Professional Documents
Culture Documents
1
APLIKASI OREMS MODEL DALAM PROSES KEPERAWATAN
Oleh : Lely Lusmilasari, S.Kp., M.Kes., PhD
Edited by : Nila alfa fauziah
A. OUTLINE
1) Overview Orems Theory
2) Definisi Teori Dan Konsep Dalam Orems Model
3) Aplikasi Orems Model Dalam Proses Keperawatan Menggunakan
Snl (Nanda, Noc, Nic)
2
Self-Care/Dependent- Self-Care/Dependent- Nursing System
care theory Care Deficit theory theory
Orem memandang teori ini menggambarkan Orem melihat bahwa
individu sebagai agen manusia sebagai perawatan adalah
yang mempunyai penerima perawatan pelayanan untuk
kekuatan dan yang tidak mampu menolong seseorang
kecenderungan memenuhi kebutuhan (helping process)
memenuhi kebutuhan perawatan dirinya dan dalam memenuhi
dirinya secara memiliki berbagai kebutuhan perawatan
mandiri/memenuhi keterbatasan- dirinya
kebutuhan orang lain keterbatasan dalam
mencapai taraf
kesehatannya
3
4
5
C. SELF-CARE REQUISITES
1. Universal Self-Care Requisites
Aspek universal ini berhubungan dengan proses hidup atau
kebutuhan dasar manusia, yaitu :
a) Pemeliharaan kebutuhan udara/oksigen
b) Pemeliharaan kebutuhan air
c) Pemeliharaan kebutuhan makanan
d) Perawatan proses eliminasi dan ekskresi
e) Pemeliharaan keseimbangan aktivitas dan istirahat
f) Pemeliharaan keseimbangan privasi dan interaksi sosial
g) Pencegahan rIsiko yang mengancam kehidupan, kesehatan dan
kesejahteraan
6
h) Peningkatan kesehatan dan pengembangan potensi dalam
hubungan sosial
D. NURSING SYSTEM
Membantu metode (Hepling Method)
1. Bertindak utuk atau melakukan lainnya (acting for or doing for
other)
2. Membimbing dan mengarahkan (guiding and directing)
3. Menyediakan dukungan fisik atau psikologis (providing physical
or psychologic support)
7
4. Menyediakan dan mempertahankan lingkungan yang mendukung
pengembangan pribadi (providing and maintaining an
environment that support personal development)
5. Pengajaran (Teaching)
8
E. CRITICAL THINKING IN NURSING PROCESS
1. Diagnosis Operations
Dimulai dengan membangun hubungan perawat-klien dan
melanjutkan kontrak untuk bekerja untuk mengidentifikasi dan
mendiskusikan tuntutan perawatan diri saat ini dan potensial
Faktor pengkondisian dasar dicatat dan dipertimbangkan dalam
hubungan universal melalui peninjauan ulang persyaratan
perawatan mandiri, perkembangan, dan kesehatan dan tindakan
terkait perawatan mandiri.
2. Presciptive operation
Persyaratan perawatan mandiri terapeutik yang ideal untuk setiap
persyaratan perawatan mandiri ditentukan dengan meninjau
kemungkinan metode bantuan, dengan mempertimbangkan faktor
9
pengkondisian dasar yang terkait, dan mengidentifikasi metode
bantuan yang paling tepat.
3. Regulatory Operations
Resep yang berkembang digunakan dalam tahap peraturan untuk
merancang, merencanakan, dan menghasilkan sistem peraturan
keperawatan
4. Control Operations
Evaluasi terjadi pada fase control
10
perawatan diri
Kemampuan seseorang untuk
melakukan perawatan diri
Implementation Langkah 3
11
kesehatan dan kesehatan
12
Aplikasi Teori Comfort Katharine Kolcaba
By: Anik Rustiyaningsih, M.Kep, Ns, Sp. Kep. An.
(Editor: Yuliatil Adawiyah Harahap)
Teori Comfort
Comfort theory Kolcaba merupakan middle range theory dalam praktek
dan riset keperawatan, karena adanya keterbatasan jumlah konsep,
abstraksi tingkat rendah dan mudah diaplikasikan dalam praktek nyata
(Alligood, 2014).
