Professional Documents
Culture Documents
Nama : Tn. Y
Umur : 21 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Tanggal Masuk RS : 20 Maret 2017
Alasan Masuk : Pasien mengalami kecelakaan, nyeri pada kaki kiri dan luka
robek pada punggung kaki kiri
Initial survey:
A (alertness) : +
V (verbal) :-
P (pain) :-
U (unserpons) : -
2. Diagnosa Keperawatan :-
3. Intervensi / Implementasi :-
4. Evaluasi :-
BREATHING
Fungsi pernafasan
Jenis Pernafasan : Eupnea (pola napas teratur)
Frekwensi Pernafasan : 20 x/menit
Retraksi Otot bantu nafas : tidak ada
Kelainan dinding thoraks : (simetris, perlukaan, jejas trauma)
Bunyi nafas : Vasikuler +/+
Hembusan nafas : Ada
Diagnosa Keperawatan :-
Intervensi / Implementasi :-
Evaluasi :-
CIRCULATION
Keadaan sirkulasi
Tingkat kesadaran : Composmentis
Perdarahan (internal/eksternal) : Tidak ada
Kapilari Refill : < 2 detik
Nadi radial/carotis : Teraba
Akral perifer : Hangat
Skala nyeri : 5
P : Nyeri bertambah ketika bergerak dan berkurang ketika beristirahat
Q : Nyeri Seperti diremas-remas
R : dorsalis pedis dekstra
S : 5 (0-10)
T : nyeri berulang
Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
Intervensi / Implementasi
Ketorolac 1 amp 30 mg IV
Anjurkan melakukan terapi nafas dalam setiap nyeri datang
Evaluasi
Pasien mengatakan nyeri berkurang dengan skala nyeri 2 (0-10)
DISABILITY
Pemeriksaan Neurologis:
GCS : E : 4 V : 5 M : 6 = 15
Reflex fisiologis : +
Reflex patologis : -
Kekuatan otot : 555 555
555 333
Diagnosa Keperawatan :-
Intervensi / Implementasi :-
Evaluasi :-
PENGKAJIAN SEKUNDER / SURVEY SEKUNDER
1. RIWAYAT KESEHATAN
a. RKD
Pasien mengatakan pasien tidak memiliki riwayat penyakit lain seperti hipertensi atau
Diabetes Melitus, dan pasien belum pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya. Pasien
mengatakan memiliki alergi udang.
b. RKS
Pasien mengatakan mengalami kecelakaan di baypas tadi pagi, kaki kanannya
membentur aspal. Pasien mengatakan mengalami nyeri pada kaki kanan dan luka
robek pada punggung kaki.
c. RKK
Keluarga pasien mengatakan didalam keluarga pasien tidak ada yang menderita
penyakit keturunan.
a. Kepala
Kulit Kepala : Bersih, Tidak nyeri tekan
Mata : Simetris, palpebrae tidak oedema, sclera
ikterik, Konjungtiva tidak anemis ,pupil isokor
tidak ada nyeri tekan, mata pasien tidak tampak
cekung.
Telinga : Canalis bersih, pendengaran baik, tidak
memakai alat bantu pendengaran.
Hidung : Tidak ada polip, secret (-), radang (-),
benjolan (-), mukosa hidung lembab , fungsi
penciuman baik.
Mulut dan Gigi : karies gigi (+), peradangan (-),
membran mukosa bibir kering.
Wajah : Bulat.
4. HASIL LABORATORIUM
Pasien tidak melakukan pemeriksaan laboratorium
5. HASIL PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pasien tidak melakukan pemeriksaan rotgen
6. TERAPI DOKTER
Ketorolac 1 amp 30 mg IV
\
B. ANALISIS DATA
Pukul S: -
Delegatif pemberian obat
10.10 Tetagram 250 UI/ml O: obat sudah masuk, reaksi
WITA alergi (-)
Pukul
Melakukan hecting : S:-
10.30 - Membersihkan luka O : Pasien mendapatkan 6
dengan larutan antiseptic jahitan, teknik jahitan
WITA
- Menyiapkan injeksi Simple Interrupted Suture,
lidokain 1 %. Benang yang dipakai..
Luka sudah tertutup, luka
- Melakukan desinfeksi sudah diberikan antiseptic
pada ujung luka / daerah
yang akan disuntik dengan
menggunakan alkohol
70%
- Menyuntikan lidokain
secara sub cutan di sekitar
tepi luka.
- Melakukan aspirasi,
apabila tidak ada darah
- Masukan lidokain secara
perlahan-lahan sambil
menarik jarum dan
memasukan obat
sepanjang tepi luka.
Lakukan pada tepi luka
yang lainnya.
- Menunggu 2 menit agar
lidokain berreaksi
- Menyiapkan nalpoeder,
jarum dan benang.
- Menguji reaksi obat
dengan menggunakan
pinset
- Memasang doek lubang
- Menjahit luka kurang
lebih 1 cm diatas ujung
luka dan ikat, gunting
benang sisakan kira-kira
1 cm. jahit satu persatu
dengan jarak jahitan satu
dengan yang lainnya
kurang lebih 1 cm,
- Memberikan antiseptik
pada luka
- Menutup luka dengan
kassa steril dan rekatkan
dengan plester
S: Pasien mengatakan
Memberikan HE kepada pasien
Pukul paham dengan penjelasan
cara merawat jahitan luka perawat dan akan
11.10
menerapkannya dirumah
beserta tanda dan gejala infeksi
WITA O : pasien tampak
kooperatif
Pukul
11.30 Pasien boleh pulang
WITA
F. EVALUASI
.; 2015
Nama Mahasiswa
...
