Professional Documents
Culture Documents
1. Definisi Asma
Asma adalah keadaan klinik yang ditandai oleh masa penyempitan
bronkus yang reversible, dipisahkan oleh masa dimana ventilasi relatif
normal. (Selvia, A. Price, 1994).
Menurut the American Thoracic Society (1962) asma adalah penyakit
dengan ciri meningkatkan respon trakhea dan bronkus terhadap berbagai
rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan
derajatnya berubah-ubah baik secara spontan maupun dari hasil pengobatan.
2. Etiologi Asma
Penyebab utama dari asma belum jelas, kelainan utama dari asma
diduga disebabkan karena hipersensitifitas dari cabang-cabang bronkus. Pada
individu yang rentan, lapisan dari cabang-cabang bronkial tersebut akan
menjadi lebih sensitif. Kerentanan dari suatu individu kemungkinan
diturunkan secara genetik. Munculnya kerentanan ini disebabkan oleh adanya
perubahan terhadap atau rangsangan yang berlebihan dengan faktor-faktor
lingkungan, seperti pemaparan dengan bahan alergan atau iritan. (Anthony
Crockett, 1997).
Faktor-faktor yang menjadi pencentus yang sering menimbulkan
serangan asma adalah :
a. Alergen utama : debu rumah, spora jamur dan tepung sari rerumputan
b. Iritan seperti : asap, bau-bauan, polutan
c. Infeksi saluran nafas terutama yang disebabkan oleh virus
d. Perubahan cuaca yang ekstrim
e. Kegiatan jasmani yang berlebihan
f. Lingkungan kerja
g. Obat-obatan
h. Emosi
i. Lain-lain seperti rofluks gastro esofagus
3. Jenis-jenis Asma
Asma sering dicirikan sebagai alergi, idropatik / non alergi atau
gabungan :
a. Asma Alergik
Adalah asma yang disebabkan oleh allergen
b. Asma idropatik / non alergik
Adalah asma yang tidak berhubungan dengan alergan spesifik
Misalnya : infeksi traktus respiratorius, emosi atau agen farmakologi
c. Asma Gabungan
Merupakan bentuk asma yang paling umum.
4. Tingkat-tingkat Asma
Asma dapat dibagi atas tiga tingkat :
a. Asma Bronkiale
Yaitu asma bronkonspasme / penyempitan bronkus yang sifatnya
reversible dengan latar belakang alergi.
b. Status Asmatikus
Yaitu asma dengan intensitas serangan yang tinggi dan tidak memberikan
reaksi dengan obat-obatan yang konvensional.
c. Asthmatis Emeergensi
Yaitu asma yang dapat menyebabkan kematian.
5. Patofisiologi
Sampai saat ini patofisiologi maupun etiologi asma belum diketahui
secara pasti. Berbagai teori tentang patofisiologi telah diajukan, tapi yang
paling disepakati banyak ahli adalah yang berdasarkan gangguan syaraf
autonom dan sistem imun.
Beberapa individu dengan asma mengalami respon imun yang buruk
terhadap lingkungan mereka. Antibodi yang dihasilkan (tg E) kemudian
menyerang sel-sel metosit dalam paru. Ikatan antigen dengan antibodi,
menyebabkan pelepasan produk sel-sel metosit seperti histamine, bradikinin
dan prostaglandin. Pelepasan mediator ini dalam jaringan paru mempengaruhi
otot polos dan kelenjar jalan nafas, menyebabkan bronkospasme,
pembengkakan membran mukosa dan pembentukan mukus yang sangat
banyak.
Sistem syaraf otonom mempersyarafi paru. Tonus otot bronkial diatur
oleh impuls syaraf ragal melalui sistem parasimpatis. Pada asma idiopatik
atau non alergik, ketika ujung syaraf pada jalan nafas dirangsang oleh faktor
seperti infeksi, latihan jasmani, suhu dingin, merokok, emosi dan polutan.
Jumlah asetilkolin yang dilepaskan meningkat, pelepasan ini menyebabkan
bronkontrinsik.
Bronkodilatasi terjadi jika reseptor adrenergik yang dirangsang
keseimbangan antara reseptor dan adrenergik dikendalikan terutama
oleh siklik adenosis monofosfat (CAMP). Stimulasi reseptor
mengakibatkan peningkatan tingkat CAMP, yang menghambat pelepasan
mediator kimiawi dan menyebabkan bronkodilatasi.