Pertama kali dipublikasikan oleh Katharine Kolcaba pada tahun 1994.
13
2. Comfort intervention
Tindakan perawat yang ditujukan kepada kebutuhan kenyamanan pasien
meliputi intervensi fisiologi, sosial, kultural, dan fisik. Intervensi
kenyamanan ini dibedakan menjadi intervensi kenyamanan standar,
choacing, dan comfort food for the soul.
3. Intervening variables
Didefinisikan sebagai kekuatan yang berinteraksi sehingga
mempengaruhi persepsi pasien dari comfort secara keseluruhan. Variable
ini meliputi pengalaman masa lalu, usia, sikap, status emosional, support
system, prognosis, finansial, dan keseluruhan elemen dalam pengalaman
pasien.
4. Enhanced Comfort.
Sebuah outcome yang langsung diharapkan pada pelayanan
keperawatan, yaitu peningkatan kenyamanan.
5. Health Seeking Behavior (HSBs)
Didefinisikan sebagai sebuah kategori yang luas dari outcome
intervensi., didefinisikan oleh pasien itu sendiri melalui konsultasi
dengan perawat. HSBs ini dapat berasal dari eksternal (aktivitas yang
terkait dengan kesehatan), internal (penyembuhan, fungsi imun, dan
lainnya) atau kedamaian menjelang ajal.
6. Institusional integrity
Didefinisikan sebagai nilai-nilai, stabilitas finansial, dan keseluruhan
dari organisasi pelayanan kesehatan pada area lokal, regional, dan
nasional. Pada sistem rumah sakit, definisi institusi diartikan sebagai
pelayanan kesehatan umum, agensi home care, dan lainnya. Kolcaba
(2001) telah menetapkan definisi secara teknis untuk integritas
institusional: korporasi, komunitas, sekolah, rumah sakit, gereja, panti
asuhan dan sebagainya yang berkualitas atau punya status lebih lengkap,
sehat, menarik, jujur, dan bersungguh-sungguh.
14
7. Best practices
Didefinisikan sebagai penggunaan pelayanan kesehatan berdasarkan
pada evidence prosedur yang terbaik untuk mencapai kemungkinan hasil
yang terbaik untuk individu maupun keluarga (institusional).
8. Best policies
Didefinisikan sebagai kebijakan institusional maupun regional pada
rentang protocol prosedur dan ketersediaan pelayanan kesehatan.
Keterkaitan Konsep
1. Perawat mengidentifikasi kebutuhan kenyamanan klien dan anggota
keluarga, khususnya kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh sistem
pendukung dari luar, perawat menyusun
2. Rencana keperawatan untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan,
3. Variabel intervensi diperhitungkan dalam merancang intervensi dan
menentukan keberhasilan intervensi,
4. Peningkatan kenyamanan akan langsung terlihat sebagai hasil dari
intervensi yang efektif,
5. Pasien dan perawat sepakat tentang perilaku pelayanan kesehatan yang
diinginkan,
6. Bila kenyamanan tercapai, pasien dan anggota keluarga terikat oleh
perilaku pelayanan kesehatan yang akan meningkatkan kenyamanan
lebih lanjut,
7. Bila pasien dan keluarga telah memiliki perilaku pelayanan kesehatan
yang kuat sebagai hasil dari comfort care, perawat dan keluarga akan
lebih puas dengan pelayanan kesehatan,
15
8. Bila perawat dan klien puas terhadap institusi pelayanan, masyarakat
akan mengetahui konstribusi institusi tersebut terhadap program
kesehatan pemerintah. Institusi menjadi lebih terpandang dan terhormat
(Kolcaba, 2003; Sitzman, Katheleen, Eichelberger, 2011).
