You are on page 1of 42

Asuhan Keperawatan Pada Tn.

A (44 th) dengan Anemia di Ruang


Melati - RS Harapan Keluarga

Dosen
Vina Vitniawati, S.Kep., Ners
Disusun Oleh
1. Aina Rezeki (AKX.16.007) 10. Refina Agustiyah (AKX.16.103)
2. Ajeng Dwi Astuti (AKX.16.010) 11. Resianti Fajri (AKX.16.106)
3. Amelia Faroga (AKX.16.016) 12. Riska Dwi Adhila (AKX.16.112)
4. Asep Agung Y.M (AKX.16.025) 13. Selly Rizka Dewi (AKX.16.119)
5. Debby Dwikartika A.A (AKX.16.033) 14. Silvi Fitriani (AKX.16.123)
6. Harum Sari (AKX.16.051) 15. Siski Alfa Preginova(AKX.16.124)
7. Melinda Siringo Ringo (AKX.16.066) 16. Suci Lestari (AKX.16.127)
8. Rahma Januarti (AKX.16.097) 17. Utrianto Indrawan (AKX.16.133)
9. Rakhmat Aldy (AKX.16.100)
D III Keperawatan Konsentrasi Anestesi
STIkes Bhakti Kencana Bandung

Jln. Soekarno Hatta No.754

Cibiru Bandung

2016/2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita, sehingga kita dapat menyelesaikan
makalah tentang Asuhan Keperawatan Pada Tn. A (44 th) dengan Anemia di Ruang
Melati - RS Harapan Keluarga.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca. Sehingga menambah wawasan para pembaca.

Bandung, 26 Oktober 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Masalah............................................................1
1.2 Tujuan Penulisan......................................................................1

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian................................................................................2
2.2 Etiologi....................................................................................2
2.3 Patofisiologi.............................................................................4
2.4 Tanda dan Gejala Anemia........................................................4
2.5 Penatalaksanaan Medis............................................................5
2.6 Pemeriksaan Penunjang...........................................................6
2.7 Pengkajian................................................................................7
2.8 Diagnosa Keperawatan.............................................................10
2.9 Intervensi keperawatan............................................................10
BAB III: TINJAUAN KASUS
3.1 Biodata.......................................................................................20
3.2 Pengkajian..................................................................................21
3.3 Analisa Data dan Masalah Keperawatan...................................29
3.4 Diagnosa Keperawatan..............................................................33
3.5 Intervensi Keperawatan.............................................................34

BAB IV: PENUTUP


4.1 Kesimpulan..............................................................................38
4.2 Saran........................................................................................38

Daftar Pustaka................................................................................................39

3
BAB I

PENDAHULUAN
Konsep Penyakit
1.1 Latar Belakang
Anemia adalah salah satu penyakit yang sering diderita masyarakat, baik
anak-anak, remaja usia subur, ibu hamil ataupun orang tua. Penyebabnya sangat
beragam, dari yang karena perdarahan, kekurangan zat besi, asam folat, vitamin
B12, sampai kelainan hemolitik. Anemia dapat diketahui dengan pemeriksaan
fisik maupun dengan pemeriksaan laboratorium. Secara fisik penderita tampak
pucat, lemah, dan secara laboratorik didapatkan penurunan kadar Hemoglobin
(Hb) dalam darah dari harga normal.

1.2 Tujuan
Tujuan Umum: Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada
pasien dengan anemia
Tujuan Khusus
a) Mahasiswa mampu mengetahui pengertian anemia.
b) Mahasiswa mampu menyebutkan penyebab anemia.
c) Mahasiswa mampu mengetahui diagnosa-diagnosa yang mungkin muncul
pada pasien anemia.
d) Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan pada pasien dengan
anemia.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Penyakit

2.1 Pengertian

Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan


komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan
untuk pembentukan sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas
pengangkut oksigen darah (Doenges, 1999).

Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah


merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 :
935).

Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah


merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per
100 ml darah (Price, 2006 : 256).

Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit,


melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi
tubuh dan perubahan patotisiologis yang mendasar yang diuraikan melalui
anemnesis yang seksama, pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium.

2.2 Etiologi

Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang


diperlukan untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat.
Selebihnya merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan
genetik, penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya.
Penyebab umum dari anemia:

Perdarahan hebat

Akut (mendadak)

Kecelakaan

Pembedahan

Persalinan

Pecah pembuluh darah

Penyakit Kronik (menahun)

Perdarahan hidung

Wasir (hemoroid)

Ulkus peptikum

Kanker atau polip di saluran pencernaan

Tumor ginjal atau kandung kemih

Perdarahan menstruasi yang sangat banyak

Berkurangnya pembentukan sel darah merah

Kekurangan zat besi

Kekurangan vitamin B12

Kekurangan asam folat

Kekurangan vitamin C
Penyakit kronik

Meningkatnya penghancuran sel darah merah

Pembesaran limpa

Kerusakan mekanik pada sel darah merah

Reaksi autoimun terhadap sel darah merah

Hemoglobinuria nokturnal paroksismal

Sferositosis herediter

Elliptositosis herediter

Kekurangan G6PD

Penyakit sel sabit

Penyakit hemoglobin C

Penyakit hemoglobin S-C

Penyakit hemoglobin E

Thalasemia (Burton, 1990).


2.3 Patofisiologi

Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau


kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum
dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau
kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang
melalui perdarahan atau hemplisis (destruksi), hal ini dapat akibat defek sel darah
merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah yang menyebabkan
destruksi sel darah merah.

Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system fagositik
atau dalam system retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil
samping proses ini bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk
dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera
direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1
mg/dl atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera.
Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar
hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa
makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan
oksigen pun akan kurang. Akibatnya dapat menghambat kerja organ-organ
penting, Salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika
kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti komputer yang memorinya lemah,
Lambat menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bisa diperbaiki (Sjaifoellah,
1998).

