Professional Documents
Culture Documents
Mahasiswa SNT 38
Universitas Mataram
1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan beragam bahasa, tiap-tiap
daerah memiliki bahasanya masing-masing. Terdapat satu bahasa
persatuan yang dimengerti oleh seluruh masyarakat Indonesia yaitu bahasa
Indonesia, dimana bahasa Indonesia sendiri bertujuan agar individu-
individu tiap daerah dapat berkomunikasi dengan baik. Bahasa Indonesia
tidak hanya digunakan pada komunikasi lisan, melainkan juga pada saat
membuat tulisan, seperti pada pembuatan karya ilmiah, novel, cerpen,
koran, surat dinas maupun laporan penelitian. Pada pembuatan tulisan
terdapat aturan-aturan yang harus dipatuhi penulis, yaitu aturan Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan atau EYD. Dalam EYD terdapat
berbagai aturan agar tulisan menjadi baik dan benar, salah satunya yaitu
penggunaan huruf kapital dan huruf miring pada tulisan.
Secara umum huruf kapital dapat diartikan sebagai huruf yang
berukuran lebih besar dari ukuran huruf biasanya. Huruf kapital biasa
digunakan sebagai huruf pertama dari kata pertama dalam suatu kalimat.
Selain itu, huruf kapital juga sebagai penanda awal dimulainya suatu
kalimat.
Huruf miring adalah huruf yang letaknya miring, tetapi tidak
menyerupai tulisan tangan seperti pada kursif. Huruf miring biasanya
digunakan untuk penggunaan tulisan ilmiah atau ungkapan asing. Huruf
miring juga dapat digunakan saat ingin mengkhususkan suatu kata dalam
kalimat.
Pada saat ini, telah banyak orang yang dapat mengerti dan
membedakan suatu huruf, namun masih banyak yang belum mengerti dan
memahami kapan huruf tersebut harus digunakan atau tidak digunakan.
Pada media online sering dilakukan kesalahan pada penggunaan huruf
kapital dan huruf miring. Kesalahan penulisan sering terjadi pada huruf
kapital dan huruf miring. Pada huruf kapital, kesalahan yang dijumpai
biasanya berupa penggunaan kata depan atau nama orang, sedangkan
untuk huruf miring sering dijumpai kesalahan dalam penggunaan huruf
miring pada ungkapan asing atau nama ilmiah. Hal ini, sangat disayangkan
mengingat pentingnya aturan-aturan tersebut dalam hal tulis-menulis.
Selain itu, pada zaman ini telah terjadi kemajuan teknologi dan sebagian
masyarakat telah memiliki alat elektronik seperti laptop dan smartphone
untuk menunjang kegiatan sehari-hari, yang menyebabkan masyarakat
dapat mengakses segala sesuatunya dengan mudah, termasuk dalam hal
bacaan. Pada saat ini, banyak dijumpai media online yang tidak sesuai
dengan aturan-aturan berbahasa, hal ini dapat mempengaruhi pemahaman
masyarakat luas, karena pada dasarnya media online merupakan acuan
masyarakat untuk mendapatkan informasi.
Koran detiknews merupakan media online yang terkenal
dikalangan masyarakat luas, hal ini dikarenakan banyaknya informasi yang
dapat diakses dari media online ini. Oleh karena itu, dalam makalah ini
penulis berusaha untuk menganalisis kesalahan-kesalahan penggunaan
huruf kapital dan huruf miring dalam media online detiknews, agar
masyarakat dapat memahami huruf miring dan huruf kapital, dengan baik.
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah
2.1. Bagaimana penggunaan huruf kapital dan huruf miring dalam kaidah
Ejaan yang Disempurnakan?
2.2. Bagaimana bentuk-bentuk kesalahan dalam penulisan dalam kaidah
bahasa Indonesia?
3. Tinjauan Pustaka
Penelitian ini sebelumnya telah dilakukan oleh peneliti lain, hanya
saja media yang digunakan berbeda-beda. Media yang digunakan dapat
berupa koran, majalah dinding, majalah atapun karangan.
