Professional Documents
Culture Documents
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2014
Asam dan basa merupakan golongan zat kimia yang sangat penting. Kesadaran bahwa
asam adalah suatu jenis senyawa yang unik telah ada lama sebelum sifat-sifatnya
disistematisasikan pertama kali oleh Robert Boyle. Konsep pertama tentang asam lebih bersifat
empiris. Fakta bahwa spesies tertentu yang dikenal sebagai asam ternyata memiliki sifak
karakteristik yang khas untuk spesies tersebut menyebabkan timbulnya usaha awal untuk
memisahkan senyawa jenis itu dalam suatu golongan sendiri.
Pada awalnya, telah diketahui bahwa tanah kapur yang dilarutkan dalam pelarut tertentu,
misalnya cuka pelarut khas, akan menimbulkan gelembung-gelembung. Larutan encer dari
pelarut semacam itu mempunyai rasa masam yang karakteristik. Oleh karena sifat tersebut ,
golongan senyawa ini dinamai asam. Istilah asam merupakan terjemahan dari istilah yang
digunakan untuk hal yang sama dalam bahasa-bahasa eropa seperti acetum (bahasa
Latin), acid (bahasa Inggris),zuur (bahasa Belanda), atau Sure (bahasa Jerman) yang secara
harafiah berhubungan dengan rasa masam.
Basa merupakan golongan zat kimia yang pertama kali diturunkan dari dari abu berbagai
tanaman dan oleh sebab itu sering juga disebut alkali, dari bahasa arab al qili yang berarti abu
tumbuh-tumbuhan. Basa, sama seperti asam, memiliki sifat-sifat unik tertentu, yaitu kemampuan
dalam melarutkan belerang dan lemak, kemampuan dalam mempengaruhi warna dari beberapa
ubar nabati tertentu, dan khususnya, kemampuan dalam menetralkan efek asam.
Untuk menjelaskan sifat asam dan basa dari suatu spesies, sejarah perkembangan ilmu
kimia mencatat berbagai teori. Perkembangan tersebut dapat dibagi menjadi dua periode, yaitu
sebelum tahun 1887 dan sesudah tahun 1887. Harus dicatat bahwa penentuan suatu zat
termasuk dalam golongan asam atau basa semata-mata bergantung pada sifat-sifat unik yang
dapat diamati dari sifat zat tersebut.
Robert Boyle mengetahui bahwa sifat-sifat asam adalah pelarut bagi banyak zat, dapat
mengendapkan belerang dari larutan alkali dan dapat mengubah warna ubar nabati dari warna
biru menjadi merah, memiliki daya pelarut tinggi, mampu mengubah warna tumbuh-tumbuhan
tertentu, serta mampu mengubah rasa dan warna makanan .
Roulle pada tahun 1744 mengenalkan basa sebagai kelas senyawa yang lebih umum dari
golongan alakali. Roulle berpendapat bahwa garam berasal dari gabungan asam dan basa,
sehingga basa dapat diartikan sebagai spesi yang bereaksi dengan asam membentuk garam.
Menurut Roulle, kelompok senyawa yang dikenal sebagai basa adalah alkali, alkali tanah,
logam dan beberapa minyak.
Karena pengetahuan Lavoisier asam kuat terutama dibatasi untuk oxoacids, seperti
HNO3 (asam nitrat) dan H2SO4 (asam sulfat), yang cenderung mengandung atom pusat di
bilangan oksidasi tinggi yang dikelilingi oleh oksigen, dan karena ia tidak mengetahui komposisi
sesungguhnya asam hydrohalic (HF, HCl, HBr, dan HI), ia mendefinisikan asam dalam hal
oksigen yang mengandung mereka, yang pada kenyataannya ia beri nama dari kata Yunani yang
berarti "asam-mantan" (dari Yunani (oxys) yang berarti "asam "atau" tajam "dan
(geinomai) yang berarti" melahirkan ").
