Professional Documents
Culture Documents
Disusunoleh :
Eriska Agustin
P17335113046
i
PENGARUH CARA PENGERINGAN TERHADAP MUTU
FISIK DAN DAYA ANTIOKSIDAN TEH ROSELLA
(Hibiscus sabdariffa)
JurusanFarmasi
Disusunoleh :
Eriska Agustin
P17335113046
i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
ii
POLTEKKES KEMENKES BANDUNG JURUSAN FARMASI
Disusun oleh:
Nama : ERISKA AGUSTIN
NIM : P17335113046
Pembimbing
Mengetahui :
iii
POLTEKKES KEMENKESBANDUNG JURUSAN FARMASI
LEMBAR PENGESAHAN
KARYA TULISI LMIAH
Disusunoleh :
Penguji:
TandaTangan
NIP: 195211121981031001
NIP :-
NIP: 198707312015032004
iv
KATA PENGANTAR
Sungguh besar kebaikan Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan
kelancaran bagi penulis dalam mengerjakan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis
mengucapkan syukur yang tak terhingga kepada Allah SWT karena dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Pengaruh Cara Pengeringan
terhadap Mutu Fisik dan Daya Antioksidan Teh Rosella (Hibiscus sabdariffa).
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk Progam Studi D-III Farmasi Poltekkes
Bandung.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiahini, banyak pihak yang telah
membantu hingga Karya Tulis Ilmiah ini selesai. Penulis berterima kasih kepada :
1. Drs. Mimin Kusmiyati, M.Si.,Kepala Jurusan Farmasi Poltekkes Bandung.
2. Dra. Indro Pamudjo, Apt., M.Si., dosen pembimbing yang telah
membimbing, mengarahkan, dan memberi masukan terhadap Karya Tulis
Ilmiah ini.
3. Drs. Sri Redjeki, M.Si., dosen pembimbing akademik yang selalu
memberikan motivasi dari awal semester.
4. Seluruh Dosen dan Staf Kampus Jurusan Farmasi Poltekkes Bandung yang
telah mendukung dan membantu selama penelitian.
5. Pihak Bumi Herbal Dago yang telah membantu dalam pembelian Rosella.
Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat, baik
bagi sumber informasi maupun sumber inspirasi bagi pembaca.
Bandung, Juni 2016
Penulis
v
HALAMAN PERNYATAANPERSETUJUAN PUBLIKASI KTI UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non
eksklusif ini Poltekkes Kemenkes Bandung Jurusan Farmasi berhak menyimpan,
mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data(database),
merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Bandung
Tanggal : 14 Juni 2016
Yang menyatakan
(Eriska Agustin)
vi
PENGARUH CARA PENGERINGAN TERHADAP MUTU FISIK DAN
DAYA ANTIOKSIDAN TEH ROSELA (Hibiscus sabdariffa)
Eriska Agustin
ABSTRAK
Masyarakat Indonesia sudah banyak mengenal teh rosella kering yang berkhasiat
untuk kesehatan karena mengandung antioksidan. Teh rosella yang biasa dijual
rosella dalam bentuk serbuk kering. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh cara pengeringan terhadap mutu fisik dan daya antioksidan
teh rosella (Hibiscus sabdariffa). Metode pengeringan yang dilakukan adalah
pengeringan di ruangan yang terlindung dari sinar matahari langsung dengan rak
terbuka dantertutup.Uji aktivitas daya antioksidan menggunakan metode DPPH
(1,1-Diphenyl-2picryl Hidrazil) diukur serapan pada panjang gelombang 515 nm
dan dibandingkan dengan kekuatan kuersetin sebagai larutan standar. Untuk
pengujian mutu fisik teh rosella dilakukan uji hedonik. Hasil menunjukkan bahwa
pengeringan rosella rak tertutup memiliki aktivitas daya antioksidan lebih tinggi
dengan nilai IC50 51,17 ppm untuk pengujian 1, dan 60,56 ppm untuk pengujian 2,
dibandingkan dengan pengeringan rosella rak terbuka dengan nilai IC50 77,7340
ppm untuk pengujian 1 dan 81,485 ppm untuk pengujian 2. Aktivitas daya
antioksidan dari kedua sampel lebih rendah dibandingkan dengan larutan standar
kuersetin dengan nilai IC50 3,687 ppm. Hasil uji hedonik menunjukkan bahwa
seduhan rosella pengeringan rak terbuka lebih disukai mulaidari warna, aroma,
dan rasa dibandingkan seduhan rosella pengeringan rak tertutup. Hasil uji statistik
Mann-Whitney menunjukkan bahwa warna, aroma, dan rasa seduhan sampel
dengan pengeringan kelopak rosella rak terbuka dan rak tertutup berbeda secara
signifikan (p<0,05).
