Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
Benda asing didalam suatu organ ialah benda asing yang berasal dari luar
tubuh atau dari dalam tubuh, yang dalam keadaan normal tidak ada. Benda asing
yang berasal dari luar tubuh disebut benda asing eksogen, biasanya masuk melalui
hidung atau mulut. Sedangkan yang berasal dari dalam tubuh, dosebut benda
asing endogen. Benda asing eksogen terdiri dari benda padat, cair atau gas. Benda
asing eksogen padat terdiri dari zat organic, seperti kacang-kacangan (yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan), tulang (yang berasal dari kerangka dan binatang)
dan zat anorganik seperti paku, jarum, peniti, batu dan lain-lain. Benda asing
eksogen cair dibagi dalam benda cair yang bersifat iritatif, seperti zat kimia, dan
benda cair non-iritatif, yaitu cairan dengan pH 7,4. Benda asing endogen dapat
berupa sekret kental, darah atau bekuan darah, nanah, krusta, pengkijuan,
yang berasal dari luar tubuh ke dalam saluran traktus trakeobronkial. Penyebab
3
4
saluran nafas antara lain: faktor personal (umur, jenis kelamin, pekerjaan, kondisi
(keadaan tidur, kesadaran menurun alkoholisme dan epilepsi), faktor fisik, faktor
dental, faktor kejiwaan (emosi, gangguan psikis), faktor ukuran, bentuk dan sifat
dari benda asing, yaitu organic (kacang-kacangan, tulang) dan anorganik (pluit
kecerobohan.2
Trakea merupakan pipa yang terdiri dari tulang rawan dan otot yamg
dilapisi oleh epitel thorak berlapis semu bersilia mulai dari cartilago krikoid
sterni. Lumen trakea ditegakkan kira-kira 18 cincin dari kartilago hialin yang
tidak lengkap, di bagian posterior hanya terdiri dari otot sehingga kartilago trakea
berbentuk C. Ujung terbuka tulang rawan yang berbentuk huruf C ini mengarah
inferior dan posterior di antara bronkus utama kanan dan kiri, membentuk sekat
5
yang lancip di sebelah dalam yang disebut dengan carina. Trakea bercabang dua
setinggi torakal 4, menjadi bronkus utama kanan dan kiri. Karena letaknya lebih
ke kiri dari median, sehingga lumen bronkus utama kanan pada potongan
Bronkus utama kanan lebih pendek dari bronkus utama kiri. Masing-
masing panjangnya kira-kira 2,5 cm dan 5 cm serta membentuk sudut 250 dan
sudut 450 dengan garis tengah. Bronkus utama kanan hamper lurus dengan trakea
sehingga benda asing eksogen yang masuk ke bronkus akan lebih mudah masuk
ke bronkus utama kanan, dibanding dengan bronkus utama kiri.18 Sampai umur 15
tahun sudut yang dibentuk bronkus utama dengan trakea antara kiri dan kanan
hampir sama.8
Bronkus utama kanan dan kiri akan bercabang membentuk lobus masing-
masing 3 lobus dan 2 lobus. Tiap lobus bercabang lagi menjadi segmen
Ukuran traktus trakeobronkial pada porang dewasa antara pria dan wanita
serta pada anak-anak dan bayi berbeda. Ukuran ini terlihat pada table 1 sesuai
P. Trakea (cm) 12 10 6 4
P. Bronkus Ka 5 5 5 1.5
Insisivus-trakea 15 13 10 9
Insisivus- 32 28 19 15
bronkus
Sekunder
1. Ventilasi
2. Drainase Paru
7
a. Mukus, yang berasal dari sel goblet yang menjaga supaya selaput
Sekret bergerak kearah laring dan faring oleh mekanisme silia dan
batuk.
oleh palut lendir tipis. Gerak silia yang efektif, gtergantung pada
karena ada rangsangan pada ujung nervus vagus yang ada pada
lapisan epitel.
alveolus.
2.2.3 Definisi
2.2.4 Etiologi
benda asing kedalam saluran nafas antara lain : faktor personal (umur, jenis
epilepsi), faktor fisik, faktr dental, faktor kejiwaan (emosi, gangguan psikis),
faktor ukuran, bentuk dan sifat dari benda asing, yaitu organik (kacang-kacangan,
9
2.2.5 Epidemiologi
Aspirasi benda asing paling banyak terjadi pada anak di bawah usia 15
tahun yaitu berkisar 75%-85%.6 Lebih dari 50% terjadi pada usia kurang dari 3
tahun.6,7,8 Pada dewasa lebih sering terjadi pada usia lebih dari 50 tahun. 9 Laki-
2:1.6,10,11,12
mulut.
makanan dimulut.
