You are on page 1of 25

Sistem Informasi Kesehatan

Rabu, 15 Mei 2013

Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas


Pengertian SIK di puskesmas
Proses pengolahan data kesehatan menjadi informasi yang nantinya akan digunakan
untuk penyusunan program dan kegiatan.
Dalam upaya mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan
Provinsi mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Puskesmas yang berbasis
Teknologi Informasi. Prototipe SIK yang dikembangkan mengacu kepada kebutuhan informasi
untuk pengelolaan klien dan unit pelayanan di tingkat puskesmas, SP2TP, Indikator SPM dan
Indikator Indonesia Sehat 2010.
Dengan dikembangkannya Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas yang dapat
menyajikan informasi secara cepat, tepat dan dapat dipercaya sehingga informasi yang disajikan
puskesmas dapat dipakai untuk pengambilan keputusan di berbagai tingkat sistem kesehatan dan
berbagai jenis manajemen kesehatan baik untuk manajemen pasien, unit dan sistem kesehatan
sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan Dinas Kesehatan kepada masyarakat. Dengan
demikian maka pelayanan kesehatan yang diberikan dapat lebih fokus dan spesifik untuk suatu
daerah. Hal ini akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari kerja puskesmas. Untuk itu perlu
ditingkatkan kevalidan data yang terdapat pada masukan input dimana hasil yang diinginkan
nantinya dapat terjamin kevalidannya sehingga keputusan yang diambil oleh para pengambil
keputusan dapat tepat pada sasaran.

Tujuan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK)


Puskesmas adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui sistem informasi
yang terintegrasi di semua unit pelayanan Puskesmas sehingga dapat meningkatkan kecepatan
proses pada pelayanan, mempermudah akses data, pelaporan dan akurasi data sehingga menjadi
lebih
baik.
Manfaat Pengembangan Sistem Informasi Puskesmas (SIK)
Puskesmas adalah dapat meningkatkan Pelayanan Kesehatan kepada Masyarakat melalui
penerapan Sistem informasi Kesehatan Puskesmas yang terintegrasi dari semua unit pelayanan.
Demikian pula dapat menyajikan informasi secara cepat, tepat dan dapat dipercaya sehingga
informasi yang disajikan puskesmas dapat dipakai untuk pengambilan keputusan di berbagai
tingkat sistem kesehatan dan berbagai jenis manajemen kesehatan baik untuk manajemen pasien,
unit dan sistem kesehatan sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan Dinas Kesehatan
kepada masyarakat.

Prototipe SIK Puskesmas terdiri dari 7 Sub Sistem yaitu :

Sub Sistem Kependudukan, yang berfungsi untuk mengelola data kependudukan terdiri
dari family folder, pencatatan mutasi lahir, mutasi wafat dan mutasi pindah.
Sub Sistem Ketenagaan, yang berfungsi untuk mengelola data ketenagaan. Data yang
diolah adalah data pribadi, anak, riwayat kepangkatan, riwayat jabatan, riwayat
pendidikan, riwayat penjenjangan, riwayat latihan teknis/fungsional, data riwayat
penghargaan serta data penugasan pegawai.
Sub Sistem Sarana dan Prasarana, yang berfungsi mengelola data sarana dan
prasarana, seperti peralatan medis, kendaraan, gedung, tanah dan peralatan lainnya.
Sub Sistem keuangan, yang berfungsi untuk mengelola data keuangan secara garis besar
saja yaitu mencakup besar pembiayaan menurut kegiatan dan sumber biaya.
Sub Sistem Pelayanan Kesehatan, yang berfungsi mengelola data pelayanan kesehatan,
terdiri dari pelayanan dalam gedung yaitu sub sistem rawat jalan yang meliputi pelayanan
dasar (BP,GIGI, KIA,Imunisasi, Laboratorium) dan pelayanan puskesmas keliling, rawat
inap, rekam medis dan manajemen obat. Pelayanan luar gedung meliputi sub sistem KIA
dan GIZI, Kesling dan TTU, Pemberantasan Penyakit Menular, PKM, PSM, dan
PERKESMAS.
Sub Sistem Pelaporan, yang berfungsi untuk menyediakan laporan-laporan, meliputi
laporan SP2TP (LB1, LB2, LB3 dan LB4) dan laporan program.
Sub Sistem Penunjang, yang menyediakan layanan penunjang sistem seperti: membuat
backup dan restore data, data recovery, user list and right assignment, user shortcut, short
message over network.
Menurut Kepmenkes RI No. 932 Tahun 2000, puskesmas melaksanakan mana-jemen
kesehatan pada tiga fungsi, yakni fungsi manajemen pasien, manajemen institusi, dan
manajemen sistem. Informasi yang berkualitas dalam pengelolaan manajemen pasien
memberikan kepastian data untuk upaya penyehatan pasien dan pengobatan yang lebih
akurat dan efektif.

