You are on page 1of 36

Rekap Data Pasangan Bercerai di Cilacap tahun 2016

Pewawancara: Aldila Zaldi

Waktu wawancara:
A1 IDENTITAS DIRI
Nama
Alamat
No. HP
Umur saat ini
Umur menikah
Menikah tahun
Bercerai tahun
Pendidikan
Pekerjaan saat ini
Pekerjaan sebelum bercerai
Pernah menikah sebelumnya?
Pernah bercerai sebelumnya?
Jumlah anak dari pasangan ini

A2. Identitas Pasangan


Nama
Alamat
No. HP
Umur saat ini
Umur menikah
Menikah tahun
Bercerai tahun
Pendidikan
Pekerjaan saat ini
Pekerjaan sebelum bercerai
Pernah menikah sebelumnya?
Pernah bercerai sebelumnya?

A3. Kondisi Anak


Jumlah anak yang ikut ibu dan
umurnya

Jumlah anak yang ikut bapak dan


umurnya
Jumlah anak yg ikut saudara
(orangtua/nenek dll)
Dampak perceraian thd anak (prestasi,
kesehatan, perilaku dll

B PENGALAMAN CERAI
Bagi yang mengajukan cerai
B1 (PENGGUGAT CERAI)
B1.1 Kondisi sebelum bercerai

1 Alasan mengajukan cerai : ekonomi? Tdk


harmonis? dll Adakah
KDRT? Apa bentuknya? Sejak kapan?
Dll

2 Kondisi ekonomi (siapa yg bekerja, brp


penghasilan, apakah digunakan untuk
biaya keluarga? dll
3 Hubungan dg pasangan: tinggal serumah
atau suami/istri bekerja di luar kota? Bgn
komunikasinya? Dll

B1.2 Proses perceraian


1 Bgmn proses pengurusan cerai? Perlu
surat pengantar dr RT, RW dan Desa?

2 Adakah mediasi dr RT, RW dan desa? Ika


ada, seperti apa? Jk tidak, mengpa?

Siapa yg membantu proses cerainya?


Dari pihak desa ayau pake biro jasa?
Berapa biayanya?
4 Bgmn proses di PA? Berapa lama?
Adakah mediasi? Berapa biayanya?

5 Adakah mediasi dari pihak keluarga anda


maupun pasangan anda?

6 Apakah pasangan bersedia hadir di


persidangan? Jika tdk, mengapa?

7 Bgmn hasil keputusan dr PA? Siapa yg


ikut anda dan siapa yg ikut pasangan
anda? Siapa yg membiaya pengasuhan &
pendidikan anak?
B2 Bagi YANG DICERAI
B2.1 Kondisi keluarga sebelum bercerai

1 Alasan mengajukan cerai : ekonomi? Tdk


harmonis? dll Adakah
KDRT? Apa bentuknya? Sejak kapan?
Dll
2
Kondisi ekonomi (siapa yg bekerja, brp
penghasilan, apakah digunakan untuk
biaya keluarga? dll
3
Hubungan dg pasangan: tinggal serumah
atau suami/istri bekerja di luar kota? Bgn
komunikasinya? Dll
4

B2.2 Proses perceraian


1 Bgmn proses pengurusan cerai? Dari
mana taunya digugat cerai? Perlu surat
pengantar dr RT, RW dan Desa?

2 Adakah mediasi dr RT, RW dan desa? Ika


ada, seperti apa? Jk tidak, mengapa?

3 Bgmn proses di PA? Berapa lama?


Adakah mediasi? Berapa biayanya?

5 Apakah pasangan bersedia hadir di


persidangan? Jika tdk, mengapa?

6
Bgmn hasil keputusan PA? Siapa yg ikut
anda dan siapa yg ikut pasangan anda?
7
Bgmn hasil keputusan dr PA? Siapa yg
ikut anda dan siapa yg ikut suami anda?
Siapa yg membiaya pengasuhan &
pendidikan anak?

C DAPAK PERCERAIAN
C1 Bagi dirinya
psikis:

ekonomis

sosial

spiritual

kesehatan
lainnya

C2 bagi anak-anak
scr psikis:

scr ekonomis

scr sosial
scr spiritual

pendidikan

kesehatan

lainnya

C3 bagi Pasangan

psikis:
ekonomis
scr sosial
scr spiritual
kesehatan
lainnya

C4 Pemerintah

Pengubahan identitas KK dan KTP?


lainnya

C5 Sosial (Masy sekitar)


mendapat perlakuan negatif?
masy tak peduli?
makin terbiasa dg berita "perceraian?

