Professional Documents
Culture Documents
SISTEM URINARIUS
A. Klarifikasi Istilah
B. Identifikasi Masalah
C. Curah Pendapat
15. Mengapa setelah meminum segelas air jeruk, B langsung ingin berkemih.
Sedangkan waktu berolahraga dan meminum segelas air mineral, B tidak
ingin berkemih?
Jawab :
Karena saat berolahraga cairan dalam tubuh dibantu pengeluarannya
melalui keringat. Sedangkan setelah minum air jeruk B tidak melakukan
kegiatan yang membuatnya berkeringat sehingga vesika urinara terisi
penuh.
D. Analisis Masalah
4) URETRA
Uretra Maskulina
Uretra maskulina panjangnya sekitar 8 inchi (20 cm) dan
terbentang dari collum vesicae urinaria sampai ostium uretra
eksternum pada glands penis. Uretra maskulina dibagi menjadi tiga
bagian yaitu:
1. Uretra pars prostatica
Uretra pars prostatica mempunyai panjang kurang lebih 3cm
dan berasal dari collum vesicae. Uretra pars prostaatica berjalan
dari basis prostatae, selanjutnya di apex prostatae diteruskan
sebagai uretra pars membranacea. Uretra pars prostatica
merupakan bagian yang paling lebar dan berdiameter paling
lebar dari seluruh bagian uretra.
2. Uretra pars membranacea
Memiliki panjang kurang lebih 1,25 cm dan terletak dalam
diafragma urogenital serta dikelilingi oleh musculus spingter
uretrae.
3. Uretra pars spongiosa
Panjangnya sekitar 15,75 cm dan dibungkus di dalam bulbus
dan corpus spongiosum penis. 5
Uretra Feminina
Panjang uretra feminine kurang lebih 3,8 cm. uretra terbentang dari
collum vesicae sampai ostium uretra eksternum yang bermuara ke
vestibulum sekitar 2,5 cm distal dari clitoris. Uretra menembus
musculus spingter uretra dan terletak tepat di depan vagina.
Ansa henle
Duktus
colligens
2) URETER
Sel epitel
Warna kuning pada urine disebabkan karena adanya suatu zat yang
disebut urochrome (urobilinogen) yang merupakan turunan dari bilirubin.
Normalnya, zat tersebut memiliki warna bervariasi mulai dari kuning
pucat hingga amber tua. Warna urine sendiri tergantung dari konsentrasi
urochrome di urine, jika sedikit mengkonsumsi cairan maka warna urine
akan terlihat kuning tua, sebaliknya jika mengkonsumsi banyak cairan
maka warnanya menjadi kuning muda (terkadang bahkan terlihat bening).
Warna urine yang kuning muda juga dapat disebabkan karena
mengkonsumsi obat diuretik yang merangsang tubuh untuk mengeluarkan
banyak cairan melalui urine. Urochrome sendiri sebenarnya adalah produk
hasil rombakan dari sel darah merah yang telah mati yang sebelumnya
telah diproses di hati untuk mengalami proses detoksifikasi, baru
kemudian disaring oleh ginjal dan akhirnya keluar melalui urine sekaligus
berperan dalam memberi warna urine itu sendiri. Warna urine tidak hanya
dipengaruhi oleh urochrome, tetapi juga oleh makanan atau mungkin obat
yang kita konsumsi. Contoh saja ketika banyak mengkonsumsi jus wortel
maka urine akan berwarna oranye, jika mengkonsumsi Asparagus maka
warna urine kamu akan menjadi lebih cerah sebagaimana mengkonsumsi
vitamin-vitamin seperti vitamin B dan C. Obat-obatan seperti Rifamycin
dapat membuat urine menjadi berwarna merah darah, pasien yang minum
obat ini harus diberitahu kalau urine-nya akan berwarna merah darah,
kalau tidak dia akan berpikir kalau air seninya mengandung darah. Warna
urine juga merefleksikan kondisi kesehatan seseorang, sebagai contoh
seperti yang telah dikatakan di atas bahwa warna merah darah dalam urine
mengindikasikan bahwa orang tersebut menderita hematuria (urine
mengandung darah). 7
6. Hormone yang mempengaruhi produksi urin
Hormon yang mempengaruhi produksi urin adalah:
1) Norepinefrin dan epinefrin
Hormon ini dilepaskan dari medula adrenal. Hormon ini memberi
sedikit pengaruh pada hemodinamika ginjal, kecuali pada kondisi
ekstrim, seperti pada pendarahan hebat. Hormon ini memberikan
efek berupa konstriksi arteriol aferen dan eferen sehingga
menurunkan GFR dan RBF.
