Kepala UPT. Puskesmas Terbitan : 01 Peureulak Barat SPO No. Revisi : 00 Tgl. Mulai Berlaku : 03/01/2017 Halaman : 1/1 Hj.Zuraida Hanum,AM.Keb NIP:19650724 198603 2 002
1. Pengertian Keracunan makanan merupakan suatu kondisi gangguan pencernaan
yang disebabkan oleh konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi dengan zat pathogen dan atau bahan kimia misalnya Norovirus, Salmonella, Clostridium perfingens, Campylobacter, dan Staphylococcus aureus 2. Tujuan Agar petugas dapat memahami dan memberikan penanganan yang tepat pada pasien keracunan makanan. 3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. /SK/PKM/I/2017 tentang Pelayanan Gawat Darurat UPT Puskesmas Peureulak Barat. 4. Referensi Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I, 2013, halaman 64-66 5. Alat dan Bahan a. Tabung Oksigen b. Tensimeter c. Ambulance (Jika di rujuk) d. Adrenalin ampul e. Dexamethason Vial f. Jarum suntik disposibel 2,5 ml, 3 ml 6. Langkah-langkah a. Petugas menerima pasien. b. Petugas melakukan anamnesis pada pasien. c. Petugas menanyakan keluhan berupa diare akut, diare disertai darah atau lendir, nyeri perut, kram otot perut, kembung. d. Petugas menanyakan riwayat makanan/ minuman di tempat yang tidak higienis, konsumsi daging/ unggas yang tidak matang, konsumsi makanan laut mentah. e. Petugas mencuci tangan terlebih dahulu sebelum melakukan pemeriksaan. f. Petugas mengukur tanda vital pasien meliputi tekanan darah, nadi, suhu dan frekuensi pernafasan. g. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dari kepala sampai ujung kaki. Pemeriksaan fisik difokuskan untuk menilai keparahan dehidrasi. h. Petugas menemukan data tidaknya tanda-tanda tekanan darah turun, nadi cepat, mulut kering, penurunan keringat dan urine output, nyeri tekan perut dan bising usu lemah atau meningkat. i. Petugas mencuci tangan setelah melakukan pemeriksaan. j. Petugas mendiagnosa pasien keracunan makanan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. k. Petugas memberikan tata laksana terhadap hasil diagnosa berupa : 1) Self limiting, tujuan utamanya rehidrasi yang cukup dan suplemen elektrolit. Cairan rehidrasi oral dapat diberi oralit atau larutan intravena (RL atau NaCl). Obat absorben (misal kaolin pectin, aluminium hidroksida) membantu memadatkan feses diberikan bila diare tidak segera berhenti 2) Jika gejala menetap setelah 3-4 hari, etiologi spesifik harus ditentukan dengan menggunakan kultur tinja. Untuk itu harus 7.Unit terkait a. UGD, b. Laboratorium,