You are on page 1of 28

BAB I

KONSEP DASAR ASMA

1. Definisi Asma
Asma adalah keadaan klinik yang ditandai oleh masa penyempitan
bronkus yang reversible, dipisahkan oleh masa dimana ventilasi relatif
normal. (Selvia, A. Price, 1994).
Menurut the American Thoracic Society (1962) asma adalah penyakit
dengan ciri meningkatkan respon trakhea dan bronkus terhadap berbagai
rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan
derajatnya berubah-ubah baik secara spontan maupun dari hasil pengobatan.

2. Etiologi Asma
Penyebab utama dari asma belum jelas, kelainan utama dari asma
diduga disebabkan karena hipersensitifitas dari cabang-cabang bronkus. Pada
individu yang rentan, lapisan dari cabang-cabang bronkial tersebut akan
menjadi lebih sensitif. Kerentanan dari suatu individu kemungkinan
diturunkan secara genetik. Munculnya kerentanan ini disebabkan oleh adanya
perubahan terhadap atau rangsangan yang berlebihan dengan faktor-faktor
lingkungan, seperti pemaparan dengan bahan alergan atau iritan. (Anthony
Crockett, 1997).
Faktor-faktor yang menjadi pencentus yang sering menimbulkan
serangan asma adalah :
a. Alergen utama : debu rumah, spora jamur dan tepung sari rerumputan
b. Iritan seperti : asap, bau-bauan, polutan
c. Infeksi saluran nafas terutama yang disebabkan oleh virus
d. Perubahan cuaca yang ekstrim
e. Kegiatan jasmani yang berlebihan
f. Lingkungan kerja
g. Obat-obatan
h. Emosi
i. Lain-lain seperti rofluks gastro esofagus

3. Jenis-jenis Asma
Asma sering dicirikan sebagai alergi, idropatik / non alergi atau
gabungan :
a. Asma Alergik
Adalah asma yang disebabkan oleh allergen
b. Asma idropatik / non alergik
Adalah asma yang tidak berhubungan dengan alergan spesifik
Misalnya : infeksi traktus respiratorius, emosi atau agen farmakologi
c. Asma Gabungan
Merupakan bentuk asma yang paling umum.

4. Tingkat-tingkat Asma
Asma dapat dibagi atas tiga tingkat :
a. Asma Bronkiale
Yaitu asma bronkonspasme / penyempitan bronkus yang sifatnya
reversible dengan latar belakang alergi.
b. Status Asmatikus
Yaitu asma dengan intensitas serangan yang tinggi dan tidak memberikan
reaksi dengan obat-obatan yang konvensional.
c. Asthmatis Emeergensi
Yaitu asma yang dapat menyebabkan kematian.

5. Patofisiologi
Sampai saat ini patofisiologi maupun etiologi asma belum diketahui
secara pasti. Berbagai teori tentang patofisiologi telah diajukan, tapi yang
paling disepakati banyak ahli adalah yang berdasarkan gangguan syaraf
autonom dan sistem imun.
Beberapa individu dengan asma mengalami respon imun yang buruk
terhadap lingkungan mereka. Antibodi yang dihasilkan (tg E) kemudian
menyerang sel-sel metosit dalam paru. Ikatan antigen dengan antibodi,
menyebabkan pelepasan produk sel-sel metosit seperti histamine, bradikinin
dan prostaglandin. Pelepasan mediator ini dalam jaringan paru mempengaruhi
otot polos dan kelenjar jalan nafas, menyebabkan bronkospasme,
pembengkakan membran mukosa dan pembentukan mukus yang sangat
banyak.
Sistem syaraf otonom mempersyarafi paru. Tonus otot bronkial diatur
oleh impuls syaraf ragal melalui sistem parasimpatis. Pada asma idiopatik
atau non alergik, ketika ujung syaraf pada jalan nafas dirangsang oleh faktor
seperti infeksi, latihan jasmani, suhu dingin, merokok, emosi dan polutan.
Jumlah asetilkolin yang dilepaskan meningkat, pelepasan ini menyebabkan
bronkontrinsik.
Bronkodilatasi terjadi jika reseptor adrenergik yang dirangsang
keseimbangan antara reseptor dan adrenergik dikendalikan terutama
oleh siklik adenosis monofosfat (CAMP). Stimulasi reseptor
mengakibatkan peningkatan tingkat CAMP, yang menghambat pelepasan
mediator kimiawi dan menyebabkan bronkodilatasi.

6. Tanda dan Gejala


Gambaran klinis asma adalah serangan episodik batuk, mengi dan
sesak nafas. Pada awal serangan sering gejala tidak jelas seperti rasa berat di
dada. Asma yang gejalanya hanya batuk tanpa disertai mengi dikenal dengan
istilah Cough Variant Asthma. Pada asma alergik mungkin disertai pilek atau
bersin. Pasien asma alergik juga memberikan gejala terhadap faktor
pencentus non alergik seperti asap dan lain-lain. (Heru Sundari, 1996 : 23).

