Professional Documents
Culture Documents
Dosen
Vina Vitniawati, S.Kep., Ners
Disusun Oleh
1. Aina Rezeki (AKX.16.007) 10. Refina Agustiyah (AKX.16.103)
2. Ajeng Dwi Astuti (AKX.16.010) 11. Resianti Fajri (AKX.16.106)
3. Amelia Faroga (AKX.16.016) 12. Riska Dwi Adhila (AKX.16.112)
4. Asep Agung Y.M (AKX.16.025) 13. Selly Rizka Dewi (AKX.16.119)
5. Debby Dwikartika A.A (AKX.16.033) 14. Silvi Fitriani (AKX.16.123)
6. Harum Sari (AKX.16.051) 15. Siski Alfa Preginova(AKX.16.124)
7. Melinda Siringo Ringo (AKX.16.066) 16. Suci Lestari (AKX.16.127)
8. Rahma Januarti (AKX.16.097) 17. Utrianto Indrawan (AKX.16.133)
9. Rakhmat Aldy (AKX.16.100)
D III Keperawatan Konsentrasi Anestesi
STIkes Bhakti Kencana Bandung
Cibiru Bandung
2016/2017
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita, sehingga kita dapat menyelesaikan
makalah tentang Asuhan Keperawatan Pada Tn. A (44 th) dengan Anemia di Ruang
Melati - RS Harapan Keluarga.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca. Sehingga menambah wawasan para pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Masalah............................................................1
1.2 Tujuan Penulisan......................................................................1
2.1 Pengertian................................................................................2
2.2 Etiologi....................................................................................2
2.3 Patofisiologi.............................................................................4
2.4 Tanda dan Gejala Anemia........................................................4
2.5 Penatalaksanaan Medis............................................................5
2.6 Pemeriksaan Penunjang...........................................................6
2.7 Pengkajian................................................................................7
2.8 Diagnosa Keperawatan.............................................................10
2.9 Intervensi keperawatan............................................................10
BAB III: TINJAUAN KASUS
3.1 Biodata.......................................................................................20
3.2 Pengkajian..................................................................................21
3.3 Analisa Data dan Masalah Keperawatan...................................29
3.4 Diagnosa Keperawatan..............................................................33
3.5 Intervensi Keperawatan.............................................................34
Daftar Pustaka................................................................................................39
3
BAB I
PENDAHULUAN
Konsep Penyakit
1.1 Latar Belakang
Anemia adalah salah satu penyakit yang sering diderita masyarakat, baik
anak-anak, remaja usia subur, ibu hamil ataupun orang tua. Penyebabnya sangat
beragam, dari yang karena perdarahan, kekurangan zat besi, asam folat, vitamin
B12, sampai kelainan hemolitik. Anemia dapat diketahui dengan pemeriksaan
fisik maupun dengan pemeriksaan laboratorium. Secara fisik penderita tampak
pucat, lemah, dan secara laboratorik didapatkan penurunan kadar Hemoglobin
(Hb) dalam darah dari harga normal.
1.2 Tujuan
Tujuan Umum: Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada
pasien dengan anemia
Tujuan Khusus
a) Mahasiswa mampu mengetahui pengertian anemia.
b) Mahasiswa mampu menyebutkan penyebab anemia.
c) Mahasiswa mampu mengetahui diagnosa-diagnosa yang mungkin muncul
pada pasien anemia.
d) Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan pada pasien dengan
anemia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Penyakit
2.1 Pengertian
2.2 Etiologi
Perdarahan hebat
Akut (mendadak)
Kecelakaan
Pembedahan
Persalinan
Perdarahan hidung
Wasir (hemoroid)
Ulkus peptikum
Kekurangan vitamin C
Penyakit kronik
Pembesaran limpa
Sferositosis herediter
Elliptositosis herediter
Kekurangan G6PD
Penyakit hemoglobin C
Penyakit hemoglobin E
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system fagositik
atau dalam system retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil
samping proses ini bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk
dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera
direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1
mg/dl atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera.
Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar
hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa
makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan
oksigen pun akan kurang. Akibatnya dapat menghambat kerja organ-organ
penting, Salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika
kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti komputer yang memorinya lemah,
Lambat menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bisa diperbaiki (Sjaifoellah,
1998).
Tindakan umum :
Penatalaksanaan :
Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat
mengindikasikan tipe khusus anemia).
Guaiak : mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan isi gaster,
menunjukkan perdarahan akut / kronis (DB).
Konsep Askep
2.7 Pengkajian
1. Aktivitas / istirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan
produktivitas ; penurunan semangat untuk bekerja. Toleransi
terhadap latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih
banyak.
Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau
istirahat. Letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik
pada sekitarnya. Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan.
Ataksia, tubuh tidak tegak. Bahu menurun, postur lunglai, berjalan
lambat, dan tanda-tanda lain yang menunujukkan keletihan.
2. Sirkulasi
Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI
kronis, menstruasi berat (DB), angina, CHF (akibat kerja jantung
berlebihan). Riwayat endokarditis infektif kronis. Palpitasi
(takikardia kompensasi).
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan
tekanan nadi melebar, hipotensi postural. Disritmia : abnormalitas
EKG, depresi segmen ST dan pendataran atau depresi gelombang
T; takikardia. Bunyi jantung : murmur sistolik (DB). Ekstremitas
(warna) : pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjuntiva,
mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit
hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan). Kulit seperti
berlilin, pucat (aplastik, AP) atau kuning lemon terang (AP). Sklera
: biru atau putih seperti mutiara (DB). Pengisian kapiler melambat
(penurunan aliran darah ke kapiler dan vasokontriksi kompensasi)
kuku : mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia) (DB).
Rambut : kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara
premature (AP).
3. Integritas ego
Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan
pengobatan, misalnya penolakan transfusi darah.
Tanda : depresi.
4. Eleminasi
5. Makanan/cairan
6. Neurosensori
7. Nyeri/kenyamanan
8. Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan
aktivitas.
Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.
9. Keamanan
10. Seksualitas
INTERVENSI RASIONAL
Tingkatkan cuci tangan mencegah kontaminasi
yang baik ; oleh silang/kolonisasi
pemberi perawatan dan bacterial. Catatan :
pasien. pasien dengan anemia
Pertahankan teknik
berat/aplastik dapat
aseptic ketat pada
berisiko akibat flora
prosedur/perawatan
normal kulit.
luka. menurunkan risiko
Berikan perawatan kulit,
kolonisasi/infeksi bakteri
perianal dan oral dengan menurunkan risiko
cermat. kerusakan kulit/jaringan
Motivasi perubahan
dan infeksi.
posisi/ambulasi yang meningkatkan ventilasi
sering, latihan batuk dan semua segmen paru dan
napas dalam. membantu memobilisasi
Tingkatkan masukkan
sekresi untuk mencegah
cairan adekuat
pneumonia.
Pantau/batasi
membantu dalam
pengunjung. Berikan
pengenceran secret
isolasi bila
pernapasan untuk
memungkinkan
mempermudah
Pantau suhu tubuh.
pengeluaran dan
Catat adanya menggigil
mencegah stasis cairan
dan takikardia dengan
tubuh misalnya
atau tanpa demam.
Amati eritema/cairan pernapasan dan ginjal.
membatasi pemajanan
luka
Ambil specimen untuk pada bakteri/infeksi.
kultur/sensitivitas sesuai Perlindungan isolasi
indikasi (kolaborasi) dibutuhkan pada anemia
Berikan antiseptic
aplastik, bila respons
topical ; antibiotic
imun sangat terganggu.
sistemik (kolaborasi). adanya proses
inflamasi/infeksi
membutuhkan
evaluasi/pengobatan.
indikator infeksi lokal.