16
Konsep Metaparadigma menurut Katharine Kolcaba
1. Keperawatan: pengkajian kebutuhan kenyamanan yang intensif terhadap
pasien, keluarga atau masyarakat; desain pengukuran tingkat kebutuhan
kenyamanan, termasuk penilaian ulang tingkat kenyamanan setelah
implementasi kemudian dibandingkan dengan tujuan hasil yang
diinginkan.
2. Pasien: seorang individu, keluarga, atau masyarakat yang membutuhkan
pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan primer, sekunder, dan tersier.
3. Lingkungan: aspek sekitar pasien/keluarga/ masyarakat yang
mempengaruhi kenyamanan dan dapat dimanipulasi untuk meningkatkan
kenyamanan.
4. Kesehatan: fungsi optimum pasien / keluarga / masyarakat yang
difasilitasi dengan peningkatan kenyamanan.
17
Aplikasi Teori
18
Teori Kenyamanan dalam Proses Keperawatan
Comfort didefinisikan sebagai pengalaman manusia yang segera dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan relief, ease, dan transcendence bertemu dalam
empat konteks pengalaman (fisik, psikospiritual, lingkungan, dan sosial)
(Kolcaba, & DiMarco, 2005).
Relief diartikan sebagai keadaan dimana pasien memiliki kebutuhan
spesifik.
Ease diartikan sebagai keadaan tenang, dan tentram.
Transcendence adalah kemampuan untuk naik di atas ketidaknyamanan,
masalah atau nyeri, ketika ketidaknyamanan itu tidak dapat dihapuskan
atau dihindari.
Konteks pengalaman fisik adalah pengalaman yang berhubungan dengan
sensasi tubuh dan mekanisme homeostasis;
Konteks psikospiritual berhubungan dengan kesadaran internal tentang diri
sendiri, termasuk harga diri, konsep, seksualitas, arti hidup seseorang, dan
hubungan seseorang dengan Tuhan atau sesuatu yang lebih tinggi dari
manusia;
Konteks lingkungan berhubungan dengan kondisi, dan keadaan eksternal
yang mempengaruhi individu seperti suhu, cahaya, suara, bau, warna,
furnitur, dan landscape;
Konteks sosial berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga,
hubungan sosial, tradisi keluarga, ritual. (Alligood, 2014; Kolcaba, &
DiMarco, 2005).
19
Taxonomy Structure of Comfort
21
Aplikasi pada Kasus
Anak K.A, laki-laki, usia 4 tahun 4 bulan, masuk ke ruang rawat non
infeksi anak RSCM pada tanggal 12 April 2015 malam rencana kemoterapi
protokol Limfoma Non Hodgkin (LNH) siklus tiga protokol kedua. Tahun
2012 pasien mengeluh terdapat benjolan di leher dan bahu, hilang timbul.
Tahun 2013 terdapat benjolan di testis, berobat ke RS Tangerang dan
dirujuk ke RSCM. Tahun 2014, di RSCM dilakukan biopsi dengan hasil
pemeriksaan patologi anatomi LNH. Mulai kemoterapi pertama awal 2014,
sampai selesai protokol pertama. Awal 2015 lanjut kemoterapi protokol
kedua. Hasil pemeriksaan cairan serebro spinal tanggal 6 Februari 2015 tak
tampak sel blast.
Saat dilakukan pengkajian tanggal 13 April 2015 pasien keadaan umum
sedang, kesadaran compos mentis, terdapat keluhan nyeri sejak malam
pertama masuk, VAS dua, skor kenyamanan 15. Nyeri diperburuk dengan
kondisi ruang rawat yang terasa panas karena AC mati, dan bau keringat
yang tak sedap. Nyeri di kepala terasa berdenyut (pusing), tidak menyebar
ke area tubuh yang lain, pusing sesekali, durasi lebih dari 30 menit, nyeri
berkurang dengan istirahat dan pendampingan orang tua. Nyeri membuat
aktivitas berkurang, belum ada pengelolaan nyeri yang sudah dilakukan.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan data TD: 77/44 mmHg, N: 56x/m,
P: 25x/m, S: 36,50C. BB;19,5 kg, PB/TB: 113 cm, LLA: 17 cm, status gizi
baik. Pernafasan spontan, irama teratur, vesikuler, penggunaan otot bantu
nafas tidak ada, retraksi dada tidak ada, pernafasan cuping hidung tidak
ada. Sirkulasi normal, sianosis tidak ada, pucat tidak ada, capillary refill
time (CRT) kurang dari tiga detik, akral hangat. Status kardiovaskuler
bunyi jantung S1 S2 normal, suara jantung tambahan tidak ada, irama
jantung normal, denyut nadi kuat. Pemeriksaan gastrointestinal didapatkan
mukosa mulut lembab, mual tidak ada, muntah tidak ada, abdomen supel,
bising usus normal, rencana diet makan biasa (MB) 1500 kkal ditambah
22
makan cair (MC) 3x100 ml ~ 1800 kkal diberikan per oral, minum bebas.
