Professional Documents
Culture Documents
Indonesia merupakan sebuah negara dengan ragam terbesar, baik alam hingga manusianya.
Dalam keragamannya, manusia Indonesia memiliki ciri atau sifat yang melekat dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara mereka. Setidaknya hal tersebut yang hendak di
sampaikan Mochtar Lubis dalam pidato kebudayaan yang diadakan di Taman Ismail Marzuki
pada 6 April 1977 silam.
Mochtar Lubis sendiri merupakan seorang wartawan dan pengarang. Ia sempat menjadi
bagian dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan juga anggota International Press
Institue. Dirinya juga salah satu pendiri kantor berita Antara. Sejumlah novel karyanya juga
pernah diterbitkan dan memperoleh penghargaan. Salah satu novelnya yang terkenal adalah
Senja di Djakarta.
Mochtar Lubis, seorang jurnalis Indonesia
dalam perjalanannya ke Belanda pada 5 April 1979. (Wikicommons)
Dalam pidato kebudayaannya itu, setidaknya terdapat enam ciri manusia Indonesia yang
Mochtar Lubis sampaikan. Jakob Oetama, yang juga seorang wartawan senior serta salah
pendiri surat kabar harian Kompas mengungkapkan bahwa pidato kebudayaan Manusia
Indonesia ini mampu menjadi permulaan kerangka yang berguna untuk membangun kembali
manusia Indonesia.
Jika dibandingkan dengan kehidupan masyarakat Indonesia saat ini, apakah keenam ciri
Manusia Indonesia menurut Mochtar Lubis masih berlaku?
Ciri yang satu ini cukup menonjol di tengah kehidupan masyarakat Indonesia. Sistem feodal
di masa lalu yang menekan rakyat Indonesia menjadi sumber dari hiprokisi yang dahsyat,
baik datang dari urusan keagamaan, sosial, hingga masalah korupsi.
Agama datang untuk memperkaya kehidupan jiwa manusia Indonesia, namun tak sepenuhnya
mampu dirasakan karena dihantarkan dengan kekerasan, paksaan, hingga persekutuan dengan
kekuasaan lain. Begitu pula orang-orang yang menentang korupsi namun turut juga
melakukan korupsi.
Banyak dari manusia Indonesia yang mengatakan bahwa hukum yang diterapkan dalam
negeri ini telah bersikap adil, namun pada kenyataannya pencuri kecil masuk penjara, namun
koruptor bebas keluar masuk penjara.
Kondisi tersebut tak berubah ketika kita mengingat kasus pencurian bambu yang dilakukan
oleh sepasang nenek dan kakek di Gorontalo yang memaksa mereka disidangkan di
Pengadilan Negeri Limboto. Kontras dengan pelaku korupsi besar yang beberapa kali lolos
dari sidang.
Menurut Mochtar Lubis, kata "Bukan saya" adalah kalimat paling populer di mulut manusia
Indonesia. Kesalahan yang dilakukan oleh atasan digeser ke bawahannya, dan terus dilakukan
sampai pemegang jabatan paling bawah.
Sejumlah kasus korupsi yang terjadi di Indonesia hingga kini dilakukan tak hanya oleh
pimpinan, namuna juga merambah ke pekerja bawahan mereka. Dari kasus tersebut, diduga
ada sistem bagi hasil dari keuntungan yang didapat dari aksi korupsi mereka.
Salah satu kalimat familiar yang ada di tengah masyarakat perkotaan seperti Jakarta, terutama
kalangan menengah ke bawah adalah "Saya hanya melaksakan perintah dari atasan."
Pernyataan tersebut hingga kini masih melekat pada banyak oknum keamanan untuk sekedar
menutupi hati nurani mereka.
3. Jiwa Feodal
Salah satu tujuan dari revolusi kemerdekaan Indonesia adalah membebaskan manusianya dari
feodalisme. Namun pada kenyataannya, bentuk-bentuk feodalisme baru terus bermunculan
hingga kini.
Sikap-sikap feodalisme dapat kita lihat dari bagaimana pemerintah kita dalam urusan jabatan,
banyak yang masih mengutamakan hubungan atau kedekatan ketimbang kecakapan,
pengalaman, maupun pengetahuannya. Jiwa feodal ini tumbuh subur tak hanya di kalangan
atas, namun juga bawah.
Masalah feodalisme ini tidak lepas dalam kenyataan hidup berbangsa dan bernegara di
Indonesia kini. Politik 'bagi kursi' atau bagi-bagi jabatan yang terjadi dalam kancah politik
Indonesia adalah salah satunya.
4. Percaya Takhayul
Ciri yang satu ini tak lepas dari kebudayaan dan tradisi bangsa Indonesia. Mereka masih
percaya benda-benda disembah untuk memperoleh berkah. Tak jarang nyawa pun
dipertaruhkan sebagai bagian dari persembahan.