D PANDANGAN ttg PROGRAM PEM


Adakah program penyiapan untuk
menikah? Dari instansi apa?
Adakah program pencegahan perceraian?
Dari instansi apa?
Adakah program penanganan bg
keluarga yg bercerai? (mis: bantuan
ekonomi, pendidikan,kes dll?)
Adakah peran PKK dlm pencegahan
pernikahan dini?
Adakah peran PKK dalam pencegahan
perceraian?
Adakah peran PKK dalam penanganan
keluarga bercerai?
cap tahun 2016

Informan 1
09.00 - 10.30, Jum'at, 11 Agustus 2017

Riny Setiowati
Jln. Sentolo Kawat No. 24 RT 01/01, Kec. Cilacap Selatan, Kab. Cilacap
81224789029
32 Tahun
22 Tahun
2006
2012
SMA
Wirausaha
Ibu Rumah Tangga
Tidak
Tidak
Satu

Welly Agustian
Jakarta

33 Tahun
23 Tahun
2006
2012
D1
Wirausaha
Wirausaha
Tidak
Tidak

Satu , usia 11 tahun

Tidak ada

Tidak ada
Tidak terlalu berpengaruh terhadap prestasi anak, tidak ada gangguan kesehatan. Karena
Rini tinggal kembali bersama orang tua setelah bercerai. Orang tua Rini berpartisipasi
dalam mengasuh dan mendidik anak Rini.

Di tahun pertama, kedua dan ketiga kehidupan keluarga harmonis. Hingga pada tahun
keempat rumah tangga mulai mengalami konflik karena Rini mengetahui Welly telah
memiliki hubungan dengan wanita lain. Secara ekonomi rumah tangga Rini dengan
Welly berkecukupan. Welly bekerja pada restauran sea food yang dimiliki saudara laki-
laki Riny (kakak ipar Welly) di wilayah Jakarta. sebelum bercerai Rini adalah ibu rumah
tangga. pada tahun keempat Rini merasakan keberadaan pihak ketiga (perempuan lain)
yang berdampak pada kehidupan ekonomi rumah tangga Rini dan Welly. Semakin lama
konflik makin berkepanjangan, kemudian di tahun kelima Rini ditinggalkan oleh Welly
tanpa kabar dan nafkah selama setahun. kemudian Rini menggugat cerai Welly ke
Pengadilan Agama.

Hadirnya orang ketiga dalam rumah tangga Riny dengan Welly menjadi pemicu
terjadinya perceraian. Dampak munculnya orang ketiga, menyebabkan pendapatan yang
diterima oleh Rini dari Welly semakin berkurang. Nafkah lahir dan batin yang diberikan
oleh Welly semakin berkurang. selama terjadi konflik rumah tangga, Welly tidak pernah
melakukan tindakan kekerasan dalam rumah tangga.

Welly adalah seorang karyawan di sebuah restauran sea food di jakarta, penghasilan
perbulan kurang lebihnya Rp. 5.000.000,- Penghasilan tersebut digunakan untuk biaya
keluarga. Pada tahun keempat, penghasilan tersebut semakin berkurang yang diterima
oleh Rini. kemudian Rini merasakan adanya keberadaan pihak ketiga yang memicu
terjadinya konflik berkepanjangan pada tahun keempat hingga tahun kelima tidak ada
kejelasan dari Welly. kemudian tahun 2012 Rini menggugat cerai Welly ke pengadilan
Agama Kabupaten Cilacap.
Setelah menikah tahun 2006 di cilacap, Riny dan Welly pindah untuk menetap di Jakarta.
Alasan pindah ke jakarta karena saudara laki laki Riny (kakak ipar Welly) memiliki
Restauran sea food dan membutuhkan karyawan untuk mengelola restauran tersebut.
Dari penghasilan restauran tersebut Welly mencukupi biaya rumah tangga selama
menikah di Jakarta. selama 3 tahun pernikahan hubungan rumah tangga secara ekonomi
berkecukupan dan hubungan rumah tangga antara Riny dan Welly harmonis.

