You are on page 1of 9

Tingkat Spiritualitas dan Tingkat Depresi DK Vol.3/No.

1/Maret/2015

TINGKAT SPIRITUALITAS DAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA


Mutia Rahmah1, Ahmad Husairi2, Fauzan Muttaqien3
1
Bagian Keperawatan Jiwa Pgrogram Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Lambung Mangkurat
2
Bagian Anatomi Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Lambung Mangkurat
3
Bagian Fisiologi Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Lambung Mangkurat

Email korespondensi: mutia30.mr@gmail.com

ABSTRAK
Perubahan-perubahan fisik, psikologis, dan sosial pada lansia dapat menjadi stresor dalam
kehidupannya yang mungkin mengarah pada depresi. Spiritualitas dapat digunakan sebagai sumber
koping yang adaptif, sehingga mencegah depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
tingkat spiritualitas dengan tingkat depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi
Sejahtera Provinsi Kalimantan Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan
menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di PSTW Budi Sejahtera Provinsi
Kalimantan Selatan. Responden dalam penelitian ini sebanyak 54 lansia yang ditentukan secara
purposive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner The Daily Spiritual
Experience Scale dan Short Form Geriatric Depression Scale. Data dianalisis menggunakan uji
Gamma dan Somersd. Hasil penelitian didapatkan hubungan sedang dengan pola negatif pada tingkat
spiritualitas dengan tingkat depresi pada lansia di PSTW Budi Sejahtera Provinsi Kalimantan Selatan
(p = 0,032, p < 0,05, r= -0,333). Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan tingkat spiritualitas
dengan tingkat depresi pada lansia di PSTW Budi Sejahtera Provinsi Kalimantan Selatan.

Kata-kata kunci: spiritualitas, depresi, lansia.

ABSTRACT
Physical, psychological, and social changes in elderly can be a stressor in their lives that may lead to
depression. Spirituality could be used as an adaptive coping source with the result that prevent
depression. This study was aimed to know the relationship of spirituality level with depression level in
elderly at Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Sejahtera Province of South Kalimantan. The
study was a descriptive analytic with cross sectional approach. It was conducted at PSTW Budi
Sejahtera Province of South Kalimantan. There were 54 elderly as respondents were determined by
purposive sampling technique. The data were collected by using questionnaires of The Daily
Spiritual Experience Scale and the Short Form-Geriatric Depression Scale. Data analysis used
Gamma Somersd test. The result of this study showed that there was moderate negatively
relationship of spirituality level with depression level in elderly at PSTW Budi Sejahtera Province of
South Kalimantan (p = 0.032, p < 0.05, r = -0,333). It was concluded that there was relationship of
spirituality level with depression level in elderly at PSTW Budi Sejahtera Province of South
Kalimantan.

Keywords: spirituality, depression, elderly.

PENDAHULUAN antara tahun 2015 2050. Indonesia berada


di urutan keempat setelah China, India, dan
Di negara berkembang, jumlah
Jepang. Penduduk lansia di Indonesia tahun
penduduk usia 60 tahun ke atas
2007 berjumlah 18,7 juta (8,42%),
diperkirakan meningkat menjadi 20%