Definisi Lavoisier diselenggarakan sebagai kebenaran absolut selama lebih dari 30 tahun,
sampai artikel tahun 1810 dan kuliah berikutnya oleh Sir Humphry Davy di mana ia
membuktikan kekurangan oksigen di H2S, H2Te, dan asam hydrohalic. Namun, Davy gagal
mengembangkan sebuah teori baru, menyimpulkan bahwa "keasaman tidak tergantung pada
substansi dasar tertentu, tetapi pada pengaturan berbagai zat aneh". [2] Salah satu modifikasi
penting dari teori oksigen disediakan oleh Berzelius, yang menyatakan bahwa asam adalah
oksida basa nonmetals sementara oksida logam.
1. Asam
Asam adalah suatu spesies yang akan meningkatkan konsentrasi ion H+ di dalam
air dan basa adalah suatu spesies yang akan meningkatkan konsentrasi ion OH- di dalam
air. Atau dengan pernyataan lain. Asam adalah suatu spesies yang apabila dilarutkan
dalam air akan menghasilkan ion H+ dan basa adalah suatu spesies yang bila dilarutkan
dalam air akan menghasilkan ion OH -.
Sebagai contoh gas HCl ketika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H +
dan Cl- sehingga menurut konsep ini HCl dalam larutan air adalah asam.
HCl(g) H+(aq) + Cl-(aq)
Contoh asam yang lain adalah HF, HBr, HNO3, H2SO4, H3PO4, CH3COOH,
H2C2O4, dan sebagainya. Sedangkan KOH bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan
ion K+ dan OH- oleh sebab itu KOH menurut teori Arrhenius adalah basa.
Contoh yang lain adalah NaOH, Ca(OH)2, NH4OH, Ba(OH)2 dan lainnya.
Teori asam basa menurut Arrhenius adalah teori yang amat sempit mengingat teori ini
hanya terbatas pada spesies yang memiliki H+ atau OH- dan spesies tersebut ada dalam
pelarut air artinya apabila spesies tersebut tidak memiliki H + atau OH- dan reaksinya
dijalankan dengan pelarut non-air maka teori ini tidak berlaku.
Sebagai contoh gas ammonia (NH3) dapat bereaksi dengan gas HCl membentuk
ammonium klorida padat dengan reaksi sebagai berikut:
Reaksi diatas adalah salah satu contoh reaksi asam basa yang tidak bisa dijelaskan
dengan teori Arrhenius disebabkan reaksi diatas tidak melibatkan adanya H + dan OH-.
Apabila reaksi diatas dilakukan dalam medium air maka yang terlibah adalah larutan
NH4OH dan larutan HCl dengan reaksi berikut;
Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh satu molekul asam disebutvalensi asam,
sedangkan ion negatif yang terbentuk dari asam setelah melepas ion H + disebut ion sisa
asam. Nama asam sama dengan ion sisa asam dengan didahului kata asam. Berbagai
contoh asam dan reaksi ionisasinya diberikan pada tabel berikut.
2. Basa
Menurut Arrhenius, basa adalah senyawa yang dalam air dapat menghasilkan ion
hidroksida (OH-). Jadi, pembawa sifat basaadalah ion OH -. Basa Arrhenius merupakan
hidroksida logam, dapat dirumuskan sebagai M(OH)x, dan dalam air mengion sebagai
berikut.
Jumlah ion OH- yang dapat dilepaskan oleh satu molekul basa disebut valensi
basa. Beberapa contoh basa Arrhenius diberikan pada table berikut.
