Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Industri berbasis logam seperti elektroplating cenderung menimbulkan masalah lingkungan,
baik berupa masalah pencemaran tanah, udara, maupun air. Permasalahan ini perlu segera
ditangani dengan teknologi produksi bersih bagi sumber polutan. Prinsip penerapan
produksi bersih adalah mereduksi limbah yang terbentuk atau mencegah timbulnya limbah
pada sumbernya. Industri elektroplating berpeluang untuk menerapkan teknologi produksi
bersih, yang meliputi: persiapan permukaan, pelapisan listrik, pembilasan, daur ulang serta
housekeeping dan manajemen. Program produksi bersih dapat dikatakan berhasil apabila
memenuhi beberapa persyaratan yaitu, adanya kesadaran dan partisipasi karyawan,
peningkatan prosedur operasi, pelatihan dan penjadualan serta proses.
ABSTRACT
Industry of metal finishing like electroplating has an impact on the environment, as
pollution of soil, air and water. This problem has to handle with treatment of cleaner
technology to source of pollutant. Principles of cleaner production are reduction the
pollutant or prevention the pollutant on the source. Industry of electroplating has an
opportunity to apply technology of cleaner production as preparation of the surface,
electroplating, rinsing, recycling, housekeeping and management. Cleaner production
programme can succeed if consciousness and participation of functionary, rising of
operation procedure, training, scheduling and processing.
Keywords: cleaner production, electroplating
1. PENDAHULUAN maupun dengan cara dipanasi, lalu dibentuk dengan
cara dipress sesuai dengan matras yang sudah
Penerapan prinsip-prinsip teknologi produksi bersih
ditentukan. Setelah itu logam besi dipoles secara
merupakan upaya mengurangi beban biaya untuk
bertingkat (dari mesin polish yang paling kasar untuk
memenuhi peraturan pengelolaan lingkungan, karena
membuang kerak besi hingga yang mesin polish yang
jumlah limbah yang mungkin terbentuk relatif
paling halus) sehingga didapatkan hasil polesan yang
berkurang dari jumlah limbah apabila tidak
halus dan mengkilat. Proses selanjutnya adalah
menerapkannya. Dalam banyak contoh biaya
pelapisan baik menggunakan teknologi elektroplating
pengelolaan limbah dapat dieliminasi dengan
(lapis nikel ataupun nikel-krom) atau dicat
diterapkannya teknologi produksi bersih.
menggunakan serbuk enamel.
Pengurangan limbah melalui teknologi produksi
bersih juga dapat meningkatkan produksi serta Proses pelapisan yang umumnya dikerjakan terhadap
meningkatkan daya saing industri. logam adalah pelapisan dengan menggunakan bahan
kimia dari garam-garam pelapis, misalnya : Cuprous
Penerapan produksi bersih di Indonesia dalam rangka
Cyanide, Nikel Sulphat, Nikel Clorida, Chromic
meningkatkan daya saing industri juga berlaku untuk
Acid, dan sebagainya (Polution Control Facilities For
jenis industri elektroplating. Dalam proses
Small Electro Plating Plants). Pelapisan ini dilakukan
produksinya, jenis industri ini selain menghasilkan
secara bertingkat untuk menekan biaya produksi
limbah yang berupa logam berat (heavy metal) juga
mengingat bahan pelapis ini sangat mahal dan
menghasilkan limbah B3. Untuk meminimisasi
kadang-kadang harus didatangkan dari luar negeri.
terjadinya pencemaran lingkungan, industri
Umumnya sebelum dilapis benda kerja dibebaskan
elektroplating seyogyanya menerapkan produksi
dari minyak lemak yang menempel padanya. Disini
bersih, sehingga efisiensi dan efektifitas dalam
diperlukan larutan yang bersifat basa. Setelah bersih
proses produksinya dapat dioptimalkan.
kemudian benda kerja dicuci dengan menggunakan
Industri yang menghasilkan peralatan rumah tangga asam dan kemudian masuk ke unit pelapisan. Lapisan
seperti kompor, lampu, berbagai bentuk ember, pertama adalah lapisan tembaga dengan diri benda
panci, sendok dan sebagainya, lebih dari 90 % bahan kerja setelah dicelup akan berwarna kemerahan.
