You are on page 1of 15

Motif Geometris

Motif tertua.
Memanfaatkan unsur-unsur dalam ilmu ukur seperti:
garis-garis lengkung dan lurus, lingkaran, segitiga, segiempat, bentuk meander, swastika, dan
bentuk pilin, patra mesir L/T dan lain-lain.
Ragam hias ini pada mulanya dibuat dengan guratan-guratan mengikuti bentuk benda yang
dihias,
Dalam perkembangannya motif ini bisa diterapkan pada berbagai tempat dan berbagai teknik,
(digambar, dipahat, dicetak).
Penerapan Motif geometris
Banyak diterapkan pada desain interior seperti desain tegel keramik, desain plafon, kaca hias,
desain teralis sebuah pagar atau jendela, wallpaper, dan lain-lain.
Motif yang dipakai dlam gambar ornamen mistar banyak dikembangkan dari bentuk-bentuk
geometris seperti, lingkaran, segitiga, segiempat, segilima, segienam dan seterusnya.
Dapat pula menggunakan motif lain, asalkan proses pembuatannya tetap menggunakan alat
bantu yang telah disebutkan di atas.
Menggambar geometri sering disebut juga dengan menggambar mistar. Gambar
mistar/geometri adalah membuat suatu gambar baik berupa hiasan atau bangun-bangun
geometris melalui konstruksi matematis dengan bantuan mistar.
Tujuan :
Melatih ketelitian dan kecermatan menggunakan alat gambar seperti menyambung garis,
membagi garis dengan tepat
Fungsi :
- Membuat hiasan berupa bangun-bangun geometris yang banyak digunakan dalam kegiatan
perancangan tekstil dan tata ruang.
- Penjelasan dari wujud suatu benda atau bangun dengan perbandingan ukuran yang akurat
sehingga mendekati wujud yang sebenarnya.
- Menjelaskan bagian-bagian konstruksi dari suatu bangun atau benda secara terperinci.
Alat :
- Pensil
- Penggaris
- Jangka
- Drawing Pen
- Rapido
Bahan : kertas
Prinsip Menggambar Geometri :
1. Membagi garis menjadi dua bagian
Trik :
- Buat garis (ukuran bebas)
- Letakkan jarum jangka di salah satu ujung garis (bukaan jangka kira-kira setengah dari garis
yang telah di buat)
- Putar di bagian atas dan bagian bawah garis
- Letakkan jarum jangka di salah satu ujung garis yang satu lagi (bukaan jangka kira-kira
setengah dari garis yang telah di buat)
- Putar di bagian atas dan bagian bawah garis
- Akan ada persinggungan garis, kemudian tarik garis dari dua titik persinggungan di bagian
atas dan bawah garis
2. Membagi sudut
Trik :
- Buat garis yang bersudut (ukuran bebas)
- Letakkan jarum jangka di ujung sudut (bukaan jangka bebas), putar jangka hingga
memotong dua garis
- Letakkan jarum jangka di salah satu titik singgung (bukaan jangka kira-kira setengah dari
titik sudut)
- Putar di bagian depan
- Letakkan jarum jangka di salah satu titik singgung yang satunya lagi (bukaan jangka tetap)
- Putar di bagian depan hingga ada titik singgung
- Tarik garis dari ujung sudut ke titik singgung
3. Membagi garis menjadi (n) bagian
Menggambar ornamen mistar atau dalam istilah kesenirupaan sering disebut juga
Menggambar Mistar Ornamen (MMO) merupakan kegiatan menggambar ornamen atau
ragam hias dengan menggunakan alat bantu mistar atau penggaris. Selain itu digunakan pula
alat bantu berupa jangka, penggaris segitiga (segitiga siku-siku yang mempunyai sudut 90,
60, 45, dan 30 derajat), mal, trekpen, rapido (dapat pula menggunakan drawing pen) yang
memiliki ukuran ketebalan garis yang tepat, maupun alat bantu lainnya guna mempermudah
pengerjaan gambar.
Dalam perkembangannya, gambar ornamen mistar saat ini banyak dibuat dengan teknik
digital melalui beberapa program yang ada dalam komputer seperti program CorelDraw,
Paint, Autocad, dan lain-lain. Akan tetapi proses pembuatan secara manual tetap diperlukan
karena tidak semua motif atau jenis gambar ornamen mistar dapat ditempuh melalui
komputer.
Dalam menggambar ornamen mistar dituntut ketelitian menggunakan teknik yang benar dan
ukuran-ukuran yang tepat karena gambar seperti ini merupakan bagian dari menggambar
teknik, seperti gambar arsitektur (interior maupun eksterior). Dengan kata lain, menggambar
ornamen mistar merupakan langkah awal untuk belajar gambar teknik seperti gambar
proyeksi dalam desain arsitektur.
Gambar ornamen mistar banyak diterapkan pada desain interior seperti desain tegel keramik,
desain plafon, kaca hias, desain teralis sebuah pagar atau jendela, wallpaper, dan lain-lain.