Sistem eliminasi didapatkan data defekasi normal satu kali per hari,
konsistensi lembek, BAK spontan normal. Pengkajian sistem integumen
didapatkan data warna kulit normal, luka tidak ada, skala Norton 20.
Pengkajian musculoskeletal didapatkan data kelainan tulang tidak ada,
gerakan bebas. Genitalia normal. Pengkajian neurologi pupil isokor, refleks
terhadap cahaya ada, ubun-ubun datar, gangguan neurologis tidak ada.
Kelainan yang lain pembesaran organ tidak ada, gangguan sensori tidak
ada.
Pengkajian psikospiritual didapatkan data status psikologis tenang, agama
Islam, aturan agama yang mempengaruhi pengobatan tidak ada. Pasien dan
keluarga mengerti sakit yang sedang diderita, dan rajin melaksanakan
pengobatan berharap bisa pulih dari sakit yang diderita. Keluarga
mengatakan cemas stelah tahu hasil pemeriksaan LCS tanggal 15/4/2015.
Pengkajian sosiokultural didapatkan data hubungan pasien dengan anggota
keluarga baik, anak dirawat ditunggui oleh ayah dan ibunya. Tidak ada
aturan budaya yang mempengaruhi kesehatan.
Pengkajian lingkungan didapatkan data pasien dan keluarga merasa tidak
nyaman dengan suhu ruang rawat yang panas karena AC mati dan juga bau
keringat yang sangat tercium di dalam ruangan. Kondisi ruang yang lain
tidak ada keluhan.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan sebelum masuk (tanggal 8 April
2015) meliputi darah lengkap dengan hasil Hb (hemoglobin) 9,8 g/dl, Ht
(hematokrit) 28,9 %, E (eritrosit) 3,28 x 106/l, MCV 88,1 fl, MCH 29,9
pg, MCHC 33,9 g/dl, Tr (trombosit) 312 x 103/l, L (leukosit) 2.71 x
103/l, Hitung jenis leukosit basophil 0,7% , eosinofil 4,1%, neutrofil
73,8%, limfosit 11,1%, monosit 10,3%, LED (laju endap darah) 50; fungsi
hati PT 12,1, APTT 37 kontrol PT 12,4, kontrol APTT 39,8; SGOT 24,
SGPT 10; gamma GT 15; Fosfatase alkali 204; Albumin 5,16; Bilirubin
23
total 0,78, Bilirubin direct 0,27, Bilirubin indirect 0,51; elektrolit
Na/natrium 147, K/kalium 4,95, Cl /clorida 104,2; fungsi ginjal Ur/ureum
18, Cr/kreatinin 0,3.
Terapi medis yang diberikan ondansentron 4mgx3 i.v, lactulac 5mlx3 p.o,
minosep gargle 15mlx2 kumur-kumur, parasetamol 250mgx3 p.o,
parasetamol 200mg ekstra i.v, prednison 3- 2-2 tablet p.o. Rencana
kemoterapi mulai tanggal 13 April 2015 adalah vincristin 1,2 mgx1 saja i.v,
metotreksat 10mg plus deksametason 1mg x1 saja IT, adriamisin 40mgx1
saja i.v, siklofosfamid 1000mgx1 saja i.v, mesna 200mgx1 saja i.v. Infus
yang diberikan KAEN IB 20 cc/jam.
