You are on page 1of 12

LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PASIEN SAFETY DI TINGKAT RS

PROVINSI, RS KABUPATEN DAN PUSKESMAS

Makalah ini dibuat untuk tugas mata kuliah Manajement Patien Safety

Kelompok V :
1. Neng Serli Herdiani
2. Prio Sapta Aji
3. Putri Deviani
4. Resta Setya Rusadi
5. Riska

AKADEMI KEPERAWATAN BHAKTI HUSADA CIKARANG

Jl. RE. Martadinata (By Pass) Bekasi, Jawa Barat

2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas dengan baik, tepat waktunya yang berjudul Makalah
langkah-langkah pelaksanaan pasien safety di tingkat rs provinsi, rs kabupaten dan
puskesmas tepat pada waktunya. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dari mata
kuliah Manajement Patient Safety.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Ibu Iin Ira Kartika, SKM, MKM selaku Direktur Akper Bhakti Husada.
2. Ibu Ns.Temmy Lenovia, M.Kep selaku Koordinator mata kuliah.
3. Rekan-rekan satu kelompok yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna, baik dari segi penulisan, bahasan ataupun penyusunannya. Oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khusunya dari guru
mata kuliah guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik
dimasa yang akan datang.

Bekasi, 23 Agustus 2016

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar belakang ............................................................................................. 1


B. Tujuan ......................................................................................................... 2
C. Sistematika penulisan.................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN TEORITIS ............................................................................. 3

A. Pengertian patient safety ............................................................................. 4


B. Tujuan patient safety ................................................................................... 4
C. Langkah-langkah pelaksanaan patient safety .............................................4

BAB III PENUTUP ................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Hampir setiap tindakan medic menyimpan potensi resiko. Banyaknya jenis obat,
jenis pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien dan staf Rumah Sakit yang cukup
besar, merupakan hal yang potensial bagi terjadinya kesalahan medis (medical errors).
Menurut Institute of Medicine (1999), medical error didefinisikan sebagai: The failure
of a planned action to be completed as intended (i.e., error of execusion) or the use of a
wrong plan to achieve an aim (i.e., error of planning). Artinya kesalahan medis
didefinisikan sebagai: suatu Kegagalan tindakan medis yang telah direncanakan untuk
diselesaikan tidak seperti yang diharapkan (yaitu., kesalahan tindakan) atau
perencanaan yang salah untuk mencapai suatu tujuan (yaitu., kesalahan perencanaan).
Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis ini akan mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien, bisa berupa Near Miss atau Adverse
Event (Kejadian Tidak Diharapkan/KTD).

Near Miss atau Nyaris Cedera (NC) merupakan suatu kejadian akibat
melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (omission), yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak
terjadi, karena keberuntungan (misalnya,pasien terima suatu obat kontra indikasi tetapi
tidak timbul reaksi obat), pencegahan (suatu obat dengan overdosis lethal akan
diberikan, tetapi staf lain mengetahui dan membatalkannya sebelum obat diberikan),
dan peringanan (suatu obat dengan overdosis lethal diberikan, diketahui secara dini lalu
diberikan antidotenya).

Adverse Event atau Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) merupakan suatu kejadian
yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan
(commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), dan
bukan karena underlying disease atau kondisi pasien.

Kesalahan tersebut bisa terjadi dalam tahap diagnostic seperti kesalahan atau
keterlambatan diagnose, tidak menerapkan pemeriksaan yang sesuai, menggunakan

1
cara pemeriksaan yang sudah tidak dipakai atau tidak bertindak atas hasil
pemeriksaan atau observasi; tahap pengobatan seperti kesalahan pada prosedur
pengobatan, pelaksanaan terapi, metode penggunaan obat, dan keterlambatan merespon
hasil pemeriksaan asuhan yang tidak layak; tahap preventive seperti tidak memberikan
terapi provilaktik serta monitor dan follow up yang tidak adekuat; atau pada hal teknis
yang lain seperti kegagalan berkomunikasi, kegagalan alat atau system yang lain.

Dalam kenyataannya masalah medical error dalam sistem pelayanan kesehatan


mencerminkan fenomena gunung es, karena yang terdeteksi umumnya adalah adverse
event yang ditemukan secara kebetulan saja. Sebagian besar yang lain cenderung tidak
dilaporkan, tidak dicatat, atau justru luput dari perhatian kita semua.