56
Tingkat Spiritualitas dan Tingkat Depresi DK Vol.3/No.1/Maret/2015

tahun2010 meningkat menjadi 9,77%, dan Anggrek 10 lansia laki-laki, wisma Mawar
tahun 2020 diperkirakan menjadi 28,8 juta 6 lansia perempuan, wisma Isolasi A 5
(11,34%) (1). lansia perempuan, wisma Aster 9 lansia
Pembangunan nasional di segala laki-laki, wisma Sakura 11 lansia
bidang telah membuahkan hasil yaitu perempuan, wisma Kenanga 8 lansia
peningkatan derajat kesehatan masyarakat perempuan, dan wisma Nusa Indah 8 lansia
secara umum. Hal ini dapat dilihat dengan laki-laki.
adanya penurunan angka kematian ibu dan Data yang di peroleh dari hasil studi
bayi, serta meningkatnya usia harapan pendahuluan di PSTW Budi Sejahtera
hidup (2). Usia harapan hidup di Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan pada Februari
tahun 2010 mencapai 67,4 tahun dan tahun 2012 jumlah lansia yang berada di PSTW
2020 akan meningkat menjadi 71,1 tahun Budi Sejahtera Provinsi Kalimantan Selatan
(3). Peningkatan usia harapan hidup dapat 110 orang, dengan jumlah lansia laki-laki
berakibat terhadap permasalahan lansia. 46 orang dan lansia wanita 64 orang. Lansia
Pemasalahan yang muncul akibat adanya yang beragama Islam 107 orang, Kristen
berbagai perubahan baik fisik, psikologis Katolik 1 orang, Kristen Protestan 1 orang,
maupun sosial (4). Budha 1 orang.
Depresi merupakan masalah Berdasarkan data dari PSTW Budi
psikiatrik yang sering terjadi pada lansia Sejahtera tahun 2009, 50 dari 110 lansia
(5). Rasa kesepian, terkucilkan, dan rasa yang berada di PSTW Budi Sejahtera
tidak diperhatikan memungkinkan kejadian diidentifikasi tanda dan gejala objektif yang
depresi (6). Prevalensi depresi pada lansia mengarah pada depresi, diperoleh hasil 10
yang berada Panti Perawatan sebesar 43% orang lansia mengalami depresi. Dari hasil
(7). Geriatric Depression Scale (GDS) penelitian Annisa Adninda (2010),
adalah alat untuk mendeteksi dan mengukur mayoritas lansia menunjukkan adanya
tingkat depresi pada populasi lansia (8). tanda-tanda ke arah depresi (44,32%) (11).
Spiritualitas membantu lansia untuk Penelitian tentang tingkat
menghadapi masalah yang ada. Setiap spiritualitas yang dihubungkan dengan
individu pasti memiliki aspek spiritual, tingkat depresi pada lansia di Banjarbaru
walaupun dengan tingkat pengalaman dan belum pernah dilakukan, sehingga peneliti
pengamalan yang berbeda-beda merasa tertarik untuk meneliti hubungan
berdasarkan nilai dan kepercayaan yang tingkat spiritualitas dengan tingkat depresi
mereka yakini (9). Terdapat hubungan yang pada lansia di PSTW Budi Sejahtera
terbalik antara frekuensi pengalaman Provinsi Kalimantan Selatan.
spiritual sehari-hari dengan gejala depresi
pada lansia (10).
METODE PENELITIAN
Panti Sosial Tresna Werdha
(PSTW) Budi Sejahtera Provinsi Rancangan penelitian yang
Kalimantan Selatan berada di Jl. Jend A. dilakukan adalah deskriptif analitik dengan
Yani Km. 21,7 Landasan Ulin, Banjarbaru. menggunakan pendekatan cross sectional.
PSTW Budi Sejahtera Provinsi Kalimantan Pengukuran dilakukan terhadap variabel
Selatan memiliki 13 wisma, yang terdiri bebas dan terikat secara bersamaan dalam
atas 5 wisma laki-laki, 7 wisma perempuan satu waktu untuk mengetahui adanya
dan 1 wisma isolasi. Setiap wisma diisi oleh hubungan tingkat spiritualitas dengan
5 11 lansia. Wisma Dahlia 8 lansia tingkat depresi pada lansia di PSTW Budi
perempuan, wisma Teratai 9 lansia Sejahtera Provinsi Kalimantan Selatan.
perempuan, wisma Seroja 9 lansia laki-laki, Populasi dalam penelitian ini adalah
wisma Melati 9 lansia perempuan, wisma semua lansia di PSTW Budi Sejahtera
Cempaka 8 lansia perempuan, wisma Provinsi Kalimantan Selatan yaitu 110
Flamboyan 10 lansia laki-laki, wisma lansia. Sampel dalam penelitian ini adalah