2.4 Tanda dan Gejala Anemia

Tanda dan gejala umum anemia disebabkan penurunan pengaturan oksigen


ke jaringan tubuh dan kerusakan metabolisme serta peningkatan kebutuhan
oksigen pada sistem tubuh. Tanda dan gejala tersebut, di antaranya : Lemah dan
letih. Sesak nafas, terutama adanya usaha napas. Pusing. Takikardia dan palpitasi.
Angina pektoris dan gagal jantung kongestif, terutama pada lansia. Kulit dan
membrane mukosa pucat, terutama membran konjungtiva. Kulit pucat sangat
terlihat pada orang berkulit putih, sedangkan pada individu berkulit gelap, pucat
hanya dapat di identifikasi pada membran mukosa. Pengaruh, tanda, dan gejala
umum lainnya ditentukan oleh jenis anemia tertentu.

Sebagai contoh, kuku berbentuk sendok pada seseorang yang


mengalami anemia defisiensi zat besi berat (Broker 2009. Hal 122).

2.5 Penatalaksanaan Medis

Tindakan umum :

Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti


darah yang hilang.

1. Transpalasi sel darah merah.

2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.

3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.

4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang


membutuhkan oksigen

5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.

6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.

Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya) :

1. Anemia defisiensi besi

Penatalaksanaan :

Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan


makanan yang diberikan seperti ikan, daging, telur dan sayur.
Pemberian preparat fe

Perrosulfat 3x 200mg/hari/per oral sehabis makan

Peroglukonat 3x 200 mg/hari /oral sehabis makan.

2. Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12

Anemia asam folat : asam folat 5 mg/hari/oral

Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok


dengan pemberian cairan dan transfusi darah.

2.6 Pemeriksaan Penunjang

Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hemalokrit menurun.

Jumlah eritrosit : menurun (AP), menurun berat (aplastik); MCV (molume


korpuskular rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular rerata) menurun
dan mikrositik dengan eritrosit hipokronik (DB), peningkatan (AP).
Pansitopenia (aplastik).

Jumlah retikulosit : bervariasi, misal : menurun (AP), meningkat (respons


sumsum tulang terhadap kehilangan darah/hemolisis).

Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat
mengindikasikan tipe khusus anemia).

LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal :


peningkatan kerusakan sel darah merah : atau penyakit malignasi.

Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa


anemia, misal : pada tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai
waktu hidup lebih pendek.
Tes kerapuhan eritrosit : menurun (DB).
SDP : jumlah sel total sama dengan sel darah merah (diferensial) mungkin
meningkat (hemolitik) atau menurun (aplastik).

Jumlah trombosit : menurun caplastik; meningkat (DB); normal atau tinggi


(hemolitik)

Hemoglobin elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur hemoglobin.


Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (AP, hemolitik).

Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia sehubungan


dengan defisiensi masukan/absorpsi

Besi serum : tak ada (DB); tinggi (hemolitik)

TBC serum : meningkat (DB)

Feritin serum : meningkat (DB)

Masa perdarahan : memanjang (aplastik)

LDH serum : menurun (DB)

Tes schilling : penurunan eksresi vitamin B12 urine (AP)

Guaiak : mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan isi gaster,
menunjukkan perdarahan akut / kronis (DB).

Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya


asam hidroklorik bebas (AP).

Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan/biopsi : sel mungkin tampak


berubah dalam jumlah, ukuran, dan bentuk, membentuk, membedakan tipe
anemia, misal: peningkatan megaloblas (AP), lemak sumsum dengan
penurunan sel darah (aplastik).
Pemeriksaan andoskopik dan radiografik : memeriksa sisi perdarahan :
perdarahan GI (Doenges, 1999).

Konsep Askep

2.7 Pengkajian

Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan


secara menyeluru(Boedihartono, 1994).
Pengkajian pasien dengan anemia (Doenges, 1999) meliputi :

1. Aktivitas / istirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan
produktivitas ; penurunan semangat untuk bekerja. Toleransi
terhadap latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih
banyak.
Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau
istirahat. Letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik
pada sekitarnya. Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan.
Ataksia, tubuh tidak tegak. Bahu menurun, postur lunglai, berjalan
lambat, dan tanda-tanda lain yang menunujukkan keletihan.
2. Sirkulasi
Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI
kronis, menstruasi berat (DB), angina, CHF (akibat kerja jantung
berlebihan). Riwayat endokarditis infektif kronis. Palpitasi
(takikardia kompensasi).
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan
tekanan nadi melebar, hipotensi postural. Disritmia : abnormalitas
EKG, depresi segmen ST dan pendataran atau depresi gelombang
T; takikardia. Bunyi jantung : murmur sistolik (DB). Ekstremitas
(warna) : pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjuntiva,
mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit
hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan). Kulit seperti
berlilin, pucat (aplastik, AP) atau kuning lemon terang (AP). Sklera
: biru atau putih seperti mutiara (DB). Pengisian kapiler melambat
(penurunan aliran darah ke kapiler dan vasokontriksi kompensasi)
kuku : mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia) (DB).
Rambut : kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara
premature (AP).
3. Integritas ego
Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan
pengobatan, misalnya penolakan transfusi darah.
Tanda : depresi.
4. Eleminasi

Gejala : riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom


malabsorpsi (DB). Hematemesis, feses dengan darah segar,
melena. Diare atau konstipasi. Penurunan haluaran urine.
Tanda : distensi abdomen.

5. Makanan/cairan

Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani


rendah/masukan produk sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah,
kesulitan menelan (ulkus pada faring). Mual/muntah, dyspepsia,
anoreksia. Adanya penurunan berat badan. Tidak pernah puas
mengunyah atau peka terhadap es, kotoran, tepung jagung, cat,
tanah liat, dan sebagainya (DB).

Tanda : lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam


folat dan vitamin B12). Membrane mukosa kering, pucat. Turgor
kulit : buruk, kering, tampak kisut/hilang elastisitas (DB).
Stomatitis dan glositis (status defisiensi). Bibir : selitis, misalnya
inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah. (DB).

6. Neurosensori

Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak


mampuan berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan
bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah
; parestesia tangan/kaki (AP) ; klaudikasi. Sensasi manjadi dingin.
Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis.
Mental : tak mampu berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik :
hemoragis retina (aplastik, AP). Epitaksis : perdarahan dari lubang-
lubang (aplastik). Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan rasa
getar, dan posisi, tanda Romberg positif, paralysis (AP).