7. Penatalaksanaan
Prinsip umum pengobatan asma adalah :
a. Menghilangkan abstruksi jalan nafas dengan segera
b. Mengenal dan menghindari faktor-faktor yang dapat mencentuskan
serangan asma
c. Memberikan penerangan kepada penderita / keluarga mengenai penyakit
asma baik dalam cara pengobatannya maupun tentang perjalanan
penyakitnya, sehingga penderita mengenal tujuan pengobatan yang
diberikan dan bekerjasama dengan dokter yang merawatnya.
Terdapat enam golongan utama obat untuk pengobatan asma, antara lain :
a. Beta-2 agnois (kerja singkat dan kerja panjang)
Sebagai bronkodilator yang merangsang beta-2 adrenergik di otot polos
bronchial yang menyebabkan relaksasi otot.
b. Teofilin, sebagai bronko dilator dengan sedikit efek rangsangan pusat
c. Antikoligernik, sebagai bronkodilator yang menghambat saraf vagus pasca
ganglionik sehingga mengurangi bronkokontriksi
d. Kortikosteroid, pencegahan antio inflasmasi, mengurangi kekentalan
mukus
e. Disodium kromoglikat dan sodium medrokomil, untuk anti inflamasi
sebagai pencegahan.
8. Komplikasi
a. Bronkitis
Yaitu inflamasi pada mukosa bronkus
b. Atelektesis
Yaitu ekspansi paru yang tidak sempurna sehingga terjadi penurunan
pertukaran gas
c. Pneumothorax
Yaitu keadaan terdapatnya udara dalam kavump pleura yang terjadi akibat
ruptur pleura vasseralis atau akibat perforasi dinding dada
d. Pneumomediastium
Yaitu udara yang terdapat dalam jaringan mediastium
e. Gagal nafas
Yaitu suatu kegagalan dari paru untuk melaksanakan pertukaran gas
sehingga menyebabkan CO2 dalam darah meningkat.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. T DENGAN
TAHAPAN PERKEMBANGAN KELUARGA ANAK USIA
DEWASA MUDA DI DESA PETANJUNGAN
KECAMATAN PETARUKAN
KABUPATEN PEMALANG
A. Pengkajian
I. Data umum
1. Kepala keluarga : Tn. T ( 56 thn )
2. Alamat : Ds.Petanjungan Kec.Petarukan
Kab.pemalang
3. Pekerjaan kepala keluarga : Pensiunan PNS
4. Pendidikan kepala keluarga : SMA
5. Komposisi keluarga
Hub. Imunisasi Ket
Pendi-
No Nama JK dgn. Umur Pekerjaan
dikan BCG Polio DPT Hepatitis Campak
Klrg
1. Ny. B P Istri 52 th SPG Guru SD - - - - - -
2. An.H L Anak 22 th SLTA Mahasiswa -
Genograf
Keterangan
6. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn. T adalah keluarga inti ( nuclear family ) dimana
dalam satu rumah terdapat ayah, ibu, dan 1 anak.
7. Suku Bangsa
Seluruh anggota keluarga Tn. T berasal dari suku jawa dan berwarga
Negara Indonesia dengan kultur budaya jawa. Bahasa sehari-hari yang
digunakan anaggota keluarga Tn. T adalah bahasa jawa.
8. Agama
Agama yang dianut dalam keluarga Tn. T adalah agama Islam.
Mereka percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam keluarga
baik sehat maupun sakit adalah takdir dari Allah SWT yang harus
diterima sebagai suatu teguran.
9. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Tn. T bekerja sebagai Pensiunan PNS dengan penghasilan sekitar
Rp 700.000,- perbulan. Sedangkan Ny. B bekerja sebagai Guru di
desanya dengan penghasilan Rp 2.300.000. Kebutuhan Tn. T hanya
cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari, biaya kesehatan, dan biaya
Kuliah 1 anaknya. Pengaturan keuangan keluarga dipegang oleh Ny.
T. Jadi status ekonomi keluarga Tn. T termasuk dalam status ekonomi
sedang.
10. Aktifitas Rekreasi Keluarga
Bila tidak bekerja Tn. T hanya di rumah bersama istri dan 1 anaknya.