NIM
DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL PADA PRIMARY SURVEI
A (AIRWAY):
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
2. Risiko aspirasi
B (BREATHING)
1. Ketidakefektifan pola nafas
2. Gangguan pertukaran gas
3. Gangguan ventilasi spontan
C (CIRCULATION)
1. Diare
2. Kekurangan volume cairan/ Risiko kekurangan volume cairan
3. Kelebihan volume cairan
4. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer/ Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan
perifer
5. Nyeri akut
6. Penurunan curah jantung/ Risiko penurunan curah jantung
7. Risiko ketidakefektifan perfusi gastrointestinal
8. Risiko ketidakefektifan perfusi ginjal
9. Risiko perdarahan
10. Risiko syok
11. Retensi urine
12. Risiko ketidakseimbangan elektrolit
13. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
14. Risiko ketidakseimbangan volume cairan
D (DISABILITY)
1. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral
E (EXPOSURE)
1. Hipertermi
2. Hipotermi
3. Ketidakefektifan termoregulasi
Khusus untuik kasus gangguan jiwa
1. Risiko perilaku kekerasan terhadap orang lain
2. Risiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri
STANDAR PERENCANAAN KEPERAWATAN
Infection Control
Bersihkan lingkungan dengan baik
setelah digunakan oleh setiap pasien
Ganti peralatan perawatan per pasien
sesuai protokol institusi
Pertahankan teknik isolasi yang
sesuai
Batasi jumlah pengunjung
Annjurkan pasien mengenai teknik
mencuci tangan dengan tepat
Anjurkan pengunjung untuk mencuci
tangan pada saat memasuki dan
meninggalkan ruangan pasien
Gunakan sabun antimikrobia untuk
cuci tangan yang sesuai
Cuci tangan setiap sebelum dan
sesudah tindakan perawatan pasien
Pakai sarung tangan sebagaimana
dianjurkan oleh kebijakan pencegahan
universal
Pakai pakaian ganti atau jubah saat
menangani bahan-bahan yang
infeksius
Pakai sarung tangan steril dengan
tepat
Pertahankan lingkungan aseptik
selama pemasangan alat
Ganti letak IV perifer dan line central
dan dressing sesuai dengan petunjuk
umum
Pastikan penanganan aseptik dari
semua saluran IV
Gunakan kateter intermiten untuk
mengurangi kejadian infeksi kandung
kemih
Berikan terapi antibiotik yang sesuai
Anjurkan pasien meminum antibiotik
seperti yang diresepkan
Ajarkan pasien dan keluarga tanda
dan gejala infeksi dan kapan harus
melaporkannya kepada penyedia
perawatan kesehatan
Ajarkan pasien dan anggota keluarga
cara menghindari infeksi.
Infection Protection
Monitor tanda dan gejala infeksi
sistemik dan lokal
Monitor hitung mutlak granulosit,
WBC, dan hasil-hasil diferensial
Monitor kerentanan terhadap infeksi
Batasi jumlah pengunjung yang
sesuai
Skrining jumlah pengunjung terkait
penyakit menular
Partahankan teknik asepsis pada
pasien yang beresiko
Pertahankan teknik isolasi yang
sesuai
Berikan perawatan kulit yang tepat
untuk area (yang mengalami) edema
Periksa kulit dan selaput lender untuk
adanya kemerahan, kehangatan
ekstrim, atau drainase
Periksa kondisi setiap sayatan bedah
atau luka
Tingkatkan asupan nutrisi yang
cukup
Anjurkan asupan cairan dengan tepat
Anjurkan istirahat
Pantau adanya perubahan tingkat
energi atau malaise
Instruksikan pasien untuk minum
antibiotik yang diresepkan
Jaga penggunaan antibiotik dengan
bijaksana
Jangan mencoba pengobatan
antibiotik untuk infeksi virus
Ajarkan pasien dan keluarga pasien
mengenai perbedaan-perbedaan antara
infeksi virus dan bakteri
Ajarkan pasien dan keluarga
mengenai tanda dan gejala infeksi dan
kapan harus melaporkannya kepada
pemberi layanan kesehatan
Lapor dugaan infeksi pada personil
pengendali infeksi
Lapor kultur positif pada personal
pengendali infeksi.
Fluid Management
Jaga intake yang adekuat dan catat
output pasien
Monitor status hidrasi (misalnya :
membran mukosa lembab, denyut
nadi adekuat, dan tekanan darah
ortostatik)
Monitor hasil laboratorium yang
relevan dengan retensi cairan
(misalnya : peningkatan berat jenis,
peningkatan BUN, penurunan
hematokrit, dan peningkatan kada
osmolalitas urin)
Monitor tanda-tanda vital pasien
Monitor perubahan berat badan pasien
Monitor status gizi
Distribusikan asupan cairan selama
24 jam
Konsultasikan dengan dokter jika
tanda-tanda dan gejala kelebihan
volume cairan memburuk
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
No Diagnosa Keperawatan
(NOC) (NIC)
5. Hipotermia Setelah dilakukan asuhan keperawatan NIC :
Definisi selama ...... x....jam, suhu tubuh pasien Control temperature
Hipotermia adalah suhu inti ditubuh kembali normal dengan kriteria hasil : Monitor suhu paling tidak setiap 2
dibawah kisaran normal diumal karea NOC: jam, sesuai kebutuhan
kegagalan termoregulasi. Termoregulation Monitor suhu dan warna kulit
Batasan Karakteristik Tidak menggigil Tingkatan intake cairan dan nutrisi
Akrosianosis Melaporkan kenyamanan suhu adekuat
Bradikardia Tidak terjadi penurunan suhu Informasikan mengenai indikasi
Dasar kuku sianotik kulit adanya hiportermia dan penanagan
Hipertensi Vital Sign Status emergensi yag tepat sesuai
Hipoglikemia Suhu tubuh normal (360 C) kebutuhan
Hipoksia Tekanan darah sistolik dalam Sesuaikan suhu lingkungan untuk
Kulit dingin batas normal (90-120 mmHg) kebutuhan pasien
Menggigil Tekanan darah diastolik dalam Berikan medikasi yang tepat untuk
Pengisian ulang kapiler lambat batas normal (70-90 mmHg) mencegah atau mengkontrol
