You are on page 1of 68

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

DIREKTORAT JENDERAL KESMAS


DIREKTORAT KESEHATAN LINGKUNGAN

HACCP
PENERAPAN PERSYARATAN
TITIK-TITIK PENGENDALIAN KRITIS

SNI CAC/RCP 1:2011


Pedoman BSN 1004

1
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL KESMAS
DIREKTORAT KESEHATAN LINGKUNGAN

LATAR BELAKANG HACCP


Pillsbury co., NASA dan U.S. Army Natick Research
1960 and Development Laboratories Nat. Aeronautics and
Space Administration
Mengembangkan makanan yang aman
pada gravitasi nol

Pemaparan pertama pada masyarakat


mengenai sistem HACCP di U.S.
1971
2
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL KESMAS

LATAR BELAKANG HACCP


DIREKTORAT KESEHATAN LINGKUNGAN

1973 : Peraturan federal U.S. : Mandat penggunaan


prinsip HACCP untuk makanan kaleng Berasam Rendah.
1970 - awal 1980 : HACCP diadopsi oleh industri besar
segmen diluar food manufacturing.
Rekomendasi U.S.NAS (National Academy of Sciences) :
1985 : HACCP dalam industri pangan diperluas
1986- 1987 : HACCP dalam Inspeksi Daging dan ternak.

3
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL KESMAS

LATAR BELAKANG HACCP


DIREKTORAT KESEHATAN LINGKUNGAN

1987 : Membentuk NACMCF (Nat. Advisory


Committee on Microbiological Criteria for
Foods) dari 3 prinsip dikembangkan 7 prinsip.

1998 : Diadopsi menjadi SNI 01-4852-1998

1999 : CAC/RCP1-1969-Rev 3-1997, Amd (1999)

2003 : CAC/RCP1-1969, Rev.4-2003

2011 : SNI CAC/RCP 1:2011

4
Alasan dikembangkannya sistem haccp

Produk-Produk Tercemar
Berbagai jenis bahan yang berbahaya
Terjadi di seluruh dunia
Tiga jenis bahaya : biologis, kimia dan fisik
Implikasi kesehatan manusia
Implikasi biaya sangat besar

Inspeksi di akhir jalur


(End of line inspection)
Tidak dapat memberikan tingkat
jaminan sampai tingkat keyakinan
yang diperlukan
5
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL KESMAS
DIREKTORAT KESEHATAN LINGKUNGAN

Apa itu HACCP ?


o Sistem jaminan keamanan
pangan/produk

o Mendasarkan pada kesadaran bahwa


bahaya dapat timbul pada setiap titik
atau tahap produksi

o Namun dapat dilakukan pencegahan


melalui pengendalian titik-titik kritis.

6
12 Langkah & 7 Prinsip HACCP

M-BRIO Training Proprietary - dilarang menggandakan


dalam bentuk apapun tanpa ijin tertulis dari PT. Embrio Biotekindo
7
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL KESMAS
DIREKTORAT KESEHATAN LINGKUNGAN

ISI MINIMAL RENCANA HACCP


1. Umum
2. Daftar Isi
3. Kebijakan Keamanan Pangan
4. Organisasi
5. Deskripsi Produk
6. Persyaratan Dasar
7. Bagan Alir
8. Analisa Bahaya
9. Lembar kerja control measures
10. Sistem Penyimpanan Catatan
11. Prosedur Verifikasi
12. Prosedur Pengaduan Konsumen
13. Prosedur Recall
14. Perubahan Dokumen/amandemen
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL KESMAS

UMUM
DIREKTORAT KESEHATAN LINGKUNGAN

o Rencana HACCP Harus Mencakup Tiga Materi


Utama dari Sistem Keamanan Pangan
a. Prinsip-prinsip HACCP

b. Persyaratan Dasar (Pre-requisite Program)

c. Program Universal Manajemen Mutu

o Judul dan Sub Judul dalam Unsur-unsur Pedoman


ini dapat berbeda tergantung badan usaha.
o Saran : Menggunakan Penjilidan Lepas (Dokumen
HACCP PLAN).
o Semua halaman harus diberi Nomor dan tanggal
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL KESMAS
DIREKTORAT KESEHATAN LINGKUNGAN

KEBIJAKAN KEAMANAN PANGAN

Adalah pernyataan yang diungkapkan oleh Pimpinan


Tertinggi dari organisasi berupa janji (komitmen) atau upaya
untuk melaksanakan dan menegakkan serta memelihara
standar mutu dan keamanan pangan yang tinggi.

