Professional Documents
Culture Documents
A. DATA UMUM
1. Nama KK :Tn N
2. Alamat :Br. Tengah , Desa Penyaringan , Kec Mendoyo,
Jembrana.
No. Telp :
3. Komposisi Keluarga :
Nama Jenis Tempat/ Pendidikan
NO. Hubungan Pekerjaan
Lengkap Kelamin Tgl Lahir
Pensiunan Sarjana
1 Tn. Nengah L KK 30-12-1940
PNS
Tn. SMU
3 L Anak 13-07-1968 Wiraswasta
Nyoman
Cucu SMA
7 Tn. Putu L 25-11-1988 Pelajar
Angkat
Genogram :
Tn.N 70 th 70 th Ny.C
22 th
Tn.NP
Keterangan :
: perempuan
: laki-laki
: meninggal
: keturunan
: perkawinan
: klien
: tinggal serumah
: Adopsi
C. DATA LINGKUNGAN
13. Karakteristik Rumah
a. Denah rumah
Legenda :
: pintu
: bangunan
: taman
D. STRUKTUR KELUARGA
21. Pola Komunikasi :Komunikasi dalam keluarga berlangsung dua arah.
Pengambil keputusan utama adalah Ny. C.
22. Struktur Kekuasaan :
a. Pengambilan keputusan :Dominan dilakukan oleh Ny. C.
b. Teknik pengambilan keputusan :Masalah dibicarakan bersama,tapi
kadang keputusan langsung di putuskan oleh Ny. C.
c. Karakteristik dominasi :Dalam pengabilan keputusan pendapat
paling dominan dari Ny. C.
23. Struktur Peran
a. Peran formal : Tn. N dulunya bekerja sebagai seorang guru SD, dan
jabatan terakhir sebelum pensiun adalah sebagai kepala
sekolah.
b. Peran informal :Tn. N dan Ny. C sebagai pendeta
c. Konflik peran :Tidak ada konflik peran
d. Model peran : Tn. N dijadikan model peran dalam keluarga dalam hal
penerapan nilai agama, sedangkan dalam hal kedisiplinan pada Ny. C.
24. Nilai & Norma Keluarga : Keluarga selalu berusaha untuk menghormati
aturan yang berlaku di masyarakat, selalu bersikap sopan terhadap orang lain,
menolong orang yang memerlukan bantuan dan yang paling penting selalu
ikhlas.
Konflik nilai : tidak ada konflik nilai.
E. FUNGSI KELUARGA
25. Fungsi afektif : Keluarga mampu mengenal kebutuhan dan
memprioritaskannya. Dalam hubungan komunikasi ada keterbukaan dan
keluarga selalu berusaha menjaga keharmonisan dan saling menyayangi.
26. Fungsi sosialisasi : Anak-anak keluarga Tn. N dulunya diajarkan sosialisasi
dengan cara diajak berkunjung ke kerabat atau keluarga teman dekat.
27. Perawatan kesehatan
a. Definisi sehat-sakit menurut keluarga : Sakit adalah ketika ada rasa tidak
enak di badan, nyeri di bagian-bagian tubuh sehingga tidak dapat
melakukan aktifitas secara normal. Sehat adalah bebas dari berbagai
bentuk penyakit.
b. Kebiasaan penggunaan obat/alkohol/tembakau : Ny. C adalah penderita
Hipertensi, Gout dan Reumatoid Arthritis. Ny. C meminum obat
hipertensi setiap hari. Pagi hari jm 6 meminum Amlodipin 5 mg dan
malam sebelum tidur meminum Lysinopril 5mg. Obat-obat untuk keluhan
arthritis (Aleron, Asmef) diminum ketika keluhan dirasakan itupun
biasanya dikombinasikan lagi dengan obat Omeprazol, dan sangat berhati-
hati karena Ny. C mempunyai riwayat Ulkus Peptikum. Tn. N merupakan
bekas perokok yang kadang masih mengkomsumsi walau seminggu
sekali satu batang rokok. Sekarang Tn. N menderita DM dan PPOK. Obat
yang sekarang masih dikonsumsi adalah Glibenclamid yang dikonsumsi
setiap sebelum makan tetapi Tn. N mempunyai pola makan yang tidak
teratur dan kadang melupakan meminum obat.