Informasi yang berkualitas pada manajemen institusi memberikan kepastian data


pengelolaan organisasi pusk-esmas yang efektif, sedangkan informasi yang baik pada
manajemen sistem akan menimbulkan ketepatan sasaran pembangunan kesehatan wilayah
serta transparansi penyehatan masyarakat. Permasalahan yang terjadi di puskesmas se-
Kota Payakumbuh ialah masih adanya duplikasi sistem pencatatan dan pela-poran baik di
tingkat manajemen pasien, manajemen unit maupun manajemen program. Selain itu,
fragmentasi pencatatan dan pelaporan juga ditemui dari be-berapa kegiatan Puskesmas.
Mutu Pelayanan Kesehatan di Puskesmas

>> FRIDAY, SEPTEMBER 11, 2009


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Mutu pelayanan Kesehatan

2.1.1. Pengertian Mutu

Mutu adalah faktor keputusan mendasar dari pelanggan.

Mutu adalah penentuan pelanggan, bukan ketetapan insinyur, pasar atau ketetapan
manajemen. Ia berdasarkan atas pengalaman nyata pelanggan terhadap produk dan jasa
pelayanan, mengukurnya, mengharapkannnya, dijanjikan atau tidak, sadar atau hanya
dirasakan, operasional teknik atau subjektif sama sekali, dan selalu menggambarkan target
yang bergerak dalam pasar kompetitif.

Mutu adalah gambaran total sifat darisuatu produk atau jasa peayanan yang berhubngan
dengan kemampuannya untuk memberikan kebutuhan kepuasaan (American Society For
Quality Control).
Mutu adalah kecocokan penggunan produk (fitnes adalah us for use), untuk memenuhi
kebutuhan dan kepuasaan pelanggan (Juran).

Mutu adalah kesesuaian terhadap permintaan prsyaratan (The Conformance Of Requirements,


Philip B, Crosby, 1979).

2.1.2. Trilogi Juran

2.1.2.1. Perencanaan mutu

Bahwa suatu mutu tidak datang secara kebetulan demikian saja, namun diperlukan
penyelenggaraan pelatihan khusus. Suatu mutu harus dirancang atau direncanakan yang terdiri
atas tahap-tahap sebagai berikut :

v Menetapkan (identifikasi) siapa pelanggan

v Menetapkan (identifikasi) kebutuhan pelanggan.

v Mengembangkan keistimewaan produk.

v Mengarahkan perencanaan kegiatan-kegiatan operasional

2.1.2.2. Pengendalian mutu

Kontrol mutu adalah proses deteksi atau koreksi adanya penyimpangan atau perubahan segera
setelah terjadi, sehingga mutu dapat dipertahankan.Langkah kegiatan yang dikerjakan:

Evaluasi kinerja dan kontrol produk

Membandingkan kerja aktual terhadap tujuan produk

Bertindak terhadap perbedaan atau penyimpangan mutu yang ada.

2.1.2.3. Peningkatan mutu

Peningkatan mutu mencakup dua hal, fitness for use dan mengurangi tinngkat kecacatan
dan kesalahan. Keduanya menyangkut pelanggan internal dan eksternal.

