You are on page 1of 28

REFERAT

ILMU KESEHATAN KELAUTAN


HUBUNGAN TERAPI HIPERBARIK OKSIGEN DENGAN

NEUTROFIL

Pembimbing:
Mayor Laut (K) dr. Titut Harnanik., M.Kes

Penyusun :

Intan Jamilah Naery (2016.04.2.0088)


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HANG TUAH

RSAL dr. RAMELAN SURABAYA

2017
LEMBAR PENGESAHAN

Judul referat HUBUNGAN TERAPI HIPERBARIK OKSIGEN DENGAN


NEUTROFIL telah diperiksa dan disetujui sebagai salah satu tugas baca
dalam rangka menyelesaikan studi kepaniteraan Dokter Muda di bagian
LAKESLA.

Mengetahui,
Dosen Pembimbing
Mayor Laut (K) dr. Titut Harnanik., M.Kes
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan bimbingan-Nya, penyusun dapat menyelesaikan tugas referat
dengan judul HUBUNGAN TERAPI HIPERBARIK OKSIGEN DENGAN
NEUTROFIL. Referat ini disusun sebagai salah satu tugas wajib untuk
menyelesaikan kepaniteaan klinik di bagiab LAKESLA RSAL dr. RAMELAN
Surabaya, dengan harapan dapat dijadikan sebagai tambahan ilmu yang
bermanfaat bagi pengetahuaan penulis maupun pembaca.
Dalam penulisan dan penyusunan referat ini tidak lepas dari bantuan
dan dukungan berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Mayor Laut (K) dr Titut Harnanik., M.Kes.
2. Para dokter di bagian LAKESLA RSAL dr. RAMELAN Surabaya.
3. Para perawat dan pegawai di LAKESLA RSAL dr. RAMELAN Surabaya.

Kami menyadari bahwa penyusunan tugas referat ini masih jauh dari
sempurna, maka dari itu penyusun memohon maaf atas segala kekurangan
yang ada. Akhir kata dengan segala kerendahan hati, semoga tugas referat ini
dapat bermanfaat bagi kepentingan masyarakat luas.

Surabaya, 5 Agustus 2017

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Terapi oksigen hiperbarik (HBOT) adalah terapi medis yang
menggunakan oksigen di lingkungan bertekanan, pada tekanan
yang lebih tinggi dari 1 atmosfir absolut (ATA). Tekanan yang
meningkat memungkinkan oksigen melarutkan dan menjenuhkan
plasma darah yang menghasilkan beragam efek fisiologis, biokimia
dan seluler yang positif. Pengobatan ini berlangsung selama 60-90
menit, selama pasien berbaring dan bernafas dengan normal.(oxy)
Neutrofil adalah fagosit, yang berarti menelan
mikroorganisme berbahaya yang masuk ke dalam tubuh. Ketika
mikroorganisme yang tertelan, butiran yang mengandung enzim
pencernaan dan protein sitotoksik yang dilepaskan ke dalam vesikel
fagositosis, dan mikroorganisme ini hancur. Namun, setiap sel hanya
mampu satu aktivitas fagositosis.

Beberapa penelitian telah meneliti hubungan hiperbarik


oksigen dengan neutrofil berperan pada proses peradangan.
Neutrophil apoptosis penting dalam resolusi peradangan pada luka
kronis. Terapi hiperbarik oksigen (HBO), inhalasi sebentar oksigen
100% lebih besar dari tekanan atmosfir, tampaknya merupakan
pengobatan yang efektif untuk luka kronis. Tujuannya adalah untuk
menggunakan sel HL-60 yang terdiferensiasi menggunakan all-trans
retinoic acid (ATRA) (sel mirip neutrofil) untuk menguji hipotesis
bahwa peningkatan aktivitas antimikroba yang disebabkan HBO
dapat menyebabkan peningkatan apoptosis, sehingga berkontribusi
terhadap neutrofil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Terapi Oksigen Hiperbarik