7. Penatalaksanaan
Prinsip umum pengobatan asma adalah :
a. Menghilangkan abstruksi jalan nafas dengan segera
b. Mengenal dan menghindari faktor-faktor yang dapat mencentuskan
serangan asma
c. Memberikan penerangan kepada penderita / keluarga mengenai penyakit
asma baik dalam cara pengobatannya maupun tentang perjalanan
penyakitnya, sehingga penderita mengenal tujuan pengobatan yang
diberikan dan bekerjasama dengan dokter yang merawatnya.
Terdapat enam golongan utama obat untuk pengobatan asma, antara lain :
a. Beta-2 agnois (kerja singkat dan kerja panjang)
Sebagai bronkodilator yang merangsang beta-2 adrenergik di otot polos
bronchial yang menyebabkan relaksasi otot.
b. Teofilin, sebagai bronko dilator dengan sedikit efek rangsangan pusat
c. Antikoligernik, sebagai bronkodilator yang menghambat saraf vagus pasca
ganglionik sehingga mengurangi bronkokontriksi
d. Kortikosteroid, pencegahan antio inflasmasi, mengurangi kekentalan
mukus
e. Disodium kromoglikat dan sodium medrokomil, untuk anti inflamasi
sebagai pencegahan.

8. Komplikasi
a. Bronkitis
Yaitu inflamasi pada mukosa bronkus
b. Atelektesis
Yaitu ekspansi paru yang tidak sempurna sehingga terjadi penurunan
pertukaran gas
c. Pneumothorax
Yaitu keadaan terdapatnya udara dalam kavump pleura yang terjadi akibat
ruptur pleura vasseralis atau akibat perforasi dinding dada
d. Pneumomediastium
Yaitu udara yang terdapat dalam jaringan mediastium
e. Gagal nafas
Yaitu suatu kegagalan dari paru untuk melaksanakan pertukaran gas
sehingga menyebabkan CO2 dalam darah meningkat.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. T DENGAN
TAHAPAN PERKEMBANGAN KELUARGA ANAK USIA
DEWASA MUDA DI DESA PETANJUNGAN
KECAMATAN PETARUKAN
KABUPATEN PEMALANG

A. Pengkajian
I. Data umum
1. Kepala keluarga : Tn. T ( 56 thn )
2. Alamat : Ds.Petanjungan Kec.Petarukan
Kab.pemalang
3. Pekerjaan kepala keluarga : Pensiunan PNS
4. Pendidikan kepala keluarga : SMA
5. Komposisi keluarga
Hub. Imunisasi Ket
Pendi-
No Nama JK dgn. Umur Pekerjaan
dikan BCG Polio DPT Hepatitis Campak
Klrg
1. Ny. B P Istri 52 th SPG Guru SD - - - - - -
2. An.H L Anak 22 th SLTA Mahasiswa -

Genograf
Keterangan

6. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn. T adalah keluarga inti ( nuclear family ) dimana
dalam satu rumah terdapat ayah, ibu, dan 1 anak.
7. Suku Bangsa
Seluruh anggota keluarga Tn. T berasal dari suku jawa dan berwarga
Negara Indonesia dengan kultur budaya jawa. Bahasa sehari-hari yang
digunakan anaggota keluarga Tn. T adalah bahasa jawa.
8. Agama
Agama yang dianut dalam keluarga Tn. T adalah agama Islam.
Mereka percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam keluarga
baik sehat maupun sakit adalah takdir dari Allah SWT yang harus
diterima sebagai suatu teguran.
9. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Tn. T bekerja sebagai Pensiunan PNS dengan penghasilan sekitar
Rp 700.000,- perbulan. Sedangkan Ny. B bekerja sebagai Guru di
desanya dengan penghasilan Rp 2.300.000. Kebutuhan Tn. T hanya
cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari, biaya kesehatan, dan biaya
Kuliah 1 anaknya. Pengaturan keuangan keluarga dipegang oleh Ny.
T. Jadi status ekonomi keluarga Tn. T termasuk dalam status ekonomi
sedang.
10. Aktifitas Rekreasi Keluarga
Bila tidak bekerja Tn. T hanya di rumah bersama istri dan 1 anaknya.
Mereka jarang sekali pergi bersama untuk rekreasi karena tidak
mempunyai cukup uang untuk rekreasi. Tetapi mereka sering
berkumpul bersama untuk mengobrol atau hanya sekedar menonton tv
bersama.

II. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga


11. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tn. M mempunyai 4 orang anak, anak pertama perempuan dengan
umur 38 thn. Anak kedua laki-laki umur 35 tahun, dan anak ketiga
laki-laki umur 33 thn,dan anak keempat umur 22 tahun.Maka keluarga
Tn. M saat ini berada pada tahap perkembangan keluarga dengan usia
dewasa muda.
12. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah tahap
perkembangan remaja, karena seharusnya anak remaja tidak dilepas
tanpa dipantau oleh orang tua dan susah dalam komunikasi yang
seharusnya tetap dipertahankan. Begitu juga pada keluarga Tn. T,
semua anaknya belum terpantau sepenuhnya oleh Tn. T 1 anaknya yg
ke empat sering keluar untuk bermain tetapi kadang Tn. T tidak tahu
anaknya bermain dimana.
13. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
Dalam keluarga Tn. T tidak ada riwayat penyakit menular dan
menahun. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
sebagai berikut :
Kepala keluarga : Tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan Tn. T
untuk berobat dan rawat inap sakit.
Istri : Ny. B menderita asma sejak 12 tahun, sering mengalami sesak
nafas tiba-tiba bila terkena debu, bersin, tertawa, atau bicara keras
dan kecapaian. Bila merasa asmanya akan kambuh, Ny. B segera
minum obat yang dibeli diapotik ( prednison, ctm, asmasoho ). Bila
diajak bicara lama nafasnya tampak tersengal. Bila sedang
membersihkan sesuatu dalam rumah Ny. B tidak pernah memakai
masker untuk melindungi saluran pernafasannya.
Anak ke-4 : Tidak riwayat sakit yang mengharuskan untuk berobat
dan rawat inap di rumah sakit.
14. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Dari pihak keluarga Tn. T tidak ada yang menderita penyakit menular
ataupun penyakit keturunan, namun dalam keluarga Ny. B ada yang
menderita penyakit asma yaitu adik dari ayahnya (paman) tetapi tidak
ada yang menderita penyakit menular seperti tbc dll.

III. Data Lingkungan


15. Karakteristik Rumah
Keluarga Tn. T tinggal dirumah mereka sendiri dengan luas rumah
8x12 m, dengan tipe rumah permanen. Mempunyai 9 ruangan yang
terdiri dari 3 kamar tidur masing-masing mempunyai jendela, 1 ruang
tamu, 1 ruang dapur, 1 tempat untuk mencuci, 1 kamar mandi, 1 wc, 1
ruang kosong untuk menyimpan barang yang tidak terpakai. Peletakan
peerabot rumah tangga tertata rapi di setiap ruangan. Sumber air
keluarga Tn. M menggunakan sumur gali yang dialirkan
menggunakan sumur pompa. Jarak sumur dengan septi tank sekitar
10 meter.
Ventilasi dirumah Tn. T cukup karena jendela rumah selalu terbuka
setiap hari jadi udara didalam rumah selalu berganti. Untuk
pencahayaan disiang dan malam hari cukup karena tidak ada ruangan
yang gelap. Halaman rumah Tn. T tidak luas dan tidak mempunyai
pekarangan.
Denah Rumah :

1
2
5 4 3 6
8
7
10
9
11

Keterangan :
1 - 3 : Kamar Tidur
4 : Ruang Tamu
5-6: Kamar Kosong
7: Dapur
8: Ruang Makan
9: Tempat Jemuran
10: Kamar Mandi
11: WC
16. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
Rumah keluarga Tn. T dengan tetangga sangat berdekatan. Hubungan
antar tetangga juga terjaga baik karena lingkungan tempat tinggal Tn.
T masih mengutamakan kebersamaan. Warga memiliki kebiasaan dan
tradisi mengadakan pengajian setiap malam jumat. Pengajian
berlangsung dirumah masing-masing secara bergantian. Selain
pengajian juga diadakan arisan dan terbangan yang kegiatannya sama
seperti pengajian tetapi berbeda hari.
17. Mobilitas Geografis Keluarga
Tn. T dan keluarga sejak kecil tinggal di Desa Petanjungan,
Kec.Petaukan, Kab.Pemalang sampai saat ini belum pernah pindah.
18. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi Dengan Masyarakat
Setiap hari baik siang, sore, malam keluarga Tn. T selalu meluangkan
waktu untuk berkumpul. Keluarga Tn. T selalu berinteraksi dengan
masyarakat sekitar dengan baik.
19. Sistem Pendukung Keluarga
Jumlah anggota keluarga Tn. T yang berada dirumah ada 3 orang,
semua dalam keadaan sehat kecuali Ny. B. Selama ini bila ada anggota
keluarg yang sakit, keluarga Tn. T sebisa mungkin mengatasi sendiri
dengan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada seperti
puskesmas ataupun rumah sakit.

IV. Stuktur Keluarga


20. Struktur Peran
Keluarga Tn. T mempunyai jabatan dilingkungan masyarakat. Masing-
masing anggota keluarga menjalankan tugas dan fungsinya sesuai
peran formal dan informal.
Formal : Tn. T sebagai suami dan kepala keluarga, mencari nafkah,
sebagai ayah.
Informal : Tn. T sebagai bendahara uang tahlilan yang diadakan di
lingkungan tempat tinggalnya dan ketua pengurus RW.
Formal : Ny. B sebagai ibu rumah tangga, pengurus rumah tangga,
sebagai pengasuh bagi anaknya.
Informal : Ny. B sebagai ketua arisan ibu-ibu yang diadakan di sekitar
rumah.
Formal : Anaknya berperan sebagai anak sesuai dengan
perkembangannya yaitu sebagai mahasiswa yang kuliah dengan
tugasnya menuntut ilmu.
Informal : Anaknya sebagai pengurus dalam kegiatan remaja masjid di
dekat rumah.
21. Nilai dan Norma Keluarga
Keluarga Tn. T sebagai keluarga suku jawa selalu mengedepankan
masalah etika dan tata krama, yang tua harus menuntun yang muda
dan yang muda harus menghormati yang tua selama yang tua dapat
dicontoh atau tidak melanggar norma yang berlaku baik dalam
keluarga maupun di masyarakat.
22. Pola Komunikasi Keluarga
Pola komunikasi keluarga yang digunakan adalah bahasa jawa .
Komunikasi antar anggota keluarga saling terbuka, bila ada masalah
dalam keluarga atau ada keinginan selalu dibicarakan.
23. Struktur Kekuatan Keluarga
Dalam mempengaruhi anggota keluarga maupun orang lain khususnya
dalam bidang kesehatan, keluarga Tn. T mempunyai peran kedalam
dan keluar yaitu:
Peran psikologis : bila ada seseorang yang sakit maka Tn. T
menganjurkan untuk segera berobat.
Peran kesehatan : keluarga Tn. T selalu membawa anggota keluarga ke
rumah sakit bila ada sakit.
Peran material : keluarga Tn.T bila ada uang lebih selalu menyisihkan
uang untuk biaya kesehatan agar suatu saat bila ada anggota keluarga
yang sakit tidak bingung mencari biaya.
Peran spiritual : keluarga dan Ny. B selalu berdoa agar penyakit asma
yang diderita bisa sembuh secara total.