Meningkatkan fitness for use mempunyai beberapa manfaat:


Mutu lebih baik bagi pengguna

Pangsa pasar yang besar untuk manufaktur

Harga premi bagi manufaktur

Status dipasaran bagi manufaktur

Mengurangi tingkat kecacatan dan kesalahan mempunyai manfaat:

Mengurangi biaya dan beberapa gesekan bagi pengguna

Mengurangi secara dramatis embiayaan bagi manus lebih murah

Meningkatkan produktivitas lebih mudah diproduksi

Mengurangi inventaris dalam mendukung konsep tepat waktu

Kegiatan-kegiatan peningkatan mutu

Mengadakan infrastruktur yang diperlukan bagi upaya peningkatan mutu

Identifikasi apa yang perlu ditingkatkan dan proyek peningkatan mutu

Menetapkan tim proyek

Menyediakan tim dengan sumber daya , pelatihan, motivasi untuk:

a) Mendiagnose penyebab

b) Merangsanng perbaikan

c) Mengadakan pengendalian agar tetap tercapai perolehan.

2.1.3. Proses Kendali Mutu


Secara sederhana proses kendali mutu dimulai (Quality Control) dimulai dari menyusun
standar-standar mutu, selanjutnya mengukur kinerja dengan membandingkan kinerja yang ada
dengan standar yang telah ditetapkan. Apabila tidak sesuai, dilakukan tindakan koreksi. Bila
diinginkan peningkatan kinerja perlu menyusun standar baru yang lebih tinggi dan seterusnya.

v Kepuasan Pelanggan

Philip Kotler dalam bukunya Marketing Management, memberikan defenisi tentang


kepuasaan pelanggan (customer satisfaction):

Kepuasaan adalah tingkat eadaan yang dirasakan seseorang yang merupakan hasil dari
membandingkan penampilan atau outcome produk yang dirasakan dalam hubungannya dengan
harapan seseorang.

Kepuasaan pelanggan rumah sakit atau organisasi pelayanan kesehatan lain atau kepuasaan
pasien dipengaruhi banyak faktor, antara lain yangbersangkutan dengan:

Pendekatan dan prilaku petugas, perasaan pasien terutama saat pertama kali datang

Mutu informasi yang diterima, seperti apa yang dikerjakan, apa yang dapat diharapkan,
prosedur perjanjian

v Waktu tunggu

v Fasilitas umum yang tersedia

Fasilitas perhotelan untuk pasien seperti mutu makanan, privacy, dan pengaturan kunjungan

v Outcome terapi dan perawatan yang diterima.

Kepuasaan atau ketidakpuasaan adalah suatu keputusan penilaian. Puas atau tidak puas
tergantung pada:

a) Sikapnya terhadap ketidaksesuaian (rasa senang atau tidak senang)

b) Tingkatan daripada evaluasi untuk dirinya, melebihi, atau dibawah standar.

c) Produk dan kepuasaan pelanggan


d) Keputusan pelanggan dan kepuasaan produk

Kepuasaan pelanggan adalah hasil yang dicapai pada saat keistimewaan produk merespon
kebutuhan pelanggan. Ini biasanya sama dengan kepuasaan produk.

Kepuasaan produk adalah suatu rangsangan terhadap daya jual produk, dampak utama dari
kepuasaan produk adalah pada pangsa pasar, dan selanjutnya pada pendapatan dari penjualan.

Ketidakpuasaan pelanggan dan ketidak puasaan produk

Defesiensi produk pada dasarnya merupakan sumber dari ketidak puasaan pelanggan.
Akibatnya adalah timbul adanya keluhan, tuntutan, mengembalikan barang, klaim, dan lain-lain.

2.1.4. Mutu Dalam Pelayanan Kesehatan


Mutu pelayanan kesehatan adalah penampilan yang pantas atau sesuai (yang berhubungan
dengan standar-standar) dari suatu intervensi yang diketahui aman, yang dapat memberikan
hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan yang telah mempunyai kemampuan untuk
menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan kekurangan gizi (Milton
I Roemer dan C Montoya Aguiler, WHO, 1988)

Dalam bukunya The Definition And Approaches Its Assesment, Avedis Donabedian (1980)
mengatakan bahwa mutu adalah suatu sifat yang dimiliki dan merupaka suatu keputusan
terhadap unit pelayanan tertentu dan bahwa pelayanan dibagi kedalam dua golongan teknik
dan interpersonal.

