You are on page 1of 186

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN.

MC
DENGAN MASALAH UTAMA RESIKO PERILAKU KEKERASAN
DI RUANG SPESIAL PROGRAM RSJ DAERAH SAMBANG LIHUM
KABUPATEN BANJAR
TAHUN 2016

Disusun Oleh:

HARISA EMELIA.W 15149013067


JALIHA ANNISA 15149013071
M.RIZWAN SETIAWAN 15149013073

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


PROGRAM STUDI PROFESI
KEPERAWATAN NERS B
TAHUN 2016
Laporan Kasus Kelolaan Oleh Kelompok II ini

Telah Diperiksa dan Diseminarkan pada September 2016

Gambut, September 2016

Mengetahui

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Nooramaliah, S.Kep.,Ns M. Hamsani, S.Kep.,Ns

NIK. NIP. 19820113200501 1 005


LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KASUS KELOLAAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA


PADA PASIEN Tn. MC DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
RESIKO PERILAKU KEKERASAN
Diruang Program KhususBLUD Rumah Sakit Jiwa Sambang LihumProvinsi Kal-Sel
Tanggal20 Agustus s/d September2016

Oleh Kelompok II:

Harisa Emelia.W 1514 9013 067


Jaliha Annisa 1514 9013 071
M.Rizwan Setiawan 1514 9013 073

Gambut, September 2016

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Nooramaliah, S.Kep.,Ns M. Hamsani, S.Kep,Ns


NIK. NIP. 19820113 200501 1 005
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan hidayah-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan asuhan keperawatan jiwa dengan judul ASUHAN

KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN Tn. MC DENGAN DIAGNOSA

KEPERAWATAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG PROGRAM

KHUSUS RUMAH SAKIT JIWA SAMBANG LIHUM.Asuhan keperawatan jiwa ini

disusun untuk salah satu syarat untuk menyelesaikaan stase keperawatan jiwa memperoleh

derajat Profesi Ners di Universitas Muhammadiyah Banjarmasin. Dalam kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Direktur RSJ Sambang Lihum dr. H IBGDharma Putra yang telah memberi kesempatan

dan fasilitas dalam pelaksanaan Profesi Ners Keperawatan Jiwa.

2. Kedua pembimbing Nooramaliah, S.Kep., Ns dan M. Hamsani, S.Kep. Nsyang berkenan

memberikan saran dan arahan dalam penyelesaian asuhan keperawatan jiwa ini.

3. Koordinator pembimbing Murjani S. Kep. M.M yang memberi kritik dan saran sehingga

asuhan keperawatan jiwa ini menjadi semakin baik.

4. Keluarga Tn. MC (Ny. N) yang berkenan menerima kunjungan penulis untuk melakukan

home visite dan memberikan informasi.

5. Rekan sejawat, serta semua pihak atas sumbangan pikiran dan bantuan yang telah

diberikan.

Kelompok menyadari bahwa asuhan keperawatan jiwa ini masih jauh dari kesempurnaan,

akan tetapi penulis berharap asuhan keperawatan jiwa ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan.

Banjarmasin, Agustus 2016

Kelompok II Ners B Angkatan 2016/20


DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN SEMINAR............................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iv
DAFTAR ISI............................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................ 2
1.4 Manfaat .......................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi ........................................................................... 4
2.2 Faktor Predisposisi dan Presipitasi ................................. 5
2.3 Patofisiologi.. .......................................................... 6
2.4 Pohon Masalah. ............................................................... 7
2.5 Tanda dan Gejala ............................................................ 7
2.6 Mekanisme Koping.. ................................................... 8
2.7 Pemeriksaan Penunjang .................................................. 9
2.8 Penatalaksanaan Medis ................................................... 9
2.9 Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji ........ 11
2.10 Diagnosa Keperawatan ................................................... 12
2.11 Rencana Tindakan Keperawatan..................................... 12
2.12 Rencana Tindakan Keperawatan (Masalah Utama) ........ 16
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN Tn. MC DENGAN
RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG PROGRAM KHUSUS (DUAL
DIAGNOSA) RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SAMBANG LIHUM
3.1 Identitas Pasien ............................................................... 27
3.2 Alasan Masuk.................................................................. 27
3.3 Faktor Presipitasi ............................................................ 27
3.4 Faktor Predisposisi .......................................................... 28
3.5 Pemeriksaan Fisik ........................................................... 29
3.6 Psikososial....................................................................... 30
3.7 Status Mental .................................................................. 33
3.8 Kebutuhan Kesiapan Pulang ........................................... 38
3.9 Mekanisme Koping ......................................................... 41
3.10 Masalah Psikososial dan Lingkungan ............................. 41
3.11 Kurang Pengetahuan Tentang ......................................... 43
3.12 Aspek Penunjang ............................................................ 43
3.13 Daftar Masalah Keperawatan .......................................... 47
3.14 Analisa Data .................................................................... 48
3.15 Diagnosa Kperawatan ..................................................... 50
3.16 Tahap Penanganan Pasien ............................................... 51
3.17 Sistem Kategori Pasien ................................................... 52
3.18 Rencana Tindakan Keperawatan..................................... 54
3.19 Strategi Pelaksanaan ....................................................... 61
3.20 Implementasi dan Evaluasi ............................................. 62
3.21 API .................................................................................. 75
BAB VI PENUTUP
4.1 Simpulan ......................................................................... 76
4.2 Saran ............................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN

1. Strategi Pelaksanaan Pada Pasien Tn. MC Dengan Resiko Perilaku Kekerasan


Ruang Program Khusus BLUD Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum.

2. Analisa Proses Interaksi Pada Pasien Tn. MC Dengan Resiko Perilaku


Kekerasan di RuangProgram KhususBLUD Rumah Sakit Jiwa Sambang
Lihum.

3. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Perubahan presepsi sensorik Halusinansi


Melalui Kegiatan Fisik Pada Pasien Dengan Riwayat Perilaku Kekerasan Di
RuangProgram Khusus BLUD Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum.

4. Kegiatan Kunjungan Rumah (HOMEVISITE) Pada Keluarga Pasien Tn. I


dengan Resiko Perilaku Kekerasan Di Ruang Program Khusus BLUD Rumah
Sakit Jiwa Sambang Lihum.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya kekacauan
pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana individu tidak mampu menyesuaikan diri
dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat, dan lingkungan. Pengertian seseorang
tentang penyakit gangguan jiwa berasal dari apa yang diyakini sebagai faktor
penyebabnya yang berhubungan dengan biopsikososial (Stuart & Sundeen, 2007).

Menurut WHO, kesehatan jiwa bukan hanya tidak ada gangguan jiwa, melainkan
mengandung berbagai karakteristik yang positif yang menggambarkan keselarasan dan
keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadiannya. Menurut
data WHO pada tahun 2012 bahwa 450 juta orang diseluruh dunia menderita gangguan
mental, dan sepertiganya tinggal di negara berkembang, sebanyak 8 dari 10 penderita
gangguan mental itu tidak mendapatkan perawatan.

Kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global bagi setiap Negara
termasuk Indonesia. Proses globalisasi dan pesatnya kemajuan teknologi informasi
memberikan dampak terhadap nilai-nilai sosial dan budaya pada masyarakat. Di sisi
lain, tidak semua orang mempunyai kemampuan yang sama untuk menyesuaikan
dengan berbagai perubahan, serta mengelola konflik dan stres tersebut sehingga ada
sebagian orang yang memiliki gangguan jiwa. Salah satu jenis gangguan jiwa yang
banyak terjadi adalah perilaku kekerasan

Perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai atau
mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut
(Purba dkk, 2008). Menurut Stuart dan Laraia (2008), perilaku kekerasan dapat
dimanifestasikan secara fisik (mencederai diri sendiri, peningkatan mobilitas tubuh),
psikologis (emosional, marah, mudah tersinggung, dan menentang), spiritual (merasa
dirinya sangat berkuasa, tidak bermoral).

Perilaku kekerasan merupakan suatu tanda dan gejala dari gangguan skizofrenia akut
yang tidak lebih dari satu persen (Purba dkk, 2008). Perilaku kekerasan merupakan
salah satu jenis gangguan jiwa. WHO (2001) menyatakan, paling tidak ada satu dari
empat orang di dunia mengalami masalah mental. WHO memperkirakan ada sekitar
450 juta orang di dunia mengalami gangguan kesehatan jiwa. Pada masyarakat umum
terdapat 0,2 0,8% penderita skizofrenia dan dari 120 juta penduduk di Negara
Indonesia terdapat kira-kira 2.400.000 orang anak yang mengalami gangguan jiwa
(Maramis, 2004 dalam Carolina, 2008). Data WHO tahun 2006 mengungkapkan bahwa
26 juta penduduk Indonesia atau kira-kira 12-16 persen mengalami gangguan jiwa.
Berdasarkan data Departemen Kesehatan, jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia
mencapai 2,5 juta orang (WHO, 2006).

Peran perawat dalam membantu pasien perilaku kekerasan adalah dengan memberikan
asuhan keperawatan perilaku kekerasan. Pemberian asuhan keperawatan merupakan
proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerjasama antara perawat dengan pasien,
keluarga dan atau masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Keliat
BA, 2008).

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien dengan diagnosa keperawatan perilaku
kekerasan?
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melakukan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan perilaku
kekerasan.
2. Tujuan Khusus
a) Melaksanakan pengkajian pada pasien perilaku kekerasan
b) Melaksanakan intervensi pada pasien perilaku kekerasan
c) Melaksanakan implementasi pada pasien perilaku kekerasan
d) Melaksanakan evaluasi pada pasien perilaku kekerasan
e) Melaksanakan terapi aktivitas Kelompok pada pasien dengan perilaku kekerasan
f) Melaksanakan home visite pada pasien dengan perilaku kekerasan
1.4 Manfaat
Mahasiswa dapat membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien dan keluarga.
Memberikan motivasi kepada pasien untuk sembuh dan dapat melakukan aktivitas sehari-
hari secara mandiri. Memberikan dukungan kepada pasien agar dapat berinteraksi dan
bersosialisasi dengan orang lain.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan
yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain, maupun
lingkungan (fitria, 2009).

Perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai atau
mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut
(Purba dkk, 2008).

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang
membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri, maupun orang lain (Yoseph, 2007).
Ancaman atau kebutuhan yang tidak terpenuhi mengakibatkan seseorang stress berat,
membuat orang marah bahkan kehilangan kontrol kesadaran diri, misalkan: memaki-
maki orang disekitarnya, membanting-banting barang, menciderai diri dan orang lain,
bahkan membakar rumah.

Kekerasan berarti penganiayaan, penyiksaan, atau perlakuan salah. Menurut WHO


(dalam Bagong. S, dkk, 2000), kekerasan adalah penggunaan kekuatan fisik dan
kekuasaan, ancaman atau tindakan terhadap diri sendiri, perorangan atau sekelompok
orang atau masyarakat yang mengakibatkan atau kemungkinan besar mengakibatkan
memar/trauma, kematian, kerugian psikologis, kelainan perkembangan atau perampasan
hak.

Menurut Townsend (2000), amuk (aggresion) adalah tingkah laku yang bertujuan untuk
mengancam atau melukai diri sendiri dan orang lain juga diartikan sebagai perang atau
menyerang.

Menurut Stuart dan Sundeen (1995), perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana
seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri
sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan
perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif.
Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk
melukai seseorang secara fisik maupun psikologis (Berkowitz, 1993).

2.2 Faktor Predisposisi dan Presipitasi


2.2.1 Faktor Predisposisi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku kekerasan menurut
teori biologik, teori psikologi, dan teori sosiokultural yang dijelaskan oleh
Towsend (2008) adalah:
2.2.1.1 Teori Biologik
Teori biologik terdiri dari beberapa pandangan yang berpengaruh
terhadap perilaku.
a. Neurobiologik
Ada 3 area pada otak yang berpengaruh terhadap proses impuls
agresif: sistem limbik, lobus frontal dan hypothalamus.
Neurotransmitter juga mempunyai peranan dalam memfasilitasi atau
menghambat proses impuls agresif. Sistem limbik merupakan sistem
informasi, ekspresi, perilaku, dan memori. Apabila ada gangguan
pada sistem ini maka akan meningkatkan atau menurunkan potensial
perilaku kekerasan. Adanya gangguan pada lobus frontal maka
individu tidak mampu membuat keputusan, kerusakan pada
penilaian, perilaku tidak sesuai, dan agresif.Beragam komponen dari
sistem neurologis mempunyai implikasi memfasilitasi dan
menghambat impuls agresif.Sistem limbik terlambat dalam
menstimulasi timbulnya perilaku agresif.Pusat otak atas secara
konstan berinteraksi dengan pusat agresif.
b. Biokimia
Berbagai neurotransmitter (epinephrine, norepinefrine, dopamine,
asetikolin, dan serotonin) sangat berperan dalam memfasilitasi atau
menghambat impuls agresif. Teori ini sangat konsisten dengan fight
atau flight yang dikenalkan oleh Selye dalam teorinya tentang
respons terhadap stress.
c. Genetik
Penelitian membuktikan adanya hubungan langsung antara perilaku
agresif dengan genetik karyotype XYY.
d. Gangguan Otak
Sindroma otak organik terbukti sebagai faktor predisposisi perilaku
agresif dan tindak kekerasan.Tumor otak, khususnya yang
menyerang sistem limbik dan lobus temporal; trauma otak, yang
menimbulkan perubahan serebral; dan penyakit seperti ensefalitis,
dan epilepsy, khususnya lobus temporal, terbukti berpengaruh
terhadap perilaku agresif dan tindak kekerasan.
2.2.1.2 Teori Psikologik
a. Teori Psikoanalitik
Teori ini menjelaskan tidak terpenuhinya kebutuhan untuk
mendapatkan kepuasan dan rasa aman dapat mengakibatkan tidak
berkembangnya ego dan membuat konsep diri rendah.Agresi dan
tindak kekerasan memberikan kekuatan dan prestise yang dapat
meningkatkan citra diri dan memberikan arti dalam kehidupannya.
Perilaku agresif dan perilaku kekerasan merupakan pengungkapan
secara terbuka terhadap rasa ketidakberdayaan dan rendahnya harga
diri.
b. Teori Pembelajaran
Anak belajar melalui perilaku meniru dari contoh peran mereka,
biasanya orang tua mereka sendiri.Contoh peran tersebut ditiru
karena dipersepsikan sebagai prestise atau berpengaruh, atau jika
perilaku tersebut diikuti dengan pujian yang positif.Anak memiliki
persepsi ideal tentang orang tua mereka selama tahap perkembangan
awal. Namun, dengan perkembangan yang dialaminya, mereka
mulai meniru pola perilaku guru, teman, dan orang lain. Individu
yang dianiaya ketika masih kanak-kanak atau mempunyai orang tua
yang mendisiplinkan anak mereka dengan hukuman fisik akan
cenderung untuk berperilaku kekerasan setelah dewasa.
c. Teori Sosiokultural
Pakar sosiolog lebih menekankan pengaruh faktor budaya dan
struktur sosial terhadap perilaku agresif. Ada kelompok sosial yang
secara umum menerima perilaku kekerasan sebagai cara untuk
menyelesaikan masalahnya. Masyarakat juga berpengaruh pada
perilaku tindak kekerasan, apabila individu menyadari bahwa
kebutuhan dan keinginan mereka tidak dapat terpenuhi secara
konstruktif.Penduduk yang ramai /padat dan lingkungan yang ribut
dapat beresiko untuk perilaku kekerasan.Adanya keterbatasan sosial
dapat menimbulkan kekerasan dalam hidup individu.
2.2.2 Faktor Presipitasi
Faktor-faktor yang dapat mencetuskan perilaku kekerasan sering kali berkaitan
dengan (Yosep, 2009):
1.2.2.1 Ekspresi diri, ingin menunjukkan eksistensi diri atau simbol solidaritas
seperti dalam sebuah konser, penonton sepak bola, geng sekolah,
perkelahian masal dan sebagainya.
1.2.2.2 Ekspresi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisi sosial
ekonomi.
1.2.2.3 Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu dalam keluarga serta tidak
membiasakan dialog untuk memecahkan masalah cenderung melalukan
kekerasan dalam menyelesaikan konflik.
1.2.2.4 Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan
ketidakmampuan dirinya sebagai seorang yang dewasa.
1.2.2.5 Adanya riwayat perilaku anti sosial meliputi penyalahgunaan obat dan
alkoholisme dan tidak mampu mengontrol emosinya pada saat
menghadapi rasa frustasi.
1.2.2.6 Kematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan pekerjaan,
perubahan tahap
2.2.3 Rentang Respon Marah
Respons kemarahan dapat berfluktuasi dalam rentang adaptif mal adaptif.
Rentang respon kemarahan dapat digambarkan sebagai berikut : (Keliat, 2008).
2.2.3.1 Assertif adalah mengungkapkan marah tanpa menyakiti, melukai
perasaan orang lain, atau tanpa merendahkan harga diri orang lain.
2.2.3.2 Frustasi adalah respons yang timbul akibat gagal mencapai tujuan atau
keinginan. Frustasi dapat dialami sebagai suatu ancaman dan kecemasan.
Akibat dari ancaman tersebut dapat menimbulkan kemarahan.
2.2.3.3 Pasif adalah respons dimana individu tidak mampu mengungkapkan
perasaan yang dialami.
2.2.3.4 Agresif merupakan perilaku yang menyertai marah namun masih dapat
dikontrol oleh individu. Orang agresif biasanya tidak mau mengetahui
hak orang lain. Dia berpendapat bahwa setiap orang harus bertarung
untuk mendapatkan kepentingan sendiri dan mengharapkan perlakuan
yang sama dari orang lain
2.2.3.5 Mengamuk adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat disertai
kehilangan kontrol diri. Pada keadaan ini individu dapat merusak dirinya
sendiri maupun terhadap orang lain.

Respon kemarahan dapat berfluktusi dalam rentang adaptif-maladaptif.

2.3 Tanda dan Gejala


Yosep (2009) mengemukakan bahwa tanda dan gejala perilaku kekerasan adalah sebagai
berikut:
2.3.1 Fisik
2.3.1.1 Muka merah dan tegang
2.3.1.2 Mata melotot/ pandangan tajam
2.3.1.3 Tangan mengepal
2.3.1.4 Rahang mengatup
2.3.1.5 Postur tubuh kaku
2.3.1.6 Jalan mondar-mandir
2.3.2 Verbal
2.3.2.1 Bicara kasar
2.3.2.2 Suara tinggi, membentak atau berteriak
2.3.2.3 Mengancam secara verbal atau fisik
2.3.2.4 Mengumpat dengan kata-kata kotor
2.3.2.5 Suara keras
2.3.2.6 Ketus
2.3.3 Perilaku
2.3.3.1 Melempar atau memukul benda/orang lain
2.3.3.2 Menyerang orang lain
2.3.3.3 Melukai diri sendiri/orang lain
2.3.3.4 Merusak lingkungan
2.3.3.5 Amuk/agresif
2.3.4 Emosi
Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, rasa terganggu, dendam dan jengkel,
tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi, menyalahkan dan
menuntut.
2.3.5 Intelektual
Mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan, sarkasme.
2.3.6 Spiritual
Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, mengkritik pendapat orang lain,
menyinggung perasaan orang lain, tidak perduli dan kasar.
2.3.7 Sosial
Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, sindiran.
2.3.8 Perhatian
Bolos, mencuri, melarikan diri, penyimpangan seksual.

2.4 Proses Marah


Akibat dari perilaku kekerasan adalah klien dengan perilaku kekerasan dapat
menyebabkan resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Resiko
mencederai merupakan suatu tindakan yang kemungkinan dapat melukai/
membahayakan diri, orang lain dan lingkungan.

Adapun proses marah yaitu stress, cemas, marah merupakan bagian kehidupan sehari-
hari yang harus dihadapi oleh setiap individu. Stress dapat menyebabkan kecemasan
yang menimbulkan perasaan tidak menyenangkan dan terancam. Kecemasan dapat
menimbulkan kemarahan. Berikut ini digambarkan proses kemarahan :(Beck, Rawlins,
Williams, 1986, dalam Keliat, 2005).
Melihat gambar di atas bahwa respon terhadap marah dapat diungkapkan melalui 3 cara
yaitu : Mengungkapkan secara verbal, menekan, dan menantang. Dari ketiga cara ini
cara yang pertama adalah konstruktif sedang dua cara yang lain adalah destruktif.

Dengan melarikan diri atau menantang akan menimbulkan rasa bermusuhan, dan bila
cara ini dipakai terus menerus, maka kemarahan dapat diekspresikan pada diri sendiri
dan lingkungan dan akan tampak sebagai depresi dan psikomatik atau agresif dan
ngamuk.

2.5 Pathway/ Patoflowdiagram


Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan antara lain :
2.5.1 Menyerang atau menghindar (fight of flight)
Pada keadaan ini respon fisiologis timbul karena kegiatan sistem saraf otonom
beraksi terhadap sekresi epinephrin yang menyebabkan tekanan darah meningkat,
takikardi, wajah merah, pupil melebar, sekresi HCl meningkat, peristaltik gaster
menurun, pengeluaran urine dan saliva meningkat, konstipasi, kewaspadaan juga
meningkat diserta ketegangan otot, seperti rahang terkatup, tangan dikepal, tubuh
menjadi kaku dan disertai reflek yang cepat.
2.5.2 Menyatakan secara asertif (assertiveness)
Perilaku yang sering ditampilkan individu dalam mengekspresikan kemarahannya
yaitu dengan perilaku pasif, agresif dan asertif. Perilaku asertif adalah cara yang
terbaik untuk mengekspresikan marah karena individu dapat mengekspresikan
rasa marahnya tanpa menyakiti orang lain secara fisik maupun psikolgis. Di
samping itu perilaku ini dapat juga untuk pengembangan diri klien.
2.5.3 Memberontak (acting out)
Perilaku yang muncul biasanya disertai akibat konflik perilaku acting out untuk
menarik perhatian orang lain.
2.5.4 Perilaku kekerasan
Tindakan kekerasan atau amuk yang ditujukan kepada diri sendiri, orang lain
maupun lingkungan.

2.6 Mekanisme Koping


Mekanisme koping adalah tiap upaya yang diarahkan pada penatalaksanaan stress,
termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan yang
digunakan untuk melindungi diri.(Stuart dan Sundeen, 2008).
Kemarahan merupakan ekspresi dari rasa cemas yang timbul karena adanya ancaman.
Beberapa mekanisme koping yang dipakai pada klien marah untuk melindungi diri antara
lain : (Maramis, 2008)
2.6.1.1 Sublimasi : Menerima suatu sasaran pengganti yang mulia artinya di mata
masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan penyalurannya
secara normal. Misalnya seseorang yang sedang marah melampiaskan
kemarahannya pada obyek lain seperti meremas adonan kue, meninju tembok
dan sebagainya, tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan akibat rasa
marah.
2.6.1.2 Proyeksi : Menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau keinginannya
yang tidak baik. Misalnya seseorang wanita muda yang menyangkal bahwa ia
mempunyai perasaan seksual terhadap rekan sekerjanya, berbalik menuduh
bahwa temannya tersebut mencoba merayu, mencumbunya.
2.6.1.3 Represi : Mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan masuk ke
alam sadar. Misalnya seseorang anak yang sangat benci pada orang tuanya yang
tidak disukainya. Akan tetapi menurut ajaran atau didikan yang diterimanya
sejak kecil bahwa membenci orang tua merupakan hal yang tidak baik dan
dikutuk oleh Tuhan, sehingga perasaan benci itu ditekannya dan akhirnya ia
dapat melupakannya.
2.6.1.4 Reaksi formasi : Mencegah keinginan yang berbahaya bila diekspresikan,
dengan melebih-lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan
menggunakannya sebagai rintangan. Misalnya seorang yang tertarik pada teman
suaminya, akan memperlakukan orang tersebut dengan kasar.
2.6.1.5 Displacement : Melepaskan perasaan yang tertekan biasanya bermusuhan, pada
obyek yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya yang
membangkitkan emosi itu. Misalnya Timmy berusia 4 tahun marah karena ia
baru saja mendapat hukuman dari ibunya karena menggambar di dinding
kamarnya. Dia mulai bermain perang-perangan dengan temannya.

2.7 Penatalaksanaan
Yang diberikan pada klien yang mengalami gangguan jiwa amuk ada 2 yaitu:
2.7.1 Medis
2.7.1.1 Nozinan, yaitu sebagai pengontrol prilaku psikososia.
2.7.1.2 Halloperidol, yaitu mengontrol psikosis dan prilaku merusak diri.
2.7.1.3 Thrihexiphenidil, yaitu mengontrol perilaku merusak diri dan
menenangkan hiperaktivitas.
2.7.1.4 ECT (Elektro Convulsive Therapy), yaitu menenangkan klien bila
mengarah pada keadaan amuk
2.7.2 Penatalaksanaan keperawatan
2.7.2.1 Psikoterapeutik
2.7.2.2 Lingkungan terapieutik
2.7.2.3 Kegiatan hidup sehari-hari (ADL)
2.7.2.4 Pendidikan kesehatan
2.7.3 Perencanaan pulang
Perawatan dirumah sakit akan lebih bermakna jika dilanjutkan dirumah. Untuk itu
semua rumah sakit perlu membuat perencanaan pulang. Perencanaan pulang
dilakukan sesegera mungkin setelah klien dirawat dan diintegrasikan didalam
proses keperawatan.

Jadi bukan persiapan yang dilakukan pada hari atau sehari sebelum klien
pulang.Tujuan perencanaan pulang:
2.7.3.1 Menyiapkan klien dan keluarga secara fisik, psikologis dan sosial.
2.7.3.2 Klien tidak menciderai diri, orang lain dan lingkungannya.
2.7.3.3 Klien tidak terisolasi sosial
2.7.3.4 Menyelenggarakan proses pulang yang bertahap (Kelliat, 1992).