Kebijakan keamanan pangan sebaiknya mencakup tujuan,


sumber daya yang digunakan, dan alasan manajemen
jaminan mutu dan keamanan pangan yang digunakan.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL KESMAS
DIREKTORAT KESEHATAN LINGKUNGAN

ORGANISASI

Tim HACCP
Struktur Organisasi
Bidang Kegiatan
Personel dan Pelatihan
TAHAP 1
MENYUSUN Tim HACCP
Sasaran:
Keputusan
Keputusan Tim Manajemen

TIM MULTI DISIPLINER ( >1 orang)


TERLATIH HACCP
DARI BAGIAN ATAU DEPARTEMEN YANG
BERLAINAN
BISA MENGGUNAKAN BANTUAN TENAGA AHLI
(trade and Industry Association, Independence expert,
regulatory authorities)

13
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL KESMAS
DIREKTORAT KESEHATAN LINGKUNGAN

Struktur Organisasi
Tim HACCP
TAHAP 2
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL KESMAS
DIREKTORAT KESEHATAN LINGKUNGAN

DESKRIPSI PRODUK
o Kategori Proses
o Nama produk
o Komposisi
o Physical/chemical structure (including Aw, pH etc)
o Microcidal/static treatment (heat treatment, freezing, brining, smoking,
etc)
o Tujuan dan cara penggunaan
o Kemasan
o Masa Simpan dan storage condition
o Method of distribution
o Label Instruksi apa yang diperlukan
o Cara penanganan
o Standar SNI
o Persyaratan pelanggan
o Persyaratan yang direncanakan

Bisnis multiple products: dapat mengelompokkan produk berdasar


karakteristik sejenis (catering operations)
17
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
TAHAP 3
DIREKTORAT JENDERAL KESMAS
DIREKTORAT KESEHATAN LINGKUNGAN

IDENTIFIKASI PENGGUNA PRODUK


Identifikasi pengguna produk yang ditujukan,
konsumen sasarannya dengan referensi populasi
yang peka (sensitif). Sebutkan apakah produk
ditujukan untuk konsumsi umum atau apakah
dipasarkan untuk kelompok populasi yang peka.
Lima kelompok populasi yang peka :
Manula;
Bayi;
Wanita hamil;
Orang sakit;
Orang dengan daya tahan terbatas
( immunocompromised)

18
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
TAHAP 4
DIREKTORAT JENDERAL KESMAS
DIREKTORAT KESEHATAN LINGKUNGAN

MENYUSUN DIAGRAM ALIR

Disiapkan oleh tim HACCP


Dibuat untuk setiap spesifik produk, satu
diagram alir dapat digunakan untuk beberapa
item dengan kategori proses sejenis
Meliputi semua langkah dalam proses
(penerimaan bahan baku - distribusi
Memungkinkan analisa bahaya pada setiap
langkah
Menggunakan nomor (memudahkan
penyusunan)
Bisa menggunakan simbol

19
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL KESMAS

SIMBOL2 UMUM
DIREKTORAT KESEHATAN LINGKUNGAN

LANGKAH PENYIMPANAN

KEGIATAN YANG
INSPEKSI MENGAMBIL
KEPUTUSAN

KEGIATAN +
TRANSPOR INSPEKSI

BAHAN
ARUS PRODUK
DAN BAHAN MASUKAN

20
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL KESMAS
DIREKTORAT KESEHATAN LINGKUNGAN

DIAGRAM ALIR UNTUK INDUSTRI


JASABOGA
Dapat menggunakan pendekatan 3 jenis diagram
alir untuk menyederhanakan diagram alir :
o Langkah 2 5
Produk dikelompokkan berdasarkan diagram alir
o Langkah 6 (prinsip 1)
Analisa bahaya dilakukan dengan mempertimbangkan
frekuensi produk melewati danger zone
o Langkah 7 (prinsip 2)
CCP umumnya berupa: penerimaan, persiapan (thawing,
sortasi, pencucian), pemasakan, reheating, penyajian, dll
o Langkah 8 (prinsip 3)
Critical limit umumnya berupa kombinasi suhu dan waktu

