Professional Documents
Culture Documents
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerjasama dengan pihak luar IPB harus
didasarkan pada perjanjian kerjasama yang terkait
RINGKASAN
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN DANA
MASYARAKAT UNTUK KEGIATAN DHARMA
PENDIDIKAN DI INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Manajemen
pada
Program Studi Manajemen dan Bisnis
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
Penguji pada Ujian Tesis: Dr Ir Hari Wijayanto, MS
Judul Tesis : Analisis Efisiensi Penggunaan Dana Masyarakat Untuk Kegiatan
Dharma Pendidikan di Institut Pertanian Bogor
Nama : Mohamad Nur Hadi
NIM : P056132393.16EK
Disetujui oleh
Komisi Pembimbing
Diketahui oleh
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa taala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2015 ini adalah
Analisis Efisiensi Penggunaan Dana Masyarakat Untuk Kegiatan Dharma
Pendidikan di Institut Pertanian Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Hermanto Siregar,
M.Ec dan Bapak Dr. Hendro Sasongko, SE. MM, CA. selaku pembimbing. Di
samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Setiawan dari Biro
Keuangan IPB, Bapak Suparman dari Direktorat Perencanaan dan Pengembangan
IPB, Bapak Eko Prasetyo yang telah membantu selama proses pengerjaan Tesis ini,
serta rekan-rekan di EK 16. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Ayah,
Bunda, adik Ria Fajarrohmi dan istriku Dini Muldiani serta seluruh keluarga besar,
atas segala doa, support dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
DAFTAR TABEL
1 Pendapatan DM 2010-2013 3
2 Pendapatan SPP 2010-2013 4
3 Realisasi Pendanaan di Fakultas 2011-2014 5
4 Mutu dan Jumlah Lulusan Program Pendidikan Sarjana IPB 2010-2013 5
5 Perbandingan Input dengan Jumlah Lulusan 6
6 Kajian Penelitian Terdahulu 18
7 Operasional Variabel 23
8 Hasil Analisis Korelasi Pearson 26
9 Hasil Analisis DEA 27
10 Hasil Regresi Tobit 32
DAFTAR GAMBAR
1 Metode Pengukuran Efisiensi 12
2 Pengklasifikasian Model DEA 16
3 Model CSR dan VSR 16
4 Kerangka Pemikiran 20
5 Inefisiensi JLM 29
6 Inefisiensi PMI 30
DAFTAR LAMPIRAN
Latar Belakang
Institut Pertanian Bogor sebagai perguran tinggi negeri badan hukum (PTN-
BH) berimplikasi terhadap pengklasifikasian sumber dana. Seluruh dana yang
diperoleh IPB diklasifikasikan menjadi dua sumber yaitu dana yang bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan yang bersumber dari Dana
Masyarakat (DM). Dana APBN digunakan untuk gaji pegawai dan belanja barang
dan jasa di IPB, pada tahun 2012 IPB juga menerima subsidi dari pemerintah
melalui Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang
dinamakan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi (BOPTN) dimana pada tahun
2015 BOPTN ini berubah nama menjadi Bantuan Pendanaan Perguruan Tinggi
Negeri Badan Hukum (BPPTN-BH). Pemberian subsidi ini bertujuan untuk
mengurangi pembebanan biaya perkuliahan terhadap mahasiswa, sehingga biaya
SPP menjadi lebih terjangkau dan pendidikan dapat diberikan merata kepada
seluruh rakyat Indonesia. Dana Masyarakat bersumber dari SPP, kegiatan
kerjasama antara IPB dan pihak ketiga yang diterima oleh IPB. Dana tersebut bukan
termasuk penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dan dapat dikelola langsung oleh
IPB tanpa harus masuk terlebih dahulu kedalam kas negara seperti dana PNBP.
Berdasarkan UU Nomor 12 Tahun 2012, Institut Pertanian Bogor memiliki
otonomi pengelolaan perguruan tinggi yang berbeda dengan Perguruan tinggi
negeri (PTN) biasa. Otonomi tersebut menurut pasal 63 harus dilaksanakan
berdasarkan prinsip akuntabilitas, transparansi, nirlaba, penjaminan mutu, dan
efektivitas dan efisiensi.
Hingga tahun 2014, IPB telah menjalankan prinsip akuntabilitas dan
transparansi yang ditunjukkan dengan laporan keuangan yang telah diperiksa oleh
Kantor Akuntan Publik. Prinsip nirlaba melalui sistem SPP tunggal dan tidak
memberatkan mahasiswa yang tidak mampu. Sedangkan prinsip penjaminan mutu
di IPB dilaksanakan melalui pembentukan dua kantor yang bertugas untuk
menyusun aturan dan mengawasi pelaksanaan mutu di IPB. Terkait prinsip
efektivitas, IPB belum melakukan evaluasi terhadap prinsip efektivitas. Prinsip
efektivitas saat ini dilakukan dengan menyusun kegiatan dalam rencana kerja dan
anggaran (RKA) yang sesuai dengan tujuan dan rencana strategis IPB. IPB juga
belum melakukan pengukuran prinsip efiensi terhadap kegiatan operasional IPB.
Selama ini pengukuran efisiensi hanya dilakukan terhadap pendanaan yang
bersumber dari APBN sesuai dengan Permenkeu nomor 249/PMK.02/2011 tentang
Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian Negara/Lembaga. Sedangkan untuk dana yang bersumber dari dana
masyarakat (DM) terutama dalam kegiatan utama yang mendukung tridharma
perguruan tinggi belum dilakukan pengukuran efisiensi penggunaan dana.
