Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menghadapi era globalisasi saat ini dimana masyarakat membutuhkan dan
sebagai fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respons yang ada harus
dimiliki perawat dapat dicapai melalui banyak cara. Salah satu cara untuk
bangku kuliah juga harus melalui pembelajaran di lahan praktik. Praktik klinik
ilmu yang didapat dan mengelola ruang perawatan dengan pendekatan proses
manajemen.
B. Tujuan Praktik
1. Tujuan Umum
berfokus pada pasien di Ruang Rawat Inap Lakitan 1.3 RSUP Dr.
2. Tujuan Khusus
mampu :
a. Melakukan kajian situasi di Ruang Rawat Inap Lakitan 1.3 RSUP Dr.
jawab unit
c. Mengorganisasikan pelayanan keperawatan di Ruang Rawat Inap
unit
d. Melakukan pengelolaan
e. Memberikan pengelolaan dan pengarahan organisasional.
f. Melakukan fungsi kontrol evaluasi terhadap program yang telah
dilakukan
BAB II
KAJIAN SITUASI
MANAJEMEN KEPERAWATAN
internasional 2019
2. Misi Rumah Sakit
a. Menyelenggarakan pelayanan, pendidikan dan penelitian berstandar
internasional
b. Menyelenggarakan promosi kesehatan secara komprehensif dan
berkelanjutan
c. Menjalin kemitraan dan melaksanakan sistem rujukan dengan rumah
sakit jejaring
d. Meningkatkan kompetensi, kinerja, dan kesejahteraan pegawai
3. Tata Nilai = Budaya RSMH dan Perilaku Utama
2006.
kepentingan masyarakat
b. Meningkatkan citra pelayanan pemerintah kepada masyarakat di
bidang kesehatan
c. Menghasilkan tenaga dokter umum, spesialis dan subspesialis serta
kesehatan pasien/keluarga.
5) Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat, memilki
inap Lakitan 1.3, visi ruangan ini lebih mengacu kepada visi
rumah sakit.
2) Misi
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan
bahwa misi ruangan rawat inap Lakitan 1.3 juga mengacu pada
kesenjangan.
c) Mengembangkan standar asuhan keperawatan yang ada.
d) Memberi kesempatan kepada semua tenaga keperawatan
pelayanan kesehatan.
g) Menciptakan iklim yang menunjang proses belajar mengajar
keperawatan.
h) Menunjang program pendidikan berkelanjutan bagi
pelayanan meliputi :
a) Memenuhi kebutuhan oksigenasi
b) Memenuhi kebutuhan nutrisi, keseimbangan cairan dan
elektrolit.
c) Memenuhi terapi parentral.
d) Menimbang berat badan.
e) Mencatat intake dan output.
f) Memenuhi kebutuhan eliminasi.
g) Memenuhi kebutuhan personal hygine.
h) Memenuhi kebutuhan aktivitas, istirahat dan tidur.
i) Memenuhi kebutuhan keselamatan dan keamanan.
j) Memenuhi kebutuhan psikososial.
k) Melakukan manajemen nyeri.
l) Perawatan luka.
m) Melakukan pendidikan kesehatan dan penyuluhan.
n) Melakukan perawatan pasien kritis dan meninggal.
3) Basis Intervensi
Ketidaktahuan dan ketidakmampuan pasien dalam
1. Sriwanda
2. Neliana
3. Rumaisah
4. M. Qodri
5. Yuliana
Uraian Tugas
a. Kepala Ruangan
1. Mengkoordinasi
a) Pelayanan keperawatan di ruang diagnostik dan perawatan.
b) Pemeliharaan alat diagnostik dan perawatan agar selalu dalam
keperawatan.
2. Perencanaan Pelayanan Keperawatan
a) Kebutuhan sumber daya manusia ( SDM ), alat medis, alat non
medis.
b) Menyusun jadwal dinas tenaga perawat dan tenaga lain sesuai
perawatan pasien.
6) Penilaian terhadap upaya peningkatan pengetahuan dan
selama dirawat.
h) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antar
perawatan diwilayahnya.
j) Mencatat hasil kegiatan bawahannya, setiap hari dan
periode tertentu.
k) Memecahkan masalah yang timbul baik:
1) Pasien atau karyawan bawahannya.
2) Masalah non tehnis yaitu: masalah pribadi yang
(PICA).
4. Mengevaluasi
a. Terhadap hasil pelayanan yang telah diberikan kepada pasien.
b. Mengevaluasi hasil pelaksanaan tugas bawahannya dan
kinerja dan menetapkan nilai Key Result Area (KRA) , hasil kerja
kepemimpinan.
c. Pelaporan:
1) Melaporkan hasil kegiatan bulanan setiap tanggal 3 awal bulan
diselesaikan.
5. Memeriksa dan Meneliti:
a. Pengisian sensus harian pasien.
b. Pengisian permintaan makanan pasien.
c. Meneliti dan menandatangani BCP.
d. Memeriksa dan meneliti pemberian terapi terhadap pasien.
b. Ketua Tim
1) Mengendalikan dan mengkoordinir:
a. Kegiatan asuhan keperawatan
b. Kegiatan pelayanan kesehatan.
c. Pelaksana tata tertib, kebersihan, keamanan.
2) Membagi tugas kepada semua tim
3) Memberikan bimbingan kepada anggota tim.
4) Memindahkan tenaga pelaksana dari suatu ruangan ke ruangan
berwenang.
c. Masalah sarana dan prasarana lapor ke Divisi pemeliharaan.
