You are on page 1of 4

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA

STASIUN METEOROLOGI KLAS III CILACAP


Jl. Gatot Subroto NO. 20 CILACAP 53223
Telp. (0282) 534103,535822,Fax. (0282) 535822
Email : met_clp@yahoo.com

ANALISIS CUACA EKSTRIM


TERKAIT KEJADIAN HUJAN LEBAT DAN BANJIR
DI WILAYAH KABUPATEN CILACAP

I. ANALISIS KEJADIAN

1. Informasi kejadian
Kejadian Hujan Lebat
Wilayah Kec. Kawunganten, Kec. Jeruk Legi, Kec. Cilacap
Lokasi
Tengah, Kec. Cilaca Utara, Dan Cilacap Selatan
Tanggal 07 Oktober 2017
Terjadi banjir yang menyebabkan beberapa badan jalan dan
Dampak
rumah di wilayah Cilacap tergenang

2. Data Curah Hujan


1. Stamet Cilacap
Lokasi 2. Pos Pengamatan Bandara Tunggul Wulung (Wilayah Kec.
Jeruk Legi)
Tanggal 07 Oktober 2017
1. 171,6 mm (Stamet Cilacap)
Curah Hujan (mm)
2. 298 mm (Pos Tunggul Wulung)

3. Analisis Meteorologi

a. Pola Angin

Gambar 1. Streamline 3000 feet tanggal 06 Oktober 2017 jam 12.00 UTC

1
Dari peta streamline, pola angin dengan ketinggian 3000 feet pada tanggal 06 Oktober
2017 jam 12 UTC menunjukkan bahwa angin bertiup dari daerah tekanan tinggi di samudra
hindia sebelah barat Australia ke arah pulau Jawa yang melintas diatas lautan yang cukup
jauh dan luas, sehingga membawa cukup banyak uap air. Massa udara yang banyak
mengandung uap air mengalami pengangkatan ke lapisan yang lebih tinggi karena
fenomena belokan angin (Shearline) di sebelah selatan pulau Jawa yang terbentuk akibat
adanya tekanan tinggi di atas samudra hindia sebelah barat Australia dan tekan rendah di
atas Australia. Pengangkatan massa udara dengan kandungan uap air yang cukup banyak
sangat berpotensi terjadinya pertumbuhan awan-awan konvektif yang dapat mengakibatkan
hujan lebat dengan durasi yang cukup lama

b. SST (Sea Surface Temperature)

Gambar 2. Suhu muka laut dan anomalinya berdasarkan data analisis


Tanggal 05 Oktober i 2017

Kondisi suhu muka laut di wilayah perairan Selatan Pulau Jawa pada tanggal 05
0 0
Oktober 2017 berkisar antara 28 C hingga 29 C. Suhu muka laut yang hangat
mengindikasikan pasokan uap air yang lebih banyak. Hal tersebut berpotensi meningkatkan
terjadinya pembentukan awan-awan konvektif sehingga berpotensi menyebabkan
terjadinya hujan. Nilai anomali suhu muka laut tanggal 05 Oktoberi 2017 di wilayah perairan
Selatan Pulau Jawa sebesar 0.25 0.50C terhadap normalnya, hal ini menunjukan kondisi
suhu muka laut lebih hangat dari normalnya. Kondisi ini memberikan andil dalam proses
pembentukan awan-awan hujan di wilayah Cilacap sehingga jumlah curah hujan meningkat.

c. Analisis Sounding (Stabilitas Atmosfer)

INDEX TGL 06 Oktober 2017 Jam 12.00 UTC TGL 07 Oktober 2017 Jam 00.00 UTC
CAPE Total (J/Kg) 693 1656
Total Total Indeks 41,4 41,4
K-Indeks 35,7 36,7
LI-Lifted Indeks -1,5 -3,2
Sweat Indeks 212 200

2
Indeks stabilitas atmosfer yang diperoleh dari pengamatan udara atas Stasiun
Meteorologi Cilacap pada jam 12.00 UTC tanggal 06 Oktober 2017 dan jam 00.00 UTC
tanggal 07 Oktober 2017 diperoleh indeks stabilitas atmosfer seperti CAPE total 693 dan
1656 yang menunjukkan arus konveksi (pengangkatan massa udara ke lapisan yang lebih
tinggi) semakin kuat yang dapat menyebabkan terjadinya hujan lebat. Nila Total total Indeks
sebesar 41 menunjukan kemungkinan terjadi badai guntur lemah namun nilai K-Indeks
dengan nilai indeks 36 dan 37 menunjukan bahwa energi potensial konvektiv cukup kuat dan
kemungkinan terjadinya badai guntur 80-90%. Nilai Lifted indeks (LI) negatif yang
menunjukan bahwa atmosfer dalam kondisi tidak stabil (terdapat gaya angkat ke atas) dan
nilai Sweat Indeks sebesar 200 dan 212 yang menunjukan adanya pertumbuhan awan
konvektiv yang berpotensi hujan lebat.

Gambar 3. Grafik Sounding Cilacap tanggal 06 Oktoberi 2017 jam 12.00 UTC

Gambar 4. Grafik Sounding Cilacap tanggal 07 Oktoberi 2017 jam 00.00 UTC

3
d. Citra Satelite

Gambar 5. Analisis Suhu Puncak Awan tanggal 06-07 Oktoberi 2017

Dari analisis data citra satelit terjadi penurunan suhu puncak awan yaitu -450C hingga -
700C dan rata-rata diatas wilayah Cilacap terjadi mulai jam 15.00 UTC yang menunjukan
adanya pertumbuhan awan konvektiv potensi hujan lebat. Berdasarkan histogram suhu
puncak awan, sebaran awan konvektif dengan suhu puncak awan -450C hingga -700C hampir
terjadi di seluruh wilayah Cilacap. Kondisi ini bertahan hingga jam 05.00 UTC tanggal 07
Oktober 2017.

II. KESIMPULAN

Dari hasil analisis meteorologi terkait terjadinya hujan lebat (cuaca ekstim) di wilayah
kabupaten Cilacap dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pola angin 3000 feet jam 12.00 UTC tanggal 06 Oktober 2017 menunjukan adanya massa
udara yang terangkat ke lapisan lebih tinggi cukup banyak mengandung uap air
2. Banyaknya uap air yang men-supply proses konveksi karena kondisi suhu muka laut yang
cukup hangat
3. Kondisi atmosfer yang tidak stabil menyebabkan proses konveksi cukup kuat sehingga
sangat berpotensi terbentuknya awan yang dapat menyebabkan terjadinya hujan lebat
4. Hasil analisis data satelit menunjukan adanya sebaran awan hujan yang menutupi hampir
seluruh wilayah kabupaten Cilacap.

Cilacap, 07 Oktober 2017

Kepala Stasiun Meteorologi Forecaster


Klas III Cilacap

TARUNA MONA RACHMAN,SE.,MM NURFAIJIN,S.Si.,M.Sc


NIP197211101997031001 NIP. 197111101997031001
4

You might also like