57
Tingkat Spiritualitas dan Tingkat Depresi DK Vol.3/No.1/Maret/2015

lansia yang tinggal di PSTW Budi dikategorikan menjadi spiritualitas rendah


Sejahtera Provinsi Kalimantan Selatan (0-8), spiritualitas sedang (9-18),
dengan kriteria inklusi berusia 60 tahun, spiritualitas tinggi (19-28).
bersedia menjadi responden, dapat Kuesioner Short Form - GDS
berkomunikasi dengan baik, dan kooperatif. digunakan untuk mengukur tingkat depresi.
Teknik pengambilan sampel pada Kuesioner Short Form - GDS tidak
penelitian ini adalah purposive sampling. divalidasi karena sudah valid dan reliabel
Penentuan besar sampel pada menurut data Internasional sebelumnya.
penelitian ini dengan menggunakan rumus Kuesioner ini memiliki sensitivitas 92%
sebagai berikut (12): dan spesifisitas 89%. Short Form - GDS
n = N terdiri atas lima belas pertanyaan dengan
1 + N (d2) item favourable (positif) dan unfavourable
= 54 (negatif). Item favourable, apabila
1 + 54 (0,052) menjawab Ya memiliki nilai 1,
= 47,57 (dibulatkan menjadi 48) sedangkan item unfavourable, apabila
menjawab Tidak memiliki nilai 1.
Total populasi lansia yang ada di Tingkat depresi dikategorikan menjadi
panti yaitu 110 orang diinklusi terlebih normal (0-4), depresi ringan (5-8), depresi
dahulu. Diperoleh 54 lansia yang sedang (9-11), depresi berat (12-15) (7).
memenuhi kriteria inklusi. Jumlah lansia Variabel bebas yang diteliti adalah
yang telah memenuhi kriteria inklusi tingkat spiritualitas dan variabel terikat
dimasukkan ke dalam rumus penentuan dalam penelitian ini adalah tingkat depresi.
besar sampel. Hasil perhitungan besar Data yang diperoleh dianalisis secara
sampel menunjukkan jumlah sampel statistik dengan uji Gamma dan Somersd
minimal yang diperlukan dalam penelitian dengan tingkat kepercayaan 95%.
ini adalah 48 orang lansia. Pada penelitian Penelitian ini dilakukan di PSTW Budi
ini jumlah sampel yang digunakan adalah Sejahtera Provinsi Kalimantan Selatan pada
54 orang lansia. Maret - November 2012.
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuesioner. Ada dua
HASIL DAN PEMBAHASAN
kuesioner yang digunakan, yaitu DSES
(The Daily Spiritual Experience Scale) dari Penyajian hasil meliputi tingkat
Lynn G. Underwood dan Short Form - spiritualitas, tingkat depresi, dan hubungan
Geriatric Depression Scale (Short Form- tingkat spiritualitas dengan tingkat depresi
GDS). pada lansia di PSTW Budi Sejahtera
Kuesioner DSES terdiri atas empat Provinsi Kalimantan Selatan.
belas item yang telah valid dan reliabel,
dirancang untuk menilai tingkat
spiritualitas. Kuesioner ini telah
dimodifikasi dan dilakukan uji validitas dan
reliabilitas dengan tingkat kepercayaan
95% menggunakan paket statistik untuk
komputer. Kuesioner DSES terdiri atas
empat belas item. Tiga belas item berupa
pernyataan dengan format 3 pilihan
jawaban, yaitu tidak pernah (0), kadang-
kadang (1), selalu (2) dan satu pertanyaan
dengan format 3 pilihan jawaban, yaitu
tidak sama sekali (0), agak dekat (1), sangat
dekat (2). Tingkat spiritualitas

58
Tingkat Spiritualitas dan Tingkat Depresi DK Vol.3/No.1/Maret/2015

Tingkat Spiritualitas Lansia di PSTW mereka dapatkan, dan ingin lebih dekat lagi
Budi Sejahtera Provinsi Kalimantan kepada Sang Pencipta.
Selatan
Tingkat Depresi Lansia di PSTW Budi
Sejahtera Provinsi Kalimantan Selatan
Rendah
9,3% 1,9% 0%
85,2% Sedang
5,6%
Normal
Tinggi 35,2% 63%
Ringan

