4
2.1 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4
2.2 Tujuan.......................................................................................................................... 4
BAB III ...................................................................................................................................... 5
ISI............................................................................................................................................... 5
3.1. Definisi ............................................................................................................................ 5
3.2. Penyebab Terjadiya Erosi Genetika ................................................................................ 5
3.3. Dampak yang Ditimbulkan dari Erosi Genetik ............................................................... 6
3.4. Cara Penanggulangan Erosi Genetika ............................................................................. 6
3.5. Peran Pemerintah dan Masyarakat .................................................................................. 7
3.6. Kaitan Erosi Genetik dalam Pemuliaan Tanaman dan Pertanian .................................... 8
BAB IV ...................................................................................................................................... 9
PENUTUP.................................................................................................................................. 9
4.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 10
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pre breeding merupakan semua kegiatan yang dilakukan dalam upaya mendapatkan gen
sesuai dengan karakteristik yang diinginkan. Hasil dari kegiatan pre breeding ini nantinya akan
digunakan pada kegiatan breeding. Kegiatan pre breeding ini meliputi eksplorasi, koleksi,
karakterisasi, serta kegiatan konservasi dan ultilisasi atau pemanfaatan. Dari kegiatan ultilisasi
akan menghasilkan populasi yang digunakan untuk kegiatan breeding.
Saat melakukan kegiatan eksplorasi, seorang breeder akan melakukan suatu upaya
untuk mendapatkan plasma nutfah. Plasma nutfah sangat penting dalam kegiatan breeding
karena merupakan suatu substansi yang terdapat pada suatu kelompok makhluk hidup yang
merupakan sumber sifat keturunan yang dapat dirakit untuk menciptakan jenis unggul atau
kultivar baru. Plasma nutfah dapat berupa biji, jaringan tanaman, dan tanaman dewasa/muda.
Plasma nutfah merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting karena tanpa
plasma nutfah kita tidak dapat melestarikan tanaman, membentuk kultivar atau ras baru.
Di dalam perkembangannya, plasma nutfah adalah substansi yang terdapat dalam
kelompok makhluk hidup dan merupakan sumber sifat keturunan yang dimanfaatkan dalam
rekayasa menciptakan bibit unggul ataupun rumpun baru. Saat ini kita dihadapkan pada
masalah utama yaitu hilangnya jenis-jenis tanaman yang sering disebut erosi genetik. Erosi
genetik adalah hilangnya varietas dan spesies lokal yang biasanya diikuti dengan hilangnya
diversitas genetik yang dikandung dalam spesies dan varietas lokal tersebut.
1.2 Peran dan Kepentingan Kgiatan Pre breeding
Kegiatan pre breeding sangat penting karena dari kegiatan pre breeding inilah seorang
pemulia tanaman bisa melakukan kegiatan breeding. Dalam kegiatan pre breeding ada yang
namanya kegiatan eksplorasi yaitu kegiatan paling awal yang harus dilakukan seorang pemulia
tanaman. Dalam kegiatan eksplorasi seorang pemulia tanaman akan mencari plasma nutfah.
Jika plasma nutfah telah ditemukan maka barulah seorang pemulia tanaman dapat melanjutkan
ke tahap selanjutnya kegiatan pre breeding.
BAB II
PERMASALAHAN

2.1 Rumusan Masalah


Erosi genetika sangat berpengaruh terhadap tersedianya plasma nutfah sebagai sumber
sifat keturunan. Maka dari itu, masalah-masalah akan muncul seiring berjalannya waktu.
Berdasarkan pendahuluan yang telah dipaparkan, dapat kita lihat beberapa permasalahan
sebagai berikut :

Apa yang akan terjadi pada pertanian apabila plasma nutfah hilang akibat erosi genetik
?
Mengapa plasma nutfah perlu dijaga kelestariannya dari erosi genetik ?
Bagaimana cara mencegah erosi genetik terhadap plasma nutfah sebagai sumber sifat
keturunan ?

2.2 Tujuan
Makalah ini bertujuan agar pembaca dapat memahami pentingnya plasma nutfah bagi
pemulia tanaman dalam bidang pertanian. Hal ini berhubungan dengan keberadaan
keanekaragaman tanaman yang ada di muka bumi ini.
BAB III
ISI
3.1. Definisi
Erosi genetika adalah hilangnya keragaman spesies yang dapat terjadi secara cepat
bersamaan dengan bencana alam, atau perubahan lahan menjadi lahan non-pertanian yang
mengakibatkan rusaknya habitat tumbuhan. Erosi genetika juga bisa terjadi secara perlahan
seiring berjalannya waktu dan kadang tanpa disadari sama sekali. Erosi genetika dapat
merepresentasikan hilangnya keberagaman genetik dalam suatu populasi, hilang atau
berubahnya frekuensi allel dalam populasi, dan juga bisa berupa hilangnya kombinasi alell
tertentu. (National Forest Genetics Laboratory, 2006)

Sedangkan Mark van de Wouw et al. mendeskripsikan erosi genetika sebagai hilangnya
variasi genetik tanaman yang disebabkan modernisasi dalam bidang pertanian. Pengurangan
keragaman genetik disebabkan oleh penggantian landrace oleh kultivar modern, namun tidak
pengungaran lebih lanjut setelahnya.