2.1.1 Definisi
Terapi oksigen hiperbarik adalah penggunaan 100% oksigen pada
tekanan yang lebih tinggi dari tekanan atmosfer. Pasien akan tetap
menghirup 100% oksigen secara bertahap bersamaan dengan peningkatan
tekanan kamar tetapi menjadi lebih dari 1 atmosfer absolut (ATA). Ariyo

2.1.2 Ruang Udara Bertekanan Tiggi (RUBT)


RUBT merupakan suatu tabung yang dari plat baja atau aluminium
alloy dan dibuat sedemikian rupa sehingga mampu diisi udara tekan mulai
dari 1 ATA sampai beberapa ATA, tegantung jenis dan penggunaannya.
Saat ini RUBT merupakan alat pendukung untuk kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan tekanan lebih dari 1 ATA. (Riyadi, 2013)
Bentuk RUBT disesuaikan kegunaannya. Jenis-jenis RUBT antara lain:
1. Large multi compartment chamber
Dipakai dalam pengobatan
Mampu diisi tekanan lebih dari 5 ATA
Mampu menampung beberapa orang
2. Large multi compartment for treatment
Dipakai dalam pengobatan
Mampu diisi tekanan 2-4 ATA
Mampu menampung beberapa orang
3. Portable high pressure multi-man chamber
Dapat dipindahkan
Dipakai untuk pengobatan penyelam / pekerja Caisson
Mampu menampung lebih dari 1 orang
4. Portable high or low pressure one-man chamber
Untuk pengobatan / transport
Mampu menampung 1 orang

2.1.3 Aspek Fisika


Terapi hiperbarik juga berdasarkan teori fisika dasar, yaitu : (Riyadi,
2013)
a. Hukum boyle
Ditemukan oleh Sir Robert Boyle (1627-1691) dan Edme
Mariotte (1620-1684) dan dapat disebut juga hukum Boyle-Mariotte
: produksi temperatur (P) dan volume (V) gas pada temperatur (T)
yang sama tetap konstan
P1 x V1=P2 x V2 pada saat T = konstant
b. Hukum Amontons
Ditemukan oleh Guillaume Amontons(1663-1705) dan
diterbitkan secara mendetail oleh Thomas Graham (1805-1869)
dan dapat disebut hukum Graham hasil bagi tekanan (P) dan
temperatur (T) gas pada volume (V) yang sama tetap konstan

Dimana T dalam Kelvin (K)


c. Hukum Dalton
Dideskripsikan pertama kali oleh John Dalton (1766-1844).
Hukum ini disebut juga hukum dalton gas parsial. Menyatakan total
tekanan dari gas campuran adalah jumlah tekanan masing-masing
gas
Ptot = P1 + P2 + P3 +...+ Pn

d. Hukum Henry
Diformulasikan pertama kali oleh William Henry (1775-1836)
menyatakan : massa gas (C) yang larut di dalam cairan sebanding
dengan tekanan gas (P) (gas tidak bereaksi dengan solvent)
Dimana :
P = tekanan gas parsial di atas cairan
C = konsentrasi gas dalam cairan
= koefisien kelarutan bunsen (spesifik untuk gas dan cairan)
e. Hukum Charles
Ditemukan pertama kali oleh Jacques Alexandre Cesar
Charles (1746-1823), yang menyatakan , Dibawah tekanan
konstan, sebuah volume gas ideal proporsional dengan temperatur
absolutnya.
V1 / T1 = V2 / T2

2.1.4 Mekanisme Kerja


Pengobatan oksigen hiperbarik secara umum didasarkan pada
pemikiran-pemikiran / alasan-alasan sebagai berikut (DVM, 2012):