V. Fungsi Keluarga
24. Fungsi Afeksi
Keluarga Tn. T saling memberikan perhatian dan kasih sayang. Tn. T
selalu mendukung apa yang dilakukan anaknya selama dalam batas
kewajaran dan tidak melanggar etika dan sopan santun. Tn. T juga
menerapkan demokrasi dalam mengatasi permasalahan yang ada
dalam keluarga.
25. Fungsi Sosial
Interaksi antar anggota keluarga terjalin baik, masing-masing anggota
keluarga masih memperhatikan dan menerapkan etika atau sopan
santun dalam berperilaku.
26. Fungsi Perawatan Kesehatan
a) Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan
Keluarga cukup mengetahui mengenai penyakit, namun
pengetahuan mengenai penanganan jika mengalami kekambuhan
kurang. Terbukti saat Ny. B merasakan penyakitnya kambuh, dia
hanya bergantung pada obat.
b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan
kesehatan yang tepat
Keluarga cukup mengerti tentang kesehatan pada anggota
keluarganya.
Anggota keluarga cukup peka terhadap anggota keluarga yang
sakit. Namun, kadang masalah kesehatan tersebut dianggap
sepele atau tidak begitu diperhatikan secra lebih lanjut.
Keluarga tetap berusaha agar penyakit yang diderita tidak
kambuh dan selalu mencari solusi yang tepat jika ada keluarga
yang sakit.
Keluarga sangat cemas dengan kemungkinan penyakit yang
menyerang anggota keluarga yang lain.
Keluarga selalu menanggapi setiap masalah kesehata secara
positif.
Keluarga kurang mendapat informasi yang tepat mengenai
tindakan yang dilakukan jika masalah kesehatan muncul dalam
keluarga, sehingga tidak dapat mengambil keputusan.
c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Pengetahuan keluarga mengenai penyakit terbatas, keluarga
sedikit mengerti mengenai hal-hal yang dapat menyebabkan
kekambuhan dan yang perlu dilakukan untuk mencegah
kekambuahan.
Jika anggota keluarga ada yang sakit dan sekiranya perlu
penanganan tenaga kesehatan, maka keluarga akan
mempercayakan perawatan dan penyembuhan pada tenaga
kesehatan. Namun bila sakitnya masih tergolong ringan,
keluarga cukup menganjurkan istirahat, pemenuhan kebutuhan
dan mengkonsumsi obat generic dari toko atau warung kepada
anggota keluarga yang sakit.
Untuk berjaga-jaga, keluarga hanya menyediakan obat-obat
yang sering dikonsumsi dan cocok bagi masing-masing anggota
keluarga. Bila terlalu parah langsung dibawa ke tenaga
kesehatan.
Keluarga memberikan perhatian, kasih sayang, dan dukungan
agar dapat membantu proses penyembuhan.
d) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat
Anggota keluarga mengerti potensi yang ada pada setiap anggota
keluarga dan mengerti tentang sumber keluarga yang dimiliki.
Keluarga menyadari bahwa dengan menciptakan lingkungan yang
bersih dapat mencegah penyebaran berbagai penyakit.
Keluarga mengerti dan menyadari tentang pentingnya hygiene
sanitasi untuk menciptakan rumah yang sakit.
e) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas / pelayanan kesehatan
di masyarakat
Keluarga mengetahui dengan jelas tentang segala fasilitas-fasilitas
kesehatan yang ada disekitar.
Keluarga memahami dan mengerti keuntungan yang diperoleh
jika mereka memanfaatkan pelayanan kesehatan yang optimal.
Keluarga percaya terhadap tenaga dan fasilitas kesehatan.
Fasilitas kesehatan yang ada sangat terjangkau oleh keluarga.
27. Fungsi Reproduksi
- Jumlah anak yang dimiliki Tn. T ada 4 yaitu 1 perempuan dan 3
laki-laki.
- Keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga dengan menjaga
jarak kelahiran anak satu dengan yang lain.
- Tn. T dn Ny. B menggunakan metode program KB.
28. Fungsi ekonomi
- Keluarga hanya mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya
kuliah tetapi teradang menyisihkan sebagian uang untuk keperluan
yang tidak terduga bila ada uang lebih.
- Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
seperti, puskesmas, poliklinik, dan rumah sakit.

