You are on page 1of 9

1. Bagaimana mengatasi pelanggaran norma dalam praktik kedokteran ?

Berikut merupakan bagan cara mengatasi pelanggaran norma dalam praktik kedokteran

Norma dalam praktik kedokteran dibagi menjadi :


a. Norma hukum kedokteran
Hukum merupakan peraturan perundang-undangan baik pidana, perdata maupun
administrasi. Hukum kesehatan merupakan peraturan perundang-undangan yang
berhubungan langsung dengan pemeliharaan kesehatan, jadi menyangkut
penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan penerima pelayanan kesehatan.
Merupakan aturan dalam penerapan hukum kedokteran
b. Norma etik kedokteran
Etika kedokteran merupakan seperangkat perilaku anggota profesi kedokteran
dalam hal hubungan dengan klien atau pasien, teman sejawat dan masyarakat
umumnya serta merupakan bagian dari keseluruhan proses pengambilan
keputusan dan tindakan medik ditinjau dari segi norma-norma atau nilai-nilai
moral.
Pelanggaran etik kedokteran merupakan pelanggaran dalam penerapan etika
kedokteran yang diatur dalam KODEKI
A. Pelanggaran :
1) Pelanggaran etika kedokteran
Suatu norma etik adalah norma yang apabila dilanggar hanya akan membawa akibat
sanksi moral bagi pelanggarnya. Suatu pelanggaran etik profesi dapat dikenakan
sanksi disiplin profesi berupa bentuk peringatan hingga bentuk yang lebih berat
berupa kewajiban menjalani pendidikan atau pelatihan tertentu ( bila akibat kurang
kompeten), pencabutan haknya berpraktik profesi. Sanki tersebut diberikan oleh
MKEK setelah dalam rapat atau sidangnya dibuktikan bahwa dokter tersebut
melanggar etik ( profesi ) kedokteran.
Pelanggaran etik dibagi menjadi 2, yaitu :
Pelanggaran etik murni
Contoh-contoh pelanggaran etik murni
a) Menarik imbalan jasa yang tidak wajar dari klien atau pasien atau menarik
imbalan jasa dari sejawat dokter beserta keluarga kandungnya.
b) Mengambil alih pasien tanpa persetujuan
c) Memuji diri sendiri didepan pasien, keluarga dan masyarakat
d) Pelayanan kedokteran yang diskriminatif
e) Kolusi dengan perusahaan farmasi atau apotek
f) Tidak pernah mengikuti pendidikan kedokteran berkesinambungan
g) Dokter mengabaikan kesehatannya sendiri
Pelanggaran etikolegal
Merupakan pelanggaran yang tidak hanya bertentangan denga LSDI atau KODEKI,
tetapi juga bertentangan dengan hukum pidana atau perdata (KUHP). Berikut
merupakan contoh kasus pelanggaran etikolegal :
a) Pelayanan kedokteran dibawah standar atau malpraktek
b) Menerbitkan surat keterangan palsu
c) Membocorkan rahasia pekerjaan atau jabatan dokter
d) Pelecehan seksual
B. Prosedur penanganan pelanggaran etik kedokteran :
Pada tahun 1985 rapat kerja antara P3EK, MKEK dan MKEKG telah menghasilkan
pedoman kerja yang menyangkut para dokter antaralain sebagai berikut :
a) Pada prinsipnya semua masalah yang menyangkut pelanggaran etik diteruskan
lebih dahulu kepada MKEK.
b) Masalah etik murni diselesaikan oleh MKEK
c) Masalah yang tidak murni dan masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh
MKEK di rujuk ke P3EK provinsi.
d) Dalam persidangan MKEK dan P3EK untuk pengambilan keputusan, badan
pembela anggota IDI dapat mengikuti persidangan jika dikehendaki oleh yang
bersangkutan (tanpa hak untuk mengambil keputusan)
e) Masalah yang menyangkut profesi dokter atau dokter gigi akan ditangani
bersama oleh MKEK dan MKEKG terlebih dahulu sebelum diteruskan ke
P3EK apabila diperlukan.
f) Untuk kepentingan pencatatan tiap kasus pelanggaran etik kedokteran serta
penyelesaiannya oleh MKEK dilaporkan ke P3EK provinsi
g) Kasus-kasus pelanggaran etikolegal, yang tidak dapat diselesaikan oleh P3EK
provinsi diteruskan ke P3EK pusat.
h) Kasus-kasus yang sudah jelas melanggar peraturan perundang-undangan dapat
dilaporkan langsung kepada pihak yang berwenang.
Pedoman penilaian terhadap kasus-kasus pelanggaran etik kedokteran ;
Etik lebih mengandalkan itikad baik dan untuk mengukurnya tidaklah mudah. Dalam
menilai kasus-kasus pelanggaran etik kedokteran MKEK berpedoman pada :
a) Pancasila
b) Prinsip-prinsip dasar moral pada umumnya
c) Ciri dan hakekat pekerjaan profesi
d) Tradisi luhur kedokteran
e) LSDI
f) KODEKI
g) Hukum kesehatan terkait
h) Hak dan kewajiban dokter
i) Hak dan kewajiban penderita
j) Pendapat rata-rata masyarakat kedokteran
k) Pendapat pakar-pakar dan praktisi kedokteran senior