vii
The Effect of Drying Method for The Quality of The Physical dan Antioxidant
of Rosella Tea (Hibiscus sabdariffa)
Eriska Agustin
Abstract
Indonesian society already know a lot of dried rosella tea is efficacious for health
because it contains antioxidants. Rosella tea commonly sell is rosella in a dry
form. The purpose of this study was to determine the effect of drying method for
the quality of physical and antioxidant of rosella tea (Hibiscus sabdariffa).
Method of drying is drying in the room that is protected from direct sunlight with
opened and closed rack. Activity of antioxidant test using DPPH (1,1-Diphenyl-
2picryl Hidrazil) measured absorption at a wavelength of 515 nm and compared
with quersetin as a standard solution. The quality of physicl test of rosella tea is
hedonic test. The results indicate that the closed drying rack have higher
antioxidant activity with IC50 value 51,17 ppm for first test and 60,56 ppm for
second test, compared with closed drying rack with IC50 value 77,7340 ppm for
first test and 81,485 ppm for second test. Activities antioxidant of two samples is
lower than quersetin as the standard solution with IC50 value 3,687 ppm. Hedonic
test results showed that opened drying rack of rosella tea is more preferable than
closed drying rack of rosella tea from the colour, aroma, and the taste of rosella
tea. The results of Mann-Whitney statistical test, there is a significant difference
in color, aroma and taste between the closed drying rack and opened drying rack
(p<0.05).
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN
terimakasih
Teruntuk :
Mama dan Papa
Keluargabesarku
Dosenpembimbingku,
Pak Indro
Sahabatseperjuangan
Almamaterku
CafaGemu
Dan kamu.
Dengansegalaketulusanhati,
Eriska Agustin
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK........................................................................................................ vii
1. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 LatarBelakang ............................................................................................ 1
1.2 RumusanMasalah ....................................................................................... 2
1.3 TujuanPenelitian ......................................................................................... 2
1.3.1 TujuanUmum .................................................................................. 2
1.3.2 TujuanKhusus .................................................................................. 3
1.4 ManfaatPenelitian ....................................................................................... 3
x
xi
LAMPIRAN ..................................................................................................... 42
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2 Kadar Air Simplisia Rosela Pengeringan Rak Terbuka ................ 24
Tabel 4.4 Kadar Abu Simplisia Rosela Pengeringan Rak Terbuka ............... 25
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
PemakaianPertama
SINGKATAN NAMA
Kali padaHalaman
dkk Dan kawan-kawan 1
cm Centimeter 4
m Meter 4
mm milimeter 4
BPOM BalaiPengawasanObatdanMakanan 5
g Gram 6
mg Milligram 6
mg/g Milligram/gram 6
Kal Kalori 7
kg Kilogram 7
DPPH 2,2-difenil-1-pikril hidrazil 9
E.Coli Escherichia coli 9
UV-Vis Ultraviolet-Visible 9
PDAM Perusahaan Daerah Air Minum 10
WIB Waktu Indonesia Barat 13
p.a Pro analitik 18
b/b Berat/berat 19
ppm part per milion 19
ml mililiter 20
nm Nanometer 20
xv
PemakaianPertama
LAMBANG NAMA
Kali padaHalaman
/ bagi 9
= Samadengan 9
- kurang 9
% persen 5
x kali 4
Tandakutip 13
0
C Derajatcelcius 11
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
DAFTAR RUMUS
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
menghasilkan produk dengan kualitas yang tidak seragam meliputi warna, kadar
air, dan kenampakan dari rosella kering, sehingga tidak menjamin kehigienisan
rosella yang dikeringkan. Oleh karena itu perlu dikaji karakteristik (warna, kadar
air, rendemen) dan aktivitas antioksidan tehrosella (Hibiscus sabdariffa) yang
dilakukan pengeringan dengan suhu dan waktu terkontrol dibandingkan dengan
teh rosella (Hibiscus sabdariffa) yang beredar di pasaran.Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan Sipahelut (2004), pengeringan kelopak rosella yang akan
digunakan pada penelitian ini mengikutipengeringan biji pala secara
konvensional, yaitu dengan pengeringan rak terbuka dengan lubang-lubang di sisi
kiri kanan maupun sisi bawah rak untuk mempermudah sirkulasi udara masuk ke
dalam rajangan daging buah pala yang dihamparkan diatas rak-rak selama sehari
dan setiap 2 jam dilakukan pembalikan.