7. Nyeri/kenyamanan

Gejala : nyeri abdomen samara : sakit kepala (DB)

8. Pernapasan

Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan
aktivitas.
Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.

9. Keamanan

Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,. Riwayat


terpajan pada radiasi; baik terhadap pengobatan atau kecelekaan.
Riwayat kanker, terapi kanker. Tidak toleran terhadap dingin dan
panas. Transfusi darah sebelumnya. Gangguan penglihatan,
penyembuhan luka buruk, sering infeksi.
Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam,
limfadenopati umum. Ptekie dan ekimosis (aplastik).

10. Seksualitas

Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau


amenore (DB). Hilang libido (pria dan wanita). Imppoten.
Tanda : serviks dan dinding vagina pucat.

2.8 Diagnosa Keperawatan


1) Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya
pertahanan sekunder (penurunan hemoglobin leucopenia, atau penurunan
granulosit (respons inflamasi tertekan)).
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan
/absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
oksigen (pengiriman) dan kebutuhan.
4) Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen
seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel.
5) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
perubahan sirkulasi dan neurologist.
6) Konstipasi atau Diare berhubungan dengan penurunan masukan diet;
perubahan proses pencernaan; efek samping terapi obat.
7) Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurang terpajan/mengingat ;
salah interpretasi informasi ; tidak mengenal sumber informasi.

2.9 Intervensi keperawatan

1) Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya


pertahanan sekunder (penurunan hemoglobin leucopenia, atau penurunan
granulosit (respons inflamasi tertekan)).
Tujuan: Infeksi tidak terjadi.
Kriteria hasil :
mengidentifikasi perilaku untuk mencegah/menurunkan risiko infeksi.
meningkatkan penyembuhan luka, bebas drainase purulen atau eritema,
dan demam.

INTERVENSI RASIONAL
Tingkatkan cuci tangan mencegah kontaminasi
yang baik ; oleh silang/kolonisasi
pemberi perawatan dan bacterial. Catatan :
pasien. pasien dengan anemia
Pertahankan teknik
berat/aplastik dapat
aseptic ketat pada
berisiko akibat flora
prosedur/perawatan
normal kulit.
luka. menurunkan risiko
Berikan perawatan kulit,
kolonisasi/infeksi bakteri
perianal dan oral dengan menurunkan risiko
cermat. kerusakan kulit/jaringan
Motivasi perubahan
dan infeksi.
posisi/ambulasi yang meningkatkan ventilasi
sering, latihan batuk dan semua segmen paru dan
napas dalam. membantu memobilisasi
Tingkatkan masukkan
sekresi untuk mencegah
cairan adekuat
pneumonia.
Pantau/batasi
membantu dalam
pengunjung. Berikan
pengenceran secret
isolasi bila
pernapasan untuk
memungkinkan
mempermudah
Pantau suhu tubuh.
pengeluaran dan
Catat adanya menggigil
mencegah stasis cairan
dan takikardia dengan
tubuh misalnya
atau tanpa demam.
Amati eritema/cairan pernapasan dan ginjal.
membatasi pemajanan
luka
Ambil specimen untuk pada bakteri/infeksi.
kultur/sensitivitas sesuai Perlindungan isolasi
indikasi (kolaborasi) dibutuhkan pada anemia
Berikan antiseptic
aplastik, bila respons
topical ; antibiotic
imun sangat terganggu.
sistemik (kolaborasi). adanya proses
inflamasi/infeksi
membutuhkan
evaluasi/pengobatan.
indikator infeksi lokal.
Catatan : pembentukan
pus mungkin tidak ada
bila granulosit tertekan.
membedakan adanya
infeksi, mengidentifikasi
pathogen khusus dan
mempengaruhi pilihan
pengobatan.
mungkin digunakan
secara propilaktik untuk
menurunkan kolonisasi
atau untuk pengobatan
proses infeksi local.

2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan


untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient
yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.

Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi


Kriteria hasil :

menunujukkan peningkatan/mempertahankan berat badan dengan


nilai laboratorium normal.
tidak mengalami tanda mal nutrisi.
Menununjukkan perilaku, perubahan pola hidup untuk
meningkatkan dan atau mempertahankan berat badan yang sesuai.

INTERVENSI RASIONAL
Kaji riwayat nutrisi, termasuk mengidentifikasi defisiensi,
makan yang disukai. mengawasi masukkan kalori atau
Observasi dan catat masukkan
kualitas kekurangan konsumsi
makanan pasien.
makanan.
Timbang berat badan setiap hari
Berikan makan sedikit dengan memudahkan intervensi
mengawasi penurunan berat badan
frekuensi sering dan atau makan
atau efektivitas intervensi nutrisi.
diantara waktu makan.
menurunkan kelemahan,
Observasi dan catat kejadian
meningkatkan pemasukkan dan
mual/muntah, flatus dan dan gejala
mencegah distensi gaster.
lain yang berhubungan
gejala GI dapat menunjukkan efek
Berikan dan Bantu hygiene mulut
anemia (hipoksia) pada organ.
yang baik ; sebelum dan sesudah
meningkatkan nafsu makan dan
makan, gunakan sikat gigi halus
pemasukkan oral. Menurunkan
untuk penyikatan yang lembut.
pertumbuhan bakteri, meminimalkan
Berikan pencuci mulut yang di
kemungkinan infeksi. Teknik
encerkan bila mukosa oral luka.
perawatan mulut khusus mungkin
Kolaborasi pada ahli gizi untuk
diperlukan bila jaringan
rencana diet.
Kolaborasi ; pantau hasil rapuh/luka/perdarahan dan nyeri
pemeriksaan laboraturium. berat.
Kolaborasi ; berikan obat membantu dalam rencana diet untuk
sesuai indikasi memenuhi kebutuhan individual.
meningkatakan efektivitas program
pengobatan, termasuk sumber diet
nutrisi yang dibutuhkan.
kebutuhan penggantian
tergantung pada tipe anemia dan
atau adanyan masukkan oral yang
buruk dan defisiensi yang
diidentifikasi.

