Professional Documents
Culture Documents
ORCHITIS
Dosen Pembimbing :
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2016
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, baik dari segi penyusunan, pembahasan ataupun penulisannya. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran kepada pembaca yang sifatnya membangun.
Sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusun
DAFTAR ISI............................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah................................................................................... 4
C. Tujuan..................................................................................................... 4
A. Pengkajian Keperawatan....................................................................... 16
B. Diagnosa Keperawatan.......................................................................... 18
C. Intervensi Keperawatan......................................................................... 18
D. Implementasi Keperawatan................................................................... 21
E. Evaluasi Keperawatan........................................................................... 21
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................ 22
B. Saran...................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 23
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Orchitis ( orkitis ) adalah infeksi pada salah satu atau kedua testis ( buah zakar alias
biji salak si cucakrowo ). Bisa dibayangkan betapa sakitnya jika testis yang tanpa tulang
dan posisinya yang menggantung gondal-gandul ini mengalami infeksi. Nyeri alang
kepalang. Tak jarang rasa nyeri menjalar ke selangkangan, ke perut, searah dengan testis
yang mengalami pembengkakan karena infeksi, betapa menderita seseorang yang
mengalami Orchitis, telor meradang.
Orchitis adalah peradangan pada salah satu atau kedua testis, umumnya peradangan
ini dikaitkan dengan virus yang menyebabkan gondok. Setidaknya sepertiga dari laki-
laki yang mengalami gondok setelah pubertas juga mengalami Orchitis. Penyebab lain
Orchitis, adalah penyakit menular seksual (PMS), seperti gonore atau klamidia.
Bakteri Orchitis sering karena epididimitis, suatu peradangan epididimis di bagian
belakang testis yang menyimpan dan membawa sperma. Dalam hal ini, ini disebut
epididimo-orkitis. Pembengkakan dan nyeri yang paling umum adalah tanda-tanda dan
gejala orkitis.
Orchitis sering disebut dengan "testis sakit" dan "selangkangan sakit" kadang-kadang
digunakan secara bergantian. Tapi selangkangan sakit terjadi pada lipatan kulit antara
paha dan perut --bukan di testis. Sedangkan penyebab nyeri selangkangan berbeda dari
penyebab nyeri testis.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis ingin mengetahui konsep-konsep
Orchitis.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami bagaimana asuhan keperawatan Endokrin pada pasien
dengan Orchitis
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat memahami anatomi dan fisiologi dari Sistem Repruduksi Pria
b. Mahasiswa dapat memahami gangguan pada sistem reproduksi pria
c. Mahasiswa dapat memahami definisi dari Orchitis
d. Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi dari Orchitis
C. Definisi Orchitis
Orchitis adalah suatu inflamasi testis (kongesti testikular), biasanya disebabkan oleh
faktor-faktor piogenik, virus, spiroseta, parasit, traumatis, kimia atau faktor yag tidak
diketahui ( Smeltzer, 2002).
Orchitis adalah peradangan testis yang jika bersama dengan epididimitis menjadi
epididimoorkitis dan merupakan komplikasi yang serius dari epididimitis (Price, 2005).
Orchitis merupakan peradangan satu atau kedua testis, ditandai dengan
pembengkakan dan nyeri. Keadaan ini sering disebabkan oleh parotitis, sifilis, atau
tuberculosis (Hartanto, 2008).
D. Etiologi Orchitis
Penyebab orchitis bisa piogenik bakteria, gonokokokus, basil tuberkal, atau virus
seperti paramikso virus, penyebab dari gondongan (parotitis). Sekitar 20% dari orchitis
timbul sebagai komplikasi dari gondongan (parotitis) setelah pubertas (Baradero, 2006).
Menurut Price, 2005 virus adalah penyebab orchitis yang paling sering. Orchitis
parotiditis adalah infeksi virus yang paling sering terlihat, waaupun imunisasi untuk
mencegah parotiditis pada masa anak-anak telah menurunkan insiden. 20-30% kasus
parotiditis pada orang dewasa terjadi bersamman dengan orchitis, terjadi bilateral pada
sekitar 15% pria dengan orchitis parotiditis. Pada laki-laki pubertas atau dewasa,
biasanya terdapat kerusakan tubulus seminiverus dengan resiko infertilitas, dan pada
beberapa kasus, terdapat kerusakan sel-sel Leydig yang mengakibatkan hipogonadisme
difesiensi testosterone. Orchitis parotiditis jarang terjadi pada laki-laki pubertas, namun
bila ada, dapat diharapkan kesembuhan yang sempurna tanpa disfungsi testikular
sesudahnya. Virus lain yang dapat menyebabkan orchitis dan memberikan gambaran
klinis yang sama adalah : virus Coxsakie B, varisela, dan mononukleosis.
