Professional Documents
Culture Documents
JUNK FOOD
Disusun Oleh :
Kelompok 3
Novia Mantari ( G1A009012 )
Chyntia Putriasni K ( G1A009017)
Prasastie gita W ( G1A009023)
Gita Ika Irsantika ( G1A009030)
Kinanthi Cahyaning U ( G1A009042)
Kusnendar Irmandono ( G1A009054)
Sylviana Kuswandi ( G1A009066)
Amrina A. F (G1A009078)
Saidatun Nisa ( G1A009100)
Pramasanti Hera K ( G1A009102)
Nugroho Riski P ( G1A009114)
Belakangan ini terdengar isu daging sampah menyebar di banyak pasar di berbagai
daerah. Daging sampah yang seharusnya telah dibuang atau dijadikan makanan hewan malah
dijual kembali dengan harga yang jauh lebih murah dari daging yang masih segar. Sisa
daging yang berasal dari hotel maupun rumah makan diambil oleh pemulung kemudian
dijual ke pengolah untuk diolah kembali. Daging daging olahan tersebut lalu dijual dengan
harga yang murah.
Inti dari permasalahan sebenarnya tak bisa kita telak lagi, bahwa faktor ekonomi telah
menjadi satu-satunya pemicu kenapa orang sampai harus memutar otak bahkan sampai
berbuat curang. Kondisi perekonomian yang memprihatinkan membuat daya beli masyarakat
Indonesia menjadi terpuruk.
Daging bekas dari sisa hotel ataupun rumah makan yang diolah kembali membawa
dampak negative yang sangat besar bagi kesehatan tubuh. Dari sisi kesehatan, makanan
sampah jelas membahayakan. Daging bekas atau daging olahan sungguh berbahaya bagi
kesehatan kita. Mengkonsumsi daging yang dipungut dari sampah ini bisa menimbulkan
berbagai penyakit. Mulai dari mengakibatkan keracunan sampai kematian.
Daging bekas berbahaya jika dikonsumsi karena di dalam daging itu sudah terdapat
zat pewarna dan bakteri kuman yang terdapat di sekitar sampah dan membahayakan tubuh.
Apabila dilihat dari sudut pandang syarat makanan sehat, jelas daging sampah ini sangat tidak
layak untuk dikonsumsi.
Pentingnya mengetahui dan mendalami tentang bahaya serta efek negative makanan
sampah bagi tubuh menjadi dasar diskusi ini. Dalam diskusi akan dibahas secara lebih lanjut
permasalahan tentang makanan sampah. Selain itu juga untuk mengetahui perbedaan makanan
yang sehat dan layak untuk dikonsumsi serta makanan yang tidak layak konsumsi.
BAB II
ISI
1. SKENARIO
JUNK-FOOD
Media massa di Indonesia tiba-tiba ramai membicarakan makanan sampah. Kali ini
benar-benar makanan sampah, bukan terjemahan bebas dari junk-food.
Daging, sosis dan bakso sisa hotel dikumpulkan oleh pemulung untuk dijual kembali
ke pengumpul. Di tangan pengumpul makanan sampah tadi diolah dengan bahan-
bahan kimia berbahaya, formalin dan sebagainya. Selanjutnya makanan sampah (plus
bangkai) ini dijual ke pasar-pasar tradisional di Jakarta seharga Rp/ 3000an per plastik.
2. HASIL DISKUSI
A. Kejelasan Istilah dan Konsep
1. Junk food :
makanan yang mengandung zat-zat yang tidak sehat dan sedikit sekali nutrisinya.
makanan yang banyak mengandung gula, tepung terigu, trans dan saturated fat,
kadar garam yang tinggi, juga mengandung zat aditif seperti perasa dan pewarna
dan makanan ini sedikit sekali mengandung protein, vitamin, mineral dan serat.
2. Makanan sampah
Makanan yang diambil dari limbah restoran atau hotel yang berupa daging, bakso
dan lain lain yang dikumpulkan lalu diolah kembali dengan diberi zat pewarna
dan zat penambah rasa kemudian dijual untuk dikonsumsi lagi dengan harga yang
murah.
