Professional Documents
Culture Documents
MC
DENGAN MASALAH UTAMA RESIKO PERILAKU KEKERASAN
DI RUANG SPESIAL PROGRAM RSJ DAERAH SAMBANG LIHUM
KABUPATEN BANJAR
TAHUN 2016
Disusun Oleh:
Mengetahui
Mengetahui,
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan hidayah-Nya sehingga
disusun untuk salah satu syarat untuk menyelesaikaan stase keperawatan jiwa memperoleh
1. Direktur RSJ Sambang Lihum dr. H IBGDharma Putra yang telah memberi kesempatan
memberikan saran dan arahan dalam penyelesaian asuhan keperawatan jiwa ini.
3. Koordinator pembimbing Murjani S. Kep. M.M yang memberi kritik dan saran sehingga
4. Keluarga Tn. MC (Ny. N) yang berkenan menerima kunjungan penulis untuk melakukan
5. Rekan sejawat, serta semua pihak atas sumbangan pikiran dan bantuan yang telah
diberikan.
Kelompok menyadari bahwa asuhan keperawatan jiwa ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi penulis berharap asuhan keperawatan jiwa ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan.
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN SEMINAR............................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iv
DAFTAR ISI............................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................ 2
1.4 Manfaat .......................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi ........................................................................... 4
2.2 Faktor Predisposisi dan Presipitasi ................................. 5
2.3 Patofisiologi.. .......................................................... 6
2.4 Pohon Masalah. ............................................................... 7
2.5 Tanda dan Gejala ............................................................ 7
2.6 Mekanisme Koping.. ................................................... 8
2.7 Pemeriksaan Penunjang .................................................. 9
2.8 Penatalaksanaan Medis ................................................... 9
2.9 Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji ........ 11
2.10 Diagnosa Keperawatan ................................................... 12
2.11 Rencana Tindakan Keperawatan..................................... 12
2.12 Rencana Tindakan Keperawatan (Masalah Utama) ........ 16
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN Tn. MC DENGAN
RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG PROGRAM KHUSUS (DUAL
DIAGNOSA) RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SAMBANG LIHUM
3.1 Identitas Pasien ............................................................... 27
3.2 Alasan Masuk.................................................................. 27
3.3 Faktor Presipitasi ............................................................ 27
3.4 Faktor Predisposisi .......................................................... 28
3.5 Pemeriksaan Fisik ........................................................... 29
3.6 Psikososial....................................................................... 30
3.7 Status Mental .................................................................. 33
3.8 Kebutuhan Kesiapan Pulang ........................................... 38
3.9 Mekanisme Koping ......................................................... 41
3.10 Masalah Psikososial dan Lingkungan ............................. 41
3.11 Kurang Pengetahuan Tentang ......................................... 43
3.12 Aspek Penunjang ............................................................ 43
3.13 Daftar Masalah Keperawatan .......................................... 47
3.14 Analisa Data .................................................................... 48
3.15 Diagnosa Kperawatan ..................................................... 50
3.16 Tahap Penanganan Pasien ............................................... 51
3.17 Sistem Kategori Pasien ................................................... 52
3.18 Rencana Tindakan Keperawatan..................................... 54
3.19 Strategi Pelaksanaan ....................................................... 61
3.20 Implementasi dan Evaluasi ............................................. 62
3.21 API .................................................................................. 75
BAB VI PENUTUP
4.1 Simpulan ......................................................................... 76
4.2 Saran ............................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
Menurut WHO, kesehatan jiwa bukan hanya tidak ada gangguan jiwa, melainkan
mengandung berbagai karakteristik yang positif yang menggambarkan keselarasan dan
keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadiannya. Menurut
data WHO pada tahun 2012 bahwa 450 juta orang diseluruh dunia menderita gangguan
mental, dan sepertiganya tinggal di negara berkembang, sebanyak 8 dari 10 penderita
gangguan mental itu tidak mendapatkan perawatan.
Kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global bagi setiap Negara
termasuk Indonesia. Proses globalisasi dan pesatnya kemajuan teknologi informasi
memberikan dampak terhadap nilai-nilai sosial dan budaya pada masyarakat. Di sisi
lain, tidak semua orang mempunyai kemampuan yang sama untuk menyesuaikan
dengan berbagai perubahan, serta mengelola konflik dan stres tersebut sehingga ada
sebagian orang yang memiliki gangguan jiwa. Salah satu jenis gangguan jiwa yang
banyak terjadi adalah perilaku kekerasan
Perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai atau
mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut
(Purba dkk, 2008). Menurut Stuart dan Laraia (2008), perilaku kekerasan dapat
dimanifestasikan secara fisik (mencederai diri sendiri, peningkatan mobilitas tubuh),
psikologis (emosional, marah, mudah tersinggung, dan menentang), spiritual (merasa
dirinya sangat berkuasa, tidak bermoral).
Perilaku kekerasan merupakan suatu tanda dan gejala dari gangguan skizofrenia akut
yang tidak lebih dari satu persen (Purba dkk, 2008). Perilaku kekerasan merupakan
salah satu jenis gangguan jiwa. WHO (2001) menyatakan, paling tidak ada satu dari
empat orang di dunia mengalami masalah mental. WHO memperkirakan ada sekitar
450 juta orang di dunia mengalami gangguan kesehatan jiwa. Pada masyarakat umum
terdapat 0,2 0,8% penderita skizofrenia dan dari 120 juta penduduk di Negara
Indonesia terdapat kira-kira 2.400.000 orang anak yang mengalami gangguan jiwa
(Maramis, 2004 dalam Carolina, 2008). Data WHO tahun 2006 mengungkapkan bahwa
26 juta penduduk Indonesia atau kira-kira 12-16 persen mengalami gangguan jiwa.
Berdasarkan data Departemen Kesehatan, jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia
mencapai 2,5 juta orang (WHO, 2006).
Peran perawat dalam membantu pasien perilaku kekerasan adalah dengan memberikan
asuhan keperawatan perilaku kekerasan. Pemberian asuhan keperawatan merupakan
proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerjasama antara perawat dengan pasien,
keluarga dan atau masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Keliat
BA, 2008).
2.1 Pengertian
Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan
yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain, maupun
lingkungan (fitria, 2009).
Perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai atau
mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut
(Purba dkk, 2008).
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang
membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri, maupun orang lain (Yoseph, 2007).
Ancaman atau kebutuhan yang tidak terpenuhi mengakibatkan seseorang stress berat,
membuat orang marah bahkan kehilangan kontrol kesadaran diri, misalkan: memaki-
maki orang disekitarnya, membanting-banting barang, menciderai diri dan orang lain,
bahkan membakar rumah.
Menurut Townsend (2000), amuk (aggresion) adalah tingkah laku yang bertujuan untuk
mengancam atau melukai diri sendiri dan orang lain juga diartikan sebagai perang atau
menyerang.
Menurut Stuart dan Sundeen (1995), perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana
seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri
sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan
perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif.
Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk
melukai seseorang secara fisik maupun psikologis (Berkowitz, 1993).
Adapun proses marah yaitu stress, cemas, marah merupakan bagian kehidupan sehari-
hari yang harus dihadapi oleh setiap individu. Stress dapat menyebabkan kecemasan
yang menimbulkan perasaan tidak menyenangkan dan terancam. Kecemasan dapat
menimbulkan kemarahan. Berikut ini digambarkan proses kemarahan :(Beck, Rawlins,
Williams, 1986, dalam Keliat, 2005).
Melihat gambar di atas bahwa respon terhadap marah dapat diungkapkan melalui 3 cara
yaitu : Mengungkapkan secara verbal, menekan, dan menantang. Dari ketiga cara ini
cara yang pertama adalah konstruktif sedang dua cara yang lain adalah destruktif.
Dengan melarikan diri atau menantang akan menimbulkan rasa bermusuhan, dan bila
cara ini dipakai terus menerus, maka kemarahan dapat diekspresikan pada diri sendiri
dan lingkungan dan akan tampak sebagai depresi dan psikomatik atau agresif dan
ngamuk.