Berdasarkan uraian diatas, penelitiakan membandingkancara pengeringan
dengan rak terbuka dan rak tertutup terhadap mutu fisik dan daya antioksidan
pada teh rosella (Hibiscus sabdariffa).
4
5
Adapun Kandungan gizi kelopak rosella segar dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
Tabel 2.1Kandungan gizi kelopak rosella segar
Kandungan gizi kelopak segar / 100 g
Kalori 44 kal
Air 86,2 %
Protein 1,6 g
Lemak 0,1 g
Karbohidrat 11,1 g
Serat 2,5 g
Abu 1,0 g
Kalsium 160 mg
Fosfor 60 mg
Besi 3,8 mg
Betakaroten 285 g
Vitamin C 14 mg
Tiamin 0,04 mg
Riboflavin 0,6 mg
niasin 0,5 mg
Sumber : Herti Maryani Dan Lusi Kristiana, (2008).
c. Budidaya Rosella
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa) membutuhkan sinar matahari
langsung dan membutuhkan pengairan yang cukup, meskipun kondisi tanah
kurang subur asal airnya cukup rosella tetap bisa tumbuh (Maryani dan Kristina,
2008).
Tanaman rosella berkembang biak dengan biji, tanaman ini tumbuh di
daerah yang beriklim tropis dan sub tropis. Tanaman ini dapat tumbuh di semua
jenis tanah, tetapi paling cocok pada tanah yang subur dan gembur.Tumbuhan ini
8
dapat tumbuh di daerah pantai sampai daerah dengan ketinggian 900 m di atas
permukaan laut.Rosella mulai berbunga pada umur 2-3 bulan, dan dapat dipanen
setelah berumur 5-6 bulan.Setelah bunga dipetik kemudian dikeluarkan bijinya,
lalu bunga itu dijemur dibawah sinar matahari. Satu batang rosella bisa
menghasilkan 2-3 kg bunga rosella basah, dalam 100 kg bunga rosella basah bisa
menghasilkan 5-6 kg rosella kering (Andiex, 2009).
d. Manfaat Rosela
Di Indonesia, penggunaan rosella memang belum begitu popular. Namun,
akhir-akhir ini, minuman berbahan rosella banyak dikenal sebagai minuman
kesehatan.Daun atau kelopak bunga yang direbus dengan air diakui berkhasiat
sebagai peluruh kencing dan merangsang keluarnya empedu dari hati.Selain itu
juga dapat menurunkan tekanan darah, mengurangi kekentalan darah, dan
meningkatkan peristaltik usus. Khasiat lain tanaman rosella yang telah dikenal
diantaranya sebagai antikejang, mengobati cacingan, dan antibakteri (Maryani dan
Kristiana, 2008).
Bunga rosella dapat mengatasi berbagai macam penyakit, diantaranya
adalah menurunkan asam urat (gout), meredakan peradangan sendi (arthritis),
bersifat stomakik (merangsang selera makan), meningkatkan sistem syaraf dan
dapat meningkatkan daya ingat, dapat membantu menurunkan tekanan darah
tinggi (hipertensi), melancarkan buang air kecil (diuretik), sebagai
antiinflammantory yang kuat, mempunyai unsur antipyretic yang menurunkan
panas dalam, mempercepat pemecahan darah beku di otak, kandungan
asiaticoside (triterpene glycoside) dalam merangsang pembentukan lipid dan
protein yang amat berguna untuk kesehatan kulit (Mardiah, dkk., 2009).