Sedang

Gambar 1. Diagram Distribusi Responden Berat

Berdasarkan Tingkat Spiritualitas

Hasil penelitian pada gambar 1 Gambar 2. Diagram Distribusi Responden


menunjukkan bahwa tingkat spiritualitas Berdasarkan Tingkat Depresi
rendah 3 orang (5,6%), tingkat spiritualitas
Hasil penelitian pada gambar 2
sedang 5 orang (9,3%) dan tingkat
menunjukkan bahwa responden yang
spiritualitas tinggi 46 orang (85,2%). Hasil
normal 34 orang (63%), depresi ringan 19
ini menunjukkan bahwa sebagian besar
orang (35,2%), depresi sedang 1 orang
responden (85,2%) memiliki tingkat
(1,9%), dan depresi berat 0 orang (0%).
spiritualitas tinggi.
Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian
Menurut Kinasih (2012), lansia
besar responden (63%) memiliki tingkat
lebih mendekatkan diri pada Tuhan (13).
depresi normal.
Kehidupan keagamaan pada lansia sudah
Depresi sering terjadi pada lansia
mencapai tingkat kemantapan,
penghuni panti (15). Perubahan kehidupan
meningkatnya kecenderungan untuk
yang dialami membuat para lansia rentan
menerima pendapat keagamaan, mulai
mengalami depresi, terutama bagi lansia
muncul pengakuan terhadap realitas tentang
yang tinggal di panti. Perubahan kehidupan
kehidupan akhirat secara lebih sungguh-
yang dimaksud antara lain adalah pensiun,
sungguh, timbul rasa takut kepada kematian
penyakit atau ketidakmampuan fisik,
yang meningkat sejalan dengan usia yang
tinggal di panti, kematian pasangan, dan
bertambah lanjut. Spiritualitas adalah energi
kebutuhan untuk mendapatkan perawatan
yang menghubungkan masa lanjut usia
(16, 17). Tingginya stresor dan peristiwa-
untuk mengenal dirinya lebih dalam dan
peristiwa kehidupan yang tidak
merasa terhubung dengan Tuhan dan alam
menyenangkan dapat menimbulkan
semesta sehingga memunculkan perasaan
kemungkinan lansia mengalami kecemasan,
damai dan bahagia (14).
kesepian, sampai pada tahap depresi (16).
Dilihat dari data di atas, jumlah
Dilihat dari data di atas, jumlah
lansia yang memiliki spiritualitas tinggi 46
lansia yang tidak mengalami depresi
orang. Jumlah ini lebih besar dibandingkan
(normal) 34 orang. Jumlah ini lebih besar
jumlah lansia dengan tingkat spiritualitas
dibandingkan dengan lansia yang memiliki
sedang 5 orang dan spiritualitas rendah 3
tingkat depresi ringan 19 orang dan depresi
orang. Spiritualitas pada lansia semakin
sedang 1 orang. Keadaan ini dipengaruhi
terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari.
oleh spiritualitas dari setiap lansia. Lansia
Mereka menyadari bahwa ada Tuhan yang
menjadikan spiritualitasnya sebagai sumber
selalu memperhatikan, semua kejadian yang
koping yang adaptif sehingga mampu
dialami selama ini sudah diatur oleh Yang
menangkal dampak negatif dari perubahan-
Maha Kuasa. Lansia memasrahkan
perubahan dalam kehidupannya. Kondisi
keadaannya saat ini, mensyukuri apa yang

59
Tingkat Spiritualitas dan Tingkat Depresi DK Vol.3/No.1/Maret/2015

tersebut mengisyaratkan bahwa spiritualitas yang manifestasinya bisa berbeda pada