2.8 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


Asuhan keperawatan dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan
yang meliputi 4 tahapan yaitu : Pengkajian, perencanaan/intervensi,
pelaksanaan/implementasi dan evaluasi, yang masing-masing berkesinambungan serta
memerlukan kecakapan keterampilan professional tenaga keperawatan.

Proses keperawatan adalah cara pendekatan sistimatis yang diterapkan dalam


pelaksanaan fungsi keperawatan, ide pendekatan yang dimiliki, karakteristik sistimatis,
bertujuan, interaksi, dinamis dan ilmiah. Proses keperawatan klien marah adalah sebagai
berikut : (Keliat, dkk, 2008).

2.8.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dan dasar utama dari proses keperawatan.
Tahap pengkajian terdiri dari pengumpulan data, klasifikasi data, analisa data,
dan perumusan masalah atau kebutuhan klien atau diagnosa keperawatan.
2.8.1.1 Pengumpulan data
Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial dan
spiritual.
a. Aspek biologis
Respons fisiologis timbul karena kegiatan system saraf otonom
bereaksi terhadap sekresi epineprin sehingga tekanan darah
meningkat, tachikardi, muka merah, pupil melebar, pengeluaran urine
meningkat. Ada gejala yang sama dengan kecemasan seperti
meningkatnya kewaspadaan, ketegangan otot seperti rahang terkatup,
tangan dikepal, tubuh kaku, dan refleks cepat. Hal ini disebabkan oleh
energi yang dikeluarkan saat marah bertambah.
b. Aspek emosional
Individu yang marah merasa tidak nyaman, merasa tidak berdaya,
jengkel, frustasi, dendam, ingin memukul orang lain, mengamuk,
bermusuhan dan sakit hati, menyalahkan dan menuntut.
c. Aspek intelektual
Sebagian besar pengalaman hidup individu didapatkan melalui proses
intelektual, peran panca indra sangat penting untuk beradaptasi
dengan lingkungan yang selanjutnya diolah dalam proses intelektual
sebagai suatu pengalaman. Perawat perlu mengkaji cara klien marah,
mengidentifikasi penyebab kemarahan, bagaimana informasi
diproses, diklarifikasi, dan diintegrasikan.
d. Aspek social
Meliputi interaksi sosial, budaya, konsep rasa percaya dan
ketergantungan. Emosi marah sering merangsang kemarahan orang
lain. Klien seringkali menyalurkan kemarahan dengan mengkritik
tingkah laku yang lain sehingga orang lain merasa sakit hati dengan
mengucapkan kata-kata kasar yang berlebihan disertai suara keras.
Proses tersebut dapat mengasingkan individu sendiri, menjauhkan diri
dari orang lain, menolak mengikuti aturan.
e. Aspek spiritual
Kepercayaan, nilai dan moral mempengaruhi hubungan individu
dengan lingkungan. Hal yang bertentangan dengan norma yang
dimiliki dapat menimbulkan kemarahan yang dimanifestasikan
dengan amoral dan rasa tidak berdosa.
Dari uraian tersebut di atas jelaslah bahwa perawat perlu mengkaji
individu secara komprehensif meliputi aspek fisik, emosi, intelektual,
sosial dan spiritual yang secara singkat dapat dilukiskan sebagai berikut :
a. Aspek fisik: terdiri dari :muka merah, pandangan tajam, napas pendek
dan cepat, berkeringat, sakit fisik, penyalahgunaan zat, tekanan darah
meningkat.
b. Aspek emosi : tidak adekuat, tidak aman, dendam, jengkel.
c. Aspek intelektual : mendominasi, bawel, sarkasme, berdebat,
meremehkan.
d. Aspek sosial : menarik diri, penolakan, kekerasan, ejekan, humor.
2.8.1.2 Klasifiaksi data
Data yang didapat pada pengumpulan data dikelompokkan menjadi 2 macam
yaitu data subyektif dan data obyektif.Data subyektif adalah data yang
disampaikan secara lisan oleh klien dan keluarga.Data ini didapatkan melalui
wawancara perawat dengan klien dan keluarga.Sedangkan data obyektif yang
ditemukan secara nyata.Data ini didapatkan melalui obsevasi atau
pemeriksaan langsung oleh perawat.

2.8.1.3 Analisa data


Dengan melihat data subyektif dan data objektif dapat menentukan
permasalahan yang dihadapi klien dan dengan memperhatikan pohon
masalah dapat diketahui penyebab sampai pada efek dari masalah
tersebut.Dari hasil analisa data inilah dapat ditentukan diagnosa keperawatan.
Pohon masalah:

2.9 Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respons aktual dan potensial dari
individu, keluarga, atau masyarakat terhadap masalah kesehatan sebagai proses
kehidupan (Carpenito, 2000). Adapun kemungkinan diagnosa keperawatan pada klien
marah dengan masalah utama perilaku kekerasan adalah sebagai berikut :
- Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, lingkungan berhubungan dengan perilaku
kekerasan.
- Perilaku kekerasan
2.10 Rencana Tindakan Keperawatan
2.10.1 Tujuan Umum : Klien tidak melakukan perilaku kekerasan
2.10.2 Tujuan Khusus :
SP 1
2.10.2.1 Klien dapat membina hubungan saling percaya
Intervensi :
a. Bina hubungan saling percaya dengan klien, dengan menggunakan komunikasi
terapeutik yaitu beri salam atau panggil nama, perkenalkan nama perawat,
jelaskan maksud pertemuan, jelaskan tentang kontrak yang akan dibuat, beri rasa
aman dan sikap empati, lakukan kontrak singkat tapi sering.
Rasional : hubungan saling percaya sebagai dasar interaksi perawat dan klien.

2.10.2.2 Klien dapat mengidenifikasikan penyebab prilaku kekerasan


Intervensi :
a. Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya.
Rasional : Dengan memberi kesempatan mengungkapkan perasaannya dapat
mengetahui masalah yang dialami oleh klien.
b. Bantu klien untuk mengungkapkan penyebab perasaan jengkel atau kesal.
Rasional : Dengan mengungkapkan penyebab perasaan jengkel maka akan
meringankan beban pikiran.

2.10.2.3 Klien dapat mengidentifikasikan tanda dan gejala prilaku kekerasan.


Intervensi :
a. Anjurkan klien mengungkapkan apa yang dialami dan di rasakan saat ini.
Rasional : Agar dapat meringankan beban pikiran yang dialami oleh klien.
b. Observasi tanda dan prilaku kekerasan pada klien.
Rasional : Agar dapat dipantau tindakan yang dilakukan oleh klien.
c. Simpulkan bersama klien tanda dan gejala jengkel atau kesal.
Rasional : Agar dapat diketahui tanda dan gejala jengkel yang dialami oleh
klien.

2.10.2.4 Klien dapat mengidentifikasikan prilaku kekerasan yang


biasa dilakukan.Intervensi :
a. Anjurkan klien untuk mengungkapkan prilaku kekerasan yang biasa dilakukan
(verbal, pada orang lain, pada lingkungan dan pada diri sendiri).
Rasional : Dengan memberikan kesempatan untuk mengungkapkannya dapat
meringankan beban yang dialami oleh klien.
b. Bantu klien bermain peran sesuai dengan prilaku kekerasan yang biasa
dilakukan.
Rasional : Agar dapat diketahui bahwa tindakan yang dilakukan salah.
c. Bicarakan dengan klien,apakah dengan cara yang klien lakukan masalahnya
selesai.
Rasional : Agar dapat dipertimbangkan perbuatan yang dilakukannya adalah
sikap yang menyimpang atau salah.
2.10.2.5 Klien dapat mengidentifikasikan akibat prilaku kekerasan.
Intervensi :
a. Bicarakan akibat atau kerugian dari cara yang dilakukan klien.
Rasonal: Agar dapat diketahui bahwa tindakan yang dilakukan telah merugikan
dirinya sendiri
b. Bersama klien menyimpulkan akibat dari cara yang dilakukan klien.
Rasional : Agar klien termotivasi untuk mempelajari cara yang dapatmencegah
prilaku kekerasan.
c. Tanyakan kepada klien apakah ia ingin mempelajari cara baru yang sehat ?
Rasional : Agar klien termotivasi untuk mempelajari cara yang dapatmencegah
prilaku kekerasan.
SP II :

2.10.2.1 Klien dapat mendemonstrasikan cara fisik untuk mencegah prilaku


kekerasan.
Intervensi : :
a. Diskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien.
Rasional : Dengan mendiskusikan kegiatan yang biasa dilakukan dapat
memotivasi kegiatan yang baik dilakukakan.
b. Beri pujian atas kegiatan fisik yang biasa dilakukan oleh klien.
Rasional : Agar dapat meningkatkan harga diri klien.
2.10.2.2 Klien dapat mendemonstrasikan cara sosial untuk mencegah prilaku
kekerasan.
Intervensi : :
a. Diskusikan cara bicara yang baik dengan klien dan beri contoh cara
bicara yang baik dan mita klien mengikuti contoh cara bicara yang
baik.
Rasional : Dengan mendiskusikan kegiatan yang biasa dilakukan dapat
memotivasi kegiatan yang baik dilakukan.
b. Minta klien mengulang sendiri.
Rasional : Agar dapat diketahui bahwa tindakan yang dilakkan benar
atau salah.
c. Beri pujian atas keberhasilan klien.
Rasional : Agar dapat meningkatkan harga diri klien
2.10.2.3 Klien dapat mendemonstrasikan cara spritual untuk mencegah prilaku
kekerasan.
Intervensi :
a. Diskusikan dengan klien kegiatan ibadah yang pernah dilakukan.
Rasional : Dengan mediskusikan kegiatan ibadah, klien dapat
mengingat agar lien mau menerapkan kegiatan ibadah yang dilakukan.
b. Minta klien mendemonstrasikan kegiatan ibadah yang akan dilakukan.
Rasional : Dengan memberikan kesempatan untuk
mendemontrasikannya dapat diingat kegiatan ibadah yang
dilaksanakan.
c. Beri pujian atas keberhasilan Klien.
Rasional : Dapat meningkatkan harga diri klien.

SP III :
2.10.2.1 Klien dapat mendemonstrasikan kepatuhan minum obat untuk mencegah
prilaku kekerasan.
Intervensi :
a. Diskusikan dengan klien tentang jenis obat yang diminumnya (5
benar).
Rasional : Agar klien mau mematuhi peraturan minum obat.
b. Diskusikan dengan klien tentang manfaat minum obat.
Rasional : Dengan mendiskusikan manfaat minum obat dapat
merangsang keinginan klien untuk patuh minum obat.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. MC DENGAN RESIKO PERILAKU
KEKERASAN DI RUANG PROGRAM KHUSUS RS JIWA
SAMBANG LIHUM KABUPATEN BANJAR

3.1 IDENTITAS PASIEN


Nama (inisial) : Tn.MC
Umur : 31 Tahun
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status Perkawinan : Belum Menikah
Alamat : Jl. Sultan Adam Komp. Hunafa Banjarmasin
No. CM : 01.95.xx
Tanggal dirawat : 23 Juli 2016
Tanggal pengkajian : 20 Agustus 2016
Diagnose Medis : F 19.5 (Gangguan mental dan perilaku akibat
penggunaan zat psikoaktif) F.20.0 (Skezofrenia
Paranoid)
Informan : Pasien, keluarga pasien, dan rekam medik.

3.2 ALASAN MASUK, FAKTOR PRESIPITASI, PENGKAJIAN SAAT INI.


3.2.1 Alasan Masuk
Pasien mengatakan berkelahi dengan teman karena dituduh menganggu istri
temannya.Berdasarkan status rekam medik pasien dibawa ke RSJD Sambang
Lihum karena mengamuksampai memukul ibu dan adiknya.
Masalah Keperawatan: Resiko Perilaku Kekerasan.
3.2.2 Faktor Presipitasi
Pada tanggal 23 Juli 2016, saat dilakukan pengkajian awal pasien mengungkapkan
tentang penyebab masuk rumah sakit karena mengamuk dan berkelahi dengan
temannya dan kadang merusak barang. Pasien merasa tersinggung karenadituduh
temannya mencoba menganggu istri dari temannya. Perilaku kekerasan ini
disebabkan oleh pengaruh dari penggunaan obat-obatan yang dikonsumsi pasien
seperti shabu dan zinet. Pasien menggunakan obat-obatan berharap dapat
ketenangan, percaya diri dan punnya keberanian.
3.2.3 Keluhan Utama Saat Pengkajian
Pada tanggal 20 Agustus 2016, pasien sudah dirawat selama 29 hari di rumah
sakit jiwa kondisi pasien tampak stabil,kooperatif, ekspresi wajah pasien tampak
tegang, pembicaraan nyambung, pakaian sesuai dengan baju yang disediakan di
ruang Program Khusus.Pasienmengatakan bahwa pernah melakukan perilaku
kekerasan pada ibu, adik dan temannya. Penyebab perilaku kekerasan ini
dikarenakan pengaruh obat-obatan yang dikonsumsi oleh pasien. Pasien
mengatakan menggunakan obat-obatan sejak dibangku SMA kurang lebih 7 tahun
lalu.Pasien juga mengatakan pernah mendengar bisikan menyuruh untuk
mengamuk dan melakukan tindakan kekerasan, namun sekarang bisikan itu sudah
hilang. Menurut pasien apabila dirinya mengamuk maka dia akan mencoba
merusak barang disekitarnya dan mengkonsumsi obat-obatan agar perasaannya
tenang.
Masalah Keperawatan :
- Resiko Perilaku Kekerasan,
- Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran,
- Koping Induvidu Tidak Efektif

3.3 FAKTOR PREDISPOSISI


3.3.1 Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu.
Berdasarkan status rekam medik kurang lebih 8 bulan yang lalu pasien pernah
dibawa ke dr.SpKJ dengan terapi obat namun pasien tidak mau minum obat karena
merasa dirinya tidak sakit sehingga pengobatannya terputus.
3.3.2 Pengobatan Sebelumnnya
Pengobatan sebelumnya tidak berhasil. Setelah dirawat 2012 dinyatakan oleh
dokter berobat jalan, namun pasien kambuh karena putus obat.
Masalah Keperawatan: Regimen Terapeutik Inefektif
3.3.3 Riwayat Aniaya
a. Aniaya fisik
Pasien sebagai pelaku aniaya fisik, pasien mengatakan pernah berkelahi dengan
temannya karena pasien tersinggung dituduh mengganggu istri temannya
tersebut.
b. Aniaya seksual
Pasien tidak ada masalah dengan aniaya seksual baik sebagai pelaku maupun
korban seksual.
c. Penolakan
Pasien diterima keluarga namun tidak oleh lingkungan masyarakat. lingkungan
tempat tinggal menginginkan pasien tetap berada di RSJ Sambang Lihum agar
tidak mengganggu lingkungan sekitar.
d. Kekerasan dalam keluarga
Pasien sebagai pelaku kekerasan dalam keluarganya,korbannya ibu dan adik
kandungnya.
e. Tindakan kriminal
Pasien pernah ditahan waktu SMA karena mengkonsumsi obat-obatan.
Masalah keperawatan :
- Resiko Perilaku kekerasan,
- Regimen terapeutik inefektif,
- Koping Individu Tidak Efektif,

3.4 Gangguan Jiwa dalam Keluarga


Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang mengalami gangguan jiwa.

3.5 Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan


Pasien mengalami depresi sejak ayahnya meninggal.
Masalah Keperawatan : Koping Individu Tidak Efektif.
3.6 Data Fisik
a. TD : 120/90 mmHg
b. Nadi : 83 x/menit
c. Respirasi : 20 x/menit
d. Suhu : 36,6C
e. Kesadaran : Compos mentis
f. TB : 165 cm
g. BB : 75 kg
h. Keluhan fisik : Klien tidak memiliki keluhan.
3.7 Psikososial
a. Genogram

28

Keterangan :
= perempuan = cerai
= laki-laki = pasien
= meninggal 28 = umur

= tinggal serumah

Penjelasan : Pasien merupakan anak pertama dari 4 bersaudara. Semenjak


ayahnya bercerai dengan ibunya dan ayah kandungnya meninggal,
klien tinggal serumah bersama adik bungsunya.
b. Konsep diri
1) Gambaran diri
Pasien mengatakan menyukai semua yang ada pada dirinya dan tidak ada
anggota tubuh yang tidak disukainya.
2) Identitas
Pasien mengatakan namanya Tn. MC,berumur 31 tahun, pasien anak pertama
dari 4 bersaudara, pendidikan SLTA, saat ini sudah tidak bekerja, beragama
islam dan pasien puas sebagai seorang laki-laki.
3) Peran
Peran pasien sebelum sakit :
Pasien mengatakan dirinya anak pertama. Pasien sempat bekerja sebagai
karyawan swasta untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-harinmun
uangnya dihabiskan untuk membeli obat-obatan.
Peran pasien di rumah sakit :
Pasien mengatakan ikut berperan dalam beberapa kegiatan rumah sakit
seperti kegiatan morning meeting, kegiatan rehabilitas, olahraga, sholat, dan
gotong royong dalam membersihkan ruangan. Pasien mengatakan senang
melakukan kegiatan-kegiatan tersebut karena merasa dirinya cukup berguna
karena dapat membantu dalam kegiatan tersebut.
4) Ideal diri
Pasien mengatakan ingin cepat sembuh dari ketergantungan obat supaya cepat
pulang kerumah untuk berkumpul dengan keluarganya dan memperbaiki
hubungan dengan masyarakat agar bisa diterima dengan baik dilingkungan.
5) Harga diri
Pasien mengatakan tidak malu untuk berinteraksi terutama diwilayah
lingkungan tempat tinggalnya.
Masalah Keperawatan : -
c. Hubungan sosial
1) Orang yang berarti
Orang yang berarti saat ini dalam hidup pasien adalah ayah karena selalu bisa
memenuhi semua keinginannya namun semenjak ayahnya meninggal pasien
mulai depresi.
2) Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat
Dalam lingkungan masyarakat pasien tidak memiliki kegiatan di kelompok
ataupun di masyarakat, karena pasien sibuk bekerja.
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien mengatakan malu untuk berinteraksi, cenderung terlihat pendiam dan
tertutup tentang dirinya, saat berbicara kadang bisa menceritakan sesuatu yang
berbeda dari satu waktu kewaktu yang lain dan pasien lebih senang sendiri,
tampak sesekali berbincang dengan pasien lain.
Masalah Keperawatan :
- Isolasi Sosial,
- Harga Diri Rendah
d. Spiritual
1) Nilai dan keyakinan
Pasien beragama islam dan pasien meyakini akan kebenaran agamanya.
2) Kegiatan ibadah
Selama di rumah sakit pasien tidak shalat, namun selalu mengikuti kegiatan
shalat kalau ada ustadz yang datang untuk mengajarkan shalat.
3.8 Status mental
a. Penampilan
Pasien memakai pakaian yang disediakan ruangan, pasien mandi teratur 2 kali
sehari, rambut gundul, gigi tampak bersih.
b. Pembicaraan
Pembicaraan pasien sesuai, mau menjawab pertanyaan perawat, suara jelas,
pasien sering mengungkapkan tentang perilaku kekerasan yang pernah
dilakukannya seperti mengamuk, berkelahi dan memecahkan barang.
Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
c. Aktivitas motorik
Pasien tampak melakukan ADL secara mandiri seperti mandi, gosok gigi,
BAB/BAK sendiri, makan dan minum sendiri. Pasien tampak juga mengikuti
beberapa kegiatan RSJ sambang lihum seperti kegiatan morning meeting,
kegiatan rehabilitas, olahraga, sholat, dan gotong royong membersihkan ruangan.
d. Alam perasaan
Saat pengkajian pasien ada merasa sedih karena ingin cepat pulang.
e. Afek
Afek pasien sesuai, saat awal interaksi. Namun saat pengkajian , afek pasien labil,
bisa berubah jawaban ketika ditanya terus menerus tentang perilaku kekerasan
yang dilakukannya.
Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
f. Interaksi selama wawancara
Saat berinteraksi pasien kooperatif dan ada kontak mata, namun terkadang pasien
tidk mau menjawab pertanyaan.
Masalah Keperawatan:
- Resiko Perilaku Kekerasan,
g. Persepsi
Pasien mengatakan pernah mengalami tentang halusinasi yaitu pernah mendengar
bisikan seperti menyuruh untuk mengamuk dan melakukan tindakan
kekerasan,beberapa hari pertama dirawat di rumah sakit jiwa pasien masih sering
mendengar bisikan namun sekarang bisikannya sudah hilang setelah dilakukan
perawatan. Saat pengkajian halusinasi sudah hilang.
Masalah Keperawatan : Gangguan Presepsi Sensorik: Halusinasi Pendengaran
h. Proses pikir
Pasien mampu menjawab pertanyaan yang diajukan perawat dengan baik, namun
terkadang jawaban berbelit-belit.
i. Isi pikir
Pasien tidak mengalami gangguan pikir.
j. Tingkat kesadaran
Orientasi pasien terhadap orang lain, waktu dan tempat cukup baik. Pasien juga
dapat membedakan siang dan malam. Pasien dapat mengingat nama orang tuanya
dan beberapa nama perawat. Pasien mengetahui bahwa dia berada di RSJ.
k. Memori
1) Gangguan daya ingat jangka panjang
Pasien dapat mengingat kejadian maupun pengalaman yang telah terjadi bulan
lalu bahkan tahun lalu.
2) Gangguan daya ingat jangka pendek
Pasien mampu mengingat kegiatan yang dilakukan satu minggu sebelumnya
seperti hari senin (pembagian ketua), selasa (rehabilitas), rabu (TAK), kamis
(kegiatan okupasi), jumat (senam pagi), sabtu (lomba kebersihan kamar).
3) Gangguan daya ingat saat ini
Pasien mampu mengingat kegiatan yang dilakukan hari ini, Seperti: Senam.
Pasien mampu mengingat lauk pauk yang dimakan pagi tadi.
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Perhatian pasien saat berinteraksi dengan perawat maupun dengan pasien lain
baik, pasien mempertahankan kontak mata dalam setiap interaksi, pasien mampu
berhitung contoh: 50-15=35, 10+15=25. Hal ini dikarenakan pasien memiliki
tingkat pendidikan hanya sampai SLTA
m. Kemampuan penilaian
Pasien tidak mengalami gangguan penilaian dikarenakan dinilai mampu
mengambil keputusan sendiri tanpa bantuan perawat atau pasien lain seperti
gosok gigi, makan dan membersihkan diri apabila kotor.
n. Daya tilik diri
Pasien sadar bahwa dirinya sekarang sedang sakit dan dirawat, dia ingin agar
perilaku kekerasannya dapat terkontrol dan tidak ada lagi mencederai orang lain.
3.8 Mekanisme koping
Koping maladaptif pada pasien walaupun terlihat bersosialisasi dengan baik tapi lebih
banyaksuka menghabiskan waktunya sendiri, dan mengatakan lebih senang sendiri,
dan kadang-kadang saja bisa berbincang dengan pasien lain, dan belum sepenuhnya
mampu mengontrol emosinya, pasien mengatakan kadang saat emosi ingin melakukan
kekerasan dan membuat lupa cara mengontrol marah yang telah diajarkan serta
memakai obat-obatan ketika ada masalah.
Koping adaptifnya yaitu pasien kooperatif saat komunikasi,mampu mengaplikasikan
latihan yang diajarkan untuk mengontrol emosi, dan pasien juga mencoba mengontrol
emosi dengan membayangkan keluarga yang menyayanginya.
Masalah Keperawatan :
- Isolasi Sosial,
- Resiko perilaku kekerasan,
- Koping Individu tidak efektif,
3.9 Masalah psikososial dan lingkungan
a. Masalah dengan Kelompok
Pasien kurang berkomunikasi dengan tetangga disekitar, namun lebih senang
sendiri dan diam didalam rumah.
b. Masalah dengan Lingkungan
Sebelum mengamuk pasien mempunyai hubungan baik dengan orang sekitar,
namun setelah pasien mengamuk dan berperilaku kekerasan lingkungan
menghindarinya karena menyebutnya orang dengan gangguan kejiwaan.
c. Masalah dengan Pendidikan
Pasien mengatakan dirinya hanya lulusan SLTA.
d. Masalah dengan Pekerjaan
Pasien pernah bekerja sebagai develover.
e. Masalah dengan Perumahan
Pasien tidak memiliki masalah dengan perumahannya, pasien memiliki rumah
sendiri. Pasien tinggal dirumah dengan adiknya dan tinggal berpisah dengan
orang tuanya.
f. Masalah Ekonomi
Ekonomi keluarga ditanggung oleh ibunya yang bekerja diperusahaan kelapa
sawit dan penghasilan setiap bulannya cukup digunakan untuk biaya hidup sehari-
hari keluarga.
g. Masalah dengan pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan seperti puskesmas yang tersedia didaerah lingkungan
perumahan cukup dekat kurang lebih 3 kilometer dari rumah pasien dan pasien
tidak pernah berobat disana. Karena dipuskesmas tersebut tidak ada pelayanan
kesehatan jiwa.
3.10 Pengetahuan kurang tentang
a. Penyakit Jiwa
Pasien tahu dia sedang berobat tapi tidak mengetahui apa penyakit jiwa yang
dideritanya.
b. Penyakit Fisik
Pasien tidak mengalami penyakit fisik
c. Obat-obatan
Pasien tidak mengetahui tentang obat-obatan terapi yang digunakannya dan
kegunaannya
d. Faktor Presipitasi
Pasien mengatakan perilaku kekerasan yang dilakukannya diakibatkan oleh rasa
tersinggung karena dituduh menggangu istri temannya dan akibat pengaruh obat-
obatan yang dikonsumsi pasien selama ini.
e. Koping
Pasien mengatakan saat ada masalah darinya lebih banyak diam dan tidak mau
bercerita tentang masalahnya kepada orang lain serta mengonsumsi obat-obatan
berharap agar masalah yang dihadapi nya berkurang.
f. Sistem Pendukung
Pasien mengatakan keluarga di rumah sering mengajaknya pergi ke kegiatan
keagamaan, tapi pasien menolak ajakan dari keluarganya.
Masalah Keperawatan : Koping Individu Tidak Efektif
3.11 Aspek medik
a. Diagnosa Medis
F.19.5 + f. 20.0
Penjelasan : F.19.5 sering disebut dengan gangguan mental danperilaku akibat
penggunaan psikoaktif.
Gangguan ini bervariasi luas dan berbeda tingkat keparahannya (dari intoksikasi
tanpa komplikasi dan pengunaan yang mencurigakan sampai gangguan psikotik
yang jelas dan demensia, tetapi semua itu diakibatkan oleh karena pengunaan satu
atau lebih zat psikoaktif) dengan atau tanpa resep dokter. Seseorang yang
menderita diagnosa ini biasanya memiliki ciri-ciri:
1. Arus pikir yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
2. Perilaku katatonik seperti gaduh dan gelisah
3. Emosi yang tidak stabil
F. 20.0 sering disebut dengan Skezofrenia Paranoid. Skizofrenia paranoid adalah
salah satu dari beberapa jenis skizofrenia, yaitu suatu penyakit mental yang kronis
di mana seseorang kehilangan kontak dengan kenyataan/ realitas (psikosis).
Gambaran umum dari skizofrenia paranoid adalah adanya delusi (waham) dan
mendengar hal-hal yang tidak nyata. Penderita dengan skizofrenia paranoid,
kemampuan mereka dalam berpikir dan berfungsi dalam kehidupan sehari-hari
mungkin lebih baik dibandingkan dengan jenis lain dari skizofrenia. Mereka
mungkin tidak memiliki banyak masalah dengan emosi, ingatan, konsentrasi.
Namun, skizofrenia paranoid adalah suatu kondisi serius, sering seumur hidup
yang dapat menyebabkan banyak komplikasi, termasuk perilaku bunuh diri.

b. Terapi Medik
Nama Obat Dosis Indikasi Kontra Indikasi Efek Samping

Clozapine 3 x 25 Skizofrenia yang Gangguan fungsi Lesu,


mg tidak responsif sum-sum tulang,
mengantuk,
psikosis alkohol
pusing,
sakitkepala,
mual dan muntah
HLP (Haldol: 3 x 5 mg Gangguan Gangguan Hipertoniaototdange
haloperidol 2 mg, cemas, gagap, neurologis dan metar, akatisia,
5 mg gangguan GI, gejala piramidal spasmeotot,
maniak, atau
hipotensiortostatik,
ekstrapiramidal,
skizofrenia akut
koma, depresi SSP hepatitis kolestatik
dan kronik,
berat.
paranoid,
gangguan
perilaku dan
kepribadian
pada anak.
THP 3 x 2 mg Adjuvant dalam Hipersensitivitas, lesu, gelisah,
(Trihexsipenidil) penatalaksanaan mengantuk,
glaukoma sudut
sindrome ototlemas,
sempit,
parkinson akibat penglihatanburam.
berbagai perdarahan akut,
penyebab,
termasuk takikardia akibat
parkinsonisme insufisiensi
akibat obat. jantung,
tirokositosis,
diketahui intoleran
terhadap alkohol.