3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai


oksigen (pengiriman) dan kebutuhan.
Tujuan : dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.
Kriteria hasil :

melaporkan peningkatan toleransi aktivitas (termasuk aktivitas sehari-hari)


menunjukkan penurunan tanda intolerasi fisiologis, misalnya nadi,
pernapasan, dan tekanan darah masih dalam rentang normal.

INTERVENSI RASIONAL

Kaji kemampuan ADL pasien. mempengaruhi pilihan


Kaji kehilangan atau gangguan
intervensi/bantuan.
keseimbangan, gaya jalan dan menunjukkan perubahan neurology
kelemahan otot. karena defisiensi vitamin B12
Observasi tanda-tanda vital
mempengaruhi keamanan
sebelum dan sesudah aktivitas.
pasien/risiko cedera.
Berikan lingkungan tenang, batasi
manifestasi kardiopulmonal dari
pengunjung, dan kurangi suara
upaya jantung dan paru untuk
bising, pertahankan tirah baring
membawa jumlah oksigen adekuat
bila di indikasikan.
ke jaringan.
Gunakan teknik menghemat energi,
meningkatkan istirahat untuk
anjurkan pasien istirahat bila terjadi
menurunkan kebutuhan oksigen
kelelahan dan kelemahan, anjurkan
tubuh dan menurunkan regangan
pasien melakukan aktivitas
jantung dan paru.
semampunya (tanpa memaksakan meningkatkan aktivitas secara
diri). bertahap sampai normal dan
memperbaiki tonus otot/stamina
tanpa kelemahan. Meingkatkan
harga diri dan rasa terkontrol.

4) Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler


yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel.
Tujuan : peningkatan perfusi jaringan
Kriteria hasil : - menunjukkan perfusi adekuat, misalnya tanda vital stabil.

INTERVENSI RASIONAL
Awasi tanda vital kaji pengisian memberikan informasi tentang
kapiler, warna kulit/membrane derajat/keadekuatan perfusi jaringan
mukosa, dasar kuku. dan membantu menetukan
Tinggikan kepala tempat tidur
kebutuhan intervensi.
sesuai toleransi. meningkatkan ekspansi paru dan
Awasi upaya pernapasan ;
memaksimalkan oksigenasi untuk
auskultasi bunyi napas perhatikan
kebutuhan seluler. Catatan :
bunyi adventisius.
kontraindikasi bila ada hipotensi.
Selidiki keluhan nyeri
dispnea, gemericik menununjukkan
dada/palpitasi.
gangguan jajntung karena regangan
Hindari penggunaan botol
jantung lama/peningkatan
penghangat atau botol air panas.
kompensasi curah jantung.
Ukur suhu air mandi dengan
iskemia seluler mempengaruhi
thermometer.
jaringan miokardial/ potensial risiko
Kolaborasi pengawasan hasil
infark.
pemeriksaan laboraturium. Berikan
termoreseptor jaringan dermal
sel darah merah lengkap/packed
dangkal karena gangguan oksigen.
produk darah sesuai indikasi. mengidentifikasi defisiensi dan
Berikan oksigen tambahan
kebutuhan pengobatan /respons
sesuai indikasi.
terhadap terapi.
memaksimalkan transport
oksigen ke jaringan.

5) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan


sirkulasi dan neurologist.
Tujuan : dapat mempertahankan integritas kulit.
Kriteria hasil : mengidentifikasi factor risiko/perilaku individu untuk mencegah
cedera dermal.

INTERVENSI RASIONAL

Kaji integritas kulit, catat kondisi kulit dipengaruhi oleh


perubahan pada turgor, gangguan sirkulasi, nutrisi dan imobilisasi.
warna, hangat local, eritema, Jaringan dapat menjadi rapuh dan
ekskoriasi. cenderung untuk infeksi dan rusak.
Reposisi secara periodic dan pijat meningkatkan sirkulasi kesemua
permukaan tulang apabila pasien kulit, membatasi iskemia
tidak bergerak atau ditempat tidur. jaringan/mempengaruhi hipoksia
Anjurkan pemukaan kulit kering
seluler.
dan bersih. Batasi penggunaan area lembab, terkontaminasi,
sabun. memberikan media yang sangat baik
Bantu untuk latihan rentang gerak.
untuk pertumbuhan organisme
Gunakan alat pelindung,
patogenik. Sabun dapat
misalnya kulit domba, keranjang,
mengeringkan kulit secara
kasur tekanan udara/air. Pelindung
berlebihan.
tumit/siku dan bantal sesuai
meningkatkan sirkulasi jaringan,
indikasi. (kolaborasi)
mencegah stasis.
menghindari kerusakan kulit
dengan mencegah /menurunkan
tekanan terhadap permukaan kulit.

6) Konstipasi atau Diare berhubungan dengan penurunan masukan diet; perubahan


proses pencernaan; efek samping terapi obat.
Tujuan : membuat/kembali pola normal dari fungsi usus.
Kriteria hasil : menunjukkan perubahan perilaku/pola hidup, yang diperlukan
sebagai penyebab, factor pemberat.

INTERVENSI RASIONAL

Observasi warna feses, konsistensi, membantu mengidentifikasi


frekuensi dan jumlah. penyebab /factor pemberat dan
Auskultasi bunyi usus.
intervensi yang tepat.
Awasi intake dan output (makanan
bunyi usus secara umum
dan cairan).
meningkat pada diare dan
Dorong masukkan cairan 2500-
menurun pada konstipasi.
3000 ml/hari dalam toleransi
dapat mengidentifikasi dehidrasi,
jantung.
kehilangan berlebihan atau alat
Hindari makanan yang membentuk
dalam mengidentifikasi
gas. defisiensi diet.
Kaji kondisi kulit perianal dengan membantu dalam memperbaiki
sering, catat perubahan kondisi konsistensi feses bila konstipasi.
kulit atau mulai kerusakan. Akan membantu memperthankan
Lakukan perawatan perianal setiap status hidrasi pada diare.
menurunkan distress gastric dan
defekasi bila terjadi diare.
Kolaborasi ahli gizi untuk diet distensi abdomen.
mencegah ekskoriasi kulit dan
siembang dengan tinggi serat dan
kerusakan.
bulk.
serat menahan enzim pencernaan
Berikan pelembek feses, stimulant
dan mengabsorpsi air dalam
ringan, laksatif pembentuk bulk
alirannya sepanjang traktus
atau enema sesuai indikasi. Pantau
intestinal dan dengan demikian
keefektifan. (kolaborasi).
Berikan obat antidiare, menghasilkan bulk, yang bekerja
misalnya Defenoxilat sebagai perangsang untuk
Hidroklorida dengan atropine defekasi.
mempermudah defekasi bila
(Lomotil) dan obat
konstipasi terjadi.
mengabsorpsi air, misalnya
Rasional : menurunkan motilitas
Metamucil. (kolaborasi).
usus bila diare terjadi.

7) Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurang terpajan/mengingat ; salah


interpretasi informasi ; tidak mengenal sumber informasi.
Tujuan : pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic
dan rencana pengobatan.
Kriteria hasil :

pasien menyatakan pemahamannya proses penyakit dan penatalaksanaan


penyakit.
mengidentifikasi factor penyebab.
Melakukan tiindakan yang perlu/perubahan pola hidup.

INTERVENSI RASIONAL

Berikan informasi tentang memberikan dasar pengetahuan


anemia spesifik. Diskusikan sehingga pasien dapat membuat
kenyataan bahwa terapi pilihan yang tepat. Menurunkan
tergantung pada tipe dan ansietas dan dapat meningkatkan
beratnya anemia. kerjasama dalam program terapi.
Tinjau tujuan dan persiapan ansietas/ketakutan tentang
untuk pemeriksaan diagnostic. ketidaktahuan meningkatkan stress,
Kaji tingkat pengetahuan klien
selanjutnya meningkatkan beban
dan keluarga tentang
jantung. Pengetahuan menurunkan
penyakitnya.
ansietas.
Berikan penjelasan pada klien
megetahui seberapa jauh
tentang penyakitnya dan
pengalaman dan pengetahuan klien
kondisinya sekarang
dan keluarga tentang penyakitnya.
Anjurkan klien dan keluarga
dengan mengetahui penyakit dan
untuk memperhatikan diet
kondisinya sekarang, klien dan
makanan nya.
keluarganya akan merasa tenang
Minta klien dan keluarga
dan mengurangi rasa cemas.
mengulangi kembali tentang materi
Diet dan pola makan yang tepat
yang telah diberikan.
membantu proses penyembuhan.
mengetahui seberapa jauh
pemahaman klien dan keluarga serta
menilai keberhasilan dari tindakan
yang dilakukan.
BAB III
TINJAUAN KASUS

Bapak A, 44 tahun, menikah, sudah 3 hari dirawat dengan keluhan sesak


nafas, klien menggunakan nasal kanul, posisi klien semi powler, klien mengatakan
badan lemah, penurunan nafsu makan, porsi makan hanya habil 1/4porsi, dan
aktivitas di bantu. Wajah Bapak A kelihatan pucat dan emosinya labil mudah
tersinggung. Pada pemeriksaan lab ditemukan kadar Hgb 6,2 g/dl, Hct 25%,
RBCs 2,5 mill/mcl. Pada riwayat kesehatan lalu ditemukan riwayat menderita
campak ketika muda, walaupun menurut Ibunya bahwa sewaktu kecil Bapak A
mendapatkan imunisasi lengkap. Bapak A tidak memiliki alergi terhadap
obat, binatang, makanan, atau agen lain. Bapak A pernah dirawat 2 tahun yang
lalu dengan keluhan sakit lambung. Bapak A pernah kecanduan minuman
alkohol sejak masih muda, namun sudah berhenti sejak dirawat 2 tahun yang lalu.
Pola makan biasa 2-3 x sehari, namun tidak menyukai daging dan sayur-
sayuran. Perawat yang menangani Bapak A sering memarahi Bapak A karena
punya pola kebiasaan jelek tidak menyukai daging. Tanda vital TD 110/70
mmHg, HR 80 x per menit, RR 28 x permenit, Suhu 36,6 C. Klien mendapatkan
asam folat 3x1tab, dan tranfusi.

3.1 Biodata
a. Identitas Klien
Nama : Tn.A
Tempat tanggal lahir : Tasikmalaya, 21 Agustus 1973

Umur : 44 tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Status pernikahan : Menikah

Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Tanggal masuk RS : 20 Oktober 2017, Jam 15.30 WIB
Tanggal pengkajian : 23 Oktober 2017, Jam 08.00 WIB
No. Medrec : 830950
Diagnosa Medis : Anemia
Alamat : Kampung Citilu RT 02 RW 09
Desa Pasir Huni Kecamatan Ciawi

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny. S
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Hubungan dengan klien : Istri
Alamat : Kampung Citilu RT 02 RW 09
Desa Pasir Huni Kecamatan Ciawi

3.2 Pengkajian
a. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Keluhan Utama Saat Masuk Rumah Sakit
Menurut penuturan klien dan keluarga pada tanggal 20
Oktober 2017 klien mengeluh sesak nafas dan dibawa ke IGD
RS Harapan Keluarga pada pukul 15.30 WIB. Sesampainya di
rumah sakit klien langsung dipasang nasal kanul.
b) Keluhan Utama Saat Di Kaji
Pada saat dikaji tanggal 23 Oktober 2017, jam 08.00
WIB klien mengatakan sesak nafas, sesak berkurang bila klien
beristirahat tidur dengan posisi semi fowler. Kondisi badan
klien lemah.