2.1.2 ANTIOKSIDAN
Antioksidan adalah senyawa yang mempunyai struktur molekul yang
dapat memberikan elektronnya dengan cuma-cuma kepada molekul radikal bebas
tanpa terganggu sama sekali dan dapat memutus reaksi berantai dari radikal bebas.
Pada umumnya antiokasidan mengandung struktur inti sama yang mengandung
9
cincin benzen tidak jenuh disertai gugusan hidroksi atau gugus amino. Aktivitas
antioksidan terdiri dari beberapa mekanisme diantaranya mencegah reaksi
berantai, mencegah pembentukan peroksida, mencegah pengambilan atom
hidrogen, mereduksi, dan menangkap radikal (Kim, 2005).Radikal bebas
merupakan senyawa yang mengandung elektron yang tidak berpasangan yang
dapat bertindak sebagai akseptor elektron (Basset, 1991).
Untuk menangkal serangan radikal bebas, adalah dengan mengkonsumsi
antioksidan alami yang cukup setiap hari.Salah satu antioksidan alami yang
banyak terdapat dalam bunga rosela adalah antosianin.Antioksidan penting dalam
menjaga kesehatan tubuh karena berfungsi sebagai penangkal radikal bebas yang
banyak terbentuk dalam tubuh (Raharjo, 2005).Antiradikal bebas adalah senyawa
yang dalam jumlah kecil dibanding substrat mampu menunda atau menjaga
terjadinya oksidasi dari substrat yang mudah teroksidasi (Halliwel, 1995).
(Robinson, 1983).
Gambar 2.3 Reaksi antara DPPH dengan atom H dari senyawa antioksidan
sumber :Widyastuti, 2010
disimpan pada suhu (5 - 15C) atau simplisia yang perlu disimpan pada suhu
dingin (0 - 5C).
Uji kesukaan juga disebut uji hedonik.Panelis yang terdiri dari panelis
setengah terlatih sebanyak 15-25 panelis dimintakan tanggapan pribadinyatentang
kesukaan atau sebaliknya (ketidaksukaan).Disamping panelis
mengemukakantanggapan senang, suka atau kebalikannya, mereka juga
mengemukakan tingkatkesukaannya.Tingkat tingkat kesukaan ini disebut skala
hedonik. Misalnya dalam hal suka dapat mempunyai skala hedonik seperti :
amat sangat suka, sangat suka, suka,agak suka. Sebaliknya jika tanggapan itu
tidak suka dapat mempunyai skala hedonikseperti suka dan agak suka, terdapat
tanggapannya yang disebut sebagai netral, yaitubukan suka tetapi juga bukan
tidak suka ( neither like nor dislike ).Skala hedonik dapat direntangkan atau
diciutkan menurut rentangan skala yang dikehendakinya.Skala hedonik dapat juga
diubah menjadi skala numerik dengan angkamutu menurut tingkat
kesukaan.Dengan data numeric ini dapat dilakukan analisis
secarastatistik.Penggunaan skala hedonik pada prakteknya dapat digunakan untuk
mengetahuiperbedaan.Sehingga uji hedonik sering digunakan untuk menilai
secara organoleptikterhadap komoditas sejenis atau produk pengembangan. Uji
hedonik banyak digunakanuntuk menilai produk akhir (Soekarto,1981).
2.1.5 SPEKTROFOTOMETER
AKTIVITAS DAYA
ANTIOKSIDAN
(PEREAKSI DPPH)
CARA PENGERINGAN
MUTU FISIK
ROSELA
Direaksi
Aktivitas Daya Penghambatan
kan Spektrofoto
1. Antioksidan atau pencegahan Absorbansi Rasio
dengan meter Visible
proses oksidasi
DPPH
Diuji 1. Tidak suka
Pengujian yang
pada 2. Agak suka
didasarkan pada
2. Uji hedonik panelis Observasi 3. Netral Ordinal
proses
setengah 4. Suka
pengindraan
terlatih 5. Sangat suka
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2.1 Populasi
Populasi menggunakan kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa) yang
didapatkan dari Bumi Herbal Dago, Bandung.
3.2.2 Sampel
Kelopak rosella(Hibiscus sabdariffa) yang digunakan adalah kelopak
yang sudah dikeringkan.
