Professional Documents
Culture Documents
Kandidiasis Oral
Oleh
Ayu Wulan Sari
1318011029
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia adalah salah satu negara berkembang didunia dan negara dengan
beriklim tropis yang memiliki kelembaban tinggi sehingga memungkinkan untuk
tumbuhnya berbagai macam mikroorganisme dengan baik. Salah satu
mikroorganisme yang dapat tumbuh dengan baik di Indonesia adalah jamur tetapi
tidak semua jamur bermanfaat bagi manusia. Terdapat beberapa jenis jamur yang
dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Infeksi jamur superfisial yang
menyerang kulit dan selaput mukosa antara lain pityriasis versicolor (panu),
pityriasis capitis (ketombe), dermatophytosis, dan superficial candidosis
(kandidiasis).
Kandidiasis (moniliasis) adalah suatu infeksi oleh jamur kandida, yang
sebelumnya disebut monilia. Penyebab infeksi oportunistik yang disebut
kandidiasis pada kulit, mukosa, dan organ dalam manusia. Salah satu penyakit
yang muncul karena jamur kandida adalah kandidiasis oral. Kandidiasis oral
merupakan salah satu penyakit pada rongga mulut berupa lesi merah dan lesi putih
yang disebabkan oleh jamur jenis Candida sp (Nur, 2017).
Candida albicans merupakan flora normal rongga mulut, saluran
pencernaan dan vagina, jamur ini dapat berubah menjadi patogen jika terjadi
perubahaan dalam diri pejamu. Perubahan yang terjadi pada pejamu tersebut dapat
bersifat lokal maupun sistemik. Lesi kandidiasis ini dapat berkembang di setiap
rongga mulut, tetapi lokasi yang paling sering adalah mukosa bukal, lipatan
mukosa bukal, orofaring dan lidah. Kandidiasis kronis yang tidak segera dirawat
dapat berkembang menjadi kandidiasis leukoplakia yang bersifat pra ganas, dan
kemudian mengakibatkan karsinoma sel skuamosa. Selain itu, kandidiasis dapat
berkembang menjadi infeksi sistemik melalui aliran getah bening yang menyerang
organ vital seperti ginjal, paru-paru, otak dan dinding pembuluh darah yang
bersifat fatal (Lukman, 2015).
Kandidiasis oral merupakan suatu infeksi yang paling sering dijumpai
dalam rongga mulut manusia, dengan prevalensi 20%-75% dijumpai pada
manusia sehat tanpa gejala. Penyakit ini dapat menyerang semua usia, baik laki-
laki dan perempuan. Penyakit candidiasis ini sangat rentan terhadap orang-orang
yang memiliki sistem imun yang lemah termasuk pada penderita AIDS, steroid
berlebihan, kontrasepsi hormone, diabetes, kanker, depresi, orang tua dan orang-
orang dengan kondisi medis yang kronis paling beresiko. Mengkonsumsi obat
tertentu dalam jangka lama dapat mempercepat pertumbuhan jamur candidia ini.
Pada bayi dan anak-anak infeksi ini bisa didapat dari dot, pakaian, bantal, dan
sebagainya. Oleh karena itu, Oral kandidiasis dapat menyerang siapa saja yang
memiliki oral hygent yang buruk , system imun yang buruk ataupun hal hal lain
yang dapat menyebabkan terjadinya oral kandidiasis (Mourent ,2010).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Kandidiasis oral adalah salah satu infeksi fungal yang mengenai mukosa
oral. Lesi ini disebabkan oleh jamur Candida albicans. Candida albicans adalah
salah satu komponen dari mikroflora oral dan sekitar 30-50% orang sebagai karier
organisme ini. Candida albicans ini sebenarnya merupakan flora normal rongga
mulut. Namun berbagai faktor penyakit ini sangat sering ditemukan pada orang
yang memiliki imunitas yang rendah atau terjadi penurunan kekebalan tubuh
seperti orang dengan HIV dan orang yang menjalani pengobatan kanker dengan
kemoterapi. Sebenarnya penyakit ini dapat dicegah apabila kesehatan mulut dijaga
dengan baik dan mengonsumsi makanan yang baik. Selain itu, apabila
kandidiasis oral tidak cepat dilakukan perawatan akan berbahaya dan
menyebabkan ketidaknyamanan pada mulut (Lukman, 2015).
2.2 Epidemiologi
Kandidiasis oral dapat menyerang semua umur, baik pria maupun wanita.
Kejadiannya juga dihubungkan dengan faktor-faktor predisposisi seperti usia,
jenis kelamin, kebiasaan merokok, penggunaan antibiotik oral, dan pengobatan
antirertoviral.Secara epidemiologi menurut laporan World Health Organization
(WHO) tahun 2001 frekuensi kandidiasis oral antara 5,8% sampai 98,3%.