Kajian penelitian terkait efisiensi biaya di perguruan tinggi sudah dilakukan
di beberapa negara seperti Amerika Serikat, United Kingdom (UK), dan Mexico.
Kajian efisiensi di Amerika Serikat terkait akuntabilitas perguruan tinggi dilakukan
oleh Powell et al. (2012) yang menyatakan bahwa akuntabilitas perguruan tinggi
telah disuarakan sejak dua dekade terakhir di level legislatif. Penurunan
perekonomian dunia dan US saat ini semakin memperburuk kebutuhan jangka
2
praktik kotor, buruk dan rusak bagi penyelenggara pemerintahan mulai pemerintah
pusat sampai daerah.
Perumusan Masalah
Tabel 4 IPK dan jumlah Lulusan Program Sarjana IPB 2010-2013 (lanjutan)
No Fakultas Mutu Lulusan 2010 2011 2012 2013
E. Fakultas Kehutanan Rata-rata IPK 2,98 2,86 3,01 2,98
IPK 3,00 (%) 45,67 30,63 49,8 49,83
Jumlah Lulusan 254 284 251 303
(orang)
F. Fakultas Teknologi Rata-rata IPK 3,25 3,21 3,11 3,19
Pertanian IPK 3,00 (%) 77,68 76,47 64,13 72,7
Jumlah Lulusan 336 340 184 315
(orang)
G. Fakultas MIPA Rata-rata IPK 2,96 2,97 2,93 3
IPK 3,00 (%) 47,67 45,63 41,08 52,61
Jumlah Lulusan 514 526 443 652
(orang)
H. Fakultas Ekonomi Rata-rata IPK 3,21 3,17 3,16 3,18
dan Manajemen IPK 3,00 (%) 77,09 68,94 69,37 72,63
Jumlah Lulusan 598 602 506 559
(orang)
I. Fakultas Ekologi Rata-rata IPK 3,23 3,19 3,13 3,16
Manusia IPK 3,00 (%) 79,65 75,64 71,05 70,5
Jumlah Lulusan 226 234 228 278
(orang)
Sumber: RKA IPB 2010-2013
Berdasarkan tabel tersebut dapat kita bandingkan atara input pendanaan dan
Output jumlah lulusan untuk mengansumsikan bahwa kemungkinan terdapat
ineficiency dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan
Tabel 5. Perbandingan Input dengan Jumlah Lulusan
No Fakultas Biaya Perlulusan 2012-2014
A. Fakultas Pertanian 21.035.174
B. Fakultas Kedokteran Hewan 27.009.247
Fakultas Perikanan dan Ilmu
C. Kelautan 25.803.608
D. Fakultas Peternakan 17.020.356
E. Fakultas Kehutanan 17.838.208
F. Fakultas Teknologi Pertanian 25.527.445
G. Fakultas MIPA 21.278.827
Fakultas Ekonomi dan
H. Manajemen 22.350.509
I. Fakultas Ekologi Manusia 26.151.270
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
2 TINJAUAN PUSTAKA
Pendanaan PTN BH
bentuk: (a.) bantuan Pendanaan PTN Badan Hukum; dan/atau (b.) bentuk lain
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 11 menyatakan bahwa (1) Pendanaan PTN Badan Hukum yang
bersumber dari selain anggaran pendapatan dan belanja negara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 huruf b bersumber dari: a. masyarakat; b. biaya pendidikan;
c. pengelolaan dana abadi; d. usaha PTN Badan Hukum; e. kerja sama tridharma
Perguruan Tinggi; f. pengelolaan kekayaan PTN Badan Hukum; g. anggaran
pendapatan dan belanja daerah; dan/atau h. pinjaman. (2) Usaha PTN Badan
Hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d merupakan layanan penunjang
tridharma Perguruan Tinggi. (3) Sumber Pendanaan PTN Badan Hukum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penerimaan PTN Badan Hukum
yang dikelola secara otonom dan bukan merupakan penerimaan negara bukan pajak.
(4) Ketentuan mengenai pinjaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h
diatur dengan Peraturan Menteri.
2. Dana Masyarakat
Sumber penerimaan dana masyarakat untuk pengembangan IPB tahun 2014-
2018, meliputi:
a. Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP), meliputi SPP program sarjana,
program sarjana beasiswa utusan daerah (BUD), program pascasarjana,
mahasiswa asing, dan program vokasi;
b. Pendapatan Nonkomersial, meliputi beasiswa (seluruh program
pendidikan selain BPPS, PPA/BBM serta Bidik Misi), auxiliary
enterprises dan usaha lain;
9
Pengertian Efisiensi
Konsep Efisiensi
Ditinjau dari teori ekonomi ada dua macam pengertian efisiensi, yaitu
efisiensi teknis dan efisiensi ekonomi. Efisiensi ekonomi mempunyai sudut
pandang makroekonomi, sementara efisiensi teknis mempunyai sudut pandang
mikroekonomi. Pengukuran efisiensi teknis cenderung terbatas pada hubungan
teknis dan operasional dalam proses konversi input menjadi output. Sedangkan
dalam efisiensi ekonomi, harga tidak dapat dianggap sudah ditentukan (given),
karena harga dapat dipengaruhi oleh kebijakan makro (Sarjana dalam Komaryatin
2006). Menurut Hidayati (2016)
Menurut Farrell (1957) efisiensi dari perusahaan terdiri dari dua komponen,
yaitu efisiensi teknis dan efisiensi alokatif. Efisiensi teknis mencerminkan
kemampuan dari perusahaan dalam menghasilkan Output dengan sejumlah input
yang tersedia. Sedangkan efisiensi alokatif menurut Machmuddin (2016)
merupakan rasio antara total biaya produksi suatu Output menggunakan faktor
aktual dengan total biaya produksi suatu Output menggunakan faktor optimal
dengan kondisi efisien secara teknis. Kedua ukuran ini yang kemudian
10
proses lainnya yang dapat digunakan untuk memproduksi tingkat Output tersebut
pada biaya per unit yang paling kecil.