mempengaruhi penurunan tingkat depresi masing-masing individu. Gejala depresi
pada lansia. termasuk penurunan mood seperti murung,
Faktor-faktor lain yang tidak sedih, rasa putus asa (19), kesepian, dan
diungkap dalam penelitian ini dan dianggap tidak bahagia (20). Umumnya perasaan
berperan dalam depresi pada lansia yaitu yang secara dominan muncul adalah
pengalaman hidup, kepribadian, harga diri perasaan tidak berdaya dan kehilangan
(self-esteem) dan dukungan sosial. Dari harapan (17). Depresi pada lansia seringkali
hasil penelitian Jayanti dkk (2008) tidak terdekteksi karena mereka lebih
menyatakan bahwa faktor demografi (umur, memfokuskan pada keluhan fisik yang
jenis kelamin, status menikah, tingkat sebenarnya adalah penyerta dari gangguan
pendidikan) dan fungsi fisik tidak mental-emosionalnya (21).
berpengaruh signifikan terhadap tingkat Lansia cenderung tidak
depresi pada lansia (18). memperdulikan perubahan perasaan yang
dialaminya dan menganggap hal itu biasa
saja sehingga menyebabkan suatu keadaan
Hubungan Tingkat Spiritualitas dengan
yang tidak sehat secara mental terus
Tingkat Depresi pada Lansia
menetap dan depresi pun berkembang.
Terjadinya depresi pada lansia merupakan
Tabel 1. Tabulasi Silang Hubungan
Tingkat Spiritualitas dengan hasil interaksi dari berbagai faktor, baik
Tingkat Depresi pada Lansia dari faktor biologis, psikologis dan sosial.
Spiritualitas dan agama berperan
Tingkat Tingkat Depresi Tot penting dalam kehidupan lansia.
Spirituali Nor Ring Seda Ber al Spiritualitas membantu untuk mengatasi
tas mal an ng at masalah akibat perubahan-perubahan dalam
Rendah 1 1 1 0 3 kehidupan dan membantu lansia untuk
Sedang 1 4 0 0 5 menghadapi hari esok (22,23). Pengalaman
Tinggi 32 14 0 0 46
spiritual sehari-hari memiliki hubungan
Total 34 19 1 0 54
yang positif dengan rasa bahagia, optimis,
Hasil uji
Gamma dan
p = 0,032 dan menghargai diri sendiri, menerima
r = -0,333 kehidupan yang dimiliki (10). Beberapa
Somersd
lansia mengatakan bahwa mereka menerima
Tabel 1 menunjukkan bahwa 32 semua keadaan yang dialami dan meyakini
responden memiliki tingkat spiritualitas bahwa apa yang terjadi kepada mereka
tinggi dengan tingkat depresi normal. Hasil sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
analisis hubungan tingkat spiritualitas Spiritualitas mereka wujudkan melalui
dengan tingkat depresi menggunakan uji kegiatan keagamaan seperti membaca kitab
Gamma dan Sommersd menunjukkan nilai suci, berdoa, dan sholat, menghadiri
p = 0,032 (p < 0,05), maka H0 ditolak. Hal pengajian dan ceramah yang diadakan oleh
ini menunjukkan terdapat hubungan tingkat pihak panti.
spiritualitas dengan tingkat depresi pada Spiritualitas memberikan manfaat
lansia di PSTW Budi Sejahtera Provinsi bagi kesehatan fisik dan mental,
Kalimantan Selatan. Hasil hitung nilai diantaranya adalah melalui respon relaksasi,
koefisien korelasi (r) =-0,333, menunjukkan perilaku yang sehat, dukungan sosial,
hubungan yang sedang dan berpola negatif, makna dalam kehidupan, koping yang
artinya semakin tinggi tingkat spiritualitas adaftif, keadaan psikologis (emosi) yang
seorang lansia maka semakin rendah tingkat positif (24). Spiritualitas yang baik
depresinya, dan sebaliknya. menciptakan emosi yang positif
Depresi merupakan suatu sindrom (kebahagiaan, suka cita, syukur dan rasa
yang ditandai dengan sejumlah gejala klinis tenang) menyebabkan kelenjar-kelenjar dan