bakunya adalah logam berbentuk plat. Besi berbentuk Lapisan kedua adalah lapisan nikel yang berwarna
plat tersebut dipotong baik dengan alat mekanis putih, kemudian lapisan terakhir adalah lapisan
Jurnal Teknik Mesin Vol. 2, No 1, Juni 2005 ISSN 1829-8958
12
Penerapan Teknologi Produksi Bersih Pada Industri Elektroplating (Generousdi)
produksi bersih lagi. Pilihan berikutnya adalah persiapan permukaan, pelapisan logam dan
pngolahan limbah di dalam pabrik. Dan pembuangan pengerjaan akhir. Tahapan proses produksinya dapat
adalah pilihan terakhir untuk pengolahan limbah. dilihat pada Gambar (2) berikut ini.
Tingkat yang terakhir ini biasanya melibatkan biaya A B C
atau pengaktif yang biasa digunakan adalah Industri elektroplating mempunyai peluang untuk
asam (nitrat, sulfat, hidroklorok, fluoborik, menerapkan produksi bersih yang meliputi:
sodium metabisulfit) dan prosesnya disebut
4.1 Persiapan Permukaan
pickling dan descalling.
1. Pembersihan dan Pengelupasan lapisan.
c. Soak Cleaning
Dengan melakukan reuse dan recycling.
Proses ini termasuk dalam line pelapisan,
dan bisanya benda kerja pertama kali masuk Reuse:
proses pelapisan ke dalam tanki ini. Bahan
kimia yang digunakan dalam pelapisan ini Larutan bekas pembersihan bekas alkaline
adalah basa kuat, bahan tambahan lainnya dapat digunakan untuk pengaturan pH pada
dan deterjen yang dicampur dengan air pada unit pengolahan air limbah.
suhu 71-93 C. Benda kerja dicelupkan ke Larutan asam bekas dapat digunakan untuk
dalam campuran ini, kemudian dibilas atau mengatur pH selama operasi pengurangan
langsung dimasukan ke dalam proses krom.
selanjutnya. Larutan asam klorida bekas dapat digunakan
untuk larutan make-up pengelupasan krom,
3.2. Proses Pelapisan kemudian larutan asam nitrit bekas dapat
Pada industri elektroplating kuno, kebanyakan bahan digunakan untuk larutan make-up
kimia pembersih yang digunakan adalah sianida, pengelupasan nikel.
sehingga bisa menghasilkan permukaan yang benar-
benar bersih dan siap masuk ke proses pelapisan. Recycling:
Namun pada industri elektroplating yang modern Larutan asam sulfat dapat disirkulasi
seperti sekarang ini, bahan sianida sudah diganti melalui sistem recovery asam.
dengan non-sianida atau mengurangi konsentrasi Asam klorida dapat diambil kembali dari
sianida, sehingga satu proses tidaklah cukup untuk operasi pickling dengan menggunakan unit
dapat benar-benar membersihkan permukaan logam. difusi dialisis.
Oleh karena itu proses pra pelapisan masih
diperlukan. 2. Pembersihan dan Penghilangan Lemak
Tujuan pra pelapisan ini antara lain menghilangkan Menggunakan pelarut konvensional
sisa kotoran dan semua oksida pada permukaan (penghilangan lemak dengan pencelupan).
benda kerja. Pra pelapisan ini terdiri dari proses Mengurangi kebutuhan pembersihan dan
pembersihan (cleaning), pencelupan asam (pickling), pembersihan lemak.
pencelupan special, dan striking. Setelah proses
pelapisan, benda dibilas kemudian dikeringkan Menggunakan pelarut dengan toksisitas
sebelum dipak. rendah, seperti pembersih emulsi, pelarut
aqueus dan abrasif.
