Professional Documents
Culture Documents
Dari kesepuluh model pembelajaran terpadu di atas dipilih tiga model pembelajaran yang
dipandang layak dan sesuai untuk dapat dikembangkan dan mudah dilaksanakan di pendidikan
dasar (Prabowo, 2000:7). Ketiga model pembelajaran terpadu yang dimaksud adalah model
terhubung (connected), model jaring laba-laba (webbed), model keterpaduan (integrated ).
B. PEMBELAJARAN TERPADU MODEL CONNECTED (TERHUBUNG)
Pengertian pembelajaran terpadu model connected merupakan model pembelajaran yang
menunjukkankan keterkaitan dalam seluruh bidang, keterkaitan antar topik, keterkaitan antar
konsep, keterkaitan antar keterampilan, mengaitkan tugas pada hari ini dengan selanjutnya
bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan ide-ide yang dipelajari pada semester
berikutnya dalam satu bidang studi.
Bila kita memandang konsep koneksi ini, rincian dari satu disiplin ilmu terfokus kepada bagian-
bagian yang sebenarnya saling berhubungan. Sehingga akan terjadi serangkaian materi satu
menjadi prasarat materi berikutnya atau satu materi mendukung materi berikutnya, atau materi
satu menjadi prasarat atau berhubungan sehingga apa yang dipelajari menjadikan belajar yang
bermakna. Sebagai catatan kaitan antar konsep, topik, atau tema terjadi hanya pada satu mata
pelajaran.
Perhatian utama dalampenerapan model pembelajaran ini yaitu kejelian dalam mengidentifikasi
dan menetapkan indikator yang akan dipetakan pada setiap mata pelajaran yang akan dipadukan.
Penerapan model connected ini lebih mudah diterapkan pada jenjang pendidikan sekolah dasar
dibandingkan diterapkan di jenjang SMP atauSMA, hal ini dikarenakan di sekolah dasar masih
menerapkan sistem guru kelas.
Sintaks (pola urutan) dari model pembelajaran terpadu tipe connected (terhubung) menurut
Prabowo (2000:11 14) sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan :
1.1. menentukan tujuan pembelajaran umum
1.2. menentukan tujuan pembelajaran khusus
2. Langkah-langkah yang ditempuh oleh guru :
2.1. menyampaikan konsep pendukung yang harus dikuasai siswa.
(materi prasyarat)
2.2. menyampaikan konsep-konsep yang hendak dikuasai oleh siswa
2.3. menyampaikan keterampilan proses yang dapat dikembangkan
2.4. menyampaikan alat dan bahan yang akan digunakan / dibutuhkan
2.5. menyampaikan pertanyaan kunci
3. Tahap Pelaksanaan, meliputi :
3.1. pengelolaan kelas; dengan membagi kelas kedalam beberapa kelompok
3.2. kegiatan proses
3.3. kegiatan pencatatan data
3.4. diskusi secara klasikal
4. Evaluasi, meliputi :
4.1. evaluasi proses , berupa :
- ketepatan hasil pengamatan
- ketepatan dalam penyusunan alat dan bahan
- ketepatan siswa saat menganalisis data
4.2. evaluasi produk :
- penguasaan siswa terhadap konsep-konsep / materi sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus
yang telah ditetapkan.
4.3. evaluasi psikomotor :
- kemampuan penguasaan siswa terhadap penggunaan alat ukur.
a. Kelebihan
1. Guru akan dapat melihat gambaran yang menyeluruh dan kemampuan/indikator yang
digabungkan;
2. kegiatan anak lebih terarah untuk mencapai kemampuan yang tertera pada indikator;
3. siswa memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang suatu konsep sehingga transfer
pengetahuan akan sangat mudah karena konsep-konsep pokok dikembangkan terus-
menerus;
4. siswa dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan
dan juga siswa diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki
dan mengasimilasi gagasan secara bertahap.
b. Kekurangan
1. model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum menggabungkan
bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran yang lain;
2. model ini kurang mendorong guru bekerja sama karena relatif mudah dilaksanakan secara
mandiri;
3. bagi guru bidang studi mungkin kurang terdorong untuk menghubungkan konsep yang terkait
karena sukarnya mengatur waktu untuk merundingkannya atau karena terfokus pada keterkaitan
konsep, maka pembelajaran secara global jadi terabaikan.