2) Riwayat Kesehatan Dahulu


Pada usia muda klien pernah menderita campak. Dan di
usia 42 tahun, klien juga pernah mengalami sakit lambung
sepertinya diakibatkan oleh kebiasaan klien mengonsumsi alkohol
di usia muda.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami
penyakit yang sama seperti klien. Tidak ada keluarga yang
memiliki riwayat anemia.
b. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum

Kesadaran : Composmentis GCS = 15 (E:4, M:6, V:5)


Penampilan : Lemah dan pucat

Pemeriksaan tanda tanda vital


Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Raspirasi : 28 x/menit
Suhu : 36,6oC

Pemeriksaan fisik persistem


a) Sistem pernapasan
Letak hidung simetris, terlihat bersih, terpasang nasal kanul,
tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada lesi atau luka,
tidak ada sekret, tidak ada nyeri tekan. Pergerakan dada antara
kanan dan kiri simetris, frekuensi nafas 28x/menit, saat
diauskultasi napas vesikuler, klien tampak sesak napas, taktil
fremitus positif dibuktikan saat palpasi dan klien mengucapkan
77 terasa getaran yang sama antara dada kiri dan kanan.

b) Sistem kardiovaskular
Konjungtiva merah muda, tidak ada sianosis di area perifer,
bunyi jantung S1 dan S2 normal, tidak ada bunyi tambahan
gallop dan murmur, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi
80x/menit.
c) Sistem pencernaan
Bentuk bibir simetris, tidak ada lesi, mukosa bibir lembab,
warna gusi merah muda, jumlah gigi lengkap 32 buah dan
terlihat kuning, lidah bersih berwarna merah muda, reflek
menelan positif, fungsi sensori lidah normal klien dapat
membedakan rasa manis, asin, asam dan pahit. Tidak ada lesi
atau luka di abdomen, bentuk abdomen datar, tidak terdapat
nyeri tekan, hepar tidak teraba. Di anus tidak terdapat
hemoroid.
d) Sistem genitourinaria
Tidak terdapat nyeri saat berkemih, tidak ada distensi kandung
kemih, tidak teraba adanya pembengkakan ginjal, alat
genetalia klien sering dibersihkan oleh klien sendiri.
e) Sistem endokrin
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah
bening.
f) Sistem Pesarafan
(1) Test fungsi serebral
Kesadaran composmentis, GCS = 15 (E:4, M:6, V:5),
orientasi klien terhadap tempat, waktu dan orang cukup
baik, klien dapat membedakan siang dan malam, dan klien
dapat menyebutkan keluarganya.
(2) Test fungsi nervus
(a) Nervus Olfaktorius ( N I )
Klien dapat membedakan bau minyak kayu putih dan
bau kopi.
(b) Nervus Optikus ( N II )
Klien dapat membaca papan nama dengan jelas pada
jarak 30 cm, tanpa menggunakan alat bantu kacamata.
(c) Nervus Okulomotorius, Trochlearis, Abdusen
(N.III,IV,VI)
Klien dapat menggerakan bola mata kearah atas,
bawah, kiri, kanan, pupil kontriksi saat terkena
cahaya, refleks cahaya positif dan dapat berkedip
dengan spontan.
(d) Nervus Trigeminus ( N V)
Klien dapat menggerakan rahangnya tanpa rasa nyeri,
klien dapat merasakan sentuhan kapas pada wajahnya.
(e) Nervus Facialis ( N VII )
Klien mampu mengerutkan dahi dan tersenyum secara
simetris.
(f) Nervus Auditorius ( N VIII )
Klien mampu mendengar bisikan secara sempurna
dan dapat merespon pertanyaan dengan baik.
(g) Nervus Glosofaringeus ( N IX )
Klien dapat merasakan rasa pahit, asam, manis, asin
dan refleks menelan positif.
(h) Nervus Vagus ( N X )
Klien dapat menelan, uvula terdapat ditengah dan
bergetar saat mengucapkan kata ah.
(i) Nervus Asesorius ( N XI )
Klien dapat mengangkat bahu kanan dan kiri ketika
perawat berusaha menahan, klien dapat menoleh ke
samping melawan tahanan perawat.
(j) Nervus Hipoglosus ( N XII )
Klien dapat menggerakan lidahnya ke segala arah.

g) Sistem integumen
Kulit kepala dan rambut bersih, warna rambut hitam
kecoklatan, distribusi merata, rambut rontok dan tipis, kulit
tubuh lembab dan berkeringat serta lengket, warna kulit sawo
matang, turgor kulit kembali dalam waktu < 3 detik.
h) Sistem muskuloskeletal
(1) Ekstremitas atas
Bentuk kanan dan kiri simetris, ROM kiri dan kanan
mampu bergerak aduksi, abduksi, fleksi, ekstensi dan
rotasi. Tidak terdapat nyeri pada persendiaan dan tulang,
tidak tampak deformitas tulang dan kontraktur sendi.
Kekuatan otot 4 4 klien mampu menahan tahanan penuh
dari perawat. Refleks biceps ++/++, refleks triceps ++/++.
(2) Ekstremitas bawah
Bentuk kanan dan kiri simetris , ROM kiri dan kanan
mampu bergerak aduksi, abduksi, fleksi, ekstensi dan
rotasi, tidak terdapat nyeri, tidak ada kontraktur dan
deformitas, kekuatan otot 4 4, refleks patela ++/++, dan
refleks babinski ++/++.
i) Sistem penglihatan
Bentuk mata simetris, konjungtiva anemis, sklera berwarna
putih, refleks kedua pupil terhadap cahaya positif terjadi
midriasis, fungsi penglihatan baik, pada saat dipalpasi tidak
ada nyeri tekan pada kelenjar air mata. Penglihatan klien baik
dapat dibuktikan klien dapat membaca papan nama perawat.
j) Wicara dan THT
Bentuk telinga simetris, tidak terdapat serumen, klien dapat
menjawab pertanyaan dengan baik dan dapat berkomunikasi
dengan baik.

c. Data Psikologis
1) Status Emosi
Status emosi labil, mudah tersinggung, respon yang kurang baik
terhadap perawat.
2) Kecemasan
Klien mengatakan menyerahkan semuanya kepada Tuhan dan
berharap kesembuhan.
3) Pola Koping
Pola koping kurang baik, karena klien tidak dapat menerima
penjelasan dari perawat.
4) Gaya Komunikasi
Dalam kesehariannya klien menggunakan bahasa sunda, klien
kooperatif dan dapat bekerjasama dengan perawat dalam hal
berkomunikasi dan pada saat pemeriksaan fisik.
5) Konsep Diri
a) Gambaran diri
Klien mengatakan bersyukur atas seluruh anggota tubuhnya
utuh tanpa terkecuali.
b) Harga diri
Klien merasa harga dirinya tetap baik-baik saja walaupun ia
sedang sakit.
c) Peran diri
Klien mengatakan ia seorang kepala keluarga dan identitas
diri.
d) Ideal diri
Klien berharap cepat sembuh agar dapat melakukan aktivitas
sehari-hari.
e) Identitas diri
Klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang laki-laki.
e. Data Sosial
Klien mengatakan hubungan dengan keluarga dan masyarakat cukup
baik, terbukti klien selalu ditemani oleh istri.