Proses pengurusan perceraian menggunakan surat pengantar dari RT, RW, dan Desa.
Kemudian surat pengantar tersebut diserahkan kepada kuasa hukum Riny untuk
mengajukan perceraian ke pengadilan agama.

tidak ada bentuk mediasi dari RT, RW dan Desa. RT, RW, dan Desa hanya mengarahkan
secara lisan dengan mempertimbangkan perkara yang dialami oleh rini. Maka RT, RW
dan Desa mengembalikan keputusan kepada Riny
Proses Perceraian dilakukan melalui rapak, proses perceraian dibantu kuasa hukum Riny
dengan Biaya keseluruhan Rp. 1.500.000,-

setelah mengurus surat pengantar dari RT, RW dan Desa, surat pengantar tersebut
diserahkan kepada kuasa hukum (pengacara). Riny hanya hadir pada sidang pertama
kemudian sidang selanjutnya di urus oleh kuasa hukum Riny. Proses pengurusan
cerainya dari awal pengajuan sampai putusan dari Pengadilan Agama selama kurang
lebih 3 bulan dijalankan dari sidang pertama sampai sidang kedua untuk membawa saksi
hingga hakim mengesyahkan perceraian tersebut secara hukum.

pihak keluarga Welly menyarankan secara lisan untuk tetap mempertahankan rumah
tangga kepada Riny, tanpa ada bentuk mediasi yang real dari keluarga welly. Keluarga
Welly mengambalikan keputusan kepada Riny. keluarga Riny tidak dapat berkomunikasi
dengan baik dengan Welly. sehingga keputusan terakhir adalah perceraian.

Tidak, Welly tidak bersedia hadir dipersidangan karena diminta oleh Riny yang
diusulkan oleh kuasa hukum Riny, karena jika Welly hadir akan menjadikan waktu
sidang menjadi lebih lama.

Pihak tergugat tidak hadir dalam persidangan karena arahan dari kuasa hukum Riny
keputusan pengadilan agama memberikan hak asuh dan biaya pendidikan anak kepada
Riny sesuai dengan peraturan dari pengadilan agama dengan ketentuan usia anak
dibawah 12 tahun ikut ibu kandung.
Proses pengurusan cerai menggunakan surat pengantar dari RT, RW, dan Desa. melalui
kuasa hukum Riny

Tidak ada bentuk real, hanya arahan secara lisan tentang mempertahankan rumah tangga
secara personal

tidak ada, karena proses pengurusan cerai melalui pengacara 3 bulan lamanya. Biaya
yang di keluarkan Rp. 1.500.000.

Welly tidak hadir pada saat persidangan, karena Riny meminta Welly untuk tidak
menghadiri persidangan agar proses pengurusan perceraian di Pengadilan Agama cepat
terselesaikan

Tanggung jawab pengasuhan anak karena masih dibawah umur jatuh ke kepada Riny.
Biaya pendidikan dan biaya hidup di limpahkan kepada Riny.

Tanggung jawab pengasuhan anak jatuh ke tangan Riny. Biaya pendidikan dan biaya
hidup di limpahkan kepada Riny.
Awalnya kecewa namun seiring berjalannya waktu sudah terbiasa, dan fokus hidup
hanya untuk anak.
Awalnya kaget namun tetap berusaha sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup sebagai
wirausaha. Ekonomi lebih baik sebelum bercerai daripada setelah bercerai.

Tidak ada dampak negatif dari lingkungan sekitar karena semua tetangga memahami
duduk perkaranya.
berusaha menyesuaikan diri dengan keadaan pasca bercerai.

tidak ada penyakit yang diderita

anak sudah terbiasa tidak dekat dengan Welly (ayah kandung), anak juga mendapat
perhatian dari orang tua Riny (Kakek dan Nenek) sehingga anak tidak mengalami
dampak secara psikis
Kebutuhan pribadi anak tetap terpenuhi, tidak berbeda sebelum bercerai karena Riny
tidak sendirian dalam mengasuh dan mendidik anak, dibantu oleh orang tua Riny

Tidak ada dampak sosial yang didapat, anak tetap bergaul dengan semestinya dengan
teman seusianya dan lingkungan tidak terlalu memperhatikan latar belakang

Tidak terlalu terlihat perubahan sikap dari anak .

Tidak berpengaruh terhadap pembelajarannya di sekolah masih tetap giat dan rajin.
Karena adanya dukungan penuh dari Riny dan orang tua Rini.
Asupan gizi tetap terpenuhi dan pola makan tetap terjaga. Tidak ada penyakit yang
diidap akibat dampak perceraian.

Selama bercerai Keberadaan Welly tidak diketahui oleh Riny. Karena sudah tidak ada
komunikasi dengan Riny dan anak

Setelah akta cerai keluar, Riny mengurus perubahan status di KTP dan KK melalui RT,
RW dan Desa menjadi cerai hidup

Masyarakat bersikap tidak terlalu ikut campur.