Akan tetapi erosi genetik pada tanaman bukan hanya dipengaruhi oleh satu faktor saja,
penggunaan pupuk, pembuatan saluran irigasi, dan praktek pertanian modern yang lain juga
memegaruhi erosi genetik karena hilangnya habitat landrace. Perubahan iklim dan degradasi
lingkugan dapat mempengaruhi perubahan pola penanaman yang akan berdampak pada
hilangnya varietas tradisional. Selain itu, bencana alam atau konflik yang mengakibatkan
perpindahan petani secara besar-besaran, dapat menyebabkan hilangnya keragaman pertanian.
(Richards dan Ruivenkamp, 1997).

3.2. Penyebab Terjadiya Erosi Genetika


Erosi genetika dapat terjadi dengan berbagai cara maupun secara alami (terjadi sendiri)
maupun secara rekayasa (ada campur tangan manusia). Hilangnya suatu organisme akibat erosi
genetik dapat melalui beberapa cara dan bertahap-tahap. Beberapa faktor penyebab terjadinya
erosi genetika, antara lain :

Adaptasi. Seiring berjalannya waktu, keadaan lingkungan juga berubah mengikuti zaman.
Organisme hidup pun perlu beradaptasi supaya meraka dapat tetap bertahan hidup. Adaptasi
organisme terhadap keadaan lingkungannya akan mempengaruhi juga sifat genetik dari
organisme tersebut. Maka, adaptasi merupakan salah satu penyebab dari erosi genetik
Faktor penyebab lainnya adalah dampak adanya urbanisasi dan juga berkembangnya
praktek pertanian modern. Pertanian modern ini tidak terlepas dari penggunaan pupuk sintetis,
mekanisme pengolahan dengan mesin dan alat canggih, sistem irigasi, pengabaian lahan
marjinal serta penggunaan tanaman kultivar unggul. Hal tersebut dapat menyebabkan
hilangnya landrace karena habitat aslinya sudah tidak digunakan atau tidak tersedia lagi.

Perubahan iklim dan degradasi lahan dapat mempengaruhi pola tanam dalam kegiatan
pertanian sehingga varietas lokal perlahan tidak digunakan dan akhirnya menghilang. Begitu
juga dengan preferensi makanan perkotaan dari konsumen yang semakin meningkat dan
berbanding terbalik terhadap permintaan produk lokal sehingga varietas keanekaragaman lokal
akan menghilang.

Selain itu, bencana alam atau konflik manusia, yang mengakibatkan perpindahan petani
secara besar-besaran, dapat menyebabkan hilangnya keragaman pertanian yang digunakan oleh
petani yang terlibat (Richards dan Ruivenkamp, 1997)

Maka berdasarkan beberapa penyebab diatas, erosi genetik tidak hanya disebabkan oleh
pemulia tanaman saja, melainkan terjadi karena beberapa faktor penyebab.

3.3. Dampak yang Ditimbulkan dari Erosi Genetik


Erosi genetik menyebabkan keanekaragaman tanaman semakin berkurang. Bahkan
pada suatu wilayah dapat terjadi keseragaman hasil panen. Keseragaman panen pada skala
regional dengan area yang luas dan ditanami dengan satu jenis tananam memiliki dampak
negatif terhadap biokontrol alami hama pada tanaman lainnya (Landis et al., 2008). Selain itu,
menjaga keaneragaman tanaman juga penting karena apabila budidaya atau panen hanya satu
jenis tanman saja memungkinkan serangan OPT akan meningkat. Hal tersebut akan memakan
banyak biaya untuk pengendalian OPT tersebut. Ketika suatu daerah semua petani memanen
satu jenis tanaman maka persediaan hasil panen tersebut akan melimpah yang menyebabkan
daya jual terhadap konsumen akan menurun.

3.4. Cara Penanggulangan Erosi Genetika


Terdapat beberapa upaya untuk mencegah erosi genetik terjadi dan meningkatkan
keanekaragaman tanaman. Prosedur pertama adalah dengan menentukan elemen penting untuk
melakukan pelestarin kembali plasma nutfah yang hilang. Elemen penting tersebut antara lain:

1. Menentukan basis sampel yang menjadi subjek agregasi estimasi


2. Memperkirakan keragaman yang sebelumnya pernah ada (tetuanya)
3. Memperkirakan fraksi keragaman yang beresiko mengalami erosi genetik
4. Memperkirakan aspek kerugian yang terjadi, dapat berupa OPT atau biaya kegiatan.