3. Formalin :
larutan tidak berwarna dan baunya sangat menusuk mengandung 37 %
formaldehid dalam air ditambah dengan methanol 15 % sebagai pengawet.
Formalin digunakan sebagai bahan perekat untuk kayu lapis dan desinfektan untuk
peralatan rumah sakit serta untuk pengawet mayat.
B. Pembatasan masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan makanan sehat?
2. Sebutkan syarat syarat makanan sehat ?
3. Apakah ciri ciri makanan sehat itu ?
4. Apa sajakah zat zat berbahaya yang terkandung dalam makanan sampah?
5. Bagaimana proses pengolahan daging sampah ?
6. Bagaimanakah dampak zat berbahaya tersebut bagi tubuh ?
7. Bagaimana ciri ciri makanan yang mengandung zat berbahaya ?
8. Sebutkan ciri ciri daging yang baik ?
9. Apa sajakah usaha preventive untuk makanan sampah ?
C. Penyelesaian masalah
1. Definisi makanan sehat :
makanan yang tidak menimbulkan alergi seperti produk natural yang tidak
mengandung bahan pengawet atau yang tersimpan cukup lama.
makanan yang mengandung semua zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh baik
vitamin, mineral,protein, kalsium, dan serat.
makanan yang mengandung karbohidrat, sayuran, protein, buah-buahan serta makanan
berserat tinggi.
makanan yang tidak mengandung bahan pengawet, zat pewarna, dan bahan-bahan yang
dapat menyebabkan sakit dan membawa penyakit bagi yang mengonsumsinya.
2. Syarat syarat makanan sehat :
Makanan dan hal lain harus sempat diperiksa sebelum masuk ke dalam badan.
Maksudnya, makanan dan hal lain yang hendak masuk ke dalam badan harus
sempat diindera rasa-nya dan dipikirkan pengaruhnya terhadap badan. Dengan
demikian, obat-obatan maupun infus yang disuntikkan langsung ke dalam badan
adalah hal yang tidak patut dilakukan untuk orang yang ingin dirinya bahagia.
Makanan harus dikenal ciri-cirinya. Semua jenis makanan yang dipantangkan harus
pernah dikecap rasanya agar suatu saat dapat dikenal ketika dia hendak
dimasukkan ke dalam badan.
Makanan yang dikosumsi dalam jumlah sedikit dapat menyebabkan sakit dengan
tanda dahak atau sariawan, adalah makanan yang tidak layak untuk badan.
Makanan yang rasanya sangat enak tetapi tidak diketahui komposisinya atau
disiapkan secara mendadak oleh orang yang tidak diketahui asal-usulnya dan di
tempat yang kita tidak melihatnya, sepatutnya tidak dimakan.
Makanan yang menyebabkan kita lepas kontrol atau tidak menyadari sesuatu
dengan tanda: mabuk, pingsan, mengantuk, analgesik, mati rasa, memicu tenaga,
dan yang sejenisnya; adalah makanan yang tidak layak untuk orang yang ingin
bahagia
Persyaratan makanan sehat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bagi makanan yang
dikemas maupun makanan yang tidak dikemas, yaitu antara lain :
Makanan yang dikemas
Memiliki label dan harus bermerek
Terdata memiliki nomor pendaftaran
Kemasannya tidak rusak, sobek, dan tidak menggembung
Memiliki tanggal kadaluarsa
Kemasan hanya digunakan untuk satu kali pakai
Makanan pun hendaknya bebas dari bakteri e.coli dengan batas maksimal o per 100 ml,
tidak mengandung residu pestisida yang melebihi ambang batas, serta tidak mengandung
logam berat yang melebihi ambang batas.
Ancaman potensial dari residu bahan makanan terhadap kesehatan manusia dibagi
dalam 3 katagori yaitu :
aspek toksikologis, katagori residu bahan makanan yang dapat bersifat racun
terhadap organ-organ tubuh
aspek mikrobiologis, mikroba dalam bahan makanan yang dapat mengganggu
keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan
aspek imunopatologis, keberadaan residu yang dapat menurunkan kekebalan
tubuh. Dampak negatif zat aditif terhadap kesehatan dapat secara langsung
maupun tidak
a. Formalin
Formalin adalah larutan 37 persen formadehida dalam air yang biasanya mengandung 10
– 15 persen metanol untuk mencegah polimerisasi.
