Professional Documents
Culture Documents
PLASMA NUTFAH
Apa yang akan terjadi pada pertanian apabila plasma nutfah hilang akibat erosi genetik
?
Mengapa plasma nutfah perlu dijaga kelestariannya dari erosi genetik ?
Bagaimana cara mencegah erosi genetik terhadap plasma nutfah sebagai sumber sifat
keturunan ?
2.2 Tujuan
Makalah ini bertujuan agar pembaca dapat memahami pentingnya plasma nutfah bagi
pemulia tanaman dalam bidang pertanian. Hal ini berhubungan dengan keberadaan
keanekaragaman tanaman yang ada di muka bumi ini.
BAB III
ISI
3.1. Definisi
Erosi genetika adalah hilangnya keragaman spesies yang dapat terjadi secara cepat
bersamaan dengan bencana alam, atau perubahan lahan menjadi lahan non-pertanian yang
mengakibatkan rusaknya habitat tumbuhan. Erosi genetika juga bisa terjadi secara perlahan
seiring berjalannya waktu dan kadang tanpa disadari sama sekali. Erosi genetika dapat
merepresentasikan hilangnya keberagaman genetik dalam suatu populasi, hilang atau
berubahnya frekuensi allel dalam populasi, dan juga bisa berupa hilangnya kombinasi alell
tertentu. (National Forest Genetics Laboratory, 2006)
Sedangkan Mark van de Wouw et al. mendeskripsikan erosi genetika sebagai hilangnya
variasi genetik tanaman yang disebabkan modernisasi dalam bidang pertanian. Pengurangan
keragaman genetik disebabkan oleh penggantian landrace oleh kultivar modern, namun tidak
pengungaran lebih lanjut setelahnya.
Akan tetapi erosi genetik pada tanaman bukan hanya dipengaruhi oleh satu faktor saja,
penggunaan pupuk, pembuatan saluran irigasi, dan praktek pertanian modern yang lain juga
memegaruhi erosi genetik karena hilangnya habitat landrace. Perubahan iklim dan degradasi
lingkugan dapat mempengaruhi perubahan pola penanaman yang akan berdampak pada
hilangnya varietas tradisional. Selain itu, bencana alam atau konflik yang mengakibatkan
perpindahan petani secara besar-besaran, dapat menyebabkan hilangnya keragaman pertanian.
(Richards dan Ruivenkamp, 1997).
Adaptasi. Seiring berjalannya waktu, keadaan lingkungan juga berubah mengikuti zaman.
Organisme hidup pun perlu beradaptasi supaya meraka dapat tetap bertahan hidup. Adaptasi
organisme terhadap keadaan lingkungannya akan mempengaruhi juga sifat genetik dari
organisme tersebut. Maka, adaptasi merupakan salah satu penyebab dari erosi genetik
Faktor penyebab lainnya adalah dampak adanya urbanisasi dan juga berkembangnya
praktek pertanian modern. Pertanian modern ini tidak terlepas dari penggunaan pupuk sintetis,
mekanisme pengolahan dengan mesin dan alat canggih, sistem irigasi, pengabaian lahan
marjinal serta penggunaan tanaman kultivar unggul. Hal tersebut dapat menyebabkan
hilangnya landrace karena habitat aslinya sudah tidak digunakan atau tidak tersedia lagi.
Perubahan iklim dan degradasi lahan dapat mempengaruhi pola tanam dalam kegiatan
pertanian sehingga varietas lokal perlahan tidak digunakan dan akhirnya menghilang. Begitu
juga dengan preferensi makanan perkotaan dari konsumen yang semakin meningkat dan
berbanding terbalik terhadap permintaan produk lokal sehingga varietas keanekaragaman lokal
akan menghilang.
Selain itu, bencana alam atau konflik manusia, yang mengakibatkan perpindahan petani
secara besar-besaran, dapat menyebabkan hilangnya keragaman pertanian yang digunakan oleh
petani yang terlibat (Richards dan Ruivenkamp, 1997)
Maka berdasarkan beberapa penyebab diatas, erosi genetik tidak hanya disebabkan oleh
pemulia tanaman saja, melainkan terjadi karena beberapa faktor penyebab.
Untuk memajukan dan mengembangkan erosi genetik kearah yang positif , maka terdapat
survey berbasis konsepsional mengenai indikator keragaman genetik. Indikator tersebut antara
lain:
Pemerintah lewat Undang Undang No. 5 Tahun 1990 (tentang konservasi sumberdaya
alam hayati dan ekosistemnya) dan lewat Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 28
Tahun 2011 (tentang pengelolaan kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam) memiliki
peran untuk menjaga keragaman plasma nutfah dengan cara menetapkan suatu daerah tertentu
sebagai kawasan pelestarian alam, sehingga beberapa jenis tumbuhan bisa terus hidup dan tidak
mengalami kepunahan.
3.6. Kaitan Erosi Genetik dalam Pemuliaan Tanaman dan Pertanian
Apabila erosi genetik terjadi, proses pre-breeding akan terganggu karena berkurangnya plasma
nutfah: karena semakin beragamnya koleksi plasma nutfah pemulia tanaman, maka akan
semakin banyak calon tetua yang bisa diseleksi untuk proses perakitan varietas baru.
Genetik tanaman yang seragam akan mengganggu proses budidaya tanaman karena apabila
varietas yang sama ditanam secara terus menerus pada lahan yang sama, lama kelamaan
kualitas tanah akan menurun seiringnya waktu. Selain itu, hama dan penyakit tumbuhan akan
seragam pulayang artinya membuat tanaman lebih rentan yang berujung pada penurunan
hasil produksi. Penyakit spesifik yang virulen bahkan dapat melenyapkan satu varietas tanaman
tanpa sisa (seperti yang terjadi pada tanaman kentang di Irish oleh Phytophthora infestans).
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Erosi genetika adalah hilangnya keragaman spesies yang dapat terjadi secara cepat
bersamaan dengan bencana alam, atau perubahan lahan menjadi lahan non-pertanian yang
mengakibatkan rusaknya habitat tumbuhan. Hal tersebut bukan hanya disebabkan oleh pemulia
tanaman saja melainkan terjadi karena adanya faktor alam. Dampak yang ditimbulkan pun
tidak selalu negatif tetapi ada sedikit hal positif yang didapatkan.
Menjaga keragaman plasma nutfah suapaya tidak terjadi erosi genetik sudah diatur oleh
pemerintah juga melalui Undang Undang No. 5 Tahun 1990 (tentang konservasi sumberdaya
alam hayati dan ekosistemnya) dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 28 Tahun
2011 (tentang pengelolaan kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam).
DAFTAR PUSTAKA
National Forest Genetics Laboratory (NFGEL). 2006. What is Genetic Erosion and How Can
it be Managed. Why We Care About Genetics Vol. 11.
Van de Wouw, Mark, dkk. 2009. Genetic Erosion in Crops: Concept, Research Results and
Challenges. Jurnal Plant Genetic Resources: Characterization and Utilization
8(1): 115.
Brown, Anthony H. D. 2008. Indicators of Genetic Diversity, Genetic Erosion and Genetic
Vulnerability for Plant Genetic Resources for Food and Agriculture. Rome:
Honorary Research Fellow, Bioversity International.