60
Tingkat Spiritualitas dan Tingkat Depresi DK Vol.3/No.1/Maret/2015

otak memproduksi hormon-hormon dan Hasil penelitian ini sesuai dengan


neuropeptida jenis lain yang memberikan hasil penelitian sebelumnya dari Rippentrop
manfaat dan menunjang kesehatan serta et al (2005) yang menyatakan bahwa
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap spiritualitas memiliki hubungan dengan
infeksi dan penyakit lainnya (13). Kegiatan tingkat depresi pada lansia (27) serta
keagamaan seperti meditasi atau berdoa menurut Underwood (2010) yang
menimbulkan respon relaksasi yang menyatakan adanya hubungan spiritualitas
berkontribusi terhadap penurunan aktivitas dan depresi dengan pola hubungan negatif
sistem saraf simpatis, penurunan tekanan (10). Menurut Snchez et al (2010) dan
darah, menurunkan tegangan otot. Agama Doolittle & Michael (2004), spiritualitas
berkontribusi dalam mencegah atau yang tinggi berhubungan dengan gejala
menurunkan perilaku yang tidak sehat depresi yang lebih rendah (23, 25). Menurut
seperti konsumsi alkohol, merokok dan Renu & Manju (2012), individu dengan
penyalahgunaan obat-obatan. Sering terlibat tingkat spiritualitas yang tinggi
dalam kegiatan keagamaan dikaitkan berhubungan dengan kesehatan mental yang
dengan sumber dukungan sosial yang baik (28).
semakin luas dan sumber dukungan sosial Hubungan antara kesehatan fisik
yang semakin luas akan memberikan dan kesehatan jiwa tidak terpisahkan.
dampak positif bagi kesehatan fisik dan Gangguan psikologis yang berkepanjangan
jiwa. Spiritualitas dianggap sebagai dapat menimbulkan gangguan kekebalan
mekanisme koping yang kuat dan berfungsi tubuh yang akhirnya juga berdampak pada
untuk mencegah dampak buruk dari stres gangguan kesehatan fisik, begitupun
(24). sebaliknya (21). Profesi keperawatan
Spiritualitas merupakan strategi memiliki paradigma tentang holistic care
koping yang adaptif untuk menghadapi dalam pemberian asuhan keperawatan
tantangan dalam kehidupan (25). dengan mempertimbangkan unsur body,
Spiritualitas adalah sumber energi bagi mind and spirit dalam pelayanan yang
lansia yang memberikan kekuatan untuk diberikan (29). Pendekatan holistik
menghadapi masalah dan merasa terhubung mengharuskan seorang perawat untuk
dengan Yang Maha Tinggi, alam, atau memandang individu secara keseluruhan
kekuatan yang dianggap lebih besar dari meliputi aspek fisiologis, psikologis,
dirinya sehingga memunculkan perasaan sosiokultural dan spiritual. Aspek spiritual
damai dan bahagia. Spiritualitas merupakan pada pasien sangat jarang tersentuh oleh
kesadaran dan perasaan dari seorang lansia perawat pada saat memberikan asuhan
akan hubungannya dengan keberadaan yang keperawatan. Hasil penelitian Sumiati dkk
Maha Tinggi, kekuatan yang dianggap lebih (2010), pemahaman perawat terhadap
besar dari dirinya sendiri, atau alam. pemenuhan kebutuhan spiritual klien masih
Perubahan-perubahan yang terjadi pada kurang optimal, padahal nilai kehidupan
lansia dapat menjadi stresor dan ibadah sesuai agama yang dianut juga
dikehidupannya. Spiritualitas yang baik menjadi fokus perhatian saat memberikan
membantu lansia untuk memiliki kehidupan asuhan keperawatan (30). Hasil penelitian
yang lebih bermakna, mereka dapat mengisi Djewarut (2012), menunjukkan bahwa
hari-harinya dengan kegiatan yang positif terdapat hubungan yang bermakna antara
dan bermanfaat. Dari hasil penelitian tingkat pengetahuan perawat tentang
Indirawati (2006), menyatakan bahwa perawatan spiritual dengan pelaksanaan
terdapat hubungan positif antara intervensi spiritual. Diharapkan agar
kematangan beragama dengan pengobatan dan perawatan fisik yang
kecenderungan strategi koping yang diberikan diimbangi dengan perawatan
berorientasi pada masalah (26). spiritual bagi pasien (31).