Peningkatan konsumsi oksigen
Pernapasan normal (18 24 menggigil
Peningkatan laju metabolic Vital Sign Monitoring
x/menit)
Penurunan kadar glukosa darah
Denyut nadi normal (60-100 Monitor tekanan darah, nadi, suhu,
Penurunan ventilasi
Piloreksi x/menit) dan status pernafasan dengan tepat
Takikardia Tissue Perfusion Pheriperal Catat gaya dan fluktuasi yang luas
Vasokontriksi perifer Capilary repil time pada jari pada tekanan darah
Dewasa dan Anak: Suhu tubuh jari tangan ( < 3 detik) Monitor keberadaan dan kualitas
rendah akut Capilary refil time pada jari nadi
Hipotermia berat, suhu inti < jari kaki (< 3 detik) Monitor irama dan tekanan jantung
0
30 C Kulit tidak terlihat pucat Monitor irama dan laju pernafasan
Hipotermia ringan, suhu 32- Tidak terjadi kram otot (misalnya, kedalaman dan
0
35 C Tidak terjadi kelemahan otot kesimetrisan)
Hipotermia sedang, suhu inti Tidak terasa nyeri pada ujung Monitor pola pernapasan abnormal
0
30-32 C tangan dan kaki yang (Misalnya, Cheyne-Stokes,
Dewasa dan Anak : Pasien Cedera terlokalisasi Kussmaul, Biot, apneustic, ataksia,
Hipotermia berat, suhu inti dan bernafas berlebihan)
0
<30 C Monitor sianosis sentral dan perifer
Hipotermia ,35 C
0
Identifikasi kemungkinan penyebab
Neonatus
perubahan tanda tanda vital
Asidosis metabolic
Oxygen Therapy
Bayi dengan keurangan energy
Siapkan peralatan oksigen dan
untuk mempertahankan
berikan melalui sisitem humidifier
menyusu
Berikan oksigen tambahan seperti
Bayi dengan penambahan berat
yang diperintahkan
badan kurang (<30 g/hari) Monitor aliran oksigen
Distress pernafasan Monitor posisi perangkat (alat)
Gelisah pemberian oksigen
Hipotermia tingkat 1, suhu inti Monitor efektifitas terapi oksigen
36-36,5 0C (misalnya, tekanan oksimetri,
Hipotermia tingkat 2, suhu inti ABGs) dengan tepat
0
35-35,9 C Amati tanda tanda hipoventilasi
Hipotermia tingkat 3, suhu inti induksi oksigen
0
34-34,9 C Pantau adanya tanda tanda
Hipotermia tingkat 4, suhu inti keracunan oksigen dan kejadian
0
<34 C atelektasis
Ikterik
Pucat
Faktor yang berhubungan:
Agens farmaseutikal
Berat badan ekstrem
Ekonomi rendah
Kerusakan hipotalamus
Konsumsi alcohol
Kurang pengetahuan pemberi
asuhan tentang pencegahan
hipotermia
Kurang suplai lemak subkutan
Lingkungan bersuhu rendah
Malnutrisi
Pemakaian pakaian yang tidak
adekuat
Penurunan laju metabolism
terapi radias
Tidak beraktivitas
Transfer panas (mis. Konduksi,
konveksi, evaporasi, radiasi)
Trauma
Usia ekstrem
Neonatus
Penundaan menyusu ASI
Terlalu dini memandikan bayi
baru lahir
Melahirkan diluar rumah sakit
yang beresiko tinggi
Strartum korneum imatur
Peningkatan area permukaan
tubuh terhadap rasio berat
badan
Peningkatan kebutuhan
oksigen
Peningkatan pulmonary
vascular resistant (PVR)
Control vascular tidak efektif
Termogenesis menggigil tidak
efektif
Melahirkan diluar rumah sakit
tanpa rencana
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
No Diagnosa Keperawatan
(NOC) (NIC)
6. Kekurangan volume cairan/ Risiko Setelah diberikan asuhan keperawatan Fluid Management
kekurangan volume cairan selama ..x. jam diharapkan Monitor hasil laboratorium yang sesuai
Batasan Karakteristik: masalah kekurangan volume cairan dengan retensi cairan (peningkatan
Haus dapat teratasi dengan kriteria hasil : BUN, penurunan hematokrit,
Kelemahan NOC: peningkatan osmolaritas urin)
Kulit kering Fluid Balance Monitor tanda-tanda vital (tekanan
Membrane mukosa kering Tekanan darah dalam batas darah dan nadi)
Peningkatan frekuensi nadi normal Monitor hemodinamik status (MAP)
Peningkatan hematokrit MAP dalam batas normal Kolaborasikan terapi cairan lewat infus
Peningkatan konsentrasi urine Denyut nadi dalam batas
Peningkatan suhu tubuh normal Fluid Monitoring
Penurunan berat badan tiba- Tidak terjadi penurunan Monitor input dan output cairan
tiba kesadaran
Penurunan haluaran urine Kadar hematocrit dalam batas
Penurunan pengisian vena normal
Penurunan tekanan darah Kadar serum elektrolit (BUN
Penurunan tekanan nadi dan osmolaritas urin) dalam
Penurunan turgor kulit batas normal)
Penurunan turgor lidah Turgor kulit elastis
Penurunan volume nadi Intake dan output cairan 24
Perubahan status mental jam seimbang
Faktor yang berhubungan :
Kegagalan mekanisme regulasi
Kehilangan cairan aktif
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
No Diagnosa Keperawatan
(NOC) (NIC)
7. Kelebihan Volume Cairan Setelah diberikan asuhan keperawatan NIC :
Batasan Karakteristik selama ..x. jam diharapkan Fluid Management
Ada bunyi jantung S3 masalah kelebihan volume cairan Monitor tanda-tanda yang sesuai
Anasarka dapat teratasi dengan kriteria hasil : dengan kelebihan cairan (rales,
Ansietas NOC : peningkatan CVP, edema, distensi
Asupan melebihi haluaran Fluid Balance vena jugularis, ascites)
Azotemia Tekanan darah dalam batas Monitor tanda-tanda vital (tekanan
Bunyi nafas tambahan normal darah dan nadi)
Dispnea MAP dalam batas normal Monitor hemodinamik status (MAP)
Dispnea nocturnal paroksismal Denyut nadi dalam batas Kolaborasikan terapi cairan lewat infus
Distensi vena jugularis normal Kolaborasi pemberian diuretik
Edema Edema berkurang Fluid Monitoring
Efusi pleura Tidak terjadi ascites Monitor input dan output cairan
Gangguan pola nafas
Gangguan tekanan darah
Gelisah
Hepatomegali
Ketidakseimbangan elektrolit
Kongesti pulmonal