Lanjut ke Makalah
Pengkajian Menggunakan struktur Taksonomi Comfort (lampiran)
Diagnosis (NANDA) (lampiran)
Intervensi berdasarkan NOC dan NIC (lampiran)
Evaluasi (lampiran)
Referensi:
1. Comfort Theory. Retrieved from
http://currentnursing.com/nursing_theory/comfort_theory_Kathy_Kolcaba.
html
2. Katharine Kolcaba: Middle range nursing theorist. Retrieved from
https://sites.google.com/a/northgeorgia.edu/middlerange-nursing-theorist-
range presentation/home.
3. Kolcaba, K. (1995). The art of comfort care [Electronic version]. Journal of
Nursing Scholarship. 27(4), 287-289.
4. Katharine Kolcabas Theory of Comfort. Retrieved from
http://nursingtheoryreview.blogspot.com/
5. Rustiyaningsih, A. (2015). Aplikasi comfort theory Kolcaba pada pasien
anak penderita kanker dengan masalah nyeri di ruang rawat anak non
infeksi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Universitas Indonesia:
Tesis.
24
HEALTH PROMOTION MODEL (HPM)
Nola J. Penders Theory
By : Susi Simanjuntak
Nola J Pender :
1. Fakultas keperawatan Universitas Michigan
2. Dia mengembangkan HPM
3. Ketertarikan Nola J Pender adalah pada : aktifitas fisik, perilaku
remaja, promosi kesehatan, dan konseling perilaku kesehatan
Nola J Pender :
1. 1992 >> mendapatkan gelar doctor kehormatan dari Widener
University
25
2. 1988 >> mendapatkan penghargaan penelitian dari Midwest Nursing
Research Society untuk kontribusinya dalam penelitian dan
kepemimpinan penelitian
3. 1997 >> penghargaan dari the American Psychological Association
Award untuk kontribusi yang luar biasa pada bidang keperawatan dan
kesehatan psikologis
4. 1998 >> penghargaan dosen teladan
5. The Associate Dean for Research at the University of Michigan School
of Nursing (1990-2001).
6. Penelitian terbaru dan program penelitian kedepan adalah : memahami
bagaimana pengerahan tenaga dan respon afektif dari remaja
perempuan terhadap tantangan aktiftas fisik, Pengembangan program
computer interaktif sebagai intervensi untuk meningkatkan aktivitas
fisik pada remaja putri.
Sumber Teori
Latar Belakang
Pender dari
Keperawatan
Teori Perkembangan
Pembelajaran manusia
fondasi
dari
HPM
Percobaan
Psikologi sosial
Psikologi
Perspektif
Holistik dari
Keprawatan
26
2. Teori pembelajaran sosial >> sekarang berubah nama menjadi Teori
Kognitif sosial (self-beliefs, self-attribution, self-evaluation, self-
efficacy)
3. Self efikasi merupakan pusat dari HPM
4. Model HPM juga hampir sama dengan the health belief yang
dikembangkan oleh Becker 1974 tapi model ini tidak terbatas untuk
mencegah perilaku penyakit
5. Perbedaan HPM dengan the health belief adalah HPM tidak
mencakup ketakutan atau ancaman sebagai sumber motivasi dari
perilaku kesehatan.
27
2. Promosi kesehatan sebagai kombinasi dari pendidikan dan lingkungan
yang mendukung kondisi dan tindakan kesehatan dari LiVING
Conducive untuk kesehatan (Green Kreuter)
3. Promosi kesehatan merupakan perilaku yang dimotivasi oleh keinginan
untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengaktualisasikan potensi
kesehatan manusia (Nola Pender)
Konsep Mayor
28
3. Faktor personal biologis
Faktor yang termasuk adalah variabel jenis kelamin, umur,
indeks massa tubuh, status pubertas, menopause, kapasitas
aerobic, keseimbangan, dan kekuatan.