1. Hiperoksigenasi
Bernapas dengan oksigen murni 100% pada tekanan 2-3
atm memberikan 20 kali lebih banyak oksigen ke jaringan
daripada dalam kondisi normal (21%). Hal ini memberikan
manfaat bagi jaringan iskemik lewat aliran darah marginal.
2. Tekanan Langsung
Oksigen pada tekanan rendah akan memperkecil volume
gelembung gas yang mengarah ke reabsorbsi. Hal ini berguna
pada arteri yang mengalami emboli gas dan nitrogen dalam
jaringan, yang disebabkan karena kecelakaan menyelam.
3. Bakterial dan Bakterisidal
Hiperoksigenasi dari jaringan akan meningkatkan
pembunuhan bakteri terutama yang bersifat anaerob, dan
penting dalam menyembuhkan infeksi yang resisten. HBOT
memfasilitasi sistem peroksidase oksigen sesuai dengan
tempat leukosit membunuh bakteri tersebut.
4. Vasokonstriksi
Terapi HBO dapat menyebabkan penyempitan dari lumen
pembuluh darah, terutama di jaringan yang terluka, sehingga
mengurangi oedema dan penting dalam pengobatan luka
bakar, crush injury dan injury tissue.
5. Angiogenesis
HBOT memicu aliran darah kolateral yang diproduksi oleh
peningkatan fibroblas pada jaringan yang terluka, sehingga
menyebabkan peningkatan kolagen. Oleh karena itu Di daerah
yang iskemik, oksigen hiperbarik mendorong atau merangsang
pembentukan pembuluh darah kapiler baru sehingga dapat
meingkatkan kecepatan penyembuhan luka.

6. Stimulasi Superoksida Dismutase (SOD)


Superoksida dismutase merupakan salah satu antioksidan
utama tubuh dan melawan radikal bebas. HBOT merangsang
antioksidan yang baik untuk perbaikan jaringan yang terjadi
peradangan akibat produk radikal bebas.
7. Antibiotik Sinergi
HBOT bersinergi dengan antibiotik berikut :
fluoroquinolones, aminoglikosida, dan amfoterisin B. Antibiotik
ini menggunakan oksigen untuk melintasi membran sel.
8. Penurunan Lactic Acid
HBOT menurunkan akumulasi laktat pada jaringan iskemik,
yang sangat membantu pada fase penyembuhan.
9. Leucocyte Oxidative Killing
Dalam lingkungan anaerobik, kapasitas leukosit berkurang.
Dengan memberikan oksigen tambahan, kapasitas dekstruktif
leukosit lebih meningkat.
10. Menurunkan Inflamasi
HBOT mengurangi peradangan dengan beberapa
mekanisme. Sitokin dan mediator inflamasi lainnya, termasuk
asam laktat yang dibersihkan dengan HBOT. HBOT
merangsang antioksidan dalam tubuh untuk mengurangi
inflamasi.
11. Meningkatkan Stem sel
HBOT memicu delapan kali lebih tinggi dari tingkat normal
agar stem sel keluar dari bone marrow dan mengatasi daerah
inflamasi.

2.1.5 Indikasi Terapi Oksigen Hiperbarik


Indikasi TOHB diklasifikasikan menurut katagori yang dibuat oleh
The Committee of Hyperbaric Oxygenation of the Undersea and the
Hyperbaric Medical Society yang telah mengalami revisi, dalam revision
tersebut tidak lagi dimasukkan golongan penyakit untuk penelitian, namun
hanya memakai accepted categorization. Adapun penyakit yang termasuk
katagori yang diterima adalah (LAKESLA, 2016):
Emboli udara
Anemia karena kehilangan banyak darah
Insufisiensi arteri perifer akut
Infeksi bakteri
Keracunan karbonmonoksida
Crush injury and reimplanted appendages
Keracunan sianida
Penyakit dekompresi
Gas gangrene
Infeksi jaringan lunak oleh kuman aerob dan anaerob
Osteomyelitis
Luka tidak sembuh akibat hipoperfusi dan trauma lama

2.1.6 Kontraindikasi Terapi Oksigen Hiperbarik


1. Kontraindikasi absolut (LAKESLA, 2016)
a. Pneumothorak yang belum dirawat
b. Keganasan yang belum diobati atau keganansan metastaik
c. Kehamilan
2. Kontaraindikasi relatif
a. ISPA
b. sinusitis kronis
c. penyakit kejang
d. emfisema yang disertai dengan retensi CO2
e. panas tinggi yang tidak terkontrol
f. riwayat pneumothorax spontan
g. riwayat operasi dada
h. riwayat operasi telinga
i. infeksi virus
j. riwayat neuritis optic