21
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL KESMAS
DIREKTORAT KESEHATAN LINGKUNGAN

Contoh Diagram Alir untuk Jasaboga

5
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL KESMAS
DIREKTORAT KESEHATAN LINGKUNGAN

Contoh Diagram Alir untuk Jasaboga

6
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL KESMAS
DIREKTORAT KESEHATAN LINGKUNGAN

Contoh Diagram Alir untuk Jasaboga

3
4
5

6
7
8
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
TAHAP 5
DIREKTORAT JENDERAL KESMAS
DIREKTORAT KESEHATAN LINGKUNGAN

VERIFIKASI DIAGRAM ALIR DITEMPAT


o Diagram alir dikonfirmasi oleh personel yang
mempunyai pengetahuan tentang proses
produksi
o Tim HACCP harus mengkonfirmasi operasi
pengolahan terhadap diagram alir selama
seluruh tahap dan jam-jam operasi dan
mengubah diagram alir bilamana diperlukan
o Diagram alir proses yang harus divalidasi :
1. Mengamati aliran proses
2. Kegiatan pengambilan sampel
3. Wawancara
4. Operasi rutin/non-rutin
26
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL KESMAS
DIREKTORAT KESEHATAN LINGKUNGAN

APA YANG DIVERIFIKASI???

Kelengkapan tahapan proses dan apakah


sudah sesuai dengan urutan produksi
Akurasi, misal: suhu, waktu, dll
Kelengkapan
Pengelompokan kategori
Disahkan jika sudah sesuai antara dokumen
tertulis dengan aplikasi di lapangan

27
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
TAHAP 6
DIREKTORAT JENDERAL KESMAS
DIREKTORAT KESEHATAN LINGKUNGAN

PRINSIP 1 ANALISIS BAHAYA

Signifikasi Bahaya
Penyebab Tindakan
No Tahapan Bahaya
Bahaya pencegahan
Severity Resiko Sign

Identifikasi setiap bahaya (Biologi, Kimia, Fisik)


dari setiap tahapan proses

Tulisan tahapan proses sesuai dengan


urutan penomoran di diagram alir

28
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL KESMAS
DIREKTORAT KESEHATAN LINGKUNGAN

Bahan Pangan Organisme Patogen


Daging dan produk daging Salmonella E. coli patogenik
S. aureus L. monocytogenes
Y. enterocolitica Virus enteric
C. perfringens Parasit
C. botulinum
Susu dan produk susu Mycobacterium S. aureus
Brucella Bacillus sp.
Salmonella Clostridium sp.
L. monocytogenes Virus
E. coli
Unggas dan produk unggas Salmonella S. aureus
Campylobacter Y. Enterocolitica
C. perfringens L. monocytogenes
Produk hasil laut (ikan, V. cholerae L. monocytogenes
kerang, udang) V. parahaemolyticus Parasit
C. botulinum Virus (utama Hepatitis A)
Sayur-sayuran Salmonella Virus Hepatitis A& enteric
Shigella Parasit
V. cholerae
L. monocytogenes
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL KESMAS
DIREKTORAT KESEHATAN LINGKUNGAN

Mikotoksin Mikroba penghasil Makanan yang


tercemar
Aflatoksin Aspergillus flavus Jagung, kacang tanah, biji
kapas, kopra, beras, susu,
kacang-kacangan lain.