Menurut Farrell (1957) dalam Wahab et al. (2014) terdapat dua jenis efisiensi,
yaitu efisiensi ekonomi (economic efficiency) dan efisiensi teknik (technical
efficiency). Prasetyo (2008) dan Sutawijaya dan Lestari (2009) menyatakan bahwa:
a) Technical Efficiency merefleksikan kemampuan perusahaan untuk mencapai
level Output yang optimal dengan menggunakan tingkat input tertentu. Efisiensi ini
mengukur proses produksi dalam menghasilkan sejumlah Output tertentu dengan
menggunakan input seminimal mungkin. Dengan kata lain, suatu proses produksi
dikatakan efisien secara teknis apabila Output dari suatu barang tidak dapat lagi
ditingkatkan tanpa mengurangi Output dari barang lain; b) Economic Efficiency,
yaitu kombinasi antara efisiensi teknikal dan efisiensi alokatif. Efisiensi ekonomis
secara implisit merupakan konsep least cost production. Untuk tingkat Output
tertentu, suatu perusahaan produksinya dikatakan efisien secara ekonomi jika
perusahaan tersebut menggunakan biaya dimana biaya per unit dari Output adalah
yang paling minimal. Dengan kata lain, untuk tingkat Output tertentu, suatu proses
produksi dikatakan efisien secara ekonomi jika tidak ada proses lainnya yang dapat
digunakan untuk memproduksi tingkat Output tersebut pada biaya per unit yang
paling kecil.
Pengukuran Efisiensi
Pengukuran efisiensi merupakan salah satu cara untuk mengukur kinerja dari
suatu entitas, Mukesh Jain dalam Wulansari (2010) menyebutkan 5 (lima) manfaat
adanya pengukuran kinerja suatu entitas pemerintahan, yaitu:
a. Pengukuran kinerja meningkatkan mutu pengambilan keputusan.
b. Pengukuran kinerja meningkatkan akuntabilitas internal.
c. Pengukuran kinerja meningkatkan akuntabilitas publik.
d. Pengukuran kinerja mendukung perencanaan stategi dan penetapan tujuan.
e. Pengukuran kinerja memungkinkan suatu entitas untuk menentukan
penggunaan sumber daya secara efektif.
Sedangkan menurut Malik (2010) penilaian efisiensi akan memberikan
informasi penting mengenai kondisi finansial dan performa manajemen yang dapat
berguna bagi regulator, manajer, dan investor.
Pengukuran efisiensi dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu
pendekatan parametrik dan pendekatan nonparametrik seperti dalam Gambar 1.
Pengertian DEA
Orientasi Model
Input CRS
VRS
Orientasi
CRS
Output
VRS
Sumber: Wulansari 2010
Gambar 2 Pengklasifikasian Model DEA
Berdasarkan klasifikasi tersebut, dikenal istilah CSR (Constant Returns To
Scale) yaitu pendekatan berdsarkan hubungan antara variabel input dengan
Outputnya, model ini mengidentifikasikan bahwa penambahan terhadap faktor
input tidak akan memberikan dampak terhadap Output, sedangkan VRS (Variable
Returns To Scale) mengidentifikasikan bahwa penambahan terhadap faktor input
akan memberikan dampak baik penaikan maupun penurunan terhadap Output.
(Rusdiana 2013)
Menurut Wulansari (2010) Hasil yang diperoleh dari penggunaan model CRS
atau VRS, digambarkan sebagai titik-titik yang dihubungkan dengan garis (frontier)
berupa bentuk grafik 2 dimensi, akan menunjukkan pola yang berbeda. Model CRS
akan membentuk garis perbatasan (frontier) lurus yang proposional terhadap
kenaikan input dan Outputnya (OBX) tanpa memperhitungkan ukuran organisasi,
sementara model VRS cenderung akan membentuk garis perbatasan cembung
(VaCBD). Grafik 2 dimensi model CRS dan VRS disajikan dalam Gambar 3.
Manfaat DEA
Keterbatasan DEA
Hasil pengolahan data dengan memanfaatkan model DEA dapat dengan baik
memperkirakan efisiensi relatif dari suatu unit dibandingkan dengan unit lainnya
namun akan sulit bila menggunakan pendekatan DEA untuk menentukan nilai
efisiensi mutlak suatu unit secara teoritis.
Menurut Nugraha (2013) Keterbatasan DEA antara lain: a) Mensyaratkan
semua input dan Output harus spesifik dan dapat diukur. b) DEA berasumsi bahwa
setiap unit input atau Output identik dengan unit lain dalam tipe yang sama. c)
Dalam bentuk dasarnya DEA berasumsi adanya CRS (constant return to scale). d)
Bobot input dan Output yang dihasilkan DEA sulit untuk ditafsirkan dalam nilai
ekonomi. e) Maksimasi dalam progam linier digunakan untuk mencari nilai
maksimal pada sistim persamaan linier dengan 2 variabel, dimana dalam penelitian
ini menggunakan 2 variabel, yaitu variabel input dan variabel Output. Sedangkan
kendala dalam progam linear merupakan persamaan-persamaan yang diketahui.