Terdapat sekitar 30-40% Candida albicans pada rongga mulut orang dewasa
sehat, 45% pada neonatus, 45-65% pada anak-anak sehat, 50-65% pada pasien
yang memakai gigi palsu lepasan, 65-88% pada orang yang mengkonsumsi obat-
obatan jangka panjang, 90% pada pasien leukemia akut yang menjalani
kemoterapi, dan 95% pada pasien HIV/AIDS (Repentigny,2004).
Meningkatnya prevalensi infeksi Candida albicansini dihubungkan
dengan kelompok penderita HIV/AIDS, penderita yang menjalani transplantasi
dan kemoterapi maligna. Odds dkk ( 1990 ) dalam penelitiannya mengemukakan
bahwa dari 6.545 penderita HIV/AIDS, sekitar 44.8% adalah penderita
kandidiasis (Mourent, 2010).
2.3 Etiologi
Penyebab utama kandidiasis ialah Candida albicans. Spesies lain seperti
Candida krusei, Candida stellatoidea, Candida tropicalis, Candida
pseudotropicalis, dan Candida parapsilosis, umumnya bersifat apatogen (Siregar,
2005).
Kandida dapat dengan mudah tumbuh di dalam media Sabauroud dengan
membentuk koloni ragi dengan sifat-sifat khas, yakni: menonjol dari permukaan
medium, permukaan koloni halus, licin, bewarna putih kekuning-kuningan, dan
berbau ragi. Jamur kandida dapat hidup di dalam tubuh manusia, hidup sebagai
parasit atau saprofit, yaitu di dalam alat percernaan, alat pernapasan, vagina orang
sehat (Siregar, 2005).
Pada bayi bisa mendapatkan jamur candida dengan beberapa cara, antara
lain, vagina ibu ketika persalinan, alat-alat seperti dot,mulut bayi tidak bersih
karena sisa susu yang diminum tidak dibersihkan sehingga akan menyebabkan
jamur tumbuh semakin cepat. Dari kelima tipe tersebut, Candida albicans adalah
yang paling sering terdapat pada kavitas oral. Candida albicans merupakan fungi
yang menyebabkan infeksi opurtunistik pada manusia. Salah satu kemampuan
yang dari Candida albicans adalah kemampuan untuk tumbuh dalam dua cara,
reproduksi dengan tunas, membentuk tunas elipsoid, dan bentuk hifa, yang dapat
meningkatkan misela baru atau bentuk seperti jamur (Gelbier, 2000).
Penetrasi
Tipe II : tampak eritema difus pada mukosa yang berkontak dengan gigi
tiruan
Keilitis Angularis
2.9 Penatalaksanaan
Pengobatan pada kandidiasis terdiri atas lini pertama dan pengobatan lini
kedua. Pengobatan kandidiasis oral lini pertama yaitu (Lukman, 2015):
A. Nistatin
Nistatin merupakan obat lini pertama pada kandidiasis oral yang terdapat
dalam bentuk topikal. Obat nistatin tersedia dalam bentuk krim dan
suspensi oral. Tidak terdapat interaksi obat dan efek samping yang
signifikan pada penggunaan obat nistatis sebagai anti kandidiasis.
B. Ampoterisin B
Obat ini dikenal dengan Lozenge (fungilin 10 mg) dan suspensi oral 100
mg/ml dimana diberikan tiga sampai empat kali dalam sehari. Ampoterisin
B menginhibisi adhesi dari jamur kandida pada sel epitel. Efek samping
pada obat ini adalah efek toksisitas pada ginjal.
C. Klotrimazol
Obat ini mengurangi pertumbuhan jamur dengan menginhibisi ergosterol.
Klotrimazol dikontraindikasikan pada infeksi sistemik. Obat ini tersedia
dalam bentuk krim dan tablet 10 mg. Efek utama pada obat ini adalah rasa
sensasi tidak nyaman pada mulut, peningkatan level enzim hati, mual dan
muntah.
2.10 Komplikasi
Jika candida masuk ke esophagus (pada kasus yg berat) maka akan menjadi
candida esophagitisjika sudah terjadi pasien akan mengalami kesulitan menelan
dan Jika dibiarkan dan tidak di obati akan tertelan dan masuk keusus,maka akan
menimbulkan difteri dan lebih parahnya akan infeksi usus (Buku ilmu penyakit
kulit & kelamin, 2009) .
2.11 Pencegahan
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya oral
kandidiasis menurut (Buku ilmu penyakit kulit & kelamin, 2009) :
Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin. 2009. .Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. FKUI :
Jakarta.
Mourent Miftahul Laila. Kandidiasis Oral Pada Penderita Leukemia Akut Yang
Menjalani Kemoterapi Di Rsup H Adam Malik Medan (Laporan Kasus).
FKG Universitas Sumatera Utara. 2010.
Nur et al. 2017. Kandidiasis oral sebagai penanda infeksi HIV/AIDS: laporan
kasus Oral candidiasis as a warning sign of HIV/AIDS infection: case
report. Surabaya : FKG UNAIR