Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2000 pasangan suami istri di Indonesia sekitar
12% atau sekitar 3 juta pasangan mengalami infertil. Dan baru sekitar 50% dari pasangan
tersebut yang berhasil ditolong untuk menangani masalah infertil dan selebihnya harus
mengadopsi atau hidup tanpa seorang anak.
Infertilitas masih menjadi masalah sebagian pasangan suami istri, hal ini dikarenakan
kemungkinan untuk mendapatkan seorang anak masih kecil. Di Indonesia masih langka
sekali dokter yang berminat dalam ilmu infertilitas. Faktor kurangnya pengetahuan tentang
kesuburan dan infertil juga menjadi faktor penyebab masih tingginya angka infertilitas. Selain
itu, faktor-faktor seperti kesehatan lingkungan, gizi, dan status ekonomi juga menjadi faktor
yang mempengaruhi.Oleh karena itulah kami mengangkat tema kesehatan reproduksi dengan
judul infertilitas dalam judul makalah ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu infertilitas dan faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya infertilitas?
2. Penyakit apa saja yang menyebabkan terjadinya infertilitas?
3. Pengobatan apa yang dapat menyembuhkan infertilitas?
C. TUJUAN
1. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai infertilitas.
2. Mengetahui penyebab dan penanggulangan infertilitas.
3. Mengetahui penyakit yang dapat menyebabkan infertilitas.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN INFERTILITAS
Infertilitas atau ketidaksuburan adalah suatu kondisi di mana pasangan suami istri
belum mampu memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2-3 kali
seminggu dalam kurun waktu 1 tahun dengan tanpa menggunakan alat kontrasepsi
dalam bentuk apapun. Secara medis infertilitas di bagi atas 2 yaitu :
1. Infertilitas primer berarti pasangan suami istri belum mampu dan belum pernah memiliki
anak setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa
menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
2. Infertilitas sekunder berarti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak
sebelumnya, tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah 1 tahun berhubungan
seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalamn bentuk
apapun.
Sebanyak 60% - 70% pasangan yang telah menikah akan memiliki anak pada tahun
pertama pernikahan mereka. Sebanyak 20% akan memiliki anak pada tahun ke-2 dari usia
pernikahan. Sebanyak 10-20% sisanya akan memiliki anak pada tahun ke-3 atau lebih atau
tidak akan pernah memiliki anak (Djuwantono,2008).
Berdasarkan hal yang telah disebutkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pasangan
suami-istri dianggap infertile apabila memenuhi syarat-syarat berikut (Djuwantono,2008)
1. Pasangan tersebut berkeinginan untuk memiliki anak
2. Selama 1 tahun atau lebih berhubungan seks, istri belum mendapatkan kehamilan.
3. Frekuensi hubungan seks minimal 2-3 kali dalam setiap minggunya
4. Istri maupun suami tidak pernah menggunakan alat atau metode kontrasepsi, baik
kondom, obat-obatan, dan alat lain yang berfungsi untuk mencegah kehamilan.
Hal-hal yang paling penting dalam berhasil atau tidaknya pengobatan infertilitas antara
lain (Permadi,2008)
B. PATOFISIOLOGIS INFERTILITAS
1. Patofisiologis Infertilitas
a. Perempuan
b. Laki-laki
2. Penatalaksanaan infertilitas
a. Terapi non farmakologi
Teknologi reproduksi bantuan (assisted reproductivetechnology, ART) adalah upaya-
upaya terapi untukmenghasilkan kehamilan tanpa melibatkan hubungan seksual. Beberapa
upayatersebut antara lain: inseminasi intra uterin danfertilisasi in vitro.
b. Terapi farmakologi:
Antiestrogen
Metformin
Gonadotropin beserta analognya,
Dopamin agonis
3. Pencegahan
Hentikan kebiasaan merokok, mengkonsumsi obat-obatan terlarang atau minum-
minuman beralkohol.
Mengurangi mengkonsumsi minuman berkafein, karena dapat mengganggu
kesuburan.
Jaga keseimbangan berat badan, jangan terlalu gemuk danjangan terlalu kurus.
Jangan stress berlebihan.
Periode bulanan tidak teratur, segerahlah konsultasikan dengan dokter ahli.