17
18
3.4.2 Alat
1. Spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu)
2. Timbangan analitik (Metler Toledo)
3. Oven
4. Mikroskop cahaya
5. Hot plate
6. Desikator
7. Alat-alat gelas yang lazim di laboratorium.
c. Karakteristik Farmakognosi
1. Identifkasi Simplisia (Depkes, 1989)
Identifikasi simplisia dilakukan dengan memeriksa pemerian dan
melakukan pengamatan simplisia baik secara makroskopik .
23
24
Berdasarkan dari tabel 4.2 dan tabel 4.3, rata-rata kadar air
untuk pengeringan rak terbuka adalah 7,72% sedangkan rata-rata kadar
air untuk pengeringan rak tertutup adalah 14,25%. Dari hasil tersebut
terdapat perbedaan kadar air, dimana kadar air pengeringan rak terbuka
memenuhi syarat SNI yaitu kurang dari 10%, sedangkan untuk kadar
air pengeringan rak tertutup tidak memenuhi syarat karena lebih dari
10%. Untuk perhitungan kadar air simplisia terdapat pada Lampiran 3.
25
60
50 Y = 17,83+8,275x
40 R = 0,9952
30
20
10
0
10 20 30 40 50 60
Konsentrasi (ppm)
Dari hasil kurva kalibrasi larutan standar kuersetin, didapat nilai regresi
linier yaitu :
Dari nilai regresi linier tersebut, didapat nilai IC50 larutan standar kuersetin
adalah 3,687 ppm, dimana perhitungannya sebagai berikut :
Y= 17,83+8,275x
50 = 17,83+8,725x
x = 3,687 ppm
Dari perhitungan nilai IC50 didapat hasil yaitu 3,687 ppm untuk
larutan standar kuersetin, dimana semakin kecil nilai IC50 maka semakin
kuat aktivitas antioksidannya.untuk hasil data absorbansi dan nilai hambat
beserta perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 5.
27
60
50
40 y = 8,0275+0,53995x
30
20
10
0
30 50 70 90 110
Konsentrasi (ppm)
60
50
40 y = 21,9895+0,34375x
30 r = 0,9990
20
10
0
30 50 70 90 110
Konsentrasi (ppm)
60
50
40
30 y = 37,2915+0,24835x
20 r = 0,9995
10
0
30 50 70 90 110
Konsentrasi (ppm)
60
50
40
30 y = 35,505+0,2469x
20 r = 0,9955
10
0
30 50 70 90 110
Konsentrasi (ppm)
4.2 PEMBAHASAN
Masyarakat Indonesia sudah banyak mengenal teh rosella (Hibiscus
sabdariffa) yang berkhasiat untuk kesehatan.Masyarakat mengkonsumsi rosella
yang sudah kering, kemudian diseduh dengan air panas.Proses pengeringan dalam
pembuatan simplisia bertujuan untuk mengurangi kadar air yang dapat
menyebabkan pertumbuhan mikroba. Terdapat macam-macam pengeringan
simplisia yang dapat dilakukan, tetapi masyarakat selama ini lebih memilih
menggunakan pengeringan konvensional menggunakan sinar matahari karena
cepat dan ekonomis, tetapi mempunyai efektivitas yang rendah.
Pada penelitian, dilakukan proses pengeringan simplisia menggunakan
pengeringan didalam ruangan yang terlindung dari cahaya matahari langsung.
Pada pembuatan simplisia, proses pengeringan dilakukan selama 7 hari dengan
kondisi yang berbeda untuk setiap perlakuan sehingga membutuhkan waktu yang
lama untuk pengeringannya.