Catatan : pembentukan
pus mungkin tidak ada
bila granulosit tertekan.
membedakan adanya
infeksi, mengidentifikasi
pathogen khusus dan
mempengaruhi pilihan
pengobatan.
mungkin digunakan
secara propilaktik untuk
menurunkan kolonisasi
atau untuk pengobatan
proses infeksi local.
INTERVENSI RASIONAL
Kaji riwayat nutrisi, termasuk mengidentifikasi defisiensi,
makan yang disukai. mengawasi masukkan kalori atau
Observasi dan catat masukkan
kualitas kekurangan konsumsi
makanan pasien.
makanan.
Timbang berat badan setiap hari
Berikan makan sedikit dengan memudahkan intervensi
mengawasi penurunan berat badan
frekuensi sering dan atau makan
atau efektivitas intervensi nutrisi.
diantara waktu makan.
menurunkan kelemahan,
Observasi dan catat kejadian
meningkatkan pemasukkan dan
mual/muntah, flatus dan dan gejala
mencegah distensi gaster.
lain yang berhubungan
gejala GI dapat menunjukkan efek
Berikan dan Bantu hygiene mulut
anemia (hipoksia) pada organ.
yang baik ; sebelum dan sesudah
meningkatkan nafsu makan dan
makan, gunakan sikat gigi halus
pemasukkan oral. Menurunkan
untuk penyikatan yang lembut.
pertumbuhan bakteri, meminimalkan
Berikan pencuci mulut yang di
kemungkinan infeksi. Teknik
encerkan bila mukosa oral luka.
perawatan mulut khusus mungkin
Kolaborasi pada ahli gizi untuk
diperlukan bila jaringan
rencana diet.
Kolaborasi ; pantau hasil rapuh/luka/perdarahan dan nyeri
pemeriksaan laboraturium. berat.
Kolaborasi ; berikan obat membantu dalam rencana diet untuk
sesuai indikasi memenuhi kebutuhan individual.
meningkatakan efektivitas program
pengobatan, termasuk sumber diet
nutrisi yang dibutuhkan.
kebutuhan penggantian
tergantung pada tipe anemia dan
atau adanyan masukkan oral yang
buruk dan defisiensi yang
diidentifikasi.
INTERVENSI RASIONAL
INTERVENSI RASIONAL
Awasi tanda vital kaji pengisian memberikan informasi tentang
kapiler, warna kulit/membrane derajat/keadekuatan perfusi jaringan
mukosa, dasar kuku. dan membantu menetukan
Tinggikan kepala tempat tidur
kebutuhan intervensi.
sesuai toleransi. meningkatkan ekspansi paru dan
Awasi upaya pernapasan ;
memaksimalkan oksigenasi untuk
auskultasi bunyi napas perhatikan
kebutuhan seluler. Catatan :
bunyi adventisius.
kontraindikasi bila ada hipotensi.
Selidiki keluhan nyeri
dispnea, gemericik menununjukkan
dada/palpitasi.
gangguan jajntung karena regangan
Hindari penggunaan botol
jantung lama/peningkatan
penghangat atau botol air panas.
kompensasi curah jantung.
Ukur suhu air mandi dengan
iskemia seluler mempengaruhi
thermometer.
jaringan miokardial/ potensial risiko
Kolaborasi pengawasan hasil
infark.
pemeriksaan laboraturium. Berikan
termoreseptor jaringan dermal
sel darah merah lengkap/packed
dangkal karena gangguan oksigen.
produk darah sesuai indikasi. mengidentifikasi defisiensi dan
Berikan oksigen tambahan
kebutuhan pengobatan /respons
sesuai indikasi.
terhadap terapi.
memaksimalkan transport
oksigen ke jaringan.