Mutu dalam pelayanan kesehatan dapat dimaksudkan adalah dari aspek teknis medis yang
hanya berhubungan langsung antara pelayanan medis dan pasien saja, atau mutu kesehatan
dalam sudut pandang sosial dan pelayanan kesehatan secara keseluruhan, termasuk akibat-
akibat manajemen administrasi, keuangan, peralatan dan tenaga kesehatan lainnya.

Menilai mutu adalah suatu keputusan yang berhubungan dengan proses pelayanan, yang
berdasarkan tingkat dimana pelayanan memberikan kontribusi terhadap nilai outcomes.

Proses pelayanan dibagi dalam dua komponen utama, antata lain:


1. Proses interpersonal

Adalah wahana yang diperlukan untuk aplikasi dari pelayanan teknis, namun ia juga penting
dalam kaidah-kaidahnya sendiri, karena ia sendiri adalah mungkin sebagai trapi atau
penyembuh.

2. Pelayanan teknik(medis)

Adalah aplikasi ilmiah dan teknologi medis dan ilmu kesehatan lainnya, terhadap persoalan
kessehata seseorang. Manajemen pelayanan medis adalah gabungan atau interaksi antara
manajemen teknis medis dengan sosial psikologi antara klien dan praktisioner.

Arti mutu pelayanan kesehatan dari beberapa sudut pandang

a. Pengertian mutu untuk pasien dan masyarakat

mutu pelayanan merupakan suau empati, respek dan tanggap akan kebutuhannya, pelayanan
harus sesuai dengan kebutuhan mereka, diberikan dengan cara yang ramah pada waktu mereka
berkunjung.

Kepuasaan pasien adalah suatu kenyataan, tetapi sering diabaikan sebagai indikator mutu.

Kepuasaan pasien sering dipandang sebagai :

Suatu komponen yang penting dalam pelayanan kesehatan.

Berkaitan dengan kesemmbuhan dari sakit atau luka

Hal ini lebih berkaitan dengan konsekuenssi daripada sifat pelayanan kesehatan itu sendiri

Berkaitan pula dengan sasaran dan outcome dari pelayanan

Dalam penilaian mutu dihubungkan dengan ketetapan pasien terhadap mutu atau kebagusan
pelayanan
Pengukuran penting yang mendasar bagi mutu pelayanan, karena ia memberikan informasi
terhadap suksesnya provider bertemu dengan nilai dan harapan klien dimana klien adalah
mempunyai wewenang sendiri.

b. Untuk petugas kesehatan

Mutu pelayanan berarti bebas melakukan segala sesuatu secara profesional untuk
meningkatkan derajat kesehatan pasien dan masyarakat sesuai dengan ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang maju, mutu peralatan yang baik dan memenuhi standar yang baik(state of
the art)

Kepuasaan praktisioner adalah sebagai suatu ketetapan kebagusan terhadap penyediaan dan
keadaan dari pekerjaan praktisioner, untuk pelayanan oleh kolega-kolega atau dirinya sendiri.

c. Untuk manajer atau administrator

Bagi yayasan atau pmilik rumah sakit, mutu dapat berarti memiliki tenaga profesional yang
bermutu dan cukup.

Pelayanan medis yang baik

Pelayanan medis yang baik adalah praktek kedokteran (pengobatan) yang rasional yang
berdasarkan ilmu pengetahuan

Pelayanan medis yang baik menekankan pencegahan

Pelayanan medis yang baik, memerlukn kerjasama yanng cerdik (intelligent) antara pasien yang
awam dan para praktisi yang ilmiah medis

Pelayanan medis yang baik memperlakukan inddividu seutuhnya

Pelayanan medis yang baik, mempertahankan hhbungan pribadi yang akrab dan
berkesinambungan antara dokter dengan pasien

Pelayanan medis yang baik dikoordinasikan dengan pekerjaan kesejahteraan sosial


Pelayanan medis yang baik mengkoordinasikan semua jenis pelayanan kesehatan.