Patulin Penicillium claviforme Apel, anggur, buah-buahan

Okratoksin A Aspergillus ochraceus Gandum, jagung, barlei, kacang


tanah, biji-bijian

Zearalenon Fusarium sp. Jagung, barlei, sorghum, wijen,


minyak jagung, pati

Fumonisin Fusarium moniliforme Jagung, barlei, sorghum, wijen,


minyak jagung, pati

Botulinin Clostridium botulinum Makanan kaleng, daging, ikan &


sea food, telur, sayuran

Asam bongkrek Pseudomonas cocovenenans Bungkil ampas kelapa, tempe


bongkrek
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL KESMAS
DIREKTORAT KESEHATAN LINGKUNGAN

o Untuk industri jasa boga, karena memiliki bahan


baku yang banyak, maka perlu dikenali &
diidentifikasi yang termasuk dalam Sensitive
Ingredient atau ingredient yang seringkali
ditemukan
o Informasi dapat diperoleh dari pustaka, data
keracunan, data supplier, COA, hasil analisis
berkala
TAHAP 6 PRINSIP 1
ANALISIS BAHAYA

Signifikasi Bahaya
Penyebab Tindakan
No Tahapan Bahaya
Bahaya pencegahan
Severity Resiko Sign

Identifikasi penyebab
dari setiap bahaya (biologi,
kimia & fisik) dari setiap
tahapan proses

35
TAHAP 6 PRINSIP 1
IDENTIFIKASI PENYEBAB BAHAYA

1. Kontaminasi : Pekerja, Bahan lain,


lingkungan, metode penanganan.

2. Tumbuh dan berkembang dari


produk: pertumbuhan bakteri,
reaksi kimia.

36
TAHAP 6 PRINSIP 1
ANALISIS BAHAYA

Signifikasi Bahaya
Penyebab Tindakan
No Tahapan Bahaya
Bahaya pencegahan
Severity Resiko Sign

Tentukan keseriusan bahaya


(severity : high, medium, low)
dengan penetapan
berdasarkan dampaknya
terhadap kesehatan konsumen
dan juga reputasi bisnis

37
KATEGORI EVALUASI
BAHAYA

Mengancam kehidupan atau menyebabkan


penyakit kronis jangka panjang (misalnya,
High
infeksi, keracunan, atau anafilaksis), efek
Tingkat kronis atau kematian.
keparahan
Cedera atau intoleransi. Biasanya tidak
(severity) Medium
mengancam jiwa.

Low Efek yang kecil. Durasi penyakit pendek.


KEMENTERIAN KESEHATAN RI
TAHAP 6 PRINSIP 1
DIREKTORAT JENDERAL KESMAS

Tingkat keseriusan bahaya


DIREKTORAT KESEHATAN LINGKUNGAN

Mikroorganisme Patogen (Severity)


1. Berat Bahaya tinggi 2. Berat bahaya sedang 3. Berat bahaya rendah
Clostridium botulinum tipe A, B, E Listeria monocytogenes Bacillus cereus
dan F Salmonella spp., Shigella spp. Taenia saginata
Shigella dysenteriae Campylobacter jejuni Clostridium perfringens
Salmonella typhi : paratyphi A, B Enterovirulen Escherichia coli (EEC) Staphylococcus aureus
Trichinella spiralis Streptococcus pyogenes
Brucella melitensis, B. suis Rotavirus, Norwalk virus group, SRV
Vibrio cholerae O1 Yersinia enterocolitica
Vibrio vulnificus Entamoeba histolytica
Taenia solium Diphyllobothrium latum
Ascaris lumbricoides
Cryptosporidium parvum
Hepatitis A dan E, Aeromonas spp.
Brucella abortus, Giardia lamblia
Plesiomonas shigelloides
Vibrio parahaemolyticus
E. sakazakii
39
TAHAP 6 PRINSIP 1
ANALISIS BAHAYA

Signifikasi Bahaya
Penyebab Tindakan
No Tahapan Bahaya
Bahaya pencegahan
Severity Resiko Sign

Tentukan peluang kemungkinan terjadinya bahaya


tersebut (High, Medium / Low)

40
KATEGORI EVALUASI
BAHAYA

Sangat mungkin terdapat dalam produk.


High Historical data mencatat memang selalu ada
dalam produk.
Peluang
Bisa terjadi. Historical data mencatat memang
bahaya
Medium pernah ada dalam produk, tetapi tidak sering
(Resiko)
ditemui.