Kerangka Pemikiran
Sebelum dilakukan analisis efisiensi antara input dan Output terlebih dahulu
dilakukan analisis korelasi Pearson untuk mengukur hubungan input dengan Output.
Pengukuran efisiensi menggunakan tools analisis DEA untuk mengukur tingkat
analisis di tingkat Fakultas, sedangkan untuk mengukur faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi efisiensi menggunakan analisis regresi sehingga dapat disimpulkan
usulan-usulan untuk meningkatkan efisiensi kegiatan dharma pendidikan di tingkat
Fakultas. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat dari Gambar 4.
20
Pendanaan PTN BH
Analisis Metodologi
Efisiensi 1. Pendekatan input output Aset
2. Mencari hubungan input-output
dengan korelasi pearson
Faktor yang Usulan peningkatan 3. Analisis DEA dengan
mempengaruhi efisiensi efisiensi di DMU menggunakan orientasi output
dan model VRS untuk mengukur
tingkat efisiensi antar DMU
Implikasi Manajerial 4. Analisis regresi tobit untuk
melihat faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap efisiensi
3 METODE
Penelitian ini akan dilakukan selama 10 bulan mulai dari bulan Juni 2015
sampai dengan Maret 2016. Data-data penelitian ini diperoleh dari Biro Keuangan,
Direktorat Perencanaan dan Pengembangan, Kantor Manajemen Mutu, Direktorat
Administrasi Pendidikan, Direktorat Kemahasiswaan, Direktorat Sumberdaya
Manusia, dan Direktorat Pengembangan Karir dan Hubungan Alumni Institut
Pertanian Bogor Kampus IPB Darmaga Bogor. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif. Pelaksanaan metode penelitian kualitatif tidak terbatas hanya
sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisis dan
interpretasi tentang arti data tersebut, selain itu semua yang dikumpulkan
berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang diteliti (Moleong dan Lexy
2000).
21
Pengumpulan Data
Data yang digunakan berupa data sekunder, baik kuantitatif maupun kualitatif.
Untuk mendapatkan data tersebut digunakan teknik pengumpulan data berikut :
1. Wawancara
Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data primer langsung dari
Kepala Bagian dan staff.
2. Observasi
Teknik ini digunakan untuk melakukan pencatatan secara teliti dan sistematis
terhadap obyek kajian dalam melengkapi teknik wawancara.
3. Pengumpulan data sekunder
Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah jumlah
pengeluaran kegiatan dharma pendidikan dari dana DM sebagai input. Jumlah
lulusan, mutu lulusan, prestasi mahasiswa tingkat nasional dan internasional
sebagai Output. Serta sebagai faktor yang mempengaruhi tingkat efisiensi
adalah umur Departemen, jumlah dosen, jumlah tenaga kependidikan, dan
jumlah mahasiswa .
4. Studi Kepustakaan
Metode ini digunakan untuk mempelajari dan mengkaji literatur yang
berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. Hal ini dapat memberikan
informasi yang bersifat teoritis sebagai landasan teori dalam menunjang
pelaksanaan penelitian.
Metode Analisis
Analisis Efisiensi ini dilakukan melalui tiga tahap, tahap pertama dilakukan
analisis korelasi pearson untuk mengetahui hubungan antar faktor-faktor input dan
Output, tahap kedua dilakukan analisis DEA untuk mengetahui tingkat efisiensi
suatu DMU dengan menggunakan software Max DEA dimana menurut Charnes et
al. (1978) Metode DEA dibuat sebagai alat bantu untuk evaluasi kinerja suatu
aktifitas dalam sebuah unit entitas (organisasi). Tahap terakhir yaitu tahap ketiga
dilakukan analisis regresi untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi efisiensi suatu DMU dengan menggunakan software EViews.
Korelasi Pearson
Korelasi adalah sebuah teknik statistic yang digunakan untuk menguji ada
atau tidaknya hubungan, seberapa kuatkah hubungan antara satu atau beberapa
variable dengan suatu variable lainnya, serta arah arah hubungan dari dua variable
atau lebih (Wahana Komputer 2015). Jenis data dalam statistik terbagi atas data
kategorik (skala pengukuran nominal dan ordinal) serta numerik (skala pengukuran
interval dan rasio). Penjumlahan skala ordinal dinamakan skala interval, sehingga
apabila skala interval dikorelasikan dengan skala lainnya baik itu interval, rasio,
nominal, dan ordinal menggunakan metode korelasi Pearson (Walpole dalam
Nurfitriana 2016).
Yamin et al. (2011) menyatakan Analisis korelasi pearson digunakan apabila
2 (dua) buah variabel X dan Y yang masing-masing mempunyai skala pengukuran
22
Regresi Tobit
Hasil dari DEA meniliki nilai yang terbatas, sehingga hasil dari DEA dapat
dikategorikan sebagai data tersensor. Jenis data tersensor merupakan data yang
memuat nilai nol pada sebagian pengamatan sedangkan untuk sebagian lain
mempunyai nilai tertentu yang bervariasi (Umami et al. 2013).
Banyak penelitian menggunakan alat analisa regresi berganda. Hal ini karena
ada beberapa keunggulan dari analisa tersebut. Sebagian besar analisa yang
dilakukan akademis Indonesia menggunakan metode ordinary least squares (OLS).
