Professional Documents
Culture Documents
NEUTROFIL
Pembimbing:
Mayor Laut (K) dr. Titut Harnanik., M.Kes
Penyusun :
2017
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
Mayor Laut (K) dr. Titut Harnanik., M.Kes
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan bimbingan-Nya, penyusun dapat menyelesaikan tugas referat
dengan judul HUBUNGAN TERAPI HIPERBARIK OKSIGEN DENGAN
NEUTROFIL. Referat ini disusun sebagai salah satu tugas wajib untuk
menyelesaikan kepaniteaan klinik di bagiab LAKESLA RSAL dr. RAMELAN
Surabaya, dengan harapan dapat dijadikan sebagai tambahan ilmu yang
bermanfaat bagi pengetahuaan penulis maupun pembaca.
Dalam penulisan dan penyusunan referat ini tidak lepas dari bantuan
dan dukungan berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Mayor Laut (K) dr Titut Harnanik., M.Kes.
2. Para dokter di bagian LAKESLA RSAL dr. RAMELAN Surabaya.
3. Para perawat dan pegawai di LAKESLA RSAL dr. RAMELAN Surabaya.
Kami menyadari bahwa penyusunan tugas referat ini masih jauh dari
sempurna, maka dari itu penyusun memohon maaf atas segala kekurangan
yang ada. Akhir kata dengan segala kerendahan hati, semoga tugas referat ini
dapat bermanfaat bagi kepentingan masyarakat luas.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
d. Hukum Henry
Diformulasikan pertama kali oleh William Henry (1775-1836)
menyatakan : massa gas (C) yang larut di dalam cairan sebanding
dengan tekanan gas (P) (gas tidak bereaksi dengan solvent)
Dimana :
P = tekanan gas parsial di atas cairan
C = konsentrasi gas dalam cairan
= koefisien kelarutan bunsen (spesifik untuk gas dan cairan)
e. Hukum Charles
Ditemukan pertama kali oleh Jacques Alexandre Cesar
Charles (1746-1823), yang menyatakan , Dibawah tekanan
konstan, sebuah volume gas ideal proporsional dengan temperatur
absolutnya.
V1 / T1 = V2 / T2
1. Hiperoksigenasi
Bernapas dengan oksigen murni 100% pada tekanan 2-3
atm memberikan 20 kali lebih banyak oksigen ke jaringan
daripada dalam kondisi normal (21%). Hal ini memberikan
manfaat bagi jaringan iskemik lewat aliran darah marginal.
2. Tekanan Langsung
Oksigen pada tekanan rendah akan memperkecil volume
gelembung gas yang mengarah ke reabsorbsi. Hal ini berguna
pada arteri yang mengalami emboli gas dan nitrogen dalam
jaringan, yang disebabkan karena kecelakaan menyelam.
3. Bakterial dan Bakterisidal
Hiperoksigenasi dari jaringan akan meningkatkan
pembunuhan bakteri terutama yang bersifat anaerob, dan
penting dalam menyembuhkan infeksi yang resisten. HBOT
memfasilitasi sistem peroksidase oksigen sesuai dengan
tempat leukosit membunuh bakteri tersebut.
4. Vasokonstriksi
Terapi HBO dapat menyebabkan penyempitan dari lumen
pembuluh darah, terutama di jaringan yang terluka, sehingga
mengurangi oedema dan penting dalam pengobatan luka
bakar, crush injury dan injury tissue.
5. Angiogenesis
HBOT memicu aliran darah kolateral yang diproduksi oleh
peningkatan fibroblas pada jaringan yang terluka, sehingga
menyebabkan peningkatan kolagen. Oleh karena itu Di daerah
yang iskemik, oksigen hiperbarik mendorong atau merangsang
pembentukan pembuluh darah kapiler baru sehingga dapat
meingkatkan kecepatan penyembuhan luka.
2.1.7 Komplikasi
Efek samping yang paling umum adalah (Jain K.K, 2016):
Neutrofil adalah sel berumur pendek, dengan waktu paruh 6-7 jam
dalam darah dan memiliki rentang hidup selama 1-4 hari dalam jaringan
ikat sebelum mengalami apoptosis.(Junqueira, 2011)
2.2.2 Granul
Sitoplasma neutrofil mengandung dua jenis granul utama. Granul
yang lebih banyak adalah granul spesifik, yang sangat kecil dan dekat
diambang batas resolusi mikroskop cahaya dan granul azurofil yang
merupakan lisosom khusus dengan komponen untuk membunuh bakteri
yang ditelan.(Junqueira, 2011)
a. Tahap Myeloblast
Sel myeloblast memiliki inti besar, bulat atau oval, dan memiliki
sejumlah kecil sitoplasma. Tidak ada kondensasi kromatin diamati, dan
25 nukleolus hadir. Tidak ada butiran terdapat pada sitoplasma pada
tahap ini (Nader ,2013).
b. Tahap Promyelocyte
Sel promyelocyte lebih besar dari myeloblast tersebut. Inti bulat atau
oval, dan kromatin nuklir menyebar, seperti di myeloblast tersebut.
Nukleolus cenderung menjadi kurang menonjol sebagai sel
berkembang. Butiran azurophilic atau primer muncul pada tahap ini, tapi
butiran sekunder belum hadir. Butiran primer bertunas dari permukaan
cekung kompleks Golgi (Nader ,2013).
c. Tahap mielosit
KERANGKA KONSEP
HBOT
O2- ROS
SOD NET
H2O2
Caspase 3 Caspase 7
Neutrofil
Apoptosis
BAB IV
KESIMPULAN