Masyarakat bersikap dewasa terhadap privasi orang lain
Masyarakat sekitar sudah terbiasa dengan berita perceraian yang terjadi disekitar,
perceraian sudah termasuk kedalam tren masa kini

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak tahu

Tidak tahu

Tidak tahu
Informan 2
12.20-14.05, sabtu, 12 Agustus 2017

Sukmawati
Jl. Lingkar Selatan RT03/04 Kel. Tegal kamuliyan Kec. Cilacap Selatan
85869963213
30 Tahun
23 Tahun
2010
2014
SMP
Wirausaha, Memiliki kapal Nelayan
Wirausaha, Memiliki kapal Nelayan
Tidak
Tidak
Satu

Agus Predianto
Jl. Menur

31
24
2010
2014
SMA
Sales
Tidak Bekerja (biaya dari orang tua perempuan)
Tidak
Tidak

satu, Usia 6 Tahun

Tidak ada

Tidak ada
Anak Baru masuk Pendidikan Sekolah Dasar, kelas 1. Pengasuhan anak dan pendidikan
anak diawasi oleh Sukmawati dan Orang tua Sukmawati. Sehingga dampak perceraian
tidak terlalu berpengaruh terhadap anak sukmawati

Tahun 2010, Sukmawati menikah dengan Agus Predianto. Dalam kondisi belum
memiliki pekerjaan. Orang tua Sukmawati memberikan Kapal untuk Sukmawati dan
Agus untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Biaya pernikahan ditanggung oleh
orang tua Sukmawati sampai biaya sehari hari tetap dibiayai oleh orang tua Sukmawati.
kendaraan bermotor seperti sepeda motor juga diberikan oleh orang tua sukmawati
kepada Agus. orang tua Sukmawati juga memberikan uang untuk keperluan rumah
tangga rata-rata Rp. 50.000,-/Hari. dan kebutuhan dapur juga dicukupi oleh orang tua
Sukmawati. Namun, uang yang diberikan oleh orang tua sukmawati hanya cukup untuk
memenuhi kebutuhan primer. agus memiliki perilaku negatif seperti mengkonsumsi
minuman alkohol dan memiliki perempuan lain selain sukmawati. Agus pernah meminta
sukmawati untuk mengajukan pinjaman Bank kepada orang tua sukmawati. namun,
Sukmawati mengetahui tujuan Agus dalam mengajukan pinjaman Bank tersebut. Alasan
agus adalah untuk membuka toko kuliner. kehidupan ekonomi sukmati dengan agus sulit
ditambah agus memiliki perempuan lain sehingga Sukmawati pada tahun 2014
menggugat cerai agus ke pengadilan agama cilacap. agus juga pernah sekali melakukan
tindakan kekerasan dalam rumah tangga seperti menampar wajah sukmawati. di tahun
2013, tepat setahun sebelum bercerai agus pisah rumah dengan sukmawati dan tidak
diketahui keberadaannya oleh Sukmawati.

Sukmawati menggugat cerai Agus ke pengadilan Agama dikarenakan Agus memiliki


perempuan lain dan dari aspek ekonomi juga sulit. Agus pernah sekali selama 4 tahun
menikah melakukan tindakan kekerasan terhadap Sukmawati berupa tamparan di wajah
Sukmawati. 1 unit sepeda motor Sukmawati juga dibawa kabur oleh Agus pada saat
cicilan tersisa 4 bulan.

Agus tidak bekerja, Sukmawati diberikan 1 unit kapal nelayan untuk menangkap ikan
oleh orang tua Sukmawati dan dikelola oleh ayah sukmawati. Ayah sukmawati juga
memiliki kapal nelayan. Mulai dari biaya pernikahan hingga biaya sehari hari selama 3
tahun menikah. orang tua Sukmawati memberikan Rp. 50.000,-/hari dan kebutuhan
dapur juga dicukupi oleh orang tua Sukmawati.
Selama menikah, Sukmawati dengan Agus tinggal serumah dengan biaya dari orang tua
Sukmawati. Agus tidak bekerja dan Sukmawati mengurus rumah tangga.

Sukmawati meminta surat pengantar dari RT, RW, dan Desa kemudian diserahkan
kepada Kuasa Hukum (pengacara) Sukmawati untuk menggugat cerai Agus ke
pengadilan agama kabupaten cilacap

Diberikan pengarahan secara lisan dari RT, kemudian RW dan desa langsung
memberikan surat pengantar.

