You are on page 1of 15

TUGAS SSRSA

Teori Asam Basa

NAMA : FIRST AMBAR WATI


NRP : 1412100087
KELAS : SSRSA - B
DOSEN : Bpk. Djoko Hartanto

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2014
Asam dan basa merupakan golongan zat kimia yang sangat penting. Kesadaran bahwa
asam adalah suatu jenis senyawa yang unik telah ada lama sebelum sifat-sifatnya
disistematisasikan pertama kali oleh Robert Boyle. Konsep pertama tentang asam lebih bersifat
empiris. Fakta bahwa spesies tertentu yang dikenal sebagai asam ternyata memiliki sifak
karakteristik yang khas untuk spesies tersebut menyebabkan timbulnya usaha awal untuk
memisahkan senyawa jenis itu dalam suatu golongan sendiri.

Pada awalnya, telah diketahui bahwa tanah kapur yang dilarutkan dalam pelarut tertentu,
misalnya cuka pelarut khas, akan menimbulkan gelembung-gelembung. Larutan encer dari
pelarut semacam itu mempunyai rasa masam yang karakteristik. Oleh karena sifat tersebut ,
golongan senyawa ini dinamai asam. Istilah asam merupakan terjemahan dari istilah yang
digunakan untuk hal yang sama dalam bahasa-bahasa eropa seperti acetum (bahasa
Latin), acid (bahasa Inggris),zuur (bahasa Belanda), atau Sure (bahasa Jerman) yang secara
harafiah berhubungan dengan rasa masam.

Basa merupakan golongan zat kimia yang pertama kali diturunkan dari dari abu berbagai
tanaman dan oleh sebab itu sering juga disebut alkali, dari bahasa arab al qili yang berarti abu
tumbuh-tumbuhan. Basa, sama seperti asam, memiliki sifat-sifat unik tertentu, yaitu kemampuan
dalam melarutkan belerang dan lemak, kemampuan dalam mempengaruhi warna dari beberapa
ubar nabati tertentu, dan khususnya, kemampuan dalam menetralkan efek asam.

Untuk menjelaskan sifat asam dan basa dari suatu spesies, sejarah perkembangan ilmu
kimia mencatat berbagai teori. Perkembangan tersebut dapat dibagi menjadi dua periode, yaitu
sebelum tahun 1887 dan sesudah tahun 1887. Harus dicatat bahwa penentuan suatu zat
termasuk dalam golongan asam atau basa semata-mata bergantung pada sifat-sifat unik yang
dapat diamati dari sifat zat tersebut.

Robert Boyle mengetahui bahwa sifat-sifat asam adalah pelarut bagi banyak zat, dapat
mengendapkan belerang dari larutan alkali dan dapat mengubah warna ubar nabati dari warna
biru menjadi merah, memiliki daya pelarut tinggi, mampu mengubah warna tumbuh-tumbuhan
tertentu, serta mampu mengubah rasa dan warna makanan .

Roulle pada tahun 1744 mengenalkan basa sebagai kelas senyawa yang lebih umum dari
golongan alakali. Roulle berpendapat bahwa garam berasal dari gabungan asam dan basa,
sehingga basa dapat diartikan sebagai spesi yang bereaksi dengan asam membentuk garam.
Menurut Roulle, kelompok senyawa yang dikenal sebagai basa adalah alkali, alkali tanah,
logam dan beberapa minyak.

a. Asam Basa Lavoisier


Penyimpangan pertama dari definisi eksperimental mengenai asam muncul dari studi
Antoine Laurent Lavoisier pada tahun 1787. Lavoisier mengamati bahwa banyak asam yang
dijumpai berasal dari penggabungan unsur oksigen dengan metaloid seperti belerang dan fosfor.
Percobaannya membuktikan bahwa senyawa-senyawa yang mengandung atom C, N dan S jika
dibakar dengan oksigen kemudian dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan yang bersifat
asam. Hal ini menyebabkan Lavoisier menyimpulkan bahwa sifat-sifat khusus dari asam
disebabkan oleh adanya oksigen.