Oliguria
Ortopnea
Penambahan berat badan dalam
waktu sangat singkat
Peningkatan tekanan vena sentral
Penurunan hematocrit
Penurunan hemoglobin
Perubahan berat jenis urine
Perubahan status mental
Perubahan tekanan arteri pulmonal
Refleks hepatojugularis positif
Faktor berhubungan
Gangguan mekanisme regulasi
Kelebihan asupan cairan
Kelebihan asupan natrium
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
No Diagnosa Keperawatan
(NOC) (NIC)
8. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas Setelah dilakukan tindakan Airway Management
Batasan Karakteristik : keperawatan ..x.. jam diharapkan Buka jalan nafas menggunakan
Batuk yang tidak efektif mampu mempertahankan kebersihan head tilt chin lift atau jaw thrust
Dispnea jalan nafas dengan kriteria : bila perlu
Gelisah NOC : Posisikan pasien untuk
Kesulitan verbalisasi Respiratory status : Airway Patency memaksimalkan ventilasi
Mata terbuka lebar Respirasi dalam batas normal Identifikasi pasien perlunya
Ortopnea Irama pernafasan teratur pemasangan alat jalan nafas buatan
Penurunan bunyi nafas Kedalaman pernafasan normal (NPA, OPA, ETT, Ventilator)
Perubahan frekuensi nafas Tidak ada akumulasi sputum Lakukan fisioterpi dada jika perlu
Perubahan pola nafas Batuk berkurang/hilang Bersihkan secret dengan suction
Sianosis bila diperlukan
Sputum dalam jumlah yang Auskultasi suara nafas, catat
berlebihan adanya suara tambahan
Suara nafas tambahan Kolaborasi pemberian oksigen
Tidak ada batuk Kolaborasi pemberian obat
Faktor yang berhubungan : bronkodilator
Lingkungan : Monitor RR dan status oksigenasi
Perokok (frekuensi, irama, kedalaman dan
Perokok pasif usaha dalam bernapas)
Terpajan asap Anjurkan pasien untuk batuk
Obstruksi jalan nafas : efektif
Adanya jalan nafas buatan Berikan nebulizer jika diperlukan
Benda asing dalam jalan nafas Asthma Management
Eksudat dalam alveoli Tentukan batas dasar respirasi
Hiperplasia pada dinding sebagai pembanding
bronkus Bandingkan status sebelum dan
Mukus berlebih selama dirawat di rumah sakit
Penyakit paru obstruksi kronis untuk mengetahui perubahan status
Sekresi yang tertahan pernapasan
Spasme jalan nafas Monitor tanda dan gejala asma
Fisiologis : Monitor frekuensi, irama,
Asma kedalaman dan usaha dalam
Disfungsi neuromuskular bernapas
Infeksi
Jalan nafas alergik
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
No Diagnosa Keperawatan
(NOC) (NIC)
9. Ketidakefektifan perfusi jaringan Setelah diberikan asuhan keperawatan Circulatory Care : Arterial Insufficiency
perifer/ Risiko ketidakefektifan perfusi selama ...x jam, perfusi jaringan Lakukan penilaian komprehensif
jaringan perifer perifer pasien menjadi efektif dengan sirkulasi perifer (seperti: cek
kriteria hasil: sirkulasi nadi, udeme, crt, warna,
Batasan Karakteristik: NOC: dan suhu)
Bruit Femoral Tissue Perfusion Peripheral Tentukan indeks ABI dengan tepat
Edema Capilary refil pada jari-jari Evaluasi udeme periper dan nadi
Indeks ankle-brakhial <0,90 tangan dalam batas normal (< Periksa kulit untuk ulkus arteri atau
Kelambatan penyembuhan 3 detik) kerusakan jaringan
luka perifer Capilary refil pada jari-jari Tempatkan ekstremitas dalam
Klaudikasi intermiten kaki dalam batas normal (< 3 posisi tergantung dengan tepat
Nyeri ekstremitas detik) Kelola antiplatelet atau obat
Paresthesia Tekanan darah sistolik dalam anticoagulan dengan tepat
Pemendekan jarak bebas nyeri batas normal Ubah posisi pasien setidaknya
yang ditempuh dalam uji Tekanan darah diastolik dalam setiap 2 jam dengan tepat
berjalan 6 menit batas normal Instruksikan pasien pada faktor-
Pemendekan jarak total yang MAP dalam batas normal faktor yang mengganggu sirkulasi
ditempuh dalam uji berjalan 6 Nadi teraba kuat (mis merokok pakaian ketat,
menit (400-700m pada orang Tidak terjadi udeme pada paparan suhu dingin, dan
dewasa) perifer. persimpangan dari kaki dan kaki)
Penurunan nadi perifer Pertahankan hidrasi adequat untuk
Perubahan fungsi motorik menurunkan kekentalan darah
Perubahan karakteristik kulit Pantau status cairan, termasuk
(mis. Warna, elastisitas, asupan dan output
rambut, kelembapan, kuku, Circulatory Care : Venous Insufficiency
sensasi, suhu) Lakukan penilaian komprehensif
Perubahan tekanan darah di sirkulasi perifer (seperti memeriksa
ekstremitas denyut nadi perifer, edema,
Tidak ada nadi perifer pengisian kapiler, warna dan suhu).
Waktu pengisian kapiler > 3 Evaluasi edema perifer dan nadi
detik Periksa kulit untuk memastikan
Warna kulit pucat saat elevasi adanya ulkus stasis dan kerusakan
Warna tidak kembali ke jaringan
tungkai 1 menit setelah tungkai Tinggikan anggota badan yang
diturunkan terkena 20 derajat atau lebih dari
Faktor yang Berhubungan: jantung
Diabetes Melitus Ubah posisi pasien setidaknya
Gaya hidup kurang gerak setiap 2 jam
Hipertensi Anjurkan latihan ROM pasif atau
Kurang pengetahuan tentang aktif, terutama latihan ekstremitas
factor pemberat (mis. bawah, selama istirahat.
Merokok, gaya hidup monoton, Administrasikan antiplatelet atau
trauma, obesitas, asupan obat antikoagulan
garam, imobilitas) melindungi ekstremitas dari cedera
Kurang pengetahuan tentang (selimut untuk bagian kaki dan kaki
proses penyakit (mis. Diabetes, terbawah, papan kaki/ayunan pada
hiperlipidemia) bagian bawah tempat tidur, sepatu
Merokok yang sesuai dengan ukuran).