Proses perceraian diserahkan kepada kuasa hukum Sukmawati secara rapak dengan
biaya keseluruhan Rp. 2500.000,-

Proses perceraian diserahkan kepada kuasa hukum Sukmawati secara rapak dengan
biaya keseluruhan Rp. 2500.000,- lama waktu waktu persidangan hingga akta cerai
dikeluarkan kurang lebih selama 3 bulan. Sukmawati hanya mengikuti sidang awal dan
seterusnya diserahkan kepada kuasa hukum Sukmawati hingga akta cerai dikeluarkan.

keluarga Agus tidak peduli dan keluarga Sukmawati menyetujui jika sukmawati dengan
Agus bercerai

Agus tidak hadir karena agus tidak peduli, dan membebankan biaya perceraian kepada
Sukmawati. Arahan dari kuasa hukum sukmawati juga menganggap lebih baik Agus
tidak hadir, jika agus hadir maka proses perceraian akan lebih lama.

Hak asuh anak dan tanggung jawab anak yang masih usia 6 tahun di serahkan kepada
Sukmawati. Hakim mempertimbangkan perilaku agus maka anak ikut Sukmawati
Surat pengantar RT, RW dan Desa diperlukan untuk mengurus pereraian ke pengadilan
agama. Pengurusan cerai diserahkan sepenuhnya melalui kuasa hukum sukmawati.

pada saat meminta surat pengantar, RT, RW dan Desa memberikan arahan secara lisan
dan menanyakan apakah pernikahan masih bisa di pertahankan atau tidak. Kemudian
keputusan dikembalikan kepada Sukmawati

proses perceraian kurang lebih 3 bulan hingga akta cerai dikeluarkan, biaya proses
perceraian sebanyak Rp. 2.500.000,- melalui kuasa hukum (pengacara)

Agus tidak bersedia hadir karena agus tidak peduli dan tidak mau dibebankan biaya
proses perceraian

anak yang masih di bawah umur, hakim memutuskan tanggung jawab pengasuhan dan
pendidikan anak diserahkan kepada Sukmawati.

Tanggung jawab pengasuhan dan pendidikan anak diberikan kepada Sukmawati


lebih banyak diam dan tidak berminat untuk menikah lagi

ekonomi lebih baik dari hasil kapal nelayan yang dimiliki oleh Sukmawati. Dikelola
bersama orang tua Sukmawati dan bersama-sama dalam mengasuh dan mendidik
sukmawati
Masyarakat sudah terbiasa dengan kasus percerain, sehingga tidak ada dampak sosial
dari masyarakat.

melihat ke anak, tujuan hidup untuk mencukupi kebutuhan anak


Tidak ada penyakit yang diderita akibat perceraian

Anak usia 6 tahun, sering menanyakan keberadaan agus selaku ayah kandung kepada
Sukmawati, sukmawati menjawab ayah sedang pergi bersama tante Mira untuk bekerja
dalam kurun waktu yang lama
Secara ekonomi kebutuhan pribadi anak tetap terpenuhi, ekonomi lebih baik sesudah
bercerai daripada sebelum bercerai. Agus tidak pernah membiayai kebutuhan anak
setelah bercerai
Masyarakat sudah terbiasa dengan perceraian, masyarakat tidak ikut campur dalam
urusan pribadi

Anak usia 6 tahun, sering menanyakan keberadaan agus selaku ayah kandung kepada
Sukmawati, sukmawati menjawab ayah sedang pergi bersama tante Mira untuk bekerja
dalam kurun waktu yang lama
Anak sangat dekat dengan orang tua Sukmawati (Kakek dan Nenek) dan Sukmawati
memberikan perhatian tentang yang dibutuhkan oleh anak

Tidak ada penyakit yang diderita akibat perceraian antara agus dengan Sukmawati

Agus sudah menikah lagi dan menetap di jalan Menur Kec. Cilacap Selatan
lebih senang bercerai dari pada mempertahankan pernikahan
sebelum bercerai tidak bekerja, setelah bercerai bekerja sebagai sales(Marketing)
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada penyakit yang diderita akibat perceraian antara agus dengan Sukmawati

Setelah akta cerai keluar, Sukmawati mengurus perubahan status di KTP dan KK
melalui RT, RW dan Desa menjadi cerai hidup

Masyarakat sudah terbiasa dengan isu perceraian


tidak ada dampak real dari masyarakat
Tidak Tahu

Tidak Tahu

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada
informan 3
15.00-16.00 WIB Sabtu, 12 Agustus 2017

Deshy Viniana

31 Tahun
22 Tahun
2008
2010
SMA
Ibu Rumah tangga
Pedagang
Tidak
Tidak
1

Rohyadi

35
26
2008
2010
SMA
Buruh
Buruh
Tidak
TIdak

Satu, Usia 8 Tahun

Tidak ada

Tidak ada
usia pernikahan hanya selama 2 tahun, saat bercerai anak berusia 1 tahun.
Kebutuhan anak dipenuhi oleh deshy dari pendidikan, primer, dll. Dalam
mengasuh anak Deshy juga dibantu oleh orang tua deshy. Saat ini anak deshy
duduk di kelas 3 SD. Sehingga tidak ada dampak yang berlebihan dari perceraian
tersebut.