Pelayanan medis yang baik termasuk pelaksanaan semua pelayanan yang diperlukan dari ilmu
kedokteran modrn sesuai dengan kebutuhan semua orang

Mutu pelayanan kesehatan dalam perundang-undangan:

1. Undang-undang no 23 tahun 1992 tentang kesehatan

2. Mutu dalam kesehatan nasional (SKN)

Dalam SKN Keputusan Menteri Kesehatan RI No.99a/Men Kes/SK/III/1982 tentang berlakunya


Sistem Kesehatan Nasional dan pokok-pokok upaya kesehatan disebutkan bahwa tujuan
peningkatan upaya kesehatan adalah untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang bermutu,
merata dan terjangkau oleh masyarakat terutama yang berpenghasilan rendah dengan peran
serta masyarakat secara aktif.

Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi tiap
penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yng optimal, sebagai salah
satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional.

3. RP3JPK (1983)

Keptusan Menteri Kesehatan RI No.35/MenKes/SK/II/1983 tentang rencana pokok Program


Pembangunan Jangka panjang Bidang Kesehatan (1983/p4-19998/1999)

4. GBHN 1993, tap MPR No.II/MPR/1993

2.2. MENJAGA MUTU (QUALITY ASSURANCE) PELAYANAN KESEHATAN

Menjaga mutu (quality assurance) adalah terminologi dimana pada umumnya merujuk
pada usaha-usaha profesional pelayanan kesehatan dan institusi-institusi dalam menyediakan
fakta/ keterangan-keterangan/bukti dimana mutu dari utilisi pelayanan medis diselenggarakan

Empat Prinsip menjaga mutu:

1. Berorientasi kedepan untuk mempertemukan kebutuhan dan harapan pasien dan masyarakat
2. Memfokuskan pada sistem dan proses

3. Menggunakan data untuk menganalisis proses penyampaian pelayanan

4. Mendorong suatu pendekatan diri dalam pemecahan masalah dan peningkatan mutu

2.2.1. Syarat Progam menjaga mutu

v bersifat khas

v mampu melaporkan setiap penyimpangan

v fleksibel dan berorientasi pada masa depan

v mencerminkan dan sesuai kengan organisasi

v muudah dilaksanakan

v mudah dimengerti

v mamfaat program menjaga mutu:

v dapat lebih meningkatkan efektifitas pelayanan kesehata

v dapat lebihmeningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan

v dapat melindungi pelaksana pelayanan dari kemungkinan munculnya gugatan hukum

2.3. POS PELAYANAN TERPADU

POSYANDU

2.3.1. Pengertian Posyandu

Adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan
untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya
manusia sejak dini.

Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga
berencana. (Nasrul Effendi : 1998)
Kegiatan posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam
upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat, yang dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan
yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan
kesehatan dasar. (Nasrul Effendi : 1998)

Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan kesehatan yang dikelola dan
diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan
dalam rangka pencapaian NKBBS. (Nasrul Effendi : 1998)

2.3.2. Tujuan posyandu

a) mempercepat penurunan angka kematian Ibu dan Anak

b) Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR

c) Mempercepat penerimaan NKBBS

d) Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan


kegiatan-kegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat

e) Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam usaha


meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada penduduk berdasarkan letak geografi

f) Meningkatkan pembinaan dan peran serta masyarakat dalam rangka alih teknologi untuk
swakelola usaha-usaha kesehatan masyarakat.

2.3.3. Sasaran posyandu

Bayi berusia kurang dari 1 tahun

Anak balita berusia kurang dari 1 tahun

Anak balita berusia 1-5 tahun

Ibu hamil, ibu menyusu dan ibu nifas

Wanita usia subur


Kegiatan posyandu

a. Lima kegiatan Posyandu (Panca Krida Posyandu) :

hatan ibu dan anak

rga berencana

unisasi

gkatan gizi

nggulangan diare

b. Tujuh kegiatan posyandu

1. kesehatann ibu dan anak

2. keluarga berencana

3. immunisasi

4. peningkatan gizi

5. penanggulangan diare

6. sanitasi dasar

7. penyediaan obat esensial

2.3.4. Pembentukan Posyandu

Posyandu dibentuk dari pos-pos yang telah ada seperti

a. pos penimbangan balita

b. pos immunisasi

c. pos keluarga berencana


d. pos kesehatan

e. pos lainnya yang bentuk baru

f. persyaratan posyandu

g. penduduk RW paling sedikit terdapat 100 orang balita

h. terdiri dari 120 KK

i. disesuaikan dengan kemampuan petugas (Bidan Desa)

j. jarak antara kelompok rumah, jumlah KK dala satu tempat atau kelompok tidak terlalu jauh.

