You are on page 1of 18

BAB VI PENGENDALIAN KOROSI DENGAN PENAMBAHAN

Kelompok 13
INHIBITOR EKSTRAK BAHAN ALAM

BAB VI
PENGENDALIAN KOROSI DENGAN PENAMBAHAN
INHIBITOR EKSTRAK BAHAN ALAM

6.1 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pengaruh penambahan ekstrak bahan alam
terhadap proses korosi.
2. Mengetahui dan memahami mekanisme pengendalian korosi dengan
penambahan inhibitor ekstrak bahan alam.
3. Menghitung laju korosi dari logam dengan lingkungan yang telah ditambah
inhibitor ekstrak bahan alam.
4. Mengetahui pengukuran pH larutan dalam lingkungan yang telah ditambah
inhibitor ekstrak bahan alam.
5. Mengetahui pengukuran potensial logam dalam lingkungan yang telah
ditambah inhibitor ekstrak bahan alam.

6.2 Teori Dasar


"Back to Nature (kembali ke alam)" merupakan istilah yang digunakan oleh
banyak orang, agar masyarakat kembali memanfaatkan bahan-bahan kimia yang telah
disediakan oleh alam dan bukan bahan sintetis. Tren back to nature ini didasarkan
oleh berbagai kekurangan, keamanan, dan bahaya kesehatan dari penggunaan yang
terus menerus dari bahan kimia sintetis. Contoh sederhananya adalah dalam bidang
pertanian, dimana banyak petani dan konsumen lebih memilih hasil pertanian yang
dipupuk dengan mengunakan pupuk alami (kompos/kotoran ternak) dibandingkan
dengan pupuk sintetis. Contoh-contoh lainnya adalah penggunaan plastik, dimana
sekarang sedang digalakkan pencarian bahan baku plastik alami (biopolimer) yang
diharapkan dapat menggantikan peranan plastik sintetis yang bersifat
nonbiodegradable dan tidak ramah lingkungan.

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A. 2016-2017 83


BAB VI PENGENDALIAN KOROSI DENGAN PENAMBAHAN
Kelompok 13
INHIBITOR EKSTRAK BAHAN ALAM

Istilah back to nature juga berlaku dalam aplikasinya dibidang kimia


korosi. Tetapi sebelum meninjau lebih jauh aplikasinya, mungkin penulis akan
menjelaskan terlebih dahulu apa itu korosi dan inhibitor.
Korosi atau secara awam dikenal sebagai pengkaratan merupakan suatu
peristiwa kerusakan atau penurunan kualitas suatu bahan logam yang disebabkan
oleh terjadi reaksi dengan lingkungan. Biasanya proses korosi logam berlangsung
secara elektrokimia yang terjadi secara simultan pada daerah anoda dan katoda
yang membentuk rangkaian arus listrik tertutup. Proses pencegahan korosi dapat
dilakukan, diantaranya dengan pelapisan pada permukaan logam, perlindungan
katodik, penambahan inhibitor korosi dan lain-lain. Sejauh ini, penggunaan
inhibitor merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mencegah korosi.
Inhibitor korosi sendiri didefinisikan sebagai suatu zat yang apabila
ditambahkan dalam jumlah sedikit ke dalam lingkungan akan menurunkan
serangan korosi lingkungan terhadap logam. Umumnya inhibitor korosi berasal
dari senyawa-senyawa organik dan anorganik yang mengandung gugus-gugus
yang memiliki pasangan elektron bebas, seperti nitrit, kromat, fospat, urea,
fenilalanin, imidazolin, dan senyawa-senyawa amina. Namun demikian, pada
kenyataannya bahwa bahan kimia sintesis ini merupakan bahan kimia yang
berbahaya, harganya lumayan mahal, dan tidak ramah lingkungan, maka sering
industri-industri kecil dan menengah jarang menggunakan inhibitor pada sistem
pendingin, sistem pemipaan, dan sistem pengolahan air produksi mereka, untuk
melindungi besi/baja dari serangan korosi. Untuk itu penggunaan inhibitor yang
aman, mudah didapatkan, bersifat biodegradable, biaya murah, dan ramah
lingkungan sangatlah diperlukan.

Bahan Alam sebagai Alternatif Inhibitor


Salah satu alternatifnya adalah ekstrak bahan alam khususnya senyawa yang
mengandung atom N, O, P, S, dan atom-atom yang memiliki pasangan elektron
bebas. Unsur-unsur yang mengandung pasangan elektron bebas ini nantinya dapat
berfungsi sebagai ligan yang akan membentuk senyawa kompleks dengan logam.