Namun untuk analisa menggunakan variabel tidak bebas yang censored, yaitu nilai
dari variabel tidak bebas tersebut terbatas atau sengaja dibatasi, metode OLS tidak
dapat digunakan karena parameter yang dihasilkan oleh OLS mengalami bias dan
juga tidak konsisten. Untuk mengatasi kekurangan tersebut, harus digunakan
metode regresi Tobit, yang dikembangkan oleh Tobin pada tahun 1958 (Suhardi
2001).
Regresi Tobit dikemukakan pertama kali oleh Tobin (1958) yang
mengasumsikan bahwa variabel tidak bebas terbatas nilainya (censored), hanya
variabel bebas yang tidak terbatas, semua variabel (baik bebas maupun tidak bebas)
diukur dengan benar, tidak ada autokorelasi, heteroskeditas dan multikolinearitas
yang sempurna serta menggunakan model matematis yang tepat (Endri 2008).
Apabila data yang akan dianalisis memiliki nilai variabel tidak bebas yang terbatas
(censored), Ordinary Least Square (OLS) tidak dapat diaplikasikan untuk
mengestimasi koefisien regresi. Jika digunakan OLS maka akan terjadi bias dan
estimasi parameter yang tidak konsisten. Regresi Tobit yang mengikuti konsep
maximum likelihood menjadi pilihan yang tepat untuk mengestimasi koefisien
regresi (Chu et al. 2010). Indeks inefisiensi teknis yang dihasilkan dari analisis
DEA berada diantara 0 sampai dengan 1, yang akan digunakan dalam model regresi
Tobit untuk menjelaskan hubungan antara tingkat inefisiensi teknis dengan
karakteristik petani (Idris et al. 2013).
Model Tobit merupakan suatu model regresi yang dapat digunakan untuk
menganalisis suatu masalah dengan variabel dependen yang tersensor. Metode
Tobit menggunakan cara maximum likelihood (ML), bukan least squares lagi.
Daripada meminimalisasikan nilai kwadrat dari error (galat) seperti cara OLS, cara
ML memaximalisasikan nilai dari likelihood function dengan mencari parameter-
parameter regresi yang memberikan nilai tertinggi untuk likelihood function
tersebut (Gujarati 1995)
Regresi Tobit (tersensor) dipilih karena variabel tidak bebas hanya ada pada
selang nilai 0-1 sehingga diluar selang tersebut tersensor. Sedangkan untuk
variabel bebas bernilai bebas. Menurut Fischer dan Getis (2010), dibutuhkan
metode khusus untuk meneliti data tersensor yang memiliki pengaruh spasial dan
metode yang paling cocok adalah Regresi Tobit.
23
Variabel Penelitian
Operasional Variabel
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dalam bentuk studi kasus yang
bertujuan untuk memberikan atau menjabarkan suatu keadaan yang terjadi saat ini
dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual
(Sugiyono 2006)
Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini yang pertama analisis korelasi
pearson dimana analisis ini berfungsi untuk mengukur hubungan antara variabel
input dan Output, setelah itu dilakukan analisis DEA untuk mengukur tingkat
efisiensi antar Departemen dan yang terakhir dilakukan analisis regresi tobit untuk
mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi efisiensi di Departemen.
Data input dan Output yang digunakan selama 3 tahun yaitu dalam rentang
tahun 2012-2014, hal ini disebabkan karena sebelum tahun 2012 data input yang
dibutuhkan masih belum tercatat dengan baik di dalam sistem keuangan sedangkan
data tahun 2015 untuk input dan Output masih dalam proses penyusunan. Data input
dan Output tahun 2012-2014 dapat dilihat pada pada lampiran 1.
input dan Output yang tidak terdapat hubungan sama sekali maka variabel tersebut
tidak digunakan dalam analisis berikutnya. Hasil dari korelasi pearson dapat dilihat
pada Tabel 8.
Tabel 8 Hasil Analsisi Korelasi Pearson
Variabel Input\Variabel Output JLM IPK PMI PMN
BKP Pearson Correlation .203* -.054 -.007 -.078
Sig. (2-tailed) .038 .582 .946 .427
N 105 105 105 105
BUJ Pearson Correlation .128 .145 -.079 -.029
Sig. (2-tailed) .193 .139 .422 .770
N 105 105 105 105
BCB Pearson Correlation .242* .014 -.019 .056
Sig. (2-tailed) .013 .887 .850 .572
N 105 105 105 105
DJP Pearson Correlation -.115 .023 .144 -.044
Sig. (2-tailed) .242 .819 .143 .654
N 105 105 105 105
HMP Pearson Correlation .463** -.053 -.226* -.124
Sig. (2-tailed) .000 .590 .021 .208
N 105 105 105 105
HPP Pearson Correlation .482** .063 -.159 -.033
Sig. (2-tailed) .000 .523 .106 .736
N 105 105 105 105
BMA Pearson Correlation .299** -.047 -.148 -.108
Sig. (2-tailed) .002 .633 .133 .274
N 105 105 105 105
BPP Pearson Correlation .173 .059 .044 -.045
Sig. (2-tailed) .078 .552 .653 .650
N 105 105 105 105
Berdasarkan hasil korelasi pearson tersebut dapat dilihat bahwa variabel yang
dapat digunakan untuk analisis berikutnya adalah BKP, BCB, HMP, HPP, BMA
untuk variabel input serta JLM dan PMI untuk variabel Output.