6) Mengadakan serah terima antara kedua tim dinas sore dan dinas
malam.
7) Mengabsen tenaga pelaksana perawat diruang-ruang di wilayah
cakupannya.
8) Mengadakan kunjungan keliling ke ruang yang berada di wilayah
c. Perawat Pelaksana
1. Pelaksana perawatan Ruang Rawat Inap Lakitan 1.3:
a) Menciptakan dan memelihara
1) Kebersihan rawat inap dan lingkungannya.
2) Alat-alat, perawatan medis, selalu dalam keadaan sipa
pakai.
3) Hubungan kerja sama yang baik dengan anggota lain
yaitu:
a. Memenuhi kebutuhan oksigen:
- Memberikan oksigen.
- Resusitasi.
- Mengisap lendir.
b. Memenuhi kebutuhan nutrisi, keseimbangan cairan
dan elektrolit.
- Memberi makan.
- Memberi minum.
- Memberi makan dengan sonde
c. Memberi terapi parentral:
- Memberi cairan melalui infuse.
- Tranfusi darah
d. Menimbang berat badan.
e. Mencatat intake dan out put.
ditempat tidur
- Mencegah infeksi nosokomial
- Menjaga keselamatan pasien yang dibawa
dengan branker/rollstoel
- Mencegah kecelakaan pada alat elektronik
- Mencegah kekeliruan pemberian obat.
- Mencegah kecelakaan akibat faktor lingkungan
h. Memenuhi kebutuhan kebersihan dan kenamanan
fisik:
- Memandikan pasien
- Mengganti pakaian pasien
- Menjaga kebersihan mulut
- Menyikat gigi
- Membersihkan mulut
- Memelihara gigi palsu
- Mengganti alat tenun tempat tidur
- Mencuci rambut
- Menyisir rambut
- Memotong kuku
i. Membantu pasien istirahat dan tidur
j. Memenuhi kebutuhan gerak dan jasmani
- Mengatur posisi baring pasien
- Melaksanakan mobilisasi dini sesuai kebutuhan
- Mengadakan ambulansi dini
- Mencegah dekubitus pada pasien tirah baring
lama.
k. Memenuhi kebutuhan spiritual
- Membantu pasien beribadah
- Membantu pelayanan mental spiritual pada
pasien
- Rawat/menghadapi sakaratul maut
- Merawat jenazah
l. Memenuhi kebutuhan emosional
- Melaksanakan program orientasi pada pasien
baru
- Tentang ruangan, tata tertib, fasilitas
- Melaksanakan komunikasi teraupetik
- Menyiapkan mental pasien preoperative
m. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan komunikasi
- Mengatur suhu badan
- Menghitung pernafasan
- Menghitung denyut nadi
- Mengukur tekanan darah
- Menghindari terjadinya alergi obat
- Melakukan tindakan darurat pada pasien
- Memberika kompres panas
- Memberi komores dingin
n. Memenuhi kebutuhan pengobatan
- Melaksanakan pemberian obat per-oral
- Melaksanakan pemberian obat parenteral
- Intrakutan
- Subkutan
- Intramuskular
- Intravena
o. Memenuhi kebutuhan penyluhan
- Memberikan penyuluhan secara individual
- Memberikan penyluhan secara kelompok
p. Memenuhi kebutuhan rehabilitasi
- Melatih pasien menggerakkan angota tubuh di
tempat tidur
- Melatih pasien turun dari tempat tidur
- Melatih pasien berjalan
- Melatih pasien menggunakan alat bantu
- Melatih pasien duduk di kursi roda
- Melatih pasien menggunakan alat penyanggah
- Evaluasi tindakan perawatan sebatas
kemampuan
- Catatan asuhan keperawatan
- Tugas pagi, sore, malam, dan hari libur secara
bergilir.
- Serah terima tugas, alat-alat, obat kepada
teraupetik
2) Pasien untuk tindakan pembedahan
3) Pasien yang akan pulang:
- penyelesaian adminitrasi
- penyuluhan kesehatan pada pasien dan keluarganya
kemampuan
f) Mengikuti pertemuan keperawatan sesuai dengan
kemampuan
g) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang
keperawatan
h) Melakukan pertolongan pertama kepada pasien dalam
(SP2KP).
1) Mekanisme Pelaksanaan Pengorganisasiaan di Ruangan
a). Kepala ruangan membagi menjadi 3 tim, dimana setiap tim
masing tim terdiri dari shift pagi, shift sore, dan shift malam
kekurangan anggota.
d). Jika kepala ruangan berhalangan karena sakit atau izin
penanggung jawab.
e). Perawat pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan kepada
tidur Ruang Rawat Inap Lakitan 1.3 berjumlah 31 TT, dengan rincian
sebagai berikut:
RUANG 3 4
4
3 4 TENUN
5
3 2 5
2
2 6 6
1
1 5
1
7
WC 8 1
7 2
W 4 5
C 6 3
5 4
3 2 1
GUDANG WC
NURSE STATION
RUANG TINDAKAN
PANTRY RUANG
RUANG
RUANG RAPAT PERAWAT
KARU
WC
2. Analisis Pasien
a. Karakteristik Pasien
Karakteristik pasien yang dirawat di ruang rawat inap Lakitan 1.3
adalah pasien dengan penyakit bedah yang lebih spesifik yaitu bedah
rawat di ruang rawat inap Lakitan 1.3 lebih banyak dirawat dengan
dirawat di ruang rawat inap Lakitan 1.3 lebih banyak berumur antara
dirawat di ruang rawat inap Lakitan 1.3 lebih banyak berjenis kelamin
Tabel 2.6
Karakteristik pasien berdasarkanpekerjaan di ruang rawat inap
Lakitan 1.3 pada tanggal 30 Agustus 2016
ruang rawat rawat inap lakitan 1.3 adalah pendidikan menengah dengan
persentase 53,3%.
