Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Secara umum motor induksi dibagi menjadi dua, yaitu motor satu fasa, dan motor
tiga fasa yaitu :
Motor satu fasa : Konstruksi motor induksi satu fasa terdiri atas dua
komponen yaitu stator dan rotor. Stator adalah bagian dari motor yang tidak
bergerak dan rotor adalah bagian yang bergerak yang bertumpu pada bantalan
poros terhadap stator. Motor induksi terdiri atas kumparan-
kumparan stator dan rotor yang berfungsi membangkitkan gaya
gerak listrik akibat dari adanya arus listrik bolak-
balik satu fasa yang melewati kumparan-kumparan tersebut sehingga terjadi
suatu interaksi induksi medan magnet antara stator dan rotor.
Penghantar (kumparan) rotor yang dialiri arus ini berada dalam garis gaya
fluks yang berasal dari kumparan stator sehingga kumparan rotor akan mengalami
gaya Lorentz yang menimbulkan torsi yang cenderung menggerakkan rotor sesuai
dengan arah pergerakan medan induksi stator. Pada rangka stator terdapat
kumparan stator yang ditempatkan pada slot-slotnya yang dililitkan pada sejumlah
kutup tertentu. Jumlah kutup ini menentukan kecepatan berputarnya medan stator
yang terjadi yang diinduksikan ke rotornya. Makin besar jumlah kutup akan
mengakibatkan makin kecilnya kecepatan putar medan stator dan sebaliknya.
Kecepatan berputarnya medan putar ini disebut kecepatan sinkron.
Dimana :
Ns= kecepatan putar dari medan putar stator dalam rpm
F = Frekuensi arus dan tegangan stator
P = Banyaknya kutub
Garis-garis gaya fluks dari stator tersebut yang berputar akan memotong
panghantar-panghantar rotor sehingga pada penghantar rotor tersebut timbul Gaya
Gerak Listrik (GGL) atau tegangan induksi. Berhubung kumparan rotor
merupakan rangkaian yang tertutup maka pada kumparan tersebut mengalir arus.
Arus yang mengalir pada penghantar rotor yang berada dalam medan magnet
berputar dari stator, maka pada penghantar rotor tersebut timbul gaya-gaya yang
berpasangan dan berlawanan arah, gaya tersebut menimbulkan torsi yang
cenderung memutar rotornya, rotor akan berputar dengan kecepatan (Nr) mengikuti
putaran medan putar stator (Ns)
Gambar 3.2 Induksi maknet terhadap belitan
Sumber: http://otomodifikasi8.blogspot.co.id/2015/05/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
rumus
Dimana :
Ns = kecepatan sinkron dalam RPM
Nb = kecepatan dasar dalam RPM
Dengan mengubah tahanan rotor melalui tahanan asut dari rangkaian luar
pada motor slip-ring dengan rotor lilit maka torsi yang dihasilkan dapat
diatur.Karakteristik torsi-putaran dari motor slip-ring dengan tiga tahapan
pengaturan tahanan rotor ditunjukkan pada gambar.