Variabel BUJ, DJP, BPP untuk variabel input serta IPK dan PMN untuk
variabel Output tidak dapat digunakan karena variabel-variabel tersebut tidak
terdapat hubungan sama sekali dengan variabel lainnya.
dengan total input sebanyak 5 dan Output sebanyak 2 sesuai dengan hasil korelasi
Pearson. Hasil analisis DEA dapat dilihat dalam Tabel 9.
Tabel 9 Hasil Max DEA
Departemen 2012 2013 2014
Agribisnis 1 1 0,664048
Agronomi Dan Hortikultura 1 1 0,94622
Arsitektur Lanskap 1 1 0,371831
Biokimia 0,94047 1 0,174419
Biologi 0,975274 1 0,497292
Budidaya Perairan 0,573491 0,967861 0,143095
Ekonomi Sumberdaya Dan Lingkungan 0,628528 0,719644 0,355613
Fisika 1 0,726708 1
Gizi Masyarakat 1 0,485484 0,632383
Ilmu Dan Teknologi Kelautan 0,388326 1 1
Ilmu Dan Teknologi Pangan 0,895402 0,578324 0,236715
Ilmu Ekonomi 0,634744 0,755223 0,212655
Ilmu Keluarga Dan Konsumen 1 1 0,9375
Ilmu Komputer 0,756037 0,721914 0,334116
Ilmu Nutrisi Dan Teknologi Pakan 1 1 0,666505
Ilmu Produksi Dan Teknologi Peternakan 1 0,598979 0,30145
Ilmu Tanah Dan Sumberdaya Lahan 0,44611 0,320998 0,465615
Kedokteran Hewan 0,864534 1 0,997733
Kimia 0,615737 0,630923 0,476464
Komunikasi Dan Pengembangan Masyarakat 0,829742 0,483255 0,207959
Konservasi Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata 0,617206 0,510984 0,174142
Manajemen 1 0,94978 1
Manajemen Hutan 0,655861 0,568925 0,418978
Manajemen Sumberdaya Perairan 0,424286 0,320985 0,099198
Matematika 1 1 1
Meteorologi Dan Geofisika 1 1 1
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan 0,919631 1 0,130808
Proteksi Tanaman 0,622663 1 0,462998
Silvikultur 0,409991 0,251062 0,203619
Statistika 0,52134 0,312298 0,159512
Teknik Mesin Dan Biosistem 1 0,528557 0,985484
Teknik Sipil Dan Lingkungan 1 1 1
Teknologi Hasil Hutan 0,835491 1 0,375148
Teknologi Hasil Perairan 0,797357 0,348655 0,579553
Teknologi Industri Pertanian 0,529638 0,801075 0,279067
Berdasarkan hasil DEA, maka efisiensi DMU terbagi dalam empat kelompok.
Pertama, DMU yang selalu efisien selama 2012-2014 yaitu Departemen
Matematika, Meteorologi dan Geofisika, Teknik Sipil dan Lingkungan. Kedua,
Departemen mengalami peningkatan atau increasing hingga mencapai titik efisien
pada tahun 2014 yaitu Departemen Ilmu Dan Teknologi Kelautan, Manajemen, dan
Fisika. Ketiga, Departemen mengalami peningkatan atau increasing namun masih
28
dibawah tingkat efisiensi yaitu Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Gizi
Masyarakat, Teknologi Hasil Perairan, Ilmu Tanah daan Sumberdaya Lahan.
Kempat, Departemen yang mengalami penurunan tingkat efisiensi atau disebut
decreasing, contoh Departemen Agronomi dan Hortikultura, Ilmu Keluarga dan
Konsumen, dan Departemen lainnya yang mengalami penurunan nilai baik itu yang
menurun setelah mencapai efisien maupun yang selalu terus menurun meskipun
belum mencapai efisien.
Selain menghasilkan tingkat efisiensi dari DMU, Software Max DEA juga
mampu mendeteksi penyebab tidak efisiennya suatu DMU, sehubungan dengan
pendekatan yang berorientasi terhadap Output dalam penelitian ini. Maka,
penyebab tidak efisiennya suatu DMU hanya dilihat dari sisi Output saja, hasil Max
DEA mampu memberikan nilai efisien dari masing-masing Output sehingga dapat
diambil keputusan berapa besar Output yang perlu ditingkatkan oleh DMU agar
efisien. Penyebab terjadinya inefisiensi DMU berdasarkan software Max DEA
dapat dilihat dalam Gambar 5 dan Gambar 6.
Gambar 5 Inefisiensi JLM
29
Gambar 6 Inefisiensi PMI
30
31
Pada Gambar 5 dan Gambar 6, garis merah menunjukkan titik efisiensi yang
harus diperoleh untuk output JLM dan JMI sedangkan kolom yang berwarna biru
menunjukkan nilai output yang sudah diperoleh dari Departemen sehingga dapat
dilihat Departemen yang memperoleh nilai tidak efisien dan mengalami decreasing
pada dalam rentang tahun 2012-2014. Berikut penyebab beberapa Departemen
yang memperoleh nilai DEA sangat kecil dalam rentang waktu 2012-2014 atau
mengalami penurunan tingkat efisiensi yang sangat jauh dari tahun sebelumnya
yaitu:
1. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan memperoleh nilai 0,424286
pada tahun 2012, nilai 0,320985 pada tahun 2013, dan 0,099198 pada tahun
2014. Departemen ini selalu mengalami penurunan nilai DEA karena
Output yang diperoleh selalu mengalami penurunan yaitu untuk Output
jumlah lulusan dimana pada tahun 2012 sebanyak 63 lulusan namun tahun
2014 menurun menjadi 18 lulusan dan prestasi mahasiswa dimana pada
tahun 2012 sebanyak 2 namun orang ditahun 2014 menurun menjadi 0 orang.