Alasan pendirian posyandu

Posyandu dapat memberika pelayanan kesehatan khususnya upaya pencegahan penyakit dan
PPPK sekaligus dengan pelayanan Kb posyandu dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh
masyarakat, sehingga menimbulkan rasa memiliki masyarakat terhadap upaya dalam bidang
kesehatan dan keluarga berencana.

2.3.5. Penyelenggaraan posyandu

Pelaksanaan kegiatan

Adalah anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi kader kesehatan setempat dibawah
bimbingan Puskesmas

Pengelola posyandu

Adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang berasal kader PKK, tokoh masyarakat
formal dan informal serta

Kader kesehatan yang ada diwilayah kerja tersebut.

Lokasi/letak posyandu

Berada ditempat yang mudah didatangi masyarakat


Ditentukan oleh masyarakat sendiri

Dapat merupakan lokal tersendiri

Bila tidak memungkinkan dapat dilaksanakan dirumah penduduk, balai rakyat, pos RT/RW atau
pos lainnya.

Pelayanan kesehatan yang dijalankan

a. Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita :

b. Penimbangan bulanan

c. PMT yang berta badannya kurang

d. Immunisasi bayi 3-14 bulan

e. Pemberian oralit yang menanggulangi diare

f. Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama

Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subur

1. pemeriksaan kesehatan umum

2. Pemeriksaan kehamilan dan nifas

3. Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil penambah darah

4. Immnunisasi TT untuk ibu hamil

5. Peyuluhan kesehatan dan KB

6. Pemberian alat kontrasepsi KB

7. Pemberian oralit pada ibu yang terkena diare

8. Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama

9. Pertolongan petama pada kecelakaan


Sikap lima meja di Posyandu

a. Meja I

Pendaftaran

Pencatatan bayi, balita,, ibu hamil, ibu menyusui, dan PUS

b. Meja II

Penimbangan balita dan ibu hamil

c. Meja III

Pengisian KMS

d. Meja IV

Diketahui berat badan anak yang belum mengikuti KB

Pelayanan TMT, oralit, vitamin A, tablet zat besi, pil ulangan, iodium.

e. Meja V

Pemberian imnunisasi

f. Pemeriksaan kehamilan

Pemeriksaan kesehatanan dan pengobatan

Pelayanan kontrasepsi IUD, suntikan dll

Untuk meja I sampai dengan IV dilaksanakan oleh kader kesehatan dan untuk meja V
dilaksanakan oleh petugas kesehatan diantaranya dokter, bidan, perawat juru immunisasi dan
sebagainya.

2.3.6. Prinsip dasar Posyandu


Pos Pelayanan Terpadu merupakan usaha masyarakat di mana terdapat perpaduan antara
pelayanan antara pelayanan profesional dan nonprofesonal (oleh masyarakat).

Adanya kerja sama lintas program yang baiki (KIA, KB, Gizi, Immunisasi, penanggulangan diare),
maupun lintas sektoral (depkes RI, Depdagri, Bangdes dan BKBBN).

Kelembagaan masyarakat (pos desa, kelompok timbangan/pos timbang, pos immunisasi, pos
keshatan dll)

Mempunyai sasaran penduduk yang sama.

Pendekatan yang digunakan adalah pengembangan PKMD/PHC

2.3.7. Pelaksanaan posyandu

Pos pelayanan terpadu melibatkan petugas puskesmas, petugas BKKBN sebagai penyelenggara
pelayanan profesional dan peran serta masyarakat secara aktif dan positif sebagai
penyelenggara pelayanan non profesional secara terpadu dalam rangka alih teknologi dan
swakelola masyarakat.

Dari segi petugas puskesmas

Pendekatan yang dipakai adalah pengembangan dan pembinaan PKMD

Perencanaan terpadu tingkat Puskesmas (mikro planning), lokakarya mini.

Pelaksanaan sistem 5 meja dan alih teknologi.

