You are on page 1of 6

Ekosistem Daerah Aliran Sungai

Oleh : Suyadi

1. Ekosistem

Berdasarkan segi struktur dasar ekosistem, maka komponen ekosistem terdiri atas
dua jenis sebagai berikut (Gopal dan Bhardwaj, 1979; Setiadi, 1983).

1. Komponen biotik (komponen makhluk hidup), misalnya binatang, tetumbuhan, dan


mikroba.
2. Komponen abiotik (komponen benda mati) misalnya air, udara, tanah dan energi.

Berdasarkan segi trofik atau nutrisi, maka komponen biotik dalam ekosistem
terdiri atas dua jenis sebagai berikut (Odum, 1993; Gopal dan Bhardwaj, 1979;
Resosoedarmo dkk., 1986; Irwan, 1992).

1. Komponen autotrofik (autotrophic). Kata autotrofik berasal dari kata autos artinya
sendiri, dan trophikos artinya menyediakan makanan. Komponen autotrofik, ysitu
orgnisme yang mampu menyediakan makanannya sendiri berupa bahan organik
berasal dari bahan-bahan anorganik dengan bantuan klorofil dan energi utama
berupa radiasi matahari. Oleh karena itu, organisme yang mengandung klorofil
termasuk ke dalam golongan autotrof dan pada umunya adalah golongan
tetumbuhan. Pada komponen autrofik terjadi pengikatan energi radiasi matahari dan
sintesis bahan anorganik menjadi bahan organik kompleks.
2. Komponen heterotrofik (heterotrofhic). Kata heterotrof berasal dari kata hetero
artinya berbeda atau lain. Dan trophikos artinya menyediakan makanan. Komponen
heterotrofik, yaitu organisme yang hidupnya selalu memanfaatkan bahan organik
sebagai bahan makanannya, sedangkan bahan organik yang dimanfaatkann itu
disediakan oleh organisme lain. Jadi, komponen heterotrofik memperoleh bahan
makanan dari komponen autotrofik, kemudian sebagian anggota komponen ini
menguraikan bahan organik kompleks ke dalam bentuk bahan anorganik yang
sederhana. Dengan demikian, binnatang, jamur, jasad renik termasuk ke dalam
golongan komponen heterotrofik.

Ekosistem DAS 1
2. Komponen-komponen Ekosistem DAS

Odum (1993), mengemukakan bahwa semua ekosistem apabila ditinjau dari segi
struktur dasarnya terdiri atas empat komponen. Pernyataan yang serupa juga
dikemukakan oleh Resosoedarmo, dkk (1986) bahwa ekosistem ditinjau dari segi
penyusunnya terdiri atas emapt komponen, yaitu komponen abiotik, komponen biotik
yang mencakup produsen, konsumen, dan pengurai. Masing-masing dari empat
komponen tersebut diuraikan sebagai berikut :

1. Komponen abiotik, yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri atas tanah, air,
udara, sinar matahari dan lain sebagainya yang berupa medium atau substrat untuk
berlangsungnya kehidupan. Menurut Setiadi (1983), komponen biotik dari suatu
ekosistem dapat meliputi senyawa dari elemen inorganik misalnya tanah, air
kalsium, oksigen, karbonat dan berbagai ikatan senyawa organik lainnya. Selain itu
juga ada fakta faktor fisik yang terlibat misalnya uap air, angin, dan radiasi
matahari.
2. Komponen produsen, yaitu organisme autotrofik yang pada umumnya berupa
tumbuhan hijau. Produsen menggunakan energi radiasi matahari dalam proses
fotosintesis, sehingga mampu mengasimilasi CO2 dan H2O menghasilkan energi
kimia yang tersimpan dalam karbohidrat. Energi kimia inilah sebenarnya
merupakan sumber energi yang kaya senyawa karbon.
3. Komponen konsumen, yaitu organisme heterotrofik misalnya manusia dan binatang
yang makan organisme lain. Jadi, yang disebut sebagai konsumen adalah organisme
dalam ekosistem yang menggunakan hasil sintesis (bahan organik) dan produsen
atau organisme lainnya. Berdasarkan kategori tersebut, maka yang termasuk
konsumen adalah binatang atau manusia yang terdapat dalam suatu ekosistem
tersebut. Konsumen dapat digolongkan ke dalam : konsumen pertama, konsumen
kedua, konsumen ketiga, dan mikrokonsumen.
4. Komponen pengurai, yaitu mikroorganisme yang hidupnya bergantung kepada
bahan organik dari organisme mati (binatang, mannusia, tumbuhan yang telah
mati). Mikroorganisme pengurai tersebut pada umumnya terdiri atas tahap dalam
proses penguraian bahan organik dari organisme mati, maka organisme pengurai
terbagi atas dekomposer dan transformer (Setiadi, 1983). Dekomposer, yaitu
mikroorganisme yang menyerang bangkai hewan dan sisa tumbuhan mati,
kemudian memecah bahan organik kompleks ke dalam ikatan yang lebih sederhana

Ekosistem DAS 2
ke dalam bentuk bahan anorganik yang siap dimanfaatkan lagi oleh produsen
(tetumbuhan), dan proses dekomposisi itu disebut mineralisasi yang menghasilkan
zat hara.