Pertahankan hidrasi yang memadai
untuk menurunkan kekentalan
darah
Pantau status cairan, termasuk
asupan dan output
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
No Diagnosa Keperawatan
(NOC) (NIC)
10. Ketidakefektifan pola nafas Setelah dilakukan tindakan NIC
Batasan Karakteristik : keperawatan ..x.. jam diharapkan pola Oxygen Therapy
Bradipnea nafas pasien teratur dengan kriteria : Bersihkan mulut, hidung dan secret
Dispnea NOC : trakea
Fase ekspirasi memanjang Respiratory status : Ventilation Pertahankan jalan nafas yang paten
Ortopnea Respirasi dalam batas normal Siapkan peralatan oksigenasi
Penggunaan otot bantu (dewasa: 16-20x/menit) Monitor aliran oksigen
pernafasan Irama pernafasan teratur Monitor respirasi dan status O2
Penggunaan posisi tiga titik Kedalaman pernafasan normal Pertahankan posisi pasien
Peningkatan diameter anterior- Suara perkusi dada normal Monitor volume aliran oksigen dan
posterior (sonor) jenis canul yang digunakan.
Penurunan kapasitas vital Retraksi otot dada Monitor keefektifan terapi oksigen
Penurunan tekanan ekspirasi Tidak terdapat orthopnea yang telah diberikan
Penurunan tekanan inspirasi Taktil fremitus normal antara Observasi adanya tanda tanda
Penurunan ventilasi semenit dada kiri dan dada kanan hipoventilasi
Pernafasan bibir Ekspansi dada simetris Monitor tingkat kecemasan pasien
Pernafasan cuping hidung Tidak terdapat akumulasi yang kemungkinan diberikan terapi
Pernafasan ekskursi dada sputum O2
Pola nafas abnormal (mis., Tidak terdapat penggunaan
irama, frekuensi, kedalaman) otot bantu napas
Takipnea
mmHg
Tekanan nadi kuat 3. Hyperthermia Treatment
Pastikan kepatenan jalan nafas
3. Risk Control: Hyperthermia Berikan oksigen sesuai
Mampu mencari informasi kebutuhan
terkait hipertermia Hentikan aktifitas fisik
Mampu mengidentifikasi factor Longgarkan atau lepaskan
risiko hipertermia pakaian pasien
Mampu mengenali faktor risiko Berikan cairan IV, gunakan
individu terkait hipertermia cairan yang sudah didinginkan
Mampu mengenali kondisi sesuai kebutuhan
tubuh yang dapat mempercepat Lakukan pemeriksaan
produksi panas laboratorium, serum elektrolit,
Mampu memonitor lingkungan urinalisis, enzim jantung, enzim
terkait factor yang hati dan hitung darah lengkap,
meningkatkan suhu tubuh monitor hasilnya
Mampu mengetahui hubungan Monitor hipoglikemi
usia dengan suhu tubuh Monitor urine output
Mampu memodifikasi Monitor hasil EKG
lingkungan sekitar untuk Monitor AGD
mengontrol suhu tubuh Instruksikan pasien mengenai
Mampu memonitor perubahan tanda dan gejala awal dari
status tubuh kondisi sakit yang berhubungan
Mampu memodifikasi intake dengan panas dan kapan
cairan sesuai kebutuhan mencari bantuan petugas
Mampu memodifikasi aktivitas kesehatan
fisik untuk mengontrol suhu
tubuh 4. Environmental Management
Mampu memakai pakaian yang Singkirkan benda-benda yang
sesuai untuk melindungi kulit berbahaya dari pasien
Mampu mempertahankan Sediakan tempat tidur dan
keutuhan kulit lingkungan yang bersih dan
Mampu berpartisipasi dalam nyaman
menskrining masalah kesehatan Sesuaikan suhu lingkungan
yang meningkatkan risiko dengan kebutuhan pasien, jika
Mampu melakukan tindakan suhu tubuh berubah
mandiri untuk mengontrol suhu Hindari dari paparan dan aliran
tubuh udara yang tidak perlu terlalu
Mampu mengenali obat-obatan panas dan terlalu dingin
yang berefek pada suhu tubuh Edukasi pasien dan pengunjung
Mampu mencegah aktivitas mengenai perubahan/tindakan
berlebih untuk mengurangi pencegahan,sehingga mereka
risiko tidak akan sengaja mengganggu
Mampu mencegah konsumsi lingkungan yang direncanakan
alkohol
Penurunan tingkat kesadaran Saturasi oksigen normal (95%- mempunyai riwayat penyakit
(37 48 %) diperlukan
Vaskulitis normal (Normal : 3,5 -5,5 mEq/L) Ubah posisi pasien setidaknya
Tidak ada peningkatan protein setiap 2 jam
urine (<10mg/dl) Shock Management
Sel darah putih dalam batas Monitor tanda-tanda vital
normal (Dewasa 4000-10.000 Posisikan pasien untuk
/mm3) mendapatkan perfusi yang optimal
Hematuria (pada kondisi normal Buat dan pertahankan kepatenan
biasanya ditemukan 0-3sel jalan nafas, sesuai kebutuhan
eritrosit/LPK)
Berikan oksigen dan atau ventilasi
Tidak ada keton urine
mekanik
Tidak ditemukan mikroskopis
Monitor EKG
urine yang abnormal
Ambil gas darah arteri
Tidak terjadi pembentukan batu
Monitor nilai CO2 sublingal
ginjal
Monitor timbulnya gejala gagal
Tidak terjadi peningkatan berat
napas
badan Pasang dan pertahankan akses di
Tidak terjadi hipertensi vena besar
(>140/100mmHg) Berikan cairan IV sementara
Tidak ada mual melakukan monitor tekanan
Tidak terjadi kelelahan hemodinamik dan urin output
Tidak ada tanda malaise sesuai kebutuhan
Tidak ada anemia Berikan vasopressor,sesuai
Tidak ada edema kebutuhan
Berikan agen anti aritmia, sesuai
kebutuhan
Monitor serum glukosa dan atasi
nilai abnormalitas,sesuai kebutuhan
Monitor status cairan
Monitor fungsi ginjal
Berikan diuretic,sesuai kebutuhan
Berikan terapi lajutan pengganti
renal atau hemodialisa, sesuai
kebutuhan
Berikan trombolitik,sesuai
kebutuhan
Berikan rekomendasi aktivasi
protein C,sesuai kebutuhan
Infection Control
Alokasikan kesesuaian luas ruang
per pasien,seperti yang
diindikasikan oleh pedoman pusat
pengendalian dan pencegahan
penyakit (centers for disease
control and prevention/CDC)
Bersihkan lingkungan dengan baik
setelah digunakan untuk setiap
pasien
Ganti peralatan perawatan per
pasien sesuai protokol institusi
Isolasi orang yang terkena penyakit
menular
Tempatkan isolasi sesuai tindakan
pencegahan yang sesuai
Pertahankan teknik isolasi yang
sesuai
Batasi jumlah pengunjung
Ajarkan cara cuci tangan bagi
tenaga kesehatan
Anjurkan pasien mengai teknik
mencuci tangan dengan tepat
Anjurkan pengunjung untuk cuci
tangan pada saat memasuki dan
meninggalkan ruangan pasien
Gunakan sabun antimikroba untuk
cuci tangan yang sesuai
Cuci tangan sebelum dan sesudah
kegiatan perawatan pasien
Lakukan tindakan-tindakan
