You are on page 1of 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI S.

P
DENGAN PREMATUR/BBLR/SEDANG MASA KEHAMILAN
DI RUANG NEONATOLOGI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

Nama Mahasiswa : Subhan Ruangan : Neonatologi


NIM : 010030170 B No. Register : 10067232
Pengkajian diambil tgl. : 24 Juli 2001 Jam : 08.00 wib

I. IDENTITAS KLIEN:
Nama : By. S. P
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tgl. Lahir : Surabaya, 20 Juli 2001
Umur : 4 hari
Anak Ke : Satu (pertama)
Nama Ayah : Tn. W
Nama Ibu : Ny. S. P
Pendidikan Ayah: SLTA
Pendidikan Ibu : SLTA
Agama : Kristen
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Kedung Rukem Tengah No. 4
Tanggal MRS : 21 Juli 2001 (di Ruang Neonatologi)
Diagnosa Medis : NP/BBLR/SMK
Sumber Informasi: Status/rekam medik

II. RIWAYAT KEPERAWATAN


1. Riwayat Keperawatan Sekarang (PRESENT ILLNESS)
1.1 Keluhan utama : bayi lahir prematur (35 minggu), BBLR
(2100 gram), melalui SC (Sectio Caesar).
1.2 Lama keluhan : 4 hari.
1.3 Akibat timbulnya keluhan : bayi dirawat terpisah dari ibu secara inten-
sif.
1.4 Faktor yang memperberat : tidak ada.
1.5 Upaya untuk mengatasi : dirawat di Ruang Neonatologi.
1.6 Lainnya : tidak ada.
2. Riwayat Keperawatan Sebelumnya (PAST HISTORY)
(1) Prenatal : ibu eklamsi.
(2) Natal : lahir melalui sectio caesaria.
(3) Post-Natal : apgar score 7-9; BB= 2100 gram; PB= 47 cm; LK= 32 cm; LD=
30 cm; LLA= 12 cm.
Luka/operasi : tidak ada.
Alergi : tidak ada.
Pola kebiasaan : tidak terkaji.
Tumbuh kembang : tidak dikaji.
Imunisasi : belum diimunisasi.
Status gizi : baik, penurunan BB= 2100 gram menjadi 2000 gram.
Psikososial :
Psikosexual : tidak dikaji
Interaksi :
Lainnya :
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Komposisi keluarga : belum bertemu orangtua klien. Klien
tinggal bersama ayah, ibu & pem-
bantu.
Lingkungan rumah dan komunitas : tinggal di kampung yang padat
penduduknya.
Pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga: ayah tamatan SLTA &
bekerja swasta dengan
dibantu oleh ibu.
Kultur dan kepercayaan : adat Jawa.
Fungsi dam hubungan keluarga :
klien merupakan anak pertama
sehingga keluarga berharap banyak.
Perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan: ibu belum dapat me-
nyusui klien.
Persepsi keluarga tentang penyakit klien: keluarga pasrah terhadap
apa yang terjadi & menerima-
nya.
Lainnya : tidak dikaji.