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A. 2016-2017 84


BAB VI PENGENDALIAN KOROSI DENGAN PENAMBAHAN
Kelompok 13
INHIBITOR EKSTRAK BAHAN ALAM

Dari beberapa hasil penelitian seperti penelitian oleh Fraunhofer (1996),


diketahui bahwa ekstrak daun tembakau, teh dan kopi dapat efektif sebagai
inhibitor pada sampel logam besi, tembaga, dan alumunium dalam medium
larutan garam.Keefektifan ini diduga karena ekstrak daun tembakau, teh, dan kopi
memiliki unsur nitrogen yang berfungsi sebagai pendonor elektron terhadap
logam Fe2+ untuk membentuk senyawa kompleks. Sudrajat dan Ilim (2006) juga
mengemukakan bahwa ekstrak daun tembakau, lidah buaya, daun pepaya, daun
teh, dan kopi dapat efektif menurunkan laju korosi mild steel dalam medium air
laut buatan yang jenuh CO2.
Efektivitas ekstrak bahan alam sebagai inhibitor korosi tidak terlepas dari
kandungan nitrogen yang terdapat dalam senyawaan kimianya seperti daun
tembakau yang mengandung senyawa-senyawa kimia antara lain nikotin,
hidrazin, alanin, quinolin, anilin, piridin, amina, dan lain-lain. Lidah buaya
mengandung aloin, aloenin, aloesin dan asam amino. Daun pepaya mengandung
N-asetil-glukosaminida, benzil isotiosianat, asam amino.Sedangkan daun teh dan
kopi banyak mengandung senyawa kafein dimana kafein dari daun teh lebih
banyak dibandingkan kopi.

Mekanisme Proteksi
Mekanisme proteksi ekstrak bahan alam terhadap besi/baja dari serangan
korosi diperkirakan hampir sama dengan mekanisme proteksi oleh inhibitor
organik. Reaksi yang terjadi antara logam Fe2+ dengan medium korosif seperti
CO2 diperkirakan menghasilkan FeCO3, oksidasi lanjutan menghasilkan
Fe2(CO3)3 dan reaksi antara Fe2+ dengan inhibitor ekstrak bahan alam
menghasilkan senyawa kompleks. Inhibitor ekstrak bahan alam yang
mengandung nitrogen mendonorkan sepasang elektronnya pada permukaan
logam mild steel ketika ion Fe2+ terdifusi ke dalam larutan elektrolit, reaksinya
adalah Fe -> Fe2+ + 2e- (melepaskan elektron) dan Fe2+ + 2e- -> Fe (menerima
elektron).

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A. 2016-2017 85


BAB VI PENGENDALIAN KOROSI DENGAN PENAMBAHAN
Kelompok 13
INHIBITOR EKSTRAK BAHAN ALAM

Gambar 6.1. Mekanisme Proteksi

Inhibitor korosi sendiri didefinisikan sebagai suatu zat yang apabila


ditambahkan dalam jumlah sedikit ke dalam lingkungan akan menurunkan
serangan korosi lingkungan terhadap logam.
Beberapa faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi proses korosi antara lain,
yaitu :
1. Suhu
Kenaikan suhu akan menyebabkan bertambahnya kecepatan reaksi korosi. Hal
ini terjadi karena makin tinggi suhu maka energi kinetik dari partikel-partikel yang
bereaksi akan meningkat sehingga melampaui besarnya harga energi aktivasi dan
akibatnya laju kecepatan reaksi (korosi) juga akan makin cepat, begitu juga
sebaliknya.
2. Kecepatan alir fluida atau kecepatan pengadukan
Laju korosi cenderung bertambah jika laju atau kecepatan aliran fluida
bertambah besar. Hal ini karena kontak antara zat pereaksi dan logam akan
semakin besar sehingga ion-ion logam akan makin banyak yang lepas sehingga
logam akan mengalami kerapuhan (korosi).

