Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
unsur hak asasi manusia yang harus diperoleh oleh seluruh lapisan masyarakat
dan merupakan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai
Setiap warga negara Indonesia memiliki hak yang sama dalam hal kesehatan dan
Indonesia sampai dengan bulan Maret 2016 mencapai 28,01 juta jiwa atau sebesar
10,86 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. Banyak masyarakat miskin
tidak dapat berobat diakibatkan tingginya biaya yang harus mereka tanggung.
Kondisi ini terjadi terutama saat pembiayaan kesehatan harus ditanggung sendiri
1
Untuk mensejahterakan rakyat Indonesia maka pemerintah mewujudkan dalam
bentuk jaminan sosial. Jaminan sosial sebagai salah satu bentuk perlindungan
sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar
seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu
jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas umum yang
layak, oleh sebab itu pemerintah membuat program Jaminan Kesehatan Nasional
seluruh rakyat Indonesia dalam program Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dengan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang
diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar
oleh pemerintah.
2
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
menjelaskan bahwa pilar jaminan sosial terdiri dari bantuan sosial, tabungan
wajib dan asuransi sosial. Bantuan sosial adalah suatu sistem untuk reduksi
kemiskinan yang didanai dari pajak (yang dimasukkan dalam APBN dan
dengan iuran peserta atau pihak lain dan atau oleh pemerintah bagi penduduk
miskin. Model asuransi sosial ini dinilai paling baik untuk membiayai jaminan
sosial.
dengan premi murah dan manfaat luas merupakan badan penyelenggara jaminan
3
Jaminan Sosial Nasional dan Undang-Undang 24 Tahun 2011 tentang Badan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Asuransi (Insurance)
A. Pengertian Asuransi
pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang pihak
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita
tertanggung, yang timbul akibat suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
B. Unsur-Unsur Asuransi
Menurut Muninjaya (2004) ada beberapa unsur asuransi, antara lain sebagai
berikut :
1. Ada perjanjian
5
3. Ada pembayaran premi oleh masyarakat
dapat mengikuti suatu program yang biayanya akan dibebankan atau dibayar
tertanggung dan premi yang dibayar tertanggung setiap bulan atau setiap
Asuransi sosial adalah asuransi yang dikelola oleh pemerintah atau instansi
kepada peserta atas resiko sosial ekonomi yang menimpa mereka dan atau
2.2Asuransi Kesehatan
6
aspek pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan demand masyarakat, teknologi
sehingga kenaikan biaya pelayanan kesehatan pasti akan menjadi beban yang
depan akan mencapai jumlah yang besar. Dengan demikian, biaya kesehatan
pemerintah. Masyarakat yang kuat dan sehat harus membantu yang lemah atau
individu menjadi risiko kelompok, beban ekonomi yang harus dipikul oleh
1. Pemeliharaan kesehatan
2. Perawatan
3. Pengobatan
7
A. Sejarah Asuransi Kesehatan di Indonesia
1883. Setelah itu banyak negara lain menyelenggarakan JKN seperti Kanada
(1961) Taiwan (1995), Filipina (1997), dan Korea Selatan (2000). Selanjutnya
pelayanan kesehatan dan fasilitas umum yang layak, oleh sebab itu
eksekutif ke berbagai negara untuk belajar tentang sistem JKN, pada tanggal
satunya berisi JKN disetujui Rapat Pleno DPR untuk diundangkan. Pada
dengan upacara khusus yang dihadiri menteri-menteri terkait dan anggota inti
Tim SJSN.
dikenal dengan Askeskin. Pada tahun 2005 pula, UU ini diuji materi ke
8
(membatalkan pasal 5 ayat 2,3, dan 4) dan menolak sebagian yaitu
menjadi Jamkesmas dan dikelola gotong royong oleh Depkes dan PT Askes.
batas waktu paling lambat untuk penyesuaian semua ketentuan yang mengatur
2009, yaitu 5 tahun sejak UU No. 40 Tahun 2004 diundangkan. Batas waktu
tidak dapat dipenuhi oleh Pemerintah. RUU tentang BPJS tidak selesai
dirumuskan.