Peneliti pertama bernama Wiwi Kartiwi pada tahun 2015. Dalam
skripsinya yang berjudul Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital
Pada Karangan Narasi Siswa Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Darul
Abror, Jatisampurna, Bekasi. Dalam penelitiannya Wiwi lebih
menekankan tentang analisis kesalahan penggunaan huruf kapital pada
karangan narasi siswa. Pada skripsi Wiwi menjelaskan bahwa kata
merupakan kunci utama yang membentuk karangan, oleh karena itu
sejumlah kata dalam bahasa Indonesia harus dipahami agar ide maupun
pesan seseorang dapat dimengerti. Dari hasil penelitian, kesalahan banyak
terjadi pada saat huruf kapital digunakan sebagai kata pada awal kalimat,
persentase kesalahannya sebesar 58.70% dengan jumlah kesalahan
sebanyak 27 kata dan jumlah kata yang digunakan sebesar 46.
Peneliti kedua bernama Romi yang melakukan penelitian pada
tahun 2014. Dalam skripsinya yang berjudul Analisis Kesalahan
Penggunaan Huruf Kapital dan Tanda Baca Dalam Cerpen Siswa Kelas X
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Palmatak Tahun Pelajaran 2012/2013.
Pada skripsinya Romi menjelaskan bahwa cerpen yang baik dan mudah
dipahami harus ditulis dengan baik pula, dalam menuliskan cerpen terlebih
dahulu harus memahami bagaimana meletakkan tanda baca dan pemakaian
huruf kapital. Romi juga membeberkan masalah dalam menulis cerpen
dengan memperhatikan tanda baca dan huruf kapital, menurutnya masih
banyak siswa yang belum memiliki minat dalam menulis cerpen dan masih
kurangnya pengetahuan siswa mengenai tanda baca dan huruf kapital.
Pada penelitiannya, Romi mengambil sampel dari 3 kelas, yang tiap-tiap
kelas diambil hanya 15 siswa. Pada simpulannya, pemakaian huruf kapital
dianggap masih kurang, karena masih banyak siswa yang tidak tepat dalam
menempatkan huruf kapital.
Ratna Susanti (2015) dalam jurnalnya yang berjudul Kesalahan
Penggunaan EYD Dalam Karya Ilmiah Mahasiswa Politeknik Indonesia
Surakarta menjelaskan bahwa karya tulis, ditulis dengan mengikuti
kriteria penulisan ilmiah. Kriteria tersebut dapat diamati dari cara
menyajikan argumen dalam tulisannya. Karangan ilmiah biasanya
menyajikan fakta secara objektif dan sistematis, penulisannya cermat,
tepat, dan benar, ditulis tidak secara emotif, tidak argumentatif, tidak
ambigu, tidak berlebihan, dan tidak persuasive, serta karangan ilmiah
menyajikan kebenaran fakta. Dari penelitian yang dilakukan, didapatkan
data bahwa masih banyak mahasiswa politeknik yang tidak menggunakan
huruf miring dalam menuliskan kata ilmiah atau ungkapan asing dalam
laporan Tugas Akhir mahasiswa Diploma Tiga Politeknik Indonesia
Surakarta.
4. Landasan Teori
Dalam melakukan sebuah penelitian, terdapat teori yang megikutinya.
Teori-teori tersebut dimuat dalam landasan teori. Pada makalah ini penulis
menjabarkan mengenai teori kesalahan berbahasa, huruf kapital dan
penggunaannya, serta huruf miring beserta penggunaannya.
4.1. Menurut Tarigan (1990: 68) analisis kesalahan berbahasa adalah
suatu proses kerja yang digunakan oleh para guru dan peneliti bahasa
dengan langkah-langkah pengumpulan data, pengidentifikasian
kesalahan yang terdapat di dalam data, penjelasan kesalahan kesalahan
tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya,
serta pengevaluasian taraf keseriusan kesalahan itu.