Asam adalah senyawa yang dapat memberikan proton atau DONOR PROTON a
proton (hydrogen ion) donor
Basa adalah senyawa yang dapat menerima proton atau RESEPIEN PROTON atau
AKSEPTOR PROTON a proton (hydrogen ion) acceptor
Pada reaksi asam Basa Bronsted-Lowry, terdapat dua pasangan asam basa. Pasangan
pertama merupakan pasangan antara asam dengan basa konjugasi (yang menyerap proton);
dalam hal ini ditandai dengan Asam-1 dan Basa-1. Pasangan kedua adalah pasangan antara basa
dengan asam konjugasi (yang memberi proton); dalam hal ini ditandai dengan Basa-2 dan Asam-
2. Rumusan kimia pasangan asam-basa konjugasi hanya berbeda satu proton (H+).
Teori tersebut bertentangan dengan yang dikemukakan Arrhenius, yakni bahwa jika ada
senyawa yang bersifat asam (menghasilkan ion H+) tidak memiliki hubungan dengan senyawa
lain yang bersifat basa (menghasilkan OH -).
Sekarang dapat diungkapkan beberapa cara yang menunjukkan bahwa model asam-basa
menurut Bronsted-Lowry lebih luas cakupannya dibandingkan model dari Arrhenius. Menurut
model Bronsted-Lowry :
Basa adalah spesi akseptor proton, misalnya ion OH-.
Beberapa spesi dapat bereaksi sebagai asam atau basa tergantung pada pereaksi
Jadi teori asam basa ini menitik beratkan pada pemberi dan penerima proton atau ion
hidrogen. Contoh:
Teori asam basa Bronsted-Lowry pada pada rekasi tanpa pelarut air
HCl adalah bersifat asam karena jika dilarutkan dalam air menghasillkan ion
hidrogen H+ atau H3O+
dari persamaan reaksi di atas terlihat bahwa HCl berperan sebagai donor proton
(ion Hidrogen) dan NH3 sebagai akseptor proton, jadi HCl merupakan spesi asam
dan NH3 merupakan spesi basa. Lalu apa yang dimaksud dengan asam konjugasi dan
basa konjugasi? Asam Konjugasi merupakan Asam yang terbentuk dari basa yang telah
menerima proton dan Basa Konjugasi adalah basa yang terbentuk dari asam yang telah
melepas proton.
Basa
Asam Proton +
Konjugasi
HCl H+ + Cl-
NH3 H+ + NH2-
H2O H+ + OH-
Asam
Basa Proton +
Konjugasi
NH3 H+ + NH4+
H2O H+ + H3O+
S2- H+ + HS-
Contoh:
Reaksi CaO atau SiO2 dapat pula terjadi pada suhu rendah sesuai persamaan berikut.
Dalam teori asam basa Lewis , basa menyumbangkan pasangan elektron dan asam
menerima pasangan elektron. Oleh karena itu Suatu asam Lewis adalah substansi, seperti ion H+,
yang dapat menerima pasangan elektron nonbonding. Dengan kata lain, asam Lewis adalah
akseptor pasangan elektron. Sebuah basa Lewis adalah substansi, seperti ion OH-, yang dapat
menyumbangkan sepasang nonbonding elektron. Dengan demikian, basa Lewis adalah donor
pasangan elektron.
Salah satu keuntungan dari teori Lewis adalah bisa melengkapi model reaksi oksidasi-
reduksi. Reaksi oksidasi-reduksi melibatkan transfer elektron dari satu atom ke yang lain, dengan
perubahan dalam jumlah oksidasi satu atau lebih atom.
Teori Lewis menunjukkan bahwa asam bereaksi dengan basa untuk berbagi pasangan
elektron, tanpa ada perubahan dalam jumlah oksidasi setiap atom. Banyak reaksi kimia yang
dapat diurutkan ke dalam kelas ini. Entah elektron ditransfer dari satu atom ke yang lain, atau
atom-atom berkumpul untuk berbagi pasangan elektron.
Keuntungan utama dari teori Lewis adalah caranya memperbanyak jumlah asam . Dalam
teori Lewis, asam adalah setiap ion atau molekul yang dapat menerima pasangan elektron bebas.
Pada persamaan berikut, kita menyimpulkan bahwa ion Al3+ membentuk ikatan dengan enam
molekul air menghasilkan ion kompleks.