Pengawet formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan bau yang sangat menusuk. Di dalam
formalin terkandung sekitar 37% formaldehid dalam air. Biasanya ditambah metanol hingga 15%
sebagai pengawet.
Formalin digunakan sebagai bahan perekat untuk kayu lapis dan desinfektan untuk peralatan
rumah sakit serta untuk pengawet mayat
b. Boraks
Boraks adalah senyawa berbentuk kristal putih, tidak berbau dan stabil pada suhu dan tekanan
normal. Dalam air boraks berubah menjadi natrium hidroksida dan asam borat. Boraks umumnya
digunakan untuk mematri logam, pembuatan gelas dan enamel, sebagai pengawet kayu, dan
pembasmi kecoa.
c. Rhodamin B
Metanil yellow adalah zat warna sintesis berbentuk serbuk berwarna kuning kecoklatan, larut
dalam air, agak larut dalam aseton. Metanil yellow umumnya digunakan sebagai indikator reaksi
netralisasi asam-basa.
Metanil yellow adalah senyawa kimia azo aromatik amin yang dapat menimbulkan tumor dalam
berbagai jaringan hati, kandung kemih, saluran pencernaan atau jaringan kulit. Jangan mewarnai
pangan dengan metanil yellow
e. Sodium
Sodium tidak boleh kebanyakan terdapat di dalam tubuh kita. Untuk ukuran orang
dewasa, sodium yang aman jumlahnya tidak boleh lebih dari 3300 miligram. Ini
sama dengan 1 3/5 sendok teh.
Pewarna kuning metanil sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit, mengenai
mata dan tertelan. Dampak yang terjadi dapat berupa iritasi pada saluran
pernafasan, iritasi pada kulit, iritasi pada mata, dan bahaya kanker pada kandung
dan saluran kemih.
Apabila tertelan dapat menyebabkan mual, muntah, sakit perut, diare, panas, rasa
tidak enak dan tekanan darah rendah. Bahaya lebih lanjutnya yakni menyebabkan
kanker pada kandung dan saluran kemih.
Formalin sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit, dan tertelan. Akibat yang
ditimbulkan berupa luka bakar pada kulit, iritasi pada saluran pernafasan, reaksi
alergi, dan bahaya kanker pada manusia. Bila tertelan formalin sebanyak 30
mililiter atau sekitar 2 sendok makan akan menyebabkan kematian.
Jika tertelan maka mulut, perut, tenggorokan akan terasa terbakar, sakit menelan,
muntah, mual, dan diare. Tidak jarang juga menyebabkan pendarahan. Dapat
mengkibatkan kerusakan hati, jantung, otak, limpa, sistem syaraf pusat dan ginjal.
Bila sodium terlalu banyak, maka dapat meningkatkan aliran dan tekanan darah
sehingga bisa membuat tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang tinggi juga akan
berpengaruh munculnya gangguan ginjal, penyakit jantung, dan stroke.
Ciri-ciri makanan yang mengandung pewarna kuning metanil antara lain makanan
berwarna kuning mencolok dan cenderung berpendar serta banyak memberikan
titik-titik warna karena tidak homogen.
Tidak lengket dan mie lebih mengkilap dibandingkan mie yang lain.
2. Tahu berformalin
Tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25 derajat celcius) dan bertahan lebih
dari 15 hari pada suhu lemari es (10 derajat celcius).
Tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25 derajat celcius)
Warna insang merah tua dan tidak cemerlang dan warna daging putih bersih. (cr1/ri)
Penggunaan suplemen
Namun penggunaan suplemen ini tidak boleh melabihi batas normal karena selain
menimbulkan efek positif juga menimbulkan efek negative bagi tubuh.