Mereka jarang sekali pergi bersama untuk rekreasi karena tidak
mempunyai cukup uang untuk rekreasi. Tetapi mereka sering
berkumpul bersama untuk mengobrol atau hanya sekedar menonton tv
bersama.
1
2
5 4 3 6
8
7
10
9
11
Keterangan :
1 - 3 : Kamar Tidur
4 : Ruang Tamu
5-6: Kamar Kosong
7: Dapur
8: Ruang Makan
9: Tempat Jemuran
10: Kamar Mandi
11: WC
16. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
Rumah keluarga Tn. T dengan tetangga sangat berdekatan. Hubungan
antar tetangga juga terjaga baik karena lingkungan tempat tinggal Tn.
T masih mengutamakan kebersamaan. Warga memiliki kebiasaan dan
tradisi mengadakan pengajian setiap malam jumat. Pengajian
berlangsung dirumah masing-masing secara bergantian. Selain
pengajian juga diadakan arisan dan terbangan yang kegiatannya sama
seperti pengajian tetapi berbeda hari.
17. Mobilitas Geografis Keluarga
Tn. T dan keluarga sejak kecil tinggal di Desa Petanjungan,
Kec.Petaukan, Kab.Pemalang sampai saat ini belum pernah pindah.
18. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi Dengan Masyarakat
Setiap hari baik siang, sore, malam keluarga Tn. T selalu meluangkan
waktu untuk berkumpul. Keluarga Tn. T selalu berinteraksi dengan
masyarakat sekitar dengan baik.
19. Sistem Pendukung Keluarga
Jumlah anggota keluarga Tn. T yang berada dirumah ada 3 orang,
semua dalam keadaan sehat kecuali Ny. B. Selama ini bila ada anggota
keluarg yang sakit, keluarga Tn. T sebisa mungkin mengatasi sendiri
dengan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada seperti
puskesmas ataupun rumah sakit.
V. Fungsi Keluarga
24. Fungsi Afeksi
Keluarga Tn. T saling memberikan perhatian dan kasih sayang. Tn. T
selalu mendukung apa yang dilakukan anaknya selama dalam batas
kewajaran dan tidak melanggar etika dan sopan santun. Tn. T juga
menerapkan demokrasi dalam mengatasi permasalahan yang ada
dalam keluarga.
25. Fungsi Sosial
Interaksi antar anggota keluarga terjalin baik, masing-masing anggota
keluarga masih memperhatikan dan menerapkan etika atau sopan
santun dalam berperilaku.
26. Fungsi Perawatan Kesehatan
a) Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan
Keluarga cukup mengetahui mengenai penyakit, namun
pengetahuan mengenai penanganan jika mengalami kekambuhan
kurang. Terbukti saat Ny. B merasakan penyakitnya kambuh, dia
hanya bergantung pada obat.
b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan
kesehatan yang tepat
Keluarga cukup mengerti tentang kesehatan pada anggota
keluarganya.
Anggota keluarga cukup peka terhadap anggota keluarga yang
sakit. Namun, kadang masalah kesehatan tersebut dianggap
sepele atau tidak begitu diperhatikan secra lebih lanjut.
Keluarga tetap berusaha agar penyakit yang diderita tidak
kambuh dan selalu mencari solusi yang tepat jika ada keluarga
yang sakit.
Keluarga sangat cemas dengan kemungkinan penyakit yang
menyerang anggota keluarga yang lain.
Keluarga selalu menanggapi setiap masalah kesehata secara
positif.
Keluarga kurang mendapat informasi yang tepat mengenai
tindakan yang dilakukan jika masalah kesehatan muncul dalam
keluarga, sehingga tidak dapat mengambil keputusan.
c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Pengetahuan keluarga mengenai penyakit terbatas, keluarga
sedikit mengerti mengenai hal-hal yang dapat menyebabkan
kekambuhan dan yang perlu dilakukan untuk mencegah
kekambuahan.
Jika anggota keluarga ada yang sakit dan sekiranya perlu
penanganan tenaga kesehatan, maka keluarga akan
mempercayakan perawatan dan penyembuhan pada tenaga
kesehatan. Namun bila sakitnya masih tergolong ringan,
keluarga cukup menganjurkan istirahat, pemenuhan kebutuhan
dan mengkonsumsi obat generic dari toko atau warung kepada
anggota keluarga yang sakit.