Elizac 1 x 20
mg

c. Pemeriksaan Laboratorium : tanggal 23 Juli 2016


Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 15,6 12,00-15,60 g/dl
Leukosit 10.800* 4,65-10,3 ribu/uL
Eritrosit 5,9* 4,00-5,30 juta/uL
Hematokrit 48* 37,00-47,00 vol%
Trombosit 304 150-450 ribu/uL
MCV, MCH, MCHC
MCV 81 75,0-96,0 Fl
MCH 27 28,0-32,0 Pg
MCHC 33 30,0-37,0 %

HITUNG JENIS
Granulosit 80* 40,0-75,0 %
Limfosit% 19* 25,0-40,0 %
MID% 1* 4,0-11,0 %
KIMIA DARAH
GDS 77 <150 mg/dL
SGOT 69* 15-40 U/l
SGPT 44* 10-40 U/l
GINJAL
Ureum 17 6-20 mg/dl
Creatinin 1,4 0,9-1,4 mg/dl
WIDAL
S.Typhi O Negatif Negatif
S.Typhi H Negatif Negatif
S.Paratyphi A Negatif Negatif
S.Paratyphi B Negatif Negatif
LAIN-LAIN
HBsAg Negatif Negatif
NAPZA
Amphetamine (-) Negatif
Benzodiazepine (-) Negatif
Metamphetamine (-) Negatif

d. Riwayat Penggunaan Obat-obatan


Jenis Zat Cara Pakai Frekuensi Lama Terakhir
Pemakaian Pemakaian Memakai
Shabu-shabu Isap 1 paket 5 tahun 1 minggu
sebelum masuk
RSJ sambaing
lihum
Inex Oral/minum - 5 tahun 2014
Zenith Oral/minum 6-7 butir 1 bulan Bulan Juli / saat
ramadhan

3.12 Analisa data

No Data Masalah

1 DS : Resiko Perilaku
Kekerasan
- Pasien mengatakan pernah mengamuk dan
memukuli tetangganya karena tetangganya
mengganggu istrinya.
- Pasien mengatakan tidak mengetahui cara
mengontrol perilaku kekerasan.
DO :

- Berdasarkan status rekam medik pasien dibawa ke


RSJD Sambang Lihum karena mengamuk, klien
mengamuk dan memukuli tetangga dikarenakan
istrinya diganggu oleh tetangga.
- Pasien mampu menceritakan perilaku kekerasan
yang pernah dilakukannya.
- Pembicaraan pasien jelas.
- Raut wajah pasien tampak kesal apabila bercerita
pengalaman tentang sesuatu yang memuatnya kesal
: perceraian orang tua, ditinggalkan oleh istri
pertama.
2 DS: Gangguan persepsi
- Pasien mengatakan sebelumnya pernah sensori:Halusinasi
mendengar suara bisikan-bisikan. pendengaran
- Pasien mengatakan bisikan tersebutmenyuruh
untuk mengamuk dan melakukan kekerasan.
- Pasien mengatakan tidak mengetahui cara
mengontrol halusinasi.
- Pasien mengatakan selama di rawat di rsj
Sambang Lihum halusinasi pendengaran sudah
hilang.
- DO :

- Saat pengkajian pasien tampak tenang, kurang


kooperatif, kontak mata dengan perawat ada
tetapi terkadang pasien menunduk.
- Pasien mampu bercerita tentang halusianasi
yang pernah dialaminya
- Berdasarkan data asuhan keperawatan jiwa
diruang Program Khusus pasien tidak lagi
mengalami gangguan halusinasi pendengaran
3 DS : Gangguan konsep
diri: harga diri
- Pasien mengatakan malu untuk berinteraksi
rendah
terutama diwilayah lingkungan tempat
tinggalnya yang sering membicarakan tentang
gangguan jiwa yang dideritanya.
DO :
- Pasien diruangan tampak lebih sering sendiri
- Tampak sesekali berbincang dengan pasien
lain
4 DS : Isolasi Sosial
- Pasien mengatakan dalam lingkungan
masyarakat tidak memiliki kegiatan di kelompok
ataupun di masyarakat.
- Pasien mengatakan dirinya cenderung pendiam
dan tertutup
- Pasien mengatakan lebih senang sendiri, tampak
sesekali berbincang dengan pasien lain.

DO:
- Pasien terlihat hanya aktif menjawab apabila
ditanya
- Pasien terkadang menceritakan sesuatu namun
akan berubah-ubah dari satu waktu ke waktu
yang lain seperti ada yang ingin ditutupi
5 DS: Koping Induvidu
Tidak Efektif
- Pasien mengatakan pernah menggunaan obat-
obatan zinet, dextro dan shabu.
- Pasien mengatakan menggunakan obat-obatan
setelah lulus dibangku SMA kurang lebih 7
tahun.
- pasien mengatakan menggunakan obat-obatan
berharap dapat menghilangkan masalah-masalah
yang dihadapi pasien yaitu perceraian orang tua
dan ditinggalkan oleh istri pertama.
DO:

- Berdasarkan status rekam medik pasien pernah


menggunakan obat-obatan yang seperti zinet,
dextro,dan riwayat menggunakan shabu sejak 7
tahun lalu.
6 DS : Inefektif regimen
terapeutik
- Pengobatan sebelumnya tidak berhasil. Setelah
dirawat 2009 dinyatakan oleh dokterberobat jalan,
namun pasien sering kambuh karena putus obat.
DO :

- Keluhan masuk RS terakhir tanggal 02Juni 2016

3.13Masalah keperawatan
a. Resiko Perilaku Kekerasan
b. Gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran
c. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
d. Isolasi Sosial
e. Koping induvidu tidak efektif
f. Inefektif regimen terapeutik

3.14 Pohon masalah

Resiko Perilaku Kekerasan

Perilaku Kekerasan

Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi


Pendengaran
NAPZA

Isolasi Sosial

Gangguan Konsep Diri : HDR

Koping Individu Tidak Efektif


R. Rencana Tindakan Keperawatan
Dx Perencanaan
No.
Tgl Keperawata
Dx
n Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Resiko TUM: Klien dapat 1. Setelah 1kali 1. Bina hubungan saling BHSP merupakan
perilaku berinteraksi interaksi, klien percaya dengan suatu langkah
kekerasan dengan orang lain menunjukkan tanda- menggunakan prinsip awal dalam
tanda percaya komunikasi terapeutik: interaksi dengan
kepada/terhadap Beri salam saat klien. Dengan
TUK: perawat: berinteraksi BHSP yang baik
o Wajah cerah, Perkenalkan nama, diharapkan
1. Klien dapat tersenyum nama panggilan asuhan
membina o Mau berkenalan perawat dan tujuan keperawatan yang
hubungan saling o Ada kontak mata perawat berkenalan dijalankan akan
percaya dengan o Bersedia Tanyakan dan panggil mudah terlaksana.
perawat menceritakan nama kesukaan klien
perasaan Tunjukkan sikap jujur
o Bersedia dan menepati janji
mengungkapkan setiap kali berinteraksi
masalahnya Tanyakan perasaan
klien dan masalah yang
dihadapi klien
Buat kontrak interaksi
yang jelas
Dengarkan dengan
penuh perhatian
ekspresi perasaan klien
2. Klien dapat 2. Setelah 1 kali interaksi, 2. Bantu klien Member
mengidentifikasi klien menyebutkan mengungkapkan perasaan kesempatan untuk
penyebab perilaku penyebab perilaku marahnya: mengungkapkan
kekerasan yang kekerasan yang 1. Motivasi klien untuk perasaannya
dilakukannya dilakukan: menceritakan dapat membantu
o Menceritakan penyebab rasa kesal mengurangi stress
penyebab perasaan atau jengkelnya dan penyebab
jengkel/kesal baik 2. Dengarkan tanpa perasaan
dari diri sendiri menyela atau memberi jengkel/kesal
maupun penilaian setiap dapat diketahui
lingkungannya ungkapan perasaan
klien

3. Klien dapat 3. Setelah 1 kali 3. Bantu klien Mengetahui hal


mengidentifika interaksi, klien mengungkapkan tanda- yang dialami dan
si tanda-tanda menceritakan keadaan tanda perilaku kekerasan dirasakan saat
perilaku o Fisik : mata merah, yang dialaminya: jengkel atau
kekerasan tangan mengepal, marah
ekspresi tegang, 1. Motivasi klien
dan lain-lain. menceritakan kondisi
o Emosional : fisik saat perilaku
perasaan marah, kekerasan terjadi
jengkel, bicara 2. Motivasi klien
kasar. menceritakan kondisi
o Sosial : emosinya saat terjadi
bermusuhan yang perilaku kekerasan
dialami saat terjadi 3. Motivasi klien
perilaku menceritakan kondisi
kekerasan. psikologis saat terjadi
perilaku kekerasan
4. Motivasi klien
menceritakan kondisi
hubungan dengan orang
lainh saat terjadi perilaku
kekerasan
4. Klien dapat 4. Setelah 1 kali 4. Diskusikan dengan klien Mengeksplorasi
mengidentifika interaksi, klien dapat perilaku kekerasan yang perasaan klien
si jenis perilaku menjelaskan: dilakukannya selama ini: terhadap perilaku
kekerasan yang o Jenis-jenis ekspresi kekerasan yang
pernah kemarahan yang 1. Motivasi klien biasa dilakukan
dilakukannya selama ini telah menceritakan jenis-jenis dan dengan
dilakukannya tindak kekerasan yang bantuan perawat
o Perasaannya saat selama ini permah bisa membedakan
melakukan dilakukannya. perilaku
kekerasan 2. Motivasi klien konstruktif dan
o Efektivitas cara menceritakan perasaan dekstruktif
yang dipakai dalam klien setelah tindak
menyelesaikan kekerasan tersebut
masalah terjadi
3. Diskusikan apakah
dengan tindak kekerasan
yang dilakukannya
masalah yang dialami
teratasi.
5. Klien mampu 5. Setelah 1 kali 5. Diskusikan dengan klien Dengan
mengidentifika interaksi, klien dapat akibat negatif (kerugian) mengetahui
si akibat menjelaskan akibat cara yang dilakukan pada: akibat perilaku
perilaku tindak kekerasan yang kekerasan
kekerasan dilakukannya 1. Diri sendiri diharapkan klien
o Diri sendiri : luka, 2. Orang lain/keluarga dapat merubah
dijauhi teman, dll 3. Lingkungan perilaku
o Orang dekstruktif yang
lain/keluarga : dilakukan
luka, tersinggung, menjadi perilaku
ketakutan, dll konstruktif
o Lingkungan :
barang atau benda
rusak dll
6. Klien dapat 6. Setelah 5 kali 6. Diskusikan dengan klien: Membantu klien
mengidentifik pertemuan, klien dapat untuk
asi cara menjelaskan tentang: 1. Apakah klien mau menggunakan
konstruktif o Menjelaskan cara- mempelajari cara baru untuk
dalam cara sehat mengungkapkan marah mengungkapkan
mengungkapk mengungkapkan yang sehat marah secara
an kemarahan marah 2. Jelaskan berbagai sehat
alternatif pilihan untuk
mengungkapkan marah
selain perilaku kekerasan
yang diketahui klien.
3. Jelaskan cara-cara sehat
untuk mengungkapkan
marah:
Cara fisik: nafas dalam,
pukul bantal atau kasur,
olah raga.
Verbal:
mengungkapkan bahwa
dirinya sedang kesal
kepada orang lain.
Sosial: latihan asertif
dengan orang lain.
Spiritual:
sembahyang/doa, zikir,
meditasi, dsb sesuai
keyakinan agamanya
masing-masing
7. Klien dapat 7.Setelah 1 kali interaksi 7.1. Diskusikan cara yang Mengajarkan
mendemonstras klien memperagakan cara mungkin dipilih dan pasie untuk
ikan cara mengontrol perilaku anjurkan klien memilih menggunakan
mengontrol kekerasan: cara yang mungkin untuk cara yang tepat
perilaku mengungkapkan untuk
kekerasan Fisik: tarik nafas kemarahan. mengungkapkan
dalam, memukul marah
bantal/kasur 7.2.Latih klien
Terapi memperagakan cara yang
obat/farmakoterapi dipilih:
Verbal: 4. Meragakan cara
mengungkapkan melaksanakan cara yang
perasaan dipilih.
kesal/jengkel pada 5. Jelaskan manfaat cara
orang lain tanpa tersebut
menyakiti 6. Menganjurkan klien
Spiritual: menirukan peragaan
zikir/doa, meditasi yang sudah dilakukan.
sesuai agamanya 7. Beri penguatan pada klien,
perbaiki cara yang masih
belum sempurna
7.3.Anjurkan klien
menggunakan cara yang
sudah dilatih saat
marah/jengkel
8. Klien 8.Setelah 1kali pertemuan 8.1.Diskusikan pentingnya Meningkatkan
mendapat keluarga: peran serta keluarga peran serta
dukungan sebagai pendukung klien keluarga dalam
keluarga untuk Menjelaskan cara untuk mengatasi perilaku membantu klien
mengontrol merawat klien kekerasan. meningkatkan
perilaku dengan perilaku kesehatan
kekerasan kekerasan 8.2. Diskusikan potensi
Mengungkapkan keluarga untuk
rasa puas dalam membantu klien
merawat klien mengatasi perilaku
kekerasan
8.3.Jelaskan pengertian,
penyebab, akibat dan
cara merawat klien
perilaku kekerasan yang
dapat dilaksanakan oleh
keluarga.
8.4.Peragakan cara merawat
klien (menangani PK )
8.5.Beri kesempatan keluarga
untuk memperagakan
ulang
8.6. Beri pujian kepada
keluarga setelah
peragaan
8.7. Tanyakan perasaan
keluarga setelah
mencoba cara yang
dilatihkan
S. Catatan Perkembangan
No Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan
/Jam
1 Kamis/30 Juni Resiko Perilaku SP 1 S:
2016/ 11.00 Kekerasan
1) Diskusikan bersama pasien penyebab Pasien mengatakan namanya
WITA
PK saat ini dan yang lalu Tn. I
2) Diskusikan perasaan pasien jika Pasien mengatakan nama
terjadi penyebab PK perawatnya Bapak Alan
3) Diskusikan bersama pasien PK yang Pasien mengatakan penyebab
biasa dilakukan pada saat marah mengamuknya karena istrinya
secara : verbal, terhadap orang lain, diganggu
diri sendiri dan lingkungan. Pasien mengatakan saat marah
4) Diskusikan bersama pasien akibat biasanya pasien ingin melukai
perilakunya orang yang membuatnya kesal
5) Diskusikan bersama pasien cara Pasien mengatakan sadar
mengontrol PK perilaku kekerasannya berakibat
6) Latih pasien mengontrol PK secara orang lain takut padanya dan
fisik 1 menjauh
a. Latihan nafas dalam Pasien mengatakan mau belajar
b. Susun jadwal latihan nafas dalam latihan napas dalam untuk
kegiatan harian mengontrol amarahnya
O:
Pasien tampak tenang
Pasien mengungkapkan
penyebab, tanda gejala dan
akibat perilakunya
Pasien belajar latihan napas
dalam
A:
Pasien mampu mendiskusikan
penyebab PK, tanda dan gejala,
diskusikan jenis-jenis PK yang
pernah dilakukan
Pasien belum mampu
melakukan latihan napas dalam
dengan baik dan benar
P:
- intervensi kembali SP1 latihan
fisik 1 nafas dalam
2 Kamis/ 30 Juni Resiko Perilaku SP 1 S:
2016/ 14.00 Kekerasan
WITA
1) Diskusikan bersama pasien penyebab Pasien mengatakan namanya
PK saat ini dan yang lalu Tn. I
2) Diskusikan perasaan pasien jika Pasien mengatakan nama
terjadi penyebab PK perawatnya Bapak Fenny
3) Diskusikan bersama pasien PK yang Pasien mengatakan penyebab
biasa dilakukan pada saat marah mengamuknya karena istrinya
secara : verbal, terhadap orang lain, diganggu
diri sendiri dan lingkungan. Pasien mengatakan saat marah
4) Diskusikan bersama pasien akibat biasanya pasien ingin melukai
perilakunya orang yang membuatnya kesal
5) Diskusikan bersama pasien cara Pasien mengatakan sadar
mengontrol PK perilaku kekerasannya berakibat
6) Latih pasien mengontrol PK secara orang lain takut padanya dan
fisik 1 menjauh
a. Latihan nafas dalam Pasien mengatakan masih belum
b. Susun jadwal latihan nafas dalam paham latihan napas dalam
kegiatan harian O:
Pasien tampak tenang
Pasien mampu mengungkapkan
penyebab, tanda gejala dan
akibat perilakunya
Pasien belajar latihan napas
dalam
A:
Pasien mampu mendiskusikan
penyebab PK, tanda dan gejala,
diskusikan jenis-jenis PK yang
pernah dilakukan
Pasien belum mampu
melakukan latihan napas dalam
dengan baik dan benar
P:
- Intervensi kembali SP1 latihan
1 nafas dalam
3 Jumat/ 01 Juli Resiko Perilaku SP 1 S:
2016/ 10.00 Kekerasan
1) Diskusikan bersama pasien penyebab Pasien mengatakan namanya
WITA
PK saat ini dan yang lalu Tn.I
2) Diskusikan perasaan pasien jika
terjadi penyebab PK Pasien mengatakan nama
3) Diskusikan bersama pasien PK yang perawatnya bu Restya
biasa dilakukan pada saat marah Pasien mengatakan penyebab
secara : verbal, terhadap orang lain, mengamuknya karena istrinya
diri sendiri dan lingkungan. diganggu
4) Diskusikan bersama pasien akibat Pasien mengatakan saat marah
perilakunya biasanya pasien ingin melukai
5) Diskusikan bersama pasien cara orang yang membuatnya kesal
mengontrol PK Pasien mengatakan sadar
6) Latih pasien mengontrol PK secara perilaku kekerasannya berakibat
fisik 1 orang lain takut padanya dan
a. Latihan nafas dalam menjauh
b. Susun jadwal latihan nafas dalam Pasien mengatakan mau belajar
kegiatan harian latihan napas dalam untuk
mengontrol amarahnya
Pasien mengatakan sudah
pahamdengan latihan napas
dalam
O:
Pasien tampak tenang
Pasien mampu mengungkapkan
penyebab, tanda gejala dan
akibat perilakunya
Pasien belajar latihan napas
dalam
A:
Pasien mampu mendiskusikan
penyebab PK, tanda dan gejala,
diskusikan jenis-jenis PK yang
pernah dilakukan
Pasien mampu melakukan
latihan napas dalam dengan baik
dan benar
P:
- Intervensi kembali SP1 latihan
fisik 2 pukul bantal-kasur
4 Jumat/ 01 Juli Resiko Perilaku SP 1 S:
2016/ 14.00 Kekerasan
WITA
1) Diskusikan bersama pasien penyebab Pasien mengatakan namanya
PK saat ini dan yang lalu Tn. I
2) Diskusikan perasaan pasien jika Pasien mengatakan nama
terjadi penyebab PK perawatnya bu Yunita
3) Diskusikan bersama pasien PK yang Pasien mengatakan sudah
melakukan nafas dalam
biasa dilakukan pada saat marah O:
secara : verbal, terhadap orang lain,
diri sendiri dan lingkungan. Pasien tampak tenang
4) Diskusikan bersama pasien akibat Pendengaran pasien baik
perilakunya Pasien mengulangi latihan napas
dalam
5) Diskusikan bersama pasien cara
Pasien belajar melakukan
mengontrol PK
latihan pukul bantal dan kasur
6) Mendiskusikan bersama pasien cara A:
mengontrol PK dengan latihan fisik II
a. Evaluasi latihan napas dalam Pasien mampu mendiskusikan
b. Latih cara fisik ke 2 : pukul bantal penyebab PK, tanda dan gejala,
dan kasur diskusikan jenis-jenis PK yang
c. Susun jadwal harian cara yang ke 2 pernah dilakukan
Pasienmampu melakukan
latihan napas dalam dengan baik
dan benar
Pasien belum mampu
melakukan latihan pukul bantal-
kasur
P:
- Intervensi dilanjutkan SP1
latihan fisik 2 pukul bantal-
kasur
5 Sabtu, 02Juli Resiko Perilaku SP 1 S:
2016/ 10.00 Kekerasan
1) Mendiskusikan bersama pasien Pasien mengatakan namanya
WITA
cara mengontrol PK dengan latihan Tn. I
fisik II : Pasien mengatakan nama
a. Evaluasi latihan napas dalam perawatnya pak Alan
b. Latih cara fisik ke 2 : pukul bantal Pasien mengatakan sudah
dan kasur latihan napas dalam
c. Susun jadwal harian cara yang ke 2 Klien mengatakan mau latihan
cara yang ke 2 : pukul bantal
dan kasur
O:
Pasien tampak tenang
Pendengaran pasien baik
Pasien mampu secara mandiri
latihan napas dalam secara baik
dan benar
Pasien belum kooperatif latihan
fisik ke 2 : pukul bantal dan
kasur
A:
Pasien sudah mampu melakukan
latihan napas dalam dengan baik
dan benar
Pasien belum mampu
melakukan latihan cara fisik ke
2 : pukul bantal dan kasur
P:
- Intervensi kembali SP1 latihan
fisik 2 pukul bantal-kasur
6 Sabtu/ 02 Juli Resiko Perilaku SP 1 S:
2016/ 14.00 Kekerasan
WITA
1) Mendiskusikan bersama pasien cara Pasien mengatakan namanya
mengontrol PK dengan latihan fisik II : Tn. I
a. Evaluasi latihan napas dalam Pasien mengatakan nama
b. Latih cara fisik ke 2 : pukul bantal perawatnya pa Fenny
dan kasur Pasien mengatakan sudah
c. Susun jadwal harian cara yang ke 2 latihan napas dalam
Klien mengatakan belum paham
latihan cara yang ke 2 : pukul
bantal dan kasur
O:
Pasien tampak tenang
Pendengaran pasien baik
Pasien mampu secara mandiri
latihan napas dalam secara baik
dan benar
Pasien mengulangi latihan fisik
ke 2 : pukul bantal dan kasur
A:
Pasien sudah mampu melakukan
latihan napas dalam dengan baik
dan benar
Pasien belum mampu
melakukan latihan cara fisik ke
2 : pukul bantal dan kasur
P:
- Intervensi kembali SP1 latihan
fisik 2 pukul bantal-kasur