Low Tidak pernah terjadi. Tidak ada historical data


TAHAP 6 PRINSIP 1
ANALISIS BAHAYA
Produk-produk kategori I (Risiko Tinggi)
1 Produk-produk yang mengandung ikan, daging, telur, sayur, serealia dan atau
ingridien susu yang perlu direfrigerasi
2 Daging, ikan mentah dan produk-produk olahan susu
3 Produk-produk dengan nilai pH 4.6 atau di atasnya yang disterilisasi dalam
wadah yang ditutup secara hermetis
Produk-produk kategori II (Risiko Sedang)
1 Produk-produk kering atau beku yang mengandung ikan, daging, telur,
sayuran atau serealia dan atau ingridien atau penggantinya dan produk lain
yang tidak termasuk dalam regulasi hygiene makanan
2 Sandwich dan kue pies daging untuk konsumsi segar
3 Produk-produk berbasis lemak misalnya coklat, margarin, spreads, mayones
dan dressings
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL KESMAS
DIREKTORAT KESEHATAN LINGKUNGAN

Produk-produk Kategori 3 (Risiko rendah)


1 Produk asam (nilai pH di bawah 4.6) seperti pikel, buah-buahan, konsentrat
buah, sari buah dan minuman asam

2 Sayuran mentah yang tidak diolah dan tidak dikemas

3 Selai (jam), marmelade dan conserves

4 Produk-produk konfeksioneri berbasis gula

5 Minyak dan lemak makan

43
TAHAP 6 PRINSIP 1
ANALISIS BAHAYA

Signifikasi Bahaya
Penyebab Tindakan
No Tahapan Bahaya
Bahaya pencegahan
Severity Resiko Sign

Lakukan perhitungan signifikasi


bahaya dengan mengkalikan nilai
severity & resiko (Gunakan Matriks)
44
Matriks pengujian risiko

High Risk (1000) High Risk (1000) High Risk (1000)


Low severity (10) Medium severity (100) High severity (1000)
High Risks*r = s*r = 100,000 s*r = 1,000,000
High Risk 10,000
Medium Risk (100) Medium Risk (100) Medium Risk (100)
Low severity (10) Medium severity (100) High severity (1000)
s*r = 1,000 s*r = 10,000 s*r = 100,000

Low Risk (10) Low Risk (10) Low Risk (10)


Low Risk Medium severity (100) High severity (1000)
Low Risk Low severity (10) s*r = 1,000 s*r = 10,000
s*r = 100
Low Hazard High Hazard
Severity Severity
Significant: > 10.000
45
TAHAP 6 PRINSIP 1
ANALISIS BAHAYA

Signifikasi Bahaya
Penyebab Tindakan
No Tahapan Bahaya
Bahaya pencegahan

Severity Resiko Sign

Tuliskan tindakan untuk mencegah, menghilangkan atau


mengurangi bahaya sampai ke tingkat yang dapat diterima

46
Contoh-Contoh
Tindakan Pencegahan

Pelatihan karyawan
Terdapat CoA/CoQ/CoC
Menggunakan pemasok yang bersertifikat
HACCP
Kontrol suhu secara periodik
Sediakan tempat mencuci tangan bagi
karyawan

47
TABEL : ANALISA BAHAYA LENGKAP

Tahap Potensi Penyebab Severity Resiko Sig. Tindakan Pencegahan


Bahaya Bahaya

Penerimaa Biologi:
n bahan TPC Penangana L H S Pelatihan pemasok
baku susu n pemasok
kambing E.coli M H S Memilih pemasok yang
kurang baik bersertifikat SHACCP
Salmonella H H S
typhi CoA sesuai standard
perusahaan
Kimia: Pakan
terkontami M M S
Residu Pelatihan pemasok
nasi
Pestisida
Penangana
n pemasok M L US Pelatihan pemasok
Fisik: filth kurang baik

48
TAHAP 7 PRINSIP 2
PENETAPAN TITIK KENDALI KRITIS (CCP)

Langkah/steps
Critical Control Point
prosedur

Kontrol dapat
Langkah
dilaksanakan Pencegahan
Untuk
Mencegah
Tingkat yang
Menghilangkan dapat diterima
Mengurangi
Rekomendasi: Training aplikasi Diagram pohon keputusan
Hanya bahaya yang signifikan yang dilakukan penetapan CCP
49
BAGAN KEPUTUSAN
P1 Apakah ada tindakan pencegahan ?