Menikah tahun 2008, Deshy sebagai Ibu rumah tangga dan Rohyadi sebagai
Buruh. Kondisi ekonomi tidak berkecukupan dan Rohyadi memiliki perilaku
negatif seperti gaya hidup hedonisme. Selama Menikah Deshy menerima
perlakuan kekerasan rumah tangga seperti ditampar di wajah, di bentak dan
dipukul. Rohyadi tidak terlalu memperhatikan anak yang masih balita. sehingga
Deshy menggugat Rohyadi ke pengadilan agama.

Deshy menggugat cerai Rohyadi karena faktor ekonomi dan Perilaku Rohyadi.
Ekonomi tidak berkecukupan dan Rohyadi sering melakukan kekerasan dalam
rumah tangga selama 2 tahun menikah

Rohyadi bekerja sebagai buruh. Penghasilan Rohyadi tidak mencukupi untuk


kebutuhan rumah tangga. Penghasilan Rohyadi rata-rata Rp. 60.000/Hari. Yang
diberikan kepada Deshy hanya Rp. 30.000/Hari. Hubungan Rumah tangga deshy
dan Rohyadi sering terjadi konflik. faktor pemicunya adalah perilaku Rohyadi
yang hedonis dan Deshy menyadari adanya perempuan lain.
Selama menikah Deshy dan Rohyadi tinggal serumah di rumah kontrakan.
Setahunnya Rp.3.500.000,- biaya kontrakan rumah dari uang tabungan deshy.
Pekerjaan rohyadi sebagai buruh serabutan menjadikan rohyadi sering tidak
berada dirumah. Rohyadi tertutup terhadap Deshy. tinggal serumah komunikasi
tidak berjalan lancar dan sering menimbulkan konflik.

6 bulan sebelum Deshy mengurus perceraian, konflik antara Deshy dan rohyadi
semakin menguat. Nafkah lahir sudah tidak diberikan oleh Rohyadi. Sehingga
tahun 2010 Deshy menggugat cerai Rohyadi ke pengadilan agama. Deshy
mengurus sendiri perceraian ke pengadilan agama. melalui surat pengantar dari
RT, RW dan Desa. Kemudian ke pegadilan agama.

RT, RW, dan Desa menyarankan kepada Deshy, untuk mempertimbangkan


kembali usia pernikahan yang masih muda. Namun ada ttidak mediasi dari RT,
RW, Desa seperti mendudukan Rohyadi dengan Deshy
Deshy mengurus sendiri proses perceraian ke pengadilan agama dengan 3x
sidang. Sidang pertama penjelasan mengenai keadaan rumah tangga Deshy dan
Rohyadi. 2 minggu setelahnya sidang kedua, desi membawa saksi dan 2 minggu
kemudian sidang ketiga merupakan putusan perceraian dari hakim. setelah 3
bulan akta cerai dikeluarkan oleh pengadilan agama

Deshy mengurus sendiri proses perceraian, Membuat Berita Acara Perkara


(BAP) ke LBH sebesar Rp. 200.000,- kemudian mendaftar ke pengadilan agama
membayar Rp. 500.000,-

pada saat menikah kedua pihak keluarga sama-sama tidak setuju sehingga tidak
ada mediasi dari kedua pihak keluarga, keluarga tidak peduli dan mengembalikan
kepada Deshy dan Rohyadi.

Rohyadi tidak hadir karena tidak peduli kepada deshy dan anaknya.

keputusan dari pengadilan agama mengenai hak asuh dan pendidikan anak
diserahkan kepada Deshy sebagai Ibu kandung.
Deshy mengurus sendiri perceraian ke pengadilan agama. melalui surat
pengantar dari RT, RW dan Desa. Kemudian ke pegadilan agama.