2.1.7 Komplikasi
Efek samping yang paling umum adalah (Jain K.K, 2016):

a. Myopia dan katarak


b. Otorrhagia
c. Barotrauma telinga
d. Barotrauma paru
e. Barotrauma sinus
f. Kejang
g. Keracunan O2
2.2 Neurtofil
2.2.1 Morfologi
Neutrofil merupakan 60-70% leukosit yang beredar. Diameternya12-
15m pada sediaan apus darah dengan inti yang terdiri atas 2-5 lobus yang
dihubungkan dengan jembatan inti yang halus. Neutrofil berbentuk sferis
dan tidak aktif saat berada dalam sirkulasi tetapi menjadi aktif ameboid
selama diapedisis dan saat melekat pada substrat solid seperti kolagen
pada matriks ekstrasel.(Junquiera, 2011)

Neutrofil adalah sel berumur pendek, dengan waktu paruh 6-7 jam
dalam darah dan memiliki rentang hidup selama 1-4 hari dalam jaringan
ikat sebelum mengalami apoptosis.(Junqueira, 2011)

2.2.2 Granul
Sitoplasma neutrofil mengandung dua jenis granul utama. Granul
yang lebih banyak adalah granul spesifik, yang sangat kecil dan dekat
diambang batas resolusi mikroskop cahaya dan granul azurofil yang
merupakan lisosom khusus dengan komponen untuk membunuh bakteri
yang ditelan.(Junqueira, 2011)

2.2.3 Pembentukan Neutrofil


Sel induk hematopoietik adalah sel pluripotent yang mampu replikasi diri
dan diferensiasi. Sel induk berkomitmen mampu berkembang menjadi
mieloblas terbentuk dari multipoten sel induk hematopoietik. Pertama 3
tahap morfologis dalampengembangan neutrofil matang mampu replikasi.
Kemudian tahap pembentukan neutrofil hanya menjalani differensasi sel.
(Nader ,2013)

a. Tahap Myeloblast

Sel myeloblast memiliki inti besar, bulat atau oval, dan memiliki
sejumlah kecil sitoplasma. Tidak ada kondensasi kromatin diamati, dan
25 nukleolus hadir. Tidak ada butiran terdapat pada sitoplasma pada
tahap ini (Nader ,2013).

b. Tahap Promyelocyte

Sel promyelocyte lebih besar dari myeloblast tersebut. Inti bulat atau
oval, dan kromatin nuklir menyebar, seperti di myeloblast tersebut.
Nukleolus cenderung menjadi kurang menonjol sebagai sel
berkembang. Butiran azurophilic atau primer muncul pada tahap ini, tapi
butiran sekunder belum hadir. Butiran primer bertunas dari permukaan
cekung kompleks Golgi (Nader ,2013).

c. Tahap mielosit

Pada tahap mielosit, butiran-butiran sekunder muncul. Butiran ini


lebih kecil dari butiran primer dan mewarnai berat untuk glikoprotein.
Latar belakang yang groundglass merah muda, yang merupakan
glikoprotein itu, diobservasi ketika sel diwarnai. Butiran sekunder
muncul dari permukaan cembung kompleks Golgi. The mielosit inti
eksentrik dan bulat atau oval. Kromatin nuklir kasar. Nukleolus lebih
kecil dan kurang menonjol dalam tahap mielosit bila dibandingkan
dengan tahap promyelocyte. Pembentukan granul utama terbatas pada
tahap promyelocyte. Dengan setiap pembelahan sel berikutnya,jumlah
butiran primer menurun. Dalam neutrofil matang, rasio butiran sekunder
untuk butiran utama pada manusia adalah sekitar 2-3: 1 ( Nadler ,2013).