c. Peran keluarga & praktik perawatan kesehatan : Keluarga yang dalam
keadaan sakit biasanya di rawat sendiri oleh anggota keluarga lain. Ketika
keluhan dirasakan tidak bisa diatasi sendiri, keluarga biasanya langsung
ke dokter praktek atau tempat pelayanan kesehatan lainnya.
d. Fungsi perawatan kesehatan (spesifik masalah fisik & psikologis)
I. Mengenal Masalah : Tn. N yang mengidap DM merasa ada
masalah pada gula darahnya ketika beliau merasakan aroma urine
yang tidak wajar dan selalu merasa kehausan. Ketika punya masalah
dengan saluran napas ketika napas mulai memendek dan ngosngosan.
Ny. C yang mempunyai Hipertensi tidak dapat merasakan kenaikan
tekanan darahnya sehingga ketika tekanan darah sistol sekitar 200
mmHg Ny. C tidak merasakan apa-apa, tetapi untuk penyakit arthritis
yang diderita, Ny. C merasakan nyeri pada daerah persendian seperti
pergelangan tangan yang kadang sampai bengkak.
II. Mengambil keputusan : Ketika merasa mengalami keluhan
penyakitnya,Tn. N biasanya meminta bantuan orang terdekat untuk
mengantar ke tempat pelayanan kesehatan terutama ketika mengalami
gangguan pernapasan yang sangat menggangu aktivitas sehari-hari.
Ny. C ketika merasakan nyeri biasanya langsung membuat ramuan
tradisional berupa kunyit dan jahe yang ditumbuk kemudian
dioleskan di bagian yang sakit atau dengan kompres hangat yang
dibantu oleh cucunya. Tetapi jika tidak bisa diatasi, langsung dibawa
ke tempat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit jika jam rumah
sakit masih buka atau ke dokter praktek swasta jika obat yang
disimpan di rumah sudah habis.
III. Merawat Anggota Keluarga : Keterampilan dan kepedulian dalam
merawat anggota keluarga lain lebih dominan di miliki oleh istri dan
menantu. Untuk keluhan sederhana seperti demam biasanya cukup
dikompres dengan air hangat, nyeri diolesi dengan ramuan rempah
tradisional.
IV. Memodifikasi Lingkungan :Belum ada motifasi dari lingkungan.
V. Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan : Tn. N Biasanya ke RSU untuk
memeriksakan kadar gula darahnya, dan kadang ke dokter prakter
swasta yang tempatnya lebih dekat. Ny. C biasanya ke RSU untuk
mendapatkan obat untuk mengontrol hipertensi dan mengobati
keluhan akibat arthritis ketika ada keluhan atau memperoleh obat
untuk berjaga-jaga ketika keluhan dirasakan.
28. Fungsi Reproduksi : Karena merupakan keluarga lansia maka tidak
ada perencanaan untuk punya keturunan lagi. Sedangkan anak dan
menantujuga sudah punya dua orang anak, sehingga mereka juga belum
merencanakan untuk keturunan selanjutnya.
F. KOPING KELUARGA
29. Stressor yang dialami keluarga :
Jangka pendek: Terkadang Tn. N merasa cemas dengan kehidupan sehari-
hari dan penyakit gula darah dan PPOK yang dialami apalagi ketika
merasa pernapasan terganggu. Ny. C merasa tidak nyaman ketika keluhan
arthritis yang sangat nyeri dan mengganggu aktivitas maupun saat
beristirahat.
Jangka panjag: Umur yang semakin lanjut dan bertambah dan dampak
penuaan yang sedikit-sedikit cepat terserang penyakit, sedikit demi sedikit
mengurangi aktifitas.
30. Respon keluarga terhadap stressor :Keluarga menganggap hal tersebut biasa
terjadi dan di alami setiap orang.