RT, RW, dan Desa menyarankan kepada Deshy, untuk mempertimbangkan


kembali usia pernikahan yang masih muda. Namun ada ttidak mediasi dari RT,
RW, Desa seperti mendudukan Rohyadi dengan Deshy

Deshy mengurus sendiri proses perceraian ke pengadilan agama dengan 3x


sidang. Sidang pertama penjelasan mengenai keadaan rumah tangga Deshy dan
Rohyadi. 2 minggu setelahnya sidang kedua, desi membawa saksi dan 2 minggu
kemudian sidang ketiga merupakan putusan perceraian dari hakim. setelah 3
bulan akta cerai dikeluarkan oleh pengadilan agama. Deshy mengurus BAP ke
LBH sebesar Rp. 200.000,- dan pendaftaran perceraian sebesar Rp. 500.000,-.
Total biaya perceraian Deshy Rp. 700.000,-

Rohyadi tidak hadir karena tidak peduli kepada deshy dan anaknya.

keputusan dari pengadilan agama mengenai hak asuh dan pendidikan anak
diserahkan kepada Deshy sebagai Ibu kandung.

sesuai ketentuan dari pengadilan agama usia anak dibawah 12 tahun ikut ibu
kandung
Trauma menikah, dan tidak tertarik untuk menikah lagi. Lebih tenang sendiri
daripada bersuami
ekonomi lebih baik sebagai pedagang daripada menerima pengasilan Rohyadi
sebagai Buruh

Masyarakat dilingkungan tersebut sudah biasa mendengar kasus perceraian.


Sehingga tidak ada bentuk dampak sosial yang diterima Deshy
anak dijadikan penyemangat dalam hidup, sehingga mampu untuk menghidupi
kebutuhan sendiri bersama anak
Tidak ada penyakit yang diderita akibat perceraian

Rohyadi dengan Deshy bercerai pada saat anak berusia 1 tahun, sekarang anak
sudah berusia 8 tahun tidak pernah bertemu dengan Rohyadi

kebutuhan anak lebih tercukupi setelah bercerai, Rohyadi tidak pernah


membiayai kebutuhan anak setelah bercerai

Masyarakat sudah terbiasa dengan kasus perceraian

Dari usia setahun anak tidak pernah bertemu dengan Rohyadi

biaya pendidikan anak di cukupi oleh Deshy bersama orang tua desy

Tidak ada penyakit yang diderita semenjak bercerai

Setelah bercerai Deshy dan agus sudah tidak pernah berkomunikasi sehingga
keberadaan tidak diketahui oleh Deshy

Setelah akta cerai dikeluarkan dari pengadilan agama, Deshy mengurus


perubahan status di KTP dan KK melalui RT, RW dan Desa menjadi Cerai

Masyarakat sudah terbiasa dengan isu perceraian


tidak ada dampak real dari masyarakat
Tidak Tahu

Tidak Tahu

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada
informan 4 informan 5
09.30-11.00 WIB Minggu, 13 Agustus 2017

Puji Astut

35 Tahun
20 Tahun
2002
2016
SMA
karyawan di Bank harian (Kopsa mandiri Prima)
karyawan di Bank harian (Kopsa mandiri Prima)
Tidak
Tidak
3

Muhroni

40
25
2002
2016
SLTP
Buruh serabutan
Buruh serabutan
Tidak
Tidak

tga, I usia 13, kedua usia 10 dan ketga usia 7 tahun

Tidak ada

tdak ada
kondisi anak menjadi tidak terperhatikan, saat pewawancara berkomunikasi
dengan anak-anak puji dan muhroni. Pada saat bercerai mereka sangat tidak suka
dengan Muhroni dan sudah tidak ingin bertemu Muhroni. Tidak ada yang
memperhatikan mereka. Dan biaya pendidikan menunggak. jadi sering keluar
rumah. anak-anak sering menyaksikan pertengkaran antara Puji dan Muhroni.

Puji Astuti dengan Muhroni menikah tahun 2002 dan bercerai tahun 2016 dan
tinggal serumah di rumah sendiri yang diwariskan dari orang tua Puji. kebutuhan
rumah tangga dan anak dipenuhi dari pekerjaan Muhroni sebagai buruh dan Puji
Astuti sebagai karyawan di Bank Harian Kopsa Mandiri Prima.

Pada tahun 2015 akhir, Puji mengetahui Muhroni memiliki hubungan dengan
perempuan lain. Puji melihat sms HP/chating di Media sosial Muhroni. Hal
tersebut merupakan pemicu awal perceraian antara Puji dengan Muhroni.
Muhroni tidak pernah melakukan tindakan kekerasan rumah tangga terhadap Puji
dan anak-anak, namun bersikap tidak jujur terhadap keluarga

Muhroni bekerja sebagai buruh serabutan berpenghasilan rata-rata Rp.