pencegahan yang bersifat universal
Pakai sarung tangan sebagai mana
dianjurkan oleh kebijakan
pencegahan universal/universal
precautions
Pakai pakian ganti atau jubah saat
menangani bahan-bahan yang
infeksius
Pakai sarung tangan steril dengan
tepat
Gosokam kulit pasien dengan agen
antibakteri yang sesuai
Cukur dan siapkan daerah untuk
persiapan prosedur invasif dan/atau
operasi sesuai indikasi
Jaga lingkungan aseptik yang
optimal selama penusukan di
samping tempat tidur dari saluran
penghubung
Jaga lingkungan aseptik saat
mengganti tabung dan botol TPN
Jaga sistem yang tertutup saat
melakukan monitor hemodinamik
invasif
Ganti IV perifer dan tempat saluran
penghubung serta balutannya
sesuai dengan pedoman CDC saat
ini
Pastikan penanganan aseptik dari
semua saluran IV
Pastikan teknik perawatan luka
yang tepat
Gunakan kateterrisasi intermiter
untuk mengurangi kejadian infeksi
kandung kemih
Ajarkan pasien untuk mendapatkan
spesimen urin aliran tengah yang
sesuai pada saat tenda pertama
dari kembalinya gejala
Dorong batuk dan bernafas dalam
yang tepat
Tingkatkan intake nutrisi yang
tepat
Dorong intake cairan yang sesuai
Dorong untuk beristirahat
Berikan terapi antibiotik yang
sesuai
Berikan imunisasi yang sesuai
Anjurkan pasien dan keluarga
mengenai tanda dan gejala infeksi
dan kapan harus melaporkannya
kepada penyedia perawatan
kesehatan
Ajarkan pasien dan anggota kelurga
mengenai bagaimana menghindari
infeksi
Promosikan persiapan dan
pengawetan makanan yang aman
Electrolyte Management
Pantau kadar serum elektrolit yang
abnormal seperti yang tersedia
Monitor perubahan status paru atau
jantung yang menunjukkan
kelebihan cairan atau dehidrasi
Pantau adanya tanda dan gejala
overhidrasi yang memburuk atau
dehidrasi (misalnya ronki basah di
lapangan paru terdengar, poliuria
atau oliguria, perubahan perilaku,
kejang saliva berbusa dan kental,
mata cekung atau edema, napas
dangkal dan cepat)
Dapatkan specimen laboratorium
untuk pemantauan perubahan
cairan atau elektrolit (misalnya
hematokrit, BUN, protein, natrium
dan kadar kalium) yangsesuai
Timbang berat badan harian dan
pantau gejala
Berikan cairan yang sesuai
Tingkatkan intake/asupan cairan
per oral (misalnya member cairan
oral sesuai preferensi pasien,
tempatkan cairan di tempat yang
mudah dijangkau, member sedotan
dan menyedakan air segar) yang
sesuai
Berikan cairan pengganti
nasogastrik dengan normal saline,
sesuai kebijakan lembaga dan
indikasi
Berikan serat yang diresepkan
untuk pasien dengan selang makan
untuk mengurangi kehilangan
cairan dan elektrolit melalui diare
Minimalkan pemberian konsumsi
kepingan es atau kuangi jumlah
asupan oral pada pasien dengan
selang lambung yang terhubung ke
suksion
Minimalkan aupan makan dan
minuman dengan diuretic atau
pencahar (misalnya teh, kopi,
plum, suplemen herbal)
Jaga infuse intravena yang tepat,
transfuse darah dan laju aliran
enteral terutama jika tidak diatur
oleh pompa
Pastikan bahwa larutan intravena
yang mengandung elektrolit
diberikan dengan aliran yang
konstan dan sesuai
Monitor hasil laboratorium yang
relevan dengan keseimbangan
cairan (misalnya hematokrit, BUN,
albumin, protein total, osmolalitas
serum dan urin spesifik tingkat
gravitasi)
Monitor hasil laboratorium yang
relevan dengan retensi cairan
(misalnya peningkatan berat jenis,
peningkatan BUN, penurunan
hematokrit, dan peningkatan adar
osmolalitas urin)
Monitor status hemodinamik
termasuk CVP, MAP, PAP dan
tingkat PCWP jika ada
Jaga pencatatan intake/asupan dan
output yang akurat
Pantau adanya tanda dan gejala
retensi cairan
Batasi asupan air secara bebas pada
kasus adanya pengenceran
hiponatremia dengan serum
natrium dibawah 130 mEq per liter
Batasi cairan yang sesuai
Monitor tanda-tanda vital yang
sesuai
Perbaiki dehidrasi pra oerasi
dengan benar
Monitor respon pasien terhadap
terapi elektrolit yang diresepkan
Mnitor manifestasi dari
ketidakseimbangan elektrolit
Berikan resep diet yang tepat untuk
cairan tertentu atau pada
ketidakseimbangan elektrolit
(misalnya rendah sodium, cairan
dibatasi ginjal, dan tidak
menambahkan garam)
Berikan suplemen eletrolit
tambahan yang diresepkan
Berikan elektrolit terkait resin yang
diresepkan dengan tepat
Monitor efek samping dari
suplemen elektrolit yang
diresepkan (misalnya mual,
muntah, diare)
Amati membrane bukal pasien,
sclera dan kulit terhadap indikasi
perubahan cairan dan
keseimbangan elektrolit (misalnya
kekeringan, sianosis dan jaundice)
Konsultasikan dengan dokter jika
tanda dan gejala
ketidakseimbangan cairan dan/atau
elektolit menetap atau memburuk
Lakukan tindakan-tindakan untuk
mengontrol kehilangan elektrolit
yang berlebihan (misalnya dengan
mengistirahatkan usus, mengubah
jenis diuretic, atau pemberian
antipiretik) yang sesuai
Lakukan tindakan-tindakan untuk
mengistirahatkan saluran cerna
(yaitu membatasi makanan atau
mengurangi intake/asupan cairan
dari produk susu) jika sesuai
Ikuti aksi glukosa cepat dengan
karbohidrat dan protein yang
berdurasi aksi yang lama unuk
manajemen hipoglikemia akut yang
sesuai
Siakan pasien untuk dialysis
(misalnya dengan membantu
penempatan kateter untuk dialysis )
yang sesuai
Monitor kehilangan cairan
(misalnya perdarahan, muntah,
diare, keringat dan takipnea)
Tingkatkan citra tubuh dan harga
diri yang positif jika kekhawatiran
diekspresikan sebagai akibat dari
retensi cairan berlebihan
Bnatu pasien dengan gangguan
fungsi mental atau fisik (misalnya
disfagia, gangguan kognitif,
mental, penurunan kekuatan fisik
atau koordinasi) untuk mencapai
keseimbangan cairan yang adekuat
Bantu pasien dengan gejala sisa
yang tidak diinginkan dari
peresepan rejimen terapi (misalnya
pasien dengan rasa takut frekuensi
BAK atau inkontinensia akibat
diuretic yang memiliki batasan
asupan cairan) untuk mencapai
keseimbangan yang memadai
Instruksikan pasien dan keluarga
mengenai alasan untuk pembatasan
cairan, tindakan hidrasi atau
administrasi elektrolit tambahan
seperti yang ditunjukkan.