61
Tingkat Spiritualitas dan Tingkat Depresi DK Vol.3/No.1/Maret/2015

Rancangan yang digunakan dalam penelitian yang lebih lanjut dengan


penelitian ini bersifat cross sectional, menggunakan metode penelitian kualitatif
dimana rancangan ini mempunyai mengenai spiritualitas pada lansia serta
kelemahan yaitu pengambilan data variabel faktor-faktor yang mempengaruhinya,
bebas dan terikat dilakukan pada satu waktu sehingga akan diperoleh data yang
sehingga data yang didapat bisa jadi akan menggambarkan realitas yang kompleks
berbeda jika diambil pada waktu yang lain serta pemahaman makna atau bahkan
tergantung kondisi responden pada saat menemukan teori baru mengenai
penelitian. Instrumen yang digunakan spiritualitas pada lansia, baik di panti
dalam penelitian ini berupa kuesioner. maupun di komunitas.
Kuesioner yang digunakan telah memiliki
alternatif jawaban (bersifat tertutup)
KEPUSTAKAAN
sehingga jawaban yang diberikan responden
hanya berdasarkan jawaban yang sudah 1. Direktorat Pembinaan Pendidikan
tersedia dan tidak bisa mengembangkan Masyarakat. Petunjuk teknis pengajuan
jawaban yang lebih luas dan lengkap. dan pengelolaan bantuan
Variabel-variabel yang mempengaruhi penyelenggaraan kecakapan dan
tingkat spiritualitas dan tingkat depresi pengasuhan lansia. Dirjen Pendidikan
tidak diteliti dan dianalisis dalam penelitian Anak Usia Dini, Nonformal, dan
ini. Formal: Kementerian Pendidikan
Nasional. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Pendidikan Masyarakat,
PENUTUP
2011.
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, maka dapat disimpulkan 2. Herawati I, Wahyuni. Perbedaan
bahwa tingkat spiritualitas pada lansia di pengaruh senam otak dan senam lansia
PSTW Budi Sejahtera Provinsi Kalimantan terhadap keseimbangan pada orang
Selatan tahun 2012 menunjukkan lanjut usia. Infokes 2004; 8 (1): 19.
spiritualitas tinggi 46 orang (85,2%),
spiritualitas sedang 5 orang (9,3%), dan 3. Saputri MAW, ES Indrawati.
spiritualitas rendah 3 orang (5,6%). Tingkat Hubungan antara dukungan sosial
depresi pada lansia di PSTW Budi dengan depresi pada lanjut usia yang
Sejahtera Provinsi Kalimantan Selatan tinggal di Panti Wreda Wening
tahun 2012 menunjukkan normal 34 orang Wardoyo Jawa Tengah. Jurnal
(63%), depresi ringan 19 orang (35,2%), Psikologi Undip 2011; 9 (1): 65-72.
depresi sedang 1 orang (1,9%), dan depresi
berat 0 orang (0%). Terdapat hubungan 4. Hikmawati E, A Purnama. Kondisi
tingkat spiritualitas dengan tingkat depresi kepuasan hidup lanjut usia. Jurnal PKS
pada lansia di PSTW Budi Sejahtera 2008; VII (26): 79-93.
Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2012
dengan hasil p = 0,032 (p < 0,05) dan 5. Fiske A, JL Wetherell, M Gatz.
nilai r = -0,333. Depression in older adults. Annu Rev
Diharapkan pihak panti lebih Clin Psychol 2009; 5: 363-89.
meningkatkan kegiatan keagamaan bagi
para lansia untuk memenuhi kebutuhan 6. Marwiati. Hubungan mekanisme
spiritualnya sesuai dengan keyakinan yang koping dengan terjadinya depresi pada
dimiliki lansia. Lansia harus sering diberi lansia di Panti Wredha Wening
bimbingan dan pengetahuan terutama dalam Wardoyo Ungaran Kabupaten
hal keagamaan sehingga mampu untuk Semarang. Jurnal Ilmu Kesehatan
mengatasi masalah yang dihadapi. Adanya 2010; 2 (2): 1-9.