b. Ketergantungan Pasien
Hasil observasi kategori ketergantungan pasien yang dilakukan di
ruang rawat inap Lakitan 1.3 pada tanggal 30 Agustus dapat dilihat
dibutuhkan ruangan rawat inap Lakitan 1.3 pada pagi, sore, dan malam
kebutuhan perawat untuk dinas pagi, sore dan malam di ruang rawat
pelaksana, jadi jumlah perawat yang ada di ruang rawat inap Lakitan
sebanyak 15 orang.
(IGD) dan Poli rawat inap rumah sakit umum pusat Dr. Mohammad
Hoesin Palembang.
2) Tata cara/prosedur/langkah-langkah penerimaan pasien di ruangan
rawat.
Skema prosedur penerimaan pasien di ruang rawat Lakitan 1.3
Pasien
RSMH
IGD IRJ
IRNA
Tata cara penerimaan pasien pada ruangan Lakitan 1.3 dimulai dari
IGD atau Poli rawat inap akan mengkonfirmasi ke ruangan apakah ada
ruangan yang tersedia, sebelumnya pihak IGD atau Poli rawat inap
jenis kelamin pasien, umur pasien dan diagnosa pasien. Jika ada bed
b. Manajemen unit
1) Perencanaan.
sebagainya
vi) Mengecek ulang keadaan pasien, perawat dan lingkungan yang
belum teratasi
vii) Mempersiapkan dan merencanakan kegiatan asuhan
ketergantungan pasien
viii) Operan
b) Rencana harian ketua tim
Setiap hari ketua tim membuat rencana harian berupa dan
perawat pelaksana
viii) Melakukan audit dokumentasi
ix) Membuat laporan bulanan
e) Rencana bulanan ketua tim
Ada, berupa:
i) Mempresentasikan kasus dalam case conference
ii) Memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga
iii) Melakukan supervisi perawat pelaksana
f) Rencana tahunan
Ada, berupa:
i) Menyusun laporan tahunan yang berisi tentang kinerja baik
masing tim
iii) Penyegaran terkait dengan materi khusus kegiatan yang masih
2) Kajian SDM.
ruangan
Dalam perencanaan pemenuhan kebutuhan perawat, standar yang
kompeten.
b) Latar belakang pendidikan perawat
No Pendidikan Keterangan
1 D III Keperawatan 9 orang
2 S1 Keperawatan 3 orang
3 S1 Ners 3 orang
Total 15 orang
c) Masa kerja
No Masa kerja Jumlah
1 < 2 tahun 3 orang
2 2-5 tahun 0 orang
3 6-10 tahun 8 orang
4 11-15 tahun 4 orang
5 16-20 tahun 0 orang
6 21-25 tahun 0 orang
7 > 26 tahun 0 orang
Total 15 orang
d) Rasio perawat-pasien
rasio perawat pasien secara keseluruhan adalah 1 : 2. Untuk rasio
tergantung berapa jumlah perawat yang dinas dalam setiap shif. Hal
keterbatasan.
keperawatan.
f) Pelatihan dan pendidikan lanjut
Kepala ruangan dan yang berwenang telah mengajukan proposal
3) Pengaturan staf.
Pembagian jadwal dinas terbagi 3 shift yaitu shif pagi, shift sore
dan shift malam. Untuk penepatan shift sesuai standar belum dapat
dilaksanakan dikarenakan keterbatasan jumlah staff dan level
yang akan bertugas pada shift tersebut. Pada saat shift sore dan
shift.
Adapun laporan yang di laporkan yaitu meliputi nama dan
yang tinggi dan kesibukan tenaga staff dengan beban kerja masing-
masing.
d ) Pre-post conference
Pre Confrence dilakukan oleh katim dan perawat pelaksana
station. Pre conference dilakukan pada shift pagi, siang dan malam.
Post conference dilakukan oleh katim dan perawat pelaksana
2016.
d) Discharge planning
Berdasarkan hasil observasi pada setiap status pasien lakitan
tersebut.
4. Pendokumentasian ASKEP
5 dari status pasien tim 1, 5 status pasein tim 2 dan 5 dari status tim
rincian per tim, Tim I (98,5%), Tim II (99%), Tim III (99%).
sudah sesuai dengan SOP yang baku yang telah disediakan, akan
tapi kegiatan audit sudah dilaksanakan sampai saat ini oleh kepala
ruangan.
2. Bed Pasien 31 31 0 0
3. Narkase 31 31 0 0
4. Infus pump 1 1 0 0
5. Syring pump 2 1 0 1
6. Trolly emergency 1 1 0 0
7. Trolly Injeksi/ 3 3 0 0
GV
8. ECG 1 1 0 0
9. Tensimeter 3 4 0 0
standing
12. Brankar 1 1 0 0
13. Regulator O2 31 31 0 0
dinding
17. Nierbeken 15 3 0 0
18. Pispot 15 15 0 2
19. Urinal 31 15 0 7
20. Termometer 31 3 0 28
21. DC Shock 1 1 0 1
25. Restolle 3 3 0 0
oksigen, jadwal dinas, buku denah ruangan, juga tertata dengan rapi.
ruang rawat inap, adapun pencucian alat tenun dilakukan oleh laudry
rumah sakit.