Selanjutnya MKEK menggunakan beberapa pertimbangan berikut, yaitu :

a) Tujuan spesifik yang ingin dicapai


b) Manfaat bagi kesembuhan penderita
c) Manfaat bagi kesejahteraan umum
d) Penerimaan penderita terhadap tindakan
e) Presenden tentang tindakan semacam itu
f) Standar pelayanan medik yang berlaku

Jika semua pertimbangan medik telah menunjukkan bahwa ada pelanggaran etik
maka pelanggaran dikategorikan menjadi kelas ringan, sedang, berat yang
berpedoman kepada :

a) Akibat terhadap kesehatan penderita


b) Akibat bagi masyarakat umum
c) Akibat bagi kehormatan profesi
d) Peranan penderita yang mungkin ikut mendorong terjadinya pelanggaran
e) Alasan-alasan yang diajukan tersangka

Bentuk-bentuk sanksi :

Dalam pasal 6 PP No. 30 tahun 1980 tentang peraturan disiplin pegawai sipil terdapat
uraian tentang tingkat dan jenis hukuman sebagai berikut ;

Tingkat hukuman disiplin antara lain,


a) Hukuman disiplin ringan
1. Teguran lisan
2. Teguran tulisan
3. Pernyataan tidak puas secara tertulis
b) Hukuman disiplin sedang
1. Penundaan kenaikan gaji secara berkala untuk paling lama selama
setahun
2. Penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala paling lama satu
tahun
c) Hukuman disiplin berat
1. Penurunan pangkat pada pangkat setingkat lebih rendah untuk paling
lama 1 tahun.
2. Pembebasan dari jabatan
3. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai
pegawai negeri sipil
4. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai pegawai negeri sipil
5. Pada kasus-kasus pelanggaran etikolegal, disamping pemberian
hukuman yang sesuai dengan peraturan tersebut diatas, maka
selanjutnya diproses ke pengadilan.

