Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
Personal hygiene berasal dari bahasa yunani, berasal dari kata personal yang
artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Dari pernyataan tersebut dapat
diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik
terhadap perawatan diri, serta persepsi terhadap perawatan diri. (Alimul Aziz,
2009)
4. Pencegahan penyakit.
3
6. Menciptakan keindahan.
Perawatan yang harus diberikan kepada klien lanjut usia terutama yang
2000) :
1. Perawatan kulit
Kulit merupakan salah satu aspek vital yang perlu diperhatikan hygiene
tubuh dari pengaruh lingkungan. Begitu vitalnya kulit, maka setiap ada
gangguan dalam kulit, dapat menimbulkan berbgai masalah yang serius dalam
bakteri yang menempel pada kulit dengan menggunakan air dan bahan lainnya
2010)
berikut :
4
a) Kulit halus dan kering
e) Ada turgor yang baik (elastis dan tetap) dengan kulit yang secara
Cidera di kulit (mis. Kaki) dapat menimbulkan sensasi nyeri serta sangat
beban tubuh, sedangkan tangan lebih bersifat manipulatif dari pada suportif.
Ketangkasan tangan banyak karena besarnya rentang gerak antara ibu jari dan
jari yang lainnya, sehingga setiap kondisi yang mengenai tangan secara
otomatis akan mengganggu dalam hal perawatan diri. Ciri kuku kaki dan
tangan yang bersih yaitu kuku pendek dan bersih. (Andarmoyo, 2012)
Perawatan kaki, tangan dan kuku secara wajar sangat penting artinya
bagi manusia dalam usia berapapun dan kapanpun, akan tetapi dengan
bertambahnya usia dan terutama pada saat sakit perawatan kaki, tangan dan
kuku akan semakin penting. Perawatan kaki, tangan yang baik dimulai dengan
bahkan kuman-kuman penyakit. Oleh karena itu, harus selalu disarankan agar
lanju usia secara teratur memotong kukunya 1 kali dalam seminggu . Bagi yang
c. Potong kuku jari tangan dan kaki serta mengikirnya dalam bentuk ovale.
diantarnya:
a. Ingrown nail, kuku tangan tidak tumbuh-tumbuh dan dirasakan sakit pada
daerah tersebut.
c. Rams horn nail, gangguan kuku yang ditandai dengan pertumbuhan yang
sedap.
6
3. Perawatan rongga mulut dan gigi.
Kebersihan gigi dan mulut harus tetap dijaga dengan menyikat gigi dan
bakteri, dan mengurangi ketidaknyamanan yang di hasilkan dari bau dan rasa.
Bagi lansia yang masih mempunyai gigi agak lengkap dapat menyikat giginya
sendiri 2 kali sehari, pada pagi dan malam sebelum tidur. (Maryam, 2010)
Bagi lansia yang menggunakan gigi palsu dapat dipelihara dengan cara :
a. Gigi palsu dilepas, dikeluarkan dari mulut dengan menggunakan kassa atau
c. Pada waktu tidur, gigi palsu dilepas dan direnda dalam air bersih di dalam
gelas.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dewi Ika Sari Hari Poernomo dan
kebersihannya, sebab malalui organ ini berbagai kuman dapat masuk. Mulut
merupakan organ pertama pada saluran pencernaan yang meluas dari bibir
sampai ke istimus fausium yaitu perbatasan antara mulut dengan faring. Dasar
7
mulut sebagian besar dibentuk oleh anterior lidah dan lipatan balik membran
mukosa. Sisi lidah pada gusi di atas mendibula. Garis tengah lipatan membran
lidah dengan dasar mulut. Organ kelengkapan pada mulut di antara bibir, pipi
rongga, lidah dan ototnya, hard dan soft palate. Mukosa mulut normalnya
berwarna merah jambu terang (light pink) dan lembab. Pada dasar mulut dan
area bawah lidah kaya akan pembuluh darah. Tipe dari ulcer atau trauma dapat
mengakibatkan perdarahan.
Ciri ciri rongga mulut yang sehat (Andarmoyo, 2012), antara lain :
Masalah atau gangguan pada mulut dan gigi menurut Alimul Aziz (2009)
diantaranya :
a. Halitosis, bau napas tidak sedap yang dapat disebaban oleh kuman atau
lainnya.
8
f. Glostitis, radang pada lidah.
4. Perawatan Rambut.
membuat penampilan rambut klien kusut, kusam dan tidak rapi serta tampak
acak-acakan. Pada lansia, rambut aksila dan pubis berkurang pada lansia
wanita. Rambut kepala menjadi tipis dan berubah warna, yaitu abu-abu akibat
Untuk mereka yang sama sekali tidak mencuci rambutnya sendiri baik
karena habis sakit atau kondisi fisiknya yang tidak memungkinkan, dapat
mencuci rambutya di tempat tidur dengan bantuan salah satu aggota keluarga.
Bila lanjut usia sering atau banyak berbaring di tempat tidur harus lebih di
9
rambut kusut, kering dan berbau serta gatal-gatal. Rambut yang kurang
a. Kutu.
b. Ketombe.
c. Botak.