Tabel
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kepuasan Kerja
Di Ruang Rawat Inap Lakitan 1.3 RSUP Dr.Mohammad Hoesin Palembang
Tahun 2016 (n=16)
Kepuasan kerja f %
Puas 11 68,75 %
Tidak puas 5 31,25 %
Berdasarkan data observasi yang telah dilakukan kepada
menyatakan tidak puas bekerja di ruang rawat inap Lakitan 1.3 RSUP
Dr.M.Hoesin Palembang. Jika dilihat dari nilai kepuasan kerja terdapat
bahwa kepuasan kerja harus lebih dari 90%, maka kepuasan kerja
rawat inap tersebut dikarenakan beban kerja yang cukup berat dan
4. Lingkungan kerja
a. Fisik
Ruang Lakitan 1.3 adalah ruang rawat kelas III yang melayani
fasilitas :
a) Kamar 1
Kamar ini terdiri dari 5 tempat tidur untuk laki-laki dengan
eksoss fan.
b) Kamar 2
c) Kamar 3
Kamar ini terdiri dari 6 tempat tidur untuk laki-laki dengan
fan.
d) Kamar 4
Kamar ini terdiri dari 7 tempat tidur untuk perempuan dengan
transparan IV)
e) Alat rumah tangga (2 lusin piring,2 lusin sendok makan,1 lusin
dari perawat antar tim saling membantu pekerjaan tim lainnya jika
sebaliknya.
c) Perawat dengan profesional lainnya.
Hubungan perawat dengan profesional lainnya baik terlihat dari
5. Kepemimpinan karu
1. Membagi tugas staf
2. Mendelegasikan tugas sesuai kondisi,
3. Membina kinerja staf
4. Menghadiri rapat instalasi/rapat koordinasi
5. Memimpin rapat rutin ruangan
6. Membimbing mahasiswa praktek
7. Melakukan orientasi pegawai baru
8. Melakukan orientasi pasien baru
9. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat inventaris dan
Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
Berdasarkan hasil dokumentasi ruangan Lakitan 1.3 didapatkan hasil BOR
bahwa BOR atau tingkat hunian ruangan Lakitan 1.3 tergolong tidak ideal.
Tidak idealnya tingkat hunian Lakitan 1.3 juga dipengaruhi oleh:
1) Rumah Sakit Mohamad Hoesin adalah rumah sakit tipe A yang
ideal.
2) Ruangan Lakitan 1.3 merupakan ruang rawat inap kelas 3 yang
diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih
lanjut. Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes,2005).
Hasil ALOS pada ruang Lakitan 1.3 bulan Juni adalah 8,95 hari.
atau rata-rata lama rawat bulan Juni 2016 di Lakitan 1.3 termasuk dalam
kategori ideal.
RI (2005), TOI adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati
hari. Berdasarkan hasil tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai TOI
pada bulan Juni 2016 di Lakitan 1.3 yaitu termasuk dalam kategori ideal.
diruangan ini tidak ada kejadiannya. Mengenai respons time kasus code
blue yaitu < 3 menit sudah ada penanganan. Berdasarkan pengkajian yang
kami lakukan diruangan ini tidak ada kasus kesalahan prosedur perawatan
karena perawat sudah melakukan tugasnya sesuai dengan apa yang mesti
Observasi : SOP sudah ada terdiri dari SOP Rumah Sakit, SOP
bedah Lakitan 1.3 yang terbagi menjadi 3 shift kerja yaitu pagi, sore dan
ditetapkan diruangan.
Masalah : -
Asuhan Keperawatan.
Observasi :
(BPH)
Masalah : -
efektif, pelatihan pasien sefty, pelatihan PPI dasar, dan pelatihan K3 RS.
data bulan Juli 2016 didapatkan hasil bahwa tidak terdapat kejadian
dekubitus di ruang rawat inap Lakitan 1.3. Kajian situasi dari tanggal
resiko dekubitus.
Perawat dan mahasiswa praktik di ruang Lakitan 1.3
dan melatih pasien untuk untuk merubah posisi minimal 2 jam sekali,
anjurkan masukan cairan dan nutrisi yang tepat dan adekuat, segera
membersihkan feses atau urin, jaga agar kulit tetap kering, jaga agar
nama yang diresepkan dan dimasukkan dalam suatu wadah yang sudah
rawat inap Lakitan 1.3, pasien di ruang Lakitan 1.3 memiliki gelang
akan diberikan kepada pasien, jenis obat dan label nama pasien. Route
data dari bulan Juli 2016 didapatkan hasil tidak terjadi kesalahan
head to toe). Pasien yang didapatkan dengan hasil resiko jatuh sedang
dan tinggi maka akan diberikan edukasi pada keluarga dan diberikan
gelang resiko jatuh (kuning) pada pasien, serta diberikan logo kuning
pada tanggal 29-31 Agustus 2016 tanda resiko jatuh pada tempat tidur
pasien sudah terpasang dan gelang kuning pada pasien resiko jatuh
sudah terpasang.
Berdasarkan hasil observasi tanggal 31 Agustus pada 10 pasien dan
4) Infeksi Nosokomial
a) Pemakaian Handscoon
Di ruang rawat inap Lakitan 1.3, Handscoon digunakan saat
mereka tidak tahu 6 langkah cuci tangan dan 4 pasien dan keluarga
dipasang infus. Infus pasien diganti setiap 3 hari sekali, dimana hari 1
menggunakan 6 langkah.