Pranowo (1996: 58) menjelaskan bahwa, analisis kesalahan
berbahasa adalah usaha untuk membantu tercapainya tujuan belajar
bahasa pembelajar dengan mengetahui sebab-sebab dan cara mengatasi
kekeliruan-kekeliruan berbahasa yang mereka lakukan dalam proses
menguasai B2.
Pendapat kedua ahli sama-sama menjelaskan mengenai penyebab
terjadinya suatu kesalahan berbahasa, namun dari kedua ahli, pendapat
Tarigan lebih lengkap dibandingkan dengan Pranowo, karena Tarigan
menjelaskan bagaimana langkah-langkah serta pengklasifikasiannya
kesalahan tersebut.
4.2. Huruf kapital adalah huruf yang berukuran dan berbentuk khusus
(lebih besar dari huruf biasanya), biasanya digunakan sebagai huruf
pertama dari kata pertama dalam kalimat, huruf pertama nama diri dan
sebagainya (KBBI, 2016). Pada dasarnya huruf kapital merupakan
huruf yang dianggap penting, karena huruf kapital penanda awal
dimulainya suatu kalimat. Pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (2016: 5) dijelaskan bagaimana penggunaan huruf kapital
yang baik dan benar, sebagai berikut.
a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.
Misalnya:
Dia mengantuk.
Apa maksudnya?
Kita harus bekerja keras.
Pekerjaan itu akan selesai dalam satu jam.
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang
termasuk julukan.
Misalnya:
Amir Hamzah
Dewi Sartika
Wage Rudofl Supratman
Halim Perdanakusumah
Jenderal Kancil
Dewa Pedang
Alessandro Volta
Andr-Marie Ampre
Mujair
Rudolf Diesel
Catatan:
1) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama
orang yang merupakan nama jenis atau nama satuan
ukuran.
Misalnya:
ikan mujair
mesin diesel
5 ampere
10 volt
2) Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf
pertama kata yang bermakna anak dari, seperti bin, bint,
boru, dan van, atau huruf pertama kata tugas.
Misalnya:
Abdul Rahman bin Zaini
Siti Fatimah binti Salim
Indani boru Sitanggang
Charles Adriaan van Ophuijsen
Ayam Jantan dari Timur
Mutiara dari Selatan
c. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.
Misalnya:
Adik bertanya, Kapan kita pulang?
Orang itu menasihati anaknya, Berhati-hatilah, Nak!
Mereka berhasil meraih medali emas, katanya.
Besok pagi, kata dia, mereka akan berangkat.
d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama
agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti
untuk Tuhan.
Misalnya:
Islam Alquran
Kristen Alkitab
Hindu Weda
Allah
Tuhan
Allah akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya.
Ya, Tuhan, bimbinglah hamba-Mu ke jalan yang Engkau
beri rahmat.
e. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar
kehormatan, keturunan, atau akademik yang diikuti nama orang,
termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang.
Misalnya:
Mahaputra Yamin
Sultan Hasanuddin
Haji Agus Salim
Imam Syafii
Nabi Ibrahim
Raden Ajeng Kartini
Doktor Mohammad Hatta
Agung Permana, Sarjana Hukum
Irwansyah, Magister Humaniora
f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar
kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan
dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan.
Misalnya:
Selamat datang, Yang Mulia.
Semoga berbahagia, Sultan.
Terima kasih, Kiai.
Selamat pagi, Dokter.
Silakan duduk, Prof.
Mohon izin, Jenderal.
g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan
dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai
pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik
Perdana Menteri Nehru
Profesor Supomo
Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara
Proklamator Republik Indonesia (Soekarno-Hatta)
Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
Gubernur Papua Barat
h. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku
bangsa, dan bahasa.
Misalnya:
bangsa Indonesia
suku Dani
bahasa Bali
Catatan:
Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai
bentuk dasar kata turunan tidak ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
pengindonesiakan kata asing
keinggris-inggrisan
kejawa-jawaan
i. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan,
hari, hari besar, atau hari raya.