INTERVENSI RASIONAL
INTERVENSI RASIONAL
INTERVENSI RASIONAL
3.1 Biodata
a. Identitas Klien
Nama : Tn.A
Tempat tanggal lahir : Tasikmalaya, 21 Agustus 1973
Umur : 44 tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Status pernikahan : Menikah
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Tanggal masuk RS : 20 Oktober 2017, Jam 15.30 WIB
Tanggal pengkajian : 23 Oktober 2017, Jam 08.00 WIB
No. Medrec : 830950
Diagnosa Medis : Anemia
Alamat : Kampung Citilu RT 02 RW 09
Desa Pasir Huni Kecamatan Ciawi
3.2 Pengkajian
a. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Keluhan Utama Saat Masuk Rumah Sakit
Menurut penuturan klien dan keluarga pada tanggal 20
Oktober 2017 klien mengeluh sesak nafas dan dibawa ke IGD
RS Harapan Keluarga pada pukul 15.30 WIB. Sesampainya di
rumah sakit klien langsung dipasang nasal kanul.
b) Keluhan Utama Saat Di Kaji
Pada saat dikaji tanggal 23 Oktober 2017, jam 08.00
WIB klien mengatakan sesak nafas, sesak berkurang bila klien
beristirahat tidur dengan posisi semi fowler. Kondisi badan
klien lemah.
b) Sistem kardiovaskular
Konjungtiva merah muda, tidak ada sianosis di area perifer,
bunyi jantung S1 dan S2 normal, tidak ada bunyi tambahan
gallop dan murmur, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi
80x/menit.
c) Sistem pencernaan
Bentuk bibir simetris, tidak ada lesi, mukosa bibir lembab,
warna gusi merah muda, jumlah gigi lengkap 32 buah dan
terlihat kuning, lidah bersih berwarna merah muda, reflek
menelan positif, fungsi sensori lidah normal klien dapat
membedakan rasa manis, asin, asam dan pahit. Tidak ada lesi
atau luka di abdomen, bentuk abdomen datar, tidak terdapat
nyeri tekan, hepar tidak teraba. Di anus tidak terdapat
hemoroid.
d) Sistem genitourinaria
Tidak terdapat nyeri saat berkemih, tidak ada distensi kandung
kemih, tidak teraba adanya pembengkakan ginjal, alat
genetalia klien sering dibersihkan oleh klien sendiri.
e) Sistem endokrin
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah
bening.
f) Sistem Pesarafan
(1) Test fungsi serebral
Kesadaran composmentis, GCS = 15 (E:4, M:6, V:5),
orientasi klien terhadap tempat, waktu dan orang cukup
baik, klien dapat membedakan siang dan malam, dan klien
dapat menyebutkan keluarganya.
(2) Test fungsi nervus
(a) Nervus Olfaktorius ( N I )
Klien dapat membedakan bau minyak kayu putih dan
bau kopi.
(b) Nervus Optikus ( N II )
Klien dapat membaca papan nama dengan jelas pada
jarak 30 cm, tanpa menggunakan alat bantu kacamata.
(c) Nervus Okulomotorius, Trochlearis, Abdusen
(N.III,IV,VI)
Klien dapat menggerakan bola mata kearah atas,
bawah, kiri, kanan, pupil kontriksi saat terkena
cahaya, refleks cahaya positif dan dapat berkedip
dengan spontan.
(d) Nervus Trigeminus ( N V)
Klien dapat menggerakan rahangnya tanpa rasa nyeri,
klien dapat merasakan sentuhan kapas pada wajahnya.
(e) Nervus Facialis ( N VII )
Klien mampu mengerutkan dahi dan tersenyum secara
simetris.
(f) Nervus Auditorius ( N VIII )
Klien mampu mendengar bisikan secara sempurna
dan dapat merespon pertanyaan dengan baik.
(g) Nervus Glosofaringeus ( N IX )
Klien dapat merasakan rasa pahit, asam, manis, asin
dan refleks menelan positif.
(h) Nervus Vagus ( N X )
Klien dapat menelan, uvula terdapat ditengah dan
bergetar saat mengucapkan kata ah.
(i) Nervus Asesorius ( N XI )
Klien dapat mengangkat bahu kanan dan kiri ketika
perawat berusaha menahan, klien dapat menoleh ke
samping melawan tahanan perawat.