4. Faktor personal psikologis
Mencakup variable self-esteem, self-motivasi, kompetensi
personal, persepsi status kesehatan, pengertian sehat.
5. Faktor personal sosial kultural
Mencakup ras, etnik, pendidikan, dan status ekonomi sosial
6. PERCEIVED BENEFITS OF ACTION
Merupakan outcome positif yang akan muncul dari perilaku kesehatan
7. PERCEIVED BARRIERS TO ACTION
Merupakan blok antisipasi nyata dan biaya personal sebelum
melakukan perilaku yang diberikan
8. PERCEIVED SELF-EFFICACY
Merupakan pernyataan terhadap kapabilitas/kemampuan
personal dan mengorganisasikan atau menjalankan perilaku
promosi kesehatan.
Pengaruh terhadap Persepsi Self efikasi adalah jika self efikasi
semakin tinggi maka semakin rendah persepsi terhadap hambatan
dalam melakukan perilaku promosi kesehatan.
9. ACTIVITY-RELATED AFFECT
Menggambarkan perasaan subjektif seseorang yang bisa bersifat
positif dan negative yang muncul sepanjang atau mengikuti
perilaku yang didasarkan kepada property stimulus dari perilkau
itu sendiri.
Mempengaruhi self efikasi yang berarti semakin positif perasaan
subjektif seseorang maka semakin besar perasaan efikasinya.
29
Peningkatan self efikasi dapat memberikan efek kedepan yang
lebih positif.
10.Pengaruh interpersonal
Kognisi yang berfokus kepada perilaku, keyakinana, attitude dari
orang lain
Pengaruh yang mencakup dukungan sosial (dorongan
instrumental atau emosional) dan modeling
Sumber primer dari pengaruh interpersonal adalah keluarga,
teman bermain, dan staff penyedia layanan kesehatan
11.Pengaruh situasional
Persepsi personal dan kognisi yang diberikan pada setiap situasi
dan konteks dapat memfasilatasi perilaku.
Mencaakup persepsi dan pilihan yang tersedia, karakteristik
permintaan dan fitur dari lingkungan.
Mengikuti secara langsung dari hasil perilaku sebelumnya
Outcome perilaku diinisiasi oleh komitmen dalam tindakan
meskipun permintaan bersaing tidak bisa dicegah.
12.Komitmen terhadap plan of action
Menjelaskan tentang konsep INTENTION dan mengidentifikasi
rencana strategi yang memimpin perilaku kesehatan
13.IMMEDIATE COMPETING DEMANDS AND PREFERENCES
Adalah alternative perilaku dimana individu memiliki kontrol yang
rendah karena pengaruh dari anaggota lingkungan seperti pekerjaan dan
tanggung jawab merawat keluarga.
14.HEALTH-PROMOTING BEHAVIOR
Merupakan point terakhir dan outcome tindakan langsung
menghadapi atau mencapai hasil kesehatan yang positif seperti
30
kesejahteraan yang optimal, pemenuhan pribadi, dan hidup yang
produktif
Contoh dari perilaku promosi kesehatan adalah pola makan yang
sehat, olahraga secara teratur, manjemen stress, memeperoleh
istrahat yang cukup, pertumbuhan spiritual, dan membangun
hubungan yang positif.
31
Self efikasi yang besar akan memperkecil hambatan terhadap
perilaku kesehatan tertentu
Pengaruh positif dari suatu perilaku akan menghasilkan self
efikasi yang lebih besar
5. Keluarga, teman sebaya, dan staff penyedia layanan kesehatan
merupakan sumber penting yang dapat meningkatkan dan menurunkan
komitmen dalam meningkatkan perilaku promosi kesehatan.
6. Pengaruh situasional di lingkungan eksternal dapat meningkatkan atau
mengurangi komitmen atau partisipasi dalam perilaku mempromosikan
kesehatan
ASUMSI MAYOR
1. Individu memiliki kapasitas untuk merefleksikan self-awareness
(kesadaran diri) melalui pengkajian terhadap kompetensi mereka.