sumber:https://ilmulistrikzar.blogspot.co.id/2015/07/motor-induksi-induction-motor.html
Slip
Slip timbul karena perbedaan perputaran medan putar stator dan perputaran rotor :
Ada tiga macam slip:
Slip mutlak, dinyatakan oleh persamaan :
Frekuensi Arus Rotor
1. Kelas A
Motor Induksi 3 fasa kelas A memiliki karakteristik sebagai berikut
o Torsi awal normal (150 170%) dari nilai ratingnya) dan torsi
breakdownya tinggi
o Arus awal relatif tinggi dan Slip rendah ( 0.0015 < Slip < 0.005 )
o Tahanan rotor kecil sehinga efisiensi tinggi
o Baik digunakan untuk torsi beban kecil saat start dan cepat
mencapai putaran penuhnya
o contoh : pompa dan fan
2. Kelas B
Motor Induksi 3 fasa kelas B memiliki karakteristik sebagai berikut
o Torsi awal normal hampir sama seperti kelas A
o Arus awal rendah ( lebih rendah 75% dari kelas A ) dan Slip
rendah (slip < 0.005)
o Arus awal dapat diturunkan karena rotor mempunyai reaktansi
tinggi
o Rotor terbuat dari plat atau saklar ganda
o Efisiensi dan faktor dayanya pada saat berbeban penuh tinggi
o Contoh : fan, blower, dan motor generator set
3. Kelas C
Motor Induksi 3 fasa kelas C memiliki karakteristik sebagai berikut
o Torsi awal lebih tinggi (200 % dari nilai ratingnya)
o Arus awal rendah dan Slip rendah (slip < 0.005)
o Reaktansi rotor lebih tinggi dari kelas B
o Rotor menggunakan sankar rendah
o Saat beban penuh slip cukup tinggi sehingga efisiensinya rendah
(lebih rendah dari kelas A dan Kelas B)
o Contoh : Kompressor, Konveyor, Crushrs, dan fort
4. Kelas D
Motor Induksi 3 fasa kelas D memiliki karakteristik sebagai berikut
o Torsi awal yang paling tinggi dari kelas lainnya
o Arus awal rendah dan Slip tinggi
o motor ini cocok untuk aplikasi dengan perubahan beban dan
perubahan kecepatan secara mendadak pada motor
o Ketika torsi maksimum slip mencapai harga 0.5 atau lebih,
sedangkan ketika beban penuh slip antara 8% hingga 15%
sehingga efisiensinya rendah
o contoh : elevator, crane, dan ekstraktor.
Bila suplai motor berasal dari penyulang utama biasanya tidak akan ada
masalah dengan awal start motor listriknya.namun demikian akan menjadi
masalah bila motor listrik berkapastas besar di letakkan di daerah yang jauh dari
penyulang utama.akan tetapi beberapa industri memiliki rentang yang cukup besar
untuk jatuh tegangan sehingga besarnya jatuh tegangan bisa di toleransi.Namun
demikian ada beberapa kasus dimana kapasitas motor terlalu besar di bandingkan
kapasitas suplai,kususnya bila motor listrik berkapasitas besar bergabung dengan
motor motor pembantu berkapas kecil dalam suatu proses produksi yang
kemungkinan di jalankan bersamaan.perhitungan bersarnya arus srating motor
listrik perlu dilakukan untuk mengetahui efeknya terhadap proses produksi
maupun system yang sedang dijalankan.
Ketika motor induksi di jalankan maka akan timbul arus mula yang
besar,hal ini dikarenakan frekuensi dan reaktansi yang tinggi dalam kondisi start
yaitu dengan slip seratus persen.jadi dalam rangkaian rotor yang sangat reaktif
,arus rotor tertinggal terhadap ggl rotor dengan sudut yang besar .Hal ini berarti
bahwa aliran arus maksimum terjadi dalam konduktor rotor pada suatu waktu
setelah kerapatan fluksi maksimum stator melewati konduktor tersebut.sehingga
kondisi ini menghasilkan arus mula yang besar dengan factor daya yang rendah
dan menghasilkan torsi mula yang rendah.
4.1. Kesimpulan
Ada beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan diatas yaitu
telah kita ketahui bahwa Motor induksi bekerja berdasarkan induksi
elektromagnetik dari kumparan stator kepada kumparan rotornya. Garis-garis gaya
fluks yang diinduksikan dari kumparan stator akan memotong kumparan rotornya
sehingga timbul emf (ggl) atau tegangan induksi dan karena penghantar
(kumparan) rotor merupakan rangkaian yang tertutup, maka akan mengalir arus
pada kumparan rotor. Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik
(AC) yang paling luas digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa
motor ini bekerja berdasarkan induksi medan magnet stator ke statornya.
Daftar Pustaka