3.3. Pengerjaan Akhir Standarisasi penggunaan pelarut.
Pada beberapa benda yang sudah dilapis, masih Menggabungkan operasi pembersihan ke
memerlukan tambahan proteksi karat atau untuk dalam satu operasi penghilangan lemak
mengubah warna lapisan. Misalnya aplikasi lilin atau secara sentral.
fernis untuk meningkatkan ketahanan kilauan, dan
Menghindarkan kontaminasi pelarut.
pelapisan konversi kromat dilanjutkan dengan
kadmium atau pelapisan lainnya untuk menghasilkan Merawat alat harus bersih dari karat.
lapisan kromat (untuk mengubah warna dari Menambah pelarut secara hati-hati.
transparan sampai hijau olive). Pelapisan kuningan
Pengambilan lumpur.
sering diolah dengan berbagai larutan kimia untuk
mengubah warna dari hijau sampai hitam (bahkan Mengontrol kehilangan karena penguapan :
merah). Larutan pada proses pengerjaan akhir ini a. Mengurangi drug out-pemasangan pada
mengandung bahan-bahan kimia seperti asam nitrat, rak yang benar, tingkatkan penirisan
sodium dikromat, selenium, arsenic, antimony, atau dan pemasangan papan peniris.
bahan berbahaya lainnya. Proses ini bisa menjadi b. Menggunakan pembilasan arus balik.
satu line pelapisan atau terpisah. c. Memisahkan pelarut untuk recycling.
d. Menjaga limbah pelarut bersih dari air
4. PELUANG PENERAPAN PRODUKSI BERSIH padatan dan sampah.
Prinsip utama dalam penerapan produksi bersih e. Memberi label bahan kimia pada setiap
industri adalah mereduksi limbah terbentuk atau container.
mencegah timbulnya limbah pada sumbernya. f. Menghindari area yang banyak angin
dan panas.
14
Penerapan Teknologi Produksi Bersih Pada Industri Elektroplating (Generousdi)
g. On-site recycling.
h. Off-site recycling. 2. Pelapisan Hard Krom
3. Penghilangan lemak dengan uap a. Alternatif pelapis
b. Perbaikan proses yang mengurangi
Membatasi kecepatan masuk dan keluar pembentukan limbah
benda kerja. c. Pengurangan drag out
Membatasi ukuran benda kerja, gunakan d. Perbaikan teknik pembilasan
keranjang yang mempunyai luas area 50 % e. Perawatan larutan
dari pintu degreaser untuk meminimalkan f. Teknologi atau metoda perawatan larutan
drag out uap. g. Pengambilan kembali bahan kimia
Menghindari kejutan-kejutan biasanya h. Pengurangan emisi udara
terjadi ketika beban berat dimasukan ke i. Konservasi energi
dalam tangki sehingga menghilangkan
selimut uap dan infiltrasi udara ke dalam 3. Pelapisan Tembaga
unit pembersih.
Menjaga suhu pelarut. a. Penggantian bahan baku
Membiarkan cukup waktu dalam degreaser. b. Pelapisan tembaga alkalin tanpa sianida
Semprotan hanya di bawah zona uap-pola c. Proses tembaga alkalin baru bebas sianida
semprotan tidak boleh berupa kabut. d. Pelapisan tembaga electroless
Menjaga permukaan pelarut dalam tangki.
4. Pelapisan Nikel
Minimisasi difusi uap-difusi uap
mengakibatkan emisi udara. 1. Nikel Watts
4. Pembersih Aqueous a. Bus bar anoda dari tembaga dibungkus
dengan pelapis selotip dari vynil
Menjaga mutu larutan.
b. Bus bar anoda dari tembaga dilapisi
Melakukan inspeksi pra pembersihan. dengan nikel
Menyediakan pemanasan secara kontiniu. c. Pemasangan papan peniris dari ppc di
Mempraktekkan larutan make-up yang atas bus bar anoda
benar, campur dengan baik dan panaskan
sampai suhu yang dikehendaki. 2. Nikel Sulfamat
Menghilangkan lumpur dan kotoran dengan Pemakaian anoda nikel dari bahan karbon
benar. tuang atau karbon gulung
Mengawasi kekuatan larutan pembersih.
Merawat alat. 5. Pelapisan Seng
Mengurangi drag out.
a. Modifikasi praktek pengoperasian
Menggunakan air demineralisasi.
b. Pengambilan kembali larutan
Menggunakan pembilasan arus balik.
c. Penggantian bahan
Menggunakan pembilasan dengan d. Proses alternatif
semprotan.
Memasang nozel pengkabut-mengurangi 6. Pelapisan Seng
penggunaan air.