2. Individu mencari untuk secara aktif meregulasikan perilaku mereka
3. Individu dalam semua kompleksitas biopsikososial berinteraksi dengan
lingkungan
4. Lembaga profesional kesehatan merupakan bagian dari lingkungan
interpersonal
5. Rekonfigurasi self-initiated dari pola interaktif lingkungan individu
merupakan perubahan perilaku yang penting
32
Acceptance by the Nursing Community
1. Praktek
HPM sangat relevant dalam praktek klinis karena mengaplikasikan
semua periode hidup dan sangat berguna dalam semua setting. HPM
memberikan kontribusi terhadap solusi keperawatan dalam
peraturan kesehatan dan perawatan kesehatan >> sehingga hal ini
dapat memotivasi untuk meningkatkan kesehatan personal.
2. Edukasi
HPM digunakan dalam program pendidikan pasca sarjana dan
penggunaanya semakin meningkat pada program pendidikan
sarjana di USA
HPM tergabung dengan kurikulum keperawatan sebagai salah
satu aspek pengkajian kesehatan, keperawatan kesehatan
komunitas, kesejahteraan yang berfokus pada pelatihan
Terjadi pertumbuhan secara global >> penggunaan HPM
dalam kurikulum keperawatan.
3. Penelitian
HPM merupakan instrument/tool dalam penelitian
Banyak peneliti yang melaporkan menggunakan model HPM
sebagai acuan kerangka
33
Model HPM mempunyai implikasi dalam aplikasi dengan
menekankan pentingnya pengkajian individu dari faktor yang
diyakini mempengaruhi perubahan perilaku kesehatan.
Mayor Konsep
1. Komitmen terhadap plan of action (rencana tindakan)
2. Mengidentifikasi rencana strategi
3. Memproklamirkan permintaan niat berkompetensi secara langsung
dan preferensi
4. Perilaku promosi kesehatan diarahkan untuk memperoleh outcome
kesehatan yang positif seperti manajemen stress, pola makan yang
sehta, dan olahraga secara teratur.
INDIVIDU LINGKUNGAN
KEPERAWATAN SAKIT
SEHAT
34
Orang adalah makluk hidup biopsikososial yang sebagian dibentuk oleh
lingkungan tetapi juga berusaha untuk menciptakan suatu lingkungan,
sehingga orang dan lingkungan mempunyai hubungan timbal balik
KESUKSESAN HPM DIDASARKAN KEPADA 7 ASUMSI
1. Orang berusaha untuk menciptakan kondisi hidup yang optimal
2. Orang-orang memiliki kemampuan untuk melakukan penilaian dirinya
(self assesment) dan tahu kekuatan mereka
3. Orang berusaha untuk mengatur perilaku mereka
4. Orang-orang berinteraksi dan mengubah lingkungan mereka
5. Perawat dan profesi kesehatan lainnya merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari masyarakat
6. Orang-orang memiliki kemampuan untuk mengubah perilaku mereka
yang diperlukan.
35
Lingkungan adalah konteks sosial, budaya dan fisik di mana perjalanan
hidup berjalan
Lingkungan dapat dimanipulasi oleh individu
36
Penyakit adalah peristiwa sepanjang masa hidup
baik pendek (akut) atau panjang (kronis) durasi
dapat menghambat atau memfasilitasi seseorang terus pencarian untuk
kesehatan.
ASUMSI HPM ( REFLEKSI ANTARA KEPERAWATAN DAN
PERSPEKTIF ILMU PERILAKU)
37
Teoritis HPM
1. Karakteristik perilaku sebelumnya dan yg didapatkan mempengaruhi
keyakinan, dan dilakukan untuk perilaku promosi kesehatan
2. Orang berkomitmen untuk terlibat dalam perilaku yang mereka
antisipasi berasal dari dirinya.
3. Hambatan yang dirasakan dapat menghambat komitmen untuk
bertindak
4. Kompetensi atau self-efficacy yg dirasakan untuk melaksanakan
perilaku tertentu meningkatkan komitmen untuk bertindak dan
meningkatkan perilaku.