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A. 2016-2017 86


BAB VI PENGENDALIAN KOROSI DENGAN PENAMBAHAN
Kelompok 13
INHIBITOR EKSTRAK BAHAN ALAM

3. Konsentrasi bahan korosif


Hal ini berhubungan dengan pH atau keasaman dan kebasaan suatu larutan.
Larutan yang bersifat asam sangat korosif terhadap logam dimana logam yang
berada didalam media larutan asam akan lebih cepat terkorosi karena karena
merupakan reaksi anoda. Sedangkan larutan yang bersifat basa dapat menyebabkan
korosi pada reaksi katodanya karena reaksi katoda selalu serentak dengan reaksi
anoda.
4. Oksigen
Adanya oksigen yang terdapat di dalam udara dapat bersentuhan dengan
permukaan logam yang lembab. Sehingga kemungkinan menjadi korosi lebih
besar. Di dalam air (lingkungan terbuka), adanya oksigen menyebabkan korosi.
5. Waktu kontak
Aksi inhibitor diharapkan dapat membuat ketahanan logam terhadap korosi
lebih besar. Dengan adanya penambahan inhibitor kedalam larutan, maka akan
menyebabkan laju reaksi menjadi lebih rendah, sehingga waktu kerja inhibitor
untuk melindungi logam menjadi lebih lama. Kemampuan inhibitor untuk
melindungi logam dari korosi akan hilang atau habis pada waktu tertentu, hal itu
dikarenakan semakin lama waktunya maka inhibitor akan semakin habis terserang
oleh larutan.

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A. 2016-2017 87


BAB VI PENGENDALIAN KOROSI DENGAN PENAMBAHAN
Kelompok 13
INHIBITOR EKSTRAK BAHAN ALAM

6.3 Metodologi Praktikum


6.3.1 Skema Proses

Siapkan alat dan bahan

Persiapan awal permukaan

Pengukuran dimensi dan berat spesimen

Penimbangan inhibitor

Pembuatan larutan

Celupkan spesimen kedalam larutan

Pengamatan pH dan potensial logam

Angkat dan keringkan spesimen

Pengukuran dimensi dan berat spesimen

Analisa dan pembahasan

Kesimpulan

Gambar 6.2 Skema Proses Pengendalian Korosi dengan Penambahan Inhibitor

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A. 2016-2017 88


BAB VI PENGENDALIAN KOROSI DENGAN PENAMBAHAN
Kelompok 13
INHIBITOR EKSTRAK BAHAN ALAM

6.3.2 Penjelasan Skema Proses


1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Lakukan persiapan awal permukaan pada spesimen uji ST-37.
3. Ukur dimensi awal spesimen dan berat awal spesimen uji ST-37.
4. Timbang inhibitor sesuai dengan hasil perhitungan berat inhibitor.
5. Buat larutan NaCl 0,1 M 250 mL.
6. Celupkan spesimen kedalam larutan NaCl 0,1 M 250 mL yang telah
dicampur inhibitor ekstrak bahan alam.
7. Lakukan pengamatan pH larutan dan potensial logam 1 x 24 jam
selama 7 hari.
8. Setelah pengamatan selesai angkat dan keringkan spesimen uji ST-37
menggunakan tisu.
9. Lakukan pengukuran dimensi dan berat akhir spesimen uji ST-37.
10. Buat analisa dan pembahasan dari data-data yang diperoleh dan apa
yang terjadi selama praktikum.
11. Tarik kesimpulan dari hasil analisa.

6.3.3 Gambar Proses

Penimbangan
Spesimen ST37
Pengamplasan

1 gr
Celupkan spesimen
ke tiap larutan Penimbangan Pengukuran
yang sudah dibuat inhibitor

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A. 2016-2017 89


BAB VI PENGENDALIAN KOROSI DENGAN PENAMBAHAN
Kelompok 13
INHIBITOR EKSTRAK BAHAN ALAM

Penimbangan
Amati potensial-pH larutan

Pengukuran

Gambar 6.3 Gambar Proses Pengendalian Korosi dengan Penambahan Inhibitor

6.4 Alat dan Bahan


6.4.1 Alat
1. Gelas kimia 250 ml : 2 buah
2. Kaca arloji : 1 buah
3. Batang pengaduk : 1 buah
4. Spatula : 1 buah
5. Botol semprot : 1 buah
6. Neraca digital : 1 unit
7. Jangka sorong : 1 unit
8. pH meter : 1 unit
9. Multimeter dan electrode reference KCl : 1 unit