2.7 Penatalaksanaan
Yang diberikan pada klien yang mengalami gangguan jiwa amuk ada 2 yaitu:
2.7.1 Medis
2.7.1.1 Nozinan, yaitu sebagai pengontrol prilaku psikososia.
2.7.1.2 Halloperidol, yaitu mengontrol psikosis dan prilaku merusak diri.
2.7.1.3 Thrihexiphenidil, yaitu mengontrol perilaku merusak diri dan
menenangkan hiperaktivitas.
2.7.1.4 ECT (Elektro Convulsive Therapy), yaitu menenangkan klien bila
mengarah pada keadaan amuk
2.7.2 Penatalaksanaan keperawatan
2.7.2.1 Psikoterapeutik
2.7.2.2 Lingkungan terapieutik
2.7.2.3 Kegiatan hidup sehari-hari (ADL)
2.7.2.4 Pendidikan kesehatan
2.7.3 Perencanaan pulang
Perawatan dirumah sakit akan lebih bermakna jika dilanjutkan dirumah. Untuk itu
semua rumah sakit perlu membuat perencanaan pulang. Perencanaan pulang
dilakukan sesegera mungkin setelah klien dirawat dan diintegrasikan didalam
proses keperawatan.
Jadi bukan persiapan yang dilakukan pada hari atau sehari sebelum klien
pulang.Tujuan perencanaan pulang:
2.7.3.1 Menyiapkan klien dan keluarga secara fisik, psikologis dan sosial.
2.7.3.2 Klien tidak menciderai diri, orang lain dan lingkungannya.
2.7.3.3 Klien tidak terisolasi sosial
2.7.3.4 Menyelenggarakan proses pulang yang bertahap (Kelliat, 1992).
2.8.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dan dasar utama dari proses keperawatan.
Tahap pengkajian terdiri dari pengumpulan data, klasifikasi data, analisa data,
dan perumusan masalah atau kebutuhan klien atau diagnosa keperawatan.
2.8.1.1 Pengumpulan data
Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial dan
spiritual.
a. Aspek biologis
Respons fisiologis timbul karena kegiatan system saraf otonom
bereaksi terhadap sekresi epineprin sehingga tekanan darah
meningkat, tachikardi, muka merah, pupil melebar, pengeluaran urine
meningkat. Ada gejala yang sama dengan kecemasan seperti
meningkatnya kewaspadaan, ketegangan otot seperti rahang terkatup,
tangan dikepal, tubuh kaku, dan refleks cepat. Hal ini disebabkan oleh
energi yang dikeluarkan saat marah bertambah.
b. Aspek emosional
Individu yang marah merasa tidak nyaman, merasa tidak berdaya,
jengkel, frustasi, dendam, ingin memukul orang lain, mengamuk,
bermusuhan dan sakit hati, menyalahkan dan menuntut.
c. Aspek intelektual
Sebagian besar pengalaman hidup individu didapatkan melalui proses
intelektual, peran panca indra sangat penting untuk beradaptasi
dengan lingkungan yang selanjutnya diolah dalam proses intelektual
sebagai suatu pengalaman. Perawat perlu mengkaji cara klien marah,
mengidentifikasi penyebab kemarahan, bagaimana informasi
diproses, diklarifikasi, dan diintegrasikan.
d. Aspek social
Meliputi interaksi sosial, budaya, konsep rasa percaya dan
ketergantungan. Emosi marah sering merangsang kemarahan orang
lain. Klien seringkali menyalurkan kemarahan dengan mengkritik
tingkah laku yang lain sehingga orang lain merasa sakit hati dengan
mengucapkan kata-kata kasar yang berlebihan disertai suara keras.
Proses tersebut dapat mengasingkan individu sendiri, menjauhkan diri
dari orang lain, menolak mengikuti aturan.
e. Aspek spiritual
Kepercayaan, nilai dan moral mempengaruhi hubungan individu
dengan lingkungan. Hal yang bertentangan dengan norma yang
dimiliki dapat menimbulkan kemarahan yang dimanifestasikan
dengan amoral dan rasa tidak berdosa.
Dari uraian tersebut di atas jelaslah bahwa perawat perlu mengkaji
individu secara komprehensif meliputi aspek fisik, emosi, intelektual,
sosial dan spiritual yang secara singkat dapat dilukiskan sebagai berikut :
a. Aspek fisik: terdiri dari :muka merah, pandangan tajam, napas pendek
dan cepat, berkeringat, sakit fisik, penyalahgunaan zat, tekanan darah
meningkat.
b. Aspek emosi : tidak adekuat, tidak aman, dendam, jengkel.
c. Aspek intelektual : mendominasi, bawel, sarkasme, berdebat,
meremehkan.
d. Aspek sosial : menarik diri, penolakan, kekerasan, ejekan, humor.
2.8.1.2 Klasifiaksi data
Data yang didapat pada pengumpulan data dikelompokkan menjadi 2 macam
yaitu data subyektif dan data obyektif.Data subyektif adalah data yang
disampaikan secara lisan oleh klien dan keluarga.Data ini didapatkan melalui
wawancara perawat dengan klien dan keluarga.Sedangkan data obyektif yang
ditemukan secara nyata.Data ini didapatkan melalui obsevasi atau
pemeriksaan langsung oleh perawat.
SP III :
2.10.2.1 Klien dapat mendemonstrasikan kepatuhan minum obat untuk mencegah
prilaku kekerasan.
Intervensi :
a. Diskusikan dengan klien tentang jenis obat yang diminumnya (5
benar).
Rasional : Agar klien mau mematuhi peraturan minum obat.
b. Diskusikan dengan klien tentang manfaat minum obat.
Rasional : Dengan mendiskusikan manfaat minum obat dapat
merangsang keinginan klien untuk patuh minum obat.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. MC DENGAN RESIKO PERILAKU
KEKERASAN DI RUANG PROGRAM KHUSUS RS JIWA
SAMBANG LIHUM KABUPATEN BANJAR
28
Keterangan :
= perempuan = cerai
= laki-laki = pasien
= meninggal 28 = umur
= tinggal serumah
b. Terapi Medik
Nama Obat Dosis Indikasi Kontra Indikasi Efek Samping
Elizac 1 x 20
mg
HITUNG JENIS
Granulosit 80* 40,0-75,0 %
Limfosit% 19* 25,0-40,0 %
MID% 1* 4,0-11,0 %
KIMIA DARAH
GDS 77 <150 mg/dL
SGOT 69* 15-40 U/l
SGPT 44* 10-40 U/l
GINJAL
Ureum 17 6-20 mg/dl
Creatinin 1,4 0,9-1,4 mg/dl
WIDAL
S.Typhi O Negatif Negatif
S.Typhi H Negatif Negatif
S.Paratyphi A Negatif Negatif
S.Paratyphi B Negatif Negatif
LAIN-LAIN
HBsAg Negatif Negatif
NAPZA
Amphetamine (-) Negatif
Benzodiazepine (-) Negatif
Metamphetamine (-) Negatif
No Data Masalah
1 DS : Resiko Perilaku
Kekerasan
- Pasien mengatakan pernah mengamuk dan
memukuli tetangganya karena tetangganya
mengganggu istrinya.
- Pasien mengatakan tidak mengetahui cara
mengontrol perilaku kekerasan.
DO :
DO:
- Pasien terlihat hanya aktif menjawab apabila
ditanya
- Pasien terkadang menceritakan sesuatu namun
akan berubah-ubah dari satu waktu ke waktu
yang lain seperti ada yang ingin ditutupi
5 DS: Koping Induvidu
Tidak Efektif
- Pasien mengatakan pernah menggunaan obat-
obatan zinet, dextro dan shabu.
- Pasien mengatakan menggunakan obat-obatan
setelah lulus dibangku SMA kurang lebih 7
tahun.
- pasien mengatakan menggunakan obat-obatan
berharap dapat menghilangkan masalah-masalah
yang dihadapi pasien yaitu perceraian orang tua
dan ditinggalkan oleh istri pertama.