Dengan demikian, ion Al(H2O)6 3+ terbentuk ketika sebuah ion Al3+ yang bertindak
sebagai asam Lewis mengambil enam pasang elektron dari molekul air dan bertindak sebagai
pangkalan Lewis untuk memberikan kompleks asam-basa, atau ion kompleks.
Teori asam-basa Lewis menjelaskan mengapa BF3 bereaksi dengan amonia. BF3 adalah
molekul trigonal planar,karena elektron dapat ditemukan di tiga tempat di kulit valensi dari atom
boron. Akibatnya, atom boron berhibridisasi sp2, yang memiliki 2pz orbital kosong pada atom
boron. BF3 karena itu dapat bertindak sebagai akseptor pasangan elektron, atau asam Lewis. Hal
ini dapat menggunakan 2pz orbital kosong untuk mengambil sepasang nonbonding elektron dari
basa Lewis untuk membentuk ikatan kovalen. BF3 karena bereaksi dengan basa Lewis seperti
NH3 membentuk kompleks asam-basa di mana semua atom memiliki cangkang penuh valensi
elektron,
Teori asam-basa Lewis juga dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa oksida bukan
logam seperti CO2 larut dalam air untuk membentuk asam, seperti asam karbonat H 2CO3.
Dalam reaksi ini, molekul air bertindak sebagai donor pasangan elektron, atau basa Lewis.
Para akseptor pasangan elektron adalah atom karbon dalam CO2. Ketika atom karbon mengambil
sepasang elektron dari molekul air, tidak lagi perlu membentuk ikatan rangkap dengan kedua
atom oksigen lainnya seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah
Salah satu atom oksigen terbentuk ketika air ditambahkan ke CO2 membawa muatan
positif, yang lain membawa muatan negatif. Setelah ion H+ telah dialihkan dari salah satu atom
oksigen ke yang lain, semua atom oksigen dalam senyawa bermuatan netral. Oleh karena itu,
hasil dari reaksi antara CO2 dan air adalah asam karbonat, H2CO3.
Asam didefinisikan sebagai spesies yang dapat menyumbangkan kation untuk kemudian
bergabung dengan (menerima) anion untuk menetralkan basa menghasilkan garam.
Basa didefinikasikan sebagai spesies yang dapat memberikan anion (elektron) untuk
bergabung dengan kation atau menetralkan asam kemudian menghasikan garam .
Definisi Usanovich ini telah mencakup semua definisi yang telah ada sebelumnya dan
konsep redoks (oksidasi-reduksi) sebagai kasus khusus dalam reaksi asam-basa.
Pada tahun 1963, Ralph Pearson mengusulkan sebuah konsep kualitatif yang dikenal
dengan prinsip Hard Soft Acid Base (Asam Basa Keras Lunak), yang kemudian dibuat secara
kuantitatif dengan bantuan Robert Parr pada tahun 1984.
Contoh asam keras: H+, ion logam alkali (Li+, Na+, K+), Ti4+, Cr3+, Cr6+, BF3.
Contoh basa keras: OH, F, Cl, NH3, CH3COO, CO32.
Contoh asam lunak: CH3Hg+, Pt2+, Pd2+, Ag+, Au+, Hg2+, Hg22+, Cd2+, BH3.
Contoh basa lunak: H, R3P, SCN, I.
Asam dan basa berinteaksi, dan interaksi paling stabil jika antara asam basa keras-keras
dan asam basa lunak-lunak. Teori ini telah digunakan pada kimia organik dan kimia anorganik.
Asam adalah suatu kation yang berasal dari reaksi autodisosiasi pelarut yang dapat
meningkatkan konsentrasi kation dalam pelarut.
Basa adalah suatu anion yang berasal dari reaksi autodisosiasi pelarut yang dapat
meningkatkan konsentrasi anion pelarut.
Sifat-sifat Basa
Kaustik
Rasanya pahit
Licin seperti sabun
Nilai pH lebih dari air suling
Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
Dapat menghantarkan arus listrik