Jika merasa ada yang tidak beres dengan tubuh, atau bagian vital langsung periksakan
ke dokter.
4. Pengkajian
1. Identitas klien
Termasuk data etnis, budaya dan agama
2. Riwayat kesehatan
1) Wanita
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
- Riwayat terpajan benda benda mutan yang membahayakan reproduksi di rumah
- Riwayat infeksi genitorurinaria
- Hipertiroidisme dan hipotiroid, hirsutisme
- Infeksi bakteri dan virus, contohnya: toksoplasama
- Tumor hipofisis atau prolaktinoma
- Riwayat penyakit menular seksual
- Riwayat kista
d. Riwayat Obstetri
- Tidak hamil dan melahirkan selama satu tahun tanpa alat kontrasepsi
- Mengalami aborsi berulang
- Sudah pernah melahirkan tapi tidak hamil selama satu tahun tanpa alat kontrasepsi
2) Pria
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
- Riwayat terpajan benda benda mutan yang membahayakan reproduksi (panas,
radiasi, rokok, narkotik, alkohol, infeksi)
- Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin tertentu
- Riwayat infeksi genitorurinaria
- Hipertiroidisme dan hipotiroid
- Tumor hipofisis atau prolactinoma
- Trauma, kecelakan sehinga testis rusak
- Konsumsi obat-obatan yang mengganggu spermatogenesis
- Pernah menjalani operasi yang berefek menganggu organ reproduksi contoh :
operasi prostat, operasi tumor saluran kemih
b. Riwayat Vasektomi
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
- Disfungsi ereksi berat
- Ejakulasi retrograt
- Hypo/epispadia
- Mikropenis
- Andesensus testis (testis masih dalam perut/dalam liat paha)
- Gangguan spermatogenesis (kelainan jumla, bentuk dan motilitas sperma)
- Saluran sperma yang tersumbat
- Hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantong testis )
- Varikhokel (varises pembuluh balik darah testis)
- Abnormalitas cairan semen
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Memiliki riwayat saudara/keluarga dengan aberasi genetic
3. Pemeriksaan Fisik
Terdapat berbagai kelainan pada organ genital, pria atupun wanita.
4. Pemeriksaan Penunjang
1) Wanita
- Deteksi Ovulasi
- Analisa hormon
- Sitologi vagina
- Uji pasca senggama
- Biopsy endometrium terjadwal
- Histerosalpinografi
- Laparoskopi
- Pemeriksaan pelvis ultrasound
2) Pria
Analisa Semen: (parameter)
- Warna Putih keruh
- Bau Bunga akasia
- PH 7,2 7,8
- Volume 2 5 ml
- Viskositas 1,6 6,6 centipose
- Jumlah sperma 20 juta / ml
- Sperma motil > 50%
- Bentuk normal > 60%
- Kecepatan gerak sperma 0,18-1,2 detik
- persentase gerak sperma motil > 60%
- Aglutinasi Tidak ada
- Sel sel Sedikit,tidak ada
- Uji fruktosa 150-650 mg/dl
- Pemeriksaan endokrin
- USG Biopsi testis
- Uji penetrasi sperma
- Uji hemizona
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Infertilitas adalah suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum mampu memiliki
anak walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2-3kali dalam seminggu dalam
kurun waktu 1 tahun tanpa menggunakan kontrasepsi.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pasangan suami istri dianggap infertil
apabila memenuhi syarat :
1. Pasangan suami istri berkeinginan untuk memiliki anak.
2. Selama 1 tahun atau lebih berhubungan seks, istri belum mendapat kehamilan.
3. Frekuensi hubungan seks minimal 2-3 kali dalam setiap minggunya.
4. Istri maupun suami tidak pernah menggunakan alat atau metode kontrasepsi, baik
kondom, obat-obatan, dan alat lain yang berfungsi untuk mencegah kehamilan.
B. SARAN
Kepada para pasangan usia subur hendaknya memeriksakan secara rutin alat
reproduksinya agar jika terjadi masalah dapat dideteksi dengan cepat.Kepada tenaga
kesehatan hendaknya mampu memberikan konseling tentang kesehatan reproduksi kepada
pasanagan usia subur (PUS).