DO:
3.13Masalah keperawatan
a. Resiko Perilaku Kekerasan
b. Gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran
c. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
d. Isolasi Sosial
e. Koping induvidu tidak efektif
f. Inefektif regimen terapeutik
Perilaku Kekerasan
Isolasi Sosial
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Pengkajian dilakukan dari tanggal 30 Juni 2016 16Juli 2016Tn. I
mengalami gangguan jiwa perilaku kekerasan seperti mengamuk dan ingin
melukai tetangganya karena istrinya telah diganggu.
2. Perilaku kekerasan yang dilakukan Tn. I disebabkan oleh pengaruh dari
penggunaan obat-obatan yang dikonsumsi pasien seperti zenith, dextro,
shabu-shabu.
3. Diagnosa keperawatan yang muncul dari hasil pengkajian Tn. I lebih
banyak mengarah kepada perilaku kekerasan.
4. Tindakan keperawatan dilakukan dari SP1 sampai SP2. Sterategi
pelaksanaan yang saat ini sedang dilakukan sampai SP 2 yaitu mengontrol
marah dengan terapi obat
5. Setelah dilakukan implementasi/tindakan dengan pemberian SP pasien
sudah mampu mengontrol atau mencegah marah dengan cara fisik : napas
dalam dan pukul bantal/kasur.
6. Hambatan saat pelaksanaan terapi terhenti, belum sampai verbal dan
spiritual dikarenakan pasien pulang atas permintaan sendiri (APS).
4.2 Saran
4.2.1 Bagi keluarga pasien
Keluarga lebih memperhatikan dan memberikan perawatan yang
optimal serta memberikan kasih sayang kepada pasien
4.2.2 Bagi pasien
4.2.2.1 Melatih kemampuan positif yang dimiliki dan memasukan
dalam jadwal kegiatan harian
4.2.2.2 Mengikuti kegiatan atau aktivitas sehari-hari baik di dalam
ruangan maupun di luar ruangan.
4.2.2.3 Meminum obat secara teratur sesuai dosis yang ditentukan
dokter
4.2.2.4 Kontrol dengan teratur setelah pulang di rumah`
4.2.3 Bagi perawat
4.2.3.1 Perawat perlu mengembangkan tingkah laku asertif bagi pasien
yaitu menganjurkan pada pasien untuk mengungkapkan
perasaannya secara berkelompok misal dengan keluarga untuk
dapat memecahkan masalahnya
4.2.3.2 Perawat perlu menganjurkan pasien melakukan aktivitas fisik
seperti olahraga, ke pasar, hiburan mengalihkan pemikiran
negatif dari pasien
4.2.4 Bagi rumah sakit
4.2.4.1 Dapat mempertahankan keperawatan yang komprehensif yang
telah dilakukan selama ini
4.2.4.2 Pertahankan kerjasama dalam keperawatan kepada pasien dan
dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan
disetiap sub keperawatan
4.2.4.3 Rumah sakit dapat memberikan pendidikan kesehatan bagi
keluarga untuk persiapan perawatan pasien dirumah
4.2.4.4 Kolaborasi dengan tenaga medis lain guna tercapainya
pelayanan optimal
4.2.5 Bagi institusi pendidikan
Sebagai saran evaluasi terhadap proses pembelajaran mahasiswa yang
berkaitan praktek klinik keperawatan dalam tahap profesi ners. Agar
dapat meningkatkan mutu pendidikan terutama dalam keperawatan
jiwa
4.2.6 Bagi mahasiswa
4.2.6.1 tingkatkan semangat individu dan kerjasama kelompok,
mengelola kasus kelompok agar dapat memberikan asuhan
keperawatan secara professional
4.2.6.2 Mempersiapkan diri baik fisik maupun materi sebelum praktek,
khususnya dalam bidang keperawatan jiwa
DAFTAR PUSTAKA
Keliat B,A. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGC.
Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
dan stretegi pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP) untuk 7
Diagnosis Keperawatan Jiwa Berat bagi program S1 keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
LAMPIRAN
I. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
a. Ds :Klien mengatakan kadang-kadang masih emosi atau kesal ketika
melihat sesuatu yang tidak disukai klien
b. Do : Kontak mata klien kurang fokus, komunikasi ketika berinteraksi
Cukup baik.
2. Diagnosa Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab PK
2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda PK
3) Pasien dapat menyebutkan jenis PK yang pernah dilakukan
4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari PK yang pernah dilakukan
5) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah / mengontrol PK
6) Pasien dapat mencegah/mengontrol PK secara fisik, terapi obat,
sosial,dan spiritual.
4. Tindakan Keperawatan
7) Diskusikan bersama pasien penyebab PK saat ini dan yang lalu
8) Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab PK
9) Diskusikan bersama pasien PK yang biasa dilakukan pada saat
marah secara : verbal, terhadap orang lain, diri sendiri dan
lingkungan.
10) Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
11) Diskusikan bersama pasien cara mengontrol PK
12) Latih pasien mengontrol PK secara fisik
c. Latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
d. Susun jadwal latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
13) Latih pasien mengontrol PK dengan patuh minum obat
14) Latih mengontrol PK secara verbal
15) Latih mengontrol PK dengan spiritual
II. Proses pelaksanaan tindakan
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Assalamualaikum, selamat pagi pak, perkenalkan nama saya AJ,
panggil saya A, saya perawat yang dinas di ruangan ini. Nama bapak
siapa, senangnya dipanggil apa?
b. Evaluasi/validasi
bagaimana perasaan bapak saat ini ?masih ada perasaan kesal
atau marah?
c. Kontrak
1. Topik
Baiklah kita akan berbincang-bincang sekarang tentang
perasaan marah bapak?
2. Waktu
Berapa lama bapak mau kita berbincang-
bincang?bagaimana kalau 10 menit?
3. Tempat
Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang,
pak? Bagimana kalau di mushola?
2. Fase kerja
Biasanya apa yang membuat bapak merasa marah atau kesal pak?
Ketika marah apa yang bapak lakukan? Ketika melakukan itu apakah
bapak merasa lega? Nah Bapak tau tidak tanda-tanda orang marah
atau emosi itu seperti apa? Tanda-tanda orang marah itu seperti
jantung berdebar-debar, mata melotot, muka merah dan tangan
mengepal.
setelah itu apa yang bapak lakukan? O...mengamuk pada tetangga
bapak tersebut dan merusak barang, apakah dengan cara ini masalah
bapak terselesaikan? Iya tentu tidak. Apa kerugian cara bapak yang
lakukan? Betul tetangga dan masyarakat menjadi takut dan menjauhi
bapak. Menurut bapak adakah cara lain yang lebih baik ? maukah
bapak belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa
meninmbulkan kerugian?
Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan , pak. Salah
satunya dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik disalurkan rasa
marah.
Bapak ingat tidak apa yang membuat bapak marah? Apa saja tanda-
tanda orang marah dan apa yang bapak lakukan ketika marah?
Bagaimana kalau saya ajarkan bapak Iara mengontrol marah dengan
cara teknik napas dalam. Baiklah, mari kita mulai pak latihan napas
dalamnya. Caranya bapak bisa duduk atau berdiri dengan tenang
kemudian tarik nafas lewat hidung dan tahan sebentar lalu keluarkan
lewat mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Nah lakukan 5 kali.
Bagus sekali, bapak sudah bisa melakukannya.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapaksetelahkita berbincang-bincang
tentang kemarahan bapak?
b. Evaluasi objektif
coba bapak sebutkan lagi dari penyebab marah,tanda-tanda
marah, apa yang bapak lakukan saat marah dan akibat dari marah
!
c. Rencana tindak lanjut
Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah
bapak yang lalu, apa yang bapak lakukan kalau marah yang belum
kita bahas dan jangan lupa latihan napas dalamnya ya pak!
Sekarang kita masukkan dalam jadual latihan bapak. Berapa kali
sehari bapak mau latihan napas dalam? Jam berapa saja pak?
d. Kontrak
1. Topik
Siang kita bertemu lagi ya pak, nanti teman saya F yang akan
bercakap-cakap dengan bapak, cara latihan yang lain untuk
mencegah /mengontrol marah yaitu pukul bantal dan kasur?