f. Data Spiritual
Klien mengatakan bahwa ia beragama Islam, klien selalu berdoa dan
berharap pada Allah SWT agar cepat diberikan kesembuhan.
g. Data Penunjang

Pola Aktivitas Sehari-hari


Tabel 3.1
Pola Aktivitas

N
Jenis Aktivitas Sebelum sakit Saat sakit
o
1 Nutrisi
a. Makan
Nasi + lauk Nasi+lauk
Jenis
2-3 x sehari 1-2x sehari
Frekuensi
1 porsi habis porsi
Porsi
Tidak bisa makan Tidak bisa makan
Keluhan
daging dan sayur daging dan sayur
b. Minum
Jenis Air mineral Air mineral
Frekuensi 5 6 gelas/hari 2 botol (600
Jumlah 1000-1200cc
cc/botol)
/hari 1200cc /hari
2 Eliminasi
a. BAB
1x sehari 1x sehari
Frekuensi
Lembek Lembek
Konsistensi
Kuning Kuning
Warna
Khas Feses Khas Feses
Bau
Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Keluhan
b. BAK
4-5x sehari 4-5x sehari
Frekuensi
800cc 800cc
Jumlah
Kuning jernih Kuning jernih
Warna
Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Keluhan
3 Pola Istirahat
Siang Tidak tidur siang 2 jam
(14.00 16 00
Malam 7 jam
WIB)
7 jam
Keluhan Tidak ada keluhan
(21.00 05.00
WIB)
Klien sering
terbangun bila
terasa sesak
4 Personal Hygine
2x sehari 1 x sehari (Waslap,
a. Mandi
dibantu)
2x sehari
b. Gosok gigi 1xsehari (dibantu)
3x seminggu
c. Keramas Belum keramas
1x seminggu
d. Gunting Belum gunting
2x sehari
kuku kuku
e. Ganti 1x sehari
Pakaian
5 Pola Aktivitas Klien dapat Klien hanya
Pekerjaan sehari-
melakukan terbaring di atas
hari
aktivitas sendiri. tempat tidur dan
aktivitas dibantu.

Rencana Pengobatan
Tabel 3.2
Riwayat Pengobatan
Jenis Therapy Dosis Cara Pemberian
Infus RL 20 tetes/menit IV
asam folat 3x1tab Peroral
Transfusi IV

Hasil Laboratorium tanggal 23 10 2017

Tabel 3.3
Hasil Laboratorium
Hari / tanggal Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
Selasa, 23 HEMATOLOGI
HGB, Hemoglobin 6,2 g/dl P: 12-16, L: 14-18
Oktober 2017
HCT, Hematokrit 25 % P: 35-45, L: 40-50
RBC, Eritrosit 2,5 Juta/uL P: 4,0-5,5, L: 4,5-

3.3 Analisa Data dan Masalah Keperawatan

Tabel 3.4
Analisa Data dan Masalah Keperawatan

No Data Etiologi Masalah


1. DS : Defisiensi besi, vit B Ketidak efektifan pola
- Klien mengatakan sesak nafas 12, As. Folat nafas
DO: Depresi sumsum
- Posisi klien semi fowler tulang eritropoetin
- Klien terpasang nasal kanul
- TTV
- TD : 110/70 Produksi SDM
- Hr: 80x/menit
- RR: 28x/menit
Penurunan jumlah
- Suhu 36,6 C
eritrosit

Penurunan kadar Hb

Kompensasi paru

Peningkatan frekuensi
nafas

Dyspnea (kesulitan
bernafas)

Penurunan transport
O2
Hipoksia
Ketidak efektifan pola
nafas

2. DS: - Pendarahan saluran Ketidak efektifan


DO: cerna perfusi jaringan
- klien tampak pucat perifer
- HB: 6,2 gr/dl
- HCT : 25 %
- RBCs : 2,5 mill/mcl Kehilangan SDM (sel
- Pemasangan Tranfusi darah merah)
- Pemberian Asam folat 3x1

Penurunan jumlah
eritrosit

Penurunan kadar Hb

Kompensasi paru

Beban kerja dan curah


jantung meningkat

Takikardia, angina
(nyeri dada), iskimia
neokardium, beban
kerja jantung
meningkat

Ketidak efektifan
perfusi jaringan
perifer

3. DS : Produksi SDM Ketidak seimbangan


- Klien mengatakan tidak nafsu normal nutrisi kurang dari
makan kebutuhan tubuh
DO :
- Porsi makan porsi Penghancuran SDM
- Klien tidak menyukai daging dan
sayuran
- HB 6,2 gr/dl
Penurunan jumlah
eritrosit

Penurunan kadar Hb

Efek GI

Gangguan penyerapan
nutrisi dan defisiansi
folat

Glositis berat (lidah


meradang), diare,
kehilangan nafsu
makan

Intake nutrisi turun


(anoreksia)

Ketidak seimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
4. DS: Defisiensi besi, vit B Intoleransi aktivitas
- Klien mengatakan badan terasa 12, As. Folat
lemah Depresi sumsum
- Klien mengatakan aktivitas tulang eritropoetin
dibantu
DO :
- klien tampak pucat
- HB; 6,2 gr/dl Produksi SDM

Penurunan jumlah
eritrosit
Penurunan kadar Hb

Kompensasi paru

Peningkatan frekuensi
nafas

Dyspnea (kesulitan
bernafas)

Penurunan transport
O2
Hipoksia

Lemah lesu

Intoleransi aktivitas

3.4 Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas


Tabel 3.5
Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Tanggal Nama


No Tanda Tangan
Keperawatan Ditemukan Perawat
1 Pola napas tidak efektif 23 10 2017 X
b.d sindrome
hipoventilasi dan
penurunan transfer
oksigen ke paru
2 Ketidakefektifan perfusi 23 10 2017 X
jaringan perifer b.d
penurunan konsentrasi
Hb dan darah, suplai
oksigen berkurang
3 Ketidakseimbangan 23 10 2017 X
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d
intake yang kurang,
anoreksia
4 Intoleransi aktivitas b.d 23 10 2017 X
ketidakseimbangan
antara suplai dan
kebutuhan oksigen,
proses metabolisme
terganggu.