Dari segi masyarakat

Kegiatan swadaya masyarakat yang diharapkan adanya keder kesehatan

Perencanaan melalui musyawarah masyaarakat desa

Pelaksanaan melalui sistem 5 meja


Dukungan lintas sektoral sangat diharapkan mulai dari tahap persispa/perencanaan, pelaksanaan,
bahkan penilaian dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat baik dalam segi
motivasi maupun teknis dari masing-masing sektor.

Langkah-langkah pembentukan posyandu

Persiaan sosial :

Persiapan masyarakat sebagai pengelola dan pelaksana Posyandu

Menyusun wahana kegiatan posyandu

Pelaksanaan kegiatan posyandu

Kegiatan posyandu 1x sebulan atau lebih

Pengumpulan dana sehat

Pencatatn dan laporan kegiatan posyandu

Evaluasi kegiatan posyandu

Evaluasi hasil kegiatan yang sedang berjalan

Evaluasi hasil kegiatan yang sesuai dengan batas yang telah ditetapkan
USAHA KESEHATAN PERORANGAN, MASYARAKAT,
DAN LINGKUNGAN
oleh rinaindriyuli pada 29 Desember 2011

Usaha kesehatan (hygiene) perorangan lebih menitikberatkan kepada usaha peningkatan nilai
kesehatan perorangan. Contoh usaha kesehatan perorangan adalah makan makanan yang
memenuhi gizi, merebus air sampai matang, menggosok gigi secara teratur, memasak makanan
dengan memperhatikan gizinya, mencuci makanan sebelum memegang makanan, menutup
tempat air yang ada di rumah, tidak makan sembarangan, istirahat yang cukup, pemeriksaan
berkala. Usaha kesehatan masyarakat merupakan usaha untuk melindungi dan mempertinggi
derajat kesehatan masyarakat. Usaha-usaha tersebut diarahkan untuk memenuhi 3 tujuan yaitu
mencegah timbulnya penyakit, memperpanjang masa hidup manusia dan mempertinggi nilai
kesehatan. Contoh usaha kesehatan masyarakat adalah :

1. Memperbaiki kesehatan lingkungan


2. Mencegah dan memberantas penyakit infeksi
3. Mendidik masyarakat tentang prinsip-prinsip kesehatan perorangan
4. Mengkoordinasi tenaga-tenaga kesehatan untuk melayani pengobatan dan perawatan
5. Mengembangkan upaya masyarakat untuk mencapai tingkatan hidup yang setinggi-setingginya

Usaha kesehatan lingkungan (sanitasi) adalah usaha yang lebih menitikberatkan kepada
perbaikan lingkungan hidup secara fisik atau kepada faktor lingkungan yang mempengaruhi
kesehatan perorangan/masyarakat. Contoh usaha sanitasi antara lain adalah membuat jamban
keluarga (MCK), penyediaan sumber air minum yang bersih, pembuatan tempat pembuangan
sampah , pengendalian pencemaran tanah, udara dan air serta pengawasan terhadap sector
penyebab penyakit. Jika dikelompokkan masalah-masalah yang perlu mendapat perhatian untuk
diperbaiki, dijaga, dan ditingkatkan adalah masalah air, barang bekas dan limbah, makanan dan
minuman, perumahan, pencemaran, pengawasan hewan perantara yang menyebarkan penyakit
dan kesehatan kerja.
Keperawatan Komunitas

Jumat, 27 November 2009

SISTEM PELAYANAN KESEHATAN

By : HIRYAD

PENGERTIAN

SISTEM ; Suatu kesatuan atau tatanan yg terdiri dr kumpulan eleme-elemen yg saling


berinteraksi & saling bergantung dg yg lain & scr bersama-sama bergerak untuk mencapai
tujuan.

Unsur sistem : input, process, output, impact, feed back, environment.

Sistem yg terdiri dr berbagai elemen yg dikenal dg sub sistem, dapat pula membentuk suatu
sistem baru & dipandang sbg sistem lagi.

PELAYANAN : Kegiatan dinamis brp membantu menyiapkan, menyediakan & memproses serta
membantu keperluan orang lain (Soetanto,2003).