Menggunakan sistem siklus tertutup a. Proses alternatif
b. Peningkatan proses
5. Abrasif c. Pengontrolan air pembilas
d. Kontrol dan perawatan larutan pelapis
Menggunakan binder dengan kadar lemak e. Recovery/recycle bahan kimia ditempat
rendah atau berbasis air, untuk buffing atau f. Recovery di luar lokasi
polishing.
Mengontrol permukaan air pada operasi 7. Pelapisan Kadmium
pembilasan akhir.
a. Praktek operasi yang baik
4.2 Pelapisan Listrik b. Pembilasan arus balik
c. Penggantian proses
1. Pelapisan Dekoratif Krom d. Sistem recovery
a. Modifikasi proses
b. Perawatan larutan proses. 8. Pelapisan Anodisasi
c. Pengambilan kembali larutan proses. a. Mengurangi penggunaan senyawa kromium
d. Penggantian bahan Baku.
15
Jurnal Teknik Mesin Vol. 2, No 1, Juni 2005 ISSN 1829-8958
a. Inventori bahan baku supaya tidak terjadi Agency for International Development through
tumpukan bahan Indonesia Cleaner Production (ICIP) Programme,
b. Pastikan bahwa container sudah kosong 1997.
sebelum membuka yang baru, hal ini
3. Bennett. P, Assesment of the Metal Finishing and
dilakukan untuk menghindari ceceran
Planning Industry Source Reduction Planning
c. Prosedur pencampuran bahan kimia harus
Efforts, California Environmental Protection
dilakukan dengan ketat, hal ini untuk
Agency, Departemen of Toxic Substances Control,
meminimisasi tumpahan
Office of Pollution Prevention and Technology
d. Penugasan hanya kepada beberapa pekerja
Development, 1996.
untuk menangani dan mencampur bahan
kimia, hal ini akan meningkatkan 4. Cahyono. H.B, Lingkungan dan Industri Logam,
konsistensi formulasi larutan dan akan Surabaya, ProRistand Indag, 2003.
mengurangi limbah
e. Mengembalikan sample bahan kimia kepada 5. Depperindag, Buku Panduan Produksi Bersih
pemasok Industri Elektroplating, Puslitbang Sumberdaya,
Jakarta, Wilayah Industri dan Lingkungan Hidup
bekerjasama dengan Balai Besar Industri Kimia
7. Manajemen Lumpur
(BBIK)-Depperindag, 1998.
Dilakukan dengan cara:
a. Pengurangan kandungan air pada lumpur 6. Sunaryo, S and Asmi, F, Efisiensi Produksi
Dengan menggunakan peralatan centrifuge, Melalui Penerapan Teknologi Produk Bersih pada
filter press, vacuum filter dan pengering Industri Elektroplating, Jakarta, Buletin Ilmiah
Lumpur. Litbang Indag, No. 09.1.99.53, 1999.
b. Pengolahan bahan kimia
i. Menggunakan soda kostik 7. US. Environmental Protection Agency, Waste
ii. Menggunakan polimer Minimization for Metal Fabrication and Metal
Finishing, Denver, US Environmental Protection
Agency Workshop Region 8, 1990.
5. KESIMPULAN
Dari uraian sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Keuntungan penerapan produksi bersih pada
industri elektroplating antara lain adalah :
a. Menghemat konsumsi air
b. Menghemat biaya pengolahan air limbah
c. Mengurangi pembuangan bahan kimia
berbahaya
d. Mengurangi jumlah limbah B3
e. Mengurangi produk cacat
f. Mengurangi bahan kimia yang dipergunakan
g. Mengurangi biaya tenaga kerja sehingga
dapat mengurangi biaya produksi tahunan.
PUSTAKA
1. Altemayer. F, Introduction to Technology of
Metal Finishing and Electroplating Processes,
Jakarta, Indonesia, Workshop conducted by World
Environment Center, Bappedal, United States
Agency for International Development, 1993.
2. Bappedal and USAID, Buku Panduan Pelatihan
Produksi Bersih, Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan in Coorperation with United States
17
Jurnal Teknik Mesin Vol. 2, No 1, Juni 2005 ISSN 1829-8958
18