31. Strategi koping keluarga : Ketika mendapat keluhan terhadap
penyakit, Tn. N dan Ny. C biasanya mengatasi sendiri terlebih dahulu
keluhannya sambil meminta tolong kepada siapa saja yang sedang berada
di rumah pada saat tersebut atau kerabat yang berada di sekitar rumah.
G. PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
32. Praktik Diet Keluarga (Nutrisi dan Cairan) : Tn. N membatasi jumlah kalori
dengan cara mengurangi nasi yang diganti dengan ketela rambat atau jagung
dan Ny. C mengurangi konsumsi garam, penyedap maupun jeroan. Tn. N dan
Ny. C makan teratur 3 kali sehari. Ny. C mengungkapkan bahwa kalau
diperkirakan jumlah garam yang dikonsumsi perhari sekitar setengah sendok
makan. Ny. C sudah tidak makan sayur kol, terong, dan berbagai jenis
kacang. Untuk konsumsi daging, Ny. C hanya mengkonsumsinya dua hari
sekali, dan daging yang dikonsumsi berupa dada ayam, dan kadang ikan laut.
Ny. C suka makan buah durian, tetapi sehari sesudah makan buah itu
persendiannya terasa sakit. Ny. C tidak mau terlalu banyak minum karena
malas untuk sering ke kamar mandi untuk BAK.
33. Istirahat dan Tidur Keluarga : Tn. N sering mengalami kesulitan untuk tidur
dan tidur sekitar jam 12 malam, bangun tidak tentu kadang kadang agak
siang atau subuh. Siang hari Tn. N berusaha untuk memenuhi kebutuhan
tidurnya tetapi tetap merasa kelelahan. Ny. C tidur cukup yaitu sekitar 8 jam
dan tidak mengalami gangguan tidur.
34. Olahraga/Mobilisasi : Tn. N dan Ny. C tidak melakukan olahraga
khusus tetapi melakukan aktivitas fisik berupa berjalan kaki di daerah sekitar
rumah dan rutin setiap hari kurang lebih setengah jam. Tn. N tidak bisa
melakukan aktivitas secara optimal karena menderita PPOK, sehingga ketika
sedikit saja kelelahan, napas menjadi cepat dan pendek sehingga Tn. N harus
berhenti sejenak sebelum melanjutkan kembali aktivitasnya.
35. Eliminasi : Tn. N kadang mengalami konstipasi dan urin berlebih. Ny. C
tidak mengalami kesulitan dalam BAB maupun BAK.
36. Personal Hygiene : Tn. N mandi 2 kali sehari dan dilakukan secara mandiri
begitu juga dengan Ny. C.
H. PENGKAJIAN PSIKIATRI
37. Konsep Diri : Tn. N dan Ny. C tidak mengalami gangguan
konsep diri.
38. Status Kesehatan Mental : Baik, hanya saja Tn. N dan Ny. C sudah mulai
susah mengingat hal yang baru saja dilakukan.
39. Pengkajian Resiko : Tn. N mempunyai risiko Asidosis metabolik
karena DM dan PPOK, sementara Ny. C mempunyai risiko stroke akibat
hipertensi dan juga ulkus peptikum yang kambuh.
1 KEPALA Bentuk kepala mesosepal, kebersihan Bentuk kepala mesosepal, Bentuk kepala mesosepal,
kulit kepala baik, persebaran rambut kebersihan kulit kepala baik, kebersihan kulit kepala baik.
kurang merata dan beruban. Kulit persebaran rambut kurang merata Tidak ada gangguan penglihatan,
wajah banyak kerutan dan elastisitas dan beruban. Kulit wajah banyak penciuman, pendengaran,
kulit kurang. Mata mengalami kerutan dan elastisitas kulit kurang. maupun pengecapan. Bibir
gangguan dalam penglihatan karena Mata mengalami gangguan dalam lembab dan jumlah gigi lengkap.
visus abnormal. Penciuman baik. penglihatan karena katarak dan
Pendengaran mengalami gangguan visus abnormal. Penciuman baik.
apalagi jika ada distorsi. Bibir agak Pendengaran mengalami gangguan
kering, jumlah gigi sudah berkurang apalagi jika ada distorsi. Bibir agak
banyak, dan penurunan sensitivitas kering, jumlah gigi sudah berkurang
terhadap rasa manis dan asin. banyak, dan penurunan sensitivitas
terhadap rasa manis dan asin.