2.2.4 Fungsi neutrofil


Neutrofil adalah fagosit, yang berarti menelan mikroorganisme
berbahaya yang masuk ke dalam tubuh. Ketika mikroorganisme yang
tertelan, butiran yang mengandung enzim pencernaan dan protein
sitotoksik yang dilepaskan ke dalam vesikel fagositosis, dan
mikroorganisme ini hancur. Namun, setiap sel hanya mampu satu aktivitas
fagositosis.

Selama respiratory burst, suatu NADPH (adenin fosfat dinukleotida


nikotinamid) enzim oksidase, yang menghasilkan sejumlah besar
superoksida (oksigen reaktif), diaktifkan. Superoksida spontan dismutates
untuk peroksida hidrogen, yang kemudian diubah menjadi asam hipoklorit
(HOCI). Banyak peneliti percaya bahwa sifat bakterisidal HOCl cukup untuk
menghancurkan bakteri yang ditelan oleh neutrofil tersebut.
Ekstraseluler neutrofil juga bisa melepaskan perangkap ekstraseluler yang
merupakan serat yang terbuat dari kromatin dan protease serin yang
menjebak dan membunuh mikroba luar. Selain sifat antimikroba, juga dapat
bertindak sebagai penghalang yang mencegah patogen yang menyebar ke
seluruh tubuh. Syahran
2.2.5 Neutrofil melakukan metabolisme
Beberapa enzim dan protein pada neutrofil

Neutrofil juga mengandung glikogen, yang dirombak menjadi


glukosa untuk menghasilkan jalur glikolisis. Kesanggupan neutrofil
bertahan hidup dalam lingkungan anaerob menguntungkan karena sel-sel
tersebut dapat mematikan bakteri dan membantu memebersihkan debris di
daerah yang miskin oksigen, misalnya jaringan peradangan atau nekrosis.

Neutrofil dalam proses peradangan dimediasi oleh:


Selectin: molekul pada leukosit (L-selectin) dan endotelium
(E-selectin, P-selectin) bertindak sebagai reseptor untuk
mengikat longgar untuk digulirkan.
ICAM-1: molekul adhesi interseluler 1 memberikan adhesi
adhesi lebih baik, melalui integrin pada permukaan neutrofil,
ke endotelium.
CD31: sel ini untuk molekul adhesi sel di diapedesis.
C5a dan LTB4: chemotaxis dibantu oleh komponen C5a dari
aktivasi komplemen, bersama dengan leukotriene B4, produk
jalur lipo-oksigenase metabolisme asam arakidonat.
C3b dan IgG: opsonin seperti komponen C3b dari aktivasi
komplemen, serta imunoglobulin G, melapisi benda asing
seperti bakteri untuk membantu fagositosis dengan mengikat
reseptor leukosit.
Myeloperoxidase, lysozyme: setelah ditelan, membunuh
bakteri terjadi melalui pembentukan spesies oksigen beracun
(superoksida) yang diubah menjadi hidrogen peroksida dan
selanjutnya dikonversi menjadi radikal hipoklorida oleh
myeloperoxidase dari butiran neutrofil. Dengan tidak adanya
oksidasi, lisozim dari butiran neutrofil dapat membentuk
lubang pada membran mikroba.
2.3 Hubungan HBO dengan Neutrofil
Neutrophil apoptosis penting dalam resolusi peradangan pada luka
kronis. Terapi hiperbarik oksigen (HBO), inhalasi sebentar oksigen 100%
lebih besar dari tekanan atmosfir, tampaknya merupakan pengobatan yang
efektif untuk luka kronis. Tujuannya adalah untuk menggunakan sel HL-60
yang terdiferensiasi menggunakan all-trans retinoic acid (ATRA) (sel mirip
neutrofil) untuk menguji hipotesis bahwa peningkatan aktivitas antimikroba
yang disebabkan HBO dapat menyebabkan peningkatan apoptosis,
sehingga berkontribusi terhadap neutrofil. Pembersihan dari luka kronis. Sel
HL-60 yang terdiferensiasi ATRA, model neutrofil in vitro, digunakan untuk
menguji efek normoksia, hipoksia (5% O2), hipoksia (95% O2), normoksi
hiperbarik (tekanan) (8,8% O2 pada 2,4 ATA) dan HBO (97,9% O2 pada
2,4 ATA) pada fungsi antimikroba [pewarnaan NBT, superoksida dan H2O2,
dan aktivitas fagositosis] dan apoptosis (aktivitas caspase 3/7 dan
perubahan morfologi yang diamati dengan menggunakan pewarnaan aman
SYBR). Paparan HBO 90min tunggal menyebabkan peningkatan aktivitas
burst pernafasan sel-sel neutrofil pasca pemaparan. Fagositosis
Staphylococcus aureus juga meningkat. Perlakuan awal HBO memiliki efek
pro-apoptosis, meningkatkan aktivitas caspase 3/7 dan menyebabkan
perubahan morfologis yang terkait dengan apoptosis. Data ini berkontribusi
untuk menjelaskan keefektifan HBO dalam pengobatan luka kronis.(NCBI,
2013)