Karena pengetahuan Lavoisier asam kuat terutama dibatasi untuk oxoacids, seperti
HNO3 (asam nitrat) dan H2SO4 (asam sulfat), yang cenderung mengandung atom pusat di
bilangan oksidasi tinggi yang dikelilingi oleh oksigen, dan karena ia tidak mengetahui komposisi
sesungguhnya asam hydrohalic (HF, HCl, HBr, dan HI), ia mendefinisikan asam dalam hal
oksigen yang mengandung mereka, yang pada kenyataannya ia beri nama dari kata Yunani yang
berarti "asam-mantan" (dari Yunani (oxys) yang berarti "asam "atau" tajam "dan
(geinomai) yang berarti" melahirkan ").

Definisi Lavoisier diselenggarakan sebagai kebenaran absolut selama lebih dari 30 tahun,
sampai artikel tahun 1810 dan kuliah berikutnya oleh Sir Humphry Davy di mana ia
membuktikan kekurangan oksigen di H2S, H2Te, dan asam hydrohalic. Namun, Davy gagal
mengembangkan sebuah teori baru, menyimpulkan bahwa "keasaman tidak tergantung pada
substansi dasar tertentu, tetapi pada pengaturan berbagai zat aneh". [2] Salah satu modifikasi
penting dari teori oksigen disediakan oleh Berzelius, yang menyatakan bahwa asam adalah
oksida basa nonmetals sementara oksida logam.

b. Asam Basa Liebig


Joseph Louis Gay-Lussac menyimpulkan bahwa asam adalah zat yang dapat menetralkan
alkali dan kedua golongan senyawa itu hanya dapat didefinisikan dalam kaitan satu sama lain.
Demi untuk tetap mempertahankan pendapat Lavoisier, Gay-Lussac mengusulkan suatu
golongan asam yang tidak mengandung oksigen sebagai golongan hidrasida. Namun pandangan
ini tidak bertahan lama.

Liebig mendefinisikan asam sebagai senyawa yang mengandung hidrogen, dimana


kedudukan hidrogen dapat digantikan oleh logam. Perlu dicatat bahwa sesuai dengan definisi ini,
oksida asam tidak dapat disebut sebagai asam. Sedangkan yang dimaksudkan dengan basa adalah
senyawa yang mampu menetralkan asam dan membentuk garam. Teori asam basa ini dapat
bertahan cukup lama, meskipun teori ini tidak dapat menjelaskan mengapa senyawa hidrogen
semacam ini menunjukkan sifat sifat khas asam. Hal hal yang kurang jelas ini baru dapat
diterangkan setelah dikemukakannya teori dissosiasi elektrolitik oleh Ostwald dan arrhenius.

c. Asam Basa Arrhenius


Konsep yang cukup memuaskan tentang asam dan basa, dan yang tetap diterima hingga
sekarang, dikemukakan oleh Svante August Arrhenius (1859-1927) pada tahun 1884.

Gambar Garam pada air

Svante August Arrhenius (19 Februari 1859 2 Oktober 1927) seorang


ilmuwan Swedia mendefinisikan teori asam-basa sebagai berikut:

1. Asam

Asam adalah suatu spesies yang akan meningkatkan konsentrasi ion H+ di dalam
air dan basa adalah suatu spesies yang akan meningkatkan konsentrasi ion OH- di dalam
air. Atau dengan pernyataan lain. Asam adalah suatu spesies yang apabila dilarutkan
dalam air akan menghasilkan ion H+ dan basa adalah suatu spesies yang bila dilarutkan
dalam air akan menghasilkan ion OH -.

Sebagai contoh gas HCl ketika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H +
dan Cl- sehingga menurut konsep ini HCl dalam larutan air adalah asam.
HCl(g) H+(aq) + Cl-(aq)

Contoh asam yang lain adalah HF, HBr, HNO3, H2SO4, H3PO4, CH3COOH,
H2C2O4, dan sebagainya. Sedangkan KOH bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan
ion K+ dan OH- oleh sebab itu KOH menurut teori Arrhenius adalah basa.