Sementara input yang diperoleh tahun 2014 sebesar Rp. 499.011.750
dimana nilai tersebut lebih besar dari tahun 2012 yaitu Rp. 484.087.957.
2. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan memperoleh nilai
0,919631 pada tahun 2012, nilai 1 pada tahun 2013, namun mengalami
penurunan pada tahun 2014 menjadi 0,130808. Penurunan nilai efisiensi
yang signifikan terjadi pada tahun 2014 hal ini disebabkan karena terjadi
penurunan Output JLM tahun 2014 yang cukup signifikan dibandingkan
dengan Output tahun 2012 yaitu sebesar 44 mahasiswa, sedangkan selisih
input di kedua tahun tersebut tidak jauh berbeda yaitu Rp. 368.218.900,-
pada tahun 2012 dan Rp. 344.650.000,- pada tahun 2014.
3. Departemen Statistika memperoleh nilai 0,52134 pada tahun 2012,
0,312298 pada tahun 2013, dan 0,159512 pada tahun 2014. Departemen ini
selalu mengalami penurunan nilai efisiensi disebabkan Output yang
diperoleh tidak pernah mencapai nilai Output pada tingkat efisien, terutama
pada tahun 2014 Departemen Statistika mengalami penurunan Output JLM
yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2012 sebanyak 38
mahasiswa, sedangkan input tahun 2014 lebih besar Rp. 244.298.733,-
dibandingkan tahun 2012.
analisis DEA. Hasil dari tobit dengan eviews 9 dapat dilihat pada Tabel 10
Tabel 10 Hasil Regresi Tobit
Variabel Coefficient Std. Error z-Statistic Prob
JMS -0.000555 0.000379 -1.462107 0.1437
JTP 0.004995 0.002866 1.742805 0.0814
JTK -0.002198 0.002178 -1.009485 0.3127
KLB -0.070130 0.060649 -1.156325 0.2475
C 0.829848 0.107097 7.748541 0.0000
Implikasi Manajerial
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Fischer MM, Getis A. 2010. Handbook of Applied Spatial Analysis : Software Tools,
Methods, and Application. New York (US): Springer New York
Franca JMF, Figueiredo JN. 2010. A DEA methodology to evaluate the impact of
information asymmetry on the efficiency of not-for-profit organizations with an
application to higher education in Brazil. Ann Oper Res. 173(1): 3956
Gujarati DN. 1995. Basic Econometrics. Ed Ke-3. New York (US): McGraw-Hill
International Editions
Hadad, Muliaman D, Santoso W, Ilyas D, Mardanugraha E. 2003, Analisis efisiensi
industri perbankan Indonesia: penggunaan metode nonparametrik data
envelopment analysis (DEA), Research Paper. Sistem Keuangan Bank
Indonesia.5(7):1-29
Hartono E. 2009. Analisis efisiensi biaya industri Perbankan indonesia dengan
menggunakan metode parametrik stochastic frontier analysis [tesis].
Semarang(ID): Universitas Dipenogoro
Hidayati R. 2016. Pengaruh efisiensi teknis dan preferensi risiko petani terhadap
penerapan usahatani kubis organik di Kecamatan Baso Kabupaten Agam
Sumatera Barat [tesis]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor
Idris ND, Siwar C, Talib B. 2013. Determinants of techical efficiency on pineapple
farming. American Journal of Applied Sciences 10(4): 426 432
[IPB] Institut Pertanian Bogor. 2011. Peraturan Rektor IPB nomor: 11/I3/PP/2011
Tahun 2011 tentang mekanisme penetapan sumbangan penyelenggaraan
pendidikan bagi mahasiswa program pendidikan sarjana Institut Pertanian Bogor.
Bogor(ID): IPB
[IPB] Institut Pertanian Bogor. 2013. Rencana Strategis IPB Tahun 2014-2018.
Bogor(ID): IPB
Komaryatin N. 2006. Analisis efisiensi teknis industri BPR di eks karesidenan Pati
[tesis]. Semarang(ID): Universitas Dipenogoro
Kusreni S. 2010. Analisis efisiensi penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) di
propinsi di Indonesia (aplikasi model data envelopment analisys) Jurnal Media
Trend. 5(2) : 110-120
Lavado RF. 2009. The efficiency of health and education expenditures in the
Philippines. Central European Journal of Operations Research. 17(3):275291
Machmuddin N. 2016. Analisis efisiensi ekonomi usahatani padi organik dan
konvensional [tesis]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor
Malik SA. 2010. Are Saudi banks efficient? evidence using data envelopment
analysis (DEA). International Journal of Economics and Finance. 2(2): 53-58
Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung(ID): Rosda-
karya.
Ngatindriatun, Ikasari H. 2009. Efisiensi relatif perguruan tinggi negeri di
Indonesia: pendekatan data envelopment analysis (DEA). Jurnal Manajemen
Teori dan Terapan. 2(3): 199-207.