Neutrophil apoptosis dan clearance oleh makrofag sangat penting


untuk penyembuhan luka. Bukti menunjukkan bahwa paparan oksigen
hiperbarik (HBO) dapat meningkatkan apoptosis neutrofil, namun efek HBO
yang mengarah ke pembersihan neutrofil oleh makrofag masih belum jelas.
Dalam studi saat ini, neutrofil sapi dan monobit yang diturunkan dari
makrofag (MDM) dikultivasi di bawah HBO (97,9% O2, 2,1% CO2 2,4 atm
absolut (ATA)) (1 atm = 101,325 kPa), normoksia hiperbarik (8,8% O2 pada
2,4 ATA), hipoksia normobaric (95% O2, 5% CO2), normoksia (udara), dan
hipoksia normobarik (5% O2, 5% CO2). Fagositosis neutrofil segar dan 22
jam selama MDM meningkat setelah pengobatan awal HBO, yang dinilai
menggunakan flow cytometry dan mikroskop cahaya. Pembersihan
neutrofil yang disempurnakan disertai dengan peningkatan kadar H2O2
setelah perlakuan awal HBO dengan pengaturan ekspresi Mrna IL-10 (anti-
inflamasi sitokin) pada MDMPS yang dipicu oleh LPS yang telah menelan
neutrofil berusia lanjut. Ekspresi gen TNF- (pro-inflammatory cytokine)
tidak berubah pada MDMPS yang dipicu oleh LPS yang telah menelan
neutrofil segar atau berusia setelah HBO, tekanan, dan hipoksia. Temuan
ini menunjukkan bahwa MDM yang diaktifkan HBO berpartisipasi dalam
pembersihan sel apoptosis. Serapan neutrofil oleh MDM yang terpapar
pada HBO dapat menyebabkan resolusi peradangan, karena HBO
menginduksi regulasi ekspresi IL-10 Mrna.(NCBI, 2015)
Trauma merupakan penyebab utama kematian di kalangan anak
muda di negara-negara barat. Di antara peran menguntungkan neutrofil
dalam pertahanan inang, pengotoran dan pengaktifan neutrofil yang
berlebihan setelah trauma utama menyebabkan respons inflamasi yang
luar biasa dan cedera jaringan inang sekunder akibat pelepasan metabolit
dan enzim toksik. Terapi hiperbarik oksigen (HBO) telah diusulkan untuk
memiliki efek antiinflamasi dan mungkin merupakan pilihan terapeutik yang
tepat untuk menurunkan peradangan pada berbagai pasien. Di sini, kami
mempelajari efek HBO pada aktivitas neutrofil yang diisolasi dari pasien
luka parah (hari 1-2 setelah trauma), sebenarnya pada produksi spesies
oksigen reaktif (ROS) dan pelepasan perangkap ekstraselular neutrofil
(NET). Kami menemukan paparan terapi HBO untuk secara signifikan
mengurangi produksi ROS phorbol-12-myristate-13-acetate (PMA) pada
neutrofil yang diisolasi dari pasien dan sukarelawan sehat. Pada saat
bersamaan, penurunan pelepasan NET ditemukan pada sel kontrol dan
pengurangan neutrofil pasien yang kurang jelas. Gangguan kemampuan
untuk menghasilkan ROS setelah terpapar HBO ditunjukkan terkait dengan
downregulation aktivitas moto M38 yang kuat. Hanya sedikit penekanan
aktivitas ERK yang bisa ditemukan. Selain itu, HBO tidak mempengaruhi
kemotaksis neutrofil atau apoptosis. (NCBI, 2016)
Secara kolektif, penelitian ini menunjukkan untuk pertama kalinya
terapi HBO menekan produksi ROS pada neutrofil manusia inflamasi, dan
dengan demikian dapat mengganggu jalur yang bergantung pada ROS,
mis. Aktivasi kinase dan rilis NET. Dengan demikian, HBO mungkin
merupakan terapi yang layak untuk pasien yang menderita peradangan
sistemik, termasuk yang memiliki banyak trauma. Aktivasi neutrofil yang
efektif penting untuk pertahanan host yang berhasil namun pada
peradangan sistemik parah yang disebabkan oleh trauma atau sepsis, sel-
sel ini berkontribusi pada kerusakan jaringan agunan selama SIRS
inflamasi awal dengan melepaskan molekul beracun, termasuk ROS. Untuk
menguji efek HBO pada ledakan oksidatif neutrofil, sel yang baru diisolasi
dari pasien polytraumatized (hari 1-2 setelah trauma) dan relawan sehat
terkena HBO di bar 2.0 selama 120 menit. Stimulasi oleh PMA
menyebabkan peningkatan produksi ROS yang ditandai pada sel kontrol
dan peningkatan yang tidak jelas pada neutrofil pasien, tanpa mencapai
signifikansi. Namun, tidak ada efek HBO pada produksi ROS yang bisa
diamati. Oleh karena itu kami bertujuan untuk mengevaluasi efek akhir
pengobatan HBO pada aktivitas neutrofil.(NCBI, 2016)
BAB III