VI. Stress Dan Koping Keluarga


29. Stressor Jangka Pendek Dan Panjang
Jangka pendek : Hal yang belum dapat diselesaikan oleh keluarga Tn.
T adalah masalah kesehatan pada Ny. B yang tidak sembuh-sembuh
dan serimg kambuh. Jangka panjang : Tn. T masih memikirkan
pendidikan kuliah anaknya yang belum lulus kuliah.
30. Kemampuan Keluarga Berespons Terhadap Stressor
Keluarga Tn. T khususnya Ny. B berusaha untuk mengobati asmanya
dan minum obat untuk mencegah kekambuhan.
31. Strategi Koping Yang Digunakan
Dalam menghadapi masalah yang ada dalam keluarga, keluarga Tn. T
selalu membicarakan dan memusyawarahkan untuk mengambil
keputusan secara bersama-sama agar tidak ada yang di rugikan.
32. Strategi Adaptasi Disfungsionnal
Keluarga Tn. T cukup baik dalam menghadapi semua masalah yang
dihadapinya.
VII. Pemeriksaan Fisik
1 Tn. T ( 56 thn ) : kepala keluarga
Keadaan umum : Baik
Tanda-tanda vital :
TD : 120 / 80 mm hg
N : 84 x/mnt
S : 37,1 C
a. Kepala
- Rambut dan kulit kepala
Inspeksi : rambut lurus, sedikit beruban, kuilt bersih, bentuk mesochepal.
- Mata
Inspeksi : kedua mata simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak
ikterik, penglihatan bagus.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
- Hidung
Inspeksi : simetris, tidak ada secret, tidak ada pembesaran polip.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
- Mulut dan faring
Inspeksi : tidak ada stomatitis, tidak ada karies gigi, lidah tidak kotor.
Palpasi : lidah terasa lunak, tidak ada nyeri tekan.
- Telinga
Inspeksi : telinga semetris, pendengaran baik.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
b. Leher
Inspeksi : tidak ada sikatrik, tidak ada nodul.
Palpasi : tidak ada pembesaran tiroid.
c. Dada
inspeksi : bentuk normochest, tidak ada nodul, tidak ada sikatrik.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur tulang iga.
Perkusi : terdengar resonansi pada paru dan redup pada jantung.
Auskultasi : terdengar vesikuler pada paru.
d. Abdomen
Inspeksi : tidak ada nodul, tidak ada acites.
Perkusi : terdengar timpani pada usus, dan redup pada hati dan ginjal.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati dan limpa.
Panggul : android.
Genetalia : tidak terpasang kateter, tidak ada keluhan.
Anus : tidak terdapat hemoroid.
e. Ekstremitas
Inspeksi : anggota gerak lengkap, tidak ada luka bekas jahitan, tidak ada
kelainan pada jari tangan dan kaki.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur.
2 Ny. B ( 52 thn ) : anggota keluarga yang sakit.
Keadaan umum : baik
Tanda- tanda vital : TD : 130/80 mm Hg R : 28 x/mnt
N : 92 x/mnt B : 72 Kg
S : 36,4 C TB : 155 cm
a. Kepala
- Rambut dan kulit kepala
Inspeksi : rambut lurus , sedikit beruban, tidak berketombe.
- Mata
Inspeksi : kedua mata simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik.
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
- Hidung :
Inspeksi : Hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada pembesaran
polip.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
- Mulut dan Faring
Inspeksi : tida ada stomatitis, tidak ada karies gigi, tidak ada faringitis,
lidah tidak kotor.
Palpasi : tidak terasa lunak, tidak ada nyeri tekan.
- Telinga
Inspeksi : Tidak ada sikatrik, tidak ada nodul.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
b. Leher
Inspeksi : Tidak ada sikatrik, tidak ada nodul.
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
c. Dada
Inspeksi : Bentuk barel chest, menggunakan otot bantu pernafasan. .
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur pada tulang iga.
Perkusi : Terdengar resonan pada paru dan redup pada jantung.
Auskultasi : Terdengar wheezing / mengi pada paru.
d. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada acites.
Perkusi : terdengar timpani pada usus, dan redup pada hati dan gijal.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati dan limpa.
Panggul : Ginekoid.
Ginetalia : tidak tepasang kateter.
Anus : Tidak terdapat Hemoroid.
e. Ekstremitas
Inspeksi ; Anggota gerak lengkap, tidak ada luka bekas jahitan, tidak ada
kelainan pada jari tangan dan kaki.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur.
3 An.H ( 22 thn ) : anggota keluarga / anak
Keadaan umum : baik
Tanda- tanda vital : TD : 110 / 60 mm hg BB : 44 kg
N : 84 x / mnt
S : 36,8 C
R : 18 x / mnt
a Kepala
- Rambut dan kulit kepala
Inspeksi : rambut lurus , hitam, tidak berketombe
- Mata
Inspeksi : kedua mata simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
- Hidung :
Inspeksi : Hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada pembesaran
polip.
Palpasi : Tida ada nyeri tekan
- Mulut dan Faring
Inspeksi : tida ada stomatitis, tidak ada karies gigi, tidak ada faringitis,
lidah tidak kotor.
Palpasi : lidak terasa lunak, tidak ada nyeri tekan
- Telinga
Inspeksi : Tidak ada sikatrik, tidak ada nodul
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
b Leher
Inspeksi : Tidak ada sikatrik, tidak ada nodul,
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
c Dada
Inspeksi : bentuk normochest, tidak ada nodul, tidak ada sikatrik.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur tulang iga.
Perkusi : terdengar resonansi pada paru dan redup pada jantung.
Auskultasi : terdengar vesikuler.
d Abdomen
Inspeksi : Tidak ada acites, tidak ada sikatrik.
Perkusi : terdengar timpani pada usus, dan redup pada hati dan gijal.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati dan limpa.
Panggul : Ginekoid.
Ginetalia : tidak tepasang kateter.
Anus : Tidak terdapat Hemoroid.
a. Ekstremitas
Inspeksi ; Anggota gerak lengkap, tidak ada luka bekas jahitan, tidak ada
kelainan pada jari tangan dan kaki.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur.