Orchitis bakterial leogenik disebabkan oleh bakteri (Escericiacoli, Klebsiela
pneumoni, Pseudmonas aeruginosa) dan infeksi parasitik (malaria, vilariasis,
skistosomiasis, amebiasis) atau kadang-kadang infeksi riketsia yang ditularkan pada
epididimitis. Seseorang dengan orchitis parotiditis terlihat sakit akut dengan demam
tinggi, edema, peradangan hidrokel akut, dan terdapat nyeri skrotum yang mneybar ke
10 | A s u h a n K e p e r a w a t a n O r c h i t i s
kanalisis ingunalis. Komplikasinya termasuk infark testis, abses, dan terdapatnya pus
dalam skrotom .
Orchitis granulomaktosa dapat disebabkan oleh sifilis, penyakit mikrobakterial,
aktinomikosis, penyakit jamur, mikobakterium tuberkulosis, dan mikobakterium peprae.
Infeksi dapat menyebar melalui funikulus spermatikus menuju testis penyebaran
selanjutnya melibatkan epididimis dan testis, kandung kemih dan ginjal.
E. Patofisiologi Orchitis
Kebanyakan penyebab orchitis pada laki-laki yang sudah puber adalah gondongan (mumps),
dimana manifestasinya biasanya muncul mendadak dalam 3-4 hari setelah pembengkakan
kelenjar parotis, virus parotis juga mengakibatkan orchitis sekitar 15-20% pria menderita orchitis
akut bersamaan dengan parotitis. Anak laki-laki pra pubertas dengan orchitis parotitika dapat
diharapkan untuk sembuh tanpa disertai disfungsi testis. Pada pria dewasa atau pubertas,
biasanya terjadi kerusakan tubulus seminiferus dan pada beberapa kasus merusak sel-sel leidik,
sehingga terjadi hipogondisme akibat defisiensi testosteron. Ada resiko infertilitas yang
bermakna pada pria dewasa dengan orchitis parotitika. Tuberkukosis jenitalia yang menyebar
melalui darah biasanya berawal unilateral pada kutub bawah epididimis. Dapat terbentuk
nodula-nodula yang kemudian mengalami ulserasi melalui kulit. Infeksi dapat menyebar melalui
fenikulu spermatikus menuju testis. Penyebaran lebih lanjut terjadi pada epididimis dan
testiskontralateral, kandung kemih, dan ginjal. (price, 2005)
11 | A s u h a n K e p e r a w a t a n O r c h i t i s
F. Path Way (WOC)
12 | A s u h a n K e p e r a w a t a n O r c h i t i s
G. Manifestasi Klinis
1. Gejalanya berupa :
a. Pembengkakan skrotum
b. Testis yang terkena terasa berat
c. Demam
d. Dari penis keluar nanah
e. Nyeri ketika berkemih (disuriah)
f. Nyeri ketika melakukan hubungan seksual atau ketika ejakulasi
g. Nyeri selangkangan
h. Semen mengandung darah
Menurut piece, 2005 tanda dan gejala orchitis berkisar dari ketidak nyamanan ringan
pada testikular dan odema hingga nyeri testicular yang parah dan terbentuknya edema
dalam awaktu sekitar 4-6 hari setelah awitan penyakit dengan demam tinggi.
Gelaja yang dirasakan meliputi nyeri pada testis hingga ke pangkal paha,
pembengkakan dan Kemerahan pada testis, menggigil, dan demam yang dapat bilateral
atau unilateral, nyeri saat buang air kecil dan nyeri saat berhubungan seksual, darah pada
semen. Keadaan ini dapat berakibat steril. Terapi terhadap inflamasi ini dengan istirahat
di tempat tidur, kompres panas atau hangat, dan antibiotik (bila perlu).
13 | A s u h a n K e p e r a w a t a n O r c h i t i s
I. Komplikasi
Menurut price, 2005 komplikasi dari orchitis dapat berupa :
a. Testis mengecil (atrofil)
b. Abses (nanah) pada kantong testis
c. Infertilitas ( sulit memiliki keturunan), terutama jika orchitis terjadi pada kedua testis.
Menurut ulfiayah., 2012 komplikasi dari orchitis :
a. Sampai dengan 60% dari testis yang terkena menunjukkan beberapa derajat atrofi
testis.
b. Gangguan kesuburan dierkirakan 7-13 %
c. Kemandulan jarang dalam kasus-kasus orchitis unilateral
d. Hidrokel communican atau pyocele mungkin memerlukan drainase bedah untuk
mengurangi tekanan dari tunika.
e. Abscess scrotralis
f. Infark testis
g. Rekurensi
h. Epididimitis kronis
i. Impotensi tidak umum setelah epididimis akut, walaupun kejadian sebenarnya yang
didokumentasikan tidak diketahui. Gangguan pada kualitas sperma biasanya hanya
sementara.
j. Yang lebih penting adalah azoospermia yang jauh lebih tidak umum, yang disebabkan
oleh gangguan saluran epididimal yang diamati pada laki-laki penderita epididimis
yang tidak diobati tidak tepat. Kejadian kondisi ini masih belum diketahui.
J. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada penderita orkhitis antara lain:
a. Pemeriksaan urin
b. Pemeriksaan discharge uretra untuk mengetahui mikroorganisme penyebab
c. Sistoskopi, pielografi intravena, dan sistografi dapat dilakukan jika dicurigai adanya
patologi pada kandung kemih.
2. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Ulfiyah, 2012 pemeriksaan diagnostic pada pasien orchitis:
a. Pemeriksaan urin kultur
b. Urethral smear (tes penyaringan untuk klamidia dan gonorhoe)
14 | A s u h a n K e p e r a w a t a n O r c h i t i s
c. Pemeriksaan darah CBC (complete blood count)
d. Dopller ultrasound, untuk mengetahui kondisi testis, menentukan diagnosa dan
mendeteksi adanya abses pada skrotum
e. Testicular scan
f. Analisa air kemih
g. Pemeriksaan kimia darah
K. Penatalaksanaan
Pengobatan suportif : Bed rest, analgetik, elevasi skrotum. Yang paling penting adalah
membedakan orchitis dengan torsio testis karena gejala klinisnya hampir mirip. Tidak
ada obat yang diindikasikan untuk pengobatan orchitis karena virus. Pada pasien dengan
kecurigaan bakteri, dimana penderita aktif secara seksual, dapat diberikan antibiotik
untuk menular seksual (terutama gonore dan klamidia) dengan ceftriaxone, doksisiklin,
atau azitromisin. Antibiotik golongan Fluoroquinolon tidak lagi direkomendasikan oleh
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) untuk pengobatan gonorrhea
karena sudah resisten.
Menurut (Smeltzer&Bare, 2002 :1640) Jika penyebab orkitis adalah bakteri, virus,
jamur maka terapi diarahkan pada organisme spesifik yang menginfeksi. Selebihnya
evaluasi skrotum, kantong es untuk mengurangi udem skrotum, antibiotic, analgetik, dan
medikasi antiinflamasi diberikan. Penderita sebaiknya menjalani tirah baring.
Menurut Lemone (2004 : 1533) bila terjadi hidrokel maka diperlukan aspirasi.
15 | A s u h a n K e p e r a w a t a n O r c h i t i s
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ORCHITIS
A. Pengkajian
I. Anamnesa
a. Identitas klien
b. Identitas penanggung jawab klien
c. Keluhan Utama
Biasanya pasien orchitis mengeluh testis mengalami pembengkakan disertai nyeri dan
warna kemerahan pada daerah testis yang terkena, selain itu testis terasa berat dan
penuh.
d. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya pasien mengalami demam, rasa lemah, nyeri otot, tubuh terasa tidak
nyaman, mual, dan sakit kepala.
e. Riwayat Penyakit Dahulu
Perlu dikaji imunisasi gondongan yang tidak adekuat, infeksi saluran berkemih
berulang, kelainan saluran kemih, riwayat penyakit menular seksual pada pasangan,
riwayat gonore atau penyakit menular seksual lainnya. Biasanya pasien mempunyai
riwayat gondongan.
f. Riwayat Penyakit Keluarga
perlu dikaji apakah keluarga juga pernah mengalami penyakit yang sama dengan
pasien.
II. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Biasanya composmentis
2. Tanda-tanda Vital
3. Review of system
a. B1 (Breath)
Biasanya pasien dengan orchitis tidak di temukan masalah pada sistem pernafaan.
Kecuali jika ada penyakit yang menyertai atau kemungkinan komplikasi.
b. B2 (Blood)
Biasanya pasien dengan orchitis didapatkan peningkatan tekanan darah dan nadi.
c. B3 (Brain)
Biasanya pasien dengan orchitis GCS composmentis dan terdapat sakit kepala.
16 | A s u h a n K e p e r a w a t a n O r c h i t i s
d. B4 (Bladder)
Biasanya pada pemeriksaan nampak testis yang membesar, konsistensinya kenyal,
namun dapat juga mengeras, tampak merah, epididimis membesar, dan kulit
skrotum meregang, nyeri pada testis hingga ke pangkal paha, mual, muntah, nyeri
saat buang air kecil dan nyeri saat hubungan seksual, darah pada semen
e. B5 (Bowel)
Biasanya pasien dengan orchitis mengalami mual dan muntah.
f. B6 (Bone)
Biasanya pasien dengan orchitis mengalami rasa lemah, nyeri otot, tubuh terasa
tidak nyaman.