KOH(s) K+(aq) + OH-(aq)

Contoh yang lain adalah NaOH, Ca(OH)2, NH4OH, Ba(OH)2 dan lainnya.
Teori asam basa menurut Arrhenius adalah teori yang amat sempit mengingat teori ini
hanya terbatas pada spesies yang memiliki H+ atau OH- dan spesies tersebut ada dalam
pelarut air artinya apabila spesies tersebut tidak memiliki H + atau OH- dan reaksinya
dijalankan dengan pelarut non-air maka teori ini tidak berlaku.

Sebagai contoh gas ammonia (NH3) dapat bereaksi dengan gas HCl membentuk
ammonium klorida padat dengan reaksi sebagai berikut:

NH3(g) + HCl(g) NH4Cl(s)

Reaksi diatas adalah salah satu contoh reaksi asam basa yang tidak bisa dijelaskan
dengan teori Arrhenius disebabkan reaksi diatas tidak melibatkan adanya H + dan OH-.
Apabila reaksi diatas dilakukan dalam medium air maka yang terlibah adalah larutan
NH4OH dan larutan HCl dengan reaksi berikut;

NH4OH(aq) + HCl(aq) NH4Cl(aq) + H2O(l)

Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh satu molekul asam disebutvalensi asam,
sedangkan ion negatif yang terbentuk dari asam setelah melepas ion H + disebut ion sisa
asam. Nama asam sama dengan ion sisa asam dengan didahului kata asam. Berbagai
contoh asam dan reaksi ionisasinya diberikan pada tabel berikut.

Rumus Valensi Sisa


Nama Asam Reaksi Ionisasi
Asam Asam Asam

HCl Asam klorida HCl H+ + Cl- 1 Cl-

HCN Asam sianida HCN H+ + CN- 1 CN-

H2S Asam sulfida H2S 2H+ + S2- 2 S2-

H2SO4 Asam sulfat H2SO4 2H+ + SO42- 2 SO42-

H3PO3 Asam fosfit H3PO3 2H+ + HPO32- 2 HPO32-


HCOOH Asam format HCl H+ + HCOO- 1 HCOO-

CH3COOH Asam asetat HCl H+ + CH3COO- 1 CH3COO-

2. Basa

Menurut Arrhenius, basa adalah senyawa yang dalam air dapat menghasilkan ion
hidroksida (OH-). Jadi, pembawa sifat basaadalah ion OH -. Basa Arrhenius merupakan
hidroksida logam, dapat dirumuskan sebagai M(OH)x, dan dalam air mengion sebagai
berikut.

M(OH)x (aq) Mx+ (aq) + xOH- (aq)

Jumlah ion OH- yang dapat dilepaskan oleh satu molekul basa disebut valensi
basa. Beberapa contoh basa Arrhenius diberikan pada table berikut.

Rumus Basa Nama Basa Reaksi Ionisasi Valensi

NaOH Natrium hidroksida NaOH Na+ + OH- 1

Ca(OH)2 Kalsium hidroksida Ca(OH)2 Ca2+ + 2OH- 2

Ba(OH)2 Barium hidroksida Ba(OH)2 Ba2+ + 2OH- 2

Al(OH)3 Aluminium Al(OH)3 Al3+ + 3OH- 3


hidroksida

Meskipun tidak mempunyai gugus hidroksida, larutan ammonia (NH3) ternyata


bersifat basa. Hal itu terjadi karena NH3 bereaksi dengan air (mengalami hidrolisis)
membentuk ion OH- sebagai berikut.

