You are on page 1of 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Energi Indonesia masih tergantung kepada energi fosil, terutama migas, padahal
>50% kebutuhan BBM sudah impor dan hal yang sama akan dialami gas alam dalam
waktu tidak terlalu lama.
Batubara merupakan sumber energi fosil yang strategis dan andal mengingat
cadangannya yang paling besar diantara sumber energi fosil lain, namun sayangnya
hanya sebagian kecil digunakan di dalam negeri.
Batubara dapat diolah dan dikonversikan menjadi bahan bakar (padat, cair, gas)
dan bahan baku kimia.
UU No. 4/2009 memberikan mandat mengutamakan pemenuhan kebutuhan
dalam negeri dengan terus meningkatkan nilai tambah bagi perekonomian nasional
dan pembangunan daerah yang berkelanjutan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan mineral?
2. Apa saja bentuk-bentuk mineral?
3. Apa saja klasifikasi mineral?
4. Bagaimana cara mengolah mineral?
5. Bagaimana cara mengekstrasi mineral?
6. Apa yang dimaksud dengan batu bara?
7. Apa genesa batubara?
8. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukkan batu bara?
9. Bagaimana pengolahan baru bara?
10. Apa saja pemanfaatan batu bara?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mineral


Semua bahan tambang yang diketemukan di alam diluar minyak dan gas bumi.
Senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dan kimia
tertentu serta susunan kristal teratur yang membentuk batuan, baik dalam bentuk
lepas atau paduan. Lebih singkatnya: merupakan senyawa anorganik alam yang
memiliki komposisi kimia dan struktur atom tertentu.
Misalnya : galena (PbS), sfalerit (ZnS), kasiterit (SnO2)

2.2 Bentuk-bentuk Mineral


Tergantung reaktifitasnya terhadap lingkungan, semakin reaktif suatu mineral,
maka akan banyak ditemui dalam bentuk senyawa. Contohnya : FeS, FeO, Fe2O3,
Al2SiO3, Al2O3 dsb.
Bentuk mineral di alam :
logam (native)
senyawa (sulfida, karbonat, dan klorida)
mineral kompleks (campuran bijih sulfida: PbS, ZnS, CuS dll.)
bijih refraktori yang umumnya sulit diolah karena memiliki butiran sangat
halus dan terdistribusi secara merata pada seluruh batuan.

2.3 Klasifikasi Mineral


1. Mineral logam : mineral yang unsur utamanya mengandung logam, memiliki
kilap logam, dan umumnya bersifat penghantar panas dan listrik yang baik.
2. Mineral bukan logam : mineral yang unsur utamanya terdiri atas bukan logam,
misalnya bentonit (bentonit), kalsit (batu kapur), silika (pasir kuarsa), dan lain-
lain.
3. Batuan : massa padat yang terdiri atas satu jenis mineral atau lebih yang
membentuk kerak bumi, baik dalam keadaan terikat (massive) maupun lepas
(loose).

2
2.4 Pengolahan Mineral
Pemilihan cara pengolahan mineral tergantung pada jenis mineral, sifat
kimia mineral, sifat fisika mineral.
Pengolaham mineral
Sorting: pemisahan yang didasarkan pada sifat optik dan radioaktifitas,
termasuk pemisahan secara manual (hand selection) untuk bijih berkadar
tingi.
Gravity concentration: pemisahan yang didasarkan pada perbedaan berat
jenis (adanya mineral logam dalam mineral industri).
Flotasi: pemisahan yang didasarkan pada perbedaan sifat permukaan
(mineral yang bersifat hidrofob diapungkan sehingga terpisah dari mineral
bersifat hidrofil)
Magnetic separation: pemisahan yang didasarkan pada perbedaan sifat
magnit (mineral non-magnit akan terlempar oleh magnit, sebaliknya yang
bersifat magnit akan menempel)
Electrostatic separation: pemisahan yang didasarkan pada perbedaan sifat
konduktifitas listrik (mineral yang bersifat konduktor akan terlempar,
sebaliknya yang non-konduktor akan tertarik)

2.5 Ekstrasi Mineral


Hidro: Pelarutan, adsorpsi, pertukaran ion, presipitasi, solven extraction
Piro: Roasting, calcination, smelting
Elektro: Electrowinning, electrorefining, electroplating

2.6 Pengertian Batubara


Batubara adalah suatu batuan sedimen organik padat alami yang berasal dari
proses akumulasi tumbuh-tumbuhan yang mengalami pembusukan, pemampatan dan
perubahan kemudian terkonsolidasi dibawah tekanan dan temperatur yang sangat
tinggi secara bertahap serta berlangsung dalam jangka waktu yang relatif cukup
lama.
Dilihat dari substansinya batubara adalah suatu senyawa kimia organik komplek

3
yang terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen serta sedikit nitrogen dan belerang.
Zat lainnya terdiri dari zat organik atau mineral matter yang tersebar secara terpisah-
pisah diseluruh tubuh batubara.