Motif yang dipakai dlam gambar ornamen mistar banyak dikembangkan dari bentuk-bentuk
geometris seperti, lingkaran, segitiga, segiempat, segilima, segienam dan seterusnya. Namun,
dapat pula menggunakan motif lain, asalkan proses pembuatannya tetap menggunakan alat
bantu yang telah disebutkan di atas.
Berikut ini akan dijelaskan teknik menggambar bentuk-bentuk dasar geometris yang dapat
dikembangkan menjadi motif gambar ornamen mistar:
1.Membagi garis datar menjadi dua sama panjang
- Tariklah sebuah garis A B
- Tariklah garis silang C dan D dari A dan B
- Tariklah garis tegak C dan D
2. Membagi sudut menjadi dua sama besar
- Tariklah garis A B dan A C.
- Tariklah garis lengkung D E dari A
- Tariklah garis silang F dari D dan E
- Tariklah garis A F
3. Membuat lingkaran
- Tariklah garis A B
- Buka jangka selebar garis itu dan tariklah lingkaran
4. Segitiga dalam lingkaran
- Tariklah lingkaran
- Pindahkan jarum jangka ke A dan tariklah garis lengkung
- Tariklah garis C D B
5. Segiempat miring dalam lingkaran
- Tariklah lingkaran
- Tariklah garis A C D B
6. Segiempat tegak dalam lingkaran
- Tariklah lingkaran
- Tariklah garis silang E dari A dan D
- Tariklah garis silang F dari D dan B
- Tariklah garis silang E dan F melalui titik tengah
- Tariklah garis G H I J
7. Segilima dalam lingkaran
- Tariklah lingkaran
- Tariklah lingkaran kecil dalam separoh lingkaran itu
- Tariklah garis lengkung G ke H dari E ( itulah garis yang menentukan segi-seginya).
- Tariklah garis G H I J K
8. Segienam dalam lingkaran
- Tariklah lingkaran
- Pindahkan jarum jangka ke A dan tariklah garis lengkung dari C ke F
- Pindahkan jarum jangka ke B dan tariklah garis lengkung dari D ke E
- Tariklah garis A C D B E F
9. Segitujuh dalam lingkaran
- Tariklah lingkaran
- Garis pertolongan tegak dibagi 7 sama panjang
- Tariklah garis silang C dari A dan B
- Tariklah garis C D melalui titik pembagian kedua, (itulah yang menetukan segi-seginya)
- Tariklah garis A D E F G H I
10. Segi delapan dalam lingkaran
- Tariklah lingkaran
- Tariklah garis silang E dari A dan D
- Tariklah garis silang F dari dari D dan B
- Tariklah garis A J D G B H C I
11. Segi sembilan dalam lingkaran
- Tariklah lingkaran
- Garis pertolongan tegak dibagi 9 sama panjang
- Tariklah garis silang C dari A dan B
- Tariklah garis C D melalui titik pembagian kedua ( itulah yang menentukan segi-seginya)
- Tariklah garis A D E F G H I J K
12. Segisepuluh dalam lingkaran
- Tariklah lingkaran
- Tariklah lingkaran kecil dalam separoh lingkaran itu
- Tariklah garis lengkung G ke H dari F, ( garis G F H itulah yang menentukan segi-
seginya)
- Tariklah garis G F H I J K L M M N O
13. Segi sebelas dalam lingkaran
- Tariklah lingkaran
- Garis pertolongan tegak dibagi 11 sama panjang
- Tariklah garis silang C dari A dan B
- Tariklah garis C D melalui titik pembagian kedua, ( itulah yang menentukan segi-seginya)
- Tariklah garis A D E F G H I J K L M
14. Segi duabelas dalam lingkaran
- Tariklah lingkaran
- Pindahkan jarum jangka ke A dan tariklah garis lengkung I J
- Pindahkan jarum jangka ke B dan tariklah garis lengkung K L
- Pindahkan jarum jangka ke C dan tariklah garis lengkung G H
- Pindahkan jarum jangka ke D dan tariklah garis lengkung E F
- Pindahkan garis A E I D K F B H L C J G
15. Ellips ( dua lingkaran )
- Tariklah dua lingkaran yang sama besar dan saling melalui titik tengahnya.
- Tariklah garis A B , A C , dan A D
- Tariklah garis B E dan B F
- Tariklah garis lengkung C D dari A
- Tariklah garis lengkung E F dari B.
16. Ellips ( tiga lingkaran )
- Tariklah tiga lingkaran yang sama besar dan saling melalui titik tengahnya
- Tarik garis A G, B H, C I, D J, dan E F.
- Tariklah garis lengkung I J dari E.
- Tariklah garis lengkung G H dari F
17. Bulat telur
- Tariklah lingkaran
- Tarikalah garis silang A E dan B D melalui C
- Tariklah garis lengkung E D dari C
- Tariklah garis lengkung D A dari B
- Tariklah garis lengkung E B dari A
18. Ellips ( empat lingkaran )
- Tariklah empat lingkaran yang sama besar
- Yang kedua melalui titik tengah yang pertama
- Yang ketiga mengenai garis tepi yang kedua
- Yang keempat melalui ttitik tengah yang ketiga
- Tariklah garis G C F dan F D H
- Tariklah garis I A E dan E B J
- Tariklah garis lengkung G H dari F
- Tariklah garis lengkung I J dari E.