2) Endotelin
Hormon ini dihasilkan oleh sel endotel vaskuler ginjal atau
jaringan lain yang rusak. Jika pembuluh darah rusak, maka
endotelnya pun akan rusak dan melepaskan endotelin. Hormon ini
memiliki efek untuk vasokonstriktor kuat sehingga dapat
mencegah hilangnya darah. Efeknya terhadap ginjal adalah
menurunkan GFR.
3) Angiotensin II dan Aldosteron
Angiotensin II dapat merangsang sekresi hormon aldosteron oleh
korteks adrenal. Keduanya memainkan peranan penting dalam
mengatur reabsorpsi natrium oleh tublus ginjal. Bila asupan
natrium rendah, peningkatan kadar kedunya akan merangsang
reabsorpsi natrium oleh ginjal sehingga dapat mencegah
kehilangan natrium yang besar. Sebaliknya, dengan asupan natrium
yang tinggi, penurunan pembentukan kedua hormon ini
memungkinkan ginjal mengeluarkan natrium dalam jumlah besar.
4) Prostaglandin dan Bradikinin
Kedua hormon ini cenderung mengurangi efek vasokonstriktor
ginja akibat aktivitas saraf simpatis, sehingga meningkatkan GFR.
5) Antideuritik Hormon (ADH)/ Vasopresin
ADH berperan dalam pengaturan konsentrasi urin, sehingga juga
turut mengatur osmolaritas plasma dan konsenrasi natrium. Jika
osmolaritas plasma meningkat di atas normal (zat terlarut dalam
cairan tubuh terlaru pekat), kelenjar hipofisis posterior akan
terangsang untuk menyekresikan ADH. ADH akan meningkatkan
permeabilitas tubulus distal dan duktus koligentes terhada air
sehingga meningkatkan reabsorpsi air dan mengurangi volume
urin. Sebaliknya, jika terdapat kelebihan air di dalam tubuh
(osmolaritas cairan ekstrasel menurun), sekresi ADH akan
dikurangi. Hal ini akan mengakibatkan menurunnya permeablitas
tubulus distal & duktus koligentes terhadap air sehingga urin
menjadi encer. 8
2) Reabsorbsi Tubulus
Selain zat sisa dan kelebihan bahan yang harus dikeluarkan oleh
tubuh, cairan filtrasi juga mengandung nutrient, elektrolit, dan bahan
lain yang dibutuhkan oleh tubuh. Bahan-bahan esensial yang terfiltrasi
dikembalikan ke dalam tubuh melalui reabsorpsi tubulus.
3) Sekresi Tubulus
Seperti reabsorpsi tubulus, sekresi tubulus melibatkan transport
transepitel, tetapi langkah-langkahnya dibalik. Sekresi tubulus
adalah pemindahan diskret bahan dari kapiler peritubulus ke dalam
lumen tubulus, menjadi mekanisme pelengkap yang meningkatkan
eliminasi bahan-bahan dari dalam tubuh. Bahan-bahan penting
yang disekresikan oleh tubulus adalah ion hydrogen (H+), ion
kalium (K+), serta anion dan kation organic, yang banyak di
antaranya merupakan senyawa yang asing bagi tubuh. 2
8. Penyebab rasa tidak nyaman pada area suprapubik ketika menahan kemih
Vesika urinaria adalah kantong berotot yang dapat mengempis, terletak 3
sampai 4 cm dibelakang simpisis pubis (tulang kemaluan). Vesika urinaria
mempunyai 2 fungsi, yaitu :
a. Sebagai tempat penyimpanan urin sebelum meninggalkan tubuh.