III. PEMERIKSAAN FISIK (Head to toe)


1. (Khusus Neonatus)
1.1 Reflek moro : positif.
1.2 Reflek menggenggam : positif, lemah.
1.3 Reflek menghisap : positif, namun masih lemah.
1.4 Tonus otot/aktifitas : positif.
1.5 Kekuatan menangis : kuat.
2. (Anak dan Neonatus)
2.1 Keadaan umum : menangis kuat, lemah.
2.2 Tanda-tanda vital : HR= 140x/mnt, RR= 38x/mnt, suhu= 36,5oC.
2.3 Kepala dan wajah : LK= 32 cm, rambut tipis, terdapat lanugo,
tidak ada cephal hematom, fontanella tidak
menonjol.
2.4 Mata : mengeluarkan sekret banyak, terutama mata
kiri, berkedip bila terpapar cahaya.
2.5 Telinga : reflek terkejut positif.
2.6 Hidung : dapat bersin
2.7 Mulut : mukosa kering.
2.8 Tenggorokan : tidak ada kelainan.
2.9 Leher : tidak ada kelainan.
2.10 Dada : LD= 30 cm.
2.11 Paru-paru : Ves/vel, ronchi -/-; wheezing -/-, RR= 38x/mnt.
2.12 Jantung : S1 S2 tunggal, murmur positif sistole, HR= 140x/mnt.
2.13 Abdomen : SOEPL, terdengar bunyi bising usus, tali pusat masih
basah, tidak terdapat distensi abdomen.
2.14 Ginjal : tidak ada kelainan.
2.15 Genetalia : jenis kelamin perempuan.
2.16 Rektum : terdapat anus, iritasi/kemerahan di sekitar anus.
2.17 Extremitas : plantar crease > 1/3 anterior.
2.18 Punggung : tidak terdapat spina bifida.
2.19 Neurologi : tidak ada kelainan.
2.20 Endokrin : tidak ada kelainan.

IV. POLA FUNGSI KESEHATAN


1. Nutrisi dan metabolisme : ASI/PASI 12x25 cc.
2. Eliminasi : BAB/BAK biasa.
3. Istirahat dan tidur : cukup ( 18 jam sehari).
4. Aktifitas dan latihan : lemah.
5. Lainnya : tidak dikaji.
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG (DIAGNOSTIK TEST)
1. Laboratorium :
- GDA= 82 mg/L.
- Leukosit= 6600 x 109/L.
- Hb= 24,0 gr/DL.
- Diff Eosinofil:
SC= 73
Ly= 27
- Thrombosit= cukup.
2. Foto : tidak ada.
3. Lainnya : HV/A, B = 16,8 mg%.
VI. PROGRAM TERAPI
Tanggal 24 Juli 2001:
- /B15 12 x 25 cc s/d 12 x 40 cc + extra.
- Thermoregulasi.
Tanggal 26 Juli 2001:
Fototherapy:
- 1x12 jam I.
- 1x 24 jam II.
I. ANALISA DATA

No/ DATA KEMUNGKINAN MASALAH DIAGNOSA


Tgl PENYEBAB
1. S: Bayi tidak Immaturitas, transisi Risiko hipo- Risiko hipotermia
24/7/ aktif, lemah lingkungan, ekstra termia. berhubungan de-
2001 O: -Suhu= uterus neonatus. ngan immaturitas,
36oC. - transisi lingkungan
RR= ekstra uterus neo-
38x/mnt, - natus.
HR= 140x/
mnt.
-Kulit
dingin.

2. S: Lemah ser- Letargi sekunder Ketidakefektif Ketidakefektifan


24/7/ ta cengeng akibat prematuritas. an pola pem- pola pemberian ma-
2001 O: -Reflek me- berian makan kan bayi berhubu-
ngisap ma-sih bayi. ngan dengan le-
lemah. thargi sekunder a-
-NGT ter- kibat prematuritas.
pasang.
-BB= 2000
gr.
-Ada mun-
tah 5-10 cc.

3. S= tidak dikaji. Kerentanan terha- Risiko terha- Risiko kerusakan


24/7/ O: -Kulit dise- dap infeksi nosoko- dap kerusa- integritas kulit ber-
2001 kitar anus mial efek iritan ling- kan integritas hubungan dengan
kemerahan kungan sekunder. kulit. kerentanan terha-
-Lembab dap infeksi nosoko-
pada dae- mial, efek iritan
rah genital lingkungan sekun-
& anus. der.
-BAB/BAK
+.