Saat analisa situasi, perawat selalu mengecek tanggal pemasangan
infus pada area vena yang lain. Pada saat ada pasien yang
BAB III
ANALISA DATA DAN PERENCANAAN
A. Analisa Data
Setelah dilakukan pengkajian situasi di ruang rawat inap Lakitan 1.3, hasil
1. Problem based
Tabel 3.1
perbandingan penerapan SP2KP
berdasarkan ideal dan aktual
Ideal Aktual
1. Kepala ruangan membagi perawat 1. Berdasarkan observasi yang telah
yang ada menjadi 2 tim atau lebih dilakukan observer di ruang Lakitan
dan tiap tim diketuai masing- 1.3, Penerapan SP2KP di ruang
masing oleh seorang ketua tim yang Lakitan 1.3 RSMH dilaksanakan
dipilih setiap 6 bulan sekali oleh berdasarkan metoda TIM. Ada 3 tim
Kepala ruangan dan disetujui oleh dalam ruangan lakitan 1.3 yang
kepala instalasi. Setiap tim masing-masing tim terdiri dari 5
mengelola pasien dengan jumlah orang perawat. Tim pertama
sesuai yang telah ditentukan oleh berjumlah 5 orang perawat yang
kepala ruangan/satu tim :8-10 orang terdiri dari 1 ketua tim dan 4
(Russel, 2000). perawat pelaksana, tim kedua
berjumlah 5 orang perawat yang
terdiri dari 1 orang ketua tim dan 4
orang perawat pelaksana dan tim
ketiga berjumlah 5 orang perawat
yang terdiri dari 1 orang ketua tim
dan 4 perawat pelaksana.
2. Kepala ruangan bekerja sama 2. Masing-masing perawat telah dibagi
dengan ketua tim mengatur jadwal menjadi 3 shift (pagi,sore,malam)
dinas (pagi,sore,malam). Dalam
jadwal dinas masing-masing tim
terdiri dari shift pagi, shift sore dan
shift malam yang mewakili masing-
masing tim (Ratna, 2006). 3. Masing-masing tim di ruang lakitan
3. Kepala ruangan membagi pasien 1.3 mengelola 10-11 pasien. Tim
untuk masing-masing tim lalu ketua pertama mengelola 10 pasien, tim
tim membagi pasien kepada kedua mengelola 10 pasien dan tim
perawat pelaksana (Russel, 2000). ketiga mengelola 11 pasien
4. Masing-masing tim memiliki buku 4. Menurut hasil observasi, masing-
komunikasi/buku laporan yang diisi masing tim telah memiliki buku
oleh ketua tim (Ratna, 2006) komunikasi/buku laporan yang diisi
oleh perawat yang melakukan
asuhan keperawatan dan
bertanggung jawab pada masing-
5. Perawat pelaksana melaksanakan masing pasien tersebut.
asuhan keperawatan kepada pasien 5. Perawat pelaksana di ruang lakitan
yang menjadi tanggung jawabnya 1.3 telah melaksanakan asuhan
dan mendokumentasikannya dalam keperawatan kepada pasien yang
catatan perkembangan (Ratna, menjadi tanggung jawabnya
2006) masing-masing serta
mendokumentasikannya dalam
6. Shift sore, malam, dan pada hari catatan perkembangan setiap
libur, overan dipimpin oleh ketua melakukan tindakan
tim atau penanggung jawab (Russel, 6. Berdasarkan hasil observasi, operan
2000). pada shift sore, malam, dan hari
libur tidak dipimpin oleh ketua tim
tetapi dipimpin oleh penanggung
jawab.
Tabel 3.2
perbandingan ronde keperawatan
Berdasarkan ideal dan aktual
Ideal Aktual
Tujuan dilakukan ronde keperawatan: Setelah dilakukan observasi dan
1. Bagi perawat wawancara di ruangan Lakitan 1.3
a. Melihat kemampuan perawat didapatkan hasil bahwa ruangan
dalam manajemen pasien ini belum pernah melakukan ronde
b. Mendukung perkembangan keperawatan dengan alasan tenaga
profesional staff yang sedikit, beban kerja
c. Meningkatkan pengetahuan yang tinggi dan kesibukan tenaga
perawat dengan menyajikan staff dengan beban kerja masing-
format dalam studi kasus masing sehingga tidak
d. Menyediakan kesempatan bagi memungkinkan dilaksanakan
perawat untuk belajar ronde keperawatan.
