Professional Documents
Culture Documents
M DENGAN GANGGUAN
METABOLIK ENDOKRIN DIABETES MELLITUS (DM)
WINDRYANTI KARIM
JUMRIANI THAMRIN
SUGIANTO
SARIANA
ANDI HASRIANTI
HASPIANI SAID
2010 2011
1
BAB I
TINJAUAN TEORI
A. DEFENISI
- DM adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis tmasuk heterogen dgn
manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat (sylvia A.price )
- DM adalah suatu penyakit metabolik yang menyebabkan gangguan pada pada metabolisme
karbohidrat ,lemak,dan protein sbg akibat kekurangan insulin yg tidak efektif.(ilmu kesehatan
anak)
- DM merupakan kelainan heterogen yang ditandai o/ kenaikan kadar glukosa dlm darah/
hiperglikemia (brunner & suddarth )
DM dibagi :
Primer :
* autoimun
* Idiopatik
Sekunder :
- DM Gestasional (GDM)
C. ETIOLOGI
2
a) Diabetes tipe I
ditandai dgn penghancuran sel2 pangkreas, kombinasi faktor genetik, imunologi dan
mungkin saja lingkungan (seperti infeksi virus )
b) Diabetes tipe II
2. Obesitas
Ada bukti yang menunjukan bahwa etiologi DM bermacam-macam meskipun berbagai lesi
dengan jenis yang berbeda akhirnya akan mengarah pada insufiensi insulin tetapi determinan
genetik biasanya memegang peranan penting pada mayoritas penderita DM (sylvia A.price )
IDDM destruksi sel beta pulau langerhans akibat proses autoimun sedangkan NIDDM
kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin (kapita selekta ).
D. PATOFISIOLOGI
Sebagian besar patologi diabetes mellitus dapat dikaitkan dengan satu dari tiga efek
utama kekurangan insulin sebagai berikut : (1) pengurangan penggunaan glukosa oleh sel-sel
tubuh, dengan akibat peningkatan konsentrasi glukosa darahsetinggi 300 sampai 1200
mg/hari/100/ml.(2) peningkatan mobilisasi lemak dari daerah-daerah penyimpanan lemak,
menyebabkan kelainan metabolisme lemak maupun pengendapan lipid pada dinding vaskuler
yang menyebabkan aterosklerosis.(3) pengurangan protein dalam jaringa tubuh .Akan tetapi
selain itu terjadi beberapa masalah patofiiologi pada diabetes mellitus yang tidak tampak yait
kehilangan ke dalam urine diabetes mellitus.Bila jumlah glukosa yang masuk tubulus ginjal dan
filtrasi glomerulus meningkat kira-kira diatas 225 mg.menit glukoa dalam jumlah bermakna
mulai dibuang ke dalam urine. Jika jumlah filtrasi glomelurus yang terbentuk tiap menit tetap,
maka luapan glukosa terjadi bila kadar glukoa meningkat melebihi 180 mg %.
3
E. GEJALA KLINIS
Sedangkan pada tipe II mungkin sama sekali tidak memperlihatkan gejalah apapun dan
diagnosis dibuat berdasarkan pemeriksaan darah di lab. Dan melakukan tes toleransi
glukosa.(sylvia A.price)
F. DIAGNOSIS
DM umumnya dipikirkan dengan adanya gejala khas DM berupa poliuri, polidipsi,
poliphagia, dan berat badan menurun.Jika keluhan dan gejala khas ditemukan dan
pemeriksaan glukosa darah sewaktu yang lrbih 216 mg/dl udah cukup untuk menegakkan
diagnosa.