3. Ekosistem Daerah Aliran Sungai

Daerah aliran sungai (catchment, basin, watershed) merupakan semua daerah


dimana semua airnya mengalir ke dalam suatu sungai yang dimaksudkan. Daerah aliran
sungai (DAS) dapat diartikan sebagai kawasan yang dibatasi oleh pemisah topografis
yang menampung, menyimpan dan mengalirkan air hujan yang jatuh di atasnya ke
sungai yang akhirnya bermuara ke danau/laut (Manan, 1979).

DAS merupakan ekosistem yang terdiri dari unsur utama vegetasi, tanah, air dan
manusia dengan segala upaya yang dilakukan di dalamnya (Soeryono, 1979). Sebagai
suatu ekosistem, di DAS terjadi interaksi antara faktor biotik dan fisik yang
menggambarkan keseimbangan masukan dan keluran berupa erosi dan sedimentasi.
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa pengertian DAS adalah sebagai berikut :

a) Suatu wilayah daratan yang menampung, menyimpan kemudian mengalirkanair


hujan ke laut atau danau melalui satu sungai utama.
b) Suatu daerah aliran sungai yang dipisahkan dengan daerah lain oleh pemisah
topografis sehingga dapat dikatakan seluruh wilayah daratan terbagi atas beberapa
DAS.
c) Unsur-unsur utama di dalam suatu DAS adalah sumberdaya alam (tanah, vegetasi
dan air) yang merupakan sasaran dan manusia yang merupakan pengguna
sumberdaya yang ada.
d) Unsur utama (sumberdaya alam dan manusia) di DAS membentuk suatu ekosistem
dimana peristiwa yang terjadi pada suatu unsur akan mempengaruhi unsur lainnya.

Aktifitas dalam DAS yang menyebabkan perubahan ekosistem, misalnya


perubahan tata guna lahan, khususnya di daerah hulu sehingga memberikan dampak
pada daerah hilir berupa perubahan jumlah debit air dan kandungan sedimen serta
material yang terkandung di dalamnya. Dalam hal ini maka pengelolaan DAS
mempunyai fungsi penting sebagai pengelolaan dan alokasi sumber daya alam di
daerah aliaran sungai termasuk pencegahan banjir dan erosi, serta perlindungan nilai

Ekosistem DAS 3
keindahan yang berkaitan dengan sumber daya alam dan yang terpenting adalah
kelangsungan ekosistem DAS.

Ekosistem DAS merupakan bagian penting, karena mempunyai fungsi


perlindungan terhadap DAS. Perlindungan ini, antara lain dari segi fungsi tata air.
Dalam hal ini DAS hulu seharusnya menjadi fokus perencanaan pengelolaan DAS
mengingat bahwa dalam suatu DAS merupakan daerah hulu dan hilir yang mempunyai
keterkaitan biofisik melalui daur hidrologi. DAS terdapat suatu ekosistem dimana di
dalamnya terjadi suatu proses interakasi antara faktor-faktor biotik, non biotik dan
manusia. Sebagai suatu ekosistem terdapat masukan (input) yang selama berlangsung
menghasilkan keluaran (output). Komponen masukan dalam ekosistem DAS meliputi
curah hujan, sedangkan keluaran terdiri dari debit air dan muatan sedimen.
Komponen-komponen DAS yang berupa vegetasi, tanah dan saluran atau sungai
hanya bertindak sebagai prosesor (Suripin, 2001:183).

Komponenkomponen utama ekosistem DAS, terdiri dari :manusia, hewan,


vegetasi, tanah, iklim, dan air (Gambar 1). Masingmasing komponen tersebut
memiliki sifat yang khas dan keberadaannya tidak berdirisendiri, namun berhubungan
dengan komponen lainnya membentuk kesatuan sistem ekologis (ekosistem). Manusia
memegang peranan yang penting dan dominan dalam mempengaruhi kualitas suatu
DAS. Gangguan terhadap salahsatu komponen ekosistem akan dirasakan oleh
komponen lainnya dengan sifat dampak yang berantai. Keseimbangan ekosistem akan
terjamin apabila kondisi hubungan timbal balik antar komponen berjalan dengan baik
dan optimal. Kualitas interaksi antar komponen ekosistem terlihat dari kualitas output
ekosistem tersebut. Di dalam DAS kualitas ekosistemnya secara fisik terlihat dari
besarnya erosi, aliran permukaan, sedimentasi, fluktuasi debit, dan produktifitas lahan.

Ekosistem DAS 4
Gambar 1. Interaksi Antar Komponen dalam DAS

Ekosistem DAS 5
Daftar Pustaka

Suripin. 2001. Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air. Yogyakarta : Andi.


Soemarwoto, O. 1985. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan.
Tresnadi, Hidir. 2008. Pengelolaan DAS dengan Pendekatan Ekosistem. Jakarta : BPPT

Ekosistem DAS 6

You might also like