D. Sasaran belajar
Pertanyaan :
1. Bagaimana persyaratan pengolahan makanan yang baik ?
2. Bagaimana prinsip pengawetan makanan ?
3. Bagaimana cara pengawetan makanan yang baik ?
4. Bagaimana cara pengolahan daging?
5. Bagaimana cara pengolahan hasil tangkapan laut dan kali?
6. Apa saja penyakit yang dapat timbul akibat zat berbahaya dalam makanan?
7. Apakah keracunan makanan itu?
8. Bagaimana menghindari keracunan ?
9. Bagaimana menanggulangi keracuanan ?
10. Apakah yang menjadi penyebab keracunan makanan ?
Jawaban :
1. Persyaratan pengolahan makanan :
Dalam pengelolaan makanan ada 6 prinsip yang harus di perhatikan yaitu:
Keadaan bahan makanan
Semua jenis bahan makanan perlu mendapat perhatian secara fisik serta
atau rusak seperti daging, ikan, susu, telor, makanan dalam kaleng, buah, dsb.
Cara penyimpanan yang memenuhi syarat higiene sanitasi makanan adalah sebagai
berikut:
- Penyimpanan harus dilakukan ditempat khusus (gudang) yang bersih dan memenuhi
syarat
- Barang-barang agar disusun dengan baik sehingga mudah diambil, tidak memberi
kesempatan serangga atau tikus untuk bersarang, terhindar dari lalat/tikus dan
untuk produk yang mudah busuk atau rusak agar disimpan pada suhu yang dingin.
Proses pengolahan
Pada proses / cara pengolahan makanan ada tiga hal yang perlu mendapat perhatian
yaitu:
Tempat pengolahan makanan adalah suatu tempat dimana makanan diolah, tempat
pengolahan ini sering disebut dapur. Dapur mempunyai peranan yang penting
dalam proses pengolahan makanan, karena itu kebersihan dapur dan lingkungan
sekitarnya harus selalu terjaga dan diperhatikan. Dapur yang baik harus memenuhi
persyaratan sanitasi.
Oleh sebab itu penjamah makanan harus selalu dalam keadan sehat dan terampil.
Cara pengolahan makanan
Cara pengolahan yang baik adalah tidak terjadinya kerusakan-kerusakan makanan
sebagai akibat cara pengolahan yang salah dan mengikui kaidah atau prinsip-
prinsip higiene dan sanitasi yang baik atau disebut GMP (good manufacturing
practice).
Cara pengangkutan makanan yang telah masak
Pengangkutan makan dari tempat pengolahan ke tempat penyajian atau
penyimpanan perlu mendapat perhatian agar tidak terjadi kontaminasi baik dari
serangga, debu maupun bakteri. Wadah yang dipergunakan harus utuh, kuat dan
tidak berkarat atau bocor. Pengangkutan untuk waktu yang lama harus diatur
penyimpanan makanan pada suhu biasa dan tempat penyimpanan pada suhu
dingin. Makanan yang mudah membusuk sebaiknya disimpan pada suhu dingin
yaitu < 40C. Untuk makanan yang disajikan lebih dari 6 jam, disimpan dalam suhu
-5 s/d -10C.
Cara penyajian makanan masak
Saat penyajian makanan yang perlu diperhatikan adalah agar makanan tersebut
terhindar dari pencemaran, peralatan yang digunakan dalam kondisi baik dan
bersih, petugas yang menyajikan harus sopan serta senantiasa menjaga kesehatan
Freezer, yaitu mendinginkan bahan makanan pada suhu 0C, untuk bahan
makanan seperti susu, keju dan mentega.
b. Pengasapan
Cara pengasapan adalah dengan menaruh makanan dalam kotak yang kemudian
diasapi dari bawah.