Misalnya:
tahun Hijriah tarikh Masehi
bulan Agustus bulan Maulid
hari Jumat hari Galungan
hari Lebaran hari Natal
j. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur na-ma peristiwa
sejarah.
Misalnya:
Konferensi Asia Afrika
Perang Dunia II
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Catatan:
Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama
tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerde-kaan
bangsa Indonesia.
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang
dunia.
k. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Misalnya:
Jakarta Asia Tenggara
Pulau Miangas Amerika Serikat
Bukit Barisan Jawa Barat
Dataran Tinggi Dieng Danau Toba
Jalan Sulawesi Gunung Semeru
Ngarai Sianok Jazirah Arab
Selat Lombok Lembah Baliem
Sungai Musi Pegunungan Himalaya
Teluk Benggala Tanjung Harapan
Terusan Suez Kecamatan Cicadas
Gang Kelinci Kelurahan Rawamangun
Catatan:
1) Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak
ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
berlayar ke teluk mandi di sungai
menyeberangi selat berenang di danau
2) Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama
jenis tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
jeruk bali (Citrus maxima)
kacang bogor (Voandzeia subterranea)
nangka belanda (Anona muricata)
petai cina (Leucaena glauca)
Misalnya:
Dg. daeng
Dt. datuk
R.A. raden ayu
St. sutan
Tb. tubagus
Dr. doktor
Prof. profesor
Tn. tuan
Ny. nyonya
Sdr. saudara
o. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman,
serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau
pengacuan.
Misalnya:
Kapan Bapak berangkat? tanya Hasan.
Dendi bertanya, Itu apa, Bu?
Silakan duduk, Dik! kata orang itu.
Surat Saudara telah kami terima dengan baik.
Hai, Kutu Buku, sedang membaca apa?
Bu, saya sudah melaporkan hal ini kepada Bapak.
Catatan:
(1) Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan pe-nyapaan atau
pengacuan.
Misalnya:
5. Metode Penelitian
Dalam melakukan sebuah penilitian biasanya terdapat metode yang
dilakukan. Metode merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu
didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis.
Dalam penelitian ini, langkah awal yang dilakukan yaitu dengan
mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan dengan membaca dan
mengamati berita pada media online. Setelah itu, data yang sudah
terkumpul, diamati dan dicari letak kesalahan penulisannya. Langkah
selanjutnya, data yang telah diamati dan diperiksa, dicatat dalam sebuah
buku agar mudah memilahnya. Pengumpulan data dibagi menjadi dua
objek, yang pertama objek mengenai kesalahan dalam penulisan huruf
kapital dan yang kedua mengenai kesalahan dalam penulisan huruf miring.
Pada tahap kedua, yaitu analisis data, dilakukan pembandingan
bentuk-bentuk kesalahan yang telah ditemukan dengan aturan-aturan yang
ada, aturan-aturan ini terdapat pada Ejaan yang Disempurnakan.
Selain pengumpulan data dan analisis data, terdapat pula tahap
penyajian data. Penyajian data merupakan suatu tahap yang penting dalam
melakukan suatu penelitian, yang bertujuan untuk memudahkan penulis
dalam menganalisis data tersebut. Selain itu, penyajian data juga dilakukan
agar data dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang ada.
Dalam penyajian data, penulis menggunakan kalimat untuk
menyampaikan hasil penelitian penulis. Setalah didapatkan data dan
kemudian dianalisis, penulis kemudian menyajikan data tersebut dalam
bentuk kalimat yang padu.
6. Pembahasan
Pada pembahasan ini, penulis mengelompokkan kesalahan-
kesalahan penulisan menjadi dua bagian, yang pertama pengelompokkan
kesalahan pada penulisan huruf kapital dan pengelompokkan kesalahan
pada penulisan huruf miring.