NH3 (aq) + H2O (l) NH4+ (aq) + OH- (aq)


Untuk menunjukkan sifat basanya, larutan NH3 sering ditulis sebagai NH4OH.
Hal itu tidaklah benar karena NH4OH tidak ditemukan, yang ada hanya NH3, ion NH4+,
serta ion OH-.

d. Asam Basa Bronsted Lowry


Teori asam basa ini bisa menjawab pertanyaan sebelumnya yang tidak dapat di jawab
oleh teori arrhenius yaitu untuk reaksi tanpa menggunakan pelarut air. Brownsted Lowry
diambil dari 2 nama Ilmuan Johannes Nicolaus Brnsted and Thomas Martin Lowry. Mereka
mengungkapakan teori asam basanya sebagai berikut :

Asam adalah senyawa yang dapat memberikan proton atau DONOR PROTON a
proton (hydrogen ion) donor

Basa adalah senyawa yang dapat menerima proton atau RESEPIEN PROTON atau
AKSEPTOR PROTON a proton (hydrogen ion) acceptor

Pada reaksi asam Basa Bronsted-Lowry, terdapat dua pasangan asam basa. Pasangan
pertama merupakan pasangan antara asam dengan basa konjugasi (yang menyerap proton);
dalam hal ini ditandai dengan Asam-1 dan Basa-1. Pasangan kedua adalah pasangan antara basa
dengan asam konjugasi (yang memberi proton); dalam hal ini ditandai dengan Basa-2 dan Asam-
2. Rumusan kimia pasangan asam-basa konjugasi hanya berbeda satu proton (H+).

Berikut adalah contohnya

Asam-1 + Basa-2 Basa-1 + Asam-2

HCl + NH3 Cl- + NH4+

H2O + CO3 OH- + HCO3-

CH3COOH + H2O CH3COO- + H3O+

HNO2 + CH3COOH NO2- + CH3COOH2+

Teori tersebut bertentangan dengan yang dikemukakan Arrhenius, yakni bahwa jika ada
senyawa yang bersifat asam (menghasilkan ion H+) tidak memiliki hubungan dengan senyawa
lain yang bersifat basa (menghasilkan OH -).

Sekarang dapat diungkapkan beberapa cara yang menunjukkan bahwa model asam-basa
menurut Bronsted-Lowry lebih luas cakupannya dibandingkan model dari Arrhenius. Menurut
model Bronsted-Lowry :
Basa adalah spesi akseptor proton, misalnya ion OH-.

Asam dan basa dapat berupa ion atau molekul.

Reaksi asam-basa tidak terbatas pada larutan air.

Beberapa spesi dapat bereaksi sebagai asam atau basa tergantung pada pereaksi

Jadi teori asam basa ini menitik beratkan pada pemberi dan penerima proton atau ion
hidrogen. Contoh:
Teori asam basa Bronsted-Lowry pada pada rekasi tanpa pelarut air

HCl (g)+ NH3(g) -> NH4++ Cl-

dari persamaan reaksi di atas HCl merupakan asam karenan ia mendonorkan


protonnya kepada NH3.
Teori asam basa Bronsted-Lowry pada rekasi dengan pelarut air

HCl (g) +H2O(aq) -> H3O+(aq)+ Cl-(aq)

HCl adalah bersifat asam karena jika dilarutkan dalam air menghasillkan ion
hidrogen H+ atau H3O+

Asam dan Basa Konjugasi

HCl (g)+ NH3(g)-> NH4++ Cl-

cara menentukan mana asam dan mana basa sebagai berikut

dari persamaan reaksi di atas terlihat bahwa HCl berperan sebagai donor proton
(ion Hidrogen) dan NH3 sebagai akseptor proton, jadi HCl merupakan spesi asam
dan NH3 merupakan spesi basa. Lalu apa yang dimaksud dengan asam konjugasi dan
basa konjugasi? Asam Konjugasi merupakan Asam yang terbentuk dari basa yang telah
menerima proton dan Basa Konjugasi adalah basa yang terbentuk dari asam yang telah
melepas proton.