Acid-Base Monitoring
Ambil specimen yang diminta
untuk pemeriksaan laboratorium
keseimbangan asam basa (missal :
analisa gas darah, urine, dan serum
) pada pasien yang berisiko, sesuai
kebutuhan
Analisa kecenderungan serum pH
pada pasien yang mengalami
kondisi dengan efek yang lambat
pada nilai Ph (missal : pasien
hiperventilasi, pasien ketoasidosis
diabetic, pasien sepsis)
Analisa kecenderungan serum pH
pada pasien yang berisiko (seperti :
pasien dengan status pernafasan
yang berbahaya, gangguan ginjal,
diabetes mellitus, diare atau
muntah yang memanjang, sindrom
cushing)
Catat apakah nilai Ph arteri pada
sisi alkaline atau asidosis (7,35-
7,45)
Catat tingkat PaO2 apakah
menunjukkan asidosis respiratori,
alkalosis respiratori, atau normal
Catat tingkat HCO3 apakah
menunjukkan asidosis metabolik,
alkalosis metabolik, atau normal
Cek tingkat PH dengan nilai PaCO2
dan HCO3 untuk menentukan
apakah asidosis/alkalosis
terkompensasi atau tidak
terkompensasi
Catat nilai PaO2, SaO2, dan Hb
untuk menentukan keadekuatan
oksigenasi arterial
Monitor kadar CO2
Monitor kenaikan anion gap (> 14
mEq/L) sebagai tanda peningkatan
produksi atau penurunan ekskresi
asam
Monitor tanda dan gejala
kekurangan HCO3 dan asidosis
metabolik : nafas Kussmaul,
kelemahan, disorientasi, sakit
kepala, anoreksia, koma, PH urine
< 6, kadar HCO3 plasma < 22
mEq/L, PH plasma < 7,35, BE < -2
mEq/L, hiperkalemia, dan defisit
CO2
Monitor penyebab kekurangan
HCO3 seperti diare, gagal ginjal,
hipoksia jaringan, asidosis laktat,
ketoasidosis diabetik, malnutrisi,
dan kelebihan salisilat
Monitor tanda dan gejala kelebihan
HCO3 dan alkalosis metabolik :
kesemutan di ekstremitas,
hipertonik otot, bradikardi, tetani,
kadar PH urin > 7, kadar HCO3
plasma > 26 mEq/L, kadar PH
plasma > 7,45, BE > 2 mEq/L,
hipokalemia, retensi CO2
Monitor penyebab kelebihan
HCO3, seperti muntah, suksion
lambung, hiperaldosteron, terapi
diuretik, hipokloremia, kelebihan
masukan makanan atau obat yang
mengandung HCO3
Monitor tanda dan gejala
kekurangan asam karbonat dan
alkalosis respiratori, banyak nafas
panjang dan menguap, tetani,
parestesi, palpitasi, kesemutan, rasa
mengantuk, penglihatan kabur,
berkeringat banyak, mulut kering,
kejang, kadar PH > 7,45, PaCO2 <
35 mmHg, hiperkloremia, dan
defisit kadar HCO3
Monitor penyebab kekurangan
asam karbonat dan hiperventilasi
seperti nyeri, lesi pada otak,
demam, dan ventilasi mekanik
Monitor tanda gejala kelebihan
asam karbonat dan asidosis
respiratorik : tremor pada tangan
dengan lengan ekstensi, bingung,
penurunan kesadaran sampai koma,
pusing, mual, muntah, takikardia,
ekstremitas hangat dan berkeringat,
kadar PH < 7,35, kadar PaCO2> 45
mmHg, hipokloremia, kelebihan
HCO3
Monitor penyebab kelebihan asam
karbonat dan asidosis respiratorik
seperti obstruksi jalan nafas,
depresi ventilasi, depresi susunan
saraf pusat, penyakit neurologi,
penyakit paru kronik, penyakit
muskuloskeletal, trauma dada,
infeksi, gagal jantung, dan obat
pendepresi pernafasan
Bandingkan kondisi saat ini dengan
sebelumnya untuk mendeteksi
adanya perbaikan dan penurunan
kondisi pasien
Mulai dan/ ubah perawatan medis
untuk mempertahankan parameter
pasien dalam batas yang
diperintahkan oleh dokter,
menggunakan protocol yang ada
Vital Sign Monitoring
Monitor tekanan darah, nadi,suhu
dan status pernafasan dengan tepat
Catat gaya dan fluktuasi yang luas
pada tekanan darah
Monitor tekanan darah saat pasien
berbaring, duduk, dan berdiri
sebelum dan setelah perubahan
posisi
Monitor tekanan darah setelah
minum obat
Auskultasi tekanan darah di kedua
lengan dan bandingkan
Monitor tekanan darah, denyut
nadi, dan pernapasan sebelum,
selama, dan setelah beraktivitas
dengan tepat
Inisiasi dan pertahankan perangkat
pemantauan suhu tubuh secara
terus menerus dengan tepat
Monitor dan laporkan tanda dan
gejala hipotermia dan hipertermia
Monitor keberadaan dan kualitas
nadi
Mambil nadi apical dan radial
secara simultan dan perhatikan
perbedaannya dengan tepat
Monitor terkait nadi paradoksus
Monitor terkait dengan nadi
alternative
Monitor tekanan nadi yang yang
meebar atau menyempit
Monitor irama dan tekanan jantung
Monitor nada jantung
Monitor irama dan laju pernapasan
(misalnya kedalaman dam
kesimetrisan)
Monitor suara paru-paru
Monitor oksimetri nadi
Monitor pola pernapasan abnormal
(misalnya cheyne-stokes, kusmaul,
biot, apneustic, ataksia, dn bernafas
berlebihan)
Monitor warna kulit, suhu, dan
kelembapan
Monitor sianosis sentral dan
perifer
Monitor akan adanya kuku (dengan
bentuk) clubbing
Monitor terkait dengan adanya tiga
tanda Cushing reflex (misalnya
tekanan nadi lebar, bradikardia,
