Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Konsep Penyakit
A. Definisi
B. Epidemiologi
C. Etiologi
Lebih dari 90% hipertiroidisme adalah akibat penyakit graves dan nodul tiroid
toksik (table 1)
1. Biasa
a. Penyakit Graves
- Modular toksik
c. Tiroiditis
- De Quervains
- Silent
2. Tidak Biasa
a. Hipertiroidisme neonatal
b. Hipertiroidisme faktisius
- Tumor
- Yodium eksogen
3. Jarang
3
D. Faktor Predisposisi
E. Patofisiologi
Penderita hipertiroidisme berat dapat mengalami krisis atau badai tiroid yang bias
membahayakan kehidupan. Apabila terdapat manifestasi klinis hipertiroidisme, maka tes
laboratorium akan menunjukkan pengambilan resin triyodotironin/T3 dan tiroksin serum
yang tinggi, serta kadar TSH serum rendah. Selain itu TSH tidak dapat memberikan
respon terhadap rangsangan oleh TRH, suatu tiroid releasing hormone dari hipotalamus.
(Price, S. A, 1995: 1074-1075)
F. Pathway (terlampir)
G. Klasifikasi
H. Gambaran Klinis
5
Umum -Berat badan turun
-Keletihan, apatis
-Gagal jantung
-Nadi kolaps
-Tremor, koreoatetosis
-Psikosis
-Parilisis periodic
-Miastenia Gravis
-diare
-Muntah
Reproduksi -Infertilitas
-Oligomeneora
Kulit -Pruritus
-Rambut tipis
6
-eritema palmaris
-Nodosa
Mata -Kemosis
-Edema papil
-Penglihatan kabur
I. Komplikasi
J. Diagnosis
7
Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini: Pemeriksaan darah
yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan memastikan diagnosis
keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid.
3. Bebas T3 (triiodotironin)
K. Pemeriksaan Penunjang
8
3. TSH, rendah pada hipertiroidisme
L. Prognosis
Hipertiroid yang disebabkan oleh goiter multinodular toksik dan toksik adenoma
bersifat permanen dan biasanya terjadi pada orang dewasa. Setelah kenormalan fungsi
tiroid tercapai dengan obat-obat antitiroid, direkomendasikan untuk menggunakan iodin
radioaktif sebagai terapi definitifnya2,3. Pertumbuhan hormon tiroid kemungkinan akan
terus bertambah perlahan-lahan selama diterapi dengan obat-obat antitiroid. Namun
prognosisnya akan jauh lebih baik setelah diterapi dengan iodin radioaktif.
M. Penatalaksanaan
1. Konservatif
a. Obat Anti-Tiroid. Obat ini menghambat produksi hormon tiroid. Jika dosis
berlebih, pasien mengalami gejala hipotiroidisme. Contoh obat adalah sebagai
berikut :
1. Thioamide
4. Potassium Iodide
5. Sodium Ipodate
9
6. Anion Inhibitor
3. Persiapan tiroidektomi.
5. Krisis tiroid.
2. Surgical
a) Radioaktif iodine
10
Terapi RAI dengan iodine 131 sering dipakai karena dapat
diberikan kepada pasien yang berobat jalan dan juga lebih aman bagi
sebagian pasien yang bias menjadi resiko tinggi untuk pembedahan
terutama pada pasien lansia. Perbaikan fungsi tiroid lebih cepat tampak
dibandingkan dengan obat antitiroid.
b) Tiroidektomi
. Tiroidektomi subtotal sangat efektif untuk menanggulangi
hiertiroidisme. Hasil tindakan operasi ini tergantung pada pengalaman
dan keterampilan para ahli bedah. Kelenjar yang tertinggal sesudah
operasi penting sekali, sebab bila terlalu besar, biasanya dapat kambuh
kembali, sedangkan bila terlalu kecil dapat terjadi hipotiroidisme.
Indikasi Operasi :
1. Pasien berumur muda ddengan struma yang besar serta tidak mempan
dengan OAT.