VIII. Harapan keluarga


Keluarga Tn. T berharap kesembuhan penyakit Ny. B sembuh secara total
dan peningkatan pelayanan kesehatan yang lebih baik, serta penurun biaya
kesehatan agar lebih murah. Dan juga jangan membeda-bedakan dalam
memberikan pelayanan masyarakat yang miskin dengan yang kaya.

Data focus
a. Data subjektif
- Ny. B dan keluarga tahu penyakit Ny. B adalah asma tapi tidak paham
akan penyakit asma adalah sesak nafas.
- Ny. B mengatakan dia menderita asma sejak umur 12 tahun.
- Ny. B mengatakan sering mengalami sesak nafas tiba-tiba.
- Ny. B mengatakan bila asmanya kambuh badan menjadi lemas dan
keluar keringat dingin.
- Ny. B mengatakan bila sedang bersin-bersin, terkena debu, suhu
dingin, akan bersin dan akhirnya sesak nafas.
- Ny. B mengatakan bila sedang membersihkan rumah tidak pernah
memakai masker.
- Ny. B mengatakan bila asmanya kambuh hanya bergantung pada obat.
b. Data objektif
- Bila diajak bicara lama, nafas tampak tersengal / terengah-engah.
- RR : 28 x/mnt
- TD : 130 / 80 Mm Hg
- S : 36, 4 C
- Obat yang dikonsumsi Ny. B yang masih tersisa yaitu prednisone, ctm,
dan asmasono.
- Bentuk dada Ny. B barel cesht, suara paru : wheezing.
- Terdapat retraksi dinding dada.

B. Diagnosa Keperawatan Keluarga

I. Analisis Data

No Data Etiologi Masalah


1. Ds : - Ketidakmampuan Ketidakefektifan
- Ny. B keluarga dalam pola nafas pada Ny.
mengatakan mengenal masalah B
sering kesehatan.
mengalami - Ketidakmampuan
sesak nafas. keluarga dalam
- Ny. B dan merawat anggota
keluarga tahu keluarga yang sakit.
penyakit asma
tapi tidak tahu
penyakit asma
adalah sesak
nafas.
2. - Ny. B
mengatakan dia Resiko terjadi
menderita asma serangan ulang
sejak umur 12 asma pada Ny. B.
tahun.

Do : - Ketidakmampuan
- Bila diajak keluarga mengambil
bicara lama, keputusan mengenai
nafas tampak tindakan kesehatan
tersengal. yang tepat.
- Terdapat
retraksi dada.
- TD : 130 / 80
Mm Hg
-
- RR : 28 x/mnt
Ds :
- Ny. B
mengatakan
bila asmanya
kambuh badan
menjadi lemas
dan keluar
keringat dingin.
- Ny. B
mengatakan
bila sedang
bersin, terkena
debu, suhu
dingin akan
sesak nafas.
- Ny. B
mengatakan
bila sedang
membersihkan
rumah tidak
pernah
memakai
masker.
- Ny. B
mengatakan
bila asmanya
kambuh hanya
bergantung
pada obat.
- Do :
- TD : 130 / 80
Mm Hg
- RR : 28 x/mnt
- Obat yang
dikonsumsi Ny.
B prednison,
ctm, asmasoho.

II. Rumusan Diagnosis Keperawatan


Ketidakefektifan pola nafas pada Ny. B berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan dan
ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit
ditandai dengan Ny. B serimg mengalami sesak nafas, menderita asma sejak
umur 12 tahun, nafas tampak tersengal.
Resiko terjadi serangan ulang asma pada Ny. B berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan
kesehatan yang tepat ditandai dengan hanya bergantung pada obat bila asma
Ny. B kambuh.

III. Penilaian ( skoring ) Diagnosis Keperawatan

No Kriteria Skor Pembenaran


1. Sifat masalah : 3/3 x 1 = 1 Ketidakefektifan
Tidak kurang sehat pola nafas
merupakan
manifestasi dari
penyakit asma.

Kemungkinan masalah dapat x2=1 Ny. B dapat


diubah : ringan / sebagian mengatasi sesak
nafas dengan
minum obat dan
beristirahat.