2. Waktu
Mau jam berapa pak? Bagaimana kalau jam 14.00 siang?
3. Tempat
Bapak maunya dimana? Tetap disini atauditempat lain
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN
I. Proses keperawatan
1) Kondisi klien
a. Ds : Klien mengatakan keadaan baik, tetapi emosi jika melihat
sesuatu yang tidak disukai
b. Do :Kontak mata kurang fokus, komunikasi ketika berinteraksi
baik.
2) Diagnosa keperawatan : Resiko perilaku kekerasan
3) Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab PK
2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda PK
3) Pasien dapat menyebutkan jenis PK yang pernah dilakukan
4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari PK yang pernah dilakukan
5) Pasien dapat menyebutkan caramencegah / mengontrol PK
6) Pasien dapat mencegah/mengontrol PK secara fisik, terapi obat,
sosial,dan spiritual.
4) Tindakan keperawatan
1). Diskusikan bersama pasien penyebab PK saat ini dan yang lalu
2). Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab PK
3). Diskusikan bersama pasien PK yang biasa dilakukan pada saat
marah secara : verbal, terhadap orang lain, diri sendiri dan
lingkungan.
4). Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
5). Diskusikan bersama pasien cara mengontrol PK
6). Latih pasien mengontrol PK secara fisik
a. Latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
b. Susun jadwal latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
7). Latih pasien mengontrol PK dengan patuh minum obat
8). Latih mengontrol PK secara verbal
9). Latih mengontrol PK secara spiritual
Bapak ingat tidak apa yang membuat bapak marah? Apa saja tanda-
tanda orang marah dan apa yang bapak lakukan ketika marah?
Bagaimana kalau saya ajarkan bapak Iara mengontrol marah dengan
cara teknik napas dalam. Baiklah, mari kita mulai pak latihan napas
dalamnya. Caranya bapak bisa duduk atau berdiri dengan tenang
kemudian tarik nafas lewat hidung dan tahan sebentar lalu keluarkan
lewat mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Nah lakukan 5 kali.
Bagus sekali, bapak sudah bisa melakukannya.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapaksetelahkita berbincang-bincang
tentang kemarahan bapak?
b. Evaluasi objektif
coba bapak sebutkan lagi dari penyebab marah,tanda-tanda
marah, apa yang bapak lakukan saat marah dan akibat dari marah
!
c. Rencana tindak lanjut
Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah
bapak yang lalu, apa yang bapak lakukan kalau marah yang belum
kita bahas dan jangan lupa latihan napas dalamnya ya pak!
Sekarang kita masukkan dalam jadual latihan bapak. Berapa kali
sehari bapak mau latihan napas dalam? Jam berapa saja pak?
d. Kontrak
a. Topik
Besok kita bertemu lagi ya pak, nanti teman saya RW yang
akan bercakap-cakap dengan bapak, cara latihan yang lain
untuk mencegah /mengontrol marah yaitu pukul bantal dan
kasur?
b. Waktu
Mau jam berapa pak? Bagaimana kalau jam 10.00 pagi?
c. Tempat
Bapak maunya dimana? Tetap disini atauditempat lain
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN
I. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
a. Ds : klien mengatakan kurang bisa tidur nyenyak
b. Do : kontak mata kurang fokus, menatap perawat sebentar, komunikasi
saat interaksi kurang baik
2. Diagnosa keperawatan: Resiko perilaku kekerasan
3. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab PK
2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda PK
3) Pasien dapat menyebutkan jenis PK yang pernah dilakukan
4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari PK yang pernah dilakukan
5) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah / mengontrol PK
6) Pasien dapat mencegah/mengontrol PK secara fisik, terapi obat,
sosial,dan spiritual.
4. Tindakan keperawatan
1). Diskusikan bersama pasien penyebab PK saat ini dan yang lalu
2). Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab PK
3). Diskusikan bersama pasien PK yang biasa dilakukan pada saat
marah secara : verbal, terhadap orang lain, diri sendiri dan
lingkungan.
4). Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
5). Diskusikan bersama pasien cara mengontrol PK
6). Latih pasien mengontrol PK secara fisik
a. Latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
b. Susun jadwal latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
7). Latih pasien mengontrol PK dengan patuh minum obat
8). Latih mengontrol PK secara verbal
9). Latih mengontrol PK secara spiritual
a. Salam terapeutik
Assalamualaikum, selamat pagi pak, perkenalkan nama saya RW,
panggil saya T, saya perawat yang menggantikan perawat FH kemarin.
b.Evaluasivalidasi
bagaimana perasaan bapak saat ini ?masih ada perasaan kesal atau
marah?Masih ingat tidak apa yang kita pelajari kemarin?
c. Kontrak
1. Topik
Bapak hari ini kita akan bercakap-cakap dan mengevaluasi
caramengontrol marah dengan latihanfisik 1 yaitu tariknapas
dalam.
2. Waktu
Bapak maunya berapa lama? bagaimana kalau 10 menit?
3. Tempat
di Mushola ini saja ya pak?
2. Fase kerja
Bapak ingat tidak apa yang membuat bapak marah? Apa saja tanda-tanda
orang marah dan apa yang bapak lakukan ketika marah? Bagaimana kalau
saya ajarkan bapak Iara mengontrol marah dengan cara teknik napas
dalam. Baiklah, mari kita mulai pak latihan napas dalamnya. Caranya
bapak bisa duduk atau berdiri dengan tenang kemudian tarik nafas lewat
hidung dan tahan sebentar lalu keluarkan lewat mulut seperti mengeluarkan
kemarahan. Nah lakukan 5 kali. Bagus sekali, bapak sudah bisa
melakukannya.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah kita bejarlatihan fisik 1 yaitu
tarik napas dalam
b. Evaluasi objektif
Bapak I coba lakukan tarik napas dalam.
c. Rencana tindak lanjut
Nah, nanti jika bapak merasa kesal atau marah jangan
lagimengamuk ya pak. Bapak bisa mengatasinya dengan latihan fisik
1 yaitu napas dalam yang kita lakukan tadi.
d. Kontrak
1. Topik
Siang ini kita bertemu lagi ya pak, nanti teman saya YN yang
akan bercakap-cakap dengan bapak, cara latihan yang lain
untuk mencegah /mengontrol marah yaitu pukul bantal dan
kasur?
2. Waktu
Mau jam berapa pak? Bagaimana kalau jam 14.00siang?
3. Tempat
Bapak maunya dimana? Tetap disini atauditempat lain
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN
I. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
a. Ds : klien mengatakan baik saja, bisa tidur nyenyak
b. Do : kontak mata baik, komunikasi baik
2. Diagnosa keperawatan: Resiko perilaku kekerasan
3. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab PK
2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda PK
3) Pasien dapat menyebutkan jenis PK yang pernah dilakukan
4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari PK yang pernah dilakukan
5) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah / mengontrol PK
6) Pasien dapat mencegah/mengontrol PK secara fisik, terapi obat,
sosial,dan spiritual.
4. Tindakan keperawatan
1). Diskusikan bersama pasien penyebab PK saat ini dan yang lalu
2). Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab PK
3). Diskusikan bersama pasien PK yang biasa dilakukan pada saat
marah secara : verbal, terhadap orang lain, diri sendiri dan
lingkungan.
4). Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
5). Diskusikan bersama pasien cara mengontrol PK
6). Latih pasien mengontrol PK secara fisik
d. Latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
e. Susun jadwal latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
7). Latih pasien mengontrol PK dengan patuh minum obat
8). Latih mengontrol PK secara verbal
9). Latih mengontrol PK secara spiritual
a. Salam terapeutik
Assalamualaikum, selamat siang pak, perkenalkan nama saya YN,
panggil saya Y, saya perawat yang menggantikan perawat Ttadi pagi.
b.Evaluasivalidasi
bagaimana perasaan bapak saat ini ?masih ada perasaan kesal atau
marah?Masih ingat tidak apa yang kita pelajari kemarin?
c. Kontrak
1. Topik
Sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah
dengan kegiatan fisik untuk cara yang kedua yaitu pukul bantal dan
kasur
2. Waktu
Bapak maunya berapa lama? bagaimana kalau 10 menit?