Basa
Asam Proton +
Konjugasi

HCl H+ + Cl-

NH3 H+ + NH2-

H2O H+ + OH-

Asam
Basa Proton +
Konjugasi

NH3 H+ + NH4+

H2O H+ + H3O+

S2- H+ + HS-

e. Asam Basa Lux-Flood


Teori asam basa ini merupakan penghidupan kembali teori asam basa oksigen yang
diusulkan oleh kimiawan Jerman Hermann Lux pada tahun 1939, kemudian dikembangkan oleh
Hkon Flood sekitar tahun 1947 dan masih digunakan sampai sekarang pada bidang geokimia
modern dan elektrokimia lelehan garam.

Defini asam basa menurut teori ini:

Asam adalah akseptor ion oksida (O2-)


Basa adalah donor ion oksida (O2-)

Contoh:

MgO (basa) + CO2 (asam) MgCO3


CaO (basa) + SiO2 (asam) CaSiO3
NO3 (basa) + S2O72 (asam) NO2+ + 2 SO42
reaksi antara CaO (kapur) dan SiO2 (pasir) yang terjadi pada suhu tinggi. Persamaan
reaksi yang terjadi sebagai berikut.

CaO(s) + SiO2(s) CaSiO3(s)

Reaksi CaO atau SiO2 dapat pula terjadi pada suhu rendah sesuai persamaan berikut.

SO3(g) + H2O(l) H2SO4(aq)

SiO2(g) + H2O(l) H2CO3(aq)

f. Asam Basa Lewis


Pada tahun 1923 G.N. Lewis menyarankan cara lain untuk melihat reaksi antara ion H+
dan OH-. Dalam model Bronsted, OH-ion adalah spesies yang aktif dalam reaksi ini menerima
sebuah ion H+ untuk membentuk ikatan kovalen. Dalam model Lewis, H+ ion adalah spesi aktif
menerima sepasang elektron dari ion OH- untuk membentuk ikatan kovalen.

Dalam teori asam basa Lewis , basa menyumbangkan pasangan elektron dan asam
menerima pasangan elektron. Oleh karena itu Suatu asam Lewis adalah substansi, seperti ion H+,
yang dapat menerima pasangan elektron nonbonding. Dengan kata lain, asam Lewis adalah
akseptor pasangan elektron. Sebuah basa Lewis adalah substansi, seperti ion OH-, yang dapat
menyumbangkan sepasang nonbonding elektron. Dengan demikian, basa Lewis adalah donor
pasangan elektron.

Salah satu keuntungan dari teori Lewis adalah bisa melengkapi model reaksi oksidasi-
reduksi. Reaksi oksidasi-reduksi melibatkan transfer elektron dari satu atom ke yang lain, dengan
perubahan dalam jumlah oksidasi satu atau lebih atom.

CO2(g) + H2O(l) H2CO3(aq)

Teori Lewis menunjukkan bahwa asam bereaksi dengan basa untuk berbagi pasangan
elektron, tanpa ada perubahan dalam jumlah oksidasi setiap atom. Banyak reaksi kimia yang
dapat diurutkan ke dalam kelas ini. Entah elektron ditransfer dari satu atom ke yang lain, atau
atom-atom berkumpul untuk berbagi pasangan elektron.

Keuntungan utama dari teori Lewis adalah caranya memperbanyak jumlah asam . Dalam
teori Lewis, asam adalah setiap ion atau molekul yang dapat menerima pasangan elektron bebas.
Pada persamaan berikut, kita menyimpulkan bahwa ion Al3+ membentuk ikatan dengan enam
molekul air menghasilkan ion kompleks.

Al3+(aq) + 6 H2O(l) Al(H2O)63+(aq)


Ini adalah contoh dari reaksi asam-basa Lewis. struktur lewis air menunjukkan bahwa
molekul ini telah menyumbangkan pasangan elektron bebas dan karena itu dapat bertindak
sebagai basa Lewis. Konfigurasi elektron dari ion Al3+ menunjukkan bahwa ion ini memiliki
orbital kosong 3s, 3p, dan orbital 3d yang dapat digunakan untuk menahan pasangan elektron
bebas yang disumbangkan oleh molekul air.