62
Tingkat Spiritualitas dan Tingkat Depresi DK Vol.3/No.1/Maret/2015

7. Kurlowich L, SA Greenberg. The pada lanjut usia yang tinggal di panti


geriatric depression scale (GDS). New wreda wening wardoyo Jawa Tengah.
York University: The Hartford Institute Jurnal Psikologi Undip 2011; 9 (1): 65-
for Geriatric Nursing, College of 72.
Nursing 2007; 4: 1-2.
17. Halis F, Wahyuningsri, Djurwadi G.
8. Kusbaryanto, R Narulita. Perbedaan Hubungan tingkat depresi dengan
tingkat depresi antara lansia yang tingkat kemandirian dalam aktivitas
memiliki keluarga dengan lansia yang sehari-hari pada pasien lanjut usia di
tidak memiliki keluarga. Mutiara Panti Wreda Griya Asih Kabupaten
Medika 2009; 9 (2): 101-7. Malang. Jurnal Kesehatan 2008; 6 (2):
160-6.
9. Hamid AY. Bunga rampai asuhan
keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta: 18. Jayanti WD, Mariyono S, Ema M.
EGC, 2008. Faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat depresi lansia di panti wredha
10. Underwood LG. The daily spiritual wiloso wredho Purworejo. JIK 2008;
experience scale: overview and results. 3 (2): 133-8.
Religions 2011; 2: 29-50.
19. Amir N. Diagnosis dan
11. Adninda A. Hubungan peristiwa penatalaksanaan depresi pascastroke.
kehidupan dengan status depresi pada Cermin Dunia Kedokteran 2005; 149:
lansia di Panti Sosial Tresna Werdha 1-68.
Budi Sejahtera Banjarbaru. Karya Tulis
Ilmiah. Martapura: Akademi 20. National Academy On An Aging
Keperawatan Intan, 2010. Society. Depression a treatable disease.
National Academy On An Aging
12. Nursalam. Konsep dan penerapan Society 2000; 9: 1-6.
metodologi penelitian ilmu
keperawatan. Jakarta: Salemba Medika, 21. Mahajudin MS. Peran psikogeriatri dan
2009. perawatan paliatif dalam upaya
meningkatkan kesehatan para lanjut
13. Kinasih KD, Aries W. Peran usia. Anima, Indonesian Psychological
pendampingan spiritual terhadap Journal 2008; 23 (3): 287-96.
motivasi kesembuhan pada pasien
lanjut usia. Jurnal STIKES 2012; 5 (1): 22. Hodge DR, Robin PB, Rita JA-C.
1-10. Spirituality and older adults: ethical
guidelines to enhance service
14. Yulianti. Pendekatan cultural spiritual provision. Advances in Social Work
dalam konseling bagi lansia. Bandung: (Spring) 2010; 11 (1): 1-16.
UIN Sunan Gunung Djati, 2011.
23. Snchez EGM, Francisco ALA, Juan
15. Koehler M, Terry R, John H et al. CMC. Daily spiritual experience in
Measuring depression in nursing home basque and mexicans: a quantitative
residents with the MDS and GDS: an study. Journal of Transpersonal
observational psychometric study. Research 2010; 2: 10-25.
BMC Geriatrics 2005; 5 (1): 1-8.
24. Hussain D. How religion/spirituality
16. Saputri MAW, Endang SI. Hubungan effects health?-reflections on some
antara dukungan sosial dengan depresi possible mechanisms. International

63
Tingkat Spiritualitas dan Tingkat Depresi DK Vol.3/No.1/Maret/2015

Journal of Existential Psychology &


Psychotherapy 2010; 3 (1): 1-3.

25. Doolittle BR, Michael F. The


association between spirituality and
depression in an urban clinic 2004; 6
(3): 114-8.

26. Indirawati E. Hubungan antara


kematangan beragama dengan
kecenderungan strategi coping. Jurnal
Psikologi Undip 2006; 3 (2): 69-92.

27. Rippentrop AE, EM Altmaier, JJ Chen


et al. The relationship between
religion/spirituality and physical health,
mental health, and pain in a chronic
pain population. Pain 2005; 116: 311
21.

28. Renu S, Manju. Spiritually and mental


health among normal and chronic
disease group. International Journal of
Research Studies in Psychology 2012;
2 (1): 59-68.

29. Puspita I. Aplikasi asuhan keperawatan


spiritual muslim di R. Firdaus III RS.
Al- Islam Bandung. Jurnal Unpad
2009; 11 (XX): 60-9.

30. Sumiati T, Meidiana D, Anggorowati


dkk. Pemahaman perawat terhadap
pemenuhan kebutuhan spiritual klien
pada pasien lansia di RSU Mardi
Lestari Kabupaten Sragen. Semarang:
PSIK Undip, 2010.

31. Djewarut H. Hubungan tingkat


pengetahuan perawat tentang
perawatan spiritual dengan pelaksanaan
intervensi spiritual di RS Dadi
Makassar. Jurnal Ilmiah Media
Kesehatan 2012; IV (1).

64

You might also like