3. Tempat
di Mushola ini saja ya pak
2. Fase kerja
sekarang hari ini kita belajar cara kedua, yaitu memukul bantal atau
kasur ya pak. Mana kamar bapak I? Jadi kalau nanti bapak kesal atau
ingin marah langsung kekamar dan lampiaskan pukul kasur dan bantal.
Nah, coba bapak I lakukan!, pukul kasur dan bantal. Ya bagus sekali
bapak I melakukannya. Nah cara inipun dapat dilakukan secara rutin
jika ada perasaan marah. Kemudian jangan lupa merapikan tempat
tidurnya.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara menyalurkan marah
tadi?
b. Evaluasi objektif
Ada berapa cara sudah yang kita latih, coba bapak sebutkan lagi?
c. Rencana tindak lanjut
Mari kita masukkan kedalam jadual kegiatan sehari-hari bapak I, pukul
kasur dan bantalnya mau jam berapa?bagaimana kalau setiap bangun
tidur?Lalu kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu gunakan cara
yang kedua tadi ya pak I. Sekarang kita buat jadwalnya, mau berapa
kali sehari bapak I latihan pukul bantal dan kaasurnya?
d. Kontrak
1. Topik
Besok kita bertemu lagi ya pak, nanti teman saya AJ yang akan
bercakap-cakap dengan bapak, cara latihan yang lain untuk
mencegah /mengontrol marah yaitu pukul bantal dan kasur?
2. Waktu
Jam berapa bapak maunya? Sama seperti tadi saja yapak jam
10.00 pagi
3. Tempat
Bapak maunya dimana? Bagaimana kalau disini sajapak
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN
I. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
4. DS : Klien mengatakan perasaaan dan keadaanya baik-baik saja
5. DO: Klien tampak kooperatif dan mau berinteraksi
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab PK
2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda PK
3) Pasien dapat menyebutkan jenis PK yang pernah dilakukan
4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari PK yang pernah dilakukan
5) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah / mengontrol PK
6) Pasien dapat mencegah/mengontrol PK secara fisik, terapi obat,
sosial,dan spiritual.
4. Tindakan
1). Diskusikan bersama pasien penyebab PK saat ini dan yang lalu
2). Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab PK
3). Diskusikan bersama pasien PK yang biasa dilakukan pada saat
marah secara : verbal, terhadap orang lain, diri sendiri
danlingkungan.
4). Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
5). Diskusikan bersama pasien cara mengontrol PK
6). Latih pasien mengontrol PK secara fisik
a. Latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
b. Susun jadwal latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
7). Latih pasien mengontrol PK dengan patuh minum obat
8). Latih mengontrol PK secara verbal
9). Latih mengontrol PK secara spiritual
a. Salam terapeutik
Assalamualaikum, selamat pagi pak, perkenalkan nama saya AJ,
panggil saya J, saya perawat yang menggantikan perawat Y kemarin.
b. Evaluasivalidasi
bagaimana perasaan bapak saat ini ?masih ada perasaan kesal atau
marah?Masih ingat tidak apa yang kita pelajari kemarin?
c. Kontrak
1. Topik
Sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah
dengan kegiatan fisik untuk cara yang kedua pukul bantal dan kasur
2. Waktu
Bapak maunya berapa lama? bagaimana kalau 10 menit?
3. Tempat
di Mushola ini saja ya pak
2. Fase kerja
sekarang hari ini kita belajar cara kedua, yaitu memukul bantal atau
kasur ya pak. Mana kamar bapak I ? Jadi kalau nanti bapak kesal atau
ingin marah langsung kekamar dan lampiaskan pukul kasur dan bantal.
Nah, coba bapak I lakukan!, pukul kasur dan bantal. Ya bagus sekali
bapak I melakukannya. Nah cara inipun dapat dilakukan secara rutin
jika ada perasaan marah. Kemudian jangan lupa merapikan tempat
tidurnya.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara menyalurkan marah
tadi?
b. Evaluasi objektif
Ada berapa cara sudah yang kita latih, coba bapak sebutkan lagi?
c. Rencana tindak lanjut
Mari kita masukkan kedalam jadual kegiatan sehari-hari bapak I, pukul
kasur dan bantalnya mau jam berapa?bagaimana kalau setiap bangun
tidur?Lalu kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu gunakan cara
yang kedua tadi ya pak I. Sekarang kita buat jadwalnya, mau berapa
kali sehari bapak I latihan pukul bantal dan kaasurnya?
d. Kontrak
1. Topik
Siang kita bertemu lagi ya pak, nanti teman saya FH yang akan
bercakap-cakap dengan bapak, cara latihan yang lain untuk
mencegah /mengontrol marah dengan bicara yang baik?
2. Waktu
Jam berapa bapak maunya? Bagamana kalau jam 14.00siang?
3. Tempat
Bapak maunya dimana? Bagaimana kalau disini sajapak
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN
I. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
a. DS : Klien mengatakan perasaannya baik
b. DO : Kontak mata kurang fokus, klien nampak gelisah, komunikasi
lumayan baik.
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab PK
2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda PK
3) Pasien dapat menyebutkan jenis PK yang pernah dilakukan
4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari PK yang pernah dilakukan
5) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah / mengontrol PK
6) Pasien dapat mencegah/mengontrol PK secara fisik, terapi obat,
sosial,dan spiritual.
4. Tindakan Keperawatan
1). Diskusikan bersama pasien penyebab PK saat ini dan yang lalu
2). Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab PK
3). Diskusikan bersama pasien PK yang biasa dilakukan pada saat
marah secara : verbal, terhadap orang lain, diri sendiri dan lingkungan.
4). Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
5). Diskusikan bersama pasien cara mengontrol PK
6). Latih pasien mengontrol PK secara fisik
a. Latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
b. Susun jadwal latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
7). Latih pasien mengontrol PK patuh minum obat
8). Latih mengontrol PK secara verbal
9). Latih mengontrol PK secara spiritual
a. Salam terapeutik
Assalamualaikum, selamat siang pak, perkenalkan nama saya FH,
panggil saya F, saya perawat yang menggantikan perawat Atadi pagi.
b. Evaluasivalidasi
bagaimana perasaan bapak saat ini ?masih ada perasaan kesal atau
marah?Masih ingat tidak apa yang kita pelajari kemarin?
c. Kontrak
1. Topik
Sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah
dengan kegiatan fisik untuk cara yang kedua pukul bantal dan kasur
2. Waktu
Bapak maunya berapa lama? bagaimana kalau 10 menit?
3. Tempat
di Mushola ini saja ya pak
3. Fase kerja
sekarang hari ini kita belajar cara kedua, yaitu memukul bantal atau
kasur ya pak. Mana kamar bapak I? Jadi kalau nanti bapak kesal atau
ingin marah langsung kekamar dan lampiaskan pukul kasur dan bantal.
Nah, coba bapak I lakukan!, pukul kasur dan bantal. Ya bagus sekali
bapak I melakukannya. Nah cara inipun dapat dilakukan secara rutin
jika ada perasaan marah. Kemudian jangan lupa merapikan tempat
tidurnya.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara menyalurkan marah
tadi?
b. Evaluasi objektif
Ada berapa cara sudah yang kita latih, coba bapak sebutkan lagi?
c. Rencana tindak lanjut
Mari kita masukkan kedalam jadual kegiatan sehari-hari bapak I, pukul
kasur dan bantalnya mau jam berapa?bagaimana kalau setiap bangun
tidur?Lalu kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu gunakan cara
yang kedua tadi ya pak I. Sekarang kita buat jadwalnya, mau berapa
kali sehari bapak I latihan pukul bantal dan kaasurnya?
d. Kontrak
1. Topik
Kamis depan kita bertemu lagi ya pak, nanti teman saya RW yang
akan bercakap-cakap dengan bapak, cara latihan yang lain
untuk mencegah /mengontrol marah dengan bicara yang baik?