4. S: Klien agak Immaturitas, radiasi Ketidakseim- Ketidakseimbang-


25/7/ ce-ngeng. lingkungan, kehila- bangan cair- an cairan berhu-
2001 O: -Mukosa bi- ngan melalui kulit/ an & elektrolit bungan dengan
bir kering. paru. immaturitas, radi-
-Turgor kulit asi lingkungan,
masih baik. kehilangan melalui
-BB= 2000 kulit/paru.
gr.
-Klien
menda-
pat
fotothera-
py pada tgl.
26 Juli
2001
sebanyak 2
seri.
5. S: tidak dikaji. Kerentanan bayi/ Risiko terha- Risiko terhadap
25/7/ O: -Tubuh ku- immaturitas, baha- dap infeksi. infeksi berhubu-
2001 ning. ya lingkungan, luka ngan dengan ke-
-Tali pusat terbuka (tali pusat). rentanan bayi/im-
masih ba- maturitas, bahaya
sah. lingkungan, luka
-Umur 4 terbuka (tali pusat).
hari, lahir
prema-tur.
-Belum men-
dapat imu-
nisasi.
II. ASUHAN KEPERAWATAN

No/ DIAGNOSA RENCANA INTERVENSI RASIONAL Jam IMPLEMENTASI EVALUASI


Tgl
1. Risiko hipotermia 1. Tempatkan bayi di 1. Agar suhu tubuh bayi 24 Juli 2001: S: tidak dikaji.
berhubungan de- bawah tetap stabil. 0715 - Mengatur suhu in- O: -Klien tetap ha-
24/7/ ngan immaturi- pemanas/inkubator. kubator. ngat, suhu=
2001 tas, transisi ling- 2. Pertahankan suhu 2. Agar lingkungan tidak - Mengukur suhu tu- 36,7oC.
kungan ekstra u- ruang perawatan. mempengaruhi kondi- buh klien= 36,4oC. -Akral hangat.
terus neonatus. si klien. 0820 - Memantau suhu A: Masalah terata-si
3. Kaji suhu rectal/axilla 3. Untuk memantau su- lingkungan. sebagian.
Tujuan: setiap 2 jam bila per-lu. hu tubuh bayi, bila a- - Menghindarikan bayi P: Teruskan ren-
Hipotermia tidak da perubahan dapat dari sumber dingin cana intervensi.
terjadi. segera di lakukan dengan me-
S/D
4. Kaji status infant yang tindakan. makaikan pakaian/
Kriteria Hasil: menunjukkan stress 4. Untuk mengetahui popok yang kering.
- Mempertahan- dingin. sedini mungkin bila - Memberikan ma-kan
kan suhu ling- ada riwayat/keadaan melalui sonde susu
kungan tetap yang stress terhadap 25 cc tiap 2 jam.
normal. 5. Hindarkan meletak-kan dingin. - Memberikan susu
- Bayi tidak ke- bayi dekat deng-an 5. Agar terhindar dari melalui botol.
dinginan. sumber dingin/ daerah penurunan suhu tu- 1020 - Mengkaji kebutu-han
terbuka. buh secara menda- nutrisi klien.
dak akibat pengaruh 1040
lingkungan.

2. Ketidakefektifan 1. Kaji pola makan bayi & 1. Agar dapat diketahui 24 Juli 2001: S: tidak dikaji.
pola pemberian kebutuhan nutrisi. secara tepat pola ma- - Mengganti popok/ O:- PASI diberikan
24/7/ makan bayi ber- kan & kebutuhan nut- pakaian bayi bila personde &
2001 hubungan dengan risi bayi. basah. per oral, 40 cc
lethargi sekunder 2. Diskusikan dengan 2. Keterlibatan orangtua 1115 - Memberikan masa-se + extra.
akibat prematuri- orangtua mengenai sangat diperlukan pada daerah yang -Reflek menghi-
tas. pemberian ASI. secara aktif. tertekan. sap mulai kuat.
3. Berikan intervensi 3. Agar kemampuan ba- 1120 - Menimbang BB A: Masalah belum
Tujuan: spesifik untuk mening yi untuk makan/ mi- (2000 gr). teratasi seluruh-nya.
Pola pemberian katkan pemberian num dapat dilakukan - Mengkaji TTV: P: Rencana inter-
1230
makan bayi efek- makan per oral yang per oral. Suhu= 36,7oC, HR= vensi tetap dite-
tif. efektif selain melalui 144x/mnt, RR= 36x/ ruskan.
sonde. mnt.
Kriteria Hasil: 4. Tingkatkan pemberi-an 4. Meningkatkan ke-
- Bayi meneri-ma makan per oral & mampuan bayi ma-
nutrisi de-ngan penurunan pemberi-an kan per oral.
adekuat. makan enteral se-jalan
- Bayi dapat ma- dengan makin
kan tanpa ban- efektifnya bayi makan
tuan sonde. /minum melalui mulut
- Reflek mengi-
sap bayi terus
meningkat se-
hingga dapat di
berikan per oral.