b. Dibantu uretra, vesika urinaria berfungsi mendorong urin keluar tubuh
Retensi urin adalah penumpukan urine dalam vesika urinaria dan
ketidakmampuan vesika urinaria mengosongkan isinya, sehingga
menyebabkan overdistensi dari vesika urinaria. Kandungan urine normal
dalam vesika urinaria sebesar 250-450 ml, sampai batas jumlah tersebut
urine merangsang refleks untuk miksi. Karena vesika urinaria terletak di
daerah suprapubik, sehingga ketika vesika urinaria terisi penuh ia akan
meregang sehingga menyebabkan rasa nyeri atau rasa tidak nyaman di
daerah suprapubik tersebut.10
KOMPONEN JUMLAH
Asam urat 1,2 gr
Ion bikarbonat 1,2 gr
Kreatinin 2,7 gr
Ion potassium 3,2 gr
Ion sodium 4,1 gr
Ion khlor 6,6 gr
Urea 25,5 gr
10. Mekanisme menahan kemih
Adanya infeksi traktus urinarius urin akan berwarna putih seperti susu
yang disebabkan oleh bakteri, lemak dan adanya silinder. Warna urin
patologis lain adalah:
1) Warna kuning coklat (seperti teh) penyebabnya adalah bilirubin.
2) Warna merah coklat penyebabnya hemoglobinuria dan popyrin
3) Warna merah dengan kabut coklat penyebabnya darah dengan
pigmen-pigmen darah
4) Warna coklat hitam penyebabnya melanin dan warna hitam
disebabkan oleh pengaruh obat-obatan. (Kee, Joyce LeFever,
1997). 12
15. Mengapa setelah meminum segelas air jeruk, B langsung ingin berkemih.
Sedangkan waktu berolahraga dan meminum segelas air mineral, B tidak
ingin berkemih?
Seperti kita tahu, bahwa cairan yang masuk dalam tubuh akan
dikeluarkan kembali melalui organ tubuh untuk proses keseimbangan.
Tubuh manusia membutuhkan keseimbangan antara pemasukan dan
pengeluaran. Cairan dimasukkan melalui mulut, atau secara parenteral dan
cairan meninggalkan tubuh dari saluran pencernaan, paru paru, kulit, dan
ginjal.
1) Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh diatur oleh
ginjal, kulit paru, dan gastrointestinal.
a. Ginjal
Ginjal merupakan organ yang memiliki peran cukup besar
dalam mengatur kebutuhan cairan dan elektrolit. Hal ini
terlibat pada fungsi ginjal, yaitu sebagai pengatur air,
pengatur konsentrasi garam dalam dara, pengatur
keseimbangan asam basa darah, dan ekskresi bahan
buangan atau kelebihan garam.
Proses pengaturan kebutuhan kaseimbangan air ini diawali
oleh kemampuan bagian ginjal, seperti glomerulus, dalam
menyaring cairan. Rata-rata setiap satu liter darah
mengandung 500 cc plasma yang mengalir melalui
glomerulus, 10 persennya disaring keluar. Cairan yang
tersaring (filtrat glomerulus), kemudian mengalir melaui
tubuli renalis yang sel-selnya menyerap semua bahan yang
dibutuhkan. Jumlah urine yang diproduksi ginjal dapat
dipegruhi okleh ADH dan aldosteron rata-rata 1
ml/kg/bb/jam.
b. Paru-Paru
Organ paru berperan mengeluarkan cairan dengan
menghasilkan insensible water loss kurang lebih 400
ml/hari. Proses pengeluaran cairan terkait dengan respons
akibat perubahan upaya kemampuan bernapas.
c. Kulit
Kulit merupakan bagian penting pengaturan cairan yang
terkait dengan proses pengaturan panas. Proses ini diatur
oleh pusat pengatur panas yang disarafi oleh vaso motorik
dengan kemampuan mengendalikan arteriol kutan dengan
cara vasodilatasi dan vasokonstriksi. Proses pelepasan
panas dapat dilakukan dengan cara penguapan panas.