Hasil pengeringan untuk masing-masing perlakuan dilakukan identifikasi
secara makroskopik. Secara makroskopik, untuk warna tidak terlihat perbedaan,
bahkan kedua sampel memiliki warna yang hampir sama yaitu berwarna merah
keunguan. Pada penelitian sebelumnya, pengeringan yang menggunakan sinar
matahari menghasilkan simplisia rosella (Hibiscus sabdariffa) yang berwarna
kecoklatan.Hal ini disebabkan karena antosianin, seperti halnya pigmen alami
lainnya, memiliki stabilitas yang rendah.Antosianin dapat mengalami degradasi
selama ekstraksi, pemurnian, pengolahan, dan penyimpanan.Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Laleh et al (2006) menunjukkan bahwa peningkatan pH, suhu, dan
paparan cahaya dapat merusak molekul antosianin.Paparan cahaya juga dapat
memperbesar degradasi pada molekul antosianin.Penyebab utama kehilangan
pigmen warna berhubungan dengan hidrolisis antosianin.Sampel rosella (Hibiscus
sabdariffa) memiliki aroma yang khas.Aroma berhubungan dengan komponen
volatile dari suatu bahan. Semakin banyak komponen volatile yang terdapat pada
suatu bahan maka aroma yang terbentuk akan lebih tajam. Pada penelitian
sebelumnya, pengeringan menggunakan sinar matahari menghasilkan aroma yang
kurang wangi karena senyawa volatile yang menguap.
32
organik. Sebagian besar dari senyawa organik. Kadar abu total yang dihasilkan
simplisia pengeringan kelopak rosella(Hibiscus sabdariffa) rak terbuka adalah
6,467% sedangkan kadar abu total untuk simplisia pengeringan kelopak rosella
(Hibiscus sabdariffa)rak tertutup yaitu 7,594%. Hasil kedua simplisia tersebut
memenuhi persyaratan yang ditetapkan yaitu tidak lebih dari 7,9% (Depkes,2011).
Pada proses pembuatan teh rosella(Hibiscus sabdariffa) dilakukan dengan
cara penyeduhan menggunakan air bersuhu 950C dengan lama penyeduhan 9-10
menit. Pengujian aktivitas antioksidan simplisia pengeringan kelopak rosella
(Hibiscus sabdariffa) rak terbuka dan simplisia pengeringan kelopak rosella
(Hibiscus sabdariffa) rak tertutup dilakukan sebanyak 2 kali.
Penangkap radikal bebas (radical scavenger) merupakan mekanisme
utama antioksidan bereaksi dalam makanan.Beberapa metode telah dikembangkan
salah satunya dalah penangkapan radikal DPPH yang merupakan radikal sintetis
dalam pelarut organik polar seperti methanol dan etanol pada suhu kamar
(Pokorny, 2001).Pada uji DPPH, kemampuan antioksidan untuk menangkap
DPPH dilakukan dengan mengamati penurunan absorbansi pada 515-517
nm.Pada penelitian ini didapat panjang gelombang maksimun DPPH adalah 515
nm.Untuk hasil panjang gelombang maksimum yang didapat, terdapat pada
Lampiran 2.
Prinsip dari metode uji aktivitasantioksidan ini adalah pengukuran
aktivitasantioksidan secara kuantitatif yaitu denganmelakukan pengukuran
penangkapan radikal DPPH oleh suatu senyawa yang mempunyai aktivitas
antioksidan dengan menggunakanspektrofotometri UV-Visible sehingga
dengandemikian akan diketahui nilai aktivitasperedaman radikal bebas yang
dinyatakan dengan nilai IC50 (Inhibitory Concentration). Nilai IC50 didefinisikan
sebagai besarnyakonsentrasi senyawa uji yang dapat meredamradikal bebas
sebanyak 50%.Semakin kecil nilai IC50 maka aktivitas peredaman radikalbebas
semakin tinggi.
Hasil pengujian didapat nilai IC50 untuk masing-masing sampel. Untuk
sampel simplisia pengeringan rosella rak terbuka didapat nilai IC50 77,7340 ppm
dan 81,485 ppm. Untuk sampel simplisia pengeringan rosella rak tertutup didapat
34
standar sebagai sumbu y kemudian dihitung nilai x sebagai konsentrasi nilai IC50.
(Molyneux, 2004).
Dari hasil data yang didapat, terdapat perbedaan nilai IC50 untuk kedua
sampel uji. Berdasarkan nilai IC50 , aktivitas daya antioksidan yang paling kuat
adalah sampel pengeringan kelopak rosella(Hibiscus sabdariffa) rak tertutup,
dimana saat pengeringan, kelopak rosella(Hibiscus sabdariffa) ditutup
menggunakan kain batis sehingga terlindung dari faktor-faktor yang
mempengaruhi kestabilan antosianin sebagai antioksidan pada rosela. Kestabilan
antosianin dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pH, suhu, sinar, dan
oksigen. Pada faktor suhu, pemanasan bersifat irreversible dalam mempengaruhi
stabilitas pigmen dimana khalkon yang tidak berwarna tidak dapat kembali
menjadi kation flavilium yang berwarna merah dan bila terus dipanaskan akan
menjadi pucat dan coklat.
