Professional Documents
Culture Documents
PEMBAHASAN
149
150
sarang nyamuk melalui Siswa Pemantau Jentik (Wamantik). Dengan beberapa upaya
pencegahan yang telah dilakukan tersebut diharapkan dapat membantu mengurangi
tingkat insidensi penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Desa Mojosari
Kecamatan Puger Kabupaten Jember.
5.1.1 Kegiatan Penyuluhan tentang DBD
Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
mengenai demam berdarah kepada masyrakat dan pada akhirnya dapat mencegah
dan menurunkan angka kejadian demam berdarah di Desa Mojosari, Kecamatan
Puger Kabupaten Jember. Obyek penyuluhannya adalah perkumpulan pengajian ibu
ibu (muslimat) dan bapak - bapak (muslimin), total jumlahnya ada 4 perkumpulan
pengajian (2 bapak, 2 ibu) yang tersebar di dua dusun yaitu Krajan dan Jadugan.
Materi yang diberikan meliputi apa itu demam berdarah, tanda dan gejala, bagaimana
cara pertolongan pertama, dan pencegahannya.
Hasil dari kegiatan penyuluhan ini adalah peningkatan pengetahuan
masyarakat (anggota perkumpulan pengajian) Dusun Krajan dan Dusun Jadukan
Desa Mojosari sebelum dan sesudah penyuluhan tentang Demam Berdarah, yaitu
dengan mengkaji tingkat pemahaman masyarakat (anggota perkumpulan pengajian),
kemudian memberitahukan tentang pentingnya 3M (menguras, mengubur, dan
menutup) penampungan air, pertolongan pertama ketika ada yang terkena demam
berdarah, tanda dan gejala Demam Berdarah sebagai cara pencegahan penyakit
Demam Berdarah. Sehingga masyarakat menjadi lebih paham dan pada akhirnya
diharapkan masyarakat bisa lebih sehat mandiri.
Target peserta pada penyuluhan Demam Berdarah Dengue adalah sebanyak
30 orang dan yang menghadiri dalam penyuluhan ini sebanyak 109 orang. Adequacy
of performance sebesar 363,33% yang artinya kriteria kecukupan dalam segi peserta
yaitu peserta sangat mencukupi dan kegiatan dinyatakan sukses, karena hasil
perhitungan sebesar 363,33%.
151
diikuti dengan pembagian pre-test pada pada siswa oleh anggota kelompok 2.
Dilannjutkan dengan penyuluhan oleh pemateri dari kelompok 2, dilanjutkan
dengan diskusi dan tanya jawab, kemudian dilakukan praktek pemantauan jentik
nyamuk di kamar mandi, kegiatan diakhiri dengan post-test. Kegiatan ditutup
dengan pembagian leaflet dipandu oleh MC.
Menurunkan angka kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan
melaksanakan Praktek Siswa Pemantau Jentik (Wamantik) di SD Negeri 1 Mojosari
dan SD Negeri 2 Mojosari Kecamatan Puger dengan tujuan peningkatan kegiatan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) sebesar 30%. Pemilihan siswa sebagai target
sasaran kegiatan praktek pemantauan jentik ini dengan tujuan agar siswa dapat ikut
berpartisipasi dalam kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dan menjadi kader aktif
dalam memantau jentik nyamuk yang ada di lingkungan sekitarnya. Dengan
terlibatnya siswa dalam kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), secara
langsung maupun tidak langsung juga dapat mempengaruhi orang-orang disekitarnya
untuk ikut terlibat pula dan melaksanakan kegiatan PSN tersebut seperti orangtua,
para guru di sekolah, dan orang-orang yang berada di sekitar rumahnya. Oleh karena
itu, dengan adanya Siswa Pemantau Jentik (Wamantik) ini diharapkan terjadi
perubahan sikap dan perilaku target (dalam hal ini adalah siswa SD Negeri 1
Mojosari dan SD Negeri 2 Mojosari) yang mengikuti kegiatan Praktek Wamantik
sehingga dapat meningkatkan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk di desa
Mojosari Kecamatan Puger Kabupaten Jember.