Jumlah keringat yang dikeluarkan tergantung pada
banyaknya darah yang mengalir melalui pembuluh darah
dalam kulit. Proses pelepasan panas lainnya dapat
dilakukan melaui cara pemancaran panas keudara sekitar
konduksi (yaitu, pengalihan panas kebenda yang disentuh),
dan konveksi (yaitu, pengaliran udara panas kepermukaan
yang lebih dingin). Keringat merupakan sekresi aktif dari
kelenjar keringat dibawah pengendalian saraf simpatis.
Melalui kelenjar keringat ini suhu dapat diturunkan dengan
jumlah air yang dapat dilepaskan, kurang lebih setengah
liter sehari. Perangsangan kelenjar keringat yang dihasilkan
dapat diperoleh melalui aktivitas otot, suhu lingkungan ,
dan kondisi sushu tubuh yang panas.
d. Gastrointestinal
Gastrointestinal merupakan organ saluran pencernaan yang
berperan dalam mengeluarkan cairan melalui proses
penyerapan dan pengeluaran air. Dalam kondisi normal,
cairan yang hilang dalam sistem ini sekitar 100-200
ml/hari. Hasil-hasil pengeluaran cairan adalah:
1. Urin
Pembentukan urine terjadi di ginjal dan dikeluarkan
melalui vesika urinaria (kandung kemih). Proses ini
merupakanproses pengeluaran cairan tubuh yang
utama. Cairan dalam ginjal disaring pada glomerulus
dan dalam tubulus ginjal untuk kemudian diserap
kembali ke dalam aliran darah. Hasil ekskresi terakhir
proses ini adalah urine. Jika terjadi penurunan volume
dalam sirkulasi darah, reseptor atrium jantung kiri dan
kanan akan mengirimkan impuls kembali nke ginjal
dan memproduksi ADH sehingga memengaruhi
pengeluaran urine.
2. Keringat
Keringat terbentuk bila tubuh menjadi panas akibat
pengaruh suhu yang panas. Keringat banyak
mengandung garam, urea, asam laktat, dan ion kalium.
Banyaknya jumlah keringat yang keluar akan
memengaruhi kadar natrium.
Jadi, kondisi meminum air mineral yang banyak
namun diiringi langsung oleh olahraga akan
mempercepat regulasi cairan didalam tubuh lewat kulit
untuk mengeluarkan keringat. Sedangkan jika kita
meminum air namun tanpa melakukan aktivitas fisik
yang memicu timbulnya regulasi cairan lewat keringat,
makan akan diteruskan untuk dikeluarka. Lewat traktus
urinarius, sehingga vesica urinaria cepat penuh dan
menimbulkan rangsang untuk segera dikeluarkan,
15
sehingga timbullah rasa ingin segera miksi.
Mind Mapping
Seorang Mahasiswa
bernama B
Haus
Berkemih
1. Guyton dan Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran . EGC : Jakarta; 2006.
3. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-soesilowat-6105-
4. http://dokumen.tips/documents/anatomi-sistim-saluran-kemih.html
Jakarta; 2006.
Jakarta; 2011.
17:00 WIB.
9. http://www.softilmu.com/2015/01/proses-pembentukan-urin-ginjal-
19:20 WIB.
12. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/114/jtptunimus-gdl-langgengse-
13. http://fk.unand.ac.id/images/berita/2015/Blok/Penuntun_KK_Blok_1.4.pdf
WIB.