Jenis aspirasi benda asing bervariasi, hal ini dipengaruhi oleh geografis,
variasi makanan, maupun lingkungan. Aspirasi benda asing dapat berupa bahan
organik maupun anorganik. Bahan organik yang paling sering ditemukan adalah
kacang tanah.6,13
Yadaf SPS dkk, melaporkan aspirasi benda asing paling sering ditemukan
pada anak-anak adalah kacang tanah (52,3%), material makanan (12,2%), biji-
10
bijian (5,3%), tulang (1,5%), plastik (15,1%), logam (4,5%), batu (0,8%), tablet
esofagologi dari bulan Januari 2002 hingga Agustus 2004, tercatat 43 kasus
dibawah 3 tahun, lebih sering pada anak laki-laki, dan kacang merupakan benda
selama periode Januari 2009 sampai Maret 2010 tercata 8 kasus aspirasi benda
2.2.6 Patofisiologi
Benda asing masuk ke saluran nafas saat laring terbuka atau pada saat
terjadi aspirasi. Benda asing yang masuk ke saluran nafas akan mengakibatkan
terjadinya refluks batuk, kemudian akan muncul gejala sesuai dengan lokasi,
besarnya sumbatan dan lamanya benda asing berada didalam saluran nafas.17
Benda asing yang masuk ke dalam saluran nafas akan menimbulkan reaksi
pada jariingan sekitarnya. Reaksi jaringan yang timbul dapat berupa inflamasi
mengakibatkan obstruksi jalan nafas. Akibat obstruksi ini maka bagian distal dari
sumbatan akan terjadi air trapping, empisema, atelektasis, abses paru dan
Bila terdapat infeksi dapat terdapat pus serta dapat terbentuk jaringan
granulasi.6,8,15
Benda asing yang masuk akan menyebabkan iritasi pada mukosa, hal ini
dapat menyebabkan peradangan hebat pada di saluran nafas dan dapat membentuk
jaringan granulasi. Reaksi ini berlangsung dengan cepat. Benda asing yang
arachidic bronchitis. Setelah masa laten kira-kira 24 jam akan timbul gejala batuk
Gejala klinis yang timbul akibat aspirasi benda asing pada saluran nafas
berbeda pada masing-masing pasien tergantung dari ukuran, bentuk, sifat benda
asing, lamanya benda asing di dalam saluran nafas, dan lokasi benda asing
berada.17
sedang makan, maka keadaan ini dianggap sebagai gejala aspirasi benda asing.
benda asing ke dalam mulut kemudian tersedak (85%), batuk yang paroksimal
12
(59%), nafasberbunyi (57%) dan sumbatan jalan nafas yang nyata (5%). Gejala
asimtomatis (40%), wheezing (40%) penurunan suara nafas pada sisi terdapatnya
benda asing (5%).9 Pada sumbatan jalan nafas yang nyata dapat ditemukan
sianosis.11
a. Fase Awal
b. Fase Asimptomatik
bulan setelah fase awal. Lama fase ini tergantung lokasi benda
posisi.
c. Fase Komplikasi
13
obstruction)
dan hanya 7% yang bersifat radioopak. Oleh karena itu pemeriksaan radiologi
terutama berguna untuk mendeteksi gejala yang ditimbulkan oleh benda asing
tersebut.8,15
air trapping, atelektasis, pneumonia, kolaps paru, konsolidasi dan benda asing
radioopak.8,15
gambaran paru normal 32%, kolaps paru 32%, pergeseran mediastinum 20%,
konsolidasi 20%, emfisema 16%, dan benda asing radioopak 6%. Giannoni CM7
14
pneumonia 20%, benda asing radioopak 13%, pada kasus aspirasi benda asing.15
2.2.9 Diagnosis
melakukan anamnesis yang teliti terhadap pasien maupun saksi yang meilhat
kejadian, namun sering tidak terdapat saksi yang melihat dan penderita yang
belum bias menceritakan kejadiaan yang dialaminya. Anamnesis yang khas untuk
aspirasi seperti batuk yang paroksismal, mendadak sesak nafas berbunyi atau
Benda asing di bronkus akan menyebabkan gejala seperti batuk yang pada
awalnya tidak produktif menjadi produktif, sesak nafas, sianosis, dan terdapat
retraksi.15
menentukan adanya benda asing, lokasi benda asing dan kelainan yang
2.2.10 Penatalaksanaan
benda asing dengan segera dalam kondisi maksimal dan trauma yang minimal.