Adequacy of performance dari kegiatan Praktek Siswa Pemantau Jentik
(Wamantik) di SD Negeri 1 Mojosari dan SD Negeri 2 Mojosari adalah dengan
target peserta sebanyak 50 orang dan yang berpartisipasi dalam kegiatan praktek ini
adalah sebanyak 77 orang. Menurut Baliwati (2004) perhitungan diatas didapat
bahwa Adequacy of performance sebesar 154% yang artinya kriteria kecukupan
dalam segi peserta yaitu peserta sangat mencukupi dan kegiatan dinyatakan sukses,
karena hasil perhitungan sebesar 154%. Efektifitas dari kegiatan lomba kamar mandi
154
sehat ini adalah 1,2. Berdasarkan Supriyanto dan Damayanti (2003), dari hasil
efektifitas kegiatan Praktek Siswa Pemantau Jentik tersebut, yang berarti lebih dari 1
(>1) adalah sangat efektif.
5.2 Program Memperkecil Faktor Resiko Penyakit Diabetes Mellitus
Manisnya Hidup Tanpa Diabetes Mellitus
Penyakit Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit yang dianggap
penting oleh masyarakat Desa Mojosari Kecamatan Puger Kabupaten Jember untuk
segera dilakukan intervensi serta pencegahannya. Hal ini karena insidensi penyakit
Diabetes Mellitus di wilayah tersebut terbilang cukup tinggi. Diabetes mellitus (DM)
adalah gangguan kesehatan yang berupa kumpulan gejala yang disebabkan oleh
peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan ataupun resistensi insulin
(Bustan, 2007).
Pada dasarnya ada empat tingkatan pencegahan penyakit secara umum yang
meliputi: pencegahan tingkat dasar (primordial prevention), pencegahan tingkat
pertama (primary prevention) yang meliputi promosi kesehatan dan pencegahan
khusus, pencegahan tingkat kedua (secondary prevention) yang meliputi diagnosa
dini serta pengobatan yang tepat, pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention)
yang meliputi pencegahan terhadap terjadinya cacat dan rehabilitasi (Noor, 2002).
Berdasarkan berbagai tingkatan pencegahan Penyakit Diabetes Mellitus
tersebut, Kelompok II PBL 2 membuat beberapa macam kegiatan yakni pencegahan
tingkat pertama yang berupa penyuluhan mengenai Penyakit Diabetes Mellitus,
kegiatan senam sehat, dan pelatihan pengaturan menu diet bagi penderita Diabetes
Mellitus, serta pencegahan tingkat kedua yang berupa screening pemeriksaan gula
darah. Dengan beberapa upaya pencegahan yang telah dilakukan tersebut diharapkan
dapat membantu mengurangi tingkat insidensi Penyakit Diabetes Mellitus di Desa
Mojosari Kecamatan Puger Kabupaten Jember.
155
a. Faktor waktu: Waktu kegiatan penyuluhan yang diadakan pada sore hari disaat
orang-orang dalam keadaan santai karena umumnya mereka bekerja pada waktu
pagi sampai siang hari.
b. Faktor metode dan peralatan: Menggunakan metode ceramah dan diskusi (tanya
jawab) oleh pemateri.
Menurut Supriyanto dan Damayanti (2003) Efektifitas kegiatan penyuluhan
mengenai Penyakit Diabetes mellitus dikatakan sangat efektif karena dari hasil
efektifitas kegiatan penyuluhan tersebut lebih dari 1 (>1) yaitu 1.3.
5.2.2 Kegiatan senam sehat Senam Sehat Tanpa Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh kenaikan
kadar gula darah (hyperglikemia) kronik yang dapat menyerang banyak orang di
semua lapisan masyarakat. Menurut Sidartawan (2001), faktor-faktor yang berperan
dalam terjadinya penyakit diabetes adalah faktor keturunan, faktor kegiatan jasmani
yang kurang, faktor kegemukan, faktor nutrisi berlebih, faktor hormon, dan faktor
lain seperti obat-obatan. Faktor keturunan merupakan faktor yang tidak dapat diubah,
tetapi faktor lingkungan (kegemukan, kegiatan jasmani kurang, nutrisi berlebih)
merupakan faktor yang dapat diubah dan diperbaiki. Kegiatan senam sehat
merupakan salah satu upaya intervensi untuk meningkatkan kegiatan jasmani yang
kurang guna mencegah penyakit diabetes mellitus
Kegiatan senam sehat dilaksanakan di Balai Desa Mojosari Kecamatan
Puger Kabupaten Jember Kegiatan ini diadakan pada hari Senin, 1 Juli 2013 pada
pukul 14.00 sampai dengan pukul 15.30 WIB. Metode yang digunakan pada kegiatan
senam sehat ini adalah pemberian materi gerakan senam, dilanjutkan dengan praktik.