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A. 2016-2017 90


BAB VI PENGENDALIAN KOROSI DENGAN PENAMBAHAN
Kelompok 13
INHIBITOR EKSTRAK BAHAN ALAM

6.4.2 Bahan
1. Spesimen plat baja ST-37 : 2 buah
2. Amplas 240,600 dan 800 mesh : 3 buah
3. Aqua dm : secukupnya
4. Alkohol : secukupnya
5. Tisu : secukupnya
6. Kawat tembaga : 2 buah
7. Larutan NaCl 0,1M 250 ml : 2 gelas
8. Ekstrak kulit manggis : disesuaikan
9. Ekstrak daun jambu biji : disesuaikan

6.5 Pengumpulan dan Pengolahan Data


6.5.1 Pengumpulan Data
Data Dimensi dan Berat
Larutan NaCl dan Ekstrak kulit manggis
Tabel 6.1 Data Pengamatan Dimensi dan Berat NaCl + Ekstrak kulit manggis

Panjang Lebar (mm) Tebal (mm) Luas (inch2) Berat


No po p1 l0 l1 to T1 A0 A1 W0 W1 W
(gr) (gr) (mg)
1 61,6 61,4 39.5 39.5 1,3 1,1 3129, 5030, 21.42 21.42 2
26 753

Larutan NaCl dan Ekstrak daun jambu


Tabel 6.2 Data Pengamatan Dimensi dan Berat NaCl + Ekstrak daun jambu biji

Panjang Lebar Tebal (mm) Luas Berat


N (mm) (inch2)
o po p1 l0 l1 to T1 A0 A1 W0 W1 W
(gr) (gr) (mg)
1 60 59.9 59.6 39.6 1.2 1.1 499 4962. 21.68 21.65 3
1.04 98

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A. 2016-2017 91


BAB VI PENGENDALIAN KOROSI DENGAN PENAMBAHAN
Kelompok 13
INHIBITOR EKSTRAK BAHAN ALAM

- Data pengamatan visual, potensial dan pH larutan NaCl + ekstrak kulit manggis
Tabel 6.3 Data Pengamatan Visual, Potensial dan pH Larutan NaCl+ekstrak kulit manggis
Gambar intensitas korosi dalam
larutan Potensial
No Tanggal pH Pengamatan Visual
(V)
Depan Belakang

-ada sedikit
28-11-2016
endapan
Senin -0,57 7,72
1. -larutan berwarna
15.30
keruh

-larutan keruh
29-11-2016 sedikit
2. Selasa -0,62 7,73 kecoklatan
15.30 -ada sedikit
endapan

- larutan keruh
30-11-2016 sedikit
3. Rabu -0,56 7,39 kecoklatan
15.30 -endapan
bertambah

-larutan semakin
1-12-2016 keruh kecoklatan
4. Kamis -0,56 7,56 -banyak endapan
15.30 -ada endapan di
spesimen

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A. 2016-2017 92


BAB VI PENGENDALIAN KOROSI DENGAN PENAMBAHAN
Kelompok 13
INHIBITOR EKSTRAK BAHAN ALAM

-larutan keruh
2-12-2016
kecoklatan
5. Jumat -0,57 7,37
-banyak endapan
15.30
berwarna coklat

- larutan keruh
3-12-2016
kecoklatan
6. Sabtu -0,49 7,36
- banyak endapan
15.30
berwarna coklat

- larutan keruh
4-12-2016 kecoklatan
7. Minggu -0,65 7,47 - banyak endapan
15.30 di spesimen dan
gelas kimia

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A. 2016-2017 93


BAB VI PENGENDALIAN KOROSI DENGAN PENAMBAHAN
Kelompok 13
INHIBITOR EKSTRAK BAHAN ALAM

- Data pengamatan visual, potensial dan pH larutan NaCl+ekstrak daun jambu biji
Tabel 6.3 Data Pengamatan Visual, Potensial dan pH Larutan NaCl+ekstrak daun jambu biji
Gambar intensitas korosi dalam
larutan Potensial Pengamatan
No Tanggal pH
(V) Visual
Depan Belakang

-larutan sedikit
keruh
28-11-2016
-ada sedikit
Senin -0,63 7,65
1. endapan
15.30
-ada pengotor
dispesimen
- larutan sedikit
keruh
29-11-2016
-endapan
2. Selasa 0 7,67
bertambah
15.30
-endapan
berwarna coklat
- larutan sedikit
keruh
30-11-2016
-ada endapan
3. Rabu -0,61 7,44
-banyak
15.30
endapan di
spesimen

