Professional Documents
Culture Documents
Variasi genetik menyatu di dalam populasi-populasi alami, oleh sebab itu ada banyak
kesempatan untuk perubahan evolusioner. Untuk menemukan proporsi ukuran dari gen polimorf
dari populasi kita dapat mempelajari setiap lokus gen dari organisme, karena kita tidak pernah tahu
berapa banyaknya lokus di sana. Solusinya yakni contoh dari lokus gen jika contohnya acak, yaitu
tidak bias dan ion kebenaran yang bersifat representatif dari populasi sejumlah penelitian dalam
contoh ini dapat dieksplorasi dalam populasi.
Pemecahan dari permasalahan ini menjadi mungkin dengan adanya penemuan pada
molekuler genetik. Sekarang ini dikenal bahwa informasi pengkode genetik dalam rangkaian
nukleotida. Pada DNA dalam struktur gen diterjemahkan dalam sebuah rangkuman dari asam
amino yang membentuk sebuah polipeptida. Rangakain protein dengan berbagai variasi
mengambarkan sample netral dari semua struktur gen dalam organisme. Jika sebuah protein
ditemukan sama diantara individu, berarti pengkodean gen untuk protein juga sama, jika
proteinnnya berbeda kita mengetahui bahwa gen ini berbeda dan kita dapat mengukur bagaimana
perbedaannya, berapa banyak bentuk protein yang ada dan dalam frekuensi apa. Sebuah gen bisa
dirangka sejumlah individu tidak tergantung apakah rangkaian berbeda antar individu.
DNA Polymorphisme
Sebagian kecil dari semua perbedaan pada rangkaian DNA yang digambarkan dalam
variasi protein. Perbedaan antara codon synonymous tidak mengubah asam amino yang dikodekan,
dan 90% atau lebih dari DNA menjadi tidak diterjemahkan ke dalam protein. DNA diterjemahkan
meliputi urutan intervensi (intron) antara daerah pengkode (ekson) serta urutan intergenik yang
memisahkan satu gen dari berikutnya. Karena itu, tanyakan berapa banyak variasi genetik
(perbedaan dalam urutan DNA) yang ada di luar itu yang mempengaruhi urutan asam amino dari
protein (meskipun banyak variasi DNA tambahan mungkin memiliki signifikansi kurang adaptif
dibandingkan variasi memodifikasi urutan protein).
Gambar 22.14 menunjukkan perbedaan antara 2 alela, berasal dari 2 kromosom homolog
dari sebuah individu tunggal dari gen ^ globin pda manusia. Ada 13 substitusi dari satu nukleotida
oleh yang lain dan 3 segmen dihapus pada slah satu dari alela (atau diinsersi kedalam yang lain).
Tidak ada substitusi yang terjadi didalam exons, hampir (9) dipusatkan pada ujung 5 sepanjang
intron. 2 delesi yang mesing-masing panjangnya 4 np (posisi 741-744 dan 791-794 dari rangkaian);
yang ketiga terdiri dari 18 pasang nukleotida yang berdekatan (mulai pada posisi 1080).
3 gen (Adh pada Drosophila, C pada tikus, dan ^ pada manusia) mempunyai substitusi
heterozigosity mendekati 1% atau beberapa lebih tinggi. Rangkaian DNA dari Adh dan C termasuk
hanya pada daerah koding, dan kemudian tidak ada delesi yang diamati. Untuk gen insulin
substitusi heterozigosity hanya 1.003, tetapi daerah sisi 5 berisi sebuah delesi/insersi dari 467
pasangan nukleotida yang berdekatan, yang didalamnya sebuah rangkaian yang tinggi berulang.
Daerah konstan pada rantai berat dari immunoglobulin tikus terdiri dari 8 protein. Salah
satunya, 2a, diketahui berbeda secara luas dari satu strain tikus yang dikawinkan sesama jenis
dari yang lain. Gen IgG2a, mengkode untuk protein ini telah dirangkai dalam 2 strain. Dari 1108
rangkaian basa , 111 (10%) berbeda. Hanya 18 (16.2 %) dari substitusi nukleotida adalah diam;
hasil yang lain asam amino berbeda pada 15% dari tempatnya. Ada alasan yang mengira bahwa
variasi yang diobservasi pada gen IgG2a tikus mungkin bukan menjadi tipe dari loci yang
structural. Gen immunoglobulin adalah sangat polymorphic; 2 alela dirangkai datang dari 2 strain
yang kawin sesama bangsa, disbanding dengan dari individu yang kawin berbeda bangsa, 2 protein
telah diketahui menjadi sangat berbeda sebelum DNA dirangkai. Tentu saja frekuensi dari
perbedaan asam amino antara produk 2 alela adalah satu pesanan dari jarak terbesar daripada rata-
rata diobservasi pada jenis lain dari protein.
Perkiraan dari heterozigosity nukleotida telah dihasilkan pada 4 spesies landak laut oleh
denaturasi DNA diikuti oleh hibridisasi. Teknik ini tidak tepat tetapi keuntungannya yaitu untuk
menguji kadar logam pada genom komplit dari suatu organisme. Akibat dari copy DNA tunggal
disimpulkan pada tabel 22.16. Diperkirakan frekuensi dari substitusi nukleotida sekitar 2-4%.
Setelah koreksi selama substitusi diam, 2-4% substitusi nukleotida pada terjemahan DNA
menghasilkan 5-9% perbedaan asam amino. Pada studi electrophoretic dari sistem enzim pada
S.intermedius telah memberikan sebuah perkiraan heterozigosity 0.18, yang sangat tidak berbeda
dari rata-rata nilai untuk invertebrate. Jika kita memperkirakan bahwa H= 0.18 kurang lebih
koresponden untuk perbedaan asam amino per 5 protein, dan bahwa rata-rata panjang dari protein
adalam 300 asam amino, data electrophoretic harus direfleksikan jadi satu substitusi per 1500 asam
amino. Nilai heterozigosity dihasilkan dari data gabungan sekitar 100 kali lebih besar (5-9%
substitusi asam amino sekitar I dalam 15). Perbedaan mungkin pada bagian ketidakmampuan
untuk mendeteksi semua substitusi asam amino dengan electrophoresis. Tetapi itu kelihatan seperti
proporsi terluas dari keanekaragaman nukleotida diobservasi dengan gabungan yang meliputi
DNA yang tidak mengkode untuk asam amino. Pada banyak kasus, yang pantas menerima
peringatan tentang frekuensi dari heterozigosity nukleotida diobservasi dengan hibridisasi DNA
(2-4%) tidak sangat berbeda dari nilai 1-2% dihasilkan dengan merangkai gen Adh, C , dan ^.
Kita bisa menyimpulkan, dengan cara dari sebuah perkiraan sementara sampai data lebih
tersedia, yang rata-rata heterozigositas nukleotida untuk gen structural dan rangkaian DNA tunggal
yang lain dari makhluk hidup eukariot sekitar 1 atau 2%.
Pertanyaan
1. Bagaimana cara kerja elektroforesis?
Jawab: Elektrophoresis menyebarkan protein pada dasar migrasi beda pada medan listrik.
Migrasi beda ini terjedi karena perbedaan konfigurasi molekuler dan untuk membedakan
muatan listrik. Substansi asam amino dapat terjadi dengan tidak mengubah muatan listrik dari
protein atau modifikasi substansi konfigurasi tersebut. Sehingga elektrophoresis hanya
mendeteksi sebuah fraksi dari semua perbedaan data sekuen asam amino.