Untuk memajukan dan mengembangkan erosi genetik kearah yang positif , maka terdapat
survey berbasis konsepsional mengenai indikator keragaman genetik. Indikator tersebut antara
lain:

1. Pengembangan indikator pendukung


2. Indikator keragaman
3. Penelitian indikator erosi genetik
4. Penelitian indikator kerentanan genetik
5. Mengembangkan dan menguji protokol tersebut.

3.5. Peran Pemerintah dan Masyarakat


Pemerintah Indonesia membentuk Balai Besar Litbang Bioteknologi & Sumber Daya
Genetik Pertanian yang mempunyai bank plasma nutfah untuk menjaga koleksi plasma nutfah
yang ada di Indonesia. Sampai dengan tahun 2015, koleksi SDG pertanian di Bank Gen BB
Biogen sebanyak 10.840 aksesi yang meliputi: padi 4.116 aksesi, padi liar 94 aksesi, jagung
1.052 aksesi, sorgum 246 aksesi, gandum 83 aksesi, kedelai 888 aksesi, kacang tanah 821
aksesi, kacang hijau 915 aksesi, kacang tunggak 130 aksesi, kacang Bogor 9 aksesi, kacang
gude 13 aksesi, komak 11 aksesi, kacang koro benguk 9 aksesi, kacang koro pedang 7 aksesi,
ubikayu 555 aksesi, ubijalar 1.364 aksesi, talas 245 aksesi, belitung 126, patat 34 aksesi,
ganyong 63 aksesi, gembili 17 aksesi, gadung 14 aksesi, ubi kelapa 20 aksesi, dan suweg 2
aksesi.

Pemerintah lewat Undang Undang No. 5 Tahun 1990 (tentang konservasi sumberdaya
alam hayati dan ekosistemnya) dan lewat Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 28
Tahun 2011 (tentang pengelolaan kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam) memiliki
peran untuk menjaga keragaman plasma nutfah dengan cara menetapkan suatu daerah tertentu
sebagai kawasan pelestarian alam, sehingga beberapa jenis tumbuhan bisa terus hidup dan tidak
mengalami kepunahan.
3.6. Kaitan Erosi Genetik dalam Pemuliaan Tanaman dan Pertanian
Apabila erosi genetik terjadi, proses pre-breeding akan terganggu karena berkurangnya plasma
nutfah: karena semakin beragamnya koleksi plasma nutfah pemulia tanaman, maka akan
semakin banyak calon tetua yang bisa diseleksi untuk proses perakitan varietas baru.

Genetik tanaman yang seragam akan mengganggu proses budidaya tanaman karena apabila
varietas yang sama ditanam secara terus menerus pada lahan yang sama, lama kelamaan
kualitas tanah akan menurun seiringnya waktu. Selain itu, hama dan penyakit tumbuhan akan
seragam pulayang artinya membuat tanaman lebih rentan yang berujung pada penurunan
hasil produksi. Penyakit spesifik yang virulen bahkan dapat melenyapkan satu varietas tanaman
tanpa sisa (seperti yang terjadi pada tanaman kentang di Irish oleh Phytophthora infestans).
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Erosi genetika adalah hilangnya keragaman spesies yang dapat terjadi secara cepat
bersamaan dengan bencana alam, atau perubahan lahan menjadi lahan non-pertanian yang
mengakibatkan rusaknya habitat tumbuhan. Hal tersebut bukan hanya disebabkan oleh pemulia
tanaman saja melainkan terjadi karena adanya faktor alam. Dampak yang ditimbulkan pun
tidak selalu negatif tetapi ada sedikit hal positif yang didapatkan.

Menjaga keragaman plasma nutfah suapaya tidak terjadi erosi genetik sudah diatur oleh
pemerintah juga melalui Undang Undang No. 5 Tahun 1990 (tentang konservasi sumberdaya
alam hayati dan ekosistemnya) dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 28 Tahun
2011 (tentang pengelolaan kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam).
DAFTAR PUSTAKA
National Forest Genetics Laboratory (NFGEL). 2006. What is Genetic Erosion and How Can
it be Managed. Why We Care About Genetics Vol. 11.

Van de Wouw, Mark, dkk. 2009. Genetic Erosion in Crops: Concept, Research Results and
Challenges. Jurnal Plant Genetic Resources: Characterization and Utilization
8(1): 115.

Brown, Anthony H. D. 2008. Indicators of Genetic Diversity, Genetic Erosion and Genetic
Vulnerability for Plant Genetic Resources for Food and Agriculture. Rome:
Honorary Research Fellow, Bioversity International.

You might also like