meningkatkan penilaian
keterampilan klinis
e. Membangun kerjasama dan
rasa hormat
f. Meningkatkan retensi perawat
berpengalaman dan
mempromosikan kebanggaan
dalam profesi keperawatan
2. Bagi pasien
a. Untuk mengamati kondisi fisik
dan mental pasien serta
kemajuan pasien dari hari ke
hari
b. untuk melaksanakan rencana
perawatan pasien yang telah
dibuat
c. untuk memodifikasi tindakan
keperawatan yang diberikan
d. untuk lebih mendekatkan
perawat dengan pasien dan
keluarga pasien
e. untuk mengevaluasi hasil
pengobatan dan kepuasan
pasien
Langkah-langkah ronde
1. Persiapan
a. Penetapan kasus minimal 1
hari sebelum waktu
pelaksanaan ronde
b. Pemberian inform consent
kepada klien/keluarga
2. Pelaksanaan
a. Penjelasan tentang klien oleh
perawat primer dalam hal ini
penjelasan difokuskan pada
masalah keperawatan dan
rencana tindakan yang
akan/telah dilaksanakan dan
memilih prioritas yang perlu
didiskusikan
b. Diskusi antar tim tentang
masalah tersebut
c. Pemberian justifikasi oleh
perawat primer/perawat
konselor/kepala ruangan
tentang masalah klien serta
tindakan yang akan dilakukan
3. Pasca ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan
tindakan pada klien tersebut serta
menetapkan tindakan yang perlu
dilakukan
Tabel 3.3
Perbandingan Operan (Timbang Terima) Berdasarkan Ideal dan Aktual
Ideal Aktual
Operan (timbang terima pasien) Berdasarkan hasil observasi, dilakukan
merupakan teknik atau cara untuk kegiatan operan di ruangLakitan 1.3 di
menyampaikan dan menerima setiap pergantian shift, diikuti oleh
sesuatu (laporan) yang berkaitan semua perawat yang bertugas. Hal itu
dengan keadaan pasien, dilakukan juga diperkuat dengan hasil observasi
seefektif mungkin dengan data menggunakan instrument operan,
menjelaskan secara singkat, jelas dan didapatkan hasil 100% perawat
lengkap tentang tindakan mandiri melaksanakan operan dengan kategori
perawat, tindakan kolaboratif yang baik.
telah dilakukan/ belum dan Operan di ruang Lakitan 1.3 dilakukan
perkembangan pasien saat itu. di Nurse Station secara bersama-sama
Operan dilakukan oleh perawat yang dimulai dengan berdoa di setiap
primer (penanggungjawab) secara awal shift, dan menjelaskan isi laporan
tertulis atau lisan (Nursalam, 2007). timbang terima pada shift tersebut.
Hal-hal yang perlu diperhatikan : Seteleh melakukan operan di nurse
1. Dilaksanakan tepat pada station, perawat juga berkeliling ke
pergantian shift kamar pasien dan melakukan
2. Dipimpin oleh penanggung jawab penyerahan dinas dan memperkenalkan
pasien perawat jaga yang akan bertugas pada
3. Diikuti oleh semua perawat yang shift tersebut.
telah dan akan dinas Adapun laporan yang di laporkan yaitu
4. Informasi yang disampaikan meliputi nama dan ruangan pasien,
harus akurat, singkat, sistematis kondisi pasien, tindakan medis yang
dan menggambarkan kondisi telah dan belum dilakukan, terapi yang
pasien saat ini serta menjaga diberikan, rencana terapi selanjutnya,
kerahasiaan pasien hasil laboratorium terbaru, perubahan
5. Timbang terima harus intervensi medis, dan hal yang
berorientasi pada permasalahan menyangkut pelayanan jika perlu.
pasien Pada saat kegiatan operan, perawat
6. Pada saat timbang terima di memperkenalkan tim yang akan
kamar pasien, menggunakan bertukar dinas, dipimpin oleh
volume suara yang cukup penanggung jawab shift.
sehingga pasien disebelahnya
tidak mendengar sesuatu yang
rahasi bagi pasien. Sesuatu yang
dianggap rahasia sebaiknya tidak
dibicarakan secara langsung
didekat pasien
7. Sesuatu yang mungkin membuat
pasien terkejut dan syok
sebaiknya dibicarakan di nurse
station
Tabel 3.4
Perbandingan Pre-Post conference Berdasarkan Ideal dan Aktual
Ideal Aktual
Tabel 3.5
Perbandingan Discharge Planning Berdasarkan Ideal dan
Aktual
Ideal Aktual
Perencanaan pulang merupakan bagian Berdasarkan hasil observasi pada
penting dari program keperawatan klien setiap status pasien lakitan 1.3
yang dimulai segera setelah klien masuk ada terdapat lembar formulir
rumah sakit. Hal ini merupakan suatu discharge planning didalamnya
proses yang menggambarkan usaha dan diisi pada hari pertama pasien
kerjasama antar tim kesehatan, klien dan menjalani perawatan di ruang
keluarga klien. Lakitan 1.3. Isi dari discharge
Menurut Neylor (2003), beberapa planning berupa kebutuhan pasien
tindakan keperawatan yang diberikan yang hendaknya dapat dipenuhi
pada pasien sebelum pasien saat menjalani perwatan dirumah.
diperbolehkan pulang antara lain : Misalnya kebutuhan akan gizi,
1. Pendidikan kesehatan tentang nyeri dan sebagainya
penyakit dan perawatan di rumah. pengisikannya pun harus
Pendidikan kesehatan terkait kontrol, disesuaikan dengan diagnosa
lanjutan perawatan, diet atau nutrisi utama pasien. Tetapi terdapat
yang dikonsumsi dan perawatan diri kekurangan saat observasi tidak
2. Program pulang bertahap bertujuan adanya media yang mendukung
untuk melatih pasien untuk kembali seperti leaflet yang nantinya
ke lingkungan keluarga dan berguna untuk pasien saat
masyarakat antara lain apa yang dirumah dalam memenuhi
harus dilakukan pasien dan dilakukan kebutuhan perawatannya saat
oleh keluarga dirumah.
3. Rujukan untuk mengetahui
perkembangan setelah pulang dari
rumah sakit
Menurut Nursalam (2008), untuk
menunjang sistem MAKP dibutuhkan
media yang menunjang keefektifan
discharge planning seperti leaflet.