6.1. Kesalahan penulisan huruf kapital
Kesalahan penulisan pada huruf kapital pada koran online
detiknews dapat dirangkum, sebagai berikut.
a) Seorang lelaki paruh baya ditemukan Meninggal didalam mobil
yang dikendarainya di Bukittinggi siang ini (Pria Paruh Baya
Ditemukan Meninggal Di Dalam Mobil).
b) Belum Jelas penyebab kematiannya. Lokasi di Jalan Mr. Asaat
No. 34 Mandiangin Koto Selayan (Pria Paruh Baya Ditemukan
Meninggal Di Dalam Mobil).
c) Untuk menjalankan titah Presiden, Budi blusukan ke daerah-
daerah untuk meninjau sejumlah terminal, pelabuhan hingga
bandara dan lokasi lainnya (Hobi Olahraga Pingpong dan Waktu
untuk Keluarga Menhub Budi Karya).
7. Penutup
7.1. Kesimpulan
1. Hal-hal yang berkaitan dengan menulis, berhubungan erat dengan
aturan-aturan yang ada pada Ejaan yang Disempurnakan.
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa penggunaan huruf kapital dan
huruf miring yang baik dan benar, harus sesuai dengan aturan yang
ada. Huruf kapital biasanya digunakan pada huruf pertama, dalam
suatu kalimat, sedangkan untuk huruf miring, lebih ditujukan
kepada kata asing yang ada atau bisa juga digunakan untuk
mengkhususkan suatu kata.
2. Dalam media online detiknews sering terjadi kesalahan pada
penggunaan huruf kapital dan miring. Pada detiknews, kesalahan
huruf kapital sering terjadi pada penggunaan nama jabatan yang
tidak diikuti oleh nama orang tersebut, sedangkan untuk huruf
miring, sering terjadi kesalahan pada kata asing, yang tidak
dimiringkan.
7.2. Saran
Dalam melakukan sebuah penelitian, peneliti sebaiknya memahami
tentang objek yang akan diteliti , sehingga dapat menghindari
kesalahan yang tidak diinginkan saat melakukan penelitian.
8. Daftar Pustaka
Fadhil, Haris. (2017, Januari 15). Sempat Dibekukan, TransJ Cibubur-
Cawang Beroperasi Lagi 24 Januari. Detik News. Diakses dari
https://news.detik.com/berita/d-3396473/sempat-dibekukan-transj-
cibubur-cawang-beroperasi-lagi-24-januari
Jordan, Ray. (2017, Januari 15). Dikawal Pasukan Berkuda, PM Jepang
Tiba di Istana Bogor. Detik News. Diakses dari
https://news.detik.com/berita/d-3396475/dikawal-pasukan-
berkuda-pm-jepang-tiba-di-istana-bogor
Kartiwi, Wiwik. 2015. Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital
Pada Karangan Narasi Siswa Kelas VII Madrasah Tsanawiyah
Darul Abror, Jatisampurna, Bekasi. Skripsi. FKIP, Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Ratya, Mega Putra. (2016, Desember 06). Hobi Olahraga Pingpong dan
Waktu untuk Keluarga Menhub Budi Karya. Detik News. Diakses
dari https://news.detik.com/tokoh/d-3363748/hobi-olahraga-
pingpong-dan-waktu-untuk-keluarga-menhub-budi-karya
Romi. 2014. Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dan Tanda
Baca Dalam Cerpen Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas
Negeri 1 Palmatak Tahun Pelajaran 2012/2013. Tanjungpinang:
Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Susanti, Ratna. 2015. Kesalahan Penggunaan EYD Dalam Karya Ilmiah
Mahasiswa Politeknik Indonesia Surakarta. Vol 1 (2).
Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia. 2016. Panduan Umum
Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Badan Pengembang dan
Pembinaan Bahasa.
Torano, Inyiak Alfatah. (2017, Januari 15). Pria Paruh Baya Ditemukan
Meninggal Di Dalam Mobil. Detik News. Diakses dari
https://pasangmata.detik.com/contribution/252794
Uripah. 2014. Analisis Kesalahan Penggunaan Kalimat Imperatif V-Nasai
dan V-Te Kudasai Bahasa Jepang. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Zaf. (2017, Januari 15). Copet Nyaris Dikeroyok Warga. Detik News.
Diakses dari https://news.detik.com