Penentuan cara pengambilan benda asing dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
usia penderita, keadaan umum, lokasi, jenis benda asing dan lamanya benda asing
pengangkatan benda asing di saluran nafas mencapai 91,3%.20 Pada bayi dan anak
yang diameter jalan nafasnya relative kecil dipakai bronkoskop kaku untuk dapat
memperoleh duplikat benda asing tersebut. Kemudian dicoba dan dipelajari cara
menjepit dan menarik benda asing dengan cunam yang sesuai. Pemilihan
bronkoskop yang sesuai dengan diameter lumen, berpedoman pada usia penderita
disertai persiapan bronkoskop dengan ukuran yang lebih kecil akan dapat
kembali letak benda asing. Komunikasi antar operator dengan ahli anastesi untuk
berdasarkan jenis, lokasi tersangkutnya, dan derajat obstruksi yang terjadi, dapat
dibagi atas:15
optimal.
kecil.
utama.
cahaya yang baik, lumen lebih besar sehingga memudahkan untuk melihat jelas,
kecenderungan perdarahan, keadaan fisik yang lemah setelah hemoptisis berat dan
bronkoskopi, anatomi dan keadaan klinis pasien yaitu teknik intubasi tanpa
Cara yang dipilih harus didiskusikan dengan ahli anastesi, termasuk resiko
Posisi kepala penderita tidur telentang dengan posisi kedua lengan terletak
datar sepanjang sisi badan. Kepala dan mata ditutup dengan kain. Seorang asisten
duduk disebelah kiri memegang dan mengatur posisi kepala. Saat memasukkan
laringoskop kepala fleksi untuk dapat melihat epiglotis. Setelah tampak epiglotis,
demi sedikit sesuai dengan posisi bronkoskop. Setelah terlihat pita suara
Ujung bronkoskop harus berjalan diantara kedua pita suara dengan memutar
bronkoskop 90o searah jarum jam. Setelah memasuki trakea bronkoskop diputar
dievaluasi dan sekret dihisap, jika memiliki kamera dapat dipasang, sehingga
distal sampai ke karina. Untuk memasuki bronkus kanan kepala pasien diputar
Untuk memasuki bronkus kiri kepala pasien diputar kearah bahu kanan. Pada saat
benda asing terlihat sekret yang ada disekitarnya dihisap dan dilakukan
selalu dilakukan dengan melihat lumen dengan hati-hati dan gerakan bronkoskop
(one single movement). Sekret tenggorok dihisap secara hati-hati dengan bantuan
namanya adalah bronkoskop yang lentur. Terdiri dari berbagai macam ukuran
dengan diameter luar 3,4 mm sampai 5,9 mm. sumber cahaya dari cool light
dengan intensitas tinggi yang dihantarkan lewat kabel ganda dalam bentuk glass
fiber ke bronkoskop yang diteruksan ke bagian distal. Pada ujung distal kurang
lebih 5 cm sangat fleksibel dan dapat bergerak dalam bentuk bidang yaitu keatas
130o dan kebawah 130o atau keatas 180o dan kebawah 60o.17,23
Alat ini dilengkapi dengan lensa yang tajam, dengan jarak ketajaman 3-50
mm. disamping itu masih ada 2 lubang untuk keluar cahaya yang cukup untuk
melihat dan membuat foto. Terdapat satu channel dimana dapat digunakkan untuk
mengisap atau tempat masuknya alat-alat seperti, forcep biopsy, forcep untuk
Bronkoskopi serat optik dipilih pada trakea dan bronkus dengan diameter
lebih besar, paling sedikit 2 mm lebih besar dari pada diameter bronkoskopi serat
optik, keperluan diagnosis dan terapi pada batuk kronis atau riwayat hemoptisis,
biopsy kelainan paru, mengisap sekret terutama dari bronkus segmen, dan
penderita dengan trauma atau patah pada rahang, tulang leher, tengkorak, laring
dan trakea.23
20
Premature 3,0 mm x 20 cm
Bayi 3,5 mm x 25 cm
1 Tahun 4,0 mm x 30 cm
2 Tahun 4,0 mm x 30 cm
4 Tahun 5,0 mm x 35 cm
7,0 mm x 40 cm
2.2.13 Komplikasi
bronkoskopi. Komplikasi akibat benda asing yang paling sering adalah infeksi
paru dan kelainan lain seperti edema, tracheitis, bronchitis atau timbulnya jaringan
gagal jantung dan komplikasi minor yaitu perlukaan mukosa faring, laryngitis
2.2.14 Prognosis
dilakukan setelah 24 jam kejadian. Tidak cukup data untuk mengatakan berapa
lama benda asing didalam saluran nafas sehingga tidak dapat diangkat dengan
bronkoskopi.11