Potensial masalah untuk diubah : 2/3 x 1 = 2/3 Ny. B dan keluarga


Cukup sedang berusaha
untuk mengobati
penyakit asma
dengan berobat ke
dokter umum.

Menonjolnya masalah : x2=1 Asma merupakan


Masalah berat, harus segera penyakit yang
ditangani mempunyai
riwayat keturunan,
dan serangan asma
dapat muncul tiba-
tiba dan perlu
ditangani segera.
Jumlah 3 2/3
No Kriteria Skor Pembenaran
2. Sifat masalah : 2/3 x 1 = 2/3 Bila serangan asma
Ancaman kesehatan. muncul dan terjadi
Ketidakefektifan
pola nafas dapat
mengancam
kesehatan.

Kemungkinan masalah dapat x2=1 Resiko terjadinya


diubah : serangan ulang
Ringan / sebagian. dapat diubah, tapi
faktor pencetus
terjadinya
serangan asma
sangat banyak.

2/3 x 1 = 2/3 Ny. B masih terus


Potensial masalah untuk diubah : berusaha
Cukup melakukan
pengobatan.

2/2 x 1 = 1 Resiko
Menonjolnya masalah : kekambuhan harus
Harus segera ditangani. segera ditangani
karena dapat
memperburuk
keadaan.

Jumlah 3 1/3
IV. Prioritas Diagnosis Keperawatan

Priorita Diagnosis keperawatan Skor


s
1. Ketidakefektifan pola nafas pada Ny. B 3 2/3
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam mengenal masalah kesehatan dan
ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit ditandai dengan Ny.
B serimg mengalami sesak nafas, menderita asma
sejak umur 12 tahun, nafas tampak tersengal-
2. sengal. 3 1/3

Resiko terjadi serangan ulang asma pada Ny. B


berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengambil keputusan mengenai tindakan
kesehatan yang tepat ditandai dengan hanya
bergantung pada obat bila asma Ny. B kambuh.
C. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga

Hari, Tg, Tujuan Kriteria Evaluasi Paraf


No Diagnosa Umum Khusus Kriteria Standar Intervensi Rasionalisai
Jm
kamis, 1. Ketidakefektif Setelah 1. Keluarga mampu Kognitif Keluarga 1. kaji pengetahuan 1. Keluarga dan klien Herdika
18/03/10, an pola nafas dilakukan mengenal asma. mampu keluarga Ny. B memahami dan
08.00 pada Ny. B tindakan 2. Keluarga mampu menyebutkan tentang pengertian, tahu apa saja
berhubungan keperawata memutuskan kembali : penyebab, tanda dan pengertian,
dengan n selama 2x tindakan 1. pengertian gejala, penyebab, tanda
ketidakmampu kunjungan keperwatan yang asma. penatalaksanaan asma. dan gejala, dan
an keluarga rumah, tepat untuk Ny. B 2. penyebab 2. Anjurkan keluarga penatalaksanaan
dalam keluarga 3. Keluarga mampu asma. untuk memutuskan asma sehingga
mengenal diharapkan melakukan 3. tanda dan Ny. B untuk dapat dicegah
masalah mampu tindakan gejala. melakukan tehnik sedini mungkin.
kesehatan dan melakukan keperawatan untuk Afektif 4. penatalaksa napas dalam. 2. Agar pola nafas
ketidakmampu perawatan mengatur naan asma. 3. Anjurkan keluarga dan Ny. B lebih efektif.
an keluarga terhadap keefektifan pola Ny. B dan Ny. B untuk 3. Tindakan yang
dalam klien (Ny. nafas pada Ny. B keluarga dapat meminimalisasikan dapa
merawat B) yang 4. Keluarga mampu mengambil hal-hal yang meminimalisasi
anggota menderita memodifikasi keputusan yang menyebabkan Pola nafas Ny. B.
keluarga yang penyakit lingkungan tepat untuk ketidakefektifan pola 4. Dengan menjaga
sakit. asma 5. Keluarga mampu perawatan nafas.Anjurkan lingkungan akan
memanfaatkan penyakit Ny. B keluarga dan Ny. B dapat mengurangi
fasilitas kesehatan Psikomotor yaitu dengan untuk selalu menjaga resiko
periksa secara kebersihan ketidakefektifan
rutin. lingkungan. pola nafas.
Ny. B dapat 4. Anjurkan keluarga 5. Pemeriksaan
melakukan untuk memotivasi agar kesehatan secara
nafas dalam Ny. B untuk periksa teratur dapat
ketika asmanya secara rutin. mengetahui status
kambuh. kesehatan Ny. B.
kamis, 2. Resiko terjadi Setelah 1. Keluarga mampu Kognitif Keluarga 1. Kaji pengetahuan 1. Keluarga dan klien
18/03/10, serangan dilakukan mengenal masalah mampu : keluarga dan klien memahami dan
08.00 ulang asma tindakan asma. 1. Menjelaskan tentang faktor yang tahu apa saja faktor
pada Ny. B keperawata 2. Keluarga mampu manfaat menyebabkan terjadi penyebab terjadi
berhubungan n selama 2x memutuskan tindakan serangan ulang asma. serangan ulang
dengan kunjungan tindakan yang tepat kesehatan 2. Anjurkan keluarga asma pada Ny. B
ketidakmampu rumah, untuk mengatasi yang tepat. memotivasi Ny. B sehingg dapat
an keluarga keluarga hal-hal yang bagi Ny. B agar mau periksa ke dicegah.
mengambil diharapkan menyebabkan Ny. 2. Memutuska tenaga medis secara 2. Agar serangan
keputusan mampu B terjadi serangan n untuk rutin. ulang asma Ny. r
mengenai mengambil ulang asma. Afektif menyikapi 3. Anjurkan keluarga dan tidak berlanjut ke
tindakan keputusan 3. Keluarga kesehatan Ny. R untuk hal-hal yang lebih
kesehatan tindakan melakukan Ny. B meminimalisasikan lanjut.
yang tepat kesehatan tindakan dengan hal-hal yang dapat 3. Untuk
yang tepat keperawatan yaitu tepat. menyebabkan terjadi meminimalisasi
bagi klien mencegah terjadi 3. Keluarga serangan ulang asma. agar tidak terjadi
(Ny. B) serangan ulang dapat segera 4. Anjurkan keluarga dan serangan ulang
asma pada Ny. B. memantau Ny. B untuk selalu pada Ny. B.
4. Keluarga mampu kesehatan menjaga kebersihan
memodifikasi Psikomotor Ny. B rumah agar terhindar 4. Dengan menjaga
lingkungan. dari debu. kebersihan rumah
5. Keluarga mampu 5. Anjurkan keluarga mengurangi resiko
memanfaatkan untuk memotivasi agar terjadi serangan
fasilitas pelayanan Ny. B mau untuk ulang.
kesehatan. periksa secara rutin 5. Pemeriksaan
dan minum obat. kesehatan dan
minum obat secara
teratur dapat
menyembuhkan
Ny. B
D. Implementasi