2. Waktu
Jam berapa bapak maunya? Bagaimana kalau jam 10.00 pagi?
3. Tempat
Bapak maunya dimana? Bagaimana kalau disini sajapak
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN
I. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
a. DS : Klien mengatakan perasaannya baik
b. DO : Kontak mata kurang fokus, klien nampak gelisah, komunikasi
lumayan baik.
2. Diagnosa Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab PK
2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda PK
3) Pasien dapat menyebutkan jenis PK yang pernah dilakukan
4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari PK yang pernah dilakukan
5) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah / mengontrol PK
6) Pasien dapat mencegah/mengontrol PK secara fisik, terapi obat,
sosial,dan spiritual.
4. Tindakan Keperawatan
1) Diskusikan bersama pasien penyebab PK saat ini dan yang lalu
2) Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab PK
3) Diskusikan bersama pasien PK yang biasa dilakukan pada saat
marah secara : verbal, terhadap orang lain, diri sendiri dan
lingkungan.
4) Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
5) Diskusikan bersama pasien cara mengontrol PK
6) Latih pasien mengontrol PK secara fisik
a. Latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
b. Susun jadwal latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
7) Latih pasien mengontrol PK patuh minum obat
8) Latih mengontrol PK secara verbal
9) Latih mengontrol PK secara spiritual
a. Salam terapeutik
Assalamualaikum, selamat pagi pak, perkenalkan nama saya RW
panggil saya T, saya perawat yang menggantikan perawat FHminggu
kemarin.
b. Evaluasivalidasi
bagaimana perasaan bapak saat ini ?masih ada perasaan kesal atau
marah?Masih ingat tidak apa yang kita pelajari kemarin?
c. Kontrak
1. Topik
Sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah
dengan kegiatan fisik untuk cara yang kedua pukul bantal dan kasur
2. Waktu
Bapak maunya berapa lama? bagaimana kalau 10 menit?
3. Tempat
di Mushola ini saja ya pak
2. Fase kerja
sekarang hari ini kita belajar cara kedua, yaitu memukul bantal atau
kasur ya pak. Mana kasur bapak I? Jadi kalau nanti bapak kesal atau
ingin marah langsung kekamar dan lampiaskan pukul kasur dan bantal.
Nah, coba bapak I lakukan!, pukul kasur dan bantal. Ya bagus sekali
bapak I melakukannya. Nah cara inipun dapat dilakukan secara rutin
jika ada perasaan marah. Kemudian jangan lupa merapikan tempat
tidurnya.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara menyalurkan marah
tadi?
b. Evaluasi objektif
Ada berapa cara sudah yang kita latih, coba bapak sebutkan lagi?
c. Rencana tindak lanjut
Mari kita masukkan kedalam jadual kegiatan sehari-hari bapak I, pukul
kasur dan bantalnya mau jam berapa?bagaimana kalau setiap bangun
tidur?Lalu kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu gunakan cara
yang kedua tadi ya pak I. Sekarang kita buat jadwalnya, mau berapa
kali sehari bapak I latihan pukul bantal dan kaasurnya?
d. Kontrak
1. Topik
Siang kita bertemu lagi ya pak, nanti teman saya YN yang akan
bercakap-cakap dengan bapak, cara latihan yang lain untuk
mencegah /mengontrol marah dengan bicara yang baik?
2. Waktu
Jam berapa bapak maunya? Bagaimana kalau jam 14.00?
3. Tempat
Bapak maunya dimana? Bagaimana kalau disini sajapak
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN
I. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
a. DS : Klien mengatakan perasaannya baik
b. DO : Kontak mata kurang fokus, klien nampak gelisah, komunikasi
lumayan baik.
2. Diagnosa Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab PK
2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda PK
3) Pasien dapat menyebutkan jenis PK yang pernah dilakukan
4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari PK yang pernah dilakukan
5) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah / mengontrol PK
6) Pasien dapat mencegah/mengontrol PK secara fisik, terapi obat,
sosial,dan spiritual.
4. Tindakan Keperawatan
1) Diskusikan bersama pasien penyebab PK saat ini dan yang lalu
2) Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab PK
3) Diskusikan bersama pasien PK yang biasa dilakukan pada saat
marah secara : verbal, terhadap orang lain, diri sendiri dan
lingkungan.
4) Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
5) Diskusikan bersama pasien cara mengontrol PK
6) Latih pasien mengontrol PK secara fisik
a. Latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
b. Susun jadwal latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
7) Latih pasien mengontrol PK patuh minum obat
8) Latih mengontrol PK secara verbal
9) Latih mengontrol PK secara spiritual
a. Salam terapeutik
Assalamualaikum, selamat siang pak, perkenalkan nama saya YN
panggil saya Y, saya perawat yang menggantikan perawat RW tadi pagi.
b. Evaluasivalidasi
bagaimana perasaan bapak saat ini ?masih ada perasaan kesal atau
marah?Masih ingat tidak apa yang kita pelajari tadi pagi?
c. Kontrak
1. Topik
Sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah
dengan kegiatan fisik untuk cara yang kedua pukul bantal dan kasur
2. Waktu
Bapak maunya berapa lama? bagaimana kalau 10 menit?
3. Tempat
di Mushola ini saja ya pak
2. Fase kerja
sekarang hari ini kita belajar cara kedua, yaitu memukul bantal atau
kasur ya pak. Mana kamar bapak I? Jadi kalau nanti bapak kesal atau
ingin marah langsung kekamar dan lampiaskan pukul kasur dan bantal.
Nah, coba bapak I lakukan!, pukul kasur dan bantal. Ya bagus sekali
bapak I melakukannya. Nah cara inipun dapat dilakukan secara rutin
jika ada perasaan marah. Kemudian jangan lupa merapikan tempat
tidurnya.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara menyalurkan marah
tadi?
b. Evaluasi objektif
Ada berapa cara sudah yang kita latih, coba bapak sebutkan lagi?
c. Rencana tindak lanjut
Mari kita masukkan kedalam jadual kegiatan sehari-hari bapak I, pukul
kasur dan bantalnya mau jam berapa?bagaimana kalau setiap bangun
tidur?Lalu kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu gunakan cara
yang kedua tadi ya pak I. Sekarang kita buat jadwalnya, mau berapa
kali sehari bapak I latihan pukul bantal dan kaasurnya?
d. Kontrak
1. Topik
Besok kita bertemu lagi ya pak, nanti teman saya AJ yang akan
bercakap-cakap dengan bapak, cara latihan yang lain untuk
mencegah /mengontrol marah dengan terapi obat ?
2. Waktu
Jam berapa bapak maunya? Sama seperti kemarin saja yapak jam
10.00
3. Tempat
Bapak maunya dimana? Bagaimana kalau disini sajapak
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN
I. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
a. DS : Klien mengatakan perasaannya baik
b. DO : Kontak mata kurang fokus, klien nampak gelisah, komunikasi
lumayan baik.
2. Diagnosa Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab PK
2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda PK
3) Pasien dapat menyebutkan jenis PK yang pernah dilakukan
4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari PK yang pernah dilakukan
5) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah / mengontrol PK
6) Pasien dapat mencegah/mengontrol PK secara fisik, terapi obat,
sosial,dan spiritual.
4. Tindakan Keperawatan
1). Diskusikan bersama pasien penyebab PK saat ini dan yang lalu
2). Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab PK
3). Diskusikan bersama pasien PK yang biasa dilakukan pada saat
marah secara : verbal, terhadap orang lain, diri sendiri dan
lingkungan.
4). Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
5). Diskusikan bersama pasien cara mengontrol PK
6). Latih pasien mengontrol PK secara fisik
a. Latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
b. Susun jadwal latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
7). Latih pasien mengontrol PK patuh minum obat
8). Latih mengontrol PK secara verbal
9). Latih mengontrol PK secara spiritual
a. Salam terapeutik
Assalamualaikum, selamat siang pak, Masih ingat dengan nama saya,?
b. Evaluasivalidasi
bagaimana perasaan bapak saat ini ?masih ada perasaan kesal atau
marah?Masih ingat tidak apa yang kita pelajari tadi pagi?
c. Kontrak
1. Topik
Sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah
dengan kegiatan fisik untuk cara yang ketiga bicara yang baik
2. Waktu
Bapak maunya berapa lama? bagaimana kalau 10 menit?
3. Tempat
di Mushola ini saja ya pak
2. Fase kerja
Sekarang kita latihan bicara yang baik untuk mencegah marah.kalau
sudah disalurkan melalui tarik napas dalam, pukul bantal dan kasur, dan
sudah lega, maka kita perlu belajar tentang 6 benar obat ( benar obat,
guna, dosis, waktu, cara pemberian, dan kontinuitas). apakah bapak sudah
minum obat siang ini ? minum obat sangat penting supaya bapak bisa
menahan rasa marah bapak, bapak ingat berapa macam obat yang bapak
minum ? ada 3 macam ya, pertama clozapine berwarna kuning pucat,
untuk mengurangi gelisah, kedua THP warna kuning untuk melemaskan
badan agar tidak kaku, ketiga HLP warna pink untuk menenangkan
pikiran. Obat harus dimunum secara rutin agar bapak bisa menahan rasa
marah, apabila tidak diminum akan memperparah rasa marah bapak.
Setiap bapak minum obat perhatikan dengan benar, apakah obat yang
diminum benar milik bapak. Coba bapak ulangi apa yang sudah kita
pelajari ? ya bagus !!
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara mengontrol marah
tadi dengan terapi obat?
b. Evaluasi objektif
Ada berapa cara sudah yang kita latih, coba bapak sebutkan lagi?
c. Rencana tindak lanjut
Coba bapak I sebutkan lagi tentang terapi obat yang telah kita
pelajari tadi?bagus sekali ! sekarang kita masukkan dalam jadual.
Berapa kali sehari bapak I maunya latihan bicara yang baik?bisa kita
buat jadwalnya?
d. Kontrak
1. Topik
Besok kita bertemu lagi ya pak, nanti teman saya yang kemarin
yang akan bercakap-cakap dengan bapak, cara latihan yang lain
untuk mencegah /mengontrol marah dengan terapi obat lagi ?
2. Waktu
Jam berapa bapak maunya? Sama seperti kemarin saja yapak jam
10.00
3. Tempat
Bapak maunya dimana? Bagaimana kalau disini sajapak
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN
I. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
a. DS : Klien mengatakan perasaannya baik
b. DO : Kontak mata kurang fokus, klien nampak gelisah, komunikasi
lumayan baik.
2. Diagnosa Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab PK
2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda PK
3) Pasien dapat menyebutkan jenis PK yang pernah dilakukan
4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari PK yang pernah dilakukan
5) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah / mengontrol PK
6) Pasien dapat mencegah/mengontrol PK secara fisik, terapi obat,
sosial,dan spiritual.
4. Tindakan Keperawatan
1). Diskusikan bersama pasien penyebab PK saat ini dan yang lalu
2). Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab PK
3). Diskusikan bersama pasien PK yang biasa dilakukan pada saat
marah secara : verbal, terhadap orang lain, diri sendiri dan
lingkungan.
4). Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
5). Diskusikan bersama pasien cara mengontrol PK
6). Latih pasien mengontrol PK secara fisik
a. Latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
b. Susun jadwal latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
7). Latih pasien mengontrol PK patuh minum obat
8). Latih mengontrol PK secara verbal
9). Latih mengontrol PK secara spiritual
a. Salam terapeutik
Assalamualaikum, selamat siang pak, Masih ingat dengan nama saya,?
b. Evaluasivalidasi
bagaimana perasaan bapak saat ini ?masih ada perasaan kesal atau
marah?Masih ingat tidak apa yang kita pelajari tadi pagi?
d. Kontrak
4. Topik
Sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah
dengan kegiatan fisik untuk cara yang ketiga bicara yang baik
5. Waktu
Bapak maunya berapa lama? bagaimana kalau 10 menit?
6. Tempat
di Mushola ini saja ya pak
3. Fase kerja
Sekarang kita latihan bicara yang baik untuk mencegah marah.kalau
sudah disalurkan melalui tarik napas dalam, pukul bantal dan kasur, dan
sudah lega, maka kita perlu belajar tentang 6 benar obat ( benar obat,
guna, dosis, waktu, cara pemberian, dan kontinuitas). apakah bapak sudah
minum obat siang ini ? minum obat sangat penting supaya bapak bisa
menahan rasa marah bapak, bapak ingat berapa macam obat yang bapak
minum ? ada 3 macam ya, pertama clozapine berwarna kuning pucat,
untuk mengurangi gelisah, kedua THP warna kuning untuk melemaskan
badan agar tidak kaku, ketiga HLP warna pink untuk menenangkan
pikiran. Obat harus dimunum secara rutin agar bapak bisa menahan rasa
marah, apabila tidak diminum akan memperparah rasa marah bapak.
Setiap bapak minum obat perhatikan dengan benar, apakah obat yang
diminum benar milik bapak. Coba bapak ulangi apa yang sudah kita
pelajari ? ya bagus !!
3. Fase terminasi
e. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara mengontrol marah
tadi dengan terapi obat?
f. Evaluasi objektif
Ada berapa cara sudah yang kita latih, coba bapak sebutkan lagi?
g. Rencana tindak lanjut
Coba bapak I sebutkan lagi tentang terapi obat yang telah kita
pelajari tadi?bagus sekali ! sekarang kita masukkan dalam jadual.
Berapa kali sehari bapak I maunya latihan bicara yang baik?bisa kita
buat jadwalnya?
h. Kontrak
4. Topik
Besok kita bertemu lagi ya pak, nanti teman saya yang kemarin
yang akan bercakap-cakap dengan bapak, cara latihan yang lain
untuk mencegah /mengontrol marah dengan terapi obat lagi ?
5. Waktu
Jam berapa bapak maunya? Sama seperti kemarin saja yapak jam
10.00
6. Tempat
Bapak maunya dimana? Bagaimana kalau disini sajapak
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN
I. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
a. DS : Klien mengatakan perasaannya baik
b. DO : Kontak mata kurang fokus, klien nampak gelisah, komunikasi
lumayan baik.
2. Diagnosa Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab PK
2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda PK
3) Pasien dapat menyebutkan jenis PK yang pernah dilakukan
4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari PK yang pernah dilakukan
5) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah / mengontrol PK
6) Pasien dapat mencegah/mengontrol PK secara fisik, terapi obat,
sosial,dan spiritual.
4. Tindakan Keperawatan
1). Diskusikan bersama pasien penyebab PK saat ini dan yang lalu
2). Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab PK
3). Diskusikan bersama pasien PK yang biasa dilakukan pada saat
marah secara : verbal, terhadap orang lain, diri sendiri dan
lingkungan.
4). Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
5). Diskusikan bersama pasien cara mengontrol PK
6). Latih pasien mengontrol PK secara fisik
a. Latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
b. Susun jadwal latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
7). Latih pasien mengontrol PK patuh minum obat
8). Latih mengontrol PK secara verbal
9). Latih mengontrol PK secara spiritual
a. Salam terapeutik
Assalamualaikum, selamat siang pak, Masih ingat dengan nama saya,?
b. Evaluasivalidasi
bagaimana perasaan bapak saat ini ?masih ada perasaan kesal atau
marah?Masih ingat tidak apa yang kita pelajari tadi pagi?
e. Kontrak
7. Topik
Sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah
dengan kegiatan fisik untuk cara yang ketiga bicara yang baik
8. Waktu
Bapak maunya berapa lama? bagaimana kalau 10 menit?