Teknik pengasapan sebenarnya tidak membuat makanan menjadi awet dalam
jangka waktu yang lama, karena diperlukan perpaduan dengan teknik pengasinan
dan pengeringan.
c. Pengalengan
Sistem yang satu ini memasukkan makanan ke dalam kaleng alumunium atau
bahan logam lainnya, lalu diberi zat kimia sebagai pengawet seperti garam, asam,
gula dan sebagainya. Bahan yang dikalengkan biasanya sayur-sayuran, daging,
ikan, buah-buahan, susu, kopi, dan banyak lagi macamnya. Tehnik pengalengan
termasuk paduan teknik kimiawi dan fisika. Teknik kimia yaitu dengan memberi
zat pengawet, sedangkan fisika karena dikalengi dalam ruang hampa udara.
d. Pengeringan
Mikro organisme menyukai tempat yang lembab atau basah mengandung air. Jadi
teknik pengeringan membuat makanan menjadi kering dengan kadar air serendah
mungkin dengan cara dijemur, dioven, dipanaskan, dan sebagainya. Semakin
banyak kadar air pada makanan, maka akan menjadi mudah proses pembusukan
makanan.
e. Pemanisan
Pemanisan makanan yaitu dengan menaruh atau meletakkan makanan pada
medium yang mengandung gula dengan kadar konsentrasi sebesar 40% untuk
menurunkan kadar mikroorganisme. Jika dicelup pada konsenstrasi 70% maka
dapat mencegah kerusakan makanan. Contoh makanan yang dimaniskan adalah
seperti manisan buah, susu, jeli, agar-agar, dan lain sebagainya.
f. Pengasinan
Cara yang terakhir ini dengan menggunakan bahan NaCl atau yang kita kenal
sebagai garam dapur untuk mengawetkan makanan. Tehnik ini disebut juga dengan
sebutan penggaraman. Garam dapur memiliki sifat yang menghambat
perkembangan dan pertumbuhan mikroorganisme perusak atau pembusuk
makanan. Contohnya seperti ikan asin yang merupakan paduan antara pengasinan
dengan pengeringan.
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Makanan Sehat Mempengaruhi kecedasan Anak ditulis oleh Bayu Mukti
http://www.bayumukti.com/makanan-sehat-mempengaruhi-kecerdasan-anak/
2. Makanan Sehat yang Jadi Sampah ditulis oleh Merry Magdalena
http://netsains.com/2007/11/makanan-sehat-yang-jadi-sampah2/
3. Syarat Makanan Sehat http://www.permatapagi.com/perencanaan-hidup/perencanaan-
makanan/syarat-makanan-sehat
4. http://www.emfajar.net/chit-chat/makanan-sampah/
5. http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Prinsip%20dan%20Teknik
%20Pengawetan%20Makanan%20%28%20Pangan%20%29&&nomorurut_artikel=93
6. http://mitatea.blogspot.com/2009/03/makanan-sampah.html
7. http://www.solusisehat.net
8. http://duniaveteriner.com/2009/12/mengenal-bahaya-msg-monosodium-glutamat-
terhadap-kesehatan-masyarakat/print
9. http://www.pjnhk.go.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=58
10. http://healindonesia.wordpress.com/2008/09/06/kenali-zat-kimia-berbahaya-dalam-
makanan-2/
11. http://agills.com/seleb/bahaya-permen-zat-pewarna-sakarin
12. http://cintalestari.wordpress.com/2009/11/22/hubungan-kebiasaan-makan-junk-food-
dengan-obesitas/
13. http://dokternasir.web.id/2009/05/bahaya-fast-food.html
14. Arbor, A. 1997. Food additive can cause severe allergic reactions.
www.doctorguide.com/. Dikunjungi 3 Januari 2010.
15. Denfer, A.V. 2001. Bahan makanan tambahan (food additive). Disadur oleh Mira, S.
http://members.tripod.com/pagihp/artikel15.htm.
16. http://ilmupangan.com/index.php?option=com_content&task=view&id=64&Itemid=47
17. http://asrik.com/index.php/kesehatan/158-higiene-dan-sanitasi-makanan
18. http://organisasi.org/tehnik_dan_teknologi_pengawetan_pada_makanan_pendinginan_pengasa
pan_pengalengan_pengeringan_pemanisan_dan_pengasinan
19. http://smk3ae.wordpress.com/2008/10/16/mengenal-bahan-kimia-pengawet-makanan-dan-
bahan-tambahan-pangan/
20. http://forumhalal.wordpress.com/2008/08/15/pengawetan-makanan/
21.