Untuk berjaga-jaga, keluarga hanya menyediakan obat-obat
yang sering dikonsumsi dan cocok bagi masing-masing anggota
keluarga. Bila terlalu parah langsung dibawa ke tenaga
kesehatan.
Keluarga memberikan perhatian, kasih sayang, dan dukungan
agar dapat membantu proses penyembuhan.
d) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat
Anggota keluarga mengerti potensi yang ada pada setiap anggota
keluarga dan mengerti tentang sumber keluarga yang dimiliki.
Keluarga menyadari bahwa dengan menciptakan lingkungan yang
bersih dapat mencegah penyebaran berbagai penyakit.
Keluarga mengerti dan menyadari tentang pentingnya hygiene
sanitasi untuk menciptakan rumah yang sakit.
e) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas / pelayanan kesehatan
di masyarakat
Keluarga mengetahui dengan jelas tentang segala fasilitas-fasilitas
kesehatan yang ada disekitar.
Keluarga memahami dan mengerti keuntungan yang diperoleh
jika mereka memanfaatkan pelayanan kesehatan yang optimal.
Keluarga percaya terhadap tenaga dan fasilitas kesehatan.
Fasilitas kesehatan yang ada sangat terjangkau oleh keluarga.
27. Fungsi Reproduksi
- Jumlah anak yang dimiliki Tn. T ada 4 yaitu 1 perempuan dan 3
laki-laki.
- Keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga dengan menjaga
jarak kelahiran anak satu dengan yang lain.
- Tn. T dn Ny. B menggunakan metode program KB.
28. Fungsi ekonomi
- Keluarga hanya mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya
kuliah tetapi teradang menyisihkan sebagian uang untuk keperluan
yang tidak terduga bila ada uang lebih.
- Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
seperti, puskesmas, poliklinik, dan rumah sakit.
Data focus
a. Data subjektif
- Ny. B dan keluarga tahu penyakit Ny. B adalah asma tapi tidak paham
akan penyakit asma adalah sesak nafas.
- Ny. B mengatakan dia menderita asma sejak umur 12 tahun.
- Ny. B mengatakan sering mengalami sesak nafas tiba-tiba.
- Ny. B mengatakan bila asmanya kambuh badan menjadi lemas dan
keluar keringat dingin.
- Ny. B mengatakan bila sedang bersin-bersin, terkena debu, suhu
dingin, akan bersin dan akhirnya sesak nafas.
- Ny. B mengatakan bila sedang membersihkan rumah tidak pernah
memakai masker.
- Ny. B mengatakan bila asmanya kambuh hanya bergantung pada obat.
b. Data objektif
- Bila diajak bicara lama, nafas tampak tersengal / terengah-engah.
- RR : 28 x/mnt
- TD : 130 / 80 Mm Hg
- S : 36, 4 C
- Obat yang dikonsumsi Ny. B yang masih tersisa yaitu prednisone, ctm,
dan asmasono.
- Bentuk dada Ny. B barel cesht, suara paru : wheezing.
- Terdapat retraksi dinding dada.
I. Analisis Data
Do : - Ketidakmampuan
- Bila diajak keluarga mengambil
bicara lama, keputusan mengenai
nafas tampak tindakan kesehatan
tersengal. yang tepat.
- Terdapat
retraksi dada.
- TD : 130 / 80
Mm Hg
-
- RR : 28 x/mnt
Ds :
- Ny. B
mengatakan
bila asmanya
kambuh badan
menjadi lemas
dan keluar
keringat dingin.
- Ny. B
mengatakan
bila sedang
bersin, terkena
debu, suhu
dingin akan
sesak nafas.
- Ny. B
mengatakan
bila sedang
membersihkan
rumah tidak
pernah
memakai
masker.
- Ny. B
mengatakan
bila asmanya
kambuh hanya
bergantung
pada obat.
- Do :
- TD : 130 / 80
Mm Hg
- RR : 28 x/mnt
- Obat yang
dikonsumsi Ny.
B prednison,
ctm, asmasoho.
2/2 x 1 = 1 Resiko
Menonjolnya masalah : kekambuhan harus
Harus segera ditangani. segera ditangani
karena dapat
memperburuk
keadaan.
Jumlah 3 1/3
IV. Prioritas Diagnosis Keperawatan