3. Risiko kerusakan 1. Ganti popok/pakaian 1. Untuk mencegah ter- 25 Juli 2001 S: tidak dikaji.
integritas kulit bayi setiap kali basah jadinya kelembaban 0720 - Mengukur suhu tu- O: - Kulit disekitar
24/7/ berhubungan de- aki-bat kencing bayi. buh klien & suhu anus masih
2001 ngan kerentanan 2. Berikan talk setiap 2. Untuk menghindari lingkungan. kemerahan/iri-
terhadap infeksi mengganti popok/pa- iritasi terutama pada - Mengkaji status in- tasi.
nosokomial, efek kaian. daerah sekitar anus/ fant, apakah terda- - Popok/pakaian
iritan lingkungan perineal. pat stress terhadap selalu diganti.
sekunder. 3. Masase dengan lem- 3. Untuk merangsang dingin. A: Masalah teratasi
but kulit yang sehat, sirkulasi. - Mengganti popok/ sebagian.
terutama pada dae-rah pakaian bayi yang P: Rencana inter-
Tujuan: yang tertekan. basah. vensi tetap di
Integritas kulit ba- 4. Monitor terus kondisi/ 4. Agar dapat diketahui - Memberikan susu teruskan.
ik. perubahan yang ter- kondisi kulit klien & 0920 botol & sonde 30 cc
jadi. dapat dilakukan in- tiap 2 jam.
Kriteria Hasil: tervensi secepatnya. - Melakukan masase
- Iritasi pada dae- 1030 dengan lembut pa-da
rah perineal mi- punggung bayi.
nimal. - Menghitung kebutu-
- Popok/pakaian han cairan bagi kli-
1120
tidak dibiarkan en.
lembab & basah - Mengukur TTV: su-
hu= 36,8oC, HR=
1210
148x/mnt, RR= 40x/
mnt.
- Mendiskusikan de-
45
12 ngan orangtua apa-
kah klien bisa dibe-
rikan ASI langsung
dari ibunya (ternya-ta
tidak bisa karena ASI
tidak keluar.
4. Ketidakseimbang- 1. Berikan cairan sesuai 1. Untuk mencegah/ 26 Juli 2001: S: tidak dikaji.
an cairan berhu- kebutuhan bayi & usia. menghindari terjadi- 0725 - Mengukur suhu tu- O: -Klien menda-
25/7/ bungan dengan nya ketidakseimba- buh & suhu inkuba- pat terapi foto-
2001 immaturitas, radi- 2. Timbang BB setiap ngan cairan. tor. terapi seba-
asi lingkungan, hari. 2. Untuk memantau a- 0845 - Menyarankan orang nyak 2 seri.
kehilangan mela- pabila terjadi peruba- tua untuk membe-suk -Intake diting-
lui kulit/paru. han, sehingga dapat klien & membe-rikan katkan, PASI
3. Monitor & catat intake segera diatasi. perhatian. 12x40 cc +
output setiap hari, 3. Upaya pencegahan - Memberikan susu extra.
0935
Tujuan: bandingkan jumlah sedini mungkin bila botol & sonde tiap 2 -Mukosa ke-
S/D
Mempertahankan untuk menentukan terjadi ketidakseim- jam. ring, klien ce-
keseimbangan status ketidakseimba- bangan. - Setiap mengganti ngeng.
cairan & elektrolit. ngan. popok/pakaian me- A: Masalah belum
4. Pertahankan suhu mantau keadaan tali teratasi.
lingkungan tetap nor- 4. Untuk mencegah pusat serta tan-da- P: Rencana inter-
mal. terjadinya kehilangan tanda infeksi. vensi tetap di
cairan karena pe- - Menimbang BB= teruskan.
1025
ningkatan/penurunan 2000 gram.
5. Kaji tanda-tanda suhu tubuh. - Monitor tanda-tan-da
00
peningkatan 5. Untuk dilakukan upa- 11 terjadinya gang-guan
kebutuhan cairan & ya pencegahan & pe- keseimbang-an
TTV: nanganan sedini & cairan.
- Peningkatan suhu setepat mungkin. - Melakukan tindakan
tubuh. sesuai prosedur
- Hipovolemik shock. pencegahan infeksi,
- Sepsis. seperti:
- Asfiksia & hipoksia. S/D cuci tangan se-
6. Monitor laboratorium. belum & sesu-
6. Untuk memantau per- dah memegang
kembangan/peruba- klien.
han yang terjadi se- Membatasi/me-
cepat mungkin, teru- ngurangi inte-
tama bila ada kecu- raksi dengan
rigaan terjadinya ke- klien.
tidakseimbangan ca- Menerapkan
iran. teknik steril seti-
ap melakukan
prosedur pada
klien.
- Mengambil spesi-
1130 men darah.
- Monitor TTV: suhu=
1245 37,1oC, HR= 140x/
mnt, RR= 40x/mnt.