Al3+ = [Ne] 3s0 3p0 3d0

Dengan demikian, ion Al(H2O)6 3+ terbentuk ketika sebuah ion Al3+ yang bertindak
sebagai asam Lewis mengambil enam pasang elektron dari molekul air dan bertindak sebagai
pangkalan Lewis untuk memberikan kompleks asam-basa, atau ion kompleks.

Teori asam-basa Lewis menjelaskan mengapa BF3 bereaksi dengan amonia. BF3 adalah
molekul trigonal planar,karena elektron dapat ditemukan di tiga tempat di kulit valensi dari atom
boron. Akibatnya, atom boron berhibridisasi sp2, yang memiliki 2pz orbital kosong pada atom
boron. BF3 karena itu dapat bertindak sebagai akseptor pasangan elektron, atau asam Lewis. Hal
ini dapat menggunakan 2pz orbital kosong untuk mengambil sepasang nonbonding elektron dari
basa Lewis untuk membentuk ikatan kovalen. BF3 karena bereaksi dengan basa Lewis seperti
NH3 membentuk kompleks asam-basa di mana semua atom memiliki cangkang penuh valensi
elektron,

Teori asam-basa Lewis juga dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa oksida bukan
logam seperti CO2 larut dalam air untuk membentuk asam, seperti asam karbonat H 2CO3.

CO2(g) + H2O(l) H2CO3(aq)

Dalam reaksi ini, molekul air bertindak sebagai donor pasangan elektron, atau basa Lewis.
Para akseptor pasangan elektron adalah atom karbon dalam CO2. Ketika atom karbon mengambil
sepasang elektron dari molekul air, tidak lagi perlu membentuk ikatan rangkap dengan kedua
atom oksigen lainnya seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah
Salah satu atom oksigen terbentuk ketika air ditambahkan ke CO2 membawa muatan
positif, yang lain membawa muatan negatif. Setelah ion H+ telah dialihkan dari salah satu atom
oksigen ke yang lain, semua atom oksigen dalam senyawa bermuatan netral. Oleh karena itu,
hasil dari reaksi antara CO2 dan air adalah asam karbonat, H2CO3.

g. Asam Basa Usanovic


Mikhail Usanovich telah mengembangkan teori umum yang tidak membatasi keasaman
suatu senyawa yang hanya mengandung hidrogen saja, tetapi lebih umum dari teori asam basa
Lewis. Teori Usanovich dapat diringkas:

Asam didefinisikan sebagai spesies yang dapat menyumbangkan kation untuk kemudian
bergabung dengan (menerima) anion untuk menetralkan basa menghasilkan garam.

Basa didefinikasikan sebagai spesies yang dapat memberikan anion (elektron) untuk
bergabung dengan kation atau menetralkan asam kemudian menghasikan garam .

Definisi Usanovich ini telah mencakup semua definisi yang telah ada sebelumnya dan
konsep redoks (oksidasi-reduksi) sebagai kasus khusus dalam reaksi asam-basa.

Beberapa contoh reaksi asam-basa Usanovich:

Na2O(basa)+SO3 (asam)2Na+ +SO42 (yg dipertukarkan: anion O2)


3(NH4)2S (basa) + Sb2S3 (asam) 6NH4+ +2SbS43 (yg dipertukarkan: anion S2)
Na (basa) + Cl (asam) Na+ + Cl (yg dipertukarkan: elektron)

h. Asam Basa Pearson (HSAB Theory)

Pada tahun 1963, Ralph Pearson mengusulkan sebuah konsep kualitatif yang dikenal
dengan prinsip Hard Soft Acid Base (Asam Basa Keras Lunak), yang kemudian dibuat secara
kuantitatif dengan bantuan Robert Parr pada tahun 1984.