Senam Sehat untuk mencegah Diabetes Mellitus dilaksanakan pada hari
Senin tanggal 1 Juli 2013 di Balai Desa Mojosari, Kecamatan Puger, Kabupaten
Jember. Sasaran dari Senam Sehat adalah ibu-ibu di Dusun Krajan maupun di Dusun
Jadugan, Desa Mojosari, Kecamatan Puger. Kegiatan dimulai dengan pengisian
daftar hadir. Setelah itu dilanjutkan dengan pemberian materi senam dan kemudian
157
dusun Jadugan. Dipilihnya sasaran tersebut karena peran seorang ibu dalam keluarga
sangatlah besar untuk mengatur pola makan dalam keluarganya. Tujuan adanya
kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang Penyakit
Diabetes mellitus dan Mencegah Penyakit diabetes mellitus yang salah satu caranya
adalah dengan pengaturan diit diabetes mellitus itu sendiri,Tujuan yang kedua adalah
meningkatkan keterampilan sasaran dalam pengaturan diit diabetes mellitus,dalam
hal ini dilakukan praktek terhadap sasaran,yakni kita mengambil sample sebanyak 4
orang dan membagi menjadi 2 kelompok, kemudian 2 kelompok tersebut
menentukan jenis-jenis bahan makanan yang danjurkan dan dibatasi bagi penderita
diabetes mellitus. Efektivitas kegiatan penyuluhan tersebut dikatakan sangat efektif
karena dari hasil efektivitas penyuluhan tersebut lebih dari 1 (>1) yaitu 1,041.
Adequancy of performance dari kegiatan Penyuluhan dan Pelatihan
Pengaturan Diit Diabetes Mellitus di Desa Mojosari Kecamatan Puger Kabupaten
Jember dinyatakan kurang yang artinya kurang dalam segi peserta yaitu sebesar
53,33 %, peserta kurang mencukupi dan kegiatan dinyatakan tidak sukses dari segi
peserta. Sedangkan berdasarkan hasil pretest dan postest yang telah dilaksanakan
dapat diketahui adanya peningkatan pengetahuan mengenai penyakit Diabetes
Mellitus dilihat dari kategori penilaian yaitu dari 65 % menjadi 96,25 %, jadi
peningkatan pengetahuan tentang penyakit Diabetes Mellitus meningkat sebesar
31,25 %. Menurut Supriyanto dan Damayanti (2003) hal ini berarti program yang
dijalankan sudah mencapai kriteria evaluasi yaitu peningkatan pengetahuan sebesar
10%. Untuk keterampilan pengaturan diit diabetes mellitus yang dilakukan melalui
praktek penentuan bahan makanan yang dianjurkan dan dibatasi bagi penderita
diabetes mellitus, masyarakat yang awalnya tidak tahu, setelah penyuluhan
masyarakat menjadi tahu menegenai bahanan makanan apa saja yang dianjurkan dan
dibatasi. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan telah memenuhi target
disebabkan oleh berbagai faktor yang mendukung antara lain:
160
a. Faktor waktu: Waktu kegiatan penyuluhan yang diadakan pada sore hari disaat
orang-orang dalam keadaan santai karena umumnya mereka bekerja pada waktu
pagi sampai siang hari.
b. Faktor metode dan peralatan: Menggunakan metode ceramah dan diskusi (tanya
jawab) dan juga praktek oleh pemateri.
Menurut Supriyanto dan Damayanti (2003) Efektifitas kegiatan penyuluhan
dan pelatihan penyusunanmenu diit Diabetes mellitus dikatakan sangat efektif karena
dari hasil efektifitas kegiatan penyuluhan tersebut lebih dari 1 (>1) yaitu 1.041.