Untuk faktor sinar, Harbonne (1996) menyatakan bahwa antosianin tidak
stabil dalam larutan netral atau basa dan bahkan dalam larutan asam warnanya
dapat memudar perlahan-lahan akibat terkena cahaya, sehingga simplisia
sebaiknya disimpan dalam suhu ruang dan tempat sejuk.Secara umum diketahui
bahwa cahaya mempercepat degradasi antosianin. Antosianin juga tidak stabil
ketika terkena sinar tampak dan ultraviolet dan inti lain dari radiasi ion.
Dekomposisi sebagian besar tampak menjadi fotooksidasi karena asam p-
hidroksibenzoat diidentifikasi sebagai hasil degradasi minor (Arisandi, 2001).
Sedangkan untuk faktor oksigen, oksidatif mengakibatkan oksigen molekuler
pada antosianin rosella.oksigen dan suhu dapat bekerjasama mempercepat
kerusakan antosianin.
35
5.1 KESIMPULAN
1. Dari pengujian hedonik mulai dari pengujian warna, aroma, dan rasa, dari
kedua sampel uji, rata-rata tingkat kesukaan panelis lebih menyukai
sampel 1 yaitu sampel seduhan rosella pengeringan rak terbuka.
Berdasarkan uji statistik Mann-Whitney, terdapat perbedaan yang
signifikan antara sampel seduhan pengeringan kelopak rosella rak terbuka
dengan sampel seduhan pengeringan kelopak rosella rak tertutup dengan
nilai p-value <0,05.
2. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dari nilai IC50 , untuk
sampel pengeringan rosella rak terbuka nilai IC50 77,7340 untuk sampel 1
dan 81,485 untuk sampel 2. Sedangkan Untuk sampel simplisia
pengeringan rosella rak tertutup didapat nilai IC50 51,17 ppm untuk sampel
1 dan 60,56 ppm untuk sampel 2. Semakin kecil nilai IC50 maka semakin
kuat aktivitas daya antioksidannya.
5.2 SARAN
1. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan penelitian menggunakan metode
pemeriksaan daya antioksidan yang berbeda-beda seperti metode ABTS,
metode karotenioddengan sampel pengujian yang banyak untuk lebih
memastikan dan menguatkan hasil data yang diperoleh.
37
DAFTAR PUSTAKA
38
39
pikrilhidrazil). Pontianak.
Robinson, T., (1983).The Organic Constituents of Higher Plants Their Chemistry
and Interrelationships.(5th Ed., 200)Cordus Press., North Amherst.
Sipahelut, S.G. (2012). Proporsi Persenyawaan Teroksigenasi Minyak Atsiri dari
Daging Buah Pala.Dalam Jurnal Ekologi dan Sains.(No.1 Vol.1).
Universitas Pattimura.
Soekarto, ST. (1985). Penilaian Organoleptik untuk Industri Pangan dan Hasil
Pertanian.Jakarta:Penerbit Bhratara karya Aksara.
Takaya, dkk.(2003). Antioxidant Constituent of Radish Sprout (Kaiware-
daikon).Dalam Jurnal Food Chem. (No.51).
Widyastuti, N. (2010). Pengukuran Aktivitas Antioksidan dengan Metode
CUPRAC, DPPH, dan FRAP serta Korelasinya dengan Fenol dan
Flavonoid pada Enam Tanaman. skripsi. Bogor : Fakultas Matematika
dan IPA. Institut Pertanian Bogor.
Winarno, F.G., 1997. Pangan, Enzim dan Konsumen. Gramedia PustakaUtama,
Jakarta.