5. Risiko terhadap 1. Berikan lingkungan 1. Agar bayi terhindar 27 Juli 2001: S: tidak dikaji.
infeksi berhubu- yang melindungi klien dari risiko terjadinya 0710 - Mengukur suhu O: -Tubuh klien
25/7/ ngan dengan ke- dari infeksi seperti: infeksi. tubuh. terlihat kuning.
2001 rentanan bayi/im- cuci tangan sebe- - Mengganti popok/ -Suhu= 37,2oC,
maturitas, bahaya lum menyentuh S/D pakaian bayi. HR= 144x/
lingkungan, luka klien. - Mencuci tangan se- mnt, RR= 40
terbuka (tali pu- Ikuti protap isolasi belum & sesudah x/mnt.
sat). pada bayi. memegang klien. -Leukosit=
lakukan/terapkan 0910 - Memberikan susu 6600.
Tujuan: teknik steril saat botol & sonde 40 cc/ A: Masalah belum
Infeksi dapat di melakukan tinda- 2 jam + extra. teratasi.
cegah. kan pada bayi. - Mengatur posisi klien P: Rencana inter-
0920
2. Kaji perubahan suhu 2. Untuk mengetahui untuk pembe-rian vensi tetap dite-
tubuh serta tanda/ge- setiap perubahan fototerapi. ruskan.
jala klinis yang timbul yang terjadi. - Menimbang BB=
3. Monitor hasil peme- 3. Untuk mengetahui 2000 gr.
riksaan laboratorium. apabila terjadi infeksi - Observasi keadaan
secara dini. umum & suhu klien
4. Monitor tanda-tanda 4. Agar tanda & gejala setiap 3 jam.
terjadi infeksi & pan- terjadinya infeksi da- - Mengukur TTV:
tau serta rawat tali pat segera diketahui. 1255 suhu= 37,2oC, HR=
pusat bayi secara 144x/ mnt, RR= 40
benar. x/mnt.

You might also like