5. Semakin besar self-efficacy yg dirasakan, semakin kecil untuk perilaku
kesehatan tertentu.
6. Ketika perasaan positif berhubungan dengan kemungkinan peningkatan
komitmen dan tindakan
7. Orang lebih cenderung untuk berkomitmen dan terlibat dalam perilaku
promosi kesehatan ketika orang lain mengharapkan perilaku terjadi,
dan memberikan bantuan dan dukungan untuk mengaktifkan perilaku.
8. Keluarga, teman sebaya, dan penyedia layanan kesehatan adalah
sumber interpersonal penting yang memberi pengaruh meningkatkan
atau menurunkan komitmen dan keterlibatan dalam perilaku promosi
kesehatan
38
9. Pengaruh situasional (kebutuhan, estetika) dalam lingkungan eksternal
dapat menambah atau mengurangi komitmen atau partisipasi dalam
perilaku promosi kesehatan
10.Semakin besar komitmen untuk rencana tindakan spesifik,
kemungkinan kecendderungan mempertahankan perilaku promosi
kesehatan lebih lama
39
2. Faktor pribadi (biologis, psikologis, sosial budaya): karakteristik umum
individu yang mempengaruhi perilaku kesehatan seperti usia, struktur
kepribadian, ras, etnis, dan status sosial ekonomi
40
APLIKASI
41
Behavior-Specific Cognitions and Affect
Self efikasi yang dirasakan Penilaian kemampuan pribadi untuk mengatur dan
melaksanakan perilaku kesehatan tertentu (ex:
kepercayaan diri)
Aktivitas terkait yang Perasaan subjektif atau emosi yang terjadi sebelum,
mempengaruhi selama dan mengikuti perilaku kesehatan tertentu
Intervention
42
43
44
PERSEPSI KESEHATAN DAN POLA MANAJEMEN KESEHATAN
1. Pola ini terkait dengan pola kesehatan atau kesejahteraan yang
dirasakan, pengetahuan tentang gaya hidup (lifestyle) yang
berhubungan dengan kesehatan, pengetahuan tentang preventif masalah
kesehatan, dan kepatuhan terhadap pengobatan atau keperawatan
2. Pengumpulan data berfokus pada level kesehatan atau kesejahteraan
yang dirasakan, dan upaya untuk mempertahankan kesehatan
3. Kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan juga dievaluasi, termasuk
merokok dan penggunaan alkohol atau obat-obatan narkotik
4. Masalah aktual atau potensial yang berhubungan dengan manajemen
keselamatan dan kesehatan dapat diidentifikasi serta kebutuhan untuk
perawatan lanjutan di rumah.
45
Health: Suatu keadaan sehat fisik, mental, dan sosial, dan hanya tidak
adanya penyakit atau kelemahan (WHO)
Wellness: keseimbangan yang dinamis antara aspek fisik, psikologis,
sosial, dan spiritual dari kehidupan seseorang.
Disease: keadaan ketidakharmonisan pikiran, tubuh, emosi, dan
semangat
Illness: Suatu keadaan di mana fungsi fisik, emosional, intelektual,
sosial, perkembangan, atau spiritual seseorang menurun atau terganggu.
DETERMINAN DARI KESEHATAN
46
PENELITIAN SEBELUMNYA
1. Persepsi dari ibu dengan anak berumur 3-12 tahun terhadap obesitas di
Atlanta (n=69)
Membahas mengenai konsekuensi kesehatan terhadap kenaikan
berat badan tapi tidak secara jelas membahas mengenai indeks
massa tubuh
Isyarat visual dan symptom mengidentifikasi adanya kelebihan
berat badan
Orangtua mengandalkan dokter anak dalam mengidentifikasi
masalah berat badan dan menyarankan rencana diet serta
olahraga
Orangtua lebih memilih strategi perubahan keluarga
Meskipun orangtua tidak menyadari bahwa anak mereka
mengalami kelebihan berat badan, banyak orangtua dengan anak
yang mengalami kelebihan berat badan menunjukkan perhatian
mereka terhadap kenaikan berat badan.
47