Pada November 1999, the American Hospital Asosiation (AHA) Board of Trustees
mengidentifikasikan bahwa keselamatan dan keamanan pasien (patient safety)
merupakan sebuah prioritas strategik. Mereka juga menetapkan capaian-capaian
peningkatan yang terukur untuk medication safety sebagai target utamanya. Tahun
2000, Institute of Medicine, Amerika Serikat dalam TO ERR IS HUMAN, Building a
Safer Health System melaporkan bahwa dalam pelayanan pasien rawat inap di rumah
sakit ada sekitar 3-16% Kejadian Tidak Diharapkan (KTD/Adverse Event).
Menindaklanjuti penemuan ini, tahun 2004, WHO mencanangkan World Alliance for
Patient Safety, program bersama dengan berbagai negara untuk meningkatkan
keselamatan pasien di rumah sakit.

Di Indonesia, telah dikeluarkan pula Kepmen nomor 496/Menkes/SK/IV/2005


tentang Pedoman Audit Medis di Rumah Sakit, yang tujuan utamanya adalah untuk
tercapainya pelayanan medis prima di rumah sakit yang jauh dari medical error dan
memberikan keselamatan bagi pasien. Perkembangan ini diikuti oleh Perhimpunan
Rumah Sakit Seluruh Indonesia(PERSI) yang berinisiatif melakukan pertemuan dan
mengajak semua stakeholder rumah sakit untuk lebih memperhatian keselamatan pasien
di rumah sakit.

Mempertimbangkan betapa pentingnya misi rumah sakit untuk mampu memberikan


pelayanan kesehatan yang terbaik terhadap pasien mengharuskan rumah sakit untuk berusaha
mengurangi medical error sebagai bagian dari penghargaannya

2
terhadap kemanusiaan, maka dikembangkan system Patient Safety yang dirancang
mampu menjawab permasalahan yang ada

B. Tujuan Penulisan
Kami membuat makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana langkah-
langkah pasien safety di Rs Provinsi, Kabupaten, dan Puskesmas

C. Sistematika Penulisan

Terdiri dari 3 bab. Bab I berisi tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang,
tujuan penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II berisi tentang tinjauan teoritis. Bab
III berisi tentang penutup terdiri dari kesimpulan dan saran

3
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. PENGERTIAN PATIENT SAFETY

Patient Safety atau keselamatan pasien adalah suatu system yang membuat asuhan
pasien di rumah sakit menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil.

B. TUJUAN PATIENT SAFETY

Tujuan Patient safety adalah

1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS


2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya KTD (kejadian tidak diharapkan) di RS
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan KTD

C. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PATIENT SAFETY

1. Pelaksanaan Patient safety meliputi sembilan solusi keselamatan Pasien di


RS Provinsi (WHO Collaborating Centre for Patient Safety, 2 May 2007),
yaitu:
a. Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip (look-alike, sound-alike
medication names)
b. Pastikan identifikasi pasien
c. Komunikasi secara benar saat serah terima pasien
d. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
e. Kendalikan cairan elektrolit pekat
f. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan

4
g. Hindari salah kateter dan salah sambung slang
h. Gunakan alat injeksi sekali pakai
i. Tingkatkan kebersihan tangan untuk pencegahan infeksi nosokomial

2. Langkahlangkah kegiatan pelaksanaan patient safety di RS Kabupaten :


a. Melakukan advokasi program keselamatan pasien ke rumah sakit-rumah
sakit di wilayahnya
b. Melakukan advokasi ke pemerintah daerah agar tersedianya dukungan
anggaran terkait dengan program keselamatan pasien rumah sakit.
c. Melakukan pembinaan pelaksanaan program keselamatan pasien rumah
sakit

3. Langkah-langkah kegiatan pelaksanaan patient safety di Puskesmas


1. Kesehatan ibu dan anak
2. Keluarga berencana (KB)
3. Pemberantasan penyakit penular
4. Peningkatan gizi
5. Kesehatan lingkungan
6. Pengobatan
7. Penyuluhan kesehatan masyarakat
8. Laboraturium
9. Kesehatan sekolah
10. Perawatan kesehatan masyarakat
11. Kesehatan jiwa
12. Kesehatan gigi
1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Tujuan Umum :

a. Menurunkan kematian (mortality) dan kejadian sakit ( morbility) di kalangan


ibu. Kegiatan program ini ditunjukan untuk menjaga kesehatan ibu selama
kehamilan, pada saat bersalin dan saat ibu menyusui.
Meningkatkan derajat kesehatan anak, melalui pemantauan status gizi dan
pencegahan sedini mungkin berbagai penyakit menular yang bisa di cegah