2 LEHER Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. Tidak ada pembesaran kelenjar Tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid. tiriod.
3 DADA Bentuk dada normal, apek jantung Bentuk dada normal, apek jantung Bentuk dada normal, apek
terdengar melalui terdengar melalui auskultasi, dan jantung terdengar melalui
auskultasi,pernapasan terdengar pernapasan vesikuler. auskultasi, dan pernapasan
mengi. vesikuler.
4 PERUT Pada saat dikaji perut dalam keadaan Pada saat dikaji perut dalam Pada saat dikaji perut dalam
normal pada kuadran kiri atas, kanan keadaan normal pada kuadran kiri keadaan normal pada kuadran kiri
atas, dan kanan bawah, tetapi ada atas, kanan atas, dan kanan bawah, atas, kanan atas, dan kanan
sedikit respon nyeri di kuadran kiri tetapi ada sedikit respon nyeri di bawah, tetapi ada sedikit respon
bawah. kuadran kiri bawah. nyeri di kuadran kiri bawah.
5 EKSTREMITAS Tidak ada gangguan pada ektremitas Atas : tidak terdapat adanya bekas Tidak ada gangguan pada
atas maupun bawah. luka pada lengan atas maupun ektremitas atas maupun bawah.
bawah, tetapi banyak tampilan
ekimosis di daerah lengan bawah
kiri maupun kanan. Keluhan pada
pergelangan tangan bawah sering
terasa kesemutan dan kadang sakit
sampai bengkak. Ketika sakit, jika
diperlihatkan skala nyeri, Ny. C
mengungkapkan skala 6.
Bawah : Penurunan kekuatan pada
kaki sebelah kanan dan kadang
mengeluh nyeri di bagian pangkal
kedua paha pada saat berjalan.
6 GENETALIA Tidak terkaji Tidak terkaji
TTD/
NAMA
PERAWAT
ANALISA DATA KELUARGA
Nama KK : Alamat :
Nama KK : Alamat:
2 14 April Medium Priority Nyeri akut dijadikan masalah kedua karena jika
2011 manajemen terapeutik dilaksanakan dengan baik maka
Nyeri Akut berhubungan dengan agen kemungkinan munculnya nyeri karena penyakit asam
injury biologis dimanifestasikan dengan urat menjadi berkurang.
bengkak di pergelangan tangan,
mengeluhkan nyeri di pergelangan tangan
dan nyeri skala 7 ketika nyeri dirasakan
3 14 April Low Priority Risiko jatuh menjadi prioritas paling rendah karena
2011 tidak terlalu banyak hal yang bisa dilakukan untuk
Risiko Jatuh mengubah kondisi lingkungan.
RENCANA KEPERAWATAN KELUARGA
Nama : Alamat :
Nama : Alamat :
Nama KK : Alamat :
1 28 April 2011 Manajemen regimen terapeutik inefektif S : Tn.N dan Ny.C mengatakan sudah
b.d kompleksitas regimen terapeutik mengkonsumsi menu makanan sesuai ajuran dan
mengkonsumsi obat secara teratur.
2 28 April 2011 Nyeri Akut b.d agen injuri biologis S : Ny.C mengatakan sudah mengetahui berbagai
cara untuk menangani nyeri, seperti ; kompres
hangat, teknik relaksasi napas dalam dan minum
obat anti nyeri.
3 28 April 2011 Resiko jatuh berhungan dengan faktor S : Tn.N dan Ny.C mengatakan bahwa selalu
resiko fisiologis sulit pengelihatn dan berusaha menghindari kondisi lingkungan yang
penurunan kekuatan ekstremetas bawah menyebabkan jatuh ataupun cedera.