Sampai saat ini pun, kita masih melihat secara nyata bagaimana banyak program televisi yang
menayangkan hal-hal berbau magis dan gaib. Nyatanya, hal tersebut masih saja menghibur
manusia Indonesia saat ini.
Tak hanya tayangan berbau takhayul, pengobatan yang mengandalkan dukun dan sihir pun
masih terus dilakukan oleh masyarakat daerah di Indonesia. Kepercayaan itu terus dilakukan
meski tak ada penelitian yang mampu membuktikan keabsahannya.
Pendidikan menjadi salah satu benteng yang kuat untuk menghalau pemikirian-pemikiran
tersebut. Dengan pengetahuan yang memadai, hal tersebut akan mampu lebih dikaji ulang
agar mampu diterima secara logika.
5. Artistik
Kepercayaan yang menjadi bagian dari budaya manusia Indonesia rupanya membawa mereka
tumbuh menjadi manusia yang dekat dengan alam. Hasilnya, manusia Indonesia memiliki
daya artistik yang cukup tinggi.
Banyak hasil kerajinan masyarakat Indonesia yang diakui dunia. Sebut saja tembaga, batik,
tenun, patung kayu dan batu, hingga ukirannya. Mereka adalah bagian dari daya imaginasi
yang tumbuh subur di tengah masyarakat Indonesia.
Bagi Mochtar Lubis, ciri ini merupakan salah satu yang paling menarik dan memiliki
pesonannya sendiri. Ciri ini mampu menjadi tumpuan hari depan manusia Indonesia.
Manusia Indonesia memiliki watak yang lemah serta karakter yang kurang kuat. Dalam
sejarah Indonesia, Presiden Soekarno adalah sosok yang mampu memberikan contoh dari ciri
ini.
Terkait masalah inflasi yang pernah menyerang Indonesia, Soekarno pernah mengatakan
bahwa inflasi itu baik demi 'revolusi Indonesia'. Dampaknya, seperti yang banyak diketahui,
inflasi di Indonesia mencapai 650 persen dalam setahun setelah ia lengser dari kursi presiden.
Kegoyahan watak merupakan akibat dari ciri masyarakat dan manusia feodal juga. Hal
tersebut hingga kini masih terus ditemukan dalam manusia Indonesia untuk menyenangkan
atasan atau menyelamatkan diri sendiri.
2- Sahiihul Ibaadah /
(BENAR IBADAHNYA)
Shalatlah kamu seperti yang kamu lihat Aku shalat. (Riwayat Bukhari)
3- Matiinul Khuluq /
(KOKOH AKHLAKNYA)
Dan sesungguhnya kamu wahai Muhammad benar-benar memiliki akhlak yang agung. (Al-
Qalam : 68)
4- Qawiyyul Jismi /
(KUAT JASMANINYA)
Mumin yang kuat lebih aku cintai daripada mumin yang lemah. (Riwayat Muslim)
5- Mutsaqqaful Fikri /
(INTELEK DALAM BERFIKIR)
Katakanlah: samakah orang yang ber-ilmu dengan orang yang tidak ber-ilmu, sesungguhnya
hanya orang-orang yang ber-akallah yang dapat menerima pelajaran. (Az-Zumar : 39)
6- Mujaahidun Linafsih /
(KUAT MELAWAN HAWA NAFSUNYA)
Tidak ber-iman seseorang dari kamu, sehingga ia menjadikan hawa nafsunya tunduk pada
ajaran Islam yang aku bawa. (Riwayat al-Haakim)
Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala
perbuatannya kepada Allah sebagaimana firman-Nya yang artinya:
Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku, semua bagi Allah Tuhan semesta alam
(QS 6:162).
Karena memiliki aqidah yang salim (bersih) merupakan sesuatu yang amat penting, maka dalam
dakwahnya kepada para sahabat di Mekah, Rasulullah SAW mengutamakan pembinaan aqidah,
iman dan tauhid.
( :)
(
)
Maksud hadits:
Dari ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahawa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah
merujuk kepada sunnah Rasulullah SAW yang bermaksud tidak boleh ada unsur penambahan atau
pengurangan.
Dengan akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat.
Kerana begitu penting memiliki akhlak yang mulia bagi umat manusia, maka Rasulullah SAW diutus
untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan kepada kita akhlaknya yang agung
sehingga diabadikan oleh Allah di dalam Al- Quran,
Dan sesungguhnya kamu benar- benar memiliki akhlak yang agung (QS 68:4).
Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan
kondisi fizikal yang sihat atau kuat, apalagi berperang/ bersungguh-sungguh (jihad) di jalan Allah dan
bentuk- bentuk perjuangan lainnya. Oleh kerana itu, kesihatan jasmani harus mendapat perhatian
seorang muslim dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengubatan.