9. Tempat
di Mushola ini saja ya pak
4. Fase kerja
Sekarang kita latihan bicara yang baik untuk mencegah marah.kalau
sudah disalurkan melalui tarik napas dalam, pukul bantal dan kasur, dan
sudah lega, maka kita perlu belajar tentang 6 benar obat ( benar obat,
guna, dosis, waktu, cara pemberian, dan kontinuitas). apakah bapak sudah
minum obat siang ini ? minum obat sangat penting supaya bapak bisa
menahan rasa marah bapak, bapak ingat berapa macam obat yang bapak
minum ? ada 3 macam ya, pertama clozapine berwarna kuning pucat,
untuk mengurangi gelisah, kedua THP warna kuning untuk melemaskan
badan agar tidak kaku, ketiga HLP warna pink untuk menenangkan
pikiran. Obat harus dimunum secara rutin agar bapak bisa menahan rasa
marah, apabila tidak diminum akan memperparah rasa marah bapak.
Setiap bapak minum obat perhatikan dengan benar, apakah obat yang
diminum benar milik bapak. Coba bapak ulangi apa yang sudah kita
pelajari ? ya bagus !!
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara mengontrol marah
tadi dengan terapi obat?
b. Evaluasi objektif
Ada berapa cara sudah yang kita latih, coba bapak sebutkan lagi?
c. Rencana tindak lanjut
Coba bapak I sebutkan lagi tentang terapi obat yang telah kita
pelajari tadi?bagus sekali ! sekarang kita masukkan dalam jadual.
Berapa kali sehari bapak I maunya latihan bicara yang baik?bisa kita
buat jadwalnya?
d. Kontrak
1. Topik
Besok kita bertemu lagi ya pak, nanti teman saya yang kemarin
yang akan bercakap-cakap dengan bapak, cara latihan yang lain
untuk mencegah /mengontrol marah dengan terapi obat lagi ?
2. Waktu
Jam berapa bapak maunya? Sama seperti kemarin saja yapak jam
10.00
3. Tempat
Bapak maunya dimana? Bagaimana kalau disini sajapak
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN
I. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
a. DS : Klien mengatakan perasaannya baik
b. DO : Kontak mata kurang fokus, klien nampak gelisah, komunikasi
lumayan baik.
2. Diagnosa Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab PK
2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda PK
3) Pasien dapat menyebutkan jenis PK yang pernah dilakukan
4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari PK yang pernah dilakukan
5) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah / mengontrol PK
6) Pasien dapat mencegah/mengontrol PK secara fisik, terapi obat,
sosial,dan spiritual.
4. Tindakan Keperawatan
1). Diskusikan bersama pasien penyebab PK saat ini dan yang lalu
2). Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab PK
3). Diskusikan bersama pasien PK yang biasa dilakukan pada saat
marah secara : verbal, terhadap orang lain, diri sendiri dan
lingkungan.
4). Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
5). Diskusikan bersama pasien cara mengontrol PK
6). Latih pasien mengontrol PK secara fisik
a. Latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
b. Susun jadwal latihan nafas dalam dan pukul bantal-kasur
7). Latih pasien mengontrol PK patuh minum obat
8). Latih mengontrol PK secara verbal
9). Latih mengontrol PK secara spiritual
a. Salam terapeutik
Assalamualaikum, selamat siang pak, Masih ingat dengan nama saya,?
b. Evaluasivalidasi
bagaimana perasaan bapak saat ini ?masih ada perasaan kesal atau
marah?Masih ingat tidak apa yang kita pelajari tadi pagi?
c. Kontrak
1. Topik
Sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah
dengan kegiatan fisik untuk cara yang ketiga bicara yang baik
2. Waktu
Bapak maunya berapa lama? bagaimana kalau 10 menit?
3. Tempat
di Mushola ini saja ya pak
2. Fase kerja
Sekarang kita latihan bicara yang baik untuk mencegah marah.kalau sudah
disalurkan melalui tarik napas dalam, pukul bantal dan kasur, dan sudah
lega, maka kita perlu belajar tentang 6 benar obat ( benar obat, guna,
dosis, waktu, cara pemberian, dan kontinuitas). apakah bapak sudah minum
obat siang ini ? minum obat sangat penting supaya bapak bisa menahan
rasa marah bapak, bapak ingat berapa macam obat yang bapak minum ?
ada 3 macam ya, pertama clozapine berwarna kuning pucat, untuk
mengurangi gelisah, kedua THP warna kuning untuk melemaskan badan
agar tidak kaku, ketiga HLP warna pink untuk menenangkan pikiran. Obat
harus dimunum secara rutin agar bapak bisa menahan rasa marah, apabila
tidak diminum akan memperparah rasa marah bapak. Setiap bapak minum
obat perhatikan dengan benar, apakah obat yang diminum benar milik
bapak. Coba bapak ulangi apa yang sudah kita pelajari ? ya bagus !!
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara mengontrol marah
tadi dengan terapi obat?
b. Evaluasi objektif
Ada berapa cara sudah yang kita latih, coba bapak sebutkan lagi?
c. Rencana tindak lanjut
Coba bapak I sebutkan lagi tentang terapi obat yang telah kita
pelajari tadi?bagus sekali ! sekarang kita masukkan dalam jadual.
Berapa kali sehari bapak I maunya latihan bicara yang baik?bisa kita
buat jadwalnya?
d. Kontrak
1. Topik
Besok kita bertemu lagi ya pak, nanti teman saya yang kemarin
yang akan bercakap-cakap dengan bapak, cara latihan yang lain
untuk mencegah /mengontrol marah dengan terapi obat lagi ?
2. Waktu
Jam berapa bapak maunya? Sama seperti kemarin saja yapak jam
10.00
3. Tempat
Bapak maunya dimana? Bagaimana kalau disini sajapak
ANALISA PROSES INTERAKSI
K:
Iya. Disini
saja pak
P:
Assalamualaik
um...
K:
Waalaikumsal
am...
ANALISA PROSES INTERAKSI
K:
Senang dan
lega pak F
P: P: Perawat Pasien Rencana
menatap menanyakan berkomunikasi tindak
Coba selama
dengan tindakan dengan baik dan selanjutnya
saya tidak senyuman selanjutnya jelas
ada, ingat- K:
ingat lagi Kontak mata
penyebab ada, pasien
marah bapak tersenyum
yang lalu, apa sebentar dan
yang bapak mengangguk.
lakukan kalau
marah yang
belum kita
bahas dan
jangan lupa
latihan napas
dalamnya ya
pak!
Sekarang kita
masukkan
dalam jadual
latihan bapak.
Berapa kali
sehari bapak
mau latihan
napas dalam?
Jam berapa
saja pak?
K:
Iya pak F.
Dua kali
sehari, Setiap
bangun pagi
dan mau tidur
malam pak F
P:
Bapak maunya
dimana? Tetap
disini
atauditempat
lain
Mau jam
berapa pak?
Bagaimana
kalau jam
10.00 pagi?
K:
Iya. Disini
saja pak F
P:
Assalamualaik
um...
K:
Waalaikumsal
am...
ANALISA PROSES INTERAKSI (API)
P:
Bagaimana
latihan napas
dalamnya
apakah sudah
dilakukan pak
?
K:
Sudah bu Y
P:
Coba bapak I
praktikkan
cara napas
dalam ?
K:
Iya bu Y.
duduk atau
berdiri dengan
tenang
kemudian tarik
nafas lewat
hidung dan
tahan sebentar
lalu keluarkan
lewat mulut
seperti
mengeluarkan
kemarahan.
P:
Bagus sekali
pak I
P: P: Perawat Pasien merespon Kontrol yang
Sekarang menatap melakukan dengan baik dan jelas dapat
kita akan dengan kontrak topik, jelas memperlihatka
belajar cara senyuman waktu dan n rasa percaya
mengontrol K: tempat
perasaan Kontak mata
marah dengan ada, pasien
kegiatan fisik mengangguk.
untuk cara
yang kedua
yaitu pukul
bantal dan
kasur
K:
Iya bu Y
P:
Dimana
enaknya kita
duduk untuk
berbincang-
bincang, pak?
Bagimana
kalau di
mushola?
Berapa lama
bapak mau
kita
berbincang-
bincang?bag
aimana kalau
10 menit?
K:
Iya bu Y