Tidak Modifikasi step, proses/produk

ya ya
Apakah perlu pengawasan ?
Tidak Bukan CCP

Apakah langkah itu dibuat khusus untuk ya


P2 mengendalikan bahaya ?

Tidak
P3 Dapatkah pencemaran terjadi ?

Ya Bukan CCP
Tidak
Ya Apakah langkah selanjutya dapat
P4 mengendalikan bahaya ?

Bukan CCP
Tidak
CCP
MATRIK DIAGRAM KEPUTUSAN CCP

Tahap dan Bahaya P1 P2 P3 P4 CCP?


1. Penerimaan Bahan Baku Susu
Kambing
Biologi :
TPC Y Y CCP
E. coli Y Y CCP
Salmonella typhi Y Y CCP
Kimia :
Residu pestisida Y Y CCP
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL KESMAS
DIREKTORAT KESEHATAN LINGKUNGAN

LEMBAR CONTROL MEASURE


TAHAPAN BAHAYA BATAS MONITORING TINDAKAN VERIFIKA DOKUMEN
KRITIS KOREKSI SI TASI
APA BAGAIMA SIAPA KAPAN DIMANA
NA

Penerimaa Biologi:
n Bahan TPC TPC, E.coli Hasil Cek hasil QC in line Setiap Pos Tolak Pengujian Form.
Baku Susu E. coli & analisa analisa penerimaa kedatanga Penerimaa bahan mikrobiolo Penerimaa
Kambing Salmonell Salmonell mikrobiolo dibanding n bahan n bahan n Susu baku yang gi (TPC, n Bahan
a a pada gi di COA kan baku susu baku kambing hasil E.coli & Baku
COA dengan kambing analisa Salmonell (F/HACCP
masuk standar mikrobiolo a) satu /01);
standar penerimaa gi dan bulan Hasil
n pestisida sekali analisa
melewati mikrobiolo
standar gi
perusahaa (F/HACCP
Kimia : Hasil QC in line Pos n /05)
Residu Hasil analisa penerimaa Setiap Penerimaa Pengujian
Pestisida residu pestisida Cek hasil n bahan kedatanga n Susu Pestisida
Pestisida pada COA analisa baku susu n bahan kambing setiap 3 Form
Negatif dibanding kambing baku bulan Penerimaa
pada COA kan sekali di n Bahan
dengan laboratori Baku
standar um (F/HACCP
penerimaa eksternal /01);
n Hasil
analisa
pengujian
Pestisida
(F/HACCP
/03)
TAHAP 8 PRINSIP 3
PENETAPAN BATAS KRITIS
(CONTROL LIMIT)

BATAS KRITIS :
o Kriteria yang memisahkan sesuatu yang bisa diterima dengan
yang tidak bisa diterima (Codex).
o Pada setiap titik pengendalian kritis (CCP) harus dibuat batas
kritis dan kemudian dilakukan validasi
o Tipe-tipe batas kritis:
Batas kimia : pH, garam, AW, bahan allergens. Untuk
beberapa parameter dikonversikan pada cara pengukuran yang
mudah dan cepat
Batas fisik : metal, benda asing, dll
Batas mikrobiologi : dikonversikan dalam batas yang mudah
dan cepat cara monitoringnya

53
CONTOH CONTROL LIMIT

SUHU = 1O - 4O C CHLORINE = 50 - 100 PPM

PH =6-7 BERAT = 8 - 9 Kg

WAKTU = KURANG DARI 2 JAM SPESIFIKASI = - WARNA


- UKURAN

54
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL KESMAS
DIREKTORAT KESEHATAN LINGKUNGAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL KESMAS
DIREKTORAT KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHAP 9 - PRINSIP 4.
MONITORING BATAS KRITIS (CL) dari CCP

Apa itu?
Adalah tindakan pengamatan yang direncanakan atau
pengukuran parameter kontrol untuk menilai apakah
CCP terkontrol (Codex)