G. PENATALAKSANAAN
1. Diet
4. Terapi insulin
5. pengawasan glukosa
H. FARMAKOTERAPI
1. Pensensitif insulin
Metformin(biguainid)
4
Terapi tunggal dgn dosis 500- 1700 mg/hari atau 3 kali pemberian (sylvia A.price)
indikasi : tidak dapat menggantikan fungsi insulin endogen dan digunakan pd terapi
diabetes tipe II
kontra indikasi : tidak boleh diberikan pd penderita dgn penyakit hasil hati berat,ginjal,dgn
uremia dan penyakit jantung kongestif.(farmakologi dan terapi)
Tiazolidinedion
Kontra indikasi : tidak dianjurkan u/ diberikan pd pasien dgn gagal jantung kongestif (sylvia
A.price)
Bila kadar glukosa tidak dapat ikontrol secara optimal dgn cara2 yg sudah dijelaskan pd
pasien diabetes toipe II, yaitu :
2. Sulfonilurea
Kontraindikasi : harus dipakai sangat hati2 pd penderita dgn gangguan fungsi hati ,dan ginjal
dan insufiensiensi endokrin ( farmakologi dan terapi )
I. KOMPLIKASI
1) Akut :
a. Hipoglikemia
b. Ketoasidosis
5
c. Diabetik
2) Kronik
c. Neuropati diabetik
6
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius. FKUI : Jakarta
7
Pengkajian Pada Tn M Dengan Gangguan Sistem Metabolik Endokrin
I. DATA UMUM
5. Komposisi keluarga :
STATUS IMUNISASI
thn
8
6. Genogram
G II 67
G II 45
?
40 38
G III
17 15
Ket :
: laki-laki
: perempuan
: meninggal
: garis perkawinan
: klien
: garis keturunan
9
KETERANGAN GENERASI :
Generasi I : ibu Klien masih hidup sedangkan ayah klien sudah meninggal karena penyakit
DM. Mertua meninggal karena faktor usia.
Generasi II : klien dengan usia 45 thn menderita penyakit DM. istrinya saat ini dalam keadaan
sehat
Generasi III : kedua anak klien tinggal bersama dengan kedua orang tuanya.
7. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn M adalah keluarga inti terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
8. Suku bangsa
Makassar - Indonesia
9. Agama
Tn M dan keluarganya beragama Islam.Mereka melaksanakan ibadah sesuai dengan
ajaran agama.
10. Status sosial ekonomi keluarga
Yang mencari nafkah adalah Tn M sebagai pegawai swasta dengan penghasilan
2.500.000/bln, cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tiap bulannya. NyJ
sebagai IRT.
11. Aktifitas rekreasi keluarga
Keluarga Tn M jarang rekreasi ke tempat tertentu, kegiatan yang dilakukannya
untuk menghibur diri adalah berkumpul dan bercanda dengan keluarga juga
menonton TV di rumah.
10
Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan (anggota ) keluarga
untuk memenuhi kebutuhan tumbang keluarga.
III. LINGKUNGAN
5. Karakteristik rumah :
- Luas Rumah :
150 m2 memiliki 3 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 dapur, 1 kamar mandi dan
ruang tengah.
- Tipe Rumah :
Jenis rumah adalah rumah permanent.
- Jumlah Ruangan :
Terdapat 7 ruangan.
- Peralatan Perabotan Rumah Tangga :
Perabot rumah tangga memadai dan tertata rapi.
- Jarak Septik Tank Dengan Sumber Air (sumur) yang digunakan : 10 meter
11
- Sumber Air Minum yang digunakan :
Air sumur yang telah dimasak.
- Pembuangan sampah :
Pembuangan sampah keluarga Tn M dilakukan dengan cara ditampung lalu
dibakar.
- Denah Rumah : U
B T
G F S
KET :
12
IV. STRUKTUR KELUARGA
V. FUNGSI KELUARGA
13
16. Fungsi Peran Kesehatan :
o Mengenal masalah kesehatan keluarga
Keluarga hanya tahu penyakit DM sama dengan kelebihan gula. Tapi tidak
tahu manifetasi, komplikasi, pola hidup yang baik untuk mencegah penyakit
DM.
o Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Keluarga tidak mampu/bingung mengambil keputusan yang tepat mengenai
tindakan kesehatan pada Tn M. karena walaupun pernah diberi obat dari
PKM, namun sekarang masih bermasalah dengan rasa lapar & nafsu makan yg
berubah sejak mnderita DM.
o Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
Keluarga kurang mampu mengatur pola hidup/makan Tn M. klg juga tdk
paham merawat luka pada kaki Tn M karena sudah diobati 1 minggu belum
sembuh-sembuh.
o Memodifikasi lingkungan untuk menjamin kesehatan keluarga
Keluarga belum mampu memodifikasi lingkungan yang dapat mendukung
penyembuhan Tn.M misalnya bagaimana mengatur perabotan rumah tangga
seperti pisau dan benda tajam lainnya pada tempatnya agar tidak melukai Tn
M.
o Memanfaatkan fasilitas layanan kesehatan disekitarnya
Tn.M sudah pernah mendapatkan pengobatan.namun malas untuk kontrol.