Legislasi Nasional 2010 untuk merancang RUU tentang BPJS. DPR telah
Oktober 2011. RUU tentang BPJS disetujui untuk disahkan menjadi Undang-
9
yang dibentuk untuk menyelenggarakan program Sistem Jaminan Sosial
Sosial Ketenagakerjaan.
1. Tripartite Model
Ketiga pihak harus saling bekerja sama terutama dalam hal pengawasan
10
2. Prepaid Capitation
berdasarkan kapita atau jiwa yand diikutsertakan. Hal ini berbeda dengan
nilai uang yang dibayarkan kepada pihak asuransi, kelebihan tersebut akan
jika biaya pelayanan yang diterima lebih kecil dari nilai uang yang telah
pelayanan kesehatan.
mulai dari yang bersifat preventif, promotif, kuratif sampai yang bersifat
kesehatan dasar diberikan oleh dokter umum atau dokter keluarga dengan
11
5. Sistem Paket (Budget System)
6. Konsep Rujukan
SJSN adalah suatu tata cara penyelenggaraan program jaminan sosial dimana
seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak
tekanan ekonomi sosial bahwa jika tidak diadakan sistem jaminan sosial
persalinan, kecelakaan kerja, sementara tidak bekerja, cacat, hari tua dan
12
kematian dini, perawatan medis termasuk pemberian subsidi bagi anggota
sosial, maka berarti jaminan sosial sebagai teknik atau metode penanganan
risiko hubungan industrial yang berbasis pada hukum bilangan besar (law of
large numbers). Dari sisi bantuan sosial, maka jaminan sosial berarti sebagai
1. Salah satu faktor ekonomi seperti konsumsi, tabungan dan subsidi atau
dkk., 2006).
13
B. Fungsi Jaminan Sosial
Jaminan sosial memiliki tiga pilar fungsi utama yang terdiri dari:
1. Bantuan/pelayanan sosial
Sistem ini didanai dari sumber pajak oleh negara atau sumbangan dari
2. Tabungan wajib
3. Asuransi sosial
sifatnya wajib. Bisa juga premi/iuran dibayarkan oleh pihak lain atau
oleh pemerintah bagi mereka yang miskin. Sistem asuransi sosial ini
paling baik, dana yang terkumpul memadai, tahan lama, dan paling
dini;
14
Manfaat pelayanan kesehatan dan pemberian alat bantu (Soekamto,
dkk., 2006).
C. Prinsip SJSN
15
hasil berupa deviden dari pemegang saham yang dikembalikan untuk
kepentingan peserta jaminan sosial.
D. Program SJSN
Jenis program jaminan sosial meliputi (UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 18) :
1. Jaminan Kesehatan
rakyat Indonesia agar penduduk Indonesia dapat hidup sehat, produktif, dan
atau ahli waris peserta yang sah apabila peserta meninggal dunia ((Naskah
Akademik UU SJSN).
4. Jaminan Pensiun
16
adalah pembayaran berkala jangka panjang sebagai substitusi dari
Akademik UU SJSN).
5. Jaminan Kematian
Definisi Jaminan Kematian (JK) tidak dijelaskan secara tegas baik dalam UU
JKN yang dikembangkan di Indonesia merupakan bagian dari SJSN. SJSN ini
A. Manfaat JKN
Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional terdiri atas 2 (dua) jenis, yaitu manfaat
medis berupa pelayanan kesehatan dan manfaat non medis meliputi akomodasi
dan ambulans. Ambulans hanya diberikan untuk pasien rujukan dari fasilitas
kuratif dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
17
B. Kelembagaan
Kelembagaan SJSN terdiri dari Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) dan
268) .
18
UU SJSN mewajibkan BPJS untuk:
keamanan dana, dan hasil yang memadai (UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 47
ayat (1)) .
kurangnya sekali dalam satu tahun (UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 49 ayat
4).
lazim dan berlaku umum (UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 50 ayat 1).