Secara normal tidak ada perawatan mata secara khusus yang diperlukan
untuk mata secara terus-menerus dibersihkan oleh air mata, sedangkan kelopak
mata dan bulu mata mencegah masuknya partikel-partikel asing ke dalam mata.
kotoran kotoran yang ada pada organ-organ ini sehingga dapat berfungsi
pendengaran.
bila substansi benda asing berkumpul pada kanal/liang telinga luar maka akan
menganggu. Khususnya pada lansia akan rentan terhadap masalah ini. Hidung
Ciri ciri mata, telinga dan hidung yang bersih (Andamoyo, 2012), yaitu
10
1. Mata bersih.
4. Hidung bersih.
Masalah kebersihan dan kesehatan mata, telinga dan hidung yang akan
berikut :
a. Infeksi mata
1) Hordoleum.
2) Konjungtivitis.
3) Keratitis.
1) Ketidaknyamanan lensa.
3) Pandangan kabur.
5) Infeksi kornea.
1) Rinits.
2) Sinusitis.
11
2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene
1. Praktik sosial
praktik hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah orang
dirumah, dan ketersediaan air dan/atau air mengalir hanya merupakan beberapa
lingkungannya yang baru, privasi tersebut akan mereka dapatkan dalam rumah
membungkuk unuk masuk maupun keluar bak mandi kecuali kamar mandi
Perry, 2005)
2. Citra tubuh
fisik. (Potter dan Perry, 2005). Gambaran indivu terhadap dirinya sangat
3. Status sosioekonmi
12
Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik
seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, dan alat mandi yang semuanya
4. Pengetahuan
Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Nur Khalifah Rizky dengan judul
personal hygiene (p = 0,002 < = 0,05). Serta didukung juga dengan penelitian
yang dilakukan oleh Isna Fera Firdaus dengan judul Hubungan Tingkat
13
dengan tindakan personal hygiene pada lansia di Desa Cikakak Kecamatan
5. Budaya
6. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri,
7. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemungkinan untuk merawat diri berkurang, dan
untuk melakukan hygiene. Contoh pada pasien yang terpasang traksi atau gips.
8. Keluarga
unit keluarga dan kemampuan untuk mencapai tujuan. Pada saat kepuasan
14
tersebut cenderung untuk merasa positif mengenai diri mereka sendiri dan
9. Pilihan pribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk
berbeda (mis, sampo, sabun, deodoran, pasta gigi) menurut pilihan dan
Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Sri Agustin Tabara dengan judul
Kelurahan Bangetayu Wetan Semarang Tahun 2015 mendapatkan hasil yaitu faktor
personal hygiene.
lebih besar dalam masalah hygiene. Resiko ini timbul akibat efek samping obat,
fisik yang berpotensi menciderai integumen atau struktur yang lain. (Andarmoyo,
2012)
15
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Tahap pengkajian dalam proses keperawatan merupakan proses dinamis yang terorganisasi
dan, meliputi tiga aktivitas dasar yaitu, mengumpulkan data secara sistematis, memilah dan
mengatur kembali data dan mendokumentasikan data (Tarwoto & Wartonah, 2006).
Pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan pada masalah personal hygiene adalah:
1) Rambut
2) Kepala
o Ketombe
o Berkutu
o Adakah eritema
o Kebersihan
3) Mata
o Kebersihan mata
16
4) Hidung
o Adakah pilek
o Adakah alergi
o Adakah perdarahan
o Kebersihan hidung
5) Mulut
o Kelembapannya
o Adakah lesi
o Kebersihannya
6) Gigi
o Kelengkapan gigi
o Pertumbuhan gigi
o Kebersihan
o Bentuknya bagaimana
o Warnanya
o Adakah lesi
17
2. Analisa Data
Analisa data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan secara sistematis
Pengumpulan data merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang
terkumpul didapatkan data dasar dan data fokus. Pengumpulan data dimulai sejak pasien
masuk rumah sakit (Intial assessment), selama klien dirawat secara terus menerus (Ongoing
3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah ini bertujuan untuk mendiskripsikan masalah apa yang akan dicapai.
Masalah keperawatan yang akan dicapai dilihat berdasarakan teori kebutuhan dasar dan hasil
4. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Kebutuhan Dasar Menurut Fortinash dan Holoday-Worret
(2000), diagnosa keperawatan berdasarkan NANDA (2017), yang mungkin muncul, yakni:
o Keputusasaan
o Konstipasi
o Koping defensif
o Ketidakberdayaan
o Defisiensi pengetahuan
o Ketidakseimbangan nutrisi
18
o Defisit perawatan diri : berpakaian
o Distress spiritual
Merupakan petunjuk tertulis yang menggambarkan secara tepat mengenai rencana tindakan
keperawatan.
6. Tindakan keperawatan.
Adalah tindakan yang akan dilaksanakan oleh perawatan yang mengacu pada rencana tidakan
7. Evaluasi
Evaluasi merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk menialai hasil akhir dari
19