- larutan sedikit
1-12-2016 keruh
4. Kamis -0,61 7,46 -banyak
15.30 endapan di
gelas kimia

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A. 2016-2017 94


BAB VI PENGENDALIAN KOROSI DENGAN PENAMBAHAN
Kelompok 13
INHIBITOR EKSTRAK BAHAN ALAM

- larutan keruh
sedikit
2-12-2016
kecoklatan
5. Jumat -0,59 7,27
-banyak
15.30
endapan di
gelas kimia

- larutan keruh
sedikit
3-12-2016
kecoklatan
6. Sabtu -0,04 7,32
-endapan
15.30
semakin banyak
di gelas kimia

-larutan keruh
4-12-2016 kecoklatan
7. Minggu -0,64 7,84 -banyak
15.30 endapan di
gelas kimia

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A. 2016-2017 95


BAB VI PENGENDALIAN KOROSI DENGAN PENAMBAHAN
Kelompok 13
INHIBITOR EKSTRAK BAHAN ALAM

6.5.2 Pengolahan Data


Diagram Pourbaix
1. Pada Larutan NaCl (Inhibitor kulit manggis)

Passivation

Corrosion

Corrosion
Imunnity

Gambar 6.4 Diagram Pourbaix Larutan NaCl (Inhibitor kulit manggis)

Keterangan :
: Pengamatan pertama, oE = -0,57 V dan pH = 7,72
: Pengamatan ke dua, oE = -0,62 V dan pH = 7,73
: Pengamatan ke tiga, oE = -0,56 V dan pH = 7,39
: Pengamatan ke empat, oE = -0,56 V dan pH = 7,56
: Pengamatan ke lima, oE = -0,57 V dan pH = 7,37
: Pengamatan ke enam, oE = -0,49 V dan pH = 7,32
: Pengamatan ke tujuh, oE = -0,65 V dan pH = 7,47

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A. 2016-2017 96


BAB VI PENGENDALIAN KOROSI DENGAN PENAMBAHAN
Kelompok 13
INHIBITOR EKSTRAK BAHAN ALAM

2. Pada Larutan NaCl (Inhibitor jambu biji)

Passivation

Corrosion

Corrosion
Imunnity

Gambar 6.5 Diagram Pourbaix Larutan NaCl (Inhibitor Daun jambu biji)

Keterangan :
: Pengamatan pertama, oE = -0,63 V dan pH = 7,65
: Pengamatan ke dua, oE = 0 V dan pH = 7,67
: Pengamatan ke tiga, oE = -0,61 V dan pH = 7,44
: Pengamatan ke empat, oE = -0,61 V dan pH = 7,46
: Pengamatan ke lima, oE = -0,59 V dan pH = 7,27
: Pengamatan ke enam, oE = -0,04 V dan pH = 7,32
: Pengamatan ke tujuh, oE = -0,64 V dan pH = 7,48

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A. 2016-2017 97


BAB VI PENGENDALIAN KOROSI DENGAN PENAMBAHAN
Kelompok 13
INHIBITOR EKSTRAK BAHAN ALAM

Luas Penampang
LarutanNaCl 0.1 M dan Ekstrak daun jambu
A0 = 2 (p x l) +2 (p x t) + 2 (l x t)
= 2 (60x39.6)+2(60x1.2)+2 (39.6x1.2)
= 4991.04 mm2 = 7.736 inch 2
A1 = 2 (p x l) +2 (p x t) + 2 (l x t)
= 2 ( 59.9x39.6)+2(59.9x1.1)+2(39.6x1.1)
= 4962.98 mm2 = 7,7 inch 2

LarutanNaCl 0,1 M dan Ekstrak Kulit manggis


A0 = 2 (p x l) +2 (p x t) + 2 (l x t)
= 2 (61.6+39.5)+2(61.6x1,3)+2(39,5x1.3)
= 5129.26 mm2 = 7.95 inch 2
A1 = 2 (p x l) +2 (p x t) + 2 (l x t)
= 2 (61.4x39.5)+2(61.4x1.11)+2(39.5x1.11)
= 5030.753 mm2 = 7.798 inch 2

Laju Korosi
534 x w
Laju Korosi = AT
534 x 30 mg
= 1,19 x 7,7 x168 jam

= 10,4068 mpy

Pembuatan Larutan NaCl 0.1 M


1000
= .