c. Disiplin
Disiplin kedokteran merupakan kepatuhan dalam menerapkan aturan-aturan atau
ketentuan-ketentuan penerapan keilmuan dalam pelaksanaan pelayanan, lebih
khusus lagi kepatuhan dalam menerapkan kaidah-kaidah penatalaksanaan klinis
(asuhan medis) yang mencakup :
Penegakan diagnosis
Tindakan pengobatan (treatment)
Menetapkan prognosis dengan standar indikator; standar kompetensi, standar
perilaku etis, standar asuhan medis dan standar klinis.
Dalam melaksanakan praktik kedokteran harus dilakukan sesuai dengan
standar pelayanan, standar profesi, standar operasional prosedur.
Pelanggaran disiplin kedokteran merupakan pelanggaran dalam penerapan ilmu
kedokteran. Menurut keputusan KKI No.17/KKI/KEP/VIII/2006 pelanggaran
disiplin kedokteran merupakan :
Kegagalan dalam penatalaksanaan pasien oleh karena ketidakcakapan
(incompetence) dan kelalaian (gross negligence)
Perilaku tercela menurut ukuran profesi
Ketidaklayakan fisik dan mental atau dengan kata lain tidak dapat memenuhi :
a. Standart of care, clinical standart
b. Standart of competence
c. Standart of professional attitude
BENTUK-BENTUK PELANGGARAN DISIPLIN KEDOKTERAN

1. Tidak kompeten/tidak cakap


2. Tidak merujuk
3. Pendelegasian terhadap tenaga kesehatan yang tidak kompeten
4. Dokter pengganti tidak diberitahu ke pasien
5. Tidak memiliki SIP
6. Kelalaian dalam penatalaksanaan pasien
7. Ketidaklayakan dalam kondisi fisik dan mental
8. Pemeriksaan dan pengobatan yang berlebihan
9. Tidak berikan informasi yang jujur
10. Tidak ada informed consent
11. Tidak buat/simpan rekam medic
12. Penghentian kehamilan tanpa indikasi medis
13. Euthanasia
14. Penerapan pelayanan yang belum diterima kedokteran
15. Penilaian klinis tanpa persetujuan etis
16. Tidak memberikan pertolongan darurat
17. Menolak/menghentikan pengobatan tanpa alasan yang jelas
18. Membuka rahasia medis tanpa izin
19. Membuat keterangan medis yang tidak benar
20. Ikut serta dalam tindakan penyiksaan
21. Peresepan obat psikotropik/narkotik tanpa izin
22. Pelecehan seksual, intimidasi, kekerasa
23. Penggunaan gelas akademik palsu
24. Menerima komisi terhadap rujukan/resep
25. Pengiklanan diri yang menyesatkan
26. Ketergantungan NAPZA
27. STR, SIP, sertifikat kompetensi yang tidak sah
28. Imbal jasa yang tidak sesuai dengan tindakan

Tahap penegakan disiplin oleh MKDI :


a. TAHAP 1 : tahap investigasi
Terdiri dari
1. Pengaduan ( admission )
Verifikasi
2. Pemeriksaan awal oleh MPA
Investigasi
b. TAHAP 2 : pemeriksaan dan keputusan
1. Pemeriksaan disiplin oleh MPD
Pembuktian
2. Pengambilan keputusan
c. TAHAP 3 : penyampaian keputusan
1. Pembacaan keputusan
2. Pengaduan keberatan teradu
3. Penyampaian keputusan kepada pihak terkait.

Penanganan pelanggaran disiplin kedokteran :

Penanganan pelanggaran disiplin kedokteran tahap MPA

Penanganan pelanggaran disiplin kedokteran tahap MPD :


ALAT BUKTI :

1. Surat-surat/ dokumen tertulis


2. Keterangan saksi
3. Pengakuan teradu
4. Keterangan saksi ahli
5. Barang bukti

SIFAT SIDANG :

1. Sidang majelis memeriksa disiplin : tertutup


2. Sidang pembacaan keputusan majelis pemeriksa disiplin : terbuka

MACAM KEPUTUSAN

1. Tidak bersalah
2. Bersalah dengan sanksi :
Peringatan tertulis
Pencabutan STR atau SIP sementara maksimal 1 tahun atau selamanya
Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan

SIFAT SANKSI DISIPLIN

1. Keputusan sanksi disiplin oleh MKDI merupakan keputusan TUN (beschikking)


2. Keputusan bersifat final
3. Pengajuan keberatan bila ada bukti baru

You might also like