7 Kamis/ 14 Juli Resiko Perilaku SP 1 S:


2016/ 10.00 Kekerasan
WITA
1) Mendiskusikan bersama pasien cara Pasien mengatakan namanya
mengontrol PK dengan latihan fisik II : Tn. I
a. Evaluasi latihan napas dalam Pasien mengatakan nama
b. Latih cara fisik ke 2 : pukul bantal perawatnya bu Restya
Pasien mengatakan sudah
dan kasur latihan napas dalam
c. Susun jadwal harian cara yang ke 2 Pasien mengatakan masih belum
mengerti latihan cara yang ke 2
: pukul bantal dan kasur
O:
Pasien tampak tenang
Pendengaran pasien baik
Pasien mampu secara mandiri
latihan napas dalam secara baik
dan benar
Pasien mengulangi latihan fisik
ke 2 : pukul bantal dan kasur
A:
Pasien sudah mampu melakukan
latihan napas dalam dengan baik
dan benar
Pasien belum mampu
melakukan latihan cara fisik ke
2 : pukul bantal dan kasur
P:
- Intervensi kembali SP1 latihn
fisik 2 pukul bantal-kasur
8 Kamis/ 14 Juli Resiko Perilaku SP 1 S:
2016/ 14.00 Kekerasan
1) Mendiskusikan bersama pasien cara Pasien mengatakan namanya
WITA
mengontrol PK dengan latihan fisik II : Tn. I
a. Evaluasi latihan napas dalam Pasien mengatakan nama
b. Latih cara fisik ke 2 : pukul bantal perawatnya bu Yunita
dan kasur Pasien mengatakan sudah
c. Susun jadwal harian cara yang ke 2 latihan napas dalam
Klien mengatakan mampu
menerapkan latihan cara yang
ke 2 : pukul bantal dan kasur
O:
Pasien tampak tenang
Pendengaran pasien baik
Pasien mampu secara mandiri
latihan napas dalam secara baik
dan benar
Pasien mengulangi latihan fisik
ke 2 : pukul bantal dan kasur
A:
Pasien sudah mampu melakukan
latihan napas dalam dengan baik
dan benar
Pasien mampu melakukan
latihan cara fisik ke 2 : pukul
bantal dan kasur
P:
- Intervensi dilanjutkan SP2
terapi obat
9 Jumat/ 15 Juli Resiko prilaku SP 2 S:
2016/ 10.00 kekerasan
WITA
a. Evaluasi kegiatan fisik 1 dan 2 Pasien mengatakan namanya
b. Mendiskusikan bersama pasien Tn. I
menggunakan obat sesuai program Pasien mengatakan nama
yang telah ditetapkan evaluasi jadwal perawatnya pa Alan
harian dengan 6 benar obat. Pasien mengatakan sudah
a. benar obat (nama, warna dan bentuk latihan napas dalam
obat) Klien mengatakan sudah latihan
b. Kegunaan obatnya cara yang ke 2 : pukul bantal
c. Dosis yang tepat untuk klien dan kasur
d. Frekuensi/waktu pemakaian Pasien mengatakan mau latihan
e. Cara pemakaian mengontrol marah dengan
f. Kontinuitas minum obat bicara yang baik
a. Susun jadwal latihan O:
mengungkapkan marah secara verbal
Pasien tampak tenang
Pendengaran pasien baik
Pasien mampu secara mandiri
latihan napas dalam secara baik
dan benar
Pasien mampu secara mandiri
latihan fisik ke 2 : pukul bantal
dan kasur
Pasien kooperatif latihan
mengontrol marah dengan terapi
obat
A:
Pasien sudah mampu melakukan
latihan napas dalam dengan baik
dan benar
Pasien sudah mampu melakukan
latihan cara fisik ke 2 : pukul
bantal dan kasur
Pasien latihan mengontrol
marah dengan
P:
- Intervensi dilanjutkan SP2
bicara yang baik
10 Jumat/ 15 Juli Resiko prilaku SP 2 S:
2016/ 14.00 kekerasan
WITA
a. Evaluasi kegiatan fisik 1 dan 2 Pasien mengatakan namanya
b. Mendiskusikan bersama pasien Tn. I
menggunakan obat sesuai program Pasien mengatakan nama
yang telah ditetapkan evaluasi jadwal perawatnya pa Fenny
harian dengan 6 benar obat. Pasien mengatakan sudah
1. benar obat (nama, warna dan bentuk latihan napas dalam
obat) Klien mengatakan sudah latihan
2. Kegunaan obatnya cara yang ke 2 : pukul bantal
3. Dosis yang tepat untuk klien dan kasur
4. Frekuensi/waktu pemakaian Pasien belum
5. Cara pemakaian mampumenjelaskan cara
6. Kontinuitas minum obat mengontrol marah dengan terapi
7. Susun jadwal latihan obat
mengungkapkan marah secara verbal O:

Pasien tampak tenang


Pendengaran pasien baik
Pasien mampu secara mandiri
latihan napas dalam secara baik
dan benar
Pasien mampu secara mandiri
latihan fisik ke 2 : pukul bantal
dan kasur
Pasien belum mampu
menjelaskan bagaimana cara
mengontrol marah dengan terapi
obat
A:
Pasien sudah mampu melakukan
latihan napas dalam dengan baik
dan benar
Pasien sudah mampu melakukan
latihan cara fisik ke 2 : pukul
bantal dan kasur
Pasien belum mampu latihan
mengontrol marah dengan
menjelaskan 6 benar obat
P:
- Intervensi kembali SP2 terapi
obat
11 Sabtu/ 16 Juli Resiko prilaku SP 2 S:
2016/ 10.00 kekerasan
1) Evaluasi kegiatan fisik 1 dan 2 Pasien mengatakan namanya
WITA 2) Mendiskusikan bersama pasien Tn. I
menggunakan obat sesuai program Pasien mengatakan nama
yang telah ditetapkan evaluasi jadwal perawatnya pa Fenny
harian dengan 6 benar obat. Pasien mengatakan sudah
a. benar obat (nama, warna dan bentuk latihan napas dalam
obat) Klien mengatakan sudah latihan
b. Kegunaan obatnya cara yang ke 2 : pukul bantal
c. Dosis yang tepat untuk klien dan kasur
d. Frekuensi/waktu pemakaian Pasien belum
e. Cara pemakaian mampumenjelaskan cara
f. Kontinuitas minum obat mengontrol marah dengan terapi
a. Susun jadwal latihan obat
mengungkapkan marah secara verbal O:

Pasien tampak tenang


Pendengaran pasien baik
Pasien mampu secara mandiri
latihan napas dalam secara baik
dan benar
Pasien mampu secara mandiri
latihan fisik ke 2 : pukul bantal
dan kasur
Pasien belum mampu
menjelaskan bagaimana cara
mengontrol marah dengan terapi
obat
A:
Pasien sudah mampu melakukan
latihan napas dalam dengan baik
dan benar
Pasien sudah mampu melakukan
latihan cara fisik ke 2 : pukul
bantal dan kasur
Pasien belum mampu latihan
mengontrol marah dengan
menjelaskan 6 benar obat
P:
- Intervensi kembali SP2 terapi
obat
12 Sabtu/ 16 Juli Resiko prilaku SP 2 S:
2016/ 14.00 kekerasan
WITA
1) Mendiskusikan bersama pasien latihan Pasien mengatakan namanya
mengontrol PK secara verbal/sosial : Tn. I
a. Evaluasi jadwal harian untuk dua Pasien mengatakan nama
cara fisik perawatnya pa Fenny
b. Latihan mengungkapkan rasa marah Pasien mengatakan sudah
secara verbal :menolak dengan baik, latihan napas dalam
meminta dengan baik, dan Klien mengatakan sudah latihan
mengungkapkan perasaan dengan cara yang ke 2 : pukul bantal
baik dan kasur
c. Susun jadwal latihan Pasien belum
mengungkapkan marah secara verbal mampumenjelaskan cara
mengontrol marah dengan terapi
obat
O:
Pasien tampak tenang
Pendengaran pasien baik
Pasien mampu secara mandiri
latihan napas dalam secara baik
dan benar
Pasien mampu secara mandiri
latihan fisik ke 2 : pukul bantal
dan kasur
Pasien belum mampu
menjelaskan bagaimana cara
mengontrol marah dengan terapi
obat
A:
Pasien sudah mampu melakukan
latihan napas dalam dengan baik
dan benar
Pasien sudah mampu melakukan
latihan cara fisik ke 2 : pukul
bantal dan kasur
Pasien belum mampu latihan
mengontrol marah dengan
menjelaskan 6 benar obat
P:
- Intervensi kembali SP2 terapi
obat
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Pengkajian dilakukan dari tanggal 30 Juni 2016 16Juli 2016Tn. I
mengalami gangguan jiwa perilaku kekerasan seperti mengamuk dan ingin
melukai tetangganya karena istrinya telah diganggu.
2. Perilaku kekerasan yang dilakukan Tn. I disebabkan oleh pengaruh dari
penggunaan obat-obatan yang dikonsumsi pasien seperti zenith, dextro,
shabu-shabu.
3. Diagnosa keperawatan yang muncul dari hasil pengkajian Tn. I lebih
banyak mengarah kepada perilaku kekerasan.
4. Tindakan keperawatan dilakukan dari SP1 sampai SP2. Sterategi
pelaksanaan yang saat ini sedang dilakukan sampai SP 2 yaitu mengontrol
marah dengan terapi obat
5. Setelah dilakukan implementasi/tindakan dengan pemberian SP pasien
sudah mampu mengontrol atau mencegah marah dengan cara fisik : napas
dalam dan pukul bantal/kasur.
6. Hambatan saat pelaksanaan terapi terhenti, belum sampai verbal dan
spiritual dikarenakan pasien pulang atas permintaan sendiri (APS).

4.2 Saran
4.2.1 Bagi keluarga pasien
Keluarga lebih memperhatikan dan memberikan perawatan yang
optimal serta memberikan kasih sayang kepada pasien
4.2.2 Bagi pasien
4.2.2.1 Melatih kemampuan positif yang dimiliki dan memasukan
dalam jadwal kegiatan harian
4.2.2.2 Mengikuti kegiatan atau aktivitas sehari-hari baik di dalam
ruangan maupun di luar ruangan.
4.2.2.3 Meminum obat secara teratur sesuai dosis yang ditentukan
dokter
4.2.2.4 Kontrol dengan teratur setelah pulang di rumah`
4.2.3 Bagi perawat
4.2.3.1 Perawat perlu mengembangkan tingkah laku asertif bagi pasien
yaitu menganjurkan pada pasien untuk mengungkapkan
perasaannya secara berkelompok misal dengan keluarga untuk
dapat memecahkan masalahnya
4.2.3.2 Perawat perlu menganjurkan pasien melakukan aktivitas fisik
seperti olahraga, ke pasar, hiburan mengalihkan pemikiran
negatif dari pasien
4.2.4 Bagi rumah sakit
4.2.4.1 Dapat mempertahankan keperawatan yang komprehensif yang
telah dilakukan selama ini
4.2.4.2 Pertahankan kerjasama dalam keperawatan kepada pasien dan
dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan
disetiap sub keperawatan
4.2.4.3 Rumah sakit dapat memberikan pendidikan kesehatan bagi
keluarga untuk persiapan perawatan pasien dirumah
4.2.4.4 Kolaborasi dengan tenaga medis lain guna tercapainya
pelayanan optimal
4.2.5 Bagi institusi pendidikan
Sebagai saran evaluasi terhadap proses pembelajaran mahasiswa yang
berkaitan praktek klinik keperawatan dalam tahap profesi ners. Agar
dapat meningkatkan mutu pendidikan terutama dalam keperawatan
jiwa
4.2.6 Bagi mahasiswa
4.2.6.1 tingkatkan semangat individu dan kerjasama kelompok,
mengelola kasus kelompok agar dapat memberikan asuhan
keperawatan secara professional
4.2.6.2 Mempersiapkan diri baik fisik maupun materi sebelum praktek,
khususnya dalam bidang keperawatan jiwa
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B, A. 2008. Hubungan Terapeutik Perawat-klien. Jakarta: EGC

Stuart. W.G & Sundeen.J.S.2008. Buku Saku Keperawatan Jiwa (Terjemahan)


Ed. 3. Jakarta : EGC

Townsend. M.C. 2000. Buku Saku Diagnosa KeperawatanPsikiatrik Ed.3.


Jakarta: EGC

Keliat B,A. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGC.

Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
dan stretegi pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP) untuk 7
Diagnosis Keperawatan Jiwa Berat bagi program S1 keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
LAMPIRAN

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN

Hari/ tanggal/ jam : Kamis, 30 Juni 2016 (10.00 WITA)


Ruangan : Program Khusus
Inisial klien / No.CM : Tn. I / 0087xx
Interaksi / SP :1/1

I. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
a. Ds :Klien mengatakan kadang-kadang masih emosi atau kesal ketika
melihat sesuatu yang tidak disukai klien
b. Do : Kontak mata klien kurang fokus, komunikasi ketika berinteraksi
Cukup baik.
2. Diagnosa Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab PK
2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda PK
3) Pasien dapat menyebutkan jenis PK yang pernah dilakukan
4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari PK yang pernah dilakukan
5) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah / mengontrol PK
6) Pasien dapat mencegah/mengontrol PK secara fisik, terapi obat,
sosial,dan spiritual.
4. Tindakan Keperawatan
7) Diskusikan bersama pasien penyebab PK saat ini dan yang lalu
8) Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab PK
9) Diskusikan bersama pasien PK yang biasa dilakukan pada saat
marah secara : verbal, terhadap orang lain, diri sendiri dan
lingkungan.
10) Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
11) Diskusikan bersama pasien cara mengontrol PK
12) Latih pasien mengontrol PK secara fisik
c. Latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
d. Susun jadwal latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
13) Latih pasien mengontrol PK dengan patuh minum obat
14) Latih mengontrol PK secara verbal
15) Latih mengontrol PK dengan spiritual
II. Proses pelaksanaan tindakan
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Assalamualaikum, selamat pagi pak, perkenalkan nama saya AJ,
panggil saya A, saya perawat yang dinas di ruangan ini. Nama bapak
siapa, senangnya dipanggil apa?
b. Evaluasi/validasi
bagaimana perasaan bapak saat ini ?masih ada perasaan kesal
atau marah?
c. Kontrak
1. Topik
Baiklah kita akan berbincang-bincang sekarang tentang
perasaan marah bapak?
2. Waktu
Berapa lama bapak mau kita berbincang-
bincang?bagaimana kalau 10 menit?
3. Tempat
Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang,
pak? Bagimana kalau di mushola?
2. Fase kerja
Biasanya apa yang membuat bapak merasa marah atau kesal pak?
Ketika marah apa yang bapak lakukan? Ketika melakukan itu apakah
bapak merasa lega? Nah Bapak tau tidak tanda-tanda orang marah
atau emosi itu seperti apa? Tanda-tanda orang marah itu seperti
jantung berdebar-debar, mata melotot, muka merah dan tangan
mengepal.
setelah itu apa yang bapak lakukan? O...mengamuk pada tetangga
bapak tersebut dan merusak barang, apakah dengan cara ini masalah
bapak terselesaikan? Iya tentu tidak. Apa kerugian cara bapak yang
lakukan? Betul tetangga dan masyarakat menjadi takut dan menjauhi
bapak. Menurut bapak adakah cara lain yang lebih baik ? maukah
bapak belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa
meninmbulkan kerugian?
Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan , pak. Salah
satunya dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik disalurkan rasa
marah.

Bapak ingat tidak apa yang membuat bapak marah? Apa saja tanda-
tanda orang marah dan apa yang bapak lakukan ketika marah?
Bagaimana kalau saya ajarkan bapak Iara mengontrol marah dengan
cara teknik napas dalam. Baiklah, mari kita mulai pak latihan napas
dalamnya. Caranya bapak bisa duduk atau berdiri dengan tenang
kemudian tarik nafas lewat hidung dan tahan sebentar lalu keluarkan
lewat mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Nah lakukan 5 kali.
Bagus sekali, bapak sudah bisa melakukannya.

3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapaksetelahkita berbincang-bincang
tentang kemarahan bapak?
b. Evaluasi objektif
coba bapak sebutkan lagi dari penyebab marah,tanda-tanda
marah, apa yang bapak lakukan saat marah dan akibat dari marah
!
c. Rencana tindak lanjut
Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah
bapak yang lalu, apa yang bapak lakukan kalau marah yang belum
kita bahas dan jangan lupa latihan napas dalamnya ya pak!
Sekarang kita masukkan dalam jadual latihan bapak. Berapa kali
sehari bapak mau latihan napas dalam? Jam berapa saja pak?
d. Kontrak
1. Topik
Siang kita bertemu lagi ya pak, nanti teman saya F yang akan
bercakap-cakap dengan bapak, cara latihan yang lain untuk
mencegah /mengontrol marah yaitu pukul bantal dan kasur?
2. Waktu
Mau jam berapa pak? Bagaimana kalau jam 14.00 siang?
3. Tempat
Bapak maunya dimana? Tetap disini atauditempat lain
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN

Hari/tanggal : Kamis, 30 Juni 2016/ 14.00 WITA


Ruangan : Program Khusus
Inisial klien/No.CM : Tn. I / 0087xx
Interaksi/SP : 2 /1

I. Proses keperawatan
1) Kondisi klien
a. Ds : Klien mengatakan keadaan baik, tetapi emosi jika melihat
sesuatu yang tidak disukai
b. Do :Kontak mata kurang fokus, komunikasi ketika berinteraksi
baik.
2) Diagnosa keperawatan : Resiko perilaku kekerasan
3) Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab PK
2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda PK
3) Pasien dapat menyebutkan jenis PK yang pernah dilakukan
4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari PK yang pernah dilakukan
5) Pasien dapat menyebutkan caramencegah / mengontrol PK
6) Pasien dapat mencegah/mengontrol PK secara fisik, terapi obat,
sosial,dan spiritual.

4) Tindakan keperawatan
1). Diskusikan bersama pasien penyebab PK saat ini dan yang lalu
2). Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab PK
3). Diskusikan bersama pasien PK yang biasa dilakukan pada saat
marah secara : verbal, terhadap orang lain, diri sendiri dan
lingkungan.
4). Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
5). Diskusikan bersama pasien cara mengontrol PK
6). Latih pasien mengontrol PK secara fisik
a. Latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
b. Susun jadwal latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
7). Latih pasien mengontrol PK dengan patuh minum obat
8). Latih mengontrol PK secara verbal
9). Latih mengontrol PK secara spiritual

III. Proses pelaksanaan tindakan


4. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Assalamualaikum, selamat siang pak, perkenalkan nama saya FH,
panggil saya F, saya perawat yang menggantikan perawat A pagi
tadi.
b. Evaluasi/validasi
bagaimana perasaan bapak saat ini ?masih ada perasaan kesal
atau marah?
c. Kontrak
1. Topik
Baiklah kita akan berbincang-bincang sekarang tentang
perasaan marah bapak?
a. Waktu
Berapa lama bapak mau kita berbincang-
bincang?bagaimana kalau 10 menit?
3. Tempat
Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, pak?
Bagimana kalau di mushola?
2. Fase kerja
Biasanya apa yang membuat bapak merasa marah atau kesal pak?
Ketika marah apa yang bapak lakukan? Ketika melakukan itu apakah
bapak merasa lega? Nah Bapak tau tidak tanda-tanda orang marah
atau emosi itu seperti apa? Tanda-tanda orang marah itu seperti
jantung berdebar-debar, mata melotot, muka merah dan tangan
mengepal.
setelah itu apa yang bapak lakukan? O...mengamuk pada tetangga
tersebut dan merusak barang, apakah dengan cara ini masalah bapak
terselesaikan? Iya tentu tidak. Apa kerugian cara bapak yang
lakukan? Betul adik jadi sakit dan takut. Menurut bapak adakah cara
lain yang lebih baik ? maukah bapak belajar cara mengungkapkan
kemarahan dengan baik tanpa meninmbulkan kerugian?
Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan , pak. Salah
satunya dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik disalurkan rasa
marah.

Bapak ingat tidak apa yang membuat bapak marah? Apa saja tanda-
tanda orang marah dan apa yang bapak lakukan ketika marah?
Bagaimana kalau saya ajarkan bapak Iara mengontrol marah dengan
cara teknik napas dalam. Baiklah, mari kita mulai pak latihan napas
dalamnya. Caranya bapak bisa duduk atau berdiri dengan tenang
kemudian tarik nafas lewat hidung dan tahan sebentar lalu keluarkan
lewat mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Nah lakukan 5 kali.
Bagus sekali, bapak sudah bisa melakukannya.

3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapaksetelahkita berbincang-bincang
tentang kemarahan bapak?
b. Evaluasi objektif
coba bapak sebutkan lagi dari penyebab marah,tanda-tanda
marah, apa yang bapak lakukan saat marah dan akibat dari marah
!
c. Rencana tindak lanjut
Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah
bapak yang lalu, apa yang bapak lakukan kalau marah yang belum
kita bahas dan jangan lupa latihan napas dalamnya ya pak!
Sekarang kita masukkan dalam jadual latihan bapak. Berapa kali
sehari bapak mau latihan napas dalam? Jam berapa saja pak?
d. Kontrak
a. Topik
Besok kita bertemu lagi ya pak, nanti teman saya RW yang
akan bercakap-cakap dengan bapak, cara latihan yang lain
untuk mencegah /mengontrol marah yaitu pukul bantal dan
kasur?
b. Waktu
Mau jam berapa pak? Bagaimana kalau jam 10.00 pagi?
c. Tempat
Bapak maunya dimana? Tetap disini atauditempat lain
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN

Hari/tanggal : Jumat, 01 Juli 2016 / 10.00 WITA


Ruangan : Program Khusus
Inisial klien/No.CM : Tn. I / 0087xx
Interaksi/SP : 3 /1

I. Proses keperawatan

1. Kondisi klien
a. Ds : klien mengatakan kurang bisa tidur nyenyak
b. Do : kontak mata kurang fokus, menatap perawat sebentar, komunikasi
saat interaksi kurang baik
2. Diagnosa keperawatan: Resiko perilaku kekerasan
3. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab PK
2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda PK
3) Pasien dapat menyebutkan jenis PK yang pernah dilakukan
4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari PK yang pernah dilakukan
5) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah / mengontrol PK
6) Pasien dapat mencegah/mengontrol PK secara fisik, terapi obat,
sosial,dan spiritual.

4. Tindakan keperawatan
1). Diskusikan bersama pasien penyebab PK saat ini dan yang lalu
2). Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab PK
3). Diskusikan bersama pasien PK yang biasa dilakukan pada saat
marah secara : verbal, terhadap orang lain, diri sendiri dan
lingkungan.
4). Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
5). Diskusikan bersama pasien cara mengontrol PK
6). Latih pasien mengontrol PK secara fisik
a. Latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
b. Susun jadwal latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
7). Latih pasien mengontrol PK dengan patuh minum obat
8). Latih mengontrol PK secara verbal
9). Latih mengontrol PK secara spiritual

II. Proses tindakan keperawatan


1. Fase orientasi

a. Salam terapeutik
Assalamualaikum, selamat pagi pak, perkenalkan nama saya RW,
panggil saya T, saya perawat yang menggantikan perawat FH kemarin.

b.Evaluasivalidasi

bagaimana perasaan bapak saat ini ?masih ada perasaan kesal atau
marah?Masih ingat tidak apa yang kita pelajari kemarin?

c. Kontrak
1. Topik
Bapak hari ini kita akan bercakap-cakap dan mengevaluasi
caramengontrol marah dengan latihanfisik 1 yaitu tariknapas
dalam.
2. Waktu
Bapak maunya berapa lama? bagaimana kalau 10 menit?

3. Tempat
di Mushola ini saja ya pak?

2. Fase kerja
Bapak ingat tidak apa yang membuat bapak marah? Apa saja tanda-tanda
orang marah dan apa yang bapak lakukan ketika marah? Bagaimana kalau
saya ajarkan bapak Iara mengontrol marah dengan cara teknik napas
dalam. Baiklah, mari kita mulai pak latihan napas dalamnya. Caranya
bapak bisa duduk atau berdiri dengan tenang kemudian tarik nafas lewat
hidung dan tahan sebentar lalu keluarkan lewat mulut seperti mengeluarkan
kemarahan. Nah lakukan 5 kali. Bagus sekali, bapak sudah bisa
melakukannya.

3. Fase terminasi

a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah kita bejarlatihan fisik 1 yaitu
tarik napas dalam
b. Evaluasi objektif
Bapak I coba lakukan tarik napas dalam.
c. Rencana tindak lanjut
Nah, nanti jika bapak merasa kesal atau marah jangan
lagimengamuk ya pak. Bapak bisa mengatasinya dengan latihan fisik
1 yaitu napas dalam yang kita lakukan tadi.
d. Kontrak
1. Topik
Siang ini kita bertemu lagi ya pak, nanti teman saya YN yang
akan bercakap-cakap dengan bapak, cara latihan yang lain
untuk mencegah /mengontrol marah yaitu pukul bantal dan
kasur?
2. Waktu
Mau jam berapa pak? Bagaimana kalau jam 14.00siang?
3. Tempat
Bapak maunya dimana? Tetap disini atauditempat lain
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN

Hari/tanggal : Jumat, 01 Juli 2016 / 14.00 WITA


Ruangan : Program Khusus
Inisial klien/No.CM : Tn. I / 0087xx
Interaksi/SP : 4 /1

I. Proses keperawatan

1. Kondisi klien
a. Ds : klien mengatakan baik saja, bisa tidur nyenyak
b. Do : kontak mata baik, komunikasi baik
2. Diagnosa keperawatan: Resiko perilaku kekerasan
3. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab PK
2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda PK
3) Pasien dapat menyebutkan jenis PK yang pernah dilakukan
4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari PK yang pernah dilakukan
5) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah / mengontrol PK
6) Pasien dapat mencegah/mengontrol PK secara fisik, terapi obat,
sosial,dan spiritual.
4. Tindakan keperawatan
1). Diskusikan bersama pasien penyebab PK saat ini dan yang lalu
2). Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab PK
3). Diskusikan bersama pasien PK yang biasa dilakukan pada saat
marah secara : verbal, terhadap orang lain, diri sendiri dan
lingkungan.
4). Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
5). Diskusikan bersama pasien cara mengontrol PK
6). Latih pasien mengontrol PK secara fisik
d. Latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
e. Susun jadwal latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
7). Latih pasien mengontrol PK dengan patuh minum obat
8). Latih mengontrol PK secara verbal
9). Latih mengontrol PK secara spiritual

II. Proses tindakan keperawatan


1. Fase orientasi

a. Salam terapeutik
Assalamualaikum, selamat siang pak, perkenalkan nama saya YN,
panggil saya Y, saya perawat yang menggantikan perawat Ttadi pagi.

b.Evaluasivalidasi

bagaimana perasaan bapak saat ini ?masih ada perasaan kesal atau
marah?Masih ingat tidak apa yang kita pelajari kemarin?

c. Kontrak
1. Topik
Sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah
dengan kegiatan fisik untuk cara yang kedua yaitu pukul bantal dan
kasur
2. Waktu
Bapak maunya berapa lama? bagaimana kalau 10 menit?