. . 0,1 58,5 250
= = = 1,4625
1000 1000

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A. 2016-2017 98


BAB VI PENGENDALIAN KOROSI DENGAN PENAMBAHAN
Kelompok 13
INHIBITOR EKSTRAK BAHAN ALAM

Persamaan Reaksi
Anoda : Fe(s) Fe2+(aq) + 2e- x4
: Fe2+(aq) Fe3+(aq) + 3e- x4
Katoda : O2(g) + 4H+(aq) + 4e- 2H2O(l) x3
4Fe(s) + 3O2(g) + 12H+(aq) 4Fe3+(aq) + 2H2O(l)
Pembuatan Larutan
NaCl (s) + H2O(l) NaCl (aq) + H2O(1)

6.6 Analisa dan Pembahasan


Pada praktikum modul 5 tentang Pengendalian korosi dengan penambahan
inhibitor ekstrak bahan alam bertujuan untuk mengurangi laju korosi pada
spesimen baja ST-37. Larutan yang digunakan adalah NaCl 0,1 M dengan
penambahan inhibitor ekstrak kulit manggis dan ekstrak daun jambu biji.
Spesimen dilakukan persiapan awal permukaan terlebih dahulu dengan
menggunakan gerinda tangan karena dimensi dari spesimen yang cukup besar
sehingga akan memakan waktu yang sangat lama jika menggunakan amplas.
Proses pengamplasan atau penggerindaan ini bertujuan untuk menghilangkan
pengotor anorganik yang ada pada permukaan spesimen lalu saat pengamplasan
atau penggerindaan berlangsung perlu adanya pembilasan dengan menggunakan
air dengan tujuan untuk mengurangi panas yang terjadi akibat gesekan antara
spesimen dengan gerinda tangan. Selain itu sebelum spesimen dimasukkan
kedalam larutan NaCl 0,1 M dengan tambahan inhibitor terlebih dahulu
disemprotkan alkohol dengan tujuan untuk menghilangkan pengotor organik
seperti minyak dan oli yang ada pada permukaan spesimen.
Spesimen dikaitkan dengan kawat tembaga yang ujungnya diberi kutex
dengan tujuan untuk menghindari terjadinya korosi galvanik antara spesimen
dengan kawat tembaga.
Berdasarkan data perhitungan laju korosi larutan NaCl 0,1 M dengan
tambahan inhibitor ekstrak daun jambu biji yaitu sebesar 10,4068 MPY dan jika

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A. 2016-2017 99


BAB VI PENGENDALIAN KOROSI DENGAN PENAMBAHAN
Kelompok 13
INHIBITOR EKSTRAK BAHAN ALAM

dibandingkan dengan laju korosi larutan NaCl 0,1 M yang sebesar 363,383 MPY
dapat disimpulkan bahwa penggunaan inhibitor ekstrak daun jambu biji sangat
berpengaruh terhadap laju korosi. Sedangkan laju korosi larutan NaCl 0,1 M
dengan tambahan inhibitor ekstrak kulit manggis yaitu sebesar 6,85 MPY jika
dibandingkan dengan larutan NaCl 0,1 M yang menggunakan inhibitor ekstrak
daun jambu dan tanpa tambahan inhibitor merupakan pengendali korosi yang
sangat baik karena didalam ekstrak kulit manggis mengandung senyawa organik
seperti antosianin, tanin dan xanton seperti mangostin. Senyawa-senyawa tersebut
banyak mengandung pasangan elektron bebas dan dapat berikatan langsung pada
permukaan logam sehingga permukaan logam tidak mengalami kontak langsung
dengan media korosif.

6.7 Kesimpulan dan Saran


6.7.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diambil kesimpulan yaitu:
1. Inhibitor yang digunakan adalah ekstrak daun jambu biji dan ekstrak kulit
manggis dengan konsentrasi 10 ppm.
2. Laju korosi inhibitor ekstrak daun jambu = 10, 4068 MPY
3. Laju korosi inhibitor ekstrak kulit manggis = 6,85 MPY
4. Inhibitor ekstrak bahan alam dapat menghambat laju korosi karena
mengandung unsur N, O, P dan S.
5. Inhibitor digunakan untuk mengendalikan laju korosi

6.7.2 Saran
1. Ekstrak bahan alam yang dipakai lebih baik ditambah jenisnya tidak hanya 2
jenis inhibitor saja

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A. 2016-2017 100

You might also like