III. Pola fungsi kesehatan
a. Pola nutrisi dan metabolisme
Klien mengalami penurunan nafsu makan karena mual, muntah saat makan, sehingga
makan hanya sedikit bahkan tidak makan sama sekali.
b. Pola eliminasi
Eliminasi alvi klien tidak mengalami konstipasi atau diare. Sedangkan eliminasi urine
mengalami gangguan yaitu nyeri waktu berkemih.
c. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada keluarga yang
sakit maka akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat.
d. Pola aktivitas dan latihan
Aktivitas klien akan terganggu karena adanya rasa nyeri yang diderita.
e. Pola tidur dan istirahat
Pola tidur dan istirahat terganggu sehubungan dengan nyeri.
f. Pola persepsi dan konsep diri
Terjadi kecemasan terhadap keadaan penyakitnya dan ketakutan merupakan dampak
psikolgi klien. Pada konsep diri pasien mengalami harga diri rendah karena
komplikasi yang diderita seperti infeksi.
g. Pola persepsi sensori dan kognitif
Pasien tidak mengalami gangguan dalam persepsi.
h. Pola reproduksi seksual
Pasien mengalami gangguan pada reproduksi seksual.
i. Pola hubungan dan peran
17 | A s u h a n K e p e r a w a t a n O r c h i t i s
Hubungan dengan orang lain terganggu sehubungan dengan klien yang dirawat di
rumah sakit dan pasien harus bedrest total.
j. Pola penanggulangan stress
Klien sering melamun dan sedih karena keadaan sakitnya.
k. Pola tata niali dan kepercayaan
Dalam hal beribadah biasanya terganggu karena bedrest total tapi pasien yakin akan
cepat sembuh dan menganggap ini merupakan cobaan dari Allah SWT.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermia berhubungan dengan suhu tubuh meningkat
2. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan saraf perifer sekitar ulkus
3. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas jaringan
C. Intervensi Keperawatan
1. Hipertermia b.d suhu tubuh meningkat
18 | A s u h a n K e p e r a w a t a n O r c h i t i s
2. Nyeri akut b.d kerusakan saraf perifer sekitar ulkus
19 | A s u h a n K e p e r a w a t a n O r c h i t i s
klien tentang
management nyeri
20 | A s u h a n K e p e r a w a t a n O r c h i t i s
meminum obat
antibiotik sesuai resep
Ajarkan klien dan
keluarga tanda dan
gejala infeksi
Ajarkan cara menghidari
infeksi
Laporkan kecurigaan
infeksi
Laporkan kultur positif
D. Implementasi
Tahap implementasi ini merupakan tindakan pengelolahan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. (Setiadi, 2012)
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan yang merupakan
perbandingan dan sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan
atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. (Asmadi, 2008)
Sedangkan hasil yang kita harapkan adalah :
a. Tidak mengalami hipertermia
b. Tidak mengalami nyeri akut
c. Tidak terjadi infeksi
21 | A s u h a n K e p e r a w a t a n O r c h i t i s
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Orchitis adalah proses inflamasi (peradangan) satu atau kedua biji testis (zakar),
paling sering disebabkan/bersamaan dengan virus yang menyebabkan gondongan
(mumps). Setidak-tidaknya 1/3 laki-laki yang terkena mumps setelah akil balih akan
terkena orchitis. Penyebab lainnya adalah infeksi bakteri, termasuk didalamnya penyakit
menular seksual (PMS = STD), seperti gonorrhea atau chlamydia.
Orchitis sering disebut dengan "testis sakit" dan "selangkangan sakit" kadang-kadang
digunakan secara bergantian. Tapi selangkangan sakit terjadi pada lipatan kulit antara
paha dan perut --bukan di testis. Sedangkan penyebab nyeri selangkangan berbeda dari
penyebab nyeri testis.
B. Saran
Dengan telah membacanya makalah ini, agar mahasiswa diharapkan dapat mengerti,
mengetahui tentang Asuhan Keperawatan mengenai Orchitis, serta tindakan-tindakan
yang akan diambil dalam membuat Asuhan Keperawatan yang bermutu bagi klien. Serta
dituntut untuk bisa membandingkan antara teori dan kasus yang terjadi dilapangan.
22 | A s u h a n K e p e r a w a t a n O r c h i t i s
DAFTAR PUSTAKA
Baradero, Mary Dkk. 2006. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan System
Reproduksi & Seksualitas. Jakarta: EGC
Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3.
Jakarta: EGC.
Hartanto, Huriawati. 2008. Kamus Saku Mosby: Kedokteran, Keperawatan &
Kesehatan. Edisi 4. Jakarta: EGC
Price, Sylvia A. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6 Vol
2. Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Keperawatan Medikal-Bedah Volume 2. Jakarta: EGC
Snell, R. A. 2000. Anatomi Klinik. Edisi 6. Jakarta: EGC
23 | A s u h a n K e p e r a w a t a n O r c h i t i s