Menggambar ornamen primitif


2.1. Pengetahuan tentang ornamen primitif
Seni hias primitif berkembang pada zaman prasejarah, yang mana tingkat kehidupan manusia
pada masanya sangat sederhana sekali dan sekaligus merupakan ciri utama, sehingga
manusianya disebut orang primitif. Hal ini berpengaruh dalam kebudayaan yang mereka
hasilkan. Mereka menghuni goa-goa, hidup berpindah-pindah (nomaden) dan berburu
binatang. Di bidang kesenian, seni hias yang dihasilkan juga sangat sederhana, namun
memiliki nilai yang tinggi sebagai ungkapan ekspresi mereka. Peninggalan karya seni yang
dihasilkan berupa lukisan binatang buruan, lukisan cap-cap tangan yang terdapat pada
dinding goa, seperti pada dinding gua Leangleang di Sulawesi Selatan. Selain karya lukisan,
terdapat juga hiasan-hiasan pada alat-alat berburu mereka yang berupa goresan-goresan
sederhana. Karya seni yang dihasilkan hanya merupakan ekspresi perasaan mereka terhadap
dunia misterius atau alam gaib yang merupakan simbolis dari perasaan-perasaan tertentu,
seperti perasaan takut, senang, sedih, dan perasaan damai. Ciri-ciri lain dari seni primitif
yaitu goresannya spontan, tanpa perspektif, dan warna-warnanya terbatas pada warna merah,
coklat, hitam, dan putih.