PELAYANAN KESEHATAN : Upaya yg diselenggarakan sendiri atau scr bersama-sama dlm suatu
organisasi untuk memelihara & meningkatkan kesehatan, mencegah & menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, klg, klp, & ataupun masy. (Lovey & Loomba)

SISTEM KESEHATAN : suatu kesatuan dari serangkaian usaha teratur yg terdiri atas berbagai
komponen guna mencapai suatu tujuan derajat kesehatan yg optimal bagi masyarakat.

SISTEM KESEHATAN

NASIONAL (SKN)
SKN : Suatu tatanan yg menghimpun berbagai upaya bangsa indonesia scr terpadu & saling
mendukung guna menjamin derajat kesehatan yg setinggi-tingginya sbg perwujudan
kesejahteraan umum seperti dimaksud dlm UUD 45.

Sub Sistem SKN

Sub sistem Upaya Kesehatan

Sub sistem Pembiayaan Kesehatan

Sub sistem Sumber Daya Manusia Kesehatan

Sub sistem Farmasi, Alkes,Makanan & Minuman

Sub sistem Manajemen & Informasi Kesehatan

Sub sistem Pemberdayaan Masyarakat

UPAYA KESEHATAN

2 UNSUR UTAMA :

UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

UPAYA KESEHATAN PERORANGAN

UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)

UKM : setiap kegiatan oleh pemerintah dan atau masy, dunia usaha, untuk memelihara &
meningkatkan kes., mencegah & menanggulangi timbulnya masalah kes di masy.

UKM mencakup : promosi kes, pemberantasan penyk. Menular, pengendalian penykt. Tdk
menular, penyehatan lingk & penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masy, pengamanan
penggunaan zat adiktif dlm makanan & minuman, pengamanan narkotika, psikotropika,zat
adiktif dan bahan berbahaya, serta penanggulangan bencana & bantuan kemanusian

UPAYA KESEHATAN PERORANGAN (UKP)

UKP : setiap kegiatan yg dilakukan oleh pemerintah dan atau masy, dunia usaha untuk
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan.

Meliputi : promosi kes, pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, rawat inap,
pembatasan kecacatan & pemulihan yg ditujukan thd perorangan.

PRINSIP UPAYA KESEHATAN

UKM terutama diselenggarakan oleh pemerintah dg peran aktif masy. & swasta.

UKP diselenggarakan baik oleh pemerintah, maupun masy & dunia usaha.

Bersifat menyeluruh,terpadu, berkelanjutan, terjangkau, berjenjang, profesional & bermutu

Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh swasta harus memperhatikan fungsi sosial

Penyelenggaraan upaya kesehatan termasuk pengobatan tradisional & alternatif, harus tdk
bertentangan dg kaidah ilmiah.

Penyelengaraan upaya kesehatan hrs sesuai dg nilai & norma sosial budaya serta moral &
etika profesi.

TINGKATAN / STRATA UKP

UKP STRATA PERTAMA :

UKP tingkat dasar yg mendayagunakan ilmu penget & teknologi kes dasar yg ditujukan kpd
perorangan.
Penyelenggara ; pemerintah, masy & swasta

Diwujudkan dlm bentuk yan profesional : puskesmas, praktik perawat, bidan, dokter, balai
pengobatan, rumah bersalin.

Layanan penunjang ; apotek, toko obat. Lab klinik,optik.

UKP STRATA KEDUA ;

UKP tingkat dasar yg mendayagunakan ilmu penget & teknologi kes Spesialistik yg ditujukan
kpd perorangan.

Penyelenggara ; pemerintah, masy & swasta

Diwujudkan dlm bentuk yan profesional : RS kelas C & B non pendidikan milik pemerintah &
swasta, prakrik dokter spesialis.

Layanan penunjang ; apotek, toko obat. Lab klinik,optik

UKP STRATA KETIGA :

UKP tingkat dasar yg mendayagunakan ilmu penget & teknologi kes Subspesialistik yg
ditujukan kpd perorangan.

Penyelenggara ; pemerintah, masy & swasta

Diwujudkan dlm bentuk yan profesional : praktik dokter spesialis konsultan, RS kelas B
pendidikan & kelas A.

Layanan penunjang ; apotek, toko obat. Lab klinik,optik.

You might also like