Meskipun demikian, sakit tetap kita anggap sebagai sesuatu yang wajar bila hal itu kadang-kadang
terjadi, dan jangan sampai seorang muslim sentiasa jatuh sakit. Kerana kekuatan jasmani juga
termasuk yang penting,
Mumin yang kuat lebih aku cintai daripada mumin yang lemah
(HR. Muslim).
"Mereka bertanya kepadamu tentang, khamar dan judi. Katakanlah: pada keduanya itu terdapat
dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari
manfaatnya. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: Yang lebih
dari keperluan. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir"
(QS 2:219).
Di dalam Islam, tidak ada satupun perbuatan yang harus kita lakukan, kecuali harus dimulai dengan
tindakan berfikir. Oleh itu seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman dan keilmuan yang
luas.
Dapat kita bayangkan, betapa bahayanya suatu perbuatan tanpa mendapatkan pertimbangan
pemikiran secara matang terlebih dahulu. Oleh karena itu Allah mempertanyakan kepada kita
tentang tingkatan intelektual seseorang sebagaimana firman-Nya yang bermaksud:
Bagaimana di usia 63 terlihat seperti 36? Biasakanlah setiap malam... Cara tradisional
menghilangkan kantong mata dalam 2 hari! Lihat di sini ... Ingin mengencangkan kulit wajah?
Jangan berpikir tentang operasi! Cara rumahan
Kantong di bawah mata? Hilangkan dalam 1 malam. Lihat di sini... Kulit kendur? Dengan
alat ini kulit menjadi lebih muda dalam 5 hari...Baca Wanita Jepang
mengejutkan Indonesia: agar di usia 50 terlihat 25 setiap pagi
"Katakanlah: samakah orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui, sesungguhnya
orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran"
(QS 39:9).
Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat menuntut adanya
kesungguhan dan kesungguhan itu akan ada ketika seseorang berjuang dalam melawan hawa nafsu.
Oleh kerana itu hawa nafsu yang ada pada setiap diri manusia harus dikawal supaya tunduk pada
ajaran Islam,
Waktu merupakan sesuatu yang cepat berlalu dan tidak akan pernah kembali lagi. Oleh kerana itu
setiap muslim amat dituntut untuk memanfaatkan waktunya dengan baik, sehingga waktu dapat
berlalu dengan penggunaan yang efektif, tidak ada yang sia-sia. Maka diantara yang diingatkan oleh
Nabi SAW adalah memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni
waktu hidup sebelum mati, sihat sebelum sakit, muda sebelum tua, lapang sebelum sibuk dan kaya
sebelum miskin.
Dengan kata lain, suatu urusn dikerjakan secara profesional, sehingga apapun yang dikerjakannya,
sikap profesional selalu mendapat perhatian darinya. Bersungguh-sungguh, bersemangat dan
sanggup berkorban, adanya kesinambungan dan berkongsi ilmu pengetahuan merupakan diantara
yang mendapat perhatian secara serius dalam menunaikan tugas-tugasnya.
Tak sedikit seseorang mengorbankan prinsip yang telah dipegangnya kerana tidak memiliki
kemandirian dari segi ekonomi. Kerana itu peribadi muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim
boleh saja kaya raya bahkan memang harus kaya agar dia dapat menunaikan ibadah separti haji dan
umrah, zakat, infaq, sedekah, dan mempersiapkan masa depan yang baik.
Oleh kerana itu perintah mencari nafkah amat banyak di dalam Al-Quran malah hadits berkenaan
perkara itu memilik keutamaan yang sangat tinggi. Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah
seorang muslim amat dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik, agar dengan keahliannya itu
menjadi sebab baginya mendapat rezeki dari Allah SWT, kerana rezeki yang telah Allah sediakan
harus diambil dan mengambilnya memerlukan skill atau keterampilan.
10. Naafiun Lighoirihi (Giving Contribution)
Bermanfaat bagi orang lain (nafiun lighoirihi) merupakan sebuah tuntutan kepada setiap muslim.
Manfaat yang dimaksudkan tentu sahaja manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang
disekitarnya merasakan keberadaannya kerana dirinya tadi bermanfaat besar.
Maka jangan sampai seorang muslim itu ada yang tidak saling membantu dan tidak berusaha
menjadi agen perubahan yang bermanfaat. Ini bermakna setiap muslim itu harus selalu berfikir,
mempersiapkan dirinya dan berupaya sehabis mungkin untuk dapat memberikan manfaat dalam
hal-hal tertentu sehingga jangan sampai seorang muslim itu tidak mampu mengambil peranan yang
baik dalam masyarakatnya.
Demikian secara umum keperibadian seorang muslim yang disebutkan dalam Al-Quran dan hadith,
sesuatu yang perlu kita jadikan sebagai kayu ukur pada diri kita masing-masing.
loading.