50.000/Hari. Sedangkan Puji bekerja sebagai Karyawan dengan penghasilan Rp.
2.200.000,-/Bulan. Muhroni menyerahkan penghasilannya kepada Puji, namun
Muhroni sering meminta kembali penghasilan tersebut bahkan penghasilan Puji
juga sering diminta oleh Muhroni. Tidak ada alasan yang jelas dari Muhroni
namun puji selalu percaya kepada Muhroni dan selalu menuruti Muhroni.
Puji bersama Muhroni tinggal serumah dirumah yang diwariskan dari orang tua
Puji. Perilaku Muhroni tertutup terhadap puji. Puji bekerja dari jam 7 pagi hingga
jam 3 sore dari senin hingga sabtu. Puji hanya malam hari bersama dirumah
bersama Muhroni. Dari pagi hingga sore, Puji tidak mengetahui yang dilakukan
Muhroni.

Dari 2015 akhir hingga juni 2016 puji menggugat cerai muhroni ke pengadilan
agama. Puji sudah tidak bisa mentolerir perilaku Muhroni. Puji meminta surat
pengantar dari RT, RW dan Desa untuk mengurus perceraian ke pengadilan
agama

Tidak ada bentuk mediasi dari RT, RW dan Desa. Dari tahun tahun sebelumnya
banyak juga yang meminta surat pengantar untuk mengurus perceraian.

Puji mengurus proses perceraian melalui kuasa hukum sebesar Rp. 2.000.000,-
hanya datang pada saat sidang pertama dan selanjutnya diurus oleh kuasa hukum
Puji. Setelah 3 bulan akta cerai dikeluarkan oleh pengadilan agama.

Proses perceraian diserahkan kepada kuasa hukum Puji, sidang pertama dihadiri
puji didampingi kuasa hukum dan sidang selanjutnya tidak dihadiri oleh puji.
Pengurusan perceraian kurang lebih 3 bulan hingga akta cerai dikeluarkan.

tidak ada mediasi dari keluarga Muhroni, hanya berbicara melalui telfon karena
berbeda kota dan keluarga muhroni menyerahkan sepenuhnya kepada Puji.
Keluarga puji menyarankan untuk tetap mempertahankan rumah tangga bersama
muhroni dikarenakan sudah memiliki anak 3 bersama muhroni. tetapi puji selalu
menjelaskan perilaku muhroni kepada orang tua puji sehingga orang tua puji
menyetujui puji untuk menggugat cerai muhroni ke pengadilan agama

Muhroni tidak bersedia hadir, menurut kabar yang diterima Puji, perempuan yang
bersama muhroni sedang mengandung. Sehingga Puji tidak ingin Muhroni hadir
pada saat persidangan. Karena hal itu akan membuat proses perceraian akan
semakin rumit dan lebih lama.

Anak tidak ada yang bersedia ikut tinggal bersama Muhroni, Anak ikut tinggal
bersama Puji.
Ada surat pengantar untuk mengurus perceraian dari RT, RW dan Desa.

Tidak ada bentuk mediasi dari RT, RW dan Desa. Rt hanya memberikan
pengarahan secara lisan

Proses perceraian diserahkan kepada kuasa hukum Puji, sidang pertama dihadiri
puji didampingi kuasa hukum dan sidang selanjutnya tidak dihadiri oleh puji.
Pengurusan perceraian kurang lebih 3 bulan hingga akta cerai dikeluarkan.

Muhroni tidak bersedia hadir, menurut kabar yang diterima Puji, perempuan yang
bersama muhroni sedang mengandung. Sehingga Puji tidak ingin Muhroni hadir
pada saat persidangan. Karena hal itu akan membuat proses perceraian akan
semakin rumit dan lebih lama.

Anak tidak ada yang bersedia ikut tinggal bersama Muhroni, Anak ikut tinggal
bersama Puji.

Anak tidak ada yang bersedia ikut tinggal bersama Muhroni, Anak ikut tinggal
bersama Puji.
Tidak berkeinginan untuk menikah lagi, fokus ke karir dan lebih tenang hidup
sendiri
Kondisi ekonomi lebih baik setelah bercerai

menerima gosip dari masyarakat

Puji seorang karyawan di bank harian kopsa mandiri prima, pekerjaan tersebut
menjadikan Puji untuk lebih giat bekerja
Tidak ada penyakit yang diderita akibat perceraian

Anak menjadi lebih tertutup

You might also like