Asam keras dan basa keras cenderung memiliki karakteristik:

atom atau ion yang berukuran kecil


bilangan oksidasi tinggi
polarisabilitas rendah
elektronegatifitas tinggi (untuk basa)
basa keras mempunyai energi highest-occupied molecular orbitals (HOMO) rendah, dan
asam keras mempunyai energi lowest-unoccupied molecular orbitals (LUMO) tinggi

Contoh asam keras: H+, ion logam alkali (Li+, Na+, K+), Ti4+, Cr3+, Cr6+, BF3.
Contoh basa keras: OH, F, Cl, NH3, CH3COO, CO32.

Asam lunak dan basa lunak cenderung memiliki karakteristik:

atom atau ion berukuran besar


bilangan oksidasi yang rendah atau nol
polarisabilitas tinggi
elektronegativitas rendah (basa lunak)
basa lunak mempunyai energi HOMO lebih tinggi daripada basa keras, dan asam lunak
mempunyai energi LUMO lebih rendah daripada asam keras. (Walaupun energi HOMO
basa lunak masih lebih rendah daripada energi LUMO asam lunak)

Contoh asam lunak: CH3Hg+, Pt2+, Pd2+, Ag+, Au+, Hg2+, Hg22+, Cd2+, BH3.
Contoh basa lunak: H, R3P, SCN, I.

Asam dan basa berinteaksi, dan interaksi paling stabil jika antara asam basa keras-keras
dan asam basa lunak-lunak. Teori ini telah digunakan pada kimia organik dan kimia anorganik.

i. Asam Basa Solvent (pelarut)


Definisi ini diterapkan pada pelarut yang dapat terdisosiasi menjadi kation dan anion
(autodisosiasi).

Asam adalah suatu kation yang berasal dari reaksi autodisosiasi pelarut yang dapat
meningkatkan konsentrasi kation dalam pelarut.

Basa adalah suatu anion yang berasal dari reaksi autodisosiasi pelarut yang dapat
meningkatkan konsentrasi anion pelarut.

Secara umum, reaksi autodisosiasi dapat dituliskan :


Asam sulfat meningkatkan konsentrasi ion hidronium dan merupakan asamnya. Konsep
asam-basa sistem pelarut adalah kebalikan dari reaksi autodisosiasi.
Contoh:
Secara umum :
Perbandingan reaksi netralisasi asam-basa menurut Arrhenius, Bronsted-Lowry dan
systempelarut.
Definisi umum dari basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika
dilarutkan dalam air.Basa adalah lawan (dual) dari asam, yaitu ditujukan untuk unsur/senyawa
kimia yang memiliki pH lebih dari 7. Kostik merupakan istilah yang digunakan untuk basa kuat.
jadi kita menggunakan nama kostik soda untuk natrium hidroksida (NaOH) dan kostik postas
untuk kalium hidroksida (KOH). Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah. Kekuatan
basa sangat tergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH dalam larutan dan
konsentrasi larutan basa tersebut.

Beberapa Contoh Basa

Contoh basa Terdapat di

Alumunium hidroksida (AI[OH]3) Deodorant dan antasida

Kalsium Hidroksida Plester

Magnesium Hidroksida Antasida

Natrium Hidroksida (NaOH) Pembersih saluran pipa

Kalium Hidroksida Pembuatan sabun

Ammonium Hidroksida (NH3[aq]/NH4OH) Pelarut desinfektan

Sifat-sifat Basa

Kaustik
Rasanya pahit
Licin seperti sabun
Nilai pH lebih dari air suling
Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
Dapat menghantarkan arus listrik

Reaksi: Kalsium Hidroksida + Asam Sulfat > Kalsium Sulfat + Air

Ca(OH)2 (aq) + H2SO4 > CaSO4(aq) + 2H2O (l)


DAFTAR PUSTAKA
http://facultyfp.salisbury.edu
http://www.files.chem.vt.edu
http://chemed.chem.purdue.edu
Oxtoby, D.W., 2002, Principles of Modern Chemistry, Nelson Thomson Learning Inc, Toronto,
Canada.
Petrucci, Ralph M.1987.Kimia Dasar Edisi Keempat Jilid 2.ajakarta:Erlangga.

You might also like