Tabel 3.6
Perbandingan Patient Safety Berdasarkan Ideal dan Aktual
No Ideal Aktual
1 Kejadian Dekubitus 1. Kejadian Dekubitus
1) Fisiologi dekubitus Pasien di ruangan Lakitan
Dekubitus adalah kerusakan 1.3 terdiri dari pasien
jaringan yang terjadi apabila penyakit bedah digestif, dan
kulit dan jaringan lunak di onkologi. Saat melakukan
bawahnya tertekan oleh tonjolan kajian situasi di ruang
tulang dan permukaan eksternal Lakitan 1.3, pasien
dalam jangka waktu yang lama mengalami gangguan
menyebabkan peningkatan mobilitas fisik, penurunan
tekanan kapiler. sensoris persepsi, masalah
Kejadian dekubitus bervariasi nutrisi, dan masalah
sesuai dengan tempat layanan. gangguan kulit. Berdasarkan
Pada tempat perawatan akut data bulan Juli 2016
berkisar antara 0,4% hingga didapatkan hasil bahwa
38%, pada tempat perawatan tidak terdapat kejadian
jangka panjang berkisar antara dekubitus di ruang rawat
2,2% hingga 23,9% dan pada inap Lakitan 1.3. Kajian
perawatan rumah (home care) situasi dari tanggal 29-31
berkisar antara 0% hingga 17%. Agustus 2016 didapatkan
Area terjadinya dekubitus bisa hasil ada 4 pasien yang
terjadi diseluruh permukaan mengalami resiko dekubitus
tubuh bila mendapat penekan Perawat dan mahasiswa
keras secara terus menerus. praktik di ruang Lakitan 1.3
Namun paling sering terbentuk memperhatikan dan
pada daerah kulit diatas tulang mengajarkan pasien untuk
yang menonjol. Lokasi tersebut mengenal resiko dekubitus
diantaranya adalah : Tuberositas serta mencegah terjadinya
Ischii (Frekuensinya mencapai dekubitus, seperti
30%) dari lokasi tersering, mengajarkan dan melatih
Trochanter Mayor pasien untuk merubah posisi
(Frekuensinya mencapai 20%) minimal 2 jam sekali,
dari lokasi tersering, Sacrum anjurkan masukan cairan
(Frekuensinya mencapai 15%) dan nutrisi yang tepat dan
dari lokasi tersering, Tumit adekuat, segera
(Frekuensinya mencapai 10%) membersihkan feses atau
dari lokasi tersering, Maleolous, urin, jaga agar kulit tetap
Genu, lainnya meliputi cubiti, kering, jaga agar linen tetap
scapula dan processus spinosus kering.
vertebrae.
2) Faktor resiko
a. Mobilitas dan aktivitas
b. Penurunan sensoris
persepsi
c. Kelembaban
d. Gesekan dan robekan
e. Nutrisi
f. Usia
g. Merokok
h. Indeks masa tubuh
i. Tekanan darah rendah
j. Temperatur kulit
k. Stress emosional
3) Stadium dekubitus
a. Stadium satu: adanya
eritema yang tidak menjadi
pucat bila ditekan.
b. Stadium dua: kehilangan
kulit parsial yang
menyangkut lapisan
epidermis dan atau dermis.
Luka bersifat sueperficial.
c. Stadium tiga: kehilangan
seluruh lapisan kulit. Luka
terlihat sebagai lubang
dalam, luka dapat
terinfeksi.
d. Stadium empat: kehilangan
lapisan kulit secara lengkap
hingga tampak tendon,
tulang, ruang sendi.
4) Pencegahan dekubitus
a. Gunakan alat pengkajian
resiko dekubitus yang
telah ditetapkan guna
memonitor faktor resiko
secara individual seperti :
skala Braden.
b. Dokumentasikan kondisi
kulit pasien pada saat
masuk dan setiap hari.
c. Monitor kondisi
kemerahan pada kulit
secara cermat.
d. Hilangkan kelembaban
yang ebrlebihan pada
kulit
e. Gunakan pelindung
seperti krim atau bantalan
yang dapat menyerap
kelembaban
f. Ubah posisi setiap 1 atau
2 jam sesuai kebutuhan
g. Inspeksi daerah kulit yang
berada pada daerah
tonjolan tulang atau
daerah yang tertekan.
h. Monitor sumber tekanan
dan gesekan.
Analisa SWOT
5. Pelaksanaan
pre conference
dilakukan oleh
ketua tim dan 0,2x3=
perawat 0,6
pelaksana dan
memiliki
pedokumentasi
an
5. Belum 0,2x4=
diterapkannya 0,8
pendokumentas
ian audit
keperawatan.
TOTAL
3 3,2
3,4
OPPORTUNI 1. Adanya Visi dan Misi 1. Adanya Adanya
TY Rumah Sakit. 0,3x4=1,2 observer dari kesempatan
UNSRI yang untuk
2. Adanya dukungan sedang praktek 0,25x4 1x4=4
kepala instalasi untuk manajemen perbaikan
=1
melaksanakan SP2KP 0,4 x 3= 1,2 keperawatan alat yang
(tim) yang akan rusak,
melaksanakan penggantia
3. Adanya kerjasama ronde
yang baik antara n alat tidak
keperawatan
institusi pendidikan layak pakai
dan penerapan
kesehatan dan rumah 0,3 x 4= 1,2 dan
sakit dalam kegiatan SP2KP
praktek klinik pengadaan
0,25x4
2. Adanya
mahasiswa. dukungan dari =1 alat baru.