KERANGKA KONSEP

HBOT

O2- ROS

SOD NET

H2O2

Caspase 3 Caspase 7

Neutrofil

Apoptosis
BAB IV

KESIMPULAN

Neutrophil apoptosis dan clearance oleh makrofag sangat penting


untuk penyembuhan luka. Bukti menunjukkan bahwa paparan oksigen
hiperbarik (HBO) dapat meningkatkan apoptosis neutrofil, namun efek HBO
yang mengarah ke pembersihan neutrofil oleh makrofag masih belum jelas.
HBO (97,9% O2 pada 2,4 ATA) pada fungsi antimikroba [pewarnaan
NBT, superoksida dan H2O2, dan aktivitas fagositosis] dan apoptosis
(aktivitas caspase 3/7 dan perubahan morfologi yang diamati dengan
menggunakan pewarnaan aman SYBR). Paparan HBO 90 menit
menyebabkan peningkatan aktivitas burst pernafasan sel-sel neutrofil
pasca pemaparan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Riyadi. 2013. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Penyelaman dan Hiperbarik.


2. Jain KK, 2016. Textbook of hyperbaric medicine. 6th.ed.New York :
Spinger
3. Wibowo,A. 2015. Oksigen Hiperbarik Terapi Percepatan Penyembuhan
Luka.Juke Unila, 5(9),pp.124-128
4. NCBI, 2013. Effect Hyperbaric Oxgen Treatment on antimicrobial
function and apotosis differentiated HL-60 (Neutrophil cell).
5. NCBI, 2015. Efefect Hyperbaric Oxygen neutrophil apotosis and their
clearance by monocyte-derivated macrophag.
6. Nadller, 2013. Inflamation free radical oxidative stress an antioxidants,
unlimated vision nutrition,CHT, CMT
7. Junquiera, 2012. Histologi Dasar Edisi 2012
8. http://syahranwael.blogspot.co.id/2013/12/v-
behaviorurldefaultvmlo.html
9. http://www.oxyhealth.com
10. https://library.med.utah.edu/
LAMPIRAN

You might also like