dan peningkatan tekanan darah
sistolik)
Identifikasi kemungkinan penyebab
perubahan tanda-tanda vital
Periksa secara berkala keakuratan
instrument yang digunakan untuk
perolehan data pasien
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
No Diagnosa Keperawatan
(NOC) (NIC)
18. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Setelah dilakukan asuhan keperawatan Cerebral perfusion promotion
Jaringan Otak selama ...x... jam tidak terjadi Konsultasi dengan dokter untuk
Faktor Risiko: peningkatan tekanan intra kranial menentukan parameter hemodinamik,
Agens farmaseutikal dengan kriteria hasil : dan mempertahankan hemodinamik
Aterosklerosis aortic NOC : dalam rentang yg diharapkan
Baru terjadi infark miokardium Tissue Perfusion: Cerebral Monitor MAP
Diseksi arteri Tekanan darah (sistolik dan Berikan agents yang memperbesar
Embolisme diastolik) dalam batas normal volume intravaskuler misalnya
Endocarditis infektif MAP dalam batas normal (koloid, produk darah, atau kristaloid)
Fibrilasi atrium Sakit kepala berkurang/hilang Konsultasi dengan dokter untuk
Hiperkoleterolimia Tidak gelisah mengoptimalkan posisi kepala (15-30
Hipertensi Tidak mengalami muntah derajat) dan monitor respon pasien
Kardiomiopati dilatasi Tidak mengalami penurunan terhadap pengaturan posisi kepala
Katup prostetik mekanis kesadaran Berikan calcium channel blocker,
Koagulasi intravascular vasopressin, anti nyeri, anti coagulant,
diseminata anti platelet, anti trombolitik
Koagulapati (mis. Anemia sel Monitor nilai PaCO2, SaO2 dan Hb
sabit) dan cardiac out put untuk menentukan
Masa prothrombin abnormal status pengiriman oksigen ke jaringan
Masa trombaplastin parsial
abnormal
Miksoma atrium
Neoplasma otak
Penyalahgunaan zat
Segmen ventrikel kiri akinetic
Sindrom sick sinus
Stenosis carotid
Stenosis mitral
Terapi trombolitik
Tumor otak (mis. Gangguan
serebrovaskular, penyakit
neurologis, trauma, tumor)
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
No Diagnosa Keperawatan
(NOC) (NIC)
19. Risiko Ketidakseimbangan elektrolit Setelah dilakukan asuhan keperawatan Electrolyte Management
Faktor Risiko : selama ...x... jam kadar elektrolit Monitor gejala ketidakseimbangan
Diare seimbang dengan kriteria hasil : elektrolit.
Disfungsi pengaturan endokrin NOC : Pertahankan kepatenan saluran
(mis. Intoleransi glukosa,, Electrolyte Balance intravena.
peningkatan insulin growth factor 1 Nilai pemeriksaan natrium Menjaga intake dan output yang
[IGF-1], androgen, dalam batas normal adekuat
dehydroepiandrosterone [DHEA], Nilai pemeriksaan klorida Pertahankan cairan elektrolit per
dan kortisol) dalam batas normal intravena dengan kecepatan konstan,
Gangguan mekanisme pengaturan Nilai pemeriksaan kalsium secara tepat.
Kekurangan volume cairan dalam batas normal Atur elektrolit tambahan.
Disfungsi ginjal Nilai pemeriksaan magnesium Konsul dengan ahli dalam pemberian
Kelebihan volume cairan dalam batas normal medikasi elektrolit secara tepat.
Muntah Nilai pemeriksaan fosfat dalam Ambil specimen untuk analisis tingkat
Program pengobatan batas normal elektrolit secara tepat.
Nilai pemeriksaan klorida Monitor banyak kehilangan cairan
dalam batas normal elektrolit.
Nilai pemeriksaan kalium Konsul pada ahli jika tanda dan gejala
dalam batas normal dari cairan dan elektrolit tetap atau
memburuk.
Electrolyte Monitoring
Monitor faktor yang berhubungan
dengan keseimbangan asam-basa.
Identifikasi kemungkinan penyebab
ketidakseimbangan elektrolit.
Catat dan lapor perubahan ketidak
seimbangan elektrolit.
Monitor kehilangan cairan dan faktor
yang berhubungan dengan kehilangan
elektrolit, secara tepat.
Monitor mual, muntah dan diare.
Identifikasi pengobatan yang dapat
mengubah status elektrolit seperti GI
suction, diuretic, antihipertensitas, dan
Calsium channel blocker.
Monitor pengobatan yang mendasari
penyakit yang dapat menyebabkan
ketidakseimbangan elektrolit.
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
No Diagnosa Keperawatan
(NOC) (NIC)
20. Risiko Ketidakseimbangan Volume Setelah diberika asuhan keperawatan NIC :
Cairan selama .x jam diharapkan Fluid management
Faktor Risiko: masalah Risiko ketidakseimbangan Timbang popok/pembalut jika
Asites Volume Cairan tidak terjadi dengan diperlukan
Berkeringat criteria hasil: Pertahankan catatan intake dan output
Luka bakar NOC: yang akurat
Obstruksi intestinal Fluid balance Monitor status hidrasi (kelembaban
Pankreatitis Tekanan darah sistolik 100-130 membran mukosa, nadi adekuat,
Program pengobatan mmHg tekanan darah ortostatik), jika
Melakukan skrining sesuai waktu urin, drainase NGT, drain luka, jika