C. Kepesertaan
tersendiri. Peserta dalam program ini adalah setiap orang, termasuk orang asing
yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar
iuran. Peserta tersebut meliputi : PBI JKN dan bukan PBI JKN dengan rincian
sebagai berikut :
1. Peserta PBI Jaminan Kesehatan meliputi orang yang tergolong fakir miskin
2. Peserta bukan PBI adalah peserta yang tidak tergolong fakir miskin dan
19
a) Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya, yaitu :
2. Anggota TNI;
3. Anggota Polri;
4. Pejabat Negara;
menerima upah
upah
(enam) bulan.
1. Investor;
2. Pemberi kerja;
3. Penerima pensiun;
4. Veteran;
20
6. Bukan pekerja yang tidak termasuk urutan 1 sampai 5 yang
2. Anggota TNI dan anggota Polri yang berhenti dengan hak pensiun;
dengan kriteria : tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai
penghasilan sendiri; dan belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau
pendidikan formal.
kewajiban bagi pesertanya, adapun hak peserta yang telah terdaftar pada
21
1. Identitas peserta
Selain hak setiap peserta yang telah terdaftar pada BPJS Kesehatan juga
memiliki kewajiban :
1. Membayar iuran
menunjukkan identitas peserta pada saat pindah domisili dan atau pindah
kerja.
D. Pembiayaan
Kesehatan adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara teratur oleh Peserta,
Program ini menghendaki agar setiap peserta wajib membayar iuran yang
penerima upah) atau suatu jumlah nominal tertentu (bukan penerima upah dan
PBI). Setiap pemberi kerja diwajibkan untuk memungut iuran dari pekerjanya,
menambahkan iuran peserta yang menjadi tanggung jawab pemberi kerja, serta
22
sanksi bila ada keterlambatan pembayaran iuran JKN dengan mengenakan
denda administratif sebesar 2 % (dua persen) perbulan dari total iuran yang
Sedangkan untuk peserta pekerja bukan penerima upah dan peserta bukan
pekerja wajib membayar iuran JKN pada setiap bulan yang dibayarkan paling
gaji atau upah peserta. Bila terjadi kelebihan atau kekurangan pembayaran
dan/atau peserta paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya
E. Fasilitas Kesehatan
23
1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan kesehatan perorangan
jalan dan rawat inap. Fasilitas kesehatan yang dapat memberikan pelayanan
b. Praktik dokter;
meliputi rawat jalan tingkat lanjutan, rawat inap tingkat lanjutan dan rawat
24
2.5 Jenis Program Asuransi Kesehatan di Indonesia
A. Jamkesmas
pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini
25
B. Jamkesda
C. Jamsostek
yaitu jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan masih terbatas pada
D. Jampersal
persalinan dan pemeriksaan masa nifas (postnatal) bagi seluruh ibu hamil
1945 pasal 28 H ayat (1) menyebutkan bahwa setiap orang berhak hidup
hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
26
jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan
Program ini sesuai visi dan misi Walikota Bandar Lampung yang berisi tentang
biasa.
27
4. Meningkatnya kualitas dan kesejahteraan keluarga;
pembangunan.
meliputi semua jenis keluhan penyakit dengan di fasilitasi pula obat gratis dengan
persyaratan membawa KK dan KTP yang asli dan fotocopy SAH Kota
Kemotrapi,
28
BAB III
PEMBAHASAN
Puskesmas Rawat Inap Panjang berdiri sejak tahun 1964 dalam bentuk Balai
Pengobatan saja yang terletak di Jln. Yos Sudarso No. 384 Kel. Panjang Selatan, Kec.
Panjang, Kota Bandar Lampung. Pada tahun 1998, dijadikan Puskesmas Rawat Inap
dengan 10 tempat tidur. Pada tahun 2007, dilakukan renovasi gedung Puskesmas
menjadi 2 lantai dengan penambahan jumlah tempat tidur menjadi 18 tempat tidur.
Jenis pelayanan yang ada pada Puskesmas Rawat Inap Panjang yaitu Poli Umum,
Poli Gizi, Poli KIA/KB, Poli MTBS, Klinik IMS, Klinik VCT, Klinik IVA, Klinik
Kefarmasian.