17. Fungsi Reproduksi :
keluarga Tn M memiliki anak 2 orang usia remaja. Keluarga tidak mrencanakan
untuk memiliki anak lagi dengan cara mengikuti program KB suntikan 3 bulan.
14
21. Strategi koping yang digunakan :
Keluarga lebih memilih berdiskusi dalam memecahkan masalah, dan sudah
menjadi pola koping dalam keluarga tersebut.
22. Strategi adaptasi difungsional yang digunakan :
15
mengikuti irama mengikuti irama mengikuti irama mengikuti irama
nafas. nafas. nafas. nafas.
PERUT :
Bising usus -menurun - - -
Nyeri Tekan -Tidak terdapat -Tidak terdapat -Tidak terdapat -Tidak terdapat
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan
KULIT :
Turgor -Kulit kering, -elastisitas kulit -elastisitas kulit - elastisitas kulit
terdapat ulkus baik, tidak ada baik,tidak ada baik,tidak ada
pada ekstremitas edema(-) lesi. edema(-) lesi. edema(-)
bawah kiri,
edema (-).
EXTREMITA
S: -tangan & kaki -tangan & kaki -tangan & kaki -tangan & kaki
Gerakan dapat digerakkan dapat digerakkan dapat digerakkan dapat digerakkan
dengan baik. dengan dengan baik. dengan baik.
-terdapat luka
kelainan kecil pd ibu jari -tak -tak -tak
kaki sebelah kiri.
LAIN LAIN
: -140/80 Mmhg -120/80 Mmhg -110/70 Mmhg -130/80 Mmhg
tekanan darah
-86 x/ mnt -90 x/ mnt -85 x/ mnt -95 x/ mnt
nadi
-18 x/ mnt -20 x/ mnt -20 x/ mnt -18 x/ mnt
respirasi
-penurunan tiba- -58 kg -45 kg -40 kg
berat badan
tiba dari 68 kg
menjadi 65 kg.
TB 170 cm
Keluarga Tn M berharap penyakit Tn M bisa sembuh dan keluarga yang lain tidak
mendapatkan masalah kesehatan yang sama.
16
IX. PROSES KEPERAWATAN
A. ANALISA DATA
17
DO :
-terdapat luka kecil pd
ibu jari kaki sebelah
kiri.
TTV :
-140/80 Mmhg
-86 x/ mnt
-18 x/ mnt
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Prioritas Masalah
18
Mudah
3 Potensial
masalah untuk di 3/3 x 1 1
cegah
tinggi
4 Menonjolnya 1/2 x 1 1
masalah
JUMLAH 4 2/3
2 Kemungkinan
masalah dapat
diubah : 2/2 x 2 2
mudah
3 Potensial
masalah untuk di
cegah 3/3 x 1 1
tinggi
4 Menonjolnya
masalah
0/2 x 1 0
Masalah tidak
dirasakan
JUMLAH 3 2/3
19
D. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
21
a sendiri.
demonstr
asikan
tekhnik
perawata
n luka
yg benar
pada
anggota
yg
dengan
luka
DM.
beri
kesempa
tan kpd
anggota
klg
untuk
melakuk
an
petrawat
an luka
DM
secara
mandiri.
22
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
23
Hasil : -18 x/ mnt
TTV : terdapat luka kecil pd ibu
-140/80 Mmhg jari kaki sebelah kiri.
klg antusias terhadap
-86 x/ mnt
terhadap tekhnik
-18 x/ mnt perawatan luka yg
-terdapat luka kecil pd ibu jari diajarkan dan
kaki sebelah kiri.
memperhatiknx dgn
seksama.
3.mengajarakn klg upaya
Klg memperhatikan
pencegahan dengan melakukan
upaya pencegahan yg
cuci tangan yang baik pada
semua orang yang berhubungan diajarkan dengan
pasiennya sendiri.
A : masalah teratasi.
Hasil :
Klg memperhatikan upaya P : pertahankan intervensi
pencegahan yg diajarkan
dengan seksama.
4.mendemonstrasikan tekhnik
perawatan luka yg benar pada
anggota yg dengan luka DM.
Hasil :
klg antusias terhadap terhadap
tekhnik perawatan luka yg
diajarkan dan memperhatiknx
dgn seksama.
24
Klg mampu melakukan
tekhnik perawatan luka yg
diajarkan dgn baik.
25