(j) Nervus Hipoglosus ( N XII )
Klien dapat menggerakan lidahnya ke segala arah.
g) Sistem integumen
Kulit kepala dan rambut bersih, warna rambut hitam
kecoklatan, distribusi merata, rambut rontok dan tipis, kulit
tubuh lembab dan berkeringat serta lengket, warna kulit sawo
matang, turgor kulit kembali dalam waktu < 3 detik.
h) Sistem muskuloskeletal
(1) Ekstremitas atas
Bentuk kanan dan kiri simetris, ROM kiri dan kanan
mampu bergerak aduksi, abduksi, fleksi, ekstensi dan
rotasi. Tidak terdapat nyeri pada persendiaan dan tulang,
tidak tampak deformitas tulang dan kontraktur sendi.
Kekuatan otot 4 4 klien mampu menahan tahanan penuh
dari perawat. Refleks biceps ++/++, refleks triceps ++/++.
(2) Ekstremitas bawah
Bentuk kanan dan kiri simetris , ROM kiri dan kanan
mampu bergerak aduksi, abduksi, fleksi, ekstensi dan
rotasi, tidak terdapat nyeri, tidak ada kontraktur dan
deformitas, kekuatan otot 4 4, refleks patela ++/++, dan
refleks babinski ++/++.
i) Sistem penglihatan
Bentuk mata simetris, konjungtiva anemis, sklera berwarna
putih, refleks kedua pupil terhadap cahaya positif terjadi
midriasis, fungsi penglihatan baik, pada saat dipalpasi tidak
ada nyeri tekan pada kelenjar air mata. Penglihatan klien baik
dapat dibuktikan klien dapat membaca papan nama perawat.
j) Wicara dan THT
Bentuk telinga simetris, tidak terdapat serumen, klien dapat
menjawab pertanyaan dengan baik dan dapat berkomunikasi
dengan baik.
c. Data Psikologis
1) Status Emosi
Status emosi labil, mudah tersinggung, respon yang kurang baik
terhadap perawat.
2) Kecemasan
Klien mengatakan menyerahkan semuanya kepada Tuhan dan
berharap kesembuhan.
3) Pola Koping
Pola koping kurang baik, karena klien tidak dapat menerima
penjelasan dari perawat.
4) Gaya Komunikasi
Dalam kesehariannya klien menggunakan bahasa sunda, klien
kooperatif dan dapat bekerjasama dengan perawat dalam hal
berkomunikasi dan pada saat pemeriksaan fisik.
5) Konsep Diri
a) Gambaran diri
Klien mengatakan bersyukur atas seluruh anggota tubuhnya
utuh tanpa terkecuali.
b) Harga diri
Klien merasa harga dirinya tetap baik-baik saja walaupun ia
sedang sakit.
c) Peran diri
Klien mengatakan ia seorang kepala keluarga dan identitas
diri.
d) Ideal diri
Klien berharap cepat sembuh agar dapat melakukan aktivitas
sehari-hari.
e) Identitas diri
Klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang laki-laki.
e. Data Sosial
Klien mengatakan hubungan dengan keluarga dan masyarakat cukup
baik, terbukti klien selalu ditemani oleh istri.
f. Data Spiritual
Klien mengatakan bahwa ia beragama Islam, klien selalu berdoa dan
berharap pada Allah SWT agar cepat diberikan kesembuhan.