Nugraha BW. 2013. Analisis efisiensi perbankan menggunakan metode non
parametrik data envelopment analysis (DEA). Jurnal Ilmu Manajemen. 1(1):
272-284
Nurfitriana N. 2016. Perilaku kewirausahaan pelaku usaha pempek skala industri
mikro dan kecil di kota Palembang [tesis]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor
Pertiwi, Dina L. 2007. Efisiensi pengeluaran pemerintah daerah di propinsi Jawa
Tengah. Jurnal Ekonomi Pembangunan. 12(2): 123-139
36
Powel BA, Gilleland GS, Pearson LC. 2012. Expenditures, efficiency, and
effectiveness in U.S. undergraduate higher education: a national benchmark
model. The Journal of Higher Education. 83(1): 102-127
Prasetyo SB. 2008. Analisis efisiensi distribusi pemasaran produk dengan metode
data envelopment analysis (DEA). Jurnal Penelitian Ilmu Teknik. 8(2): 120-128
Pribadi KN. 2000. Kajian data envelopment analysis (DEA) untuk analisis tingkat
efisiensi wilayah dan kota. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota. 11(2): 99-
109
Qurniawati RS. 2013. Efisiensi perbankan di Indonesia dan pengaruhnya terhadap
return saham dengan pendekatan data envelopment analysis (DEA). BENEFIT
Jurnal Manajemen dan Bisnis. 17(1): 27-40
Rusdiana AS. 2013, Mengukur Tingkat Efisiensi dengan Data Envelopment
Analysis (DEA): Teori dan Aplikasi. Bogor(ID): SMART Publishing
Sav GT. 2012, Four-stage DEA efficiency evaluations: financial reforms in public
university funding. International Journal of Economics and Finance. 5 (1): 24-
33
Selim S, Aybarc S. 2015, Efficiency of higher education in Turkey: a bootstrapped
two-stage DEA approach, International Journal of Statistics and Applications
5(2): 56-67
Silalahi U. 2002. Pemahaman Praktis Asas-Asas Manajemen. Bandung(ID):
Mandar Maju
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Ed ke-9. Bandung(ID): CV Alvabeta.
Suhardi IY. 2001, Penggunaan model regresi tobit untuk menganalisa faktor- faktor
yang berpengaruh terhadap kepuasan konsumen untuk jasa pengangkutan barang.
Jurnal Manajemen & Kewirausahaan. 3(2): 106 112
Sumenge AS. 2013. Analisis efektifitas dan efisiensi pelaksanaan anggaran belanja
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Minahasa Selatan. Jurnal
Emba 1(3): 74-81
Sutawijaya A, Lestari EP. 2009. Efisiensi teknik perbankan Indonesia pascakrisis
ekonomi: sebuah studi empiris penerapan model DEA. Jurnal Ekonomi
Pembangunan. 10(1): 49-67
Thanassoulis E, Kortelainen M, Johnes G, Johnes J. 2010. Costs and efficiency of
higher education institutions in England: a DEA analysis. Journal of the
Operational Research Society. 62: 1282-1297
Umri N, Hidayat R, Utami ID. 2011, Kinerja efisiensi biaya dengan metode data
envelopment analysis (DEA). Jurnal Teknik Industri Jurusan Teknik Industri.
1(2): 216 223
Umami AR, Handoyo S, Fitriani R. 2013, Perbandingan model regresi tobit dan
model regresi terpotong (studi kasus data konsumsi rokok rumah tangga kota
Kediri 2011). Jurnal Mahasiswa Statistik. 1(3): 233-236
Wahab A, Hosen MN, Muhari S. 2014. Komparasi efisiensi teknis bank umum
konvensional (BUK) dan bank umum syariah (BUS) di Indonesia dengan
metode data envelopment analysis. Al-Iqtishad: Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah.
6(2): 179-194
Wahana Komputer. 2015. Belajar Cepat Analisis Statistik Parametrik dan Non
Parametrik dengan SPSS. Yogyakarta(ID): Penerbit Andi
Wibowo MG. 2013. Analisis efisiensi program studi dan fakultas pada universitas
islam negeri sunan kalijaga. Jurnal EKBISI. 7(2): 261-279
37
LAMPIRAN
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
1
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Bogor pada tanggal 24 Januari 1984 dari Ayahanda
Muhadi dan Ibu Suba. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Tahun 2004
penulis diterima di Universitas Pakuan Bogor pada Jurusan Akuntansi, Fakultas
Ekonomi, dan lulus pada tahun 2009. Selama kuliah, penulis aktif dalam kegiatan UKM
Marching Band, Himpunan Mahasiswa Akuntansi FE-UNPAK dan Badan Legislatif
Mahasiswa FE-UNPAK. Pada Tahun 2013 penulis diterima di Program Studi Manajemen
dan Bisnis pada Program Pascasarjana IPB dengan Beasiswa Pendidikan Pascasarjana
Dalam Negri (BPPDN) Tahun 2013.
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Bogor pada tanggal 24 Januari 1984 dari Ayahanda
Muhadi dan Ibu Suba. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Tahun 2004
penulis diterima di Universitas Pakuan Bogor pada Jurusan Akuntansi, Fakultas
Ekonomi, dan lulus pada tahun 2009. Selama kuliah, penulis aktif dalam kegiatan UKM
Marching Band, Himpunan Mahasiswa Akuntansi FE-UNPAK dan Badan Legislatif
Mahasiswa FE-UNPAK. Pada Tahun 2013 penulis diterima di Program Studi Manajemen
dan Bisnis pada Program Pascasarjana IPB dengan Beasiswa Pendidikan Pascasarjana
Dalam Negri (BPPDN) Tahun 2013.