2.2. Penempatan ornamen primitif pada sebuah bidang

Secara garis besar motif yang digunakan untuk menyusun sebuah ornamen dibedakan
menjadi dua, yakni motif geometris dan motif organis. Motif geometris adalah bentuk-bentuk
yang bersifat teratur, terstruktur, dan terukur. Contoh bentuk geometris adalah segitiga,
lingkaran, segiempat, polygon, swastika, garis, meander, dan lain-lain. Contoh motif
geometrik:

2.3. Konsistensi pengulangan bentuk yang diterapkan pada ornamen primitif


Teknik full repeat:
menciptakan ornamen dengan menyusun motifnya melalui pengulangan secara penuh dan
konsisten

Teknik full drop repeat:

teknik penciptaan ornamen


dengan menyusun motifnya melalui pengulangan yang digeser/diturunkan kurang dari
setengahnya. Dalam arti penempatan motif selalu diturunkan kurang dari setengah posisi
motif sebelumnya.

Teknik full half repeat:

teknik penciptaan ornamen


dengan menyusun motifnya melalui pengulangan yang digeser/diturunkan setengahnya.
Dalam arti penempatan motif selalu diturunkan setengah dari posisi motif sebelumnya.
Teknik rotasi:

teknik penciptaan ornamen dengan menyusun motifnya secara berulang, memutar bertumpu
pada satu titik pusat.

Teknik reverse:

teknik penyusunan motif pada ornamen dengan cara berhadap-hadapan atau berlawanan arah
sejajar satu dengan yang lain.

Teknik interval:

teknik penyusunan ornamen dengan menempatkan motifnya secara selangseling


menggunakan dua motif berbeda.
Teknik random:

teknik penyusunan motif secara acak tanpa ada ikatan pola tertentu. Beberapa pola
ditempatkan secara menyebar bebas.

Menggambar ornamen tradisional dan klasik


3.1. Latar belakang sejarah ornamen tradisional dan klasik
Sejarah kehidupan manusia menunjukkan bahwa perkembnagan seni sejalan dengan
perkembangan penalaran pandangan hidup manusia. Hal ini dibuktikan dengan adanya
warisan budaya yang turun temurun, diantaranya adalah seni ornamen atau seni hias yang
mampu hidup dan berkembang di tengah masyarakat dan memberikan manfaat bagi
kehidupan manusia. Seni ornamen merupakan suatu ungkapan perasaan yang diwujudkan
dalam bentuk visual sebagai pelengkap rasa estetika dan pengungkapan simbolsimbol
tertentu.
Ornamen tradisional merupakan seni hias yang dalam teknik maupun pengungkapannya
dilaksanakan menurut aturan-aturan, norma-norma serta pola-pola yang telah digariskan
terlebih dahulu dan telah menjadi suau kesepakatan bersama yang akirnya diwariskan secara
turun temurun. Sesuai dengan pengertian tersebut, maka setiap karya seni yang telah
mengalami masa perkembangan dan diakui serta diikuti nilainya oleh masyarakat merupakan
suatu tradisi, adat kebiasaaan dan pola aturan yang harus ditaati, baik teknik maupun
pengungkapannya. Perjalanan sejarah ornamen tradisional sudah cukup lama berkembang.
Berbagai macam pengaruh lngkungan dan budaya lain justru semakin menambah
perbendaharaan senirupa, khususnya seni ornamen atau seni hias, sehingga munculah
berbagai ornamen yang bersifat etnis dan memiliki ciri khas tersendiri. Ornamen tradisional
yang masih hidup di masyarakat, memiliki ciri khas tertentu, antara lain:
Homogen (ada keseragaman)
Kolektif (sekumpulan motif dari beberapa daerah yang membentuk menjadi satu kesatuan
utuh sebagai motif daerah tertentu)
Komunal (motif yang dimiliki oleh daerah tertentu)
Kooperatif (kemiripan motif yang diapakai oleh masyarakat dalam daearah tertentu)
Konsevatif
Intuitif
Ekologis
Sederhana
Ciri khas tersebut dapat dilihat dari penggunaan istilah motif geometris dan organis yang
diterapkan pada suatu bidang benda, baik dua dimensi maupun tiga dimensi. Motif-motif
tersebut memiliki fungsi sebagai elemen dekorasi dan sebagai simbol-simbol tertentu. Bentuk
seni ornamen dari masa ke masa mengalami perubahan, seiring dengan tingkat perkembangan
pola pikir manusia tentang seni dan budaya. Dalam hal demikian terjadilah suatu proses
seleksi budaya yang dipengaruhi oleh peraturan dan normanorma yang berlaku di
masyarakat. Ornamen yang diminati akhirnya tetap dilestarikan secara turun-temurun dan
mejadi ornamen tradisional, yaitu seni hias yang dalam teknik maupun pengungkapannya
dilaksanakan menurut peraturan, norma, dan pola yang telah digariskan lebih dahulu dan
menjadi kesepakatan bersama serta telah diwariskan secara turun-temurun.