g. Data Penunjang
N
Jenis Aktivitas Sebelum sakit Saat sakit
o
1 Nutrisi
a. Makan
Nasi + lauk Nasi+lauk
Jenis
2-3 x sehari 1-2x sehari
Frekuensi
1 porsi habis porsi
Porsi
Tidak bisa makan Tidak bisa makan
Keluhan
daging dan sayur daging dan sayur
b. Minum
Jenis Air mineral Air mineral
Frekuensi 5 6 gelas/hari 2 botol (600
Jumlah 1000-1200cc
cc/botol)
/hari 1200cc /hari
2 Eliminasi
a. BAB
1x sehari 1x sehari
Frekuensi
Lembek Lembek
Konsistensi
Kuning Kuning
Warna
Khas Feses Khas Feses
Bau
Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Keluhan
b. BAK
4-5x sehari 4-5x sehari
Frekuensi
800cc 800cc
Jumlah
Kuning jernih Kuning jernih
Warna
Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Keluhan
3 Pola Istirahat
Siang Tidak tidur siang 2 jam
(14.00 16 00
Malam 7 jam
WIB)
7 jam
Keluhan Tidak ada keluhan
(21.00 05.00
WIB)
Klien sering
terbangun bila
terasa sesak
4 Personal Hygine
2x sehari 1 x sehari (Waslap,
a. Mandi
dibantu)
2x sehari
b. Gosok gigi 1xsehari (dibantu)
3x seminggu
c. Keramas Belum keramas
1x seminggu
d. Gunting Belum gunting
2x sehari
kuku kuku
e. Ganti 1x sehari
Pakaian
5 Pola Aktivitas Klien dapat Klien hanya
Pekerjaan sehari-
melakukan terbaring di atas
hari
aktivitas sendiri. tempat tidur dan
aktivitas dibantu.
Rencana Pengobatan
Tabel 3.2
Riwayat Pengobatan
Jenis Therapy Dosis Cara Pemberian
Infus RL 20 tetes/menit IV
asam folat 3x1tab Peroral
Transfusi IV
Tabel 3.3
Hasil Laboratorium
Hari / tanggal Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
Selasa, 23 HEMATOLOGI
HGB, Hemoglobin 6,2 g/dl P: 12-16, L: 14-18
Oktober 2017
HCT, Hematokrit 25 % P: 35-45, L: 40-50
RBC, Eritrosit 2,5 Juta/uL P: 4,0-5,5, L: 4,5-
Tabel 3.4
Analisa Data dan Masalah Keperawatan
Penurunan kadar Hb
Kompensasi paru
Peningkatan frekuensi
nafas
Dyspnea (kesulitan
bernafas)
Penurunan transport
O2
Hipoksia
Ketidak efektifan pola
nafas
Penurunan jumlah
eritrosit
Penurunan kadar Hb
Kompensasi paru
Takikardia, angina
(nyeri dada), iskimia
neokardium, beban
kerja jantung
meningkat
Ketidak efektifan
perfusi jaringan
perifer
Penurunan kadar Hb
Efek GI
Gangguan penyerapan
nutrisi dan defisiansi
folat
Ketidak seimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
4. DS: Defisiensi besi, vit B Intoleransi aktivitas
- Klien mengatakan badan terasa 12, As. Folat
lemah Depresi sumsum
- Klien mengatakan aktivitas tulang eritropoetin
dibantu
DO :
- klien tampak pucat
- HB; 6,2 gr/dl Produksi SDM
Penurunan jumlah
eritrosit
Penurunan kadar Hb
Kompensasi paru
Peningkatan frekuensi
nafas
Dyspnea (kesulitan
bernafas)
Penurunan transport
O2
Hipoksia
Lemah lesu
Intoleransi aktivitas
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah
merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal (Smeltzer, 2002 :
935). Anemia adalah berkurangnya hingga dibawah nilai normal sel darah merah,
kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml
darah (Price, 2006 : 256).
4.2 Saran
Kesehatan adalah harta yang paling penting dalam kehidupan kita, maka
dari itu selayaknya kita menjaga kesehatan dari kerusakan dan penyakit. Dengan
cara pola hidup yang sehat dapat mencegah penyakit anemia, hidup terasa lebih
nyaman dan indah dengan melakukan pencegahan terhadap penyakit anemia dari
pada kita sudah terkena dampaknya.
DAFTAR PUSTAKA
http://askepkuini.blogspot.co.id/2014/02/nurse-blog.html
http://kerenz-kerenz.blogspot.co.id/p/askep-anemia.html