pihak rumah
sakit untuk
meningkatkan
mutu
pelayanan
yang lebih
baik 0,25x4
=1
3. Adanya
dukungan dari
kepala
instalasi
Ruang Rawat
Inap C dalam
penerapan
metode 0,25x3
keperawatan =0,75
4. Adanya buku
panduan
lengkap
mengenai
SP2KP dan 3,75
3,6 SOP yang
TOTAL dapat
diterapkan di
ruangan 4
THREATENE 1. Adanya tuntutan tinggi 1. Adanya tuntutan 1. Adanya
D dari masyarakat untuk 0,3x3=0,9 dari masyarakat 1. Adanya 1x3= tuntutan
pelayanan yang lebih terhadap 1x2= tuntutan 3 yang
profesional. penigkatan sarana 2 masyarakat tinggi dari
dan prasarana dan yang masyaraka 1x3=3
2. Makin tingginya prasarana menginginkan tuntuk
kesadaran masyarakat 0,3x4=1,2 pelayanan
tentang hukum
melengka
yang pisarana
berkualitas dan
3. Makin tingginya
kesadaran masyarakat 0,4x2=0,8 prasarana
akan pentingnya
kesehatan
TOTAL 2,9
3 3
2
S W O T
2 2,9 3,4 0 2
3 3,6 3,2 3,75 3
4 3,2 0 4 3
Diagram 3.1
Analisa SWOT
O
Strategi Progresif
W SS
T
Berdasarkan hasil diagram analisa swot, penyebaran SWOT terjadi pada kuadaran I,maka planning yang akan dibuat perlu memperhatikan
strategi progresif, yaitu pada Strange dan Oportunity, yaitu strategi progresif, untuk menghimpun kekuatan dan upaya mengisi peluang
yang ada.
1. Planning of Action ( POA )
Penanggungjawab
Intervensi Waktu
(PJ)
1 MATERIAL& MACHINE
Sarana dan prasarana yang
belum memadai a. Sarana dan a. Menyediakan daftar kebutuhan
a. Bed side monitor yang prasarana alat minimal di ruang rawat inap
tersedia ada 1 untuk tindakan bedah
b. Tidak tersedianya alat perawatan b. Menyediakan daftar kebutuhan
defibrillator di ruangan memadai dan tenaga kerja perawat di ruang
c. Tidak tersedianya dekubitus sesuai standar rawat inap
bed b. Mempunyai
d. Tidak tersedianya suction pengetahuan
pump di ruangan standar sarana
dan prasarana
untuk
pelayanan
keperawatan
yang sesuai
peraturan
Kemenkes
2. MAN Mengusulkan :
a. Masih adanya persentase Meningkatkan a. Peningkatan sarana dan prasarana,
perawat yang tidak puas kualitas dan untuk tindakan perawatan yang
sebesar 33,3% terhadap kuantitas SDM memadai dan sesuai standar, dan
manajemen keperawatan yaitu penambahan jumlah tenaga
masih kurang tersedianya perawat
peralatan, perlengkapan, dan
jumlah tenaga kerja untuk
mendukung pekerjaan.
b. Tenaga keperawatan di ruang b. Pengajuan penambahan jumlah
lakitan 1.3 masih kurang perawat pelaksana ke instalasi
dengan jumlah tenaga perawat terkait
hanya 15 berdasarkan
kebutuhan Douglas yaitu
seharusnya 22 orang tenaga
perawat.
c. Belum adanya pelatihan CI c. Pembuatan surat pengajuan
untuk tenaga perawat di ruang tentang rencana pendidikan dan
Lakitan 1.3 pelatihan CI dan pelatihan lebih
lanjut sehingga asuhan
keperawatan yang diberikan lebih
kompeten
3 METHOD Mengusulkan :
Mampu
a. Belum maksimal sosialisasi meningkatkan a. Mengusulkan untuk adanya
Standar Prosedur Operasional penerapan SP2KP pembacaan Standar Prosedur
(SPO) dan penambahan sesuai dengan Operasional (SPO) tindakan
pengetahuan selama pre-post SPO keperawatan pada saat pre
conference conference
PLANNING OF ACTION (POA) MAHASISWA PROFESI NERS PSIK UNSRI STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN
TANGGAL
NO KEGIATAN 29 30 31 1 2 3 5 6 7 8 9 10 12 13 14 15 16 17 PJ
TANGGAL
NO KEGIATAN 29 30 31 1 2 3 5 6 7 8 9 10 12 13 14 15 16 17 PJ
KETERANGAN :
: Sudah dilaksanakan
: belum dilaksanakan
DAFTAR PUSTAKA
Argapati, Andi K, Et Al. 2014.Gambaran Kepuasan Kerja Perawat Rawat Inap Rumah Sakit Stella Maris Makassar. Bagian Manajemen
Rumah Sakit, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UNHAS, Makassar
Harapan, Barry. 2004, Kepuasan Kerja dan Hubungannya Dengan Kinerja Perawat Dibagian Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda
Medan.Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat-USU: Medan
Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi 4 Volume 2. Alih Bahasa: Renata
KomalaSari, dkk. Jakarta:EGC
Supari, S. F. (2005). Sambutan Pencanangan Gerakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jakarta: Salemba Medika.
Depkes RI. (2006). Panduan Nasional Keselanatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety).Direktorat Jendral Pelayanan Medik Direktorat
Rumah Sakit Khusus dan Swasta.
Sudarsono, R.S. (2000). Berbagai Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit
Suyanto.(2008). Mengenal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan.Jogyakarta : Mitra & Cendikia Press
Sitorus, Ratna. 2006. Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit : Penataan Struktur dan Proses (Sistem) Pemberian Asuhan