56
Komponen Sistem Monitoring
Apa yang akan dimonitor, pengukuran atau
observasi?
Dimana dilakukan monitoring?
Bagaimana cara memonitor, pengecekan
dan/atau pengukuran?
Kapan akan dilakukan monitoring,
1H + 4W pengecekan dan atau pengukuran?
Siapa yang akan melaksanakan monitoring,
pengecekan dan atau pengukuran

57
Apa yang akan dimonitor?
Batas Kritis
Contoh:
Pengukuran suhu cold storage,
Pengukuran waktu proses,
Pengukuran seam overlap pada kaleng,
Observasi sertifikat pemasok bahan
baku, dll
58
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL KESMAS
DIREKTORAT KESEHATAN LINGKUNGAN

Bagaimana cara memonitor


Cepat
Tidak sulit/tidak merupakan analisa
laboratorium,
Pengujian fisik atau sensori lebih
diutamakan.
Alat-alat monitoring: thermometer, stop
watch, jam, timbangan, pH meter, dll.

59
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL KESMAS
DIREKTORAT KESEHATAN LINGKUNGAN

Kapan dilakukan monitoring


1. Monitoring terus menerus
Waktu/suhu suatu proses retort
atau cold storage,
metal detector,
inspeksi manual untuk bahaya
fisika
2. Monitoring tidak terus menerus
Frekuensi harus cukup
60
Siapa yang akan memonitor
Line worker/ Operator peralatan/ Personel
pemeliharaan/ Personil QC/ Supervisor
Semua rekaman dan dokumen harus
ditandatangani oleh personil monitoring dan
petugas yang mereview
Data dari monitoring harus di evaluasi oleh personil
yang sesuai dengan pengetahuan dan kewenangan
utk melakukan tindakan koreksi.

61
Langkah 10 (Prinsip Kelima)
Pengembangan Prosedur Tindakan
Koreksi (Corrective Action/CA)
Apa itu ?
Adalah tindakan yang diambil ketika hasil
monitoring menunjukan CCP tidak terkendali.

62
Tindakan koreksi:
o Harus dalam perencanaan HACCP,
o Harus tetap dalam arsip sampai batas daya tahan
produk
o Dilakukan bila terjadi deviasi pada batas kritis
o Meliputi yang dilakukan terhadap produk yang
terkena
o Personil/petugas yang melakukan tindakan koreksi
harus dicantumkan

63
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL KESMAS
DIREKTORAT KESEHATAN LINGKUNGAN Informasi Rekaman
Tindakan Koreksi (CA):

Informasi produk (diskripsi produk,


jumlah produk yang ditahan),
Diskripsi deviasi,
CA yang diambil dan disposisi,
Personil yang melakukan CA,
Hasil evaluasi (bila diperlukan).

64
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL KESMAS
DIREKTORAT KESEHATAN LINGKUNGAN
CONTOH :

Pada CL suhu chilling: 0-4oC terlampaui

Tindakan Koreksi: Hold check/evaluasi produk

Release
Reject
Rework
Disposisi ke produk lain
65
Verifikasi CCP
Adalah metode, prosedur, dan pengujian-pengujian yang digunakan
untuk mengembalikan suatu proses kerja/sistem normal sesuai
sistem atau proses yang ditetapkan

o Verifikasi spesifik tiap CCP,


o Siapa yang bertanggung jawab melaksanakan
verifikasi: Harus dilakukan oleh orang yang bukan
pelaksana monitoring dan tindakan koreksi
o Langkah apa yang akan dilakukan,
o Bagaimana pencatatan/rekaman .

66
TAHAP12 - PRINSIP 7
Pengembangan Rekaman dan
dokumentasi
Rekaman:
o Rekaman Monitoring CCP
o Rekaman Deviasi dan Tindakan
Koreksi
o Rekaman Verifikasi (CCP dan sistem)
o Modifikasi HACCP Plan
Dokumentasi:
o SSOP & RKJM
o Hazard analysis
o CCP determination
o CL determination 67
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL KESMAS
DIREKTORAT KESEHATAN LINGKUNGAN

68

You might also like