5
b. dengan imunisasi dasar sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal.
2. Keluarga Berencana (KB)

Tujuan :
Untuk jangka panjang program KB bertujuan menurunkan angka kelahiran dan
meningkatkan kesehatan ibu sehingga akan berkembang Normal Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera (NKKBS)

3. Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)

Tujuan :
Menemukan kasus penyakit menular sedini mungkin, dan mengurangi
berbagai risiko lingkungan masyarakat yang memudahkan terjadinya penyebaran
suatu penyakit menular

4. Upaya Peningkatan Gizi

Tujuan :
Meningkatkan status gizi masyarakat melalui usaha pemantauan status gizi
kelompok-kelompok masyarakat yang mempunyai risiko tinggi (Ibu hamil dan
balita), pemberian makanan tambahan (PMT) baik yang bersifat penyuluhan
maupun pemulihan

5. Usaha Kesehatan Lingkungan

Tujuan :
Menanggulangi dan menghilangkan unsur-unsur fisik pada lingkungan
sehingga faktor lingkungan yang kurang sehat tidak menjadi faktor risiko timbulnya
penyakit di masyarakat

6. Pengobatan

Tujuan :
Memberi pengobatan dan perawatan di Puskesmas (khusus untuk Puskesmas
perawatan)

7. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM)

6
Tujuan :
Meningkatkan kesadaran penduduk akan nilai kesehatan, melalui upaya
promosi kesehatan sehingga masyarakat dengan sadar mau mengubah perilaku nya
menjadi perilaku sehat

8. Laboratorium

Tujuan :
Memeriksa sediaan ( spicement) darah, sputum, feses, urine untuk membantu
menegakkan diagnosa penyakit. Kegiatan laboratorium merupakan kegiatan
penunjang program lain seperti program pengobatan, KIA,KB dan P2M.

9. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Tujuan :
Meningkatkan derajat kesehatan anak dan lingkungan sekolah.

10. Perawatan Kesehatan Masyarakat/Public Health Nursing (PHN)

Tujuan :
a. Memberikan pelayanan perawatan secara menyeluruh ( comprehensive helath
care) kepada pasien atau keluarganya dirumah pasien dengan mengikutsertakan
keluarga dan kelompok masyarakat disekitarnya.
b. Membantu keluarga dan masyarakat mengenal kebutuhan kesehatan nya sendiri
dan cara cara penanggulangan nya di sesuai kan dengan batas-batas kemampuan
mereka.
c. Menunjang program kesehatan lainnya dalam usaha pencegahan penyakit,
peningkatan dan pemulihan kesehatan individu dan keluarga nya
11. Usaha Kesehatan Jiwa (UKJ)
Tujuan :
Untuk mencapai tingkat kesehatan jiwa masyarakat secara optimal
12. Usaha Kesehatan Gigi (UKG)

Tujuan :
Menghilangkan atau mengurangi gangguan kesehatan gigi dan mempertinggi
kesadaran kelompok-kelompok masyarakat tentang pentingnya pemeliharaan gigi

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penatalaksanaan patient safety dalam rumah sakit, puskesmas, pusat, kabupaten, dan
provinsi, dilakukan secara optimal hal ini dapat diketahui dari masih adanya indicator
pelaksana patient safety yang dilakukan
Hambatan yang dirasakan dalam pelaksanaan patient safety adalah kurangnya
pengetahuan terhadap pentingnya patient safety serta kuantitas baik sumber daya manusia
maupun sarana dan prasarananya.

B. Saran
Harapan agar dalam penatalaksaannya dapat lebih baik adalah diadakanya fungsi
sosialisasi mengenai pentingnya patient safety berdasarkan langkah langkah yang telah
tertera, sehigga kualitas mutu pelayanan dapat meningkat

8
DAFTAR PUSTAKA

Nenny, dkk., 2014. Konsep Manajemen Keselamatan Pasien Berbasis Program di


RSUD Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah, (online),
(pustaka.unpad.ac.id>uploads>2014/01.htm., diakses tanggal 14 september 2015)
Muninjaya,Gde., 1999. Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC.
Regina pung pung, A., 2014. Patient Safety Administrasi Dan Manajemen
Kesehatan, (online), (www.academia.edu/9191556/patient_safety.htm., diakses
tanggal 14 september 2015)
Wijono,Joko., 1999. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Surabaya :
Airlangga University Press.

You might also like