3.2. Ornamen tradisional dan klasik yang ada di Indonesia


Bentuk seni ornamen dari masa ke masa mengalami perubahan, seiring dengan tingkat
perkembangan pola pikir manusia mengenai seni dan budaya. Dalam hal demikian terjadilah
suatu proses seleksi budaya,yang dipengaruhi oleh peraturan dan norma-norma yang berlaku
dimasyarakat. Konsekuensinya ialah adanya bentuk ornamen yang tetap diakui dan diminati
oleh masyarakat serta adanya bentuk ornamen yang tidak diminati oleh masyarakat.

Ornamen yang diminati akhirnya tetap dilestarikan secara turun-temurun dan menjadi
ornamen tradisional, yaitu seni hias yang dalam teknik maupun pengungkapannya
dilaksanakan menurut peraturan, norma, dan pola yang telah digariskan lebih dahulu dan
menjadi kesepakatan bersama serta telah diwariskan secara turun-temurun. Contoh ornamen
tradisional dengan motif geometris, ialah ornamen yang diterapkan pada motif kain seperti:
motif kawung, parang rusak, dan Truntum. Motif merupakan jenis bentuk yang dipakai
sebagai titik tolak/gagasan awal dalam pembuatan ornamen, yang berfungsi untuk
menunjukkan perhatian, mengenali, dan memberikan kesan perasaan. Beberapa bentuk
ornamen tradisional yang ada di daerah di Indonesia:

Motif geometris adalah motif batik dengan ornamen susunan geometris dengan ciri khas
berbentuk seperti ilmu ukur biasa, seperti segiempat yang panjang atau lingkaran, contoh:
Ganggang, Kawung , golongan Banji, Ceplok. Pada motif ini juga ada yang tersusun dalam
garis miring, sehingga bentuknya berbentuk belah ketupat, seperti contohnya: golongan
parang dan udan liris.

Menggambar ornamen modern


4.1. Latar belakang ornamen modern
Ornamen modern merupakan seni hias yang berkembang dari pembaharuanpembaharuan
atau suatu bentuk seni yang dalam penggarapannya didasarkan atas cita rasa baru, proses
kreatif dan penemuan. Ornamen modern merupakan seni yang bersifat kreatif, tidak terbatas
pada objekobjek tertentu, waktu dan tempat, melainkan ditentukan oleh sikap batin
penciptanya. Terlepas ikatanikatan tradisi merupakan nafas baru dalam dunia imajinasi yang
mendorong daya kreatifitas dan mengajak seseorang ke suatu pemikiran baru.
Ciriciri ornamen modern adalah multiplied (tidak terikat pada satu aturan tertentu), yaitu:
Heterogen (tidak seragam)
Individual (menurut penciptanya).
Kompetitif (bersaing dalam mencipta untuk mencapai proses kreatif)
Progresif (tidak terikat pada aturan aturan tertentu)
Conscious (sadar akan penciptanya, tidak terpengaruh)
Gradual (mencipta secara terus menerus)
Ekologis berantai (berputar secara berantai dan terjadi perubahan perubahan dalam
prosesnya)
Complicated (rumit)
Rasional (masuk akal)
Ciri khas tersebut dapat dilihat dan diamati dan penerapan teknik pengembangan motif
geometris dan organis pada suatu bidang karya dua dimensi atau tiga dimensi. Penerapan
motif tersebut kebanyakan berfungsi sebagai elemen dekorasi dan simbolsimbol tertentu
menurut penciptanya yang kemudian disahkan oleh masyarakat tertentu.
4.2. Berbagai komposisi elemen-elemen yang artistik dan estetik

You might also like