Hari/tgl/jm No Implementasi Paraf


diagnosa
Kamis, 1 1. Mengkaji pengetahuan keluarga Ny. B tentang Herdika
18/03/10, asma
08.00 2. Memberi penjelasan tentang penyakit asma,
meliputi : pengertian, penyebab, tanda dan gejala,
penatalaksanaan asma.
3. Memberikan motivasi Ny. B untuk melakukan
tindakan nafas dalam bila mengalami sesak nafas.
4. Memberikan kesempatan keluarga untuk
menyebutkan kembali materi yang telah
disampaikan.
5. Menganjurkan keluarga dan Ny. B kontrol rutin.
6. Memberikan reward / reinforcement.

Kamis, 2 1. Mengkaji pengetahuan keluarga dan klien tentang Herdika


18/03/10, faktor yang menyebabkan terjadi serangan ulang
08.00 asma.
2. Menganjurkan keluarga memotivasi Ny. B agar
mau periksa ke tenaga medis secara rutin.
3. Menganjurkan keluarga dan Ny. B untuk
meminimalisasikan hal-hal yang dapat
menyebabkan terjadi serangan ulang asma.
4. Memberi kesempatan pada klien dan keluarga
untuk bertanya.
5. Menganjurkan keluarga dan Ny. B untuk selalu
menjaga kebersihan rumah agar terhindar dari
debu.
6. Memberikan reward / reinforcement.
E. Evaluasi

Tanggal No. Evaluasi Paraf


waktu diagnosa
18-03- 1 S: Ny. B dan keluarga mengatakan sudah Herdika
2010 paham dan mengerti yang dijelaskan
08.00 meliputi : pengertian asma, penyebab
asma, tanda dan gejala, penatalaksanaan
asma.
O : Ny. B dapat menyebutkan pengertian
asma, penyebab asma, tanda dan gejala,
penatalaksanaan asma.
A : Dengan dilakukan pemberian penkes
tentang penyakit asma selama 1x30 mnt
dengan metode ceramah, tanya jawab,
dan diskusi Ny. B dan keluarga dapat
memahami tentang pengertian,
penyebab, tanda dan gejala,
penatalaksanaan penyakit asma.
2 Masalah teratasi. Herdika
18-03- P : Intervensi selesai.
2010
08.00 S: Ny. B dan keluarga mengatakan sudah
paham dan mengerti tentang manfaat
pelayanan kesehatan yang tepat bagi
keluarga dan faktor yang mempengaruhi
terjadinya serangan ulang pada pasien
asma seperti : terkena debu dan suhu
tinggi.
O : Ny. R dapat mengerti manfaat tindakan
kesehatan yang tepat bagi keluarga
manfaat tindakan kesehatan yang tepat
bagi keluarga.
A : Dengan dilakukan pemberian penkes
tentang manfaat pelayanan kesehatan
selama 1x30 mnt dengan metode
ceramah, tanya jawab, dan diskusi Ny. R
dan keluarga dapat memahami tentang
pelayanan kesehatan yang tepat dan
faktor yang mempengaruhi terjadinya
serangan ulang pada pasien asma.
Masalah selesai.
P : Intervensi selesai.

You might also like