2. Pada wanita hamil (trisemester ke 2) yang memerlukan OAT dosis
besar
3. Alergi terhadap OAT, pasien tidak dapat menerima yodium radio aktif.
Sebelum operasi pasien biasanya diberi OAT sampai eutroid kemudan diberikan
cairan kalium Yodida 100-200 mg/hari atau cairan Lugol 10-15 tetes/hari selama 10 hari
sebelum dioperasi untuk mengurangi vaskularisasi
11
2.Konsep Dasar Askep Hipertiroidisme
a. Pengkajian
Riwayat dan pemeriksaan kesehatan berfokus pada kekambuhan gejala yang
berkaitan dengan percepatan metabolisme. Hal ini mencakup keluhan keluarga dan pasien
tentang kepekaan dan peningkatan reaksi emosional. Penting juga untuk menentukan
dampak dari perubahan ini yang telah dialami dalam interaksi pasien dengan kelaurga,
teman, dan rekan kerja. Riwayatnya meliputi stresor lain dan kemampuan pasien untuk
menghadapi stres.
Status nutrisi dan adanya gejala dikaji. Kekambuhan gejala berkaitan dengan output
sistem saraf berlebihan dan perubahan penglihatan dan penampilan mata. Oleh karena
kemungkinan adanya perubahan emosi yang berkaitan dengan hipertiroid, status emosi
dan psikologi pasien dievaluasi. Keluarga pasien mungkin memberikan informasi tentang
perubahan terakhir dalam status emosi pasien.
a. Identitas Pasien
b. Aktifitas / istirahat
c. Sirkulasi
d. Eliminasi
12
Gejala : Urine dalam jumlah banyak, perubahan fese; diare
e. Integritas Ego
f. Makanan / Cairan
Pretibial.
g. Neurosensori
Tanda : Bicaranya cepat dan parau, gangguan status mental dan perilaku,
h. Nyeri / Kenyamanan
i. Pernapasan
j. Keamanan
k. Seksualitas
b. Analisa Data
a. Data subjektif
- BB menurun
c. Diagnosa Keperawatan
15
keperawatan tindakan
1 DX : 1 Setelah -Pantau tekanan Hipotensi umum dapat terjadi
diberikan darah.Perhatika sebagai akibat dari vasodilatasi
askep selama .. n besarnya perifer yang berlebihan dan
X24 jam tekanan nadi. penurunan volumen sirkulasi.
diharapkan .
klien dapat -Perika -Merupakan tanda adanyya
mempertahank kemungkinan peningkatan kebutuhan O2 oleh
ancurah adanya nyeri otot jantung.
jantung yang dada atau
adekuat sesuai angina yang
dengan dikeluhkan
kebutuhan pasien.
tubuh yang
ditandai -Auskultasi -S1 dan murmur yang menonjol
dengan: suara jantung, berhubungan dengan curah
-TTV stabil perhatikan jantungmeningkat pada keadaan
-Denyut nadi adanya bunyi hipermetabolik.Adanya S3
perifer normal jantung sebagai tanda adanya
-Status mental tanbahan kemungkinan gagal jantung.
baik
-Tidak ada -Pantau -Distrimia sering kali terjadi dan
disritme EKG,catat atau dapat membahayakan fungsi atau
-Pengisian perhatikan curah jantung..
kapiler normal. kecepatan atau
iramajantung
dan adanya
distrimia
-Auskultasi -Tanda awal adanya kongesti paru
suara yang berhubungan dengan
nafas.perhatikan timbulnya gagal jantung.
16
adanya suara
yang tidak
normal (seperti
kreleks)
17
2 DX :2 Setelah -Pantau TTV -Nadi secara luas meningkat dan
diberikan sebelum dan bahkan saat istirahat,takikardia
askep sesudah (datas 160x/menit) mungkin akan
selama ..X24 aktivitas ditemukan.,
jam diharapkan
dapat -Sarankan -Membantu melawan pengaruh
Menungkapkan pasien untuk dari peningkatan metabolisme
secara verbal mengurangi
tentang aktivitas dan
peningkatan meningkatkan
energy, istirahat
Menunjukkan ditempat tidur
perbaikan jika
kemampuan memungkinkan
untuk
berpartisipasi -berikan -Dapat menurunkan energi dalam
dalam tindakan yang syaraf yang selanjutnya
melakukan dapat membuat meningktakan relaksasi.
aktivitas. pasien
nyaman,seperti
masase
18
3 DX :3 Setelah -Auskultasi -Bising usus hiperaktif
diberikan bising usus mencerminkan peningkatan
askep selama motilitas lmbung yang
(..)X24 jam menurunkan atau mengubah
diharapkanMe fungsi absorpsi.
nunjukkkan
-Pantau -Penurunan berat badan terus
BB yang stabil
masukan menerus dalam keadaan
disertai dengan
makanan setiap masukkan kalori yang cukup
nilai
hari. Dan merupakan indikasi kegagalan
laboratorium
timbang bb terhadap antitiroid.
yang normal
setipa hari serta
dan terbebas
laporkan adanya
dari tanda-
penurunan BB
tanda
malnutrisi.