3.5 Intervensi Keperawatan (Tujuan,intervensi dan rasional)


NO Diagnosa Intervensi
Keperawatan Tujuan Tindakan Rasional
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan asuhan - Posisikan - Mengobservasi
pola nafas b.d keperawatan 2x24jam pasien untuk tanda tanda vital
sindrom pola nafas efektif memaksimal dapat membantu
hipoventilasi, Kriteria hasil: kan pentilasi dalam menentukan
penurunan - Mendemostrasikan batuk diagnosa
transfer oksigen efekftif dan suara nafas - Pertahankan keperawatan dan
ke paru yang bersih tidak ada jalan nafas dapat memberikan
sianosis dan dyspneu yang paten tindakan
(mampu bernafas keperawatan dengan
dengan mudah) - Mempertahank tepat.
- Menunjukkan jalan nafas - Dengan mengatur
an posisi
yang (klien mer asa posisi klien
pasien
tercekik, irama nafas, diharapkan klien
frekuensi pernafasan - Monitor TD, lebih relax dan
dalam rentang normal HR, suhu nyaman
- Dengan
tidak ada suara nafas dan RR
memberikan
abdnormal) ntang
- TTV dalam rentang nebulizer
normal (tekanan darah, diharapkan dapat
nadi, pernafasan) mengurangi rasa
sesak
2. Ketidakefektifan Setelah dilakukan - Monitor - Mengidentifikas
perfusi jaringan perawatan selama 2x24 tekanan i defisiensi dan
perifer b.d jam klien menunjukan perfusi kebutuhan
penurunan efektifan perfusi jaringan serebral pengobatan/resp
konsentrasi Hb perifer - Monitor
on terhadap
dan darah, Kriteria hasil: tekanan
terapi.
suplai oksigen o Mendemonstrasikan intrakranial - Memenuhi

berkurang pasien dan kebutuhan


status sirkulasi yang
respon konsentrasi Hb
ditandai dengan :
- Tekanan systole neurology dan darah,
dandiastole dalam terhadap suplai oksigen
rentang yang aktivitas
- Posisikan
diharapkan
- Tidak ada pasien pada
ortostatikhipertens posisi
- Tidak ada tanda
semifowler
tanda peningkatan
tekanan
intrakranial (tidak
lebih dari 15
mmHg)
o Mendemonstrasikan
kemampuan kognitif
yang ditandai dengan:
- Berkomunikasi
dengan jelas dan
sesuai dengan
kemampuan
- Menunjukkan
perhatian,
konsentrasi dan
orientasi
- Memproses
informasi
- Membuat
keputusan dengan
benar
- Menunjukkan
fungsi sensori
motori cranial yang
utuh : tingkat
kesadaran
mambaik, tidak
ada gerakan
gerakan involunter

3. Ketidak Setelah dilakukan - Kolaborasi - Memenuhi


seimbangan perawatan selama 2x24 dengan ahli kebutuhan
nutrisi kurang jam klien menunjukan gizi untuk nutrisi pasien
dari kebutuhan keseimbangan nutrisi menentukan guna memenuhi
tubuh b.d intake Kriteria hasil: jumlah intake yang
yang kurang, - Adanya kalori dan kurang
anoreksia - Mempertahanka
peningkatan berat nutrisi
- Anjurkan n berat badan
badan sesuai
pasien untuk yang sehat
dengan tujuan
meningkat
berat ideal sesuai
kan intake
dengan tinggi
Fe
badan
- Anjurkan
- Mampu
pasien untuk
mengidentifikasi meningkatka
kebutuhan nutrisi n protein dan
tidak ada tanda- vitamin C
- Kaji
tanda malnutrisi
- Menunjukan kemampuan
peningkatan fungsi pasien unutk
pengecapan dari mendapatkan
menelan nutrisi yang
- Tidak terjadi
dibutuhkan
penurunan berat
badan
4. Intoleransi Setelah dilakukan - Bantu - Agar klien tidak
aktivitas b.d perawatan selama 2x24 klien kesulitan dalam
ketidakseimban jam klien menunjukan untuk melakukan aktivitas
gan antara intoleransi aktivitas mengid klien di posisikan
suplai dan Kriteria hasil: entifika semifowler
- Memberikan
kebutuhan - Berpartisipasi si
oksigen, proses kenyamanan pada
dalam aktivitas aktivita
metabolisme klien dan
fisik tanpa disertai s yang
yang terganggu mengurangi
peningkatan mampu
ketergangguan pada
tekanan darah, HR dilakuk
dan RR an metabolisme
- Klien mampu
melakukan
aktivitas sehari
hari (ADLs) secara
mandiri
- Tanda-tanda vital
normal
- Mampu berpindah
dengan atau tanpa
bantuan alat
- Energi psikomotor
- Status
kardiopulmunari
adekuat
- Sirkulasi baik
- Status respirasi:
pertukaran gas dan
ventilasi adekaut
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah
merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal (Smeltzer, 2002 :
935). Anemia adalah berkurangnya hingga dibawah nilai normal sel darah merah,
kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml
darah (Price, 2006 : 256).

4.2 Saran
Kesehatan adalah harta yang paling penting dalam kehidupan kita, maka
dari itu selayaknya kita menjaga kesehatan dari kerusakan dan penyakit. Dengan
cara pola hidup yang sehat dapat mencegah penyakit anemia, hidup terasa lebih
nyaman dan indah dengan melakukan pencegahan terhadap penyakit anemia dari
pada kita sudah terkena dampaknya.
DAFTAR PUSTAKA

http://askepkuini.blogspot.co.id/2014/02/nurse-blog.html

http://kerenz-kerenz.blogspot.co.id/p/askep-anemia.html

Nanda. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda Definisi dan Klasifikasi


2005 -2006. Editor : Budi Sentosa. Jakarta : Prima Medika

You might also like