2.7 Genesa Batubara


Batubara berasal dari tumbuh-tumbuhan yang mengalami proses dekomposisi,
pemampatan dan proses perubahan sebagai akibat bermacam-macam pengaruh fisika
dan kimia.
Perubahan kimia: terjadinya perubahan yang komplek dari senyawa pembentuk
batubara yang berasal dari tumbuh-tumbuhan sebagai akibat proses pembusukkan,
penumpukkan dan pemadatan.
Perubahan fisika: bertambah gelapnya warna dari massa pembentuk batubara,
naiknya kekerasan dan perubahan di dalam fracture.

2.8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Batubara


Sejarah geologi dan bagaimana prosesnya.
Waktu, makin lama tertimbun makin baik peringkat batubaranya.
Tekanan menyebabkan perbedaan perubahan fisik, pengeringan, pembentukkan
struktur pita-pita (banded) dan perubahan kimia.
Temperatur gradien, semakin tinggi temperatur yang dialami batubara makin
banyak peringkatnya.
Perbedaan jenis batubara tergantung kepada material tumbuhan asal, derajat
pembatubaraan dan banyaknya pengotor.

2.9 Pengolahan Batubara


Blending, yaitu pencampuran antara dua atau lebih batubara yang diperoleh
langsung dari tambang (ROM) dengan kualitas yang berbeda.
Penggerusan, yaitu proses pengecilan ukuran dalam suatu crushing plant untuk
mendapatkan ukuran yang sesuai dengan permintaan pasar.
Pencucian batubara, yaitu proses untuk menghilangkan bahan pengotor (abu dan
belerang pirit) yang terdapat dalam batubara.

4
Upgrading, yaitu proses pengurangan kadar air

2.10 Pemanfaatan Batubara


Sangat ditentukan oleh karakteristik batubara itu sendiri, sehingga kelayakan
suatu tipe batubara dapat dikembangkan melalui teknologi pemanfaatan yang cocok
dengan persyaratan parameter kualitas batubara tersebut.
Sebagai bahan bakar langsung
Bahan bakar boiler
Bahan bakar pada pabrik semen
Bahan bakar pada PLTU
Bahan bakar pada industri kapur, genteng, dll
Sebagai bahan bakar tidak langsung
Gasifikasi
Pencairan
Karbonisasi/briket
Suspensi: CWM
Sebagai bukan bahan bakar
Bahan baku industri petro kimia
Karbon aktip
Reduktor

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Semua bahan tambang yang diketemukan di alam diluar minyak dan gas
bumi.
Senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dan
kimia tertentu serta susunan kristal teratur yang membentuk batuan, baik dalam
bentuk lepas atau paduan.
Batubara adalah suatu batuan sedimen organik padat alami yang berasal dari
proses akumulasi tumbuh-tumbuhan yang mengalami pembusukan, pemampatan
dan perubahan kemudian terkonsolidasi dibawah tekanan dan temperatur yang
sangat tinggi secara bertahap serta berlangsung dalam jangka waktu yang relatif
cukup lama.
Dilihat dari substansinya batubara adalah suatu senyawa kimia organik
komplek yang terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen serta sedikit nitrogen
dan belerang. Zat lainnya terdiri dari zat organik atau mineral matter yang
tersebar secara terpisah-pisah diseluruh tubuh batubara.

6
DAFTAR PUSTAKA

Fatia Umar, Datin. 2016. Peningkatan dan Pemanfaatan Batubara. Makalah disajikan
dalam Seminar Nasional Mineral dan Energi, UIN Sunan Gunung Djati, Bandung, 21
Mei 2016.

Husaini. 2016. Pengolahan dan Pemanfataan Mineral. Makalah disajikan dalam Seminar
Nasional Mineral dan Energi, UIN Sunan Gunung Djati, Bandung, 21 Mei 2016

You might also like