Secara umum proses pembelajaran sebagai suatu sistem dipengaruhi oleh tiga faktor masukan,
yaitu raw input, instrumental input, dan environmental input. Demikian halnya dengan
pembelajaran terpadu connected, maka sistem itu dapat digunakan. Raw input terdiri dari guru
dan siswa, maksudnya kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan sangat dipengaruhi oleh
pemahaman dan pengetahuan guru tentang pembelajaran terpadu model connected maupun
pengalaman mengajar guru. Selanjutnya kemampuan, sikap, minat dan motivasi merupakan
faktor siswa yang akan berpengaruh pada kegiatan pembelajaran. Instrumental input merupakan
acuan dalam pengembangan pembelajaran terpadu model connected, berdasarkan pada undang-
undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri (Kurikulum, SKL, dan SKKD) maka guru
mengembangkan model pembelajaran. Dalam enviromental input, lingkungan yang berpengaruh
pada kegiatan pembelajaran adalah ketersediaan sarana prasarana dan dukungan dari masyarakat
baik moral maupun material (Nurrudin Hidayat, 2009:18).
Perubahan pendekatan pembelajaran IPA ini akan menuntut guru untuk memahami dan
menyesuaikannya. Selama ini guru IPA telah terbiasa dengan pembagian tugas sebagai guru
fisika dan guru biologi,sekarang mereka harus dapat mengajarkan fisika,biologi dan kimia secara
keseluruhan,baik secara individu maupun dengan bekerja sama dalam team teaching.Perubahan
pendekatan pembelajaran ini bukanlah hal yang mudah bagi mereka yang telah bertahun-tahun
mengajarkan mata pelajaran secara terpisah.
IPA Terpadu terdiri dari mata pelajaran Fisika, Biologi dan Kimia. Pembelajaran IPA Terpadu
ini dimaksudkan agar peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang lebih menunjukkan
keterkaitan unsur unsur konseptual yang berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman
belajar. Diharapkan dengan keterkaitan konseptual yang dipelajari dari unsur-unsur dalam
bidang studi IPA yang relevan akan membuat skema kognitif, sehingga peserta didik akan
memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan, serta kebulatan pandangan tentang
kehidupan,dunia nyata dan fenomena alam.
Desain pembelajaran IPA terpadu memuat beberapa keterpaduan antar Kompetensi Dasar dari
berbagai mata pelajaran. Dari berbagai model pembelajaran terpadu Fogarty, model connected
(keterhubungan) merupakan salah satu model yang tepat digunakan dalam desain pembelajaran
IPA Terpadu. Hal ini dikarenakan pada mata pelajaran Fisika, Biologi, dan Kimia juga memiliki
karakteristik tersendiri.
Pembelajaran IPA secara terpadu harus menggunakan tema yang relevan dan berkaitan. Materi
yang dipadukan masih dalam lingkup bidang kajian IPA.
Pemanfaatan penerapan model terhubung (connected) ini sangat relevan dengan konsep Cahaya
(dalam fisika) dan konsep Sistem Indera pada manusia (dalam biologi), agar dapat terwujud
pemampatan/ pengurangan waktu dalam pembelajaran pada konsep-konsep tersebut (Reduce
Instructional Time). Hal ini terkait dengan upaya menghindari terjadinya penjejalan kurikulum
dalam proses pembelajaran, sebagai akibat dari mengejar target kurikulum.
DAFTAR PUSTAKA