-Dorong pasien
-Unruk menambahkan kalori tetap
untuk
tinggi pada penggunaan kalori
makandan
yang disebabkan oleh adnya
meningkatkan
hipermetabolik.
jumlah makan
dan juga
makanan kecil
dengan
menggunakan
makanan tinggi
kalori yang
mudah dicerna.
-Kolaborasi :
Konsul dengan
-Mungkin memerlukan bantuan
ahli gizi untuk
untuk menjamin pemasukan zat
19
memberikan makanan yang adekuat..
diet tinggi
kalori, protein,
karbohidart dan
vitamin.
20
Dapat Lapang
mempertahaka pandang
n kelembaban penglihatan
membran yang sempit, air
mukosa mata, ata yang
terbebas dari berlebihan.
ulkus Catat adanya
Mampu fotofobia, rasa
mengidentifika adanya benda
si tindakan diluar mata dan
untuk nyeri pada mata
-Munculnya gangguan
memberkanper
-Evaluasi penglihatan dapat memperburuk
lindungan pada
ketajaman mata, atau memperbaiki kemandirian
mata dan
laporkan adanya terpai dan perjalanan klinis
pencegahan
pandangan yang penyakit.
komplikasi
kabur atau
rasa nyeri.
pandangan
ganda( diplopia) -Melindungi kerusakan kornea
jika pasien tidak dapat menutup
-Anjurkan
mata dengan sempurna karena
pasien
addema atau karena fibrosis
menggunakan
bantalan lemak.
kaca mata gelap
ketika
bangaundan
tutup dengan
peneutup mata
selamatidur
sesuai
kebutuhan -Menurunkan edema jaringan bila
ada komplikasi yang dapat
21
-Bagian kepala memperberat eksoftalmus.
tempat tidur
ditinggikan dan
batasi
pemasukan
-Memperbaiki sirkulasi dan
garam jika ada
mempertahankan gerakan mata.
indikasi
-Instruksikan
agar pasien
melatih otot
mata
ekstraokular
jika
memungkinkan
7 Dx:7
-Setelah
-Tinjau
diberikan -Memberikan nutrien yang
kebutuhan diiit
asuhan adekuat membantu keadaan
makanan dan
keperawatan hipermetabolik.Zat iritatif dan zat
tinjau ulang
selama (..)X24 yang menstimulasi harus dibatasi
mengenai
jam diharapkan untuk menghindariefek akumulasi
nutrisi .
klien mengerti sistemik.
Menghindari
tentang proses
kopi, makanan
penyakit dan
pengawet dan
pengobatannya
makanan
Mengidentifika
pewarna
si hubungan
antara tanda -Jelaskan -Obat antitiroid dapat
dan gejala pada perlunya untuk mempengaruhi atau dipengaruhi
proses mengecek oleh beberapa obat lain yang
penyakit dan dengan dokter membutuhkan monitor terhadap
hubungan atau apoteker kadar obat,serta efek sampinya.
gejala dengan sebelum
faktor meminum obat
penyebabnya yang
diresepkanatau
24
menggunakan
obat yang
-Berat ringannya
dijual.
keadaan,penyebab,usis,dan
-Berikan komplikasi yang muncul akan
informasi yang menentukan tindakan pengobatan.
tepat dengan
keadaan
individu.
e. Evaluasi
25
1. Klien dapat mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh.
4. Klien dapat mempertahankan kelembapan membran mukosa mata, terbebas dari ulkus.
5. Klien dapat dapat menyatakan penerimaan situasi diri, memasukkan perubahan dalam
konsep diri tanpa harga diri negatif.
6. Klien dapat melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat yang dapat diatasi.
7. Klien mengerti tentang proses penyakitnya dan pengobatannya dan memulai perubahan
pola hidup yang penting dan berpatisipasi dalam tindakan pengobatan.
26
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
27