41
Lampiran 1
(1) (2)
Keterangan :
(1) Pengeringan rosela rak terbuka
(2) Pengeringan rosela rak tertutup
42
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Perhitungan kadar abu total simplisia dapat dihitung dengan menggunakan rumus
:
a. Kadar abu I =
b. Kadar abu II =
a. Kadar abu I =
b. Kadar abu II =
Lampiran 5
Contoh perhitungan :
1. Aktivitas daya antioksidan (%) =
Perhitungan aktivitas daya antioksidan simplisia pengeringan rosella rak
terbuka pada konsentrasi 10 ppm :
Aktivitas daya antioksidan =
2. Perhitungan nilai IC50
Perhitungan nilai IC50 dari simplisia pengeringan rosella rak terbuka :
Persamaan umum : y = a+bx
X=
Diketahui : y = 17,83 + 8,275x (y = 50)
x=
46
Lampiran 6
Percobaan 1
Percobaan 2
Contoh perhitungan :
1. Aktivitas daya antioksidan (%) =
Perhitungan aktivitas daya antioksidan simplisia pengeringan rosella rak
terbuka pada konsentrasi 30 ppm :
Aktivitas daya antioksidan =
1. Perhitungan nilai IC50
Perhitungan nilai IC50 dari simplisia pengeringan rosella rak terbuka :
Persamaan umum : y = a+bx
X=
Diketahui : y = 8,0275 + 0,53995x (y = 50)
x=
47
Lampiran 7
Percobaan 1
NO Konsentrasi Absorbansi Absorbansi % Inhibisi Nilai IC50
(ppm) Blanko Sampel
1. 30 0,816 0,466 42,89%
2. 50 0,816 0,428 47,54%
3. 70 0,816 0,386 52,69% 60,56 PPM
4. 90 0,816 0,335 58,94%
5. 110 0,816 0,311 61,88%
Percobaan 2
Contoh perhitungan :
1. Aktivitas daya antioksidan (%) =
Perhitungan aktivitas daya antioksidan simplisia pengeringan rosella rak
terbuka pada konsentrasi 30 ppm :
Aktivitas daya antioksidan =
1. Perhitungan nilai IC50
Perhitungan nilai IC50 dari simplisia pengeringan rosella rak terbuka :
Persamaan umum : y = a+bx
X=
Diketahui : y = 37,2915 + 0,24835x (y = 50)
x=
48
Lampiran 8
KODE :
TANGGAL :
PETUNJUK :
1. Dihadapan Anda terdapat 2 gelas teh rosella dengan nomor 1 dan 2.
Anda diminta untuk mencicipi dan merasakan masing-masing dari teh
rosella tersebut.
2. Sebelum merasakan teh rosella, Anda diminta untuk meminum air
putih yang telah disediakan. Tunggu sekitar 1-2 menit setelah
meminum air putih dan sebelum melanjutkan mencicipi dan
merasakan teh rosella berikutnya.
3. Sekarang Anda diminta untuk mencicipi dan merasakan teh rosella
berikutnya.
4. Berikan penilaian untuk masing-masing karakteristik dari teh rosella di
hadapan Anda. Lingkari angka dibawah ini sesuai dengan penilaian
Anda.
Karakteristik Sampel 1 Sampel 2
Warna teh rosella 12345 12345
Aroma teh rosella 12345 12345
Rasa teh rosella 12345 12345
Keterangan :
Kriteria penilaian :
1. Sangat tidak suka
2. Tidak suka
3. Netral
4. Agak suka
5. Sangat suka
Terima kasih atas bantuan dan waktu yang telah Anda sediakan
49
Lampiran 9
(Lanjutan)
(Lanjutan)
Lampiran 10
Test Statisticsa
hasil uji
hedonik
Mann-Whitney
58.000
U
Wilcoxon W 383.000
Z -5.112
Asymp. Sig. (2-
.000
tailed)
a. Grouping Variable: sampel
uji
Test Statisticsa
hasil uji
hedonik
Mann-Whitney
151.500
U
Wilcoxon W 476.500
Z -3.250
Asymp. Sig. (2-
.001
tailed)
a. Grouping Variable: sampel
uji
53
(lanjutan)
3. Uji statistik rasa seduhan rosella
Test Statisticsa
hasil uji
hedonik
Mann-Whitney
100.000
U
Wilcoxon W 425.000
Z -4.452
Asymp. Sig. (2-
.000
tailed)
a. Grouping Variable: sampel
uji