Panjang, Kota Bandar Lampung terdiri dari 8 kelurahan yaitu Panjang Utara, Panjang
Selatan, Karang Maritim, Srengsem, Pidada, Way Lunik, Ketapang, dan Kuala.
29
- Kelurahan Srengsem dengan luas wilayah 556 Ha
Secara topografi Puskesmas Rawat Inap Panjang mempunyai wilayah kerja yang
terdiri dari tanah berbukitan dan landai serta sebagian kecil pantai.
standar baku yang ada. Jaminan kesehatan yang terdapat di puskesmas Panjang
adalah BPJS, P2KM, dan umum. BPJS dibentuk dengan undang-undang (UU No. 40
Tahun 2004 Pasal 5 ayat (1)). Kelompok peserta BPJS kesehatan terbagi dua yaitu
PBI (Penerima Bantuan Iuran) adalah peserta Jaminan Kesehatan bagi fakir miskin
dan orang tidak mampu sebagaimana diamanatkan UU SJSN yang iurannya dibayari
pemerintah sebagai peserta program dan bukan PBI yaitu pekerja penerima upah dan
anggota keluarganya, pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya dan
30
Sedangkan jaminan kesehatan P2KM di Puskesmas Panjang, pada saat berobat atau
KK (kartu keluarga) dan KTP. Pasien umum yang ingin berobat di Puskesmas
Panjang harus membayar sebesar Rp 25.000 untuk biaya pelayanan dan jasa yang
diberikan.
31
BAB IV
TELAAH JURNAL
a) Judul
Kabupaten Lebak.
b) Latar Belakang
peralatan canggih secara tidak tepat guna dan menurunnya kualitas pelayanan
32
dan juga terhadap sistem rujukan berjenjang di RSUD DR. Ajidarmo,
kabupaten lebak.
sekunder diambil dari data rekam medis, register pasien, dan juga dokumen
dan bersalin serta unit-unit terkait di RSUD Dr. Ajidarmo Kabupaten Lebak
kualitatif ini, validasi data dilakukan dengan metode triangulasi yang meliputi
33
d) Hasil
34
e) Kesimpulan
monitoring dan evaluasi yang khusus pada sistem rujukan. Monitoring dan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten, namun selama ini tidak berjalan, karena
kesehatan.
35
4.2 Critical Appraisal
Analisis VIA
a) Validity
Desain:
Artikel ini merupakan sebuah penelitian kualitatif. Tujuan dari studi ini adalah
Analisis Data :
Data dalam penelitian ini berasal dari, data primer yang dikumpulkan
data rekam medis, register pasien, dan juga dokumen lain yang menunjang
teori.
b) Importancy
36
adanya sosialisasi, - keterjangkauan biaya kesehatan yang semakin terjangkau.
c) Applicability
Hasil penelitian dalam jurnal ini dapat diterapkan di Indonesia. Selain karena
penelitian ini sendiri memang salah satu sumber datanya diambil dari
demografi data di Indonesia, penelitian ini juga dapat menjadi sebuah acuan
kesehatan oleh masyarakat Indonesia menjadi lebih maksimal. Hal ini juga
menjadi sebuah faktor selain dari kesehatan itu sendiri yang dapat membuat
Asuransi kesehatan yang baik juga dapat mendorong masyarakat untuk lebih
aktif dalam menggunakan pelayanan kesehatan yang sesuai dan secara tidak
37
BAB V
KESIMPULAN
Kelembagaan SJSN terdiri dari Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) dan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
38
dengan standar baku yang ada. Jaminan kesehatan yang terdapat di puskesmas
Panjang adalah BPJS, P2KM, dan umum.
39
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. Persentase Penduduk Miskin Maret 2016 Mencapai 10,86
Persen. Diakses dari :https://www.bps.go.id/brs/view/1229. Pada 05 Juli 2017.
UUD 1945 Pasal 34 Ayat 3 Tentang Penyediaan Pelayanan Kesehatan dan Pelayanan
Umum.
40
Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha
Perasuransian.
41