3. Tempat
di Mushola ini saja ya pak
2. Fase kerja
sekarang hari ini kita belajar cara kedua, yaitu memukul bantal atau
kasur ya pak. Mana kamar bapak I? Jadi kalau nanti bapak kesal atau
ingin marah langsung kekamar dan lampiaskan pukul kasur dan bantal.
Nah, coba bapak I lakukan!, pukul kasur dan bantal. Ya bagus sekali
bapak I melakukannya. Nah cara inipun dapat dilakukan secara rutin
jika ada perasaan marah. Kemudian jangan lupa merapikan tempat
tidurnya.
3. Fase terminasi

a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara menyalurkan marah
tadi?
b. Evaluasi objektif
Ada berapa cara sudah yang kita latih, coba bapak sebutkan lagi?
c. Rencana tindak lanjut
Mari kita masukkan kedalam jadual kegiatan sehari-hari bapak I, pukul
kasur dan bantalnya mau jam berapa?bagaimana kalau setiap bangun
tidur?Lalu kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu gunakan cara
yang kedua tadi ya pak I. Sekarang kita buat jadwalnya, mau berapa
kali sehari bapak I latihan pukul bantal dan kaasurnya?
d. Kontrak
1. Topik
Besok kita bertemu lagi ya pak, nanti teman saya AJ yang akan
bercakap-cakap dengan bapak, cara latihan yang lain untuk
mencegah /mengontrol marah yaitu pukul bantal dan kasur?
2. Waktu
Jam berapa bapak maunya? Sama seperti tadi saja yapak jam
10.00 pagi
3. Tempat
Bapak maunya dimana? Bagaimana kalau disini sajapak
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN

Hari/ Tanggal : Sabtu, 02 Juli 2016/ 10.00 WITA


Ruangan : Program Khusus
Inisial Klien / No CM : Tn. I / 0087xx
Interaksi / SP :5/1

I. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
4. DS : Klien mengatakan perasaaan dan keadaanya baik-baik saja
5. DO: Klien tampak kooperatif dan mau berinteraksi
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab PK
2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda PK
3) Pasien dapat menyebutkan jenis PK yang pernah dilakukan
4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari PK yang pernah dilakukan
5) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah / mengontrol PK
6) Pasien dapat mencegah/mengontrol PK secara fisik, terapi obat,
sosial,dan spiritual.
4. Tindakan
1). Diskusikan bersama pasien penyebab PK saat ini dan yang lalu
2). Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab PK
3). Diskusikan bersama pasien PK yang biasa dilakukan pada saat
marah secara : verbal, terhadap orang lain, diri sendiri
danlingkungan.
4). Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
5). Diskusikan bersama pasien cara mengontrol PK
6). Latih pasien mengontrol PK secara fisik
a. Latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
b. Susun jadwal latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
7). Latih pasien mengontrol PK dengan patuh minum obat
8). Latih mengontrol PK secara verbal
9). Latih mengontrol PK secara spiritual

II. Proses tindakan keperawatan


1. Fase orientasi

a. Salam terapeutik
Assalamualaikum, selamat pagi pak, perkenalkan nama saya AJ,
panggil saya J, saya perawat yang menggantikan perawat Y kemarin.

b. Evaluasivalidasi

bagaimana perasaan bapak saat ini ?masih ada perasaan kesal atau
marah?Masih ingat tidak apa yang kita pelajari kemarin?
c. Kontrak
1. Topik
Sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah
dengan kegiatan fisik untuk cara yang kedua pukul bantal dan kasur
2. Waktu
Bapak maunya berapa lama? bagaimana kalau 10 menit?

3. Tempat
di Mushola ini saja ya pak

2. Fase kerja
sekarang hari ini kita belajar cara kedua, yaitu memukul bantal atau
kasur ya pak. Mana kamar bapak I ? Jadi kalau nanti bapak kesal atau
ingin marah langsung kekamar dan lampiaskan pukul kasur dan bantal.
Nah, coba bapak I lakukan!, pukul kasur dan bantal. Ya bagus sekali
bapak I melakukannya. Nah cara inipun dapat dilakukan secara rutin
jika ada perasaan marah. Kemudian jangan lupa merapikan tempat
tidurnya.
3. Fase terminasi

a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara menyalurkan marah
tadi?
b. Evaluasi objektif
Ada berapa cara sudah yang kita latih, coba bapak sebutkan lagi?
c. Rencana tindak lanjut
Mari kita masukkan kedalam jadual kegiatan sehari-hari bapak I, pukul
kasur dan bantalnya mau jam berapa?bagaimana kalau setiap bangun
tidur?Lalu kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu gunakan cara
yang kedua tadi ya pak I. Sekarang kita buat jadwalnya, mau berapa
kali sehari bapak I latihan pukul bantal dan kaasurnya?
d. Kontrak
1. Topik
Siang kita bertemu lagi ya pak, nanti teman saya FH yang akan
bercakap-cakap dengan bapak, cara latihan yang lain untuk
mencegah /mengontrol marah dengan bicara yang baik?
2. Waktu
Jam berapa bapak maunya? Bagamana kalau jam 14.00siang?
3. Tempat
Bapak maunya dimana? Bagaimana kalau disini sajapak
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN

Hari / Tanggal : Sabtu, 02 Juli 2016/ 14.00 WITA


Ruangan : Program Khusus
Inisial klien / No. CM : Tn. I / 0087xx
Interaksi / SP :6/1

I. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien
a. DS : Klien mengatakan perasaannya baik
b. DO : Kontak mata kurang fokus, klien nampak gelisah, komunikasi
lumayan baik.
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab PK
2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda PK
3) Pasien dapat menyebutkan jenis PK yang pernah dilakukan
4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari PK yang pernah dilakukan
5) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah / mengontrol PK
6) Pasien dapat mencegah/mengontrol PK secara fisik, terapi obat,
sosial,dan spiritual.

4. Tindakan Keperawatan
1). Diskusikan bersama pasien penyebab PK saat ini dan yang lalu
2). Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab PK
3). Diskusikan bersama pasien PK yang biasa dilakukan pada saat
marah secara : verbal, terhadap orang lain, diri sendiri dan lingkungan.
4). Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
5). Diskusikan bersama pasien cara mengontrol PK
6). Latih pasien mengontrol PK secara fisik
a. Latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
b. Susun jadwal latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
7). Latih pasien mengontrol PK patuh minum obat
8). Latih mengontrol PK secara verbal
9). Latih mengontrol PK secara spiritual

II. Proses tindakan keperawatan


1. Fase orientasi

a. Salam terapeutik
Assalamualaikum, selamat siang pak, perkenalkan nama saya FH,
panggil saya F, saya perawat yang menggantikan perawat Atadi pagi.

b. Evaluasivalidasi

bagaimana perasaan bapak saat ini ?masih ada perasaan kesal atau
marah?Masih ingat tidak apa yang kita pelajari kemarin?
c. Kontrak
1. Topik
Sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah
dengan kegiatan fisik untuk cara yang kedua pukul bantal dan kasur
2. Waktu
Bapak maunya berapa lama? bagaimana kalau 10 menit?

3. Tempat
di Mushola ini saja ya pak
3. Fase kerja
sekarang hari ini kita belajar cara kedua, yaitu memukul bantal atau
kasur ya pak. Mana kamar bapak I? Jadi kalau nanti bapak kesal atau
ingin marah langsung kekamar dan lampiaskan pukul kasur dan bantal.
Nah, coba bapak I lakukan!, pukul kasur dan bantal. Ya bagus sekali
bapak I melakukannya. Nah cara inipun dapat dilakukan secara rutin
jika ada perasaan marah. Kemudian jangan lupa merapikan tempat
tidurnya.
3. Fase terminasi

a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara menyalurkan marah
tadi?
b. Evaluasi objektif
Ada berapa cara sudah yang kita latih, coba bapak sebutkan lagi?
c. Rencana tindak lanjut
Mari kita masukkan kedalam jadual kegiatan sehari-hari bapak I, pukul
kasur dan bantalnya mau jam berapa?bagaimana kalau setiap bangun
tidur?Lalu kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu gunakan cara
yang kedua tadi ya pak I. Sekarang kita buat jadwalnya, mau berapa
kali sehari bapak I latihan pukul bantal dan kaasurnya?
d. Kontrak
1. Topik
Kamis depan kita bertemu lagi ya pak, nanti teman saya RW yang
akan bercakap-cakap dengan bapak, cara latihan yang lain
untuk mencegah /mengontrol marah dengan bicara yang baik?
2. Waktu
Jam berapa bapak maunya? Bagaimana kalau jam 10.00 pagi?
3. Tempat
Bapak maunya dimana? Bagaimana kalau disini sajapak
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN

Hari / Tanggal : Kamis, 14 Juli 2016/ 10.00 WITA


Ruangan : Program Khusus
Inisial klien / No. CM : Tn. I / 0087xx
Interaksi / SP :7/1

I. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien
a. DS : Klien mengatakan perasaannya baik
b. DO : Kontak mata kurang fokus, klien nampak gelisah, komunikasi
lumayan baik.
2. Diagnosa Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab PK
2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda PK
3) Pasien dapat menyebutkan jenis PK yang pernah dilakukan
4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari PK yang pernah dilakukan
5) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah / mengontrol PK
6) Pasien dapat mencegah/mengontrol PK secara fisik, terapi obat,
sosial,dan spiritual.
4. Tindakan Keperawatan
1) Diskusikan bersama pasien penyebab PK saat ini dan yang lalu
2) Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab PK
3) Diskusikan bersama pasien PK yang biasa dilakukan pada saat
marah secara : verbal, terhadap orang lain, diri sendiri dan
lingkungan.
4) Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
5) Diskusikan bersama pasien cara mengontrol PK
6) Latih pasien mengontrol PK secara fisik
a. Latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
b. Susun jadwal latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
7) Latih pasien mengontrol PK patuh minum obat
8) Latih mengontrol PK secara verbal
9) Latih mengontrol PK secara spiritual

II. Proses tindakan keperawatan


1. Fase orientasi

a. Salam terapeutik
Assalamualaikum, selamat pagi pak, perkenalkan nama saya RW
panggil saya T, saya perawat yang menggantikan perawat FHminggu
kemarin.

b. Evaluasivalidasi

bagaimana perasaan bapak saat ini ?masih ada perasaan kesal atau
marah?Masih ingat tidak apa yang kita pelajari kemarin?
c. Kontrak
1. Topik
Sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah
dengan kegiatan fisik untuk cara yang kedua pukul bantal dan kasur
2. Waktu
Bapak maunya berapa lama? bagaimana kalau 10 menit?

3. Tempat
di Mushola ini saja ya pak
2. Fase kerja
sekarang hari ini kita belajar cara kedua, yaitu memukul bantal atau
kasur ya pak. Mana kasur bapak I? Jadi kalau nanti bapak kesal atau
ingin marah langsung kekamar dan lampiaskan pukul kasur dan bantal.
Nah, coba bapak I lakukan!, pukul kasur dan bantal. Ya bagus sekali
bapak I melakukannya. Nah cara inipun dapat dilakukan secara rutin
jika ada perasaan marah. Kemudian jangan lupa merapikan tempat
tidurnya.
3. Fase terminasi

a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara menyalurkan marah
tadi?
b. Evaluasi objektif
Ada berapa cara sudah yang kita latih, coba bapak sebutkan lagi?
c. Rencana tindak lanjut
Mari kita masukkan kedalam jadual kegiatan sehari-hari bapak I, pukul
kasur dan bantalnya mau jam berapa?bagaimana kalau setiap bangun
tidur?Lalu kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu gunakan cara
yang kedua tadi ya pak I. Sekarang kita buat jadwalnya, mau berapa
kali sehari bapak I latihan pukul bantal dan kaasurnya?
d. Kontrak
1. Topik
Siang kita bertemu lagi ya pak, nanti teman saya YN yang akan
bercakap-cakap dengan bapak, cara latihan yang lain untuk
mencegah /mengontrol marah dengan bicara yang baik?
2. Waktu
Jam berapa bapak maunya? Bagaimana kalau jam 14.00?
3. Tempat
Bapak maunya dimana? Bagaimana kalau disini sajapak
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN

Hari / Tanggal : Kamis, 14 Juli 2016/ 14.00 WITA


Ruangan : Program Khusus
Inisial klien / No. CM : Tn. I / 0087xx
Interaksi / SP :8/1

I. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien
a. DS : Klien mengatakan perasaannya baik
b. DO : Kontak mata kurang fokus, klien nampak gelisah, komunikasi
lumayan baik.
2. Diagnosa Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab PK
2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda PK
3) Pasien dapat menyebutkan jenis PK yang pernah dilakukan
4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari PK yang pernah dilakukan
5) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah / mengontrol PK
6) Pasien dapat mencegah/mengontrol PK secara fisik, terapi obat,
sosial,dan spiritual.
4. Tindakan Keperawatan
1) Diskusikan bersama pasien penyebab PK saat ini dan yang lalu
2) Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab PK
3) Diskusikan bersama pasien PK yang biasa dilakukan pada saat
marah secara : verbal, terhadap orang lain, diri sendiri dan
lingkungan.
4) Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
5) Diskusikan bersama pasien cara mengontrol PK
6) Latih pasien mengontrol PK secara fisik
a. Latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
b. Susun jadwal latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
7) Latih pasien mengontrol PK patuh minum obat
8) Latih mengontrol PK secara verbal
9) Latih mengontrol PK secara spiritual

II. Proses tindakan keperawatan


1. Fase orientasi

a. Salam terapeutik
Assalamualaikum, selamat siang pak, perkenalkan nama saya YN
panggil saya Y, saya perawat yang menggantikan perawat RW tadi pagi.

b. Evaluasivalidasi

bagaimana perasaan bapak saat ini ?masih ada perasaan kesal atau
marah?Masih ingat tidak apa yang kita pelajari tadi pagi?
c. Kontrak
1. Topik
Sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah
dengan kegiatan fisik untuk cara yang kedua pukul bantal dan kasur
2. Waktu
Bapak maunya berapa lama? bagaimana kalau 10 menit?

3. Tempat
di Mushola ini saja ya pak
2. Fase kerja
sekarang hari ini kita belajar cara kedua, yaitu memukul bantal atau
kasur ya pak. Mana kamar bapak I? Jadi kalau nanti bapak kesal atau
ingin marah langsung kekamar dan lampiaskan pukul kasur dan bantal.
Nah, coba bapak I lakukan!, pukul kasur dan bantal. Ya bagus sekali
bapak I melakukannya. Nah cara inipun dapat dilakukan secara rutin
jika ada perasaan marah. Kemudian jangan lupa merapikan tempat
tidurnya.
3. Fase terminasi

a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara menyalurkan marah
tadi?
b. Evaluasi objektif
Ada berapa cara sudah yang kita latih, coba bapak sebutkan lagi?
c. Rencana tindak lanjut
Mari kita masukkan kedalam jadual kegiatan sehari-hari bapak I, pukul
kasur dan bantalnya mau jam berapa?bagaimana kalau setiap bangun
tidur?Lalu kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu gunakan cara
yang kedua tadi ya pak I. Sekarang kita buat jadwalnya, mau berapa
kali sehari bapak I latihan pukul bantal dan kaasurnya?
d. Kontrak
1. Topik
Besok kita bertemu lagi ya pak, nanti teman saya AJ yang akan
bercakap-cakap dengan bapak, cara latihan yang lain untuk
mencegah /mengontrol marah dengan terapi obat ?
2. Waktu
Jam berapa bapak maunya? Sama seperti kemarin saja yapak jam
10.00
3. Tempat
Bapak maunya dimana? Bagaimana kalau disini sajapak
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN

Hari / Tanggal : Jumat, 15Juli 2016/ 10.00 WITA


Ruangan : Program Khusus
Inisial klien / No. CM : Tn. I / 0087xx
Interaksi / SP :9/2

I. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien
a. DS : Klien mengatakan perasaannya baik
b. DO : Kontak mata kurang fokus, klien nampak gelisah, komunikasi
lumayan baik.
2. Diagnosa Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab PK
2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda PK
3) Pasien dapat menyebutkan jenis PK yang pernah dilakukan
4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari PK yang pernah dilakukan
5) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah / mengontrol PK
6) Pasien dapat mencegah/mengontrol PK secara fisik, terapi obat,
sosial,dan spiritual.
4. Tindakan Keperawatan
1). Diskusikan bersama pasien penyebab PK saat ini dan yang lalu
2). Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab PK
3). Diskusikan bersama pasien PK yang biasa dilakukan pada saat
marah secara : verbal, terhadap orang lain, diri sendiri dan
lingkungan.
4). Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
5). Diskusikan bersama pasien cara mengontrol PK
6). Latih pasien mengontrol PK secara fisik
a. Latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
b. Susun jadwal latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
7). Latih pasien mengontrol PK patuh minum obat
8). Latih mengontrol PK secara verbal
9). Latih mengontrol PK secara spiritual

II. Proses tindakan keperawatan


1. Fase orientasi

a. Salam terapeutik
Assalamualaikum, selamat siang pak, Masih ingat dengan nama saya,?

b. Evaluasivalidasi

bagaimana perasaan bapak saat ini ?masih ada perasaan kesal atau
marah?Masih ingat tidak apa yang kita pelajari tadi pagi?
c. Kontrak
1. Topik
Sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah
dengan kegiatan fisik untuk cara yang ketiga bicara yang baik
2. Waktu
Bapak maunya berapa lama? bagaimana kalau 10 menit?

3. Tempat
di Mushola ini saja ya pak
2. Fase kerja
Sekarang kita latihan bicara yang baik untuk mencegah marah.kalau
sudah disalurkan melalui tarik napas dalam, pukul bantal dan kasur, dan
sudah lega, maka kita perlu belajar tentang 6 benar obat ( benar obat,
guna, dosis, waktu, cara pemberian, dan kontinuitas). apakah bapak sudah
minum obat siang ini ? minum obat sangat penting supaya bapak bisa
menahan rasa marah bapak, bapak ingat berapa macam obat yang bapak
minum ? ada 3 macam ya, pertama clozapine berwarna kuning pucat,
untuk mengurangi gelisah, kedua THP warna kuning untuk melemaskan
badan agar tidak kaku, ketiga HLP warna pink untuk menenangkan
pikiran. Obat harus dimunum secara rutin agar bapak bisa menahan rasa
marah, apabila tidak diminum akan memperparah rasa marah bapak.
Setiap bapak minum obat perhatikan dengan benar, apakah obat yang
diminum benar milik bapak. Coba bapak ulangi apa yang sudah kita
pelajari ? ya bagus !!

3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara mengontrol marah
tadi dengan terapi obat?
b. Evaluasi objektif
Ada berapa cara sudah yang kita latih, coba bapak sebutkan lagi?
c. Rencana tindak lanjut
Coba bapak I sebutkan lagi tentang terapi obat yang telah kita
pelajari tadi?bagus sekali ! sekarang kita masukkan dalam jadual.
Berapa kali sehari bapak I maunya latihan bicara yang baik?bisa kita
buat jadwalnya?
d. Kontrak
1. Topik
Besok kita bertemu lagi ya pak, nanti teman saya yang kemarin
yang akan bercakap-cakap dengan bapak, cara latihan yang lain
untuk mencegah /mengontrol marah dengan terapi obat lagi ?
2. Waktu
Jam berapa bapak maunya? Sama seperti kemarin saja yapak jam
10.00
3. Tempat
Bapak maunya dimana? Bagaimana kalau disini sajapak
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN

Hari / Tanggal : Jumat, 15 Juli 2016/ 14.00 WITA


Ruangan : Program Khusus
Inisial klien / No. CM : Tn. I / 0087xx
Interaksi / SP : 10 / 2

I. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien
a. DS : Klien mengatakan perasaannya baik
b. DO : Kontak mata kurang fokus, klien nampak gelisah, komunikasi
lumayan baik.
2. Diagnosa Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab PK
2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda PK
3) Pasien dapat menyebutkan jenis PK yang pernah dilakukan
4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari PK yang pernah dilakukan
5) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah / mengontrol PK
6) Pasien dapat mencegah/mengontrol PK secara fisik, terapi obat,
sosial,dan spiritual.
4. Tindakan Keperawatan
1). Diskusikan bersama pasien penyebab PK saat ini dan yang lalu
2). Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab PK
3). Diskusikan bersama pasien PK yang biasa dilakukan pada saat
marah secara : verbal, terhadap orang lain, diri sendiri dan
lingkungan.
4). Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
5). Diskusikan bersama pasien cara mengontrol PK
6). Latih pasien mengontrol PK secara fisik
a. Latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
b. Susun jadwal latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
7). Latih pasien mengontrol PK patuh minum obat
8). Latih mengontrol PK secara verbal
9). Latih mengontrol PK secara spiritual

II. Proses tindakan keperawatan


1. Fase orientasi

a. Salam terapeutik
Assalamualaikum, selamat siang pak, Masih ingat dengan nama saya,?

b. Evaluasivalidasi

bagaimana perasaan bapak saat ini ?masih ada perasaan kesal atau
marah?Masih ingat tidak apa yang kita pelajari tadi pagi?
d. Kontrak
4. Topik
Sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah
dengan kegiatan fisik untuk cara yang ketiga bicara yang baik
5. Waktu
Bapak maunya berapa lama? bagaimana kalau 10 menit?

6. Tempat
di Mushola ini saja ya pak
3. Fase kerja
Sekarang kita latihan bicara yang baik untuk mencegah marah.kalau
sudah disalurkan melalui tarik napas dalam, pukul bantal dan kasur, dan
sudah lega, maka kita perlu belajar tentang 6 benar obat ( benar obat,
guna, dosis, waktu, cara pemberian, dan kontinuitas). apakah bapak sudah
minum obat siang ini ? minum obat sangat penting supaya bapak bisa
menahan rasa marah bapak, bapak ingat berapa macam obat yang bapak
minum ? ada 3 macam ya, pertama clozapine berwarna kuning pucat,
untuk mengurangi gelisah, kedua THP warna kuning untuk melemaskan
badan agar tidak kaku, ketiga HLP warna pink untuk menenangkan
pikiran. Obat harus dimunum secara rutin agar bapak bisa menahan rasa
marah, apabila tidak diminum akan memperparah rasa marah bapak.
Setiap bapak minum obat perhatikan dengan benar, apakah obat yang
diminum benar milik bapak. Coba bapak ulangi apa yang sudah kita
pelajari ? ya bagus !!

3. Fase terminasi
e. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara mengontrol marah
tadi dengan terapi obat?
f. Evaluasi objektif
Ada berapa cara sudah yang kita latih, coba bapak sebutkan lagi?
g. Rencana tindak lanjut
Coba bapak I sebutkan lagi tentang terapi obat yang telah kita
pelajari tadi?bagus sekali ! sekarang kita masukkan dalam jadual.
Berapa kali sehari bapak I maunya latihan bicara yang baik?bisa kita
buat jadwalnya?
h. Kontrak
4. Topik
Besok kita bertemu lagi ya pak, nanti teman saya yang kemarin
yang akan bercakap-cakap dengan bapak, cara latihan yang lain
untuk mencegah /mengontrol marah dengan terapi obat lagi ?
5. Waktu
Jam berapa bapak maunya? Sama seperti kemarin saja yapak jam
10.00
6. Tempat
Bapak maunya dimana? Bagaimana kalau disini sajapak
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN

Hari / Tanggal : Sabtu, 16 Juli 2016/ 10.00 WITA


Ruangan : Program Khusus
Inisial klien / No. CM : Tn. I / 0087xx
Interaksi / SP : 11 / 2

I. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien
a. DS : Klien mengatakan perasaannya baik
b. DO : Kontak mata kurang fokus, klien nampak gelisah, komunikasi
lumayan baik.
2. Diagnosa Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab PK
2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda PK
3) Pasien dapat menyebutkan jenis PK yang pernah dilakukan
4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari PK yang pernah dilakukan
5) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah / mengontrol PK
6) Pasien dapat mencegah/mengontrol PK secara fisik, terapi obat,
sosial,dan spiritual.
4. Tindakan Keperawatan
1). Diskusikan bersama pasien penyebab PK saat ini dan yang lalu
2). Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab PK
3). Diskusikan bersama pasien PK yang biasa dilakukan pada saat
marah secara : verbal, terhadap orang lain, diri sendiri dan
lingkungan.
4). Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
5). Diskusikan bersama pasien cara mengontrol PK
6). Latih pasien mengontrol PK secara fisik
a. Latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
b. Susun jadwal latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
7). Latih pasien mengontrol PK patuh minum obat
8). Latih mengontrol PK secara verbal
9). Latih mengontrol PK secara spiritual

II. Proses tindakan keperawatan


1. Fase orientasi

a. Salam terapeutik
Assalamualaikum, selamat siang pak, Masih ingat dengan nama saya,?

b. Evaluasivalidasi

bagaimana perasaan bapak saat ini ?masih ada perasaan kesal atau
marah?Masih ingat tidak apa yang kita pelajari tadi pagi?
e. Kontrak
7. Topik
Sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah
dengan kegiatan fisik untuk cara yang ketiga bicara yang baik
8. Waktu
Bapak maunya berapa lama? bagaimana kalau 10 menit?

9. Tempat
di Mushola ini saja ya pak
4. Fase kerja
Sekarang kita latihan bicara yang baik untuk mencegah marah.kalau
sudah disalurkan melalui tarik napas dalam, pukul bantal dan kasur, dan
sudah lega, maka kita perlu belajar tentang 6 benar obat ( benar obat,
guna, dosis, waktu, cara pemberian, dan kontinuitas). apakah bapak sudah
minum obat siang ini ? minum obat sangat penting supaya bapak bisa
menahan rasa marah bapak, bapak ingat berapa macam obat yang bapak
minum ? ada 3 macam ya, pertama clozapine berwarna kuning pucat,
untuk mengurangi gelisah, kedua THP warna kuning untuk melemaskan
badan agar tidak kaku, ketiga HLP warna pink untuk menenangkan
pikiran. Obat harus dimunum secara rutin agar bapak bisa menahan rasa
marah, apabila tidak diminum akan memperparah rasa marah bapak.
Setiap bapak minum obat perhatikan dengan benar, apakah obat yang
diminum benar milik bapak. Coba bapak ulangi apa yang sudah kita
pelajari ? ya bagus !!

3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara mengontrol marah
tadi dengan terapi obat?
b. Evaluasi objektif
Ada berapa cara sudah yang kita latih, coba bapak sebutkan lagi?
c. Rencana tindak lanjut
Coba bapak I sebutkan lagi tentang terapi obat yang telah kita
pelajari tadi?bagus sekali ! sekarang kita masukkan dalam jadual.
Berapa kali sehari bapak I maunya latihan bicara yang baik?bisa kita
buat jadwalnya?
d. Kontrak
1. Topik
Besok kita bertemu lagi ya pak, nanti teman saya yang kemarin
yang akan bercakap-cakap dengan bapak, cara latihan yang lain
untuk mencegah /mengontrol marah dengan terapi obat lagi ?
2. Waktu
Jam berapa bapak maunya? Sama seperti kemarin saja yapak jam
10.00
3. Tempat
Bapak maunya dimana? Bagaimana kalau disini sajapak
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN

Hari / Tanggal : Sabtu, 16 Juli 2016/14.00 WITA


Ruangan : Program Khusus
Inisial klien / No. CM : Tn. I / 0087xx
Interaksi / SP : 12 / 2

I. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien
a. DS : Klien mengatakan perasaannya baik
b. DO : Kontak mata kurang fokus, klien nampak gelisah, komunikasi
lumayan baik.
2. Diagnosa Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab PK
2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda PK
3) Pasien dapat menyebutkan jenis PK yang pernah dilakukan
4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari PK yang pernah dilakukan
5) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah / mengontrol PK
6) Pasien dapat mencegah/mengontrol PK secara fisik, terapi obat,
sosial,dan spiritual.
4. Tindakan Keperawatan
1). Diskusikan bersama pasien penyebab PK saat ini dan yang lalu
2). Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab PK
3). Diskusikan bersama pasien PK yang biasa dilakukan pada saat
marah secara : verbal, terhadap orang lain, diri sendiri dan
lingkungan.
4). Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
5). Diskusikan bersama pasien cara mengontrol PK
6). Latih pasien mengontrol PK secara fisik
a. Latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
b. Susun jadwal latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
7). Latih pasien mengontrol PK patuh minum obat
8). Latih mengontrol PK secara verbal
9). Latih mengontrol PK secara spiritual

II. Proses tindakan keperawatan


1. Fase orientasi

a. Salam terapeutik
Assalamualaikum, selamat siang pak, Masih ingat dengan nama saya,?

b. Evaluasivalidasi

bagaimana perasaan bapak saat ini ?masih ada perasaan kesal atau
marah?Masih ingat tidak apa yang kita pelajari tadi pagi?
c. Kontrak
1. Topik
Sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah
dengan kegiatan fisik untuk cara yang ketiga bicara yang baik

2. Waktu
Bapak maunya berapa lama? bagaimana kalau 10 menit?

3. Tempat
di Mushola ini saja ya pak

2. Fase kerja
Sekarang kita latihan bicara yang baik untuk mencegah marah.kalau sudah
disalurkan melalui tarik napas dalam, pukul bantal dan kasur, dan sudah
lega, maka kita perlu belajar tentang 6 benar obat ( benar obat, guna,
dosis, waktu, cara pemberian, dan kontinuitas). apakah bapak sudah minum
obat siang ini ? minum obat sangat penting supaya bapak bisa menahan
rasa marah bapak, bapak ingat berapa macam obat yang bapak minum ?
ada 3 macam ya, pertama clozapine berwarna kuning pucat, untuk
mengurangi gelisah, kedua THP warna kuning untuk melemaskan badan
agar tidak kaku, ketiga HLP warna pink untuk menenangkan pikiran. Obat
harus dimunum secara rutin agar bapak bisa menahan rasa marah, apabila
tidak diminum akan memperparah rasa marah bapak. Setiap bapak minum
obat perhatikan dengan benar, apakah obat yang diminum benar milik
bapak. Coba bapak ulangi apa yang sudah kita pelajari ? ya bagus !!

3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara mengontrol marah
tadi dengan terapi obat?
b. Evaluasi objektif
Ada berapa cara sudah yang kita latih, coba bapak sebutkan lagi?
c. Rencana tindak lanjut
Coba bapak I sebutkan lagi tentang terapi obat yang telah kita
pelajari tadi?bagus sekali ! sekarang kita masukkan dalam jadual.
Berapa kali sehari bapak I maunya latihan bicara yang baik?bisa kita
buat jadwalnya?
d. Kontrak
1. Topik
Besok kita bertemu lagi ya pak, nanti teman saya yang kemarin
yang akan bercakap-cakap dengan bapak, cara latihan yang lain
untuk mencegah /mengontrol marah dengan terapi obat lagi ?
2. Waktu
Jam berapa bapak maunya? Sama seperti kemarin saja yapak jam
10.00
3. Tempat
Bapak maunya dimana? Bagaimana kalau disini sajapak
ANALISA PROSES INTERAKSI

Hari/tanggal : Kamis, 30 Juni 2016/ 10.00 WITA


Ruangan : Program Khusus
Inisial pasien/No.CM : Tn. I / 0087xx
Interaksi/SP : 1 /1
Tahap interaksi: Identifikasi tanda-tanda penyebab perasaan marah, tanda dan
gejala marah,prilaku kekerasan yang dilakukan, akibatnya
srta cara mengontrol secara fisik 1
Deskripsi pasien :Pasien dan perawat berbincang-bincang dan duduk
berhadapan, pasientampak kurang fokus, gelisah.

Komunikasi Komunikasi Analisa berpusat Analisa berpusat Rasional


verbal non verbal pada perawat pada pasien
P: P: Perawat Menerima Salam adalah
Assalamualaik menatap dan memulai kehadiran salah satu
um pak ? tersenyum percakapan perawat, langkah awal
perkenalkan dengan ramah berkomunikasi dari proses
nama saya AJ, K: dengan baik dan interaksi
panggil saya Pandangan jelas
A, saya kedepan
perawat yang
dinas di
ruangan ini.
Nama bapak
siapa,
senangnya
dipanggil
apa?
K:
Waalaikumsal
am, selamat
pagi juga,
nama saya IA,
senangnya
dipanggil I
P: P: Berharap pasien Pasien Mengetahui
bagaimana memandang mau berkomunikasi perasaan klien
perasaan dan tersenyum menceritakan dengan baik dan
bapak saat ini dengan ramah perasaan dan jelas
?masih ada K: keluhannya
perasaan kesal menatap
atau marah? perawat
K: sebentar
perasaan saya
baik-baik saja,
tidak ada pak.

P: P: Perawat Pasien merespon Kontrol yang


Baiklah kita menatap melakukan dengan baik dan jelas dapat
akan dengan kontrak topik, jelas memperlihatka
berbincang- senyuman waktu dan n rasa percaya
bincang K: tempat
sekarang Kontak mata
tentang ada, pasien
perasaan mengangguk.
marah bapak
I?
K:
Iya pak A
P:
Dimana
enaknya kita
duduk untuk
berbincang-
bincang, pak?
Bagimana
kalau di
mushola?
Berapa lama
bapak mau
kita
berbincang-
bincang?bag
aimana kalau
10 menit?
K:
Iya pak A
P: P: Berharap pasien Pasien Merngetahui
Biasanya apa menatap menceritakan berkomunikasi isi cerita pasien
yang membuat dengan semua apa yang dengan baik dan terhadapa RPK
bapak merasa senyuman dialaminya jelas yang
marah atau K: terhadap RPK. dilakukannya
kesal pak? Kontak mata
K: ada, pasien
Istri saya mengangguk.
diganggu dan
dirayu
tetangga.
P:
Bapak tau
tidak tanda-
tanda orang
marah atau
emosi itu
seperti apa?
K:
jantung
berdebar-
debar, mata
melotot, muka
merah dan
tangan
mengepal.
P:
Ketika marah
apa yang
bapak
lakukan?
K:
Mengamuk
dan merusak
barang-
barang
P:
apakah
dengan cara
ini masalah
bapak
terselesaikan?
K:
Tidak pak A
P:
Apa kerugian
cara bapak
yang lakukan?
K:
Betul bapak
jadi dijauhi
dimasyarakat
P:
Menurut
bapak adakah
cara lain yang
lebih baik ?
maukah bapak
belajar cara
mengungkapk
an kemarahan
dengan baik
tanpa
menimbulkan
kerugian?
K:
Iya pak A

P: P: Perawat Pasien merespon Melatih cara


Ada menatap berharap pasien dengan baik dan mencegah/men
beberapa cara dengan bisa melakukan jelas gontrol marah
untuk senyuman latihan cara
mengontrol K: mencegah/meng
kemarahan , Kontak mata ontrol marah
pak. Salah ada, pasien dan dapat
satunya mengangguk. memperaktekjka
dengan cara nnya.
fisik. Jadi
melalui
kegiatan fisik
disalurkan
rasa
marah.bagai
mana kalau
kita latihan
cara fisik 1
yaitu napas
dalam?
K:
Iya pak A
P:
Baiklah, mari
kita mulai pak
latihan napas
dalamnya.
Caranya
bapak bisa
duduk atau
berdiri dengan
tenang
kemudian tarik
nafas lewat
hidung dan
tahan sebentar
lalu keluarkan
lewat mulut
seperti
mengeluarkan
kemarahan.
Nah lakukan 5
kali. Bagus
sekali, bapak
sudah bisa
melakukannya.
K:
Iya pak

P: P: Perawat Pasien Mengetahui


menatap menanyakan berkomunikasi perasaan
Bagaimana
dengan perasaan pasien dengan baik dan pasien setelah
perasaan
senyuman setelah jelas bercakap-
bapaksetelahki
K: bercakap-cakap cakap
ta berbincang-
Kontak mata
bincang
ada, pasien
tentang
tersenyum
kemarahan
sebentar dan
bapak? mengangguk.
K:
Senang dan
lega pak A

P: P: Perawat Pasien Rencana


menatap menanyakan berkomunikasi tindak
Coba selama
dengan tindakan dengan baik dan selanjutnya
saya tidak
senyuman selanjutnya jelas
ada, ingat-
K:
ingat lagi
Kontak mata
penyebab
ada, pasien
marah bapak
tersenyum
yang lalu, apa
sebentar dan
yang bapak
mengangguk.
lakukan kalau
marah yang
belum kita
bahas dan
jangan lupa
latihan napas
dalamnya ya
pak!
Sekarang kita
masukkan
dalam jadual
latihan bapak.
Berapa kali
sehari bapak
mau latihan
napas dalam?
Jam berapa
saja pak?
K:
Iya pak A.
Dua kali
sehari, Setiap
bangun pagi
dan mau tidur
malam pak.
P: P: Perawat Pasien merespon Kontrak topik,
Siang ini kita menatap menanyakan dengan baik dan waktu dan
bertemu lagi dengan kontrak jelas tempat, dan
ya pak, nanti senyuman selanjutnya menutup
teman saya K: (topik, waktu interaksi
FH yang akan Kontak mata dan tempat).
bercakap- ada, pasien
cakap dengan tersenyum
bapak, cara sebentar dan
latihan yang mengangguk.
lain untuk
mencegah
/mengontrol
marah yaitu
pukul bantal
dan kasur?
K:
Iya pak
P:
Bapak maunya
dimana? Tetap
disini
atauditempat
lain
Mau jam
berapa pak?
Bagaimana
kalau jam
14.00siang?

K:
Iya. Disini
saja pak
P:
Assalamualaik
um...
K:
Waalaikumsal
am...
ANALISA PROSES INTERAKSI

Hari/tanggal : Kamis, 30 Juni 2016/ 14.00 WITA


Ruangan : Program Khusus
Inisial pasien/No.CM : Tn. I / 0087xx
Interaksi/SP : 2 /1
Tahap interaksi: Identifikasi tanda-tanda penyebab perasaan marah, tanda dan
gejala marah,perilaku kekerasan yang dilakukan,
akibatnya srta cara mengontrol secara fisik 1
Deskripsi pasien : pasien bicara secukupnya, tatapan kurang fokus.

Komunikasi Komunikasi Analisa berpusat Analisa berpusat Rasional


verbal non verbal pada perawat pada pasien
P: P: Perawat Menerima Salam adalah
Assalamualaik menatap dan memulai kehadiran salah satu
um, selamat tersenyum percakapan perawat, langkah awal
siang pak, dengan ramah berkomunikasi dari proses
perkenalkan K: dengan baik dan interaksi
nama saya Pandangan jelas
FH, panggil kedepan
saya W, saya
perawat yang
menggantikan
perawat A tadi
pagi.
K:
Waalaikumsal
am, selamat
siang juga
P: P: Berharap pasien Pasien Mengetahui
memandang mau berkomunikasi perasaan klien
bagaimana
dan tersenyum menceritakan dengan baik dan
perasaan
dengan ramah perasaan dan jelas
bapak saat ini
K: keluhannya
?masih ada
menatap
perasaan kesal
perawat
atau
sebentar
marah?Masi
h ingat tidak
apa yang kita
pelajari tadi
pagi?
K:
perasaan saya
baik-baik saja,
tidak ada pak
F. Iya latihan
napas dalam.
P:
Bagaimana
latihan napas
dalamnya
apakah sudah
dilakukan pak
?
K:
Saya lupa bu
W
P:
karena bapak
I lupa maka
kita latihan
fisik 1 lagi ya
pak
K:
Iya pak F
P: P: Perawat Pasien merespon Kontrol yang
Baiklah kita menatap melakukan dengan baik dan jelas dapat
akan dengan kontrak topik, jelas memperlihatka
berbincang- senyuman waktu dan n rasa percaya
bincang K: tempat
sekarang Kontak mata
tentang ada, pasien
latihan fisik 1 mengangguk.
bapak I?
K:
Iya pak F
P:
Dimana
enaknya kita
duduk untuk
berbincang-
bincang, pak?
Bagimana
kalau di
mushola?
Berapa lama
bapak mau
kita
berbincang-
bincang?bag
aimana kalau
10 menit?
K:
Iya pak F

P: P: Perawat Pasien merespon Melatih cara


Ada menatap berharap pasien dengan baik dan mencegah/men
beberapa cara dengan bisa melakukan jelas gontrol marah
untuk senyuman latihan cara
mengontrol K: mencegah/meng
kemarahan , Kontak mata ontrol marah
pak. Salah ada, pasien dan dapat
satunya mengangguk. memperaktekjka
dengan cara nnya.
fisik. Jadi
melalui
kegiatan fisik
disalurkan
rasa
marah.bagai
mana kalau
kita latihan
cara fisik 1
yaitu napas
dalam?
K:
Iya pak F
P:
Baiklah, mari
kita mulai pak
latihan napas
dalamnya.
Caranya
bapak bisa
duduk atau
berdiri dengan
tenang
kemudian tarik
nafas lewat
hidung dan
tahan sebentar
lalu keluarkan
lewat mulut
seperti
mengeluarkan
kemarahan.
Nah lakukan 5
kali. Bagus
sekali, bapak
sudah bisa
melakukannya.
K:
Iya pak F

P: P: Perawat Pasien Mengetahui


menatap menanyakan berkomunikasi perasaan
Bagaimana
dengan perasaan pasien dengan baik dan pasien setelah
perasaan
senyuman setelah jelas bercakap-
bapaksetelahki
K: bercakap-cakap cakap
ta berbincang-
Kontak mata
bincang
ada, pasien
tentang
tersenyum
kemarahan
sebentar dan
bapak?
mengangguk.

K:
Senang dan
lega pak F
P: P: Perawat Pasien Rencana
menatap menanyakan berkomunikasi tindak
Coba selama
dengan tindakan dengan baik dan selanjutnya
saya tidak senyuman selanjutnya jelas
ada, ingat- K:
ingat lagi Kontak mata
penyebab ada, pasien
marah bapak tersenyum
yang lalu, apa sebentar dan
yang bapak mengangguk.
lakukan kalau
marah yang
belum kita
bahas dan
jangan lupa
latihan napas
dalamnya ya
pak!
Sekarang kita
masukkan
dalam jadual
latihan bapak.
Berapa kali
sehari bapak
mau latihan
napas dalam?
Jam berapa
saja pak?
K:
Iya pak F.
Dua kali
sehari, Setiap
bangun pagi
dan mau tidur
malam pak F

P: P: Perawat Pasien merespon Kontrak topik,


Besok kita menatap menanyakan dengan baik dan waktu dan
bertemu lagi dengan kontrak jelas tempat, dan
ya pak, nanti senyuman selanjutnya menutup
teman saya K: (topik, waktu interaksi
RW yang Kontak mata dan tempat).
akan ada, pasien
bercakap- tersenyum
cakap dengan sebentar dan
bapak, cara mengangguk.
latihan yang
lain untuk
mencegah
/mengontrol
marah yaitu
pukul bantal
dan kasur?
K:
Iya pak F

P:
Bapak maunya
dimana? Tetap
disini
atauditempat
lain
Mau jam
berapa pak?
Bagaimana
kalau jam
10.00 pagi?
K:
Iya. Disini
saja pak F
P:
Assalamualaik
um...
K:
Waalaikumsal
am...
ANALISA PROSES INTERAKSI (API)

Hari / Tanggal : Jumat, 01 Juli 2016 /10.00 WITA


Ruangan : Program Khusus
Inisial Pasien / No CM : Tn. I / 0087xx
Interaksi / SP : 3 /1
Tahap Interaksi : Latihan cara mengontrol marah dengan teknik nafas dalam
Deskripsi Pasien : Pasien dan perawat berbincang-bincang didalam ruangan,
bicara pasien secukupnya, tatapan mata kurang fokus,
pasien tampak bersih.
Komunikasi Komunikasi Analisa berpusat Analisa berpusat Rasional
verbal non verbal pada perawat pada pasien
P: P: Perawat Menerima Salam adalah
Assalamualaik menatap dan memulai kehadiran salah satu
um, selamat tersenyum percakapan perawat, langkah awal
pagi pak, dengan ramah berkomunikasi dari proses
perkenalkan K: dengan baik dan interaksi
nama saya Pandangan jelas
RW, panggil kedepan
saya T, saya
perawat yang
menggantikan
perawat FH
kemarin.
K:
Waalaikumsal
am, selamat
pagi juga
P: P: Berharap pasien Pasien Mengetahui
bagaimana memandang mau berkomunikasi perasaan klien
perasaan dan tersenyum menceritakan dengan baik dan
bapak saat ini dengan ramah perasaan dan jelas
?masih ada K: keluhannya
perasaan kesal menatap
atau marah? perawat
K: sebentar
perasaan saya
baik-baik saja,
tidak ada bu T
P:
Bagaimana
latihan napas
dalamnya
apakah sudah
dilakukan pak
?
K:
Saya lupa bu T
P:
karena bapak
I lupa maka
kita latihan
fisik 1 lagi ya
pak
K:
Iya bu T
P: P: Perawat Pasien merespon Kontrol yang
Baiklah kita menatap melakukan dengan baik dan jelas dapat
akan dengan kontrak topik, jelas memperlihatka
berbincang- senyuman waktu dan n rasa percaya
bincang K: tempat
sekarang Kontak mata
tentanglatihan ada, pasien
fisik 1 bapak mengangguk.
I?
K:
Iya bu T
P:
Dimana
enaknya kita
duduk untuk
berbincang-
bincang, pak?
Bagimana
kalau di
mushola?
Berapa lama
bapak mau
kita
berbincang-
bincang?bag
aimana kalau
10 menit?
K:
Iya bu T

P: P: Perawat Pasien merespon Melatih cara


Ada menatap berharap pasien dengan baik dan mencegah/men
beberapa cara dengan bisa melakukan jelas gontrol marah
untuk senyuman latihan cara
mengontrol K: mencegah/meng
kemarahan , Kontak mata ontrol marah
pak. Salah ada, pasien dan dapat
satunya mengangguk. mempraktekkan
dengan cara nya.
fisik. Jadi
melalui
kegiatan fisik
disalurkan
rasa
marah.bagai
mana kalau
kita latihan
cara fisik 1
yaitu napas
dalam?
K:
Iya bu T
P:
Baiklah, mari
kita mulai pak
latihan napas
dalamnya.
Caranya
bapak bisa
duduk atau
berdiri dengan
tenang
kemudian tarik
nafas lewat
hidung dan
tahan sebentar
lalu keluarkan
lewat mulut
seperti
mengeluarkan
kemarahan.
Nah lakukan 5
kali. Bagus
sekali, bapak
sudah bisa
melakukannya.
K:
Iya bu T

P: P: Perawat Pasien Mengetahui


menatap menanyakan berkomunikasi perasaan
Bagaimana
dengan perasaan pasien dengan baik dan pasien setelah
perasaan
senyuman setelah jelas bercakap-
bapaksetelahki
K: bercakap-cakap cakap
ta berbincang-
Kontak mata
bincang
ada, pasien
tentang
tersenyum
kemarahan
sebentar dan
bapak?
mengangguk.
K:
Senang dan
lega bu T

P: P: Perawat Pasien Rencana


menatap menanyakan berkomunikasi tindak
Coba selama
dengan tindakan dengan baik dan selanjutnya
saya tidak
senyuman selanjutnya jelas
ada, ingat-
K:
ingat lagi
Kontak mata
penyebab
ada, pasien
marah bapak
tersenyum
yang lalu, apa
sebentar dan
yang bapak
mengangguk.
lakukan kalau
marah yang
belum kita
bahas dan
jangan lupa
latihan napas
dalamnya ya
pak!
Sekarang kita
masukkan
dalam jadual
latihan bapak.
Berapa kali
sehari bapak
mau latihan
napas dalam?
Jam berapa
saja pak?
K:
Iya bu T Dua
kali sehari,
Setiap bangun
pagi dan mau
tidur malam
bu T

P: P: Perawat Pasien merespon Kontrak topik,


Siang ini kita menatap menanyakan dengan baik dan waktu dan
bertemu lagi dengan kontrak jelas tempat, dan
ya pak, nanti senyuman selanjutnya menutup
teman saya YN K: (topik, waktu interaksi
yang akan Kontak mata dan tempat).
bercakap- ada, pasien
cakap dengan tersenyum
bapak, cara sebentar dan
latihan yang mengangguk.
lain untuk
mencegah
/mengontrol
marah yaitu
pukul bantal
dan kasur?
K:
Iya bu T
P:
Bapak maunya
dimana? Tetap
disini
atauditempat
lain
Mau jam
berapa pak?
Bagaimana
kalau jam
14.00siang?
K:
Iya. Disini
saja bu T
P:
Assalamualaik
um...
K:
Waalaikumsal
am...
ANALISA PROSES INTERAKSI (API)

Hari / Tanggal : Jumat, 01 Juli 2016/ 14.00 WITA


Ruangan : Program Khusus
Inisial Pasien / No CM : Tn. I / 0087xx
Interaksi / SP : 4 /1
Tahap Interaksi : Latihan cara mengontrol marah dengan teknik pukul bantal dan
kasur
Deskripsi Pasien : Pasien dan perawat berbincang-bincang didalam ruangan,
bicara pasien secukupnya, tatapan mata kurang fokus,
pasien tampak bersih.

Komunikasi Komunikasi Analisa berpusat Analisa berpusat Rasional


verbal non verbal pada perawat pada pasien
P: P: Perawat Menerima Salam adalah
Assalamualaik menatap dan memulai kehadiran salah satu
um, selamat tersenyum percakapan perawat, langkah awal
siang pak, dengan ramah berkomunikasi dari proses
perkenalkan K: dengan baik dan interaksi
nama saya YN, Pandangan jelas
panggil saya kedepan
Y, saya
perawat yang
menggantikan
perawat T tadi
pagi.
K:
Waalaikumsal
am, selamat
siang juga
P: P: Berharap pasien Pasien Mengetahui
bagaimana memandang mau berkomunikasi perasaan klien
perasaan dan tersenyum menceritakan dengan baik dan
bapak saat ini dengan ramah perasaan dan jelas
?masih ada K: keluhannya
perasaan kesal menatap
atau marah? perawat
K: sebentar
perasaan saya
baik-baik saja,
tidak ada bu Y

P:
Bagaimana
latihan napas
dalamnya
apakah sudah
dilakukan pak
?
K:
Sudah bu Y
P:
Coba bapak I
praktikkan
cara napas
dalam ?
K:
Iya bu Y.
duduk atau
berdiri dengan
tenang
kemudian tarik
nafas lewat
hidung dan
tahan sebentar
lalu keluarkan
lewat mulut
seperti
mengeluarkan
kemarahan.
P:
Bagus sekali
pak I
P: P: Perawat Pasien merespon Kontrol yang
Sekarang menatap melakukan dengan baik dan jelas dapat
kita akan dengan kontrak topik, jelas memperlihatka
belajar cara senyuman waktu dan n rasa percaya
mengontrol K: tempat
perasaan Kontak mata
marah dengan ada, pasien
kegiatan fisik mengangguk.
untuk cara
yang kedua
yaitu pukul
bantal dan
kasur
K:
Iya bu Y
P:
Dimana
enaknya kita
duduk untuk
berbincang-
bincang, pak?
Bagimana
kalau di
mushola?
Berapa lama
bapak mau
kita
berbincang-
bincang?bag
aimana kalau
10 menit?
K:
Iya bu Y

P: P: Perawat Pasien merespon Melatih cara


sekarang hari menatap berharap pasien dengan baik dan mencegah/men
ini kita belajar dengan bisa melakukan jelas gontrol marah
cara kedua, senyuman latihan cara
yaitu memukul K: mencegah/meng
bantal atau Kontak mata ontrol marah
kasur ya pak. ada, pasien dan dapat
Mana kamar mengangguk. memperaktekjka
bapak I? ? nnya.
K:
Disana bu Y
P:
Jadi kalau
nanti bapak
kesal atau
ingin marah
langsung
kekamar dan
lampiaskan
pukul kasur
dan bantal.
Nah, coba
bapak I
lakukan!,.
pukul kasur
dan bantal.
K:
Iya bu Y
P:
Ya bagus
sekali bapak I
melakukannya.
Nah cara
inipun dapat
dilakukan
secara rutin
jika ada
perasaan
marah.
Kemudian
jangan lupa
merapikan
tempat
tidurnya.
K:
Iya bu Y
P: P: Perawat Pasien Mengetahui
menatap menanyakan berkomunikasi perasaan
Bagaimana
dengan perasaan pasien dengan baik dan pasien setelah
perasaan
senyuman setelah jelas bercakap-
bapak setelah
K: bercakap-cakap cakap
latihan cara
Kontak mata
menyalurkan
ada, pasien
marah tadi??
tersenyum
K:
sebentar dan
Senang dan mengangguk.
lega bu Y

P: P: Perawat Pasien Rencana


menatap menanyakan berkomunikasi tindak
Mari kita
dengan tindakan dengan baik dan selanjutnya
masukkan
senyuman selanjutnya jelas
kedalam
K:
jadwal
Kontak mata
kegiatan
ada, pasien
sehari-hari
tersenyum
bapak I, pukul
sebentar dan
kasur dan
mengangguk.
bantalnya mau
jam
berapa?bagai
mana kalau
setiap bangun
tidur?
K:
Iya bu Y,
setiap bangun
pagi
P:
Lalu kalau
ada keinginan
marah
sewaktu-waktu
gunakan cara
yang kedua
tadi ya pak I.
Sekarang kita
buat
jadwalnya,
mau berapa
kali sehari
bapak I
latihan pukul
bantal dan
kaasurnya?
K:
Iya bu Y

P: P: Perawat Pasien merespon Kontrak topik,


Besok kita menatap menanyakan dengan baik dan waktu dan
bertemu lagi dengan kontrak jelas tempat, dan
ya pak, nanti senyuman selanjutnya menutup
teman saya AJ K: (topik, waktu interaksi
yang akan Kontak mata dan tempat).
bercakap- ada, pasien
cakap dengan tersenyum
bapak, cara sebentar dan
latihan yang mengangguk.
lain untuk
mencegah
/mengontrol
marah yaitu
pukul bantal
dan kasur?
K:
Iya bu Y
P:
Bapak maunya
dimana? Tetap
disini
atauditempat
lain
Mau jam
berapa pak?
Bagaimana
kalau jam
10.00 pagi?
K:
Iya. Disini
saja bu Y
P:
Assalamualaik
um...
K:
Waalaikumsal
am...
ANALISA PROSES INTERAKSI

Hari / Tanggal : Sabtu, 02 Juli 2016/ 10.00 WITA


Ruangan : Program Khusus
Inisial Pasien / No CM : Tn. I / 0087xx
Interaksi / SP :5/1
Tahap Interaksi : Latihan cara mengontrol marah dengan latihan fisik 2
memukul bantal
Deskripsi Pasien : Pasien bicara secukupnya, tatapan mata kurang focus

Komunikasi Komunikasi Analisa berpusat Analisa berpusat Rasional


verbal non verbal pada perawat pada pasien
P: P: Perawat Menerima Salam adalah
Assalamualaik menatap dan memulai kehadiran salah satu
um, selamat tersenyum percakapan perawat, langkah awal
pagi pak, dengan ramah berkomunikasi dari proses
perkenalkan K: dengan baik dan interaksi
nama saya AJ, Pandangan jelas
panggil saya kedepan
A, saya
perawat yang
menggantikan
perawat YN
kemarin.
K:
Waalaikumsal
am, selamat
pagi juga
P: P: Berharap pasien Pasien Mengetahui
bagaimana memandang mau berkomunikasi perasaan klien
perasaan dan tersenyum menceritakan dengan baik dan
bapak I saat dengan ramah perasaan dan jelas
ini ?masih K: keluhannya
ada perasaan menatap
kesal atau perawat
marah? sebentar
K:
perasaan saya
baik-baik saja,
tidak ada pak
A
P:
Bagaimana
latihan napas
dalamnya
apakah sudah
dilakukan pak
?
K:
Sudah pakA
P:
Coba bapak I
praktikkan
cara napas
dalam ?
K:
Iya pa A
duduk atau
berdiri dengan
tenang
kemudian tarik
nafas lewat
hidung dan
tahan sebentar
lalu keluarkan
lewat mulut
seperti
mengeluarkan
kemarahan.
P:
Bagus sekali
pak I
P: P: Perawat Pasien merespon Kontrol yang
Sekarang menatap melakukan dengan baik dan jelas dapat
kita akan dengan kontrak topik, jelas memperlihatka
belajar cara senyuman waktu dan n rasa percaya
mengontrol K: tempat
perasaan Kontak mata
marah dengan ada, pasien
kegiatan fisik mengangguk.
untuk cara
yang kedua
yaitu pukul
bantal dan
kasur
K:
Iya pa A
P:
Dimana
enaknya kita
duduk untuk
berbincang-
bincang, pak?
Bagimana
kalau di
mushola?
Berapa lama
bapak mau
kita
berbincang-
bincang?bag
aimana kalau
10 menit?
K:
Iya pakA

P: P: Perawat Pasien merespon Melatih cara


sekarang hari menatap berharap pasien dengan baik dan mencegah/men
ini kita belajar dengan bisa melakukan jelas gontrol marah
cara kedua, senyuman latihan cara
yaitu memukul K: mencegah/meng
bantal atau Kontak mata ontrol marah
kasur ya pak. ada, pasien dan dapat
Mana kamar mengangguk. memperaktekjka
bapak I? ? nnya.
K:
Disana pak A
P:
Jadi kalau
nanti bapak
kesal atau
ingin marah
langsung
kekamar dan
lampiaskan
pukul kasur
dan bantal.
Nah, coba
bapak I
lakukan!,.
pukul kasur
dan bantal.
K:
Iya pak A
P:
Ya bagus
sekali bapak I
melakukannya.
Nah cara
inipun dapat
dilakukan
secara rutin
jika ada
perasaan
marah.
Kemudian
jangan lupa
merapikan
tempat
tidurnya.
K:
Iya pak A
P: P: Perawat Pasien Mengetahui
menatap menanyakan berkomunikasi perasaan
Bagaimana
dengan perasaan pasien dengan baik dan pasien setelah
perasaan
senyuman setelah jelas bercakap-
bapak setelah
K: bercakap-cakap cakap
latihan cara
Kontak mata
menyalurkan
ada, pasien
marah tadi??
tersenyum
K:
sebentar dan
Senang dan
mengangguk.
lega pak A

P: P: Perawat Pasien Rencana


menatap menanyakan berkomunikasi tindak
Mari kita
dengan tindakan dengan baik dan selanjutnya
masukkan
senyuman selanjutnya jelas
kedalam
K:
jadual
Kontak mata
kegiatan
ada, pasien
sehari-hari
tersenyum
bapak I, pukul
sebentar dan
kasur dan
mengangguk.
bantalnya mau
jam
berapa?bagai
mana kalau
setiap bangun
tidur?
K:
Iya pak A
setiap bangun
pagi
P:
Lalu kalau
ada keinginan
marah
sewaktu-waktu
gunakan cara
yang kedua
tadi ya pak I.
Sekarang kita
buat
jadwalnya,
mau berapa
kali sehari
bapak I
latihan pukul
bantal dan
kaasurnya?
K:
Iya pak A
P: P: Perawat Pasien merespon Kontrak topik,
Siang ini kita menatap menanyakan dengan baik dan waktu dan
bertemu lagi dengan kontrak jelas tempat, dan
ya pak, nanti senyuman selanjutnya menutup
teman saya K: (topik, waktu interaksi
FH yang akan Kontak mata dan tempat).
bercakap- ada, pasien
cakap dengan tersenyum
bapak, cara sebentar dan
latihan yang mengangguk.
lain untuk
mencegah
/mengontrol
marah dengan
bicara yang
baik?
K:
Iya pak A
P:
Bapak maunya
dimana? Tetap
disini
atauditempat
lain
Mau jam
berapa pak?
Bagaimana
kalau jam
14.00siang?
K:
Iya. Disini
saja pak A
P:
Assalamualaik
um...
K:
Waalaikumsal
am...
ANALISA PROSES INTERAKSI (API)

Hari / Tanggal : Sabtu, 02 Juli 2016/ 14.00 WITA


Ruangan : Program Khusus
Inisial Pasien / No. CM : Tn. I / 0087xx
Interaksi / SP : 6/ 1
Tahap Interaksi : Latihan cara mengontrol marah dengan latihan fisik 2
memukul bantal
Deskripsi Pasien : Pasien tampak bersih, pasien bicara secukupnya, tatapan
mata kurang fokus

Komunikasi Komunikasi Analisa berpusat Analisa berpusat Rasional


verbal non verbal pada perawat pada pasien
P: P: Perawat Menerima Salam adalah
Assalamualaik menatap dan memulai kehadiran salah satu
um, selamat tersenyum percakapan perawat, langkah awal
siang pak, dengan ramah berkomunikasi dari proses
perkenalkan K: dengan baik dan interaksi
nama saya Pandangan jelas
FH, panggil kedepan
saya F, saya
perawat yang
menggantikan
perawat Atadi
pagi.
K:
Waalaikumsal
am, selamat
siang juga
P: P: Berharap pasien Pasien Mengetahui
bagaimana memandang mau berkomunikasi perasaan klien
perasaan dan tersenyum menceritakan dengan baik dan
bapak saat ini dengan ramah perasaan dan jelas
?masih ada K: keluhannya
perasaan kesal menatap
atau marah? perawat
K: sebentar
perasaan saya
baik-baik saja,
tidak ada pak
F
P: P: Berharap pasien Pasien merespon Melakukan
Sekarang kita memandang mau menerima dengan baik dan kontrak
bercakap- dan tersenyum ajakan perawat jelas pertemuan
cakap lagi ya dengan ramah terhadap kontrak
pa I ? Dimana K: yang pertemuan
enaknya kita menatap kemarin
duduk untuk perawat
berbincang- sebentar
bincang, pak?
Bagimana
kalau di
mushola?
Berapa lama
bapak mau
kita
berbincang-
bincang?bag
aimana kalau
10 menit?
K:
Iya pak F

P: P: Berharap pasien Pasien


Bagaimana memandang dapat berkomunikasi
latihan napas dan tersenyum mengevaluasi dengan baik dan
dalamnya dengan ramah kegiatan yang jelas
apakah sudah K: kemarin.
dilakukan pak menatap
? perawat
K: sebentar
Sudah pakF
P:
Coba bapak I
praktikkan
cara napas
dalam ?
K:
Iya pak F.
duduk atau
berdiri dengan
tenang
kemudian tarik
nafas lewat
hidung dan
tahan sebentar
lalu keluarkan
lewat mulut
seperti
mengeluarkan
kemarahan.
P:
Bagus sekali
pak I
P:
bagaimana
cara yang
kedua yaitu
pukul bantal
dan kasur,
sudah
dilakukan pa I
?
K:
Lupa pak F
P:
Kalau begitu
kita latihan
lagi ya pa I?
K;
Iya pa F

P: P: Perawat Pasien merespon Melatih cara


sekarang hari menatap berharap pasien dengan baik dan mencegah/men
ini kita belajar dengan bisa melakukan jelas gontrol marah
cara kedua, senyuman latihan cara
yaitu memukul K: mencegah/meng
bantal atau Kontak mata ontrol marah
kasur ya pak. ada, pasien dan dapat
Mana kamar mengangguk. memperaktekjka
bapak I? ? nnya.
K:
Disana pa F
P:
Jadi kalau
nanti bapak
kesal atau
ingin marah
langsung
kekasur dan
lampiaskan
pukul kasur
dan bantal.
Nah, coba
bapak I
lakukan!,.
pukul kasur
dan bantal.
K:
Iya pa F
P:
Ya bagus
sekali bapak I
melakukannya.
Nah cara
inipun dapat
dilakukan
secara rutin
jika ada
perasaan
marah.
Kemudian
jangan lupa
merapikan
tempat
tidurnya.
K:
Iya pa F
P: P: Perawat Pasien Mengetahui
menatap menanyakan berkomunikasi perasaan
Bagaimana
dengan perasaan pasien dengan baik dan pasien setelah
perasaan
senyuman setelah jelas bercakap-
bapak setelah
K: bercakap-cakap cakap
latihan cara Kontak mata
menyalurkan ada, pasien
marah tadi?? tersenyum
K: sebentar dan
Senang dan mengangguk.
lega pa F
P: P: Perawat Pasien Rencana
menatap menanyakan berkomunikasi tindak
Mari kita
dengan tindakan dengan baik dan selanjutnya
masukkan
senyuman selanjutnya jelas
kedalam
K:
jadual
Kontak mata
kegiatan
ada, pasien
sehari-hari
tersenyum
bapak I, pukul
sebentar dan
kasur dan
mengangguk.
bantalnya mau
jam
berapa?bagai
mana kalau
setiap bangun
tidur?
K:
Iya pa F,
setiap bangun
pagi
P:
Lalu kalau
ada keinginan
marah
sewaktu-waktu
gunakan cara
yang kedua
tadi ya pak I.
Sekarang kita
buat
jadwalnya,
mau berapa
kali sehari
bapak I
latihan pukul
bantal dan
kaasurnya?
K:
Iya pa F
P: P: Perawat Pasien merespon Kontrak topik,
Kamis depan menatap menanyakan dengan baik dan waktu dan
kita bertemu dengan kontrak jelas tempat, dan
lagi ya pak, senyuman selanjutnya menutup
nanti teman K: (topik, waktu interaksi
saya RW yang Kontak mata dan tempat).
akan ada, pasien
bercakap- tersenyum
cakap dengan sebentar dan
bapak, cara mengangguk.
latihan yang
lain untuk
mencegah
/mengontrol
marah dengan
bicara yang
baik?
K:
Iya pa F
P:
Bapak maunya
dimana? Tetap
disini
atauditempat
lain
Mau jam
berapa pak?
Bagaimana
kalau jam
10.00 pagi?
K:
Iya. Disini
saja pak F
P:
Assalamualaik
um...
K:
Waalaikumsal
am...
ANALISA PROSES INTERAKSI (API)

Hari / Tanggal : Kamis, 14 Juli 2016/ 10.00 WITA


Ruangan : Program Khusus
Inisial Pasien / No. CM : Tn. I / 0087xx
Interaksi / SP :7/1
Tahap Interaksi : Latihan cara mengontrol marah dengan latihan fisik 2
memukul bantal
Deskripsi Pasien : Pasien tampak bersih, pasien bicara secukupnya, tatapan
mata kurang fokus

Komunikasi Komunikasi Analisa berpusat Analisa berpusat Rasional


verbal non verbal pada perawat pada pasien
P: P: Perawat Menerima Salam adalah
Assalamualaik menatap dan memulai kehadiran salah satu
um, selamat tersenyum percakapan perawat, langkah awal
pagi pak, dengan ramah berkomunikasi dari proses
perkenalkan K: dengan baik dan interaksi
nama saya Pandangan jelas
RW, panggil kedepan
saya T, saya
perawat yang
menggantikan
perawat FH
kemarin.
K:
Waalaikumsal
am, selamat
pagi juga
P: P: Berharap pasien Pasien Mengetahui
bagaimana memandang mau berkomunikasi perasaan klien
perasaan dan tersenyum menceritakan dengan baik dan
bapak saat ini dengan ramah perasaan dan jelas
?masih ada K: keluhannya
perasaan kesal menatap
atau marah? perawat
K: sebentar
perasaan saya
baik-baik saja,
tidak ada bu T

P: P: Berharap pasien Pasien merespon Melakukan


Sekarang kita memandang mau menerima dengan baik dan kontrak
bercakap- dan tersenyum ajakan perawat jelas pertemuan
cakap lagi ya dengan ramah terhadap kontrak
pa I ? Dimana K: yang pertemuan
enaknya kita menatap kemarin
duduk untuk perawat
berbincang- sebentar
bincang, pak?
Bagimana
kalau di
mushola?
Berapa lama
bapak mau
kita
berbincang-
bincang?bag
aimana kalau
10 menit?
K:
Iya bu T

P: P: Berharap pasien Pasien


Bagaimana memandang dapat berkomunikasi
latihan napas dan tersenyum mengevaluasi dengan baik dan
dalamnya dengan ramah kegiatan yang jelas
apakah sudah K: kemarin.
dilakukan pak menatap
? perawat
K: sebentar
Sudah bu T
P:
Coba bapak I
praktikkan
cara napas
dalam ?
K:
Iya bu T.
duduk atau
berdiri dengan
tenang
kemudian tarik
nafas lewat
hidung dan
tahan sebentar
lalu keluarkan
lewat mulut
seperti
mengeluarkan
kemarahan.
P:
Bagus sekali
pak I
P:
bagaimana
cara yang
kedua yaitu
pukul bantal
dan kasur,
sudah
dilakukan pa I
?
K:
Lupa bu T
P:
Kalau begitu
kita latihan
lagi ya pa I?
K;
Iya bu T

P: P: Perawat Pasien merespon Melatih cara


sekarang hari menatap berharap pasien dengan baik dan mencegah/men
ini kita belajar dengan bisa melakukan jelas gontrol marah
cara kedua, senyuman latihan cara
yaitu memukul K: mencegah/meng
bantal atau Kontak mata ontrol marah
kasur ya pak. ada, pasien dan dapat
Mana kamar mengangguk. memperaktekjka
bapak I? ? nnya.
K:
Disana bu T
P:
Jadi kalau
nanti bapak
kesal atau
ingin marah
langsung
kekamar dan
lampiaskan
pukul kasur
dan bantal.
Nah, coba
bapak I
lakukan!,.
pukul kasur
dan bantal.
K:
Iya bu T
P:
Ya bagus
sekali bapak I
melakukannya.
Nah cara
inipun dapat
dilakukan
secara rutin
jika ada
perasaan
marah.
Kemudian
jangan lupa
merapikan
tempat
tidurnya.
K:
Iya bu T
P: P: Perawat Pasien Mengetahui
menatap menanyakan berkomunikasi perasaan
Bagaimana
dengan perasaan pasien dengan baik dan pasien setelah
perasaan
senyuman setelah jelas bercakap-
bapak setelah
K: bercakap-cakap cakap
latihan cara Kontak mata
menyalurkan ada, pasien
marah tadi?? tersenyum
K: sebentar dan
Senang dan mengangguk.
lega bu T
P: P: Perawat Pasien Rencana
menatap menanyakan berkomunikasi tindak
Mari kita
dengan tindakan dengan baik dan selanjutnya
masukkan
senyuman selanjutnya jelas
kedalam
K:
jadual
Kontak mata
kegiatan
ada, pasien
sehari-hari
tersenyum
bapak I, pukul
sebentar dan
kasur dan
mengangguk.
bantalnya mau
jam
berapa?bagai
mana kalau
setiap bangun
tidur?
K:
Iya bu T,
setiap bangun
pagi
P:
Lalu kalau
ada keinginan
marah
sewaktu-waktu
gunakan cara
yang kedua
tadi ya pak I.
Sekarang kita
buat
jadwalnya,
mau berapa
kali sehari
bapak I
latihan pukul
bantal dan
kasurnya?
K:
Iya bu T

P: P: Perawat Pasien merespon Kontrak topik,


Siang ini kita menatap menanyakan dengan baik dan waktu dan
bertemu lagi dengan kontrak jelas tempat, dan
ya pak, nanti senyuman selanjutnya menutup
teman saya YN K: (topik, waktu interaksi
yang akan Kontak mata dan tempat).
bercakap- ada, pasien
cakap dengan tersenyum
bapak, cara sebentar dan
latihan yang mengangguk.
lain untuk
mencegah
/mengontrol
marah dengan
bicara yang
baik?
K:
Iya bu T
P:
Bapak maunya
dimana? Tetap
disini
atauditempat
lain
Mau jam
berapa pak?
Bagaimana
kalau jam
14.00siang?
K:
Iya. Disini
saja bu T
P:
Assalamualaik
um...
K:
Waalaikumsal
am...
ANALISA PROSES INTERAKSI (API)

Hari / Tanggal : Kamis, 14 Juli 2016/ 14.00 WITA


Ruangan : Program Khusus
Inisial Pasien / No. CM : Tn. I / 0087xx
Interaksi / SP :8/1
Tahap Interaksi : Latihan cara mengontrol marah dengan latihan fisik 2
memukul bantal
Deskripsi Pasien : Pasien tampak bersih, pasien bicara secukupnya, tatapan
mata kurang focus,

Komunikasi Komunikasi Analisa berpusat Analisa berpusat Rasional


verbal non verbal pada perawat pada pasien
P: P: Perawat Menerima Salam adalah
Assalamualaik menatap dan memulai kehadiran salah satu
um, selamat tersenyum percakapan perawat, langkah awal
siang pak, dengan ramah berkomunikasi dari proses
perkenalkan K: dengan baik dan interaksi
nama saya YN, Pandangan jelas
panggil saya Y kedepan
saya perawat
yang
menggantikan
perawat R
kemarin.
K:
Waalaikumsal
am, selamat
siang juga
P: P: Berharap pasien Pasien Mengetahui
bagaimana memandang mau berkomunikasi perasaan klien
perasaan dan tersenyum menceritakan dengan baik dan
bapak saat ini dengan ramah perasaan dan jelas
?masih ada K: keluhannya
perasaan kesal menatap
atau marah? perawat
K: sebentar
perasaan saya
baik-baik saja,
tidak ada pa I

P: P: Berharap pasien Pasien merespon Melakukan


Sekarang kita memandang mau menerima dengan baik dan kontrak
bercakap- dan tersenyum ajakan perawat jelas pertemuan
cakap lagi ya dengan ramah terhadap kontrak
pa I ? Dimana K: yang pertemuan
enaknya kita menatap kemarin
duduk untuk perawat
berbincang- sebentar
bincang, pak?
Bagimana
kalau di
mushola?
Berapa lama
bapak mau
kita
berbincang-
bincang?bag
aimana kalau
10 menit?
K:
Iya bu Y

P: P: Berharap pasien Pasien


Bagaimana memandang dapat berkomunikasi
latihan napas dan tersenyum mengevaluasi dengan baik dan
dalamnya dengan ramah kegiatan yang jelas
apakah sudah K: kemarin.
dilakukan pak menatap
? perawat
K: sebentar
Sudah bu Y
P:
Coba bapak I
peraktikkan
cara napas
dalam ?
K:
Iya bu Y.
duduk atau
berdiri dengan
tenang
kemudian tarik
nafas lewat
hidung dan
tahan sebentar
lalu keluarkan
lewat mulut
seperti
mengeluarkan
kemarahan.
P:
Bagus sekali
pak I
P:
bagaimana
cara yang
kedua yaitu
pukul bantal
dan kasur,
sudah
dilakukan pa
C?
K:
Lupa bu Y
P:
Kalau begitu
kita latihan
lagi ya pa I?
K;
Iya pa I

P: P: Perawat Pasien merespon Melatih cara


sekarang hari menatap berharap pasien dengan baik dan mencegah/men
ini kita belajar dengan bisa melakukan jelas gontrol marah
cara kedua, senyuman latihan cara
yaitu memukul K: mencegah/meng
bantal atau Kontak mata ontrol marah
kasur ya pak. ada, pasien dan dapat
Mana kamar mengangguk. memperaktekjka
bapak I? ? nnya.
K:
Disana bu Y
P:
Jadi kalau
nanti bapak
kesal atau
ingin marah
langsung
kekamar dan
lampiaskan
pukul kasur
dan bantal.
Nah, coba
bapak I
lakukan!,.
pukul kasur
dan bantal.
K:
Iya bu Y
P:
Ya bagus
sekali bapak I
melakukannya.
Nah cara
inipun dapat
dilakukan
secara rutin
jika ada
perasaan
marah.
Kemudian
jangan lupa
merapikan
tempat
tidurnya.
K:
Iya bu Y
P: P: Perawat Pasien Mengetahui
menatap menanyakan berkomunikasi perasaan
Bagaimana
dengan perasaan pasien dengan baik dan pasien setelah
perasaan
senyuman setelah jelas bercakap-
bapak setelah
K: bercakap-cakap cakap
latihan cara Kontak mata
menyalurkan ada, pasien
marah tadi?? tersenyum
K: sebentar dan
Senang dan mengangguk.
lega bu Y
P: P: Perawat Pasien Rencana
menatap menanyakan berkomunikasi tindak
Mari kita
dengan tindakan dengan baik dan selanjutnya
masukkan
senyuman selanjutnya jelas
kedalam
K:
jadual
Kontak mata
kegiatan
ada, pasien
sehari-hari
tersenyum
bapak I, pukul
sebentar dan
kasur dan
mengangguk.
bantalnya mau
jam
berapa?bagai
mana kalau
setiap bangun
tidur?
K:
Iya bu Y,
setiap bangun
pagi
P:
Lalu kalau
ada keinginan
marah
sewaktu-waktu
gunakan cara
yang kedua
tadi ya pak I.
Sekarang kita
buat
jadwalnya,
mau berapa
kali sehari
bapak I
latihan pukul
bantal dan
kaasurnya?
K:
Iya bu Y

P: P: Perawat Pasien merespon Kontrak topik,


Besok kita menatap menanyakan dengan baik dan waktu dan
bertemu lagi dengan kontrak jelas tempat, dan
ya pak, nanti senyuman selanjutnya menutup
teman saya AJ K: (topik, waktu interaksi
yang akan Kontak mata dan tempat).
bercakap- ada, pasien
cakap dengan tersenyum
bapak, cara sebentar dan
latihan yang mengangguk.
lain untuk
mencegah
/mengontrol
marah dengan
bicara yang
baik?
K:
Iya bu Y
P:
Bapak maunya
dimana? Tetap
disini
atauditempat
lain
Mau jam
berapa pak?
Bagaimana
kalau jam
10.00 pagi?
K:
Iya. Disini
saja bu Y
P:
Assalamualaik
um...
K:
Waalaikumsal
am...
ANALISA PROSES INTERAKSI (API)

Hari / Tanggal : Jumat, 15 Juli 2016/ 10.00 WITA


Ruangan : Program Khusus
Inisial Pasien / No. CM : Tn. I / 0087xx
Interaksi / SP :9/2
Tahap Interaksi : Latihan cara mengontrol marah dengan terapi obat
Deskripsi Pasien : Pasien tampak bersih, pasien bicara secukupnya, tatapan
mata kurang focus,

Komunikasi Komunikasi Analisa berpusat Analisa berpusat Rasional


verbal non verbal pada perawat pada pasien
P: P: Perawat Menerima Salam adalah
Assalamualaiku menatap dan memulai kehadiran salah satu
m, selamat pagi tersenyum percakapan perawat, langkah awal
pak, masih dengan berkomunikasi dari proses
ingat dengan ramah dengan baik dan interaksi
nama saya ? K: jelas
K: Pandangan
Waalaikumsala kedepan
m, selamat pagi
juga iya dengan
bapak A kan...
P: P: Berharap pasien Pasien Mengetahui
bagaimana memandang mau berkomunikasi perasaan klien
perasaan bapak dan menceritakan dengan baik dan
saat ini tersenyum perasaan dan jelas
?masih ada dengan keluhannya
perasaan kesal ramah
atau K:
marah?Masih menatap
ingat tidak apa perawat
yang kita sebentar
pelajari
kemarin
K:
Ingat pak A,
napas dalam
dan pukul
bantal dan
kasur
P: coba bapak I
praktekkan cara
napas dalam
dan pukul
bantal dan
kasur?
K:
baik pak
Caranya bapak
bisa duduk atau
berdiri dengan
tenang
kemudian tarik
nafas lewat
hidung dan
tahan sebentar
lalu keluarkan
lewat mulut
seperti
mengeluarkan
kemarahan.
Nah lakukan 5
kali.
P: bagus sekali
pak, sekarang
pukul bantal
dan kasurnya
pak!
Kalau sedang
marah langsung
ketempat tidur,
kemudian pukul
bantal dan
kasur seperti
melampiaskan
kemarahan, dan
sehabis itu
merapikan
tempat tidur.
P;
bagus sekali
pak.!
K:
Makasih pak A
P: P: Berharap pasien Pasien merespon Melakukan
Sekarang kita memandang mau menerima dengan baik dan kontrak
bercakap-cakap dan ajakan perawat jelas pertemuan
lagi ya pa I ? tersenyum terhadap kontrak
Dimana dengan yang pertemuan
enaknya kita ramah kemarin
duduk untuk K:
berbincang- menatap
bincang, pak? perawat
Bagimana kalau sebentar
di mushola?
Berapa lama
bapak mau kita
berbincang-
bincang?bagai
mana kalau 10
menit?
K:
Iya pa A

P: P: Perawat Pasien merespon Melatih cara


menatap berharap pasien dengan baik dan mencegah/men
Sekarang kita
dengan bisa melakukan jelas gontrol marah
latihan bicara senyuman latihan cara
yang baik untuk K: mencegah/meng
Kontak mata ontrol marah
mencegah ada, pasien dan dapat
marah.kalau mengangguk. memperaktekjka
nnya.
sudah
disalurkan
melalui tarik
napas dalam,
pukul bantal
dan kasur, dan
sudah lega,
maka kita perlu
belajar tentang
6 benar obat (
benar obat,
guna, dosis,
waktu, cara
pemberian, dan
kontinuitas).
apakah bapak
sudah minum
obat siang ini ?
minum obat
sangat penting
supaya bapak
bisa menahan
rasa marah
bapak, bapak
ingat berapa
macam obat
yang bapak
minum ? ada 3
macam ya,
pertama
clozapine
berwarna
kuning pucat,
untuk
mengurangi
gelisah, kedua
THP warna
kuning untuk
melemaskan
badan agar
tidak kaku,
ketiga HLP
warna pink
untuk
menenangkan
pikiran. Obat
harus dimunum
secara rutin
agar bapak bisa
menahan rasa
marah, apabila
tidak diminum
akan
memperparah
rasa marah
bapak. Setiap
bapak minum
obat perhatikan
dengan benar,
apakah obat
yang diminum
benar milik
bapak. Coba
bapak ulangi
apa yang sudah
kita pelajari ?
ya bagus !!
P: P: Perawat Pasien Mengetahui
menatap menanyakan berkomunikasi perasaan
Bagaimana
dengan perasaan pasien dengan baik dan pasien setelah
perasaan bapak
senyuman setelah jelas bercakap-
setelah latihan
K: bercakap-cakap cakap
cara
Kontak mata
mengontrol
ada, pasien
marah tadi
tersenyum
dengan bicara
sebentar dan
yang baik?
mengangguk.
K:
Senang dan
lega pa A
P: Rencana
Coba bapak I tindak
sebutkan lagi selanjutnya
cara
mengontrol
kemarahan
dengan terapi
obat pelajari
tadi?
K:
Baik pak A
P:
bagus sekali !
sekarang kita
masukkan
dalam jadual.
Berapa kali
sehari bapak I
maunya latihan
terapi obat yang
baik?bisa kita
buat
jadwalnya?
K:
Ya , satu kali
sehari pak A
sehabis
morning
metting
P: P: Perawat Pasien merespon Kontrak topik,
Siang ini kita menatap menanyakan dengan baik dan waktu dan
bertemu lagi ya dengan kontrak jelas tempat, dan
pak, nanti senyuman selanjutnya menutup
teman saya K: (topik, waktu interaksi
yang kemarin Kontak mata dan tempat).
yang akan ada, pasien
bercakap-cakap tersenyum
dengan bapak, sebentar dan
cara latihan mengangguk.
mengontrol
marah dengan
terapi obat.
K:
Iya pa A
P:
Bapak maunya
dimana? Tetap
disini
atauditempat
lain
Mau jam
berapa pak?
Bagaimana
kalau jam
14.00siang?
K:
Iya. Disini saja
pa A
P:
Assalamualaiku
m
K:
Waalaikumsala
m...
ANALISA PROSES INTERAKSI (API)

Hari / Tanggal : Jumat, 15 Juli 2016/ 14.00 WITA


Ruangan : Program Khusus
Inisial Pasien / No. CM : Tn. I / 0087xx
Interaksi / SP : 10 / 2
Tahap Interaksi : Latihan cara mengontrol marah dengan terapi obat
Deskripsi Pasien : Pasien tampak bersih, pasien bicara secukupnya, tatapan
mata kurang fokos,
Komunikasi Komunikasi Analisa berpusat Analisa berpusat Rasional
verbal non verbal pada perawat pada pasien
P: P: Perawat Menerima Salam adalah
Assalamualaiku menatap dan memulai kehadiran salah satu
m, selamat tersenyum percakapan perawat, langkah awal
siang pak, dengan berkomunikasi dari proses
masih ingat ramah dengan baik dan interaksi
dengan nama K: jelas
saya ? Pandangan
K: kedepan
Waalaikumsala
m, selamat pagi
juga iya dengan
bapak F kan...
P: P: Berharap pasien Pasien Mengetahui
bagaimana memandang mau berkomunikasi perasaan klien
perasaan bapak dan menceritakan dengan baik dan
saat ini tersenyum perasaan dan jelas
?masih ada dengan keluhannya
perasaan kesal ramah
atau K:
marah?Masih menatap
ingat tidak apa perawat
yang kita sebentar
pelajari
kemarin
K:
Ingat pak F,
napas dalam
dan pukul
bantal dan
kasur
P: coba bapak I
peraktekkan
cara napas
dalam dan
pukul bantal
dan kasur?
K:
baik pak
Caranya bapak
bisa duduk atau
berdiri dengan
tenang
kemudian tarik
nafas lewat
hidung dan
tahan sebentar
lalu keluarkan
lewat mulut
seperti
mengeluarkan
kemarahan.
Nah lakukan 5
kali.
P: bagus sekali
pak, sekarang
pukul bantal
dan kasurnya
pak!
Kalau sedang
marah langsung
ketempat tidur,
kemudian pukul
bantal dan
kasur seperti
melampiaskan
kemrahan, dan
sehabis itu
merapikan
tempat tidur.
P;
bagus sekali
pak.!
K:
Makasih pak F.
P: P: Berharap pasien Pasien merespon Melakukan
Sekarang kita memandang mau menerima dengan baik dan kontrak
bercakap-cakap dan ajakan perawat jelas pertemuan
lagi ya pa I ? tersenyum terhadap kontrak
Dimana dengan yang pertemuan
enaknya kita ramah kemarin
duduk untuk K:
berbincang- menatap
bincang, pak? perawat
Bagimana kalau sebentar
di mushola?
Berapa lama
bapak mau kita
berbincang-
bincang?bagai
mana kalau 10
menit?
K:
Iya pa F
P: P: Perawat Pasien merespon Evaluasi hasil
Bagaimana menatap berharap pasien dengan baik dan percakapan
latihan terapi dengan dapat mengingat jelas dan latihan
obat sudah senyuman percakapan dan kemarin
dilakukan? K: latihan kemarin
K: Kontak mata
Lupa pak F ada, pasien
P: mengangguk
Kalau begitu
kita ulangi lagi
ya pak latihan
dengan terapi
obat?
K:
Iya pak F
P: P: Perawat Pasien merespon Melatih cara
Sekarang kita menatap berharap pasien dengan baik dan mencegah/men
latihan bicara dengan bisa melakukan jelas gontrol marah
senyuman latihan cara
yang baik untuk K: mencegah/meng
Kontak mata ontrol marah
mencegah ada, pasien dan dapat
marah.kalau mengangguk. memperaktekjka
nnya.
sudah
disalurkan
melalui tarik
napas dalam,
pukul bantal
dan kasur, dan
sudah lega,
maka kita perlu
belajar tentang
6 benar obat (
benar obat,
guna, dosis,
waktu, cara
pemberian, dan
kontinuitas).
apakah bapak
sudah minum
obat siang ini ?
minum obat
sangat penting
supaya bapak
bisa menahan
rasa marah
bapak, bapak
ingat berapa
macam obat
yang bapak
minum ? ada 3
macam ya,
pertama
clozapine
berwarna
kuning pucat,
untuk
mengurangi
gelisah, kedua
THP warna
kuning untuk
melemaskan
badan agar
tidak kaku,
ketiga HLP
warna pink
untuk
menenangkan
pikiran. Obat
harus dimunum
secara rutin
agar bapak bisa
menahan rasa
marah, apabila
tidak diminum
akan
memperparah
rasa marah
bapak. Setiap
bapak minum
obat perhatikan
dengan benar,
apakah obat
yang diminum
benar milik
bapak. Coba
bapak ulangi
apa yang sudah
kita pelajari ?
ya bagus !!
P: P: Perawat Pasien Mengetahui
Bagaimana menatap menanyakan berkomunikasi perasaan
perasaan bapak dengan perasaan pasien dengan baik dan pasien setelah
setelah latihan senyuman setelah jelas bercakap-
cara K: bercakap-cakap cakap
mengontrol Kontak mata
marah tadi ada, pasien
dengan terapi tersenyum
obat? sebentar dan
K: mengangguk.
Senang dan
lega pa F
P: Rencana
Coba bapak I tindak
sebutkan lagi selanjutnya
terapi obat yang
telah kita
pelajari tadi?
K:
Baik pak F
P:
bagus sekali !
sekarang kita
masukkan
dalam jadwal.
Berapa kali
sehari bapak I
maunya latihan
terapi obat?bisa
kita buat
jadwalnya?
K:
Ya , satu kali
sehari pak F
sehabis
morning
metting
P: P: Perawat Pasien merespon Kontrak topik,
Besok kita menatap menanyakan dengan baik dan waktu dan
bertemu lagi ya dengan kontrak jelas tempat, dan
pak, nanti senyuman selanjutnya menutup
teman saya K: (topik, waktu interaksi
yang kemarin Kontak mata dan tempat).
yang akan ada, pasien
bercakap-cakap tersenyum
dengan bapak, sebentar dan
cara latihan mengangguk.
untuk mencegah
/mengontrol
marah dengan
terapi obat
K:
Iya pa F
P:
Bapak maunya
dimana? Tetap
disini
atauditempat
lain
Mau jam
berapa pak?
Bagaimana
kalau jam 10.00
pagi?
K:
Iya. Disini saja
pa F
P:
Assalamualaiku
m
K:
Waalaikumsala
m...
ANALISA PROSES INTERAKSI (API)

Hari / Tanggal : Senin, 11 Januari 2016/ 10.00 WITA


Ruangan : Program Khusus
Inisial Pasien / No. CM : Tn. I / 0087xx
Interaksi / SP : 11 / 2
Tahap Interaksi : Latihan cara mengontrol marah dengan terapi obat
Deskripsi Pasien : Pasien tampak bersih, pasien bicara secukupnya, tatapan
mata kurang fokos
Komunikasi Komunikasi Analisa berpusat Analisa berpusat Rasional
verbal non verbal pada perawat pada pasien
P: P: Perawat Menerima Salam adalah
Assalamualaiku menatap dan memulai kehadiran salah satu
m, selamat pagi tersenyum percakapan perawat, langkah awal
pak, masih dengan berkomunikasi dari proses
ingat dengan ramah dengan baik dan interaksi
nama saya ? K: jelas
K: Pandangan
Waalaikumsala kedepan
m, selamat pagi
juga iya dengan
bu T kan...
P: P: Berharap pasien Pasien Mengetahui
bagaimana memandang mau berkomunikasi perasaan klien
perasaan bapak dan menceritakan dengan baik dan
saat ini tersenyum perasaan dan jelas
?masih ada dengan keluhannya
perasaan kesal ramah
atau K:
marah?Masih menatap
ingat tidak apa perawat
yang kita sebentar
pelajari
kemarin
K:
Ingat bu T,
napas dalam
dan pukul
bantal dan
kasur
P: coba bapak I
peraktekkan
cara napas
dalam dan
pukul bantal
dan kasur?
K:
baik pak
Caranya bapak
bisa duduk atau
berdiri dengan
tenang
kemudian tarik
nafas lewat
hidung dan
tahan sebentar
lalu keluarkan
lewat mulut
seperti
mengeluarkan
kemarahan.
Nah lakukan 5
kali.
P: bagus sekali
pak, sekarang
pukul bantal
dan kasurnya
pak!
Kalau sedang
marah langsung
ketempat tidur,
kemudian pukul
bantal dan
kasur seperti
melampiaskan
kemrahan, dan
sehabis itu
merapikan
tempat tidur.
P;
bagus sekali
pak.!
K:
Makasih bu T
P: P: Berharap pasien Pasien merespon Melakukan
Sekarang kita memandang mau menerima dengan baik dan kontrak
bercakap-cakap dan ajakan perawat jelas pertemuan
lagi ya pa I ? tersenyum terhadap kontrak
Dimana dengan yang pertemuan
enaknya kita ramah kemarin
duduk untuk K:
berbincang- menatap
bincang, pak? perawat
Bagimana kalau sebentar
di mushola?
Berapa lama
bapak mau kita
berbincang-
bincang?bagai
mana kalau 10
menit?
K:
Iya bu T
P: P: Perawat Pasien merespon Evaluasi hasil
Bagaimana menatap berharap pasien dengan baik dan percakapan
latihan dengan dengan dapat mengingat jelas dan latihan
terapi obat senyuman percakapan dan kemarin
sudah K: latihan kemarin
dilakukan? Kontak mata
K: ada, pasien
Lupa bu T mengangguk
P:
Kalau begitu
kita ulangi lagi
ya pak latihan
terapi obat?
K:
Iya bu T
P: P: Perawat Pasien merespon Melatih cara
Sekarang kita menatap berharap pasien dengan baik dan mencegah/men
latihan bicara dengan bisa melakukan jelas gontrol marah
senyuman latihan cara
yang baik untuk K: mencegah/meng
mencegah Kontak mata ontrol marah
marah.kalau ada, pasien dan dapat
mengangguk. memperaktekjka
sudah nnya.
disalurkan
melalui tarik
napas dalam,
pukul bantal
dan kasur, dan
sudah lega,
maka kita perlu
belajar tentang
6 benar obat (
benar obat,
guna, dosis,
waktu, cara
pemberian, dan
kontinuitas).
apakah bapak
sudah minum
obat siang ini ?
minum obat
sangat penting
supaya bapak
bisa menahan
rasa marah
bapak, bapak
ingat berapa
macam obat
yang bapak
minum ? ada 3
macam ya,
pertama
clozapine
berwarna
kuning pucat,
untuk
mengurangi
gelisah, kedua
THP warna
kuning untuk
melemaskan
badan agar
tidak kaku,
ketiga HLP
warna pink
untuk
menenangkan
pikiran. Obat
harus dimunum
secara rutin
agar bapak bisa
menahan rasa
marah, apabila
tidak diminum
akan
memperparah
rasa marah
bapak. Setiap
bapak minum
obat perhatikan
dengan benar,
apakah obat
yang diminum
benar milik
bapak. Coba
bapak ulangi
apa yang sudah
kita pelajari ?
ya bagus !!
P: P: Perawat Pasien Mengetahui
Bagaimana menatap menanyakan berkomunikasi perasaan
perasaan bapak dengan perasaan pasien dengan baik dan pasien setelah
setelah latihan senyuman setelah jelas bercakap-
cara K: bercakap-cakap cakap
mengontrol Kontak mata
marah tadi ada, pasien
dengan terapi tersenyum
obat? sebentar dan
K: mengangguk.
Senang dan
lega bu T
P: Rencana
Coba bapak I tindak
sebutkan lagi selanjutnya
terapi obat yang
telah kita
pelajari tadi?
K:
Baik bu T
P:
bagus sekali !
sekarang kita
masukkan
dalam jadual.
Berapa kali
sehari bapak I
maunya latihan
terapi obat?bisa
kita buat
jadwalnya?
K:
Ya , satu kali
sehari bu T
sehabis
morning
metting
P: P: Perawat Pasien merespon Kontrak topik,
Siang nanti kita menatap menanyakan dengan baik dan waktu dan
bertemu lagi ya dengan kontrak jelas tempat, dan
pak, nanti senyuman selanjutnya menutup
teman saya K: (topik, waktu interaksi
yang kemarin Kontak mata dan tempat).
yang akan ada, pasien
bercakap-cakap tersenyum
dengan bapak, sebentar dan
cara latihan mengangguk.
untuk mencegah
/mengontrol
marah dengan
terapi obat
K:
Iya bu T
P:
Bapak maunya
dimana? Tetap
disini
atauditempat
lain
Mau jam
berapa pak?
Bagaimana
kalau jam
14.00siang?
K:
Iya. Disini saja
bu T
P:
Assalamualaiku
m
K:
Waalaikumsala
m...
ANALISA PROSES INTERAKSI (API)

Hari / Tanggal : Sabtu, 16 Juli 2016/ 14.00 WITA


Ruangan : Program Khusus
Inisial Pasien / No. CM : Tn. I / 0087xx
Interaksi / SP : 12 / 2
Tahap Interaksi : Latihan cara mengontrol marah dengan terapi obat
Deskripsi Pasien : Pasien tampak bersih, pasien bicara secukupnya, tatapan
mata kurang fokos
Komunikasi Komunikasi Analisa berpusat Analisa berpusat Rasional
verbal non verbal pada perawat pada pasien
P: P: Perawat Menerima Salam adalah
Assalamualaiku menatap dan memulai kehadiran salah satu
m, selamat tersenyum percakapan perawat, langkah awal
siang pak, dengan berkomunikasi dari proses
masih ingat ramah dengan baik dan interaksi
dengan nama K: jelas
saya ? Pandangan
K: kedepan
Waalaikumsala
m, selamat
siang juga iya
dengan bu Y
kan...
P: P: Berharap pasien Pasien Mengetahui
bagaimana memandang mau berkomunikasi perasaan klien
perasaan bapak dan menceritakan dengan baik dan
saat ini tersenyum perasaan dan jelas
?masih ada dengan keluhannya
perasaan kesal ramah
atau K:
marah?Masih menatap
ingat tidak apa perawat
yang kita sebentar
pelajari tadi
pagi
K:
Ingat bu Y,
napas dalam
dan pukul
bantal dan
kasur
P: coba bapak I
peraktekkan
cara napas
dalam dan
pukul bantal
dan kasur?
K:
baik pak
Caranya bapak
bisa duduk atau
berdiri dengan
tenang
kemudian tarik
nafas lewat
hidung dan
tahan sebentar
lalu keluarkan
lewat mulut
seperti
mengeluarkan
kemarahan.
Nah lakukan 5
kali.
P: bagus sekali
pak, sekarang
pukul bantal
dan kasurnya
pak!
Kalau sedang
marah langsung
ketempat tidur,
kemudian pukul
bantal dan
kasur seperti
melampiaskan
kemarahan, dan
sehabis itu
merapikan
tempat tidur.
P;
bagus sekali
pak.!
K:
Makasih bu Y
P: P: Berharap pasien Pasien merespon Melakukan
Sekarang kita memandang mau menerima dengan baik dan kontrak
bercakap-cakap dan ajakan perawat jelas pertemuan
lagi ya pa I ? tersenyum terhadap kontrak
Dimana dengan yang pertemuan
enaknya kita ramah kemarin
duduk untuk K:
berbincang- menatap
bincang, pak? perawat
Bagimana kalau sebentar
di mushola?
Berapa lama
bapak mau kita
berbincang-
bincang?bagai
mana kalau 10
menit?
K:
Iya bu Y
P: P: Perawat Pasien merespon Evaluasi hasil
Bagaimana menatap berharap pasien dengan baik dan percakapan
latihan yang ke dengan dapat mengingat jelas dan latihan
3 dengan bicara senyuman percakapan dan kemarin
yang baik sudah K: latihan kemarin
dilakukan? Kontak mata
K: ada, pasien
Lupa bu Y mengangguk
P:
Kalau begitu
kita ulangi lagi
ya pak latihan
terapi obat ?
K:
Iya bu Y
P: P: Perawat Pasien merespon Melatih cara
Sekarang kita menatap berharap pasien dengan baik dan mencegah/men
latihan bicara dengan bisa melakukan jelas gontrol marah
senyuman latihan cara
yang baik untuk K: mencegah/meng
mencegah Kontak mata ontrol marah
ada, pasien dan dapat
marah.kalau mengangguk. memperaktekjka
sudah nnya.
disalurkan
melalui tarik
napas dalam,
pukul bantal
dan kasur, dan
sudah lega,
maka kita perlu
belajar tentang
6 benar obat (
benar obat,
guna, dosis,
waktu, cara
pemberian, dan
kontinuitas).
apakah bapak
sudah minum
obat siang ini ?
minum obat
sangat penting
supaya bapak
bisa menahan
rasa marah
bapak, bapak
ingat berapa
macam obat
yang bapak
minum ? ada 3
macam ya,
pertama
clozapine
berwarna
kuning pucat,
untuk
mengurangi
gelisah, kedua
THP warna
kuning untuk
melemaskan
badan agar
tidak kaku,
ketiga HLP
warna pink
untuk
menenangkan
pikiran. Obat
harus dimunum
secara rutin
agar bapak bisa
menahan rasa
marah, apabila
tidak diminum
akan
memperparah
rasa marah
bapak. Setiap
bapak minum
obat perhatikan
dengan benar,
apakah obat
yang diminum
benar milik
bapak. Coba
bapak ulangi
apa yang sudah
kita pelajari ?
ya bagus !!
P: P: Perawat Pasien Mengetahui
Bagaimana menatap menanyakan berkomunikasi perasaan
perasaan bapak dengan perasaan pasien dengan baik dan pasien setelah
setelah latihan senyuman setelah jelas bercakap-
cara K: bercakap-cakap cakap
mengontrol Kontak mata
marah tadi ada, pasien
dengan terapi tersenyum
obat ? sebentar dan
K: mengangguk.
Senang dan
lega bu Y
P: Rencana
Coba bapak I tindak
sebutkan lagi selanjutnya
terapi obat yang
telah kita
pelajari tadi?
K:
Baik bu Y
P:
bagus sekali !
sekarang kita
masukkan
dalam jadual.
Berapa kali
sehari bapak I
maunya latihan
terapi obat?bisa
kita buat
jadwalnya?
K:
Ya , satu kali
sehari bu Y
sehabis
morning
metting
P: P: Perawat Pasien merespon Kontrak topik,
Kamis depan menatap menanyakan dengan baik dan waktu dan
kita bertemu dengan kontrak jelas tempat, dan
lagi ya pak, senyuman selanjutnya menutup
nanti teman K: (topik, waktu interaksi
saya yang Kontak mata dan tempat).
kemarin yang ada, pasien
akan bercakap- tersenyum
cakap dengan sebentar dan
bapak, cara mengangguk.
latihan untuk
mencegah
/mengontrol
marah dengan
terapi obat
K:
Iya bu Y
P:
Bapak maunya
dimana? Tetap
disini
atauditempat
lain
Mau jam
berapa pak?
Bagaimana
kalau jam 10.00
pagi?
K:
Iya